PDF - Jurnal UNESA

advertisement
TRAVEL CAJON OLEH ‘Arka Cajon’ SIDOARJO
(STRUKTUR ORGANOLOGI SERTA TEKNIK PEMBUATAN)
Bima Philosophia Sakriwasista
Mahasiswa Jurusan Sendratasik FBS UNESA
[email protected]
Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M.Pd
Dosen Jurusan Sendratasik FBS UNESA
[email protected]
ABSTRAK
Travel cajon adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengganti drum. Masih sedikit
pengrajin travel cajon yang memproduksi travel cajon dengan harga yang murah dengan
kualitas suara yang tidak kalah bagus dibandingkan travel cajon produksi perusahaan besar.
Fenomena tersebut mendorong niat figur Arie Kadir penduduk Desa Bohar Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo untuk membuat travel cajon berkualitas dengan harga murah yang
didukung dengan pemilihan bahan berkualitas serta teknik pembuatan yang detail. Teknik
adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan, dalam penelitian ini mengangkat dua
permasalahan, yaitu (1) Bagaimana struktur organologi Travel Cajon oleh pengrajin Arie
Kadir di Sidoarjo, dan (2) bagaimana proses serta teknik pembuatan Travel Cajon oleh
pengrajin Arie Kadir di Sidoarjo.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, Arie Kadir
sebagai subyek penelitian, travel cajon yang diproduksi Arie Kadir sebagai obyek penelitian,
dengan mendeskripsikan struktur organologi, teknik serta proses pembuatannya. Bertempat di
jalan Mangunsari nomor 40 Desa Bohar, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah, (1) dilihat dari bentuk fisik serta cara memainkannya, travel cajon
diklasifikasikan sebagai directly struck membranophone atau alat musik membranofon pukul
langsung, konstruksi travel cajon berbentuk kotak dan berukuran jauh lebih kecil
dibandingkan dengan cajon original, teknik dasar permainan travel cajon sangat sederhana
dan mudah, travel cajon berfungsi sebagai pengganti drum, (2) Proses pembuatan dilakukan
dengan cermat menggunakan teknik pembuatan yang diadopsi dari Cassey Connor dan
dimodifikasi oleh pengrajin Arie Kadir.
Kata kunci : teknik, pengrajin travel cajon
ABSTRACT
Travel cajon is a replacement instrument for drum set. Still a few travel cajon
craftsmen producing a travel cajon with low price but still have a good quality sound that is
not less good than travel cajon big company production. The phenomenon encourages the
intention of Arie Kadir from Bohar Village District of Taman Sidoarjo to make quality travel
cajon at cheap price supported by the selection of quality materials and detailed manufacturing
techniques. Technique is a method or system of doing something (The Big Indonesian
Dictionary).
Based on the conditions already mentioned, in this study raised two problems,
including (1) how the organological structure of Travel Cajon by Arie Kadir in Sidoarjo, and
(2) how the process and manufacturing techniques of Travel Cajon by Arie Kadir in Sidoarjo.
The type of research used in this study is qualitative, Arie Kadir as the subject, travel
cajon produced by Arie Kadir as the object, by describing the organological structure, the
process and manufacturing techniques. Located at Mangunsari street number 40 Bohar
Village, Taman District, Sidoarjo. Results obtained from this study are, (1) judging from the
physical form and how to play it, Travel cajon is classified as a directly struck
membranophone, travelcajon construction is boxy and smaller than original cajon, the basic
technique of travel cajon is very simple and easy, travel cajon serves as a substitute for drums.
(2) The making process is done carefully using the manufacturing techniques adopted from
Cassey Connor and modified by Arie Kadir.
Keywords : technique, travel cajon craftsman
PENDAHULUAN
Musik adalah salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, kehadirannya dalam
peradaban manusia memberikan efek yang luar biasa. Musik memberikan kesempatan kepada manusia untuk
mengekspresikan dan melibatkan segala perasaannya secara luas dalam proses kehidupannya. Hampir semua
orang menyukai musik, mulai dari anak – anak sampai dengan orang tua, dan kebanyakan penikmat musik
adalah pemain musik itu sendiri, atau mereka yang hanya merupakan pendengar saja. Mereka meluapkan emosi
dan perasaannya melalui lantunan musik yang mereka mainkan atau dengarkan. Demikian juga bagi para
komposer atau pencipta lagu, dari sebuah lagu yang mereka ciptakan biasanya menceritakan tentang
pengalaman pribadi atau curahan perasaan dari pencipta lagu tersebut. Berbagai fenomena yang terjadi dalam
kehidupan ini ataupun pengalaman perasaan seperti marah, benci, sedih, bahagia, cinta, kasih, simpati serta
empati dapat menjadi sebuah ide dalam menciptakan sebuah musik yang sangat indah.
Dalam bermain musik, terdapat satu hal yang sangat erat hubungannya dalam mendukung suasana,
perasaan, serta kenikmatan dalam musik tersebut yaitu alat musik. Alat musik adalah sebuah instumen yang
diciptakan atau dibuat dengan tujuan untuk menghasilkan musik. Pada prinsipnya segala sesuatu yang
menghasilkan suara dan dimainkan dengan cara tertentu serta diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat
musik. Walaupun demikian, istilah tersebut secara umum diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk
musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut organologi (Wikipedia).
Jika ditinjau dari cara memainkannya, alat musik dibedakan menjadi 4 macam, yaitu alat musik tiup, alat
musik pukul, alat musik petik, dan alat musik gesek. Dari keempat jenis alat musik tersebut, alat musik pukul
adalah alat musik yang pertama diciptakan. Alat musik pukul ini dapat disebut juga alat musik perkusi. Menurut
para antropolog dan sejarahwan, alat musik perkusi ini adalah alat musik pertama yang pernah diciptakan. Alat
musik atau instrumen perkusi ini pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik
dengan cara dipukul, dikocok, ataupun dipadukan atau dengan cara apapun sehingga menimbulkan getaran pada
benda tersebut (Wikipedia). Contoh alat musik perkusi, yaitu gendang, drum, kolintang, marimba, dan masih
banyak lagi. Namun, seiring dengan berkembangnya jaman, tercipta aliran – aliran musik baru seperti musik
akustik (yang sekarang ini sedang menjadi salah satu jenis musik yang paling digemari oleh musisi). Tercipta
pula alat musik perkusi yang sering dipakai untuk musik akustik saat ini yaitu Cajon.
Cajon adalah instrumen perkusi yang sangat dibutuhkan oleh para musisi masa kini khususnya sebagai
pengiring serta pengganti drum saat mereka melantunkan musik akustik. Keistimewaan Cajon adalah
menghasilkan suara drum yang lebih nyaman di telinga dan tidak berisik sehingga dapat merubah segala jenis
aliran musik yang terkesan berisik dan keras menjadi bernuansa akustik serta memiliki peran sebagai pengganti
drum dalam sebuah sajian musik. Beberapa contoh musisi Indonesia yang menggunakan Cajon pada konser atau
penampilan mereka antara lain yaitu DAP, NOAH, dan Adera. Mereka menyajikan lagu yang awalnya beraliran
pop dan rock dengan komposisi alat musik band lengkap menjadi bernuansa akustik hanya dengan gitar akustik
dan Cajon.
