Revolusi Industri

advertisement
Revolusi Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah mesin uap. Penggunaan mesin uap, yang menyebabkan meningkatnya penggunaan
batubara turut mendorong terjadinya Revolusi Industri di Inggris dan di seluruh dunia.
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan
secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap
aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal
peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan
belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti
yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama
kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".[1]
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk
merintis terjadinya Revolusi Industri.[2] Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya
Revolusi Industri antara lain: (1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan
penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris
dan Skotlandia, (3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum yang
sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan
(4) adanya pasar bebas (kapitalisme).[3]
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam
penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan
manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur.
Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil,
pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi
perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel
kereta api.[4] Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian
yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari
desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di
Inggris.[5]
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830.
Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan
teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap,
rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan
perkembangan pembangkit tenaga listrik
Revolusi Industri
1
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu
pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René
Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian
lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The
French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya
alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste
Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham
dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi
secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.[6][7] Produk domestik bruto
(PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan
memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern.[8] Revolusi Industri menandai dimulainya era
pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis.[9] Revolusi Industri
dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan
sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.[10]
Etimologi
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat oleh seorang utusan
Perancis bernama Louis-Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, dimana dia menuliskan
bahwa Perancis telah memasuki era industrialise..[11] Dalam buku terbitan tahun 1976 yang
berjudul : Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Raymond Williams menyatakan
bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".
Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang mempengaruhi
kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya digunakan dalam
melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada
hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan
dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan
demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif
singkat.
Sebab-sebab timbulnya Revolusi Industri
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktor-faktornya yang
menyebabkannya adalah sebagai berikut:






Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan
raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang
dan hanya menarik pajak berdasarkan atas persejutuan parlemen.
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping
itu, wol juga yang sangat menunjang industri tekstil.
Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan
meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan
sebagainya.
Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat
menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga
tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan
yang menghasilkan bahan mentah tersebut.
Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru
(hak paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah
dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge maka
perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah
Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
Revolusi Industri
2
Tahap Perkembangan Industri
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan
perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi
tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam
perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti
berikut.
Sistem Domestik
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para pekerja bekerja
di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh
dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh
berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang
memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan
tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
Manufaktur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar
majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah
manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian
belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan
sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih
akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang
yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
Sistem pabrik
Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di
daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk
untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat
pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya)
sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk dipasarkan.
Berbagai jenis penemuan
Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses industrialisasi sebab
teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil,
dan menghemat biaya. Penemuan-penemuan yang penting, antara lain sebagai berikut.

Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan alat ini proses
pemintalan dapat berjalan secara cepat.
 Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard
Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
 Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund
Cartwight (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
 Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney (1794). Dengan
alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.
 Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola
kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga
manusia.
 Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai
peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek
(1804) yang kemudian disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api
penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan olehRobert
Fulton (1814). Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt
sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru
selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi
Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya.
Revolusi Industri
3
Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut :









Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi
untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.
Tahun 1800 : Alessandro Volta penemu pertama baterai
Tahun 1802 : Symington menemukan kapal kincir.
Tahun 1807 : Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-baling
yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang mengarungi
Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh di New York.
Selanjutnya, Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah
digerakkan oleh mesin uap.
Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kapal uap.
Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.
Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.
Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang
Akibat Revolusi Industri
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Di
Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool, dan
Birmingham. Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang
lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri maupun di
negara-negara lain.
Akibat di bidang ekonomi
Barang melimpah dan harga murah
Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besarbesaran melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat
menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang
menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
Perusahaan kecil gulung tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga
barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional
terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi
produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.
Transportasi semakin lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan
lancar. Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.
Akibat di bidang sosial
Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang
baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka
Revolusi Industri
4
banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan
terabaikannya usaha kegiatan pertanian.
Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja
makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin.
Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang
sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga
buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok
pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam
masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup
penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.
Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat
golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan
antara pengusaha dan buruh. Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan
yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan
kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham
sosialis.
Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin
dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib
rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin
perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai
berikut:
1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan.
Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam
parlemen.
2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undangundang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang
juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang
di bawah tanah.
3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh
karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin
sehingga tidak berkeliaran.
4. Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya
Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem
ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan
kekeluargaan.
