POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA PERHOTELAN DI KOTA

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA PERHOTELAN
DI KOTA SEMARANG
(KAJIAN DARI PERSPEKTIF SYARIAH)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama:
Manajemen Keuangan Syariah
Disusun oleh:
HARJANTO SUWARDONO
NIM: S 411302012
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2015
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA PERHOTELAN
DI KOTA SEMARANG
(Kajian dari Segi Perspektif Syariah)
HARJANTO SUWARDONO
NIM: S 411302012
Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi pengembangan pariwisata
perhotelan di Semarang dari segi perspektif syariah melalui permintaan dan
penawaran di pasar. Kajian dari sisi aspek permintaan meliputi total kunjungan
wisatawan domestik maupun asing ke semarang; total kunjungan objek wisata
syariah; tingkat hunian kamar tidur; banyak malam kamar terjual; banyak tamu
yang menginap; rata-rata lama menginap. Sedangkan kajian dari segi aspek
penawaran meliputi informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, banyak
malam kamar tersedia, dan pelayanan. Teknik pengambilan sampel menggunakan
rumus slovin, sehingga diperoleh 100 responden untuk menjawab variabel yang
diteliti. Hasil penelitian menunjukkan kurangnya peran dari pemerintah daerah
kota Semarang bagi pengembangan pariwisata syariah yang ditunjukkan
rendahnya pembangunan akomodasi penunjang, khususnya hotel syariah,
sementara meski jumlah penawaran hotel konvensional lebih tinggi dari
permintaannya, pemerintah daerah kota Semarang terus meningkatkan usaha
tersebut dengan tetap membangun hotel-hotel konvensional yang baru sehingga
tidak tercapainya titik equilibrium pasar.
Kata kunci: potensi pengembangan pariwisata perhotelan, kota Semarang,
permintaan, penawaran, hotel syariah.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
POTENTIAL DEVELOPMENT OF TOURISM HOSPITALITY
IN SEMARANG
( Assessment of Aspects of Islamic Perspective )
HARJANTO SUWARDONO
NIM: S 411302012
This study aims to look at the potential of hospitality tourism development in
Semarang (sharia perspective) through demand and supply in the market.
Assessment of the aspect of total demand such as domestic and foreign tourists
visit to Semarang; Attraction total visits sharia; the occupancy rate of bedrooms;
plenty of room nights sold; many guests staying; the average length of stay. While
the study in terms of aspects of supply includes promotional information, lots of
rooms available, a lot of room nights available, and service. The sampling
technique using slovin formula, thus obtained 100 respondents to answer the
variables studied. The results showed a lack of role of local government for the
development of Semarang sharia tourism shown lower support property
development, especially syariah hotel, while although the number of the
conventional hotel deals is higher than demand, the local government of
Semarang continue to improve the business by continuing to build new
conventional hotels thus not achieving market equilibrium point.
Keywords: the potential for development of tourism hospitality, Semarang,
demand, supply, hotel sharia.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Harjanto Suwardono
NIM
: S 411302012
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
tesis
berjudul
”Potensi
Pengembangan Pariwisata Perhotelan di Kota Semarang (Kajian dari
Perspektif Syariah)” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan
karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis, dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, 24 Juni 2015
Yang Menyatakan,
Harjanto Suwardono
NIM: S411302012
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
SABAR itu ILMU TINGKAT TINGGI
Belajarnya setiap hari,
Latihannya setia saat ,
Ujiannya sering mendadak,
Sekolahnya seumur hidup
(Sayidina Ali)
Lebih Baik Kehilangan sesuatu karena Allah, daripada kehilangan Allah
karena sesuatu. Sesungguhnya kamu tidak meninggalkan sesuatu karena
takwamu kepada Allah, melainkan Allah PASTI akan memberimu ganti
yang lebih baik darinya.
(HR Ahmad, dan dishahihkan oleh Syaih al-Albani)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tesis ini untuk:
Keluargaku tercinta,
Novi Andryana,
Bryan Burhamsyah
dan Oro Manohara Suwardhana,
dari Bapak,
Harjanto
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikumwarohmatullohiwabarokatuh
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tesis ini
dengan judul ”Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan di Kota Semarang
(Kajian dari Perspektif Syariah)” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Manajemen.
Tesis ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
1.
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya memberikan kemudahankemudahan dalam menjalankan setiap aktivitas.
2.