Instrumen perkusi yang berasal dari Peru ini diproduksi oleh perusahaan - perusahaan musik ternama
yaitu LP, Meinl, serta beberapa perusahaan yang lain, dengan harga yang cukup mahal. Saat ini hanya terdapat
beberapa pengrajin alat musik yang memproduksi Cajon dengan harga yang murah serta sederhana, contohnya
seperti figur Arie Kadir. Sosok Arie Kadir ini adalah seorang pria berumur 33 tahun yang menjadi seorang
pengrajin alat musik Cajon di Sidoarjo pada pertengahan tahun 2011 dan beliau mengerjakannya sendiri tanpa
bantuan pegawai. Usaha pembuatan alat musik yang berasal dari Peru ini terletak di daerah Perumahan Bohar –
Taman - Sidoarjo. Sebuah usaha yang berawal dari keinginan Arie Kadir untuk terus berkarya di bidang musik
ini membawa pengaruh yang cukup baik bagi musisi di Sidoarjo dan sekitarnya karena dengan adanya sosok
Arie Kadir ini, kebutuhan para musisi di Sidoarjo terhadap Cajon dapat terpenuhi. Melalui informasi dari mulut
ke mulut yang disampaikan oleh para pembeli, lama – kelamaan ternyata semakin banyak konsumen yang ingin
memesan Cajon. Kemudian semakin bertambah pula semangat Arie Kadir untuk mengembangkan usaha
tersebut serta memberinya nama “ArKa Cajon”.
Disamping harga yang murah, kualitas suara yang dihasilkan juga sangat memuaskan. Cajon buatannya
sangat digemari oleh para musisi di Sidoarjo karena suara yang dihasilkan oleh Cajon buatannya ini memiliki
keunikan dan khas tersendiri. Suara yang terdengar sangat empuk dan renyah, tidak sakit di telinga, serta
kualitas suaranya menjadikan Cajon buatan Arie Kadir ini semakin digemari. Bahkan Arie Kadir juga
menciptakan Cajon yang bermacam jenisnya. Contohnya Travel Cajon atau Mini Cajon, serta Original Cajon.
Selain melayani pemesanan pembuatan Cajon, Arie juga menerima servis/reparasi Cajon, dimana tidak saja
memperbaiki Cajon yang rusak tetapi Arie juga melayani perombakan total pada Cajon sesuai dengan
permintaan dari konsumen, dan pastinya dengan kualitas yang bagus.
Satu hal yang menarik perhatian peneliti adalah Travel Cajon produksi Arie Kadir yang berukuran kecil
tetapi memiliki kualitas suara yang luar biasa. Travel Cajon memiliki fungsi serta kegunaan yang sama dengan
cajon biasa. Namun, yang membedakan adalah ukurannya yang jauh lebih kecil dari cajon biasa serta produksi
suara yang sedikit berbeda. Ukurannya yang kecil juga memudahkan pengguna saat membawanya kemanamana dan sangat praktis dipakai. Keunikan dari Travel Cajon ini adalah ukurannya yang kecil tetapi dapat
menghasilkan suara yang cukup ngebass dan renyah.
Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan, Travel Cajon produksi Arie Kadir memiliki
kelebihan pada kualitasnya mengingat bahwa harga yang tergolong sangat murah dengan kualitas suara yang
bagus. Mulai dari bentuk fisik sampai kontruksinya yang terlihat sangat kuat, kokoh, dan memiliki ruang
resonansi yang baik. Dengan bandrol harga mulai dari Rp. 350.000,00 hingga yang termahal hanya sekitar Rp.
600.000,00. Dengan standar harga yang relatif murah, tentunya sangat terjangkau oleh masyarakat mengingat
kualitas barang dan suara yang bagus tidak kalah dengan Travel Cajon produksi Meinl, LP, ataupun perusahan
besar lainnya.
Sebagaimana diutarakan oleh Arie Kadir bahwa dalam proses pembuatan Travel Cajon selalu
mempertimbangkan kualitas, dan hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pemilihan kualitas bahan, konstruksi
pembuatan serta pertimbangan ruang resonansi Travel Cajon yang akan dipakai. Dengan ukuran ruang resonansi
yang kecil tetapi dapat menghasilkan suara bass yang cukup dan renyah. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi
peneliti, dengan ukuran yang kecil serta harga yang murah tetapi dapat menghasilkan kualitas suara yang sangat
memuaskan. Dari pertanyaan tersebut juga menimbulkan beberapa pertanyaan lain seperti bagaimana teknik
pembuatannya sehingga menghasilkan kualitas suara yang memuaskan? Dari pertanyaan - pertanyaan
tersebutlah yang menuntun peneliti untuk meneliti Travel Cajon yang diproduksi oleh pengrajin Arie Kadir.
Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam mengenai Travel Cajon hasil
produksi dari “ArKa Cajon” Sidoarjo yang dipimpin oleh Arie Kadir. Arah penelitian akan difokuskan pada segi
organologi serta teknik pembuatan Travel Cajon. Dengan memfokuskan penelitian pada segi organologi dan
teknik pembuatan Travel Cajon maka peneliti mengangkat judul “Travel Cajon Oleh ‘ArKa Cajon’ Sidoarjo
(Struktur Organologi Serta Teknik Pembuatan)”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Keberadaan Pengrajin Travel Cajon Arie Kadir di Desa Bohar Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo.
Keberadan industri rumahan cajon milik Arie Kadir ini berawal dari keinginan Arie Kadir untuk terus
berkarya di bidang musik. Selain terus bermain musik, Arie Kadir ingin melakukan suatu karya yang dapat
memberikan dampak positif terhadap blantika musik di Indonesia khususnya di Sidoarjo dan sekitarnya. Oleh
karena kesukaannya terhadap kerajinan serta musik perkusi, munculah keinginan Arie Kadir untuk membuat
alat musik yang berasal dari Peru tersebut. Arie Kadir memulai usaha ini pada tahun 2011. Walaupun sering
mengalami kegagalan dalam membuat cajon yang dapat menghasilkan suara bagus dan tidak kalah dengan cajon
pabrikan bermerk seperti LP atau Meinl, Arie Kadir tidak pernah sekalipun menyerah untuk menemukan suara
cajon yang bagus.
Ketrampilan dalam membuat Cajon ini beliau dapatkan secara otodidak tanpa ada yang mengajarinya.
Hanya melalui rasa keingintahuannya yang besar, beliau mulai mencari informasi seputar Cajon pada awalnya
melalui internet dan menemukan beberapa cara membuat Cajon secara sederhana. Kemudian beliau juga
menyempatkan diri untuk datang ke toko-toko alat musik yang menjual Cajon untuk melihat-lihat serta
memperkirakan bagaimana kualitas Cajon produksi perusahaan besar ternama seperti Meinl, LP, dan
sebagainya. Hanya dengan melihat, Arie Kadir dapat memperkirakan ukuran dan setiap detail dari Cajon yang
diteliti. Akhirnya beliau mencoba untuk menerapkan setiap ukuran dan detail tersebut di dalam teknik membuat
Cajon secara sederhana yang beliau dapatkan dari internet. Pada awalnya beberapa orang meragukan
keberhasilan Arie Kadir dalam melakukan usaha tersebut. Namun Arie Kadir meyakinkan hal itu, walaupun
pada awalnya cajon yang dihasilkan belum sempurna dengan bunyi cajon yang belum maksimal, Arie Kadir
terus mencari cara dan ide untuk mendapatkan cajon yang sempurna. Berbagai metode dan ide diterapkan dalam
pembuatan cajonnya, yang pada akhirnya dalam waktu kurang lebih 1 tahun, Arie Kadir mendapatkan suara
cajon yang bagus dan diminati oleh para musisi di Sidoarjo dan sekitarnya.