Akibat di bidang politik
Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun
kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang
lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang
menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham
sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.
Revolusi Industri
5
Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan.
Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya
suatu wadah perjuangan politik, yakni Partai Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak
pengusaha mengabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
Munculnya imperialisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan
untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian,
lahirlah imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil
industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan
tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.
Pengaruh Revolusi Industri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris khususnya membawa dampak di bidang
sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang hidup
menderita dan berusaha berjuang untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang
kemudian melahirkan gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis. Bahkan kaum buruh
akhirnya bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi,
perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan regional
dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri melahirkan imperialisme
modern.
Perubahan di bidang politik
Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada pemerintahan
Kerajaan Belanda. Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah
Belanda tidak berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan
para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha perbaikan bagi
penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri terseret
dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi karena Negeri Belanda
pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari Kerajaan Prancis di bawah pimpinan
Napoleon Bonaparte. Dalam situasi yang demikian, Inggris dapat memperluas daerah
kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu Indonesia.
Hindia Belanda di bawah Daendels (1808–1811)
Dalam usaha mengadakan pembaharuan pemerintahan di tanah jajahan, di Negeri Belanda
ada dua golongan yang mengusulkannya.


Golongan Konservatif dengan tokohnya Nenenberg yang menginginkan untuk
mempertahankan sistem politik dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh VOC.
Golongan Liberal dengan tokohnya Dirk van Hogendorp yang menghendaki agar
pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem pemerintahan langsung dan
menggunakan sistem pajak. Sistem penyerahan paksa yang dilakukan oleh VOC agar
digantikan dengan sistem penyerahan pajak.
Di satu pihak pemerintah condong kepada pemikiran kaum konservatif karena
kebijaksanaannya akan mendatangkan keuntungan yang cepat dan mudah dilaksanakan. Di
pihak lain, pemerintah juga ingin menjalankan pembaharuan yang dikemukakan oleh kaum
Liberal. Gagasan pembaharuan pemerintahan kolonial dimulai semenjak pemerintahan
Daendels. Sebagai gubernur jenderal pemerintahan Belanda di Indonesia, Daendels banyak
melakukan langkah-langkah baru dalam pemerintahan. Daendels mengadakan perombakan
pemerintahan secara radikal, yakni meletakkan dasar-dasar pemerintahan menurut sistem
Barat. Langkah- langkah tersebut, antara lain:
 Pemerintahan kolonial dipusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.
Revolusi Industri
6





Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefecture. Hal ini untuk mempermudah
administrasi pemerintahan.
Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda di bawah pemerintahan prefect.
Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan
(contingenten) dan kerja paksa.
Kesultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut
pemerintah gubernemen.
Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.
Pada awal pemerintahannya, Daendels menentang sistem kerja paksa dan merombak sistem
feodal. Akan tetapi, tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris
menyebabkan Daendels terpaksa harus mengadakan penyerahan kerja paksa secara besarbesaran (dengan menggunakan pengaruh penguasa pribumi) untuk membangun jalan-jalan
dan benteng-benteng pertahanan. Demikian juga karena kas negara kosong menyebabkan
ditempuhnya cara-cara lama untuk mengisi kas negara. Dengan demikian, kehidupan rakyat
pribumi tetap menderita. Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah
dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya tidak mampu menahan serangan Inggris dan
terpaksa menyerah. Dengan demikian, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris.
Masa pemerintahan Raffles (1811–1816)
Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan Inggris, oleh pemerintah Inggris
dijadikan bagian dari jajahannya di India. Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord
Minto yang berkedudukan di Calcuta (India) kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles
sebagai letnan gubernur (wakil gubernur) untuk Indonesia (Jawa). Raffles didampingi oleh
suatu badan panasihat yang disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur
pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang
beraliran liberal, Raffles menginginkan adanya perubahan-perubahan dalam pemerintahan di
Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia juga melakukan perubahan di bidang
ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang didasarkan pada dasar-dasar
kebebasan sesuai dengan ajaran liberal. Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles dalam
bidang pemerintahan dan ekonomi adalah sebagai berikut.




Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa
pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala barat. Untuk memudahkan sistem
administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.
Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan
lagi memiliki tanah dengan segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi
sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai yang menjalankan tugas atas
perintah dari atasannya.
Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi
kebebasan untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan.
Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada
di daerah tanah jajahan dan para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah.
