Modul Antropologi [TM12].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Antropologi
Konsep Dasar Masyarakat
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
12
Kode MK
Disusun Oleh
MK61005
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Abstract
Kompetensi
Dalam Modul ini akan dibahas
mengenai wujud kolektif, definisi
masyarakat, unsure-unsur masyarakat
dan pranata sosial
Mahasiswa diharapkan dapat
memahami arti hidup bermasyarakat
Definisi Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti;
sekolah, keluarga, perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Menilik
kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku
bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku dalam pertumbuhan dan perkembangan
suatu masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan,
norma-norma,
adat
istiadat
yang
sama-sama
ditaati
dalam
lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang
dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat
membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban
terdapat hubungan pribadi antara anggota-anggota yang menimbulkan suatu ikatan
batin antara mereka. Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan
pamrih antara anggota-angota nya.
Masyarakat Menurut Para Ahli
1. Azrul Azwal (2000)
Masyarakat adalah jalinan hubungan social yang selalu berubah-ubah sesuai
kebiasaan karena masyarakat dibentuk dari suatu kebiasaan, wewenang, dan
kerjasama ari bebagai kelompok.
2. H.J Herskavies.
Masyarakat adalah sekelompok manusia atau kelompok individu yang
dikoordinasi dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
3. Solo soemardjan.
Masyarakar adalah orang-orang yang hidup bersama an menghasilkan
kebudayaan tertentu.
2016
2
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. J.L Gun dan J.P
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tesebar dan mempunyai
kebiasan, tradisi, sikap, dan perasaan-perasaan yang sama.
5. Kontjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama. (Effendy, N, 1998)
6. Soerdjono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar
dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas
wilayahnya.
7. Mac Iaver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu
dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan
kebudayaan bersama.
8. Linton (1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Ciri-ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu
memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat. Di dalam masyarakat terjadi
interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang dinamis yang
2016
3
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok-kelompok maupun
antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus
memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu. Suatu kelompok masyarakat
menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai
tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, Desa
Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, dan bahkan Negara.
3. Saling tergantung satu dengan lainnya. Anggota masyarakat yang hidup pada
suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai
keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka
hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam
kehidupannya.
4. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan.
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara
berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu
dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan dan
sebagainya.
5. Memiliki identitas bersama. Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang
dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang
kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas.Identitas kelompok dapat
berupa
lamang-lambang
bahasa,
pakaian,
simbol-simbol
tertentu
dari
perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata
tajam, kepercayaan dan sebagainya.
2016
4
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Unsur-Unsur Masyarakat
1. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak.
2. Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Unsur Pembentukan Masyarakat
Masyaraka dapat terbentuk atas berbagai unsure yang melatar belakanginya antara
lain.
1. Kategori social. Adalah kesatuan manusia yang terbentuk karena adnya
kesamaan yang objektif dalam setiap manusianya, seperti jenis kelamin, usia,
dan pendapatan.
2. Golongan social. Adalah kesatuan manusia yang ditandai dengan ciri-ciri
tertentu, golongan social terikat oleh system nilai, moral, dan adat istiadat
tertentu yang berlaku pada masyarakat tersebut.
3. Komunitas. Adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayahnya
dan berinteraksi menurut suatu system adat istiadat serta terikat/dibatasi oleh
wilayh geografis.
4. Kelompok. Adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya
mempunya norma yang berkembang dan adanya rasa identitas yang sama,
serta mempunyai organisasi dan system pimpnan.
5. Perhimpunan. Adalah kesatuan manusia yangh berdasarkan sifat, tugas, yang
sifat hubungannya berdasarkan kontak serta pimpinan berdasarkan kontrak.
Syarat Terbentuknya Masyarakat
Untuk membentuk suatu perkumpulan atau yang biasa disebut dengan masyaakat
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya timbale balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
2016
5
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Adanya suatu factor yang dimiliki bersama, sehinga hubungan anta mereka
berambah kuat.
4. Berstruktur dan mempunyai pola prilaku
5. Bersistim dan berproses.
Tipe-Tipe Masyarakat
Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
Dilihat dari sudut perkembangannya:
1.
Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang
secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang
menyangkut: hak milik, perkawinan, agama dan sebagainya.
2.
Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya yang menyangkut: lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan,
pertanian, pendidikan yang kesemuanya berakar kepada kebiasaan-kebiasaan
tersebut disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke dalam lembaga-lembaga
yang disyahkan oleh negara.
2016
6
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh
masyarakat
1.
Basic institution
Lembaga
kemasyarakatan
yang
sangat
penting
untuk
memelihara
dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolahsekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2.
Subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting,
karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan
panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.
Dari sudut pandang masyarakat
1.