Pada tahun 2012 kerja keras Arie Kadir membuahkan hasil. Bertempat di rumahnya sendiri yaitu Jalan
Mangunsari No. 40 Desa Bohar, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Arie Kadir mulai percaya diri untuk
melayani pemesanan cajon original ataupun cajon costum sesuai dengan permintaan pembeli serta melayani
servis cajon yang rusak atau perombakan. Setelah keberhasilan yang dicapainya itu, Arie Kadir tidak hanya
berhenti di situ saja. Arie Kadir memiliki ide untuk membuat cajon dengan model lain seperti Travel Cajon atau
Mini Cajon, Slap Cajon, dan Conga Cajon.
Modal awal usaha Arie Kadir ini berasal dari penghasilan yang dikumpulkan dan diperoleh dari
pekerjaan sebagai pemain drum atau cajon panggilan. Tenaga produksi di dalam usaha ini adalah Arie Kadir
sendiri, dan sampai saat ini Arie Kadir masih mengerjakan sendiri tanpa bantuan dari siapapun, disamping
karena belum adanya tenaga yang mampu ikut dalam usahanya, tetapi juga masih merasa sanggup untuk
melakukan sendiri sambil mencari tenaga yang mampu membantu.
Seperti yang tertera pada website ArKa Cajon, beberapa contoh konsumen yang pernah memesan Cajon
produksi Arie Kadir adalah Gibbie (Gereja Bukit Zion Surabaya), Akira Ega (Freelancer Drummer), Refly
(Drummer Blues Mate Band), Ibri (Drummer Bening Senja), Deva (Drummer Pilot Band), serta masih banyak
lagi yang lain. Berkenaan dengan kualitas travel cajon produksi Arie Kadir, salah satu konsumen mengatakan
bahwa “suaranya enak, walau kecil ukurannya tetapi bassnya tetap terasa” (Gibbie, wawancara, 21 Desember
2016). Konsumen lain juga mengatakan hal yang serupa “bagus konstruksinya, suara bass serta snarenya renyah
sekali’ (Akira Ega, wawancara, 5 Januari 2017).
2.
Struktur Organologi Travel Cajon
2.1 Klasifikasi Travel Cajon
Dalam mengklasifikasikan instrumen Travel Cajon, mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Curt
Sach dan Hornbostel (1961) yaitu: ”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama
bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: Idiophone (penggetar utama bunyinya
adalah badan dari alat musik itu sendiri), Aerophone (penggetar utama bunyinya adalah udara), Membranophone
(penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran), Chordophone (penggetar utama bunyinya adalah senar
atau dawai).
Mengacu pada teori tersebut, maka Travel Cajon diklasifikasikan sebagai alat musik kelompok
Membranophone karena getaran penghasil bunyinya berasal dari membran. Sesuai dengan bentuknya, Travel
Cajon merupakan alat musik Membranophone yang berbentuk seperti kotak/peti, memiliki 6 sisi dengan sisi
membran yang ketebalannya lebih tipis dari sisi yang lainnya, sisi membran adalah bagian utama dari Travel
Cajon karena sisi membran yang paling menentukan hasil suara saat dipukul serta senar yang menempel dan
menekan sisi membran bagian dalam ikut bergetar. Dilihat dari karakteristik serta bentuknya bahwa alat musik
Travel Cajon ini tidak hanya dikategorikan ke dalam Membranophone saja, tetapi terdapat juga sub-klasifikasi
lainnya. Oleh sebab itu dilihat dari fisik alat musik tersebut, Travel Cajon dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Struck Membranophone/Membranofon Pukul
Membranofon Pukul adalah alat musik yang memiliki membran untuk dipukul. Kategori ini termasuk
kebanyakan tipe drum atau alat musik perkusi, seperti timpani dan snare drum. Pada Travel Cajon, membran
terletak pada sisi atas serta memiliki ketebalan yang lebih tipis dari kelima sisi lainnya.
b) Directly Struck Membranophone/Membranofon Pukul Langsung
Membranofon Pukul Langsung adalah alat musik di mana bagian membrannya dipukul secara langsung,
seperti menggunakan tangan ataupun pemukul lainnya seperti stick drum. Travel Cajon biasanya dipukul
menggunakan tangan kosong, dikarenakan apabila menggunakan alat pukul lain seperti stick drum akan
menghasilkan suara yang keras akibat benturan dari antar kayu.
2.2
Kontruksi Travel Cajon
Untuk membantu proses pemaparan terhadap teknik permainan Travel Cajon, maka terlebih dahulu akan
dijelaskan kontruksi dari instrumen Travel Cajon, karena adanya hubungan antara teknik permainan dengan
konstruksi Travel Cajon atau susunan dari badan/organologi Travel Cajon itu sebagai materi penghasil bunyi.
Untuk membahas bagian fisik dari Travel Cajon ini, mengacu pada Travel Cajon yang diproduksi oleh Arie
Kadir. Instrumen Travel Cajon ini memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, antara lain :
a) Head/Membran
Merupakan bagian kepala atau membran Travel Cajon yang berfungsi sebagai bagian yang dipukul saat
dimainkan. Disamping itu, di bagian sisi dalam membran adalah tempat untuk menempelkan senar yang
menekan sisi bagian dalam membran sehingga menghasilkan getaran saat membran dipukul. Membran Travel
Cajon memiliki ketebalan 3 mm dan menggunakan bahan kayu lapis atau plywood yang berbahan dasar kayu
Oak. Pemilihan ketebalan ini dikarenakan efek getaran yang lebih elastis saat membran dipukul. Membran
memiliki ukuran panjang 32 cm dan lebar 28 cm.
b) Body/Dinding
Merupakan bagian dinding Travel Cajon yang memiliki 4 bagian sisi berbeda ukuran. Dua sisi memiliki
ukuran panjang 32 cm dan dua sisi lainnya memiliki ukuran panjang 28 cm, keempat sisi tersebut memiliki
ukuran tinggi 7,7 cm. Keempat sisi memiliki ketebalan 9 mm. Pemilihan ketebalan ini dikarenakan efek getaran
yang sedikit lebih keras untuk menghasilkan suara renyah saat Travel Cajon dimainkan. Dinding berfungsi
sebagai pemberi kekuatan pada bentuk atau konstruksi Travel Cajon serta memberikan efek pantulan resonansi
suara.
c) Alas/Bawah
Merupakan bagian alas atau sisi bawah pada Travel Cajon yang memiliki ketebalan 4 mm. Pemilihan
ketebalan ini dikarenakan efek pantulan udara serta getaran yang memantul lebih elastis saat membran dipukul.