Oleh karena itu, para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah kepada
pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan sebagai suatu pajak atas
pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk. Sistem sewa tanah semacam itu oleh
pemerintah Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan kebijaksanaan ekonominya
selama berkuasa di Indonesia. Sistem ini kemudian juga diteruskan oleh pemerintah
Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda.
Perubahan di Bidang Sosial Ekonomi
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk
membiayai peperangan baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan rakyat Belgia),
maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus
menanggung hutang yang sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya
kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia
dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas
negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas berat itu, van
Revolusi Industri
7
den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Untuk
itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk melakukan
penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia dan dilakukan dengan sistem paksa.
Setelah tiba di Indonesia (1830) van den Bosch menyusun program kerja sebagai berikut.



Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan
pelaksanaannya sulit.
Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman
yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya
kepada pemerintah Belanda.
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang kemudian dikenal dengan nama sistem
tanam paksa atau cultuur stelsel. Sistem tanam paksa yang diajukan oleh van den Bosch pada
dasarnya merupakan gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah
(Raffles). Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan
cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraria semaksimal mungkin.
Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
1. Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan
sehingga penghasilan menurun drastis.
2. Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila
gagal panen.
3. Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang
berkepanjangan.
4. Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
5. Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka
kematian meningkat drastis.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon
(1843), Demak (1849) dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk
menurun drastis. Penyakit busung lapar (hongorudim) juga berkembang di mana-mana.
Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya
bagi bangsa Belanda berdampak sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi.
Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
Kas Negeri Belanda yang semula kosong, dapat terpenuhi.
Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.
Perdagangan berkembang pesat.
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia, khusunya Jawa,
menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti golongan pengusaha, Baron Van Hoevel, dan
Edward Douwes Dekker. Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsurangsur menghapuskan sistem tanam paksa. Sesudah tahun 1850, kaum Liberal memperoleh
kemenangan politik di Negeri Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme di
tanah jajahan. Dalam hal ini kaum Liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak
ikut campur tangan dalam masalah ekonomi, tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada
orang-orang swasta, dan agar kaum swasta dapat menjalankan tugasnya maka harus diberi
kebebasan berusaha. Sesuai dengan tuntutan kaum Liberal maka pemerintah kolonial segera
memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka
dalam berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-pekebunan di Jawa dan di luar
Jawa. Selama periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta Barat. Oleh
karena itu masa ini sering disebut zaman Liberal. Selama masa ini kaum swasta Barat
Revolusi Industri
8
membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula dan kina yang cukup besar di Jawa
dan Sumatera Timur. Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta
Barat mengalami kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha.
Kekayaan alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk pribumi,
khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan, dan kemunduran tingkat
kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut.
1. Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19, sementara itu
jumlah produksi pertanian menurun.
2. Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan
dan penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi
penduduk.
3. Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda
mengerahkan beban keuangan dari daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa
harus menanggung beban keuangan.
4. Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan perusahaan- perusahaan
mengadakan penghematan, seperti menekan uang sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik
maupun perkebunan. Pada akhir abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan
kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib
kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk memperbaiki rakyat
Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van Deventer yang
menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor) dengan judul Een
Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis atau politik balas budi. Gagasan van
Deventer terkenal dengan nama Trilogi van Deventer.
Revolusi Industri
Revolusi Industri berawal di Inggris pada abad ke- 18, kemudian meluas ke
seluruh Eropa, Amerika Utara, dan akhirnya dunia. Revolusi Industri ini dilator
belakangi oleh lambatnya perkembangan dunia di bidang ekonomi. Sebelum revolusi
industri hanya terjadi peningkatan yang relative kecil pada jumlah produksi per kapita,
perubahan kecil ini berdampak pada kecilnya perubahan kesejahteraan masyarakat.
Saat itu standart hidup masyarakat dunia hampir sama seperti standart hidup
penduduk dunia era Babilonia di tahun 2000 SM silam. Fakta mengenaskan ini disebut
dengan Malthusian trap , yaitu sebuah teori yang diungkapkan oleh Malthus seorang
ahli ekonomi dan politik Inggris. Ia menganalisa hubungan antara produksi barang
dan peningkatan jumlah penduduk.