Prof. Dr. H. Ravik Karsidi. M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Direktur Program Pasca
Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dr. Hunik Sri Runing Sawitri. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Prof. Dr. Asri Laksmi Riani, M.S. selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen.
6.
Prof. Drs. Djoko Suhardjanto M.Com.(Hons).,Ph.D.,Ak. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan perhatian
dalam penyusunan tesis ini.
7.
Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia, Dinas Pariwisata, dan dinas
terkait di Kota Semarang yang telah membantu.
8.
Segenap dosen Magister Manajemen yang telah membimbing selama
menempuh program Magister Manajemen.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Keluarga Tercinta, Novi Andryana, Bryan Burhamsyah dan Oro Manohara
Suwardhana, atas dukungan, cinta dan kesabarannya.
10.
Keluarga baruku di Magister Manajemen kelas Keuangan Syariah angkatan
39, 40, & 41, Rahajeng Pintowati, Mbak Armida, Mas Arinengwang, Mas
Yusuf Wibisono, Pak Shodiq, Pak Agus Ma’Arif, Pak Sugeng, Pak Ali, Mas
Davit, Mbak Niken, Mbak Nani, Mbak Salisa, dan Mbak Choiriroh.
11.
Mbak Yuli, Mbak Dewi, dan Rahajeng Pintowati yang telah banyak
membantu peneliti dalam segala hal.
12.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh peneliti.
13.
Dan untuk semua pihak yang telah membantu peneliti baik moral maupun
material, yang pada saat ini belum peneliti sebutkan, tetapi Insya Allah tidak
akan hilang dari memori peneliti.
Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan.
Peneliti sangat mengharapkan bahwa penelitian ini dilanjutkan oleh Peneliti lain
di masa mendatang untuk menyempurnakan atau bahkan mengembangkan
menjadi penelitian yang lebih berbobot dan lebih berguna.
Wassalamu’allaikumwarohmatullohiwabarokatuh
Surakarta, 24 Juni 2015
Peneliti,
Harjanto Suwardono
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Daftar
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
ABSTRAK .........................................................................................................
ii
ABSTRACT ....................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS ............................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ..............................................
v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I . PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
9
E. Orisinalitas Penelitian ..........................................................................
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ......... 10
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
1. Permintaan dan Penawaran Hotel Syariah ........................................ 10
commit to user
2. Pariwisata .........................................................................................
14
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pariwisata Syariah ............................................................................ 17
4. Karakteristik Pariwisata Syariah ...................................................... 18
5. Fenomena Industri Pariwisata di Indonesia ..................................... 20
6. Hotel Sebagai Akomodasi Pariwisata .............................................. 23
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 31
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 39
A. Desain Penelitian ................................................................................ 39
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 40
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 41
D. Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 42
E. Evaluasi ................................................................................................ 43
BAB IV. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................ 44
A. Analisis Data ........................................................................................ 44
1. Sampel Penelitian ............................................................................. 44
2. Gambaran Umum Kota Semarang ................................................... 44
3. Potensi Wisata Syariah Kota Semarang ........................................... 49
B. Gambaran Umum Komponen Permintaan Hotel Syariah di Kota
Semarang .............................................................................................. 52
1. Total Kunjungan Wisatawan Domestik maupun Asing ke Semarang 52
2. Total Kunjungan Obyek Wisata Syariah ......................................... 55
3. Tingkat Hunian Kamar Tidur ........................................................... 58
4. Banyak Malam Kamar Terjual ......................................................... 60
5. Banyak Tamu yang Menginap ......................................................... 62
6. Rata-rata Lama Menginap ................................................................ 63
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Gambaran Umum Komponen Penawaran Hotel Syariah di Kota
Semarang .............................................................................................. 64
1. Informasi Promosi ............................................................................ 64
2. Banyak Kamar yang Tersedia .......................................................... 65
3. Banyak Malam Kamar Tersedia ...................................................... 66
4. Pelayanan ......................................................................................... 67
D. Permintaan dan Penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata
Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang ................. 67
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 69
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran ..................................................................................................... 72
C. Keterbatasan & Rekomendasi .............................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74
LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Potensi Wisata Semarang ............................................................................. 49
2. Statistik Hotel Jawa Tengah ......................................................................... 49
3.