Sisi bawah Travel Cajon memiliki ukuran panjang 32 cm dan lebar 28 cm.
d) Lubang Resonansi
Merupakan bagian Travel Cajon yang berfungsi sebagai pemotong resonansi yang dihasilkan oleh Travel
Cajon. Lubang resonansi Travel Cajon ini terletak di salah satu dinding Travel Cajon yaitu dibagian dinding
keempat. Pemilihan posisi ini dikarenakan penempatan mic saat Travel Cajon dimainkan apabila dikehendaki
saat berada di sebuah acara yang membutuhkan pengeras suara untuk Travel Cajon. Lubang resonansi ini
memiliki ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm.
2.3 Teknik Dasar Memainkan Travel Cajon
Untuk memainkan Travel Cajon memiliki teknik agar pemain Travel Cajon dapat memainkan Travel
Cajon dengan maksimal. Teknik memainkan Travel Cajon tidak jauh berbeda dengan bermain Cajon pada
umumnya yaitu menggunakan telapak tangan kanan dan kiri untuk memukul membran, yang membedakan
hanya posisi duduknya saja serta area pukul yang lebih kecil dan detail. Posisi badan saat memainkan Travel
Cajon adalah dengan duduk di atas kursi atau bisa juga duduk bersila, namun duduk di kursi adalah posisi yang
paling direkomendasikan apabila ingin memperoleh hasil suara yang maksimal serta tidak lelah saat memainkan
Travel Cajon. Sangat tidak dianjurkan apabila meletakkan Travel Cajon di atas paha pemain, karena dapat
meredam getaran dari travel Cajon dan pastinya akan mengakibatkan hasil suara Travel Cajon tidak maksimal.
Oleh sebab itu, posisi meletakkan Travel Cajon yang benar adalah di antara kedua kaki menggunakan stand
snare drum kurang lebih setinggi pinggang pemain dan agak miring kedepan. Posisi ini juga menguntungkan
untuk peletakan posisi mic yang akan digunakan apabila membutuhkan pengeras suara saat memainkan Travel
Cajon. Mic diarahkan tepat di depan lubang resonansi, sehingga penangkapan suara lebih maksimal. Selain itu,
tujuan menggunakan stand snare drum adalah supaya Travel Cajon tidak goyang atau bergeser posisinya
sehingga mengakibatkan penangkapan suara tidak maksimal dikarenakan posisi mic yang ikut bergeser.
Cara bermain Travel Cajon sebenarnya sangat sederhana yaitu hanya menggunakan telapak tangan untuk
memukul bagian membran kemudian Travel cajon akan menghasilkan suara. Sayangnya tidak semudah yang
dilihat, hal ini dikarenakan adanya daerah atau area pukul yang tidak sembarangan serta teknik memukul yang
benar juga. Jika memainkan dengan memukul asal tempat serta teknik yang sembarangan tidak akan
menghasilkan suara yang maksimal, yang ada hanya suara kasar dan bisa juga merusak Travel Cajon itu sendiri.
Pada umumnya terdapat dua area pukul pada sebuah Travel Cajon, yaitu terletak pada bagian kanan dan
kiri atas membran sebagai Snare/Slap Tone, kemudian pada bagian tengah Travel Cajon sebagai Bass Tone.
Berdasarkan bentuk serta konstruksi Travel Cajon, terdapat beberapa teknik dasar yang dipakai untuk
memainkan Travel Cajon dengan maksimal. Teknik tersebut antara lain adalah:
a)
Teknik Bass Slap
Teknik bass slap jika di dalam permainan drum set adalah teknik menghasilkan suara bass drum dengan
cara menginjak pedal bass drum sehingga bass drum akan berbunyi. Perbedaan teknik tersebut dengan Travel
Cajon adalah menghasilkan suara bass menggunakan pukulan atau hentakan tangan. Menggunakan tangan
kanan atau kiri sama saja tergantung kebutuhan ataupun kebiasaan. Posisi tangan berbentuk seperti saat makan
nasi tanpa menggunakan sendok, kemudian hanya bagian ujung jari saja yang dipukulkan. Kemudian arah pukul
adalah area bass slap itu sendiri yaitu di bagian tengah membran.
b) Teknik Snare/Slap Tone
Teknik Snare/Slap Tone jika di dalam permainan drum set adalah teknik menghasilkan suara snare drum
dengan cara memukul snare drum menggunakan stick drum. Perbedaan teknik tersebut di dalam Travel Cajon
sama dengan teknik bass slap yaitu menghasilkan suara snare menggunakan pukulan atau hentakan tangan saja
tanpa bantuan apapun, hanya saja posisi tangan yang berbeda. Menggunakan tangan kanan atau kiri sama saja
tergantung kebutuhan ataupun kebiasaan. Posisi tangan pada teknik Snare/Slap Tone ini adalah posisi tangan
datar, hanya menggunakan empat jari saja yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari manis, serta jari kelingking. Posisi
keempat jari rapat tetapi tidak kaku. Kemudian diayunkan dan dipukulkan pada area Snare/Slap Tone yaitu pada
sisi kanan atau kiri atas membran Travel Cajon. Batas jari yang digunakan untuk memukul adalah pada ruas jari
tengah yang paling dalam, kemudian jari lain mengikuti.
c) Teknik High Slap Tone
Teknik high slap tone sama dengan teknik snare/slap tone. Yang membedakan hanya batas ruas jari yang
dipakai. Batas ruas jari yang dipakai untuk memukul pada teknik ini terletak pada ruas jari manis yang paling
luar. Teknik ini adalah teknik yang paling susah dilakukan dari antara teknik dasar yang lain, hal ini dikarenakan
faktor arah pukulan serta kekuatan ayunan yang dilakukan, karena high slap tone ini membutuhkan area pukul
yang tepat serta kekuatan ayunan yang benar sehingga menghasilkan suara high slap tone yang pas.
d) Teknik Moeller
Dari ketiga teknik dasar tersebut, terdapat satu teknik dasar yang paling penting yaitu teknik muller.
Teknik inilah yang mendasari atau sebagai penentu keberhasilan dari ketiga teknik diatas. Teknik Moeller
adalah metode pukulan di dalam dunia perkusi yang menggabungkan beberapa teknik dengan tujuan
meningkatkan kecepatan tangan, power, dan kontrol fleksibilitas saat ingin memberikan aksen atau tekanan pada
sebuah note. Oleh para pemain drum ataupun perkusi, metode ini dianggap sebagai metode rahasia. Metode ini
dianggap sulit untuk dipelajari karena di dalam teknik itu sendiri terdapat beberapa teknik yang harus dilakukan
secara berurutan dan tepat dalam tempo yang sangat cepat. Diperlukan latihan khusus dan cukup lama untuk
mempelajari teknik ini.
Teknik ini berasal dari nama penciptanya sendiri yaitu seorang pemain drum yang bernama Sanford A.