Istilah revolusi industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis
Auguste Blanqui pada petengahan abad 19. Istilah ini ditemukan dalam surat oleh
seorang utusan Perancis bernama Louis - Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799,
dimana dia menuliskan bahwa Perancis telah memasuki era industrialise. Dalam buku
“Keywords : A vocabulary of Culture and Society” terbitan tahun 1976 Raymond
Williams menyebutkan bahwa kata tersebut merupakan sebutan untuk istilah “
Industri ”
Faktor utama yang melatarbelakangi peristiwa ini adalah terjadinya revolusi
ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya ilmuwan seperti Francis Bacon,
Rene Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan
didirikannya berbagai lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal
Society of England dan The French Academy of Science. Selain itu faktor ketahanan
politik dan perkembangan kegiatan wiraswasta juga ikut mempengaruhi.
Sejarah revolusi industri ini dimulai pada tahun 1760, yaitu ketika sebuah
negara mampu mematahkan teori Malthusian trap dengan membuat perubahan besar
pada nilai produksi per kapita. Pada tahun ini dimulai penggunaan tenaga air, angin
dan uap secara besar - besaran. Pertanda pertama terjadinya revolusi industri adalah
Revolusi Industri
9
gerakan Enclosure . Gerakan Enclosure merupakan suatu gerakan dihentikannya
kebiasaan tradisional dalam aktivitas sosial dan ekonomi, gerakan ini terjadi sejak abad
ke-16 dan mencapai puncaknya di tahun 1760 sampai 1832. Gerakan Enclosure ini
sering kali menggunakan tanah milik tuan tanah. Tuan tanah akan memperkenalkan
teknik - teknik baru merawat tanahnya sehingga menimbulkan produktivitas pertanian
, perkebunan maupun peternakan. Revolusi Industri juga dipengaruhi oleh situasi
politik yang stabil, adanya Bill of Right menyebabkan raja tunduk kepada undang undang dan hanya menarik pajak berdasarkan persetujuan parlemen. Terjadinya arus
urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah
Inggris untuk membuka industry yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
Kejadian lain yang menyebabkan revolusi industry adalah Patent Act, yaitu
sebuah kebijakan pemberian hak paten resmi dari pemerintah kepada para penemu ,
hal ini terjadi pada tahun 1623. Patent Act memicu munculnya penemuan - penemuan
baru di berbagai bidang . Berbagai penemuan ini telah meningkatkan produktivitas
para pekerja. Pada tahun 1776, James Watt menciptakan teknologi mesin uap. Mesin
uap ini mampu menghasilkan daya secara lebih efisien di bidang apapun, hal ini juga
memicu berbagai penemuan di bidang permesinan.
Berbagai penemuan dan perubahan ini mempengaruhi kehidupan masyarakat di
bidang pertanian, manufaktur, transportasi, pertambangan dan teknologi. Hal ini
merubah sosio - ekonomi dan budaya masyarakat. Revolusi Industri merupakan titik
balik yang sangat besar dalam sejarah peradaban manusia. Revolusi Industri
mempengaruhi pendapatan rata - rata dan jumlah penduduk secara drastis, dalam 2
abad berikutnya , pendapatan rata - rata dunia meningkat hingga 10 kali lipat,
sementara penduduk dunia naik 6 kali lipat.
Revolusi industry ini bahkan dianggap sebagai peristiwa paling penting yang
pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan
pada masa Neolitikum.
Revolusi Industri
* Perubahan penggunaan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin
* Sebelum revolusi Industri:
a. Revolusi agraria
b. Penemuan-penemuan baru
c. Serikat Sekerja [gilda]
* Gilda-gilda menyatu menjadi feodal[tuan-tuan tanah] lalu menjadi negara.
* Bapak Revolusi: James Watt
* Keadaan alam yang menunjang revolusi Industri di Inggris:
1. Inggris memiliki baranga tambang banyak [batu bara]
2. Mengubah tanah pertanian peternakan[rev agraria]-->biri-biri
Revolusi Industri
10
diambil bulunya-->dijadikan wool untuk textile
* Faktor politik pendorong:
1. Pergantian pemerintahan. Pemerintahan keluarga baru mendukung rev. industri
2. Inggris punya tanah jajahan yang sangat banyak
* Tahap-tahap revolusi Industri:
1. Sistem domestic/ home Industri
-Dikerjakan di keluarga,peralatan sendiri, hasil untuk sendiri&dijual
2. Industri manufucture
-Dikerjakan sekelompok orang akibat ada permintaan. Dikerjakan di rumah produksi.