Approved atau social sanctioned institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan,
koperasi dan sebagainya.
2.
Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun
kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya kelompok
penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis dan sebagainya.
2016
7
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari sudut pandang penyebaran
1.
General institution
Adalah lembaga masyarakat
didasarkan
atas
faktor
penyebarannya. Misalnya
agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2.
Restricted institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu
saja,
misalnya Budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen khatolik banyak
dianut oleh masyarakat Italic, Perancis, Islam oleh masyarakat Arab dan
sebagainya.
Dari sudut pandang fungsi
1.
Operative institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun
pola-pola atau tata cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti
lembaga industri.
2.
Regulative institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan
yang tidak menjadi bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga
hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
Bila dipandang cara terbentuk nya masyarakat:
1.
Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan.
2.
Masyarakat mardeka.
3.
Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti:
geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah
atau keturunan.
4.
Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn
kedunian atau kepercayaan.
2016
8
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi
terdapat dua type masyarakat:
1. Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian
kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2. Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam
segala barmasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju,tehknologi
pun sudah berkembang,dan sudah mengenaltulisan.
Masyarakat Madani
Masyarakat madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang
beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Menurut para
ahli :
1. Zbigniew Rew, masyarakat madani merupakan suatu yang berkembang dari
sejarah, yang mengandalkan ruang dimana individu dan perkumpulan tempat
mereka bergabung bersaing satu sama lain guna mencapai nilai-nilai yang
mereka yakini.
2. Han-Sung, masyarakat madani merupakan sebuah kerangka hukum yang
melindungi dan menjamin hak-hak dasar individu.
3. Kim Sun Hyuk, masyarakat madani adalah suatu satuan yang terdiri dari
kelompok-kelompok yang secara mandiri menghimpun dirinya dan gerakangerakan dalam msyarakat yang secara relative.
4. Thomas Paine, masyrakat madani adalah ruang dimana warga dapat
mengembangkan kepribadian dan memberi peluang bagi pemuasan
kepentingannya secara bebas dan tanpa paksaan
5. Hegel, masyarakat madani merupakan kelompok subordinatif dari Negara,
Secara global bahwa dapat disimpulkan yang dimaksud dengan masyarakat
madani adalah sebuah kelompok atau tatanan masyarakat yang berdiri
secara mandiri dihadapan penguasa dan Negara, yang memiliki ruang publik
dalam mengemukakan pendapat, adanya lembaga-lembaga yang mandiri
yang dapat mengeluarkan aspirasi dan kepentingan publik.
2016
9
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karakteristik Masyarakat Madani
Karakteristik ini yang merupakan prasyarat untuk merealisasikan wacana
masyarakat madani tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dan merupakan satu
kesatuan yang terintegral dan menjadi dasar serta nilai bagi masyarakat. Adapun
karakteristiknya, menurut Arendt dan Habermas, antara lain :
1.
Free Public Sphere, adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana
dalam mengemukan pendapat. Pada ruang publik yang bebaslah individu
dalam posisinya yang setara mapu melakukan transaksitransaksi wacana
dan praksis politik tanpa mengalami distorsi dan kekhawatiran. Sebagai
sebuah
prasyarat,
maka
untuk mengembangkan
dan
mewujudkan
masyarakat madani dalam sebuah tatanan masyarakat, makafree publik
sphere menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan. Karena dengan
menafikan adanya ruang publik yang bebas dalam tatanan masyarakat
madani, maka akan memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan
warga Negara dalam menyalurkan aspirasinya yang berkenaan dengan
kepentingan umum oleh penguasa yang tiranik dan otoriter.
2.
Demokratis, merupakan suatu entitas yang menjadi penegak yang menjadi
penegak wacana masyarakat madani, dimana dalam menjalani kehidupan,
warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya, termasuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
3.
Toleran, merupakan sikap yang dikembangankan dalam masyarakat
madani untuk menunjukan sikap saling menghargai dan menghoramti
aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
4.
Pluralisme, adalah pertalian sejati kebhenikaan dalam ikatan-ikatan
keadaban. Bahkan pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan
umat
manusia
antara
lain
melalui
mekanisme
pengawasan
dan
pengimbangan,
5.
Keadilan Sosial, dimaksudkan adanya keseimbangan dan pembagian yang
proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga Negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan.
2016
10
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi jilid 1. JAKARTA: Rineka Cipta.
Mintargo, Bambang S. 2000. Tinjauan Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta:
Universitas Trisakti
Saifuddin, Fedyani achmad. 2005. Antropologi kontemporer: suatu pengantar kritis
mengenai paradigma. Jakarta: Prenada Media.
Wiranata, I Gede A.B, 2002. Antropologi Budaya. Lampung: Citra Adtya Bakti.
2016
11
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download