Moeller. Seperti yang dijelaskan dalam bukunya yang berjudul The Art of Snare Drum, juga disebut The
Moeller Book. Di dalam bukunya menjelaskan bahwa Moeller menciptakan teknik ini setelah mengamati para
pemain marching drummer pada saat Perang Saudara di abad ke 19. Ia melihat bahwa pemain marching
drummer itu menggunakan satu gerakan yang aneh tetapi menghasilkan kecepatan bermain serta power yang
lebih keras di atas pemain marching drummer yang lain yang tidak menggunakan gerakan tersebut. Ia melihat
gerakan tersebut adalah gerakan sederhana seperti saat kita sedang mencambuk. Gerakan inilah yang akhirnya
disempurnakan oleh Sanford A. Moeller yang akhirnya diberi nama sesuai dengannya namanya yaitu Moeller.
Kemudian ia mengajarkan teknik tersebut kepada seorang drummer yang bernama Jim Chapin pada tahun 1938
dan 1939. Lalu Chapin mempopulerkan teknik tersebut sampai kematiannya pada tahun 2009.
Whipping motion atau gerakan mencambuk adalah metode yang digunakan di dalam teknik Moeller.
Gerakan seperti saat mencambuk yang memanfaatkan gravitasi untuk melakukan sebagian besar pekerjaan, yang
memungkinkan drummer untuk bermain lebih cepat, dengan tetap santai. Metode ini hanya membutuhkan
tenaga yang lebih sedikit serta resiko cedera yang lebih sedikit dibandingkan metode yang lain. Di dalam
videonya, Jim Chapin menegaskan bahwa teknik ini tidak bergantung pada rebound atau pantulan, tetapi
bergantung pada gerakan tangan serta teknik pukulan yang sebenarnya bukan karena pantulan.
2.4 Fungsi Travel Cajon
Di dalam sebuah lagu ataupun pementasan, Travel Cajon memiliki fungsi yang sangat menarik pada
masa sekarang, bentuknya yang kecil dan sangat praktis apabila dibandingkan dengan drum set sehingga dapat
dibawa kemana-mana, ukurannya yang kecil dan hanya terdiri dari satu benda saja sudah dapat mewakili suara
bass dan snare drum tanpa harus menyediakan dua benda seperti halnya pada drum set, selain itu Travel Cajon
juga dapat memberikan hasil suara yang lebih ramah di telinga dan tidak bising dan keras dibandingkan dengan
suara drum set. Travel cajon memakai pola ritmis yang lebih sederhana, dan bila dimainkan akan terdengar jauh
lebih sederhana serta tidak ramai dibandingkan dengan pola ritmis drum. Travel cajon hanya mempunyai dua
suara yang menjadi perwakilan suara pada drum set yaitu suara snare/slap tone sebagai wakil atau pengganti
dari suara snare drum pada drum set, bass tone sebagai wakil atau pengganti dari suara bass drum pada drum
set, sedangkan suara tom-tom ataupun cymbal tidak terdapat pada travel cajon sehingga travel cajon menjadi
jauh lebih sederhana dibandingkan dengan drum set.
Hal-hal tersebut yang menjadi pertimbangan bagi para musisi khususnya para drummer saat mereka akan
pentas di sebuah cafe, acara di rumah-rumah, acara di lingkungan kecil lain yang hanya membutuhkan dana
kecil juga tentunya, ataupun saat mereka ingin mengaransemen sebuah lagu rancak yang memiliki permainan
drum yang ramai menjadi sebuah lagu yang tetap rancak namun lebih sederhana serta lebih nyaman di dengar.
Dengan ukurannya yang kecil sehingga akan jauh lebih mudah membawa travel cajon dibandingkan dengan
membawa drum set. Oleh sebab itu, fungsi utama dari travel cajon adalah sebagai pengganti instrumen drum
pada sebuah lagu ataupun pementasan.
3.
Teknik Pembuatan Travel Cajon Oleh Arie Kadir
3.1 Teknik Pemilihan Kayu
Dalam membuat sebuah travel cajon membutuhkan kayu dengan massa, bahan serta ketebalan yang
harus dipertimbangkan. Oleh sebab itu, Arie Kadir memilih kayu plywood karena kayu plywood sifatnya lebih
empuk dan berserat sehingga dapat menyerap suara dengan baik. Walaupun plywood tergolong lebih empuk dari
kayu asli, plywood juga masih tergolong kayu yang kuat sehingga tidak ada masalah pada tingkat
kekokohannya. Teknik pemilihan ketebalan kayu sangatlah sederhana, semakin padat kayu tersebut suara yang
dihasilkan akan semakin buruk karena getaran yang dihasilkan juga tidak maksimal. Semakin padat kayu akan
mengurangi suara bass yang dihasilkan (Cassey Connor, 2013:2). Hal tersebut juga berhubungan dengan ukuran
cajon itu sendiri. Cajon flamenco menggunakan kayu plywood dengan ketebalan 12 mm. Ketebalan kayu ini
dipilih karena mempertimbangkan ukuran ruang resonansi cajon flamenco yang besar sehingga masih bisa
menghasilkan suara bass yang cukup apabila menggunakan ketebalan kayu tersebut.
Berbeda dengan travel cajon yang memiliki ukuran ruang resonansi yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan cajon flamenco. Travel cajon memiliki sedikit tingkat kesulitan di dalam pemilihan ketebalan kayu
plywood sehingga tetap dapat menghasilkan suara bass yang cukup. Teknik pemilihan ketebalan kayu plywood
Arie Kadir juga sangat sederhana, hanya dengan cara mencoba berbagai ukuran ketebalan kayu plywood pada
ukuran travel cajon yang ia miliki. Dan ukuran ketebalan yang cocok adalah 9 mm untuk dinding, 4 mm untuk
alas, serta 3 mm untuk membran. Ketebalan ini sangat cocok untuk travel cajon oleh Arie Kadir dengan ukuran
resonansinya yang kecil namun tetap menghasilkan suara bass yang cukup.
3.2 Teknik Pembuatan Ruang Resonansi
Teknik yang Arie Kadir gunakan dalam pembuatan ukuran/ruang resonansi travel cajon juga sangat
sederhana. Semakin besar ruangan akan menghasilkan suara bass yang cukup. Hal ini juga sangat berhubungan
dengan ketebalan plywood yang digunakan seperti yang terungkap di dalam teknik pembuatan cajon oleh
Cassey Connor. Bila ukuran ruang resonansi kecil maka menggunakan ketebalan kayu yang lebih tipis sehingga
getaran yang dihasilkan juga maksimal. Ukuran ruang resonansi yang digunakan oleh Arie Kadir adalah panjang
30.2 cm, lebar 26.2 cm, dan tinggi 7 cm. Ukuran ini didapat dari ukuran panjang, lebar, dan tinggi keseluruhan
dikurangi ketebalan kayu.