3. Factory sistem
-Pengolahan industri dengan mesin berat dan canggih. Disalurkan melalui agen resmi
*Dampak revolusi industri:
1. Dampak politik:
1. Persaingan menguasai tanah jajahan
2. Faham kapitalisme[penanaman modal]
-tanah jajahan untuk tempat penanaman modal pemasaran hasil industri, sumber
bahan mentah
2. Dampak sosial:
1. muncul pusat-pusat industri
2. Urbanisasi
3. Polusi udara
4. peningkatan mutu kualitas kehidupan masyarakat
5. nasib buruh tidak diperhatikan, terutama pengunaan buruh anak-anak dan wanita
6. muncul kawasan idustri "Black Country"
7. muncul revolusi sosial untuk memperbaiki nasib buruh [tokoh: Robert Owen]
8. muncul 2 lapisan masyarakat: buruh[partai buruh] dan penguasa[partai liberal]
Revolusi Industri
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan
menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang
terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan
tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.
Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan
ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan
mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia
dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri"
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke19.
Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang
mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup) Hubungan
perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia) tertutup setelah
perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke
14. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur
hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang
semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali
kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry).
Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang
mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi
jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda
sepatu, gilda senjata dan lain-lain.
[Peta Pusat Industri dan Pertambangan Inggris] Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul
Revolusi Industri
11
organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan
pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan
didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16,
ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh
pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian
mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris,
Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah
ini yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan
ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.
Revolusi ini ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karyakarya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan
memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi,
mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan
mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland
dan terutama di Inggris. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan
ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesarbesarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abadabad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir,
dan pemilik kapal. Inilah awal perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi
yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam
perdagangan, tetapi juga pada dunia produksi.
1. Faktor Ekstern :
a. Revolusi ilmu pengetahuan abad 16 : Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei,
Copernicus, Isaac Newton dll.
b. Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu : The Royal Society for Improving Natural
Knowledge dan The Royal Society of England (1662)
2. Faktor Intern :
a. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
b. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
c. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
d. Inggris, memiliki jajahan yang luas
e. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
f. Munculnya paham ekonomi liberal
g. Munculnya revolusi agraria dalam penataan tanah dan metode baru dalam pertanian.
h. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan.
Di Inggris banyak berdiri kongsi dagang : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan
Massachussets Bay Co.
[Jenny - Mesin Pemintal Benang] Tidak diketahui kapan tepatnya revolusi industri dimulai.
Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan
ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa
revolusi industri berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului
negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik yang menggunakan mesin berat. Revolusi
industri, pertama kali, ditandai dengan penggunaan mesin untuk pabrik pemintalan kapas.
Dari tahun 1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin ini. Salah satu
yang dikembangkan adalah mesin pemintal benang yang diberi nama �Jenny� yang
diciptakan James Hargreaves, pada tahun 1767, yang diambil dari nama istrinya. Hanya
saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di temukannya kerangka air oleh Ricard
Arkwight dua tahun kemudian.
Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan alat pemintal �Jenny� dengan
karangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama �Mule�. Salanjutnya, ditemukan
juga mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun
kemudian. Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem
pabrik. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya
adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh
seorang pekerja. Artinya disini perlu dana dan lahan yang besar. Untuk itulah maka
pertama kalinya tahun 1771 Ricard A penemu mesin kerangka air mendirikan sebuah
Revolusi Industri
12
pabrik.
Pada perkembangan selanjutnya dengan ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan
sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Pada
gilirannya, sistem kerja mesinmesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuantemuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Pada
tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar hasil penemuan mesin-mesin
�sederhana� sebelumnya, melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api,
kendaraan bermesin (otomobil), navigasi uap (kapal uap), telegram dan alat-alat
pertanian.
[Mesin Uap James Watt] Kenyataan ini, pada gilirannya juga melahirkan industri baru
untuk mendukung penemuan-penemuan tersebut. Penemuan �penemuan lainya :
a. John Kay menemukan kumparan terbang.
b. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785.
c. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796.
d. George Stephenson menemukan Kereta Api yang dinamakannya �Rocket� pada tahun
1829.
Atas hasil temuannya James Watt sering digelari Bapak Revolusi Industri walaupun
sebenarnya penemuannya merupakan penyempurnaan mesin uap hasil penemuan Thomas
New Comen tahun 1712.