3.3 Teknik Pembuatan Lubang Resonansi
Teknik Arie Kadir dalam pembuatan lubang resonansi juga sangat sederhana. Seperti halnya pada teknik
pembuatan Cajon oleh Cassey Connor, semakin kecil lubang akan menghasilkan suara bass yang kurang,
sedangkan semakin besar lubang akan menghasilkan suara bass yang maksimal. Namun hal ini perlu
diperhatikan perbandingan lubang dengan ruang resonansi, bila lubang terlalu besar, akibatnya akan mengurangi
suara treble sehingga travel cajon akan terdengar kurang renyah. Teknik sederhana yang dipakai oleh Arie Kadir
adalah dengan cara mengkira-kira ukuran lubang yang tepat untuk ukuran Travel Cajon yang dipakai oleh Arie
Kadir. Setelah beberapa kali mencoba berbagai ukuran lubang, akhirnya Arie Kadir menemukan ukuran lubang
yang tepat untuk travel cajon miliknya yaitu panjang 10 cm serta 2 cm. bila dilihat dari hasil penemuannya,
ukuran panjang dan lebar lubang resonansi di ambil dari kira – kira 1/3 dari panjang dan lebar dinding yang
akan di beri lubang. Lubang resonansi ini berfungsi sebagai tempat keluarnya udara serta suara, sehingga udara
dan suara tidak akan berputar-putar di dalam travel cajon saja saat dimainkan serta menghasilkan suara yang
sangat buruk. Selain itu lubang resonansi juga berfungsi sebagai tempat peletakan mic karena fokus suara
maksimal yang dihasilkan oleh travel cajon terletak pada lubang resonansi.
3.4 Teknik Pemasangan Snappy
Teknik Arie Kadir dalam pemasangan snappy pada membran juga sangat sederhana. Snappy dipasang
pada frame kayu yang telah disiapkan untuk meletakkan snappy. Snappy dibengkokkan pada bagian ujung
hingga menghasilkan kemiringan 45o. Kemiringan ditemukan oleh Arie Kadir melalui proses percobaan berkalikali yang Arie lakukan hingga menemukan kemiringan yang cocok serta tekanan snappy yang pas pada
membran.
4. Proses Pembuatan
4.1 Bahan
Dalam proses pembuatan sebuah travel cajon diperlukan beberapa bahan dasar. Adapun beberapa bahan
dasar yang digunakan untuk membuat sebuah travel cajon oleh Arie Kadir adalah sebagai berikut:
a) Kayu plywood untuk membran berbahan dasar kayu Oak dengan ketebalan 3 ml. Dengan
ketebalan serta bahan kayu ini, getaran yang dihasilkan oleh travel cajon saat dimainkan akan
lebih elastis dan cocok untuk ukuran travel cajon yang kecil dibandingkan dengan cajon normal.
b) Kayu plywood untuk alas bawah berbahan dasar kayu Meranti dengan ketebalan 4mm. Dengan
ketebalan serta bahan dasar kayu ini, efek pantulan udara serta getaran yang memantul akan
lebih elastis saat membran dipukul.
c) Kayu plywood untuk dinding berbahan dasar kayu Meranti dengan ketebalan 9mm. Pemilihan
ketebalan ini dikarenakan fungsi dari dinding travel cajon adalah memberikan rangka serta
kekokohan bagi travel cajon itu sendiri, kemudian efek getaran yang lebih sedikit sehingga
getaran akan lebih fokus pada getaran yang dihasilkan oleh membran dan alas bawah travel
cajon saja.
d) Snappy untuk penghasil suara snare drum saat membran dipukul. Snappy atau snare ini akan
diletakan pada frame kayu kemudian ujung snappy akan menempel serta menekan membran
travel cajon sehingga snappy dapat bergetar saat membran dipukul serta memberikan efek suara
snare drum.
e) Perekat lem kayu.
f) Dempul kayu sebagai penutup pori-pori kayu sehingga saat pengecatan, warna cat akan lebih
rata saat sudah kering.
g) Cat kayu
h) Vernis kayu, digunakan untuk melapisi cat kayu sehingga tidak mudah rusak saat tergores serta
memberikan kesan mengkilap pada permukaan kayu.
i) Tinner, digunakan sebagai bahan pencampuran cat, vernis, ataupun dempul kayu.
4.2 Peralatan
Segala jenis alat yang digunakan dalam proses produksi travel cajon oleh Arie Kadir adalah sebagai
pendukung proses produksi atau pembuatan travel cajon. Peralatan yang ada bersifat sebagai penentu hasil akhir
dari pembuatan travel cajon tersebut. Dengan adanya peralatan yang sesuai akan memudahkan proses finishing,
sehingga travel cajon akan menjadi lebih baik dan sempurna. Peralatan tersebut diantarannya adalah :
a) Koleksi alat ukur ArKa Cajon yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, ketebalan, siku
dari setiap bagian yang akan diproses.
b) Palu dan paku tembak digunakan untuk merekatkan setiap bagian travel cajon selain menggunakan lem
kayu agar benar – benar lebih kuat dan kokoh.
c) Gergaji kayu digunakan untuk memotong plywood yang tebal serta memotong kayu stick yang
digunakan sebagai frame travel cajon.
d) Gergaji triplek digunakan untuk memotong bagian yang sulit seperti lubang resonansi yang berada di
tengah – tengah dinding travel cajon.
e) Cutter digunakan untuk memotong bagian yang lebih tipis seperti membran travel cajon.
f) Tang digunakan untuk memotong snappy.
g) Amplas kayu digunakan untuk menghaluskan permukan kayu.
h) Capi digunakan untuk meratakan dempul pada permukaan kayu plywood.
i) Bor listrik digunakan untuk membuat lubang bantuan tempat masuknya gergaji triplek pada saat proses
pemotongan lubang resonansi.
j) Kuas digunakan untuk membersihkan kotoran kayu setelah di amplas ataupun di potong.
k) Gun spray digunakan untuk menyemprotkan cat ataupun vernis pada saat proses finishing travel cajon.
l) Kompresor digunakan sebagai tenaga pendorong gun spray agar dapat menyemprotkan cat atau vernis.
m) Cetakan sablon untuk memberikan logo pada travel cajon.
n) Wood trimmer digunakan untuk memotong pinggiran kayu agar berbentuk melengkung atau melingkar.
14.1 Proses Pembuatan
a) Pembuatan Dinding
Dinding travel cajon memiliki empat sisi yang memiliki lebar yang sama hanya saja panjangnya yang
berbeda. Dua dinding berukuran 32 x 7,7 cm sedangkan dua dinding lainnya memiliki ukuran panjang 28 x 7,7
cm. Bahan dinding travel cajon dari kayu plywood yang berbahan dasar kayu meranti dengan ketebalan kayu 9
mm. Kayu diukur dengan penggaris dan dipotong menggunakan gergaji kayu sesuai dengan panjang dan lebar
ukuran masing-masing dinding.
b) Pembuatan lubang resonansi
Memilih salah satu dinding travel cajon yang memiliki panjang 32 cm, kemudian menggambar lubang
resonansi yang berbentuk seperti persegi panjang dan berbentuk setengah lingkaran pada setiap sisi lebarnya
dengan ukuran 10 x 2 cm atau kira-kira sepertiga dari ukuran panjang dan lebar dinding tersebut. Kemudian
lubang resonansi dipotong dengan gergaji triplek yang sebelumnya sudah dilubangi dengan bor listrik terlebih
dahulu agar gergaji triplek dapat masuk pada bagian tengah dari dinding.
c) Membuat frame atau tulang travel cajon
Menggunakan kayu stick atau kayu kecil yang memiliki panjang 7,7 x 1 cm yang memiliki ketebalan
kayu 1 cm. Kemudian kayu akan dipotong kecil-kecil sebanyak 6 buah, 4 akan direkatkan pada setiap sudut atau
siku bagian dalam travel cajon sebagai tempat dimana saat dinding dipaku untuk direkatkan satu sama lain,
sedangkan 2 yang lain diletakkan pada bagian atas dinding bagian dalam yang memiliki panjang 28 cm. Kedua
stick tersebut digunakan sebagai tempat memasang snappy yang akan menekan membran atas sehingga
menghasilkan suara snare saat membran dipukul.
d) Merekatkan frame serta keempat dinding
Setelah frame dipotong, kemudian setiap dinding direkatkan satu sama lain dengan lem kayu rajawali
serta dipaku pada setiap frame yang diletakkan pada setiap sudut travel cajon agar setiap dinding dapat merekat
satu sama lain. Setelah itu kedua frame lainnya direkatkan pada dinding bagian dalam yang memiliki panjang 28
cm bagian atas. Setelah itu menunggu kurang lebih 4 jam agar lem kayu dapat kering dengan baik serta merekat
lebih erat dan kokoh.
e) Membuat membran dan alas travel cajon
Lembaran plywood berbahan dasar kayu oak dengan ketebalan kayu 3 mm diukur menggunakan dinding
yang sudah terpasang dengan ukuran 32 x 28 cm untuk bagian membran travel cajon, kemudian lembaran
plywood berbahan dasar kayu meranti dengan ketebalan kayu 4 mm diukur dengan ukuran yang sama seperti
membran yaitu 32 x 28 cm untuk bagian alas travel cajon. Setelah selesai diukur, semuanya dipotong
menggunakan cutter. Karena ketebalan kayu cenderung tipis, maka menggunakan cutter untuk memotong dapat
memberikan hasil yang baik dan halus dibanding menggunakan gergaji kayu, tekstur kayu akan rusak dan hasil
pemotongan menjadi tidak rata
.
f)
Merekatkan membran pada dinding travel cajon
Membran yang telah dipotong akan direkatkan pada dinding travel cajon menggunakan lem kayu. Lem
kayu dioleskan secara merata pada bagian sisi ketebalan dinding. Kemudian membran direkatkan pada dinding
dan dipress menggunakan benda yang berat dan Arie menggunakan keramik untuk pemberatnya. Lem akan
merekat dengan baik kurang lebih selama 4 jam.
g) Proses pemotongan serta pemasangan snappy
Snappy dipotong menjadi dua dengan ukuran masing 13 cm. Kemudian snappy dipasang pada frame
kayu yang sudah direkatkan pada dinding travel cajon menggunakan mur. Dengan kemiringan kurang lebih 45
derajat ke arah membran. Kemiringan ini dipilih karena mempertimbangkan tekanan snappy pada membran.
Apabila terlalu menekan membran, hasil suara akan lebih keras dan suara snappy tidak akan maksimal, oleh
karena itu kemiringan 45 derajat adalah kemiringan yang tepat untuk menghasilkan tekanan yang tepat tidak
terlalu keras sehingga suara snappy juga tetap terdengar maksimal dan akan memberikan efek suara renyah saat
membran dipukul pada slap tone.
h) Memasang alas travel cajon
Cara memasang alas travel cajon sama dengan cara memasang membran travel cajon. Dinding travel
cajon bagian bawah diolesi dengan lem kayu hingga merata. Setelah itu alas travel cajon di rekatkan dengan
dinding travel cajon dan dipress kurang lebih 4 jam.
i) Finishing
Pada proses finishing ini adalah proses akhir dari pembuatan travel cajon. Dimana proses ini adalah
proses yang dilakukan untuk membentuk dan memperindah travel cajon sehingga terlihat lebih menarik. Proses
yang pertama yaitu proses pemotongan sisi siku travel cajon menjadi sedikit melengkung sehingga bentuk travel
cajon menjadi lebih enak dipandang.
Setelah itu travel cajon akan di dempul. Proses pendempulan ini bertujuan untuk menutup pori-pori dari
kayu atau bagian kayu yang berlubang sehingga permukaan kayu akan merata dan pada saat proses pengecatan
nanti, warna dapat merata pada setiap permukaan dan mempermudah saat proses pengecatan. Sebelum di
dempul, seluruh permukaan kayu akan dihaluskan terlebih dahulu menggunakan kain amplas.
Setelah permukaan halus, seluruh permukaan kayu akan diolesi dengan cairan dempul yang sudah
dicampur dengan sedikit tinner. Karna jika terlalu banyak tinner akan membuat dempul terlalu encer dan tidak
dapat menutup pori-pori kayu dengan sempurna serta proses pengeringan yang lebih lama. Perbandingannya
sekitar 3:1, dempul lebih banyak daripada tinner. Setelah cairan dempul siap, cairan dempul dioleskan pada
seluruh permukaan travel cajon secara merata menggunakan capi. Proses pengeringan dempul membutuhkan
waktu kurang lebih 2 jam.
Setelah dempul mengering, permukaan kayu dihaluskan kembali menggunakan kain amplas hingga
dempul kayu terlihat tipis dan hanya menutupi permukaan atau pori-pori kayu yang berlubang. Hal ini dilakukan
agar permukaan travel cajon tidak tertutup dempul terlalu tebal sehingga mempengaruhi suara yang dihasilkan
oleh travel cajon.
Setelah proses penghalusan selesai, proses selanjutnya adalah penyablonan logo travel cajon yang
ditempatkan pada bagian tengah dari membran travel cajon. Penyablonan dilakukan menggunakan cetakan
sablon logo ArKa Cajon serta cat warna hitam. Cetakan sablon diletakan di atas permukaan membran travel
cajon. Diatur pada posisi yang tepat terlebih dahulu. Setelah mendapatkan posisi yang tepat, cat hitam dioleskan
pada cetakan logo menggunakan capi secara merata dan sedikit ditekan agar warna dapat menempel dengan baik
pada permukaan membran.
Setelah penyablonan selesai, travel cajon di warnai menggunakan cat. Pada produksi travel cajon
biasanya Arie memberikan warna hitam hanya pada bagian dinding serta alas travel cajon saja, bagian membran
menggunakan warna asli kayu, namun Arie Kadir juga melayani pesanan travel cajon sesuai permintaan
konsumennya. Pada penelitian kali ini travel cajon diberi warna hitam secara menyeluruh, hanya terdapat sedikit
inovasi pada bagian membran travel cajon. Pertama-tama cat warna hitam di campur dengan tinner secukupnya
agar lebih encer dan dapat disemprot menggunakan gun spray, karena jika terlalu kental, cat tidak dapat di
semprot menggunakan gun spray. Tetapi juga tidak boleh terlalu encer, karena hasil warna akan menjadi sangat
jelek serta menghambat proses pengecatan. Pada proses ini, Arie menggunakan gun spray sebagai alat
penyemprot cat serta kompresor sebagai tenaga pendorong saat menyemprotkan cat. Larutan cat warna hitam
yang sudah jadi di tuangkan ke dalam tabung gun spray, kemudian proses pengecatan di mulai. Warna
disemprotkan secara merata pada permukaan kayu kecuali pada bagian membran travel cajon. Pada bagian
membran sengaja didesain untuk warna hitam tidak di cat secara menyeluruh pada permukaan, warna hitam
disemprotkan pada bagian pinggir membran secara menlingkar sehingga pada bagian tengah membran akan
terlihat lebih terang dan memberikan kesan membias.