Penemuan berikutnya tidak hanya dibidang mesin produksi tekstil saja tetapi juga alat
transportasi darat, laut dan udara, elektronika yaitu pesawat telepon, telegraph dan radio
serta bidang kimia. Penemuan tidak hanya di Inggris melainkan juga merambah ke negara
lain seperti Perancis, Italia, Belanda, Amerika Serikat , dst. Pada tahun 1851 ratu Victoria
membuka pameran mesin-mesin. Selain itu pada tampak bertebaran pusat-pusat industri
dan pertambangan di seluruh Inggris.
Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru yang
berbeda dari apa yang sudah lalu, yang dikenal sebagai Revolusi Industri tahap kedua.
Kejadian-kejadian yang terjadi pada periode itu terutama ada tiga hal : perkembangan
proses Bessemer dalam membikin baja pada tahun 1856; penyempurnaan dinamo kirakira pada tahun 1873; dan penciptaan mesin pembakaran di dalam pada tahun 1876.
Perbedaan antara Revolusi Industri tahap kedua ini dibanding tahap pertama adalah, (1)
adanya penggantian baja ditempat besi sebagai bahan industri pokok; (2) penggantian batu
arang dengan gas dan minyak sebagai sumber pokok tenaga dan penggunaan listrik
sebagai bentuk pokok tenaga industri; (3) perkembangan mesin otomatis dan peningkatan
yang tinggi spesialisasi buruh; (4) penggunaan campuran dan metal yang ringan dan hasil
industri kimia; (5) perubahan radikal dalam transportasi dan komunikasi; (6)
pertumbuhan bentuk-bentuk baru organisasi kapitalis; dan (7) tersiarnya industrialisasi di
Eropa Tengah dan Timur dan bahkan di Timur Jauh.
Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah
menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan
kejahatan. Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris
melahirkan aliran sosialisme dan revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undangundang berikut ini :
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan
katolik.
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan undang-undang pekerja kaum wanita dan anakanak.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis, penganggur dan usia
lanjut.
Revolusi Industri
13
Dampak Revolusi Industri Inggris Bagi Perekonomian Negara Lain
Revolusi Industri mengubah Negara Inggris menjadi negara industri yang maju dan
modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool,
dan Birmingham. Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat
yang lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri
maupun di negara-negara lain.
Namun, disini penulis akan memfokuskan terhadap dampak yang dihasilkan dari
adanya Revolusi Industri ini dalam bidang ekonomi bagi negara lain. Adapun dampak secara
umum dalam bidang ekonomi setelah berhasilnya Revolusi Industri ini antara lain:
1) Barang Melimpah dan Harga Murah
Revolusi Industri telah menimbulkan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran dengan
proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barangbarang yang melimpah. Produk barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta
dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
2) Perusahaan Kecil Gulung Tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga
barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional
terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
3) Perdagangan makin Berkembang
Berkat peralatan perhubungan yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah
menjadi produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang
pesat.
4) Transportasi makin Lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi makin sempurna dan lancar.
Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.
Dari dampak umum yang di paparkan di atas tentu saja pengaruh itu tidak
sesederhana seperti dalam konsep di atas, didalam kondisi nyata nya dampak Revolusi Industri
ini telah mendorong berbagai sistem kebijakan baru dalam bidang ekonomi sehingga lahirlah
apa yang dinamakan dengan Imperialisme dan Merkantilisme yang di terapkan oleh dunia
barat terhadap negara-negara lainnya.
Hal ini pun menimpa Indonesia yang pada saat itu merupakan negara yang memiliki
sumber daya yang diperlukan bagi proses industri di negara barat khususnya Inggris. Dengan
sudah diterapkannya kegiatan industry yang menggunakan sistem mekanis dalam
pengerjaannya tentu saja akan menghasilkan produk yang melimpah hal tersebut mendorong
Inggris untuk mencari daerah pemasaran dan yang mana Inggris pun memasarkan hasil
produksinya ke daerah-daerah taklukannya seperti Malaysia, Singapura dan Australia.
Lalu dampak lain dalam bidang ekonomi dari adanya Revolusi Industri adalah jalur
perdagangan internasional menjadi ramai, hal ini mendorong negara-negara yang memiliki
modal berusaha untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan menjual hasil produksinya
ke negara lain, dari sinilah muncul sitem Merkantilisme dalam ekonomi.
Revolusi Industri
14
Download