Setelah proses pengecatan selesai, proses terakhir adalah memberi lapisan vernis sebagai lapisan terakhir
yang berfungsi untuk melindungi cat serta logo travel cajon dari gesekan atau kejadian apapun yang dapat
mengakibatkan warna tergores ataupun mengelupas serta memberikan kesan lebih bersih saat dilihat. Sama
halnya seperti dempul dan cat, vernis dicampur dengan tinner secukupnya hingga tidak terlalu encer dan tidak
terlalu kental, kemudian cairan vernis dituangkan pada gun spray dan disemprotkan pada seluruh permukaan
travel cajon hingga merata. Proses vernis ini dilakukan dua sampai tiga kali agar lapisan vernis dapat
melindungi permukaan travel cajon dengan baik.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa, travel cajon tidak dapat
dikatakan sepenuhnya sama dengan cajon original. Perbedaan yang pertama terdapat pada bentuk atau
desainnya, cajon original berbentuk seperti kotak dengan ukuran yang besar sedangkan travel cajon berbentuk
kotak kecil yang lebih ramping, hal ini juga memberi manfaat tambahan yaitu dengan ukurannya yang kecil
sehingga mempermudahkan saat dibawa kemanapun. Yang kedua adalah travel cajon mewakili suara drum
hanya suara snare drum dan bass drum saja, sedangkan cajon original dapat mewakili suara tom-tom pada drum
juga, sehingga travel cajon menjadi lebih sederhana dibandingkan dengan cajon original. Perbedaan yang ketiga
adalah karena jumlah suara yang dihasilkan oleh travel cajon lebih sedikit dari cajon original, maka teknik
permainan travel cajon lebih sedikit dan sederhana dibandingkan dengan cajon original. Perbedaan yang
keempat adalah kualitas suara yang dihasilkan juga berbeda, suara bass cajon original lebih besar dan terasa
dibandingkan dengan travel cajon, sedangkan suara treble pada travel cajon lebih terasa dibandingkan dengan
cajon original.
Dari perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan travel cajon lebih menguntungkan dari pada
cajon original. Untuk menyajikan musik akustik yang sederhana dan enak didengar, travel cajon dapat
menggantikan peranan drum dengan pola ritmis yang lebih sederhana. Ukuran travel cajon kecil sehingga
menghasilkan suara bass yang cenderung kurang terasa, namun hal ini tidak jadi masalah karena saat ini sudah
terdapat alat pengeras suara yang disebut mic untuk menangkap dan memperbesar volume suara serta adanya
mixer untuk mengatur suara bass menjadi lebih terasa dan enak didengar.
Teknik pembuatan travel cajon dengan cajon original secara garis besar sama, sedikit perbedaan terdapat pada
pemasangan snappy dan head membrannya saja. Hal ini juga tergantung pada pengrajin atau produsen alat
musik itu sendiri, karena setiap pengrajin memiliki teknik serta ciri khasnya sendiri. Ukuran yang dipakai juga
sangat bervariasi, tidak terdapat ukuran yang diharuskan dalam pembuatan cajon original ataupun travel cajon.
Ukuran yang dipakai pengrajin diperoleh dari uji coba yang dilakukan oleh masing-masing pengrajin. Kemudian
teknik dasar permainan travel cajon dengan cajon original dapat dikatakan sama hanya saja jumlah jenis
suaranya saja yang berbeda.
Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap travel cajon produksi “ArKa Cajon” Sidoarjo, saran
ditujukan kepada pengrajin agar tetap mempertahankan usahanya berkarya di bidang musik khususnya
memproduksi travel cajon karena masih sedikitnya pengrajin rumahan travel cajon yang sungguh-sungguh
dalam membuat travel cajon yang berkualitas, diharapkan untuk segera mencari tenaga atau pekerja yang dapat
membantu produksi sehingga proses produksi dapat berjalan lebih baik, untuk mencoba desain/bentuk lain dari
travel cajon yang belum pernah ada sehingga dapat menarik perhatian konsumen namun tetap menjaga kualitas
dari suara yang dihasilkan, teknik pembuatan harus lebih detail bila perlu menggunakan rumus frekuensi seperti
halnya membuat kotak speaker, lebih lagi dalam usaha mempromosikan usaha dapat melalui brosur ataupun
pameran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Banoe, Pono, 2003. Kamus Musik, Yogyakarta: Kanisius
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT.
Gramedia
Hendarto, Sri. 2011. Organologi dan Akustika I & II. Bandung: CV. Lubuk Agung
Hood, Mantle. 1982. The Ethnomusicologist. Ohio : The Kent State, University Press
Merriam, A.P. 1964. The Anthropology of Music. Evanston, III: Nortwestern University Press
Moertjipto, Drs., Suratmin, Drs., B. A., Poliman, B. A., S. Ilmi Albiladiyah, Dh. Sukirman. 1990.
BENTUK-BENTUK PERALATAN HIBURAN dan KESENIAN TRADISIONAL Daerah Istimewa Yogyakarta (H.
A. Yunus, Drs., Sunardi Hp., Drs., Suratmin, Drs.). Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Needham, Rodney. 2014. Percussion and Transition. UK : Royal Anthropological Institute of Great
Britain and Ireland
Nettle, Bruno. 1964. Theory and Method Ethnomusicology. New York
Sachs, Curt. 1964. The History Of Musical Instrument. New York : W. W. Norton
Sugiyono, Prof. Dr. 2011. METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN R&D. Bandung:
Alfabeta
Tim. 2014. Buku Panduan Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Tucker, Tom. 2014. Sound Fundamentals. USA : Pdf Band Music
PUSTAKA MAYA
Connor, Casey. 2013. Cajon. (http://caseyconnor.org/jl/cajon), diakses 21 November 2016
Connor, Casey. 2013. How To
http://caseyconnor.org/images/cajon/cajon.pdf
Make
Cajon.
Diperoleh
21
November
2016,
Simbolon, Pardon. 2012. Akustik Organologi. (http://pardonsimbolon.blogspot.com/2012/08/akustikorganologi.html), diakses 22 November 2016
Vaiden. (2011). Cajon. Diperoleh 21 November 2016, dari http://www.vaiden.net/cajon.pdf
Wikipedia. 2016. Alat Musik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_musik), diakses 19 November 2016
Wikipedia. 2014. Instrumen Musik Perkusi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Instrumen_musik_perkusi),
diakses 19 November 2016
Wikipedia. 2016. Kayu Lapis.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_musik), diakses 24 November 2016
Wikipedia. 2016. Hornbostel-Sachs.
diakses 22 November 2016
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hornbostel%E2%80%93Sachs),
Wordpress. 2014. ArKa Cajon Professional Accoustic Percussion.
(https://arkacajon.wordpress.com/), diakses 19 Desember 2016
Download