Banyaknya Kunjungan dan Pendapatan dari Obyek Wisata di Kota
Semarang ..................................................................................................... 53
4. Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata di Kota Semarang Tahun 2011-2013 57
5. Tingkat Hunian Kamar Tidur ....................................................................... 59
6. Banyak Malam Kamar Terjual ..................................................................... 61
7. Banyak Tamu yang Menginap ..................................................................... 62
8. Rata-rata Lama Menginap ............................................................................ 63
9. Informasi Promosi ........................................................................................ 64
10. Banyak Kamar yang Tersedia ...................................................................... 65
11. Banyak Malam Kamar Tersedia ................................................................... 66
12. Pelayanan ..................................................................................................... 67
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Kondisi Keseimbangan (Equilibrium) Supply-Demand ............................... 12
2. Proses Keseimbangan ................................................................................... 13
3. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 38
4. Realisasi Pembangunan Hotel di Kota Semarang ........................................ 51
5. Wisatawan Nusantara ................................................................................... 54
6. Wisatawan Mancanegara ............................................................................. 54
7. Jumlah Pendapatan Pemkot Semarang dari Sektor Pariwisata .................... 54
8.
Kunjungan Wisatawan Nusantara & Mancanegara ke Mesjid Agung Jawa
Tengah ......................................................................................................... 58
9. Tingkat Hunian Kamar ................................................................................. 60
10. Banyak Malam Kamar Terjual ..................................................................... 61
11. Banyak Tamu yang Menginap ..................................................................... 63
12. Banyak Kamar Tersedia ............................................................................... 65
13. Banyak Malam Kamar Tersedia ................................................................... 66
14. Jumlah Umum Kunjungan Obyek Wisata Kota Semarang .......................... 68
15. Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Syariah Kota Semarang ......................... 68
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Kriteria Mutlak dan Tidak Mutlak Hotel Syariah
2.
Data Semarang dalam Angka & Jawa Tengah dalam Angka tahun 2011
sampai dengan 2013
3. Kuesioner
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anshori (2010) memaparkan bahwa semua Negara di dunia termasuk
Indonesia
berusaha
mendapatkan
wisatawan
sebanyak
mungkin
demi
meningkatkan perekonomian. Hardiwinoto, Adwiani, dan Akhmad (2014)
menambahkan, untungnya banyaknya turis mancanegara memilih Indonesia
sebagai salah satu tempat pariwisata yang menarik yang ada di dunia ini, tak
terkecuali wisata syariahnya menjadi penggerak sektor pariwisata dan berimbas
dalam peningkatan pendapatan devisa negara.
Tentunya banyaknya turis asing tersebut tidak lepas dari peranan pemerintah
Indonesia sendiri. Seperti pernyataan Presiden yang menyatakan bahwa beliau
mendorong dan memberikan dukungan terhadap pengembangan wisata di
Indonesia terutama wisata syariah, menurutnya Indonesia berpotensi menjadi
pusat ekonomi syariah yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam
kondisi ketidakpastian ekonomi yang sedang melanda dunia. Pernyataan beliau
tersebut berdasarkan dengan fakta, bahwa selama 9 tahun terakhir pertumbuhan
ekonomi syariah sangat signifikan, krisis ekonomi yang sedang melanda negaranegara besar dapat menjadi kesempatan bagi pengembangan ekonomi syariah,
dimana mode ekonomi ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi
dampak
krisis
keuangan
serta
meningkatkan
ketahanan
ekonomi
nasional. Presiden juga menyebutkan, bahwa Indonesia mempunyai banyak alasan
commit to user
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mengembangkan potensi wisata syariah, antara lain keberadaan ekonomi
syariah penting untuk mengurangi kerentanan antara sistem keuangan dengan
sektor rill, sehingga menghindari penggelembungan ekonomi; keberadaan
ekonomi syariah dapat menghindarkan pembiayaan yang bersifat fluktuatif; dan
keberadaan ekonomi syariah dapat memperkuat pengaman sosial (Puskompublik,
2013).
Dalam Ramadhan (2014) dikutip bahwa Ketua Jurnalis Ekonomi Syariah
(JES),
Krestopo
menyatakan
bahwa
pengembangan
pariwisata
syariah
berkontribusi langsung terhadap pengembangan ekonomi syariah nasional, hal ini
dibuktikan di berbagai negara-negara lain yang telah melakukan seperti ini dan
buktinya sektor keuangan syariah dan sektor riil syariah bisa berjalan
beriringan. Krestopo juga menambahkan bahwa ekonomi syariah merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi global yang ada selama ini. Hal ini tak
lepas dari perannya sebagai ekonomi alternatif, ketika dunia mengalami resesi
global dan nyaris menghancurkan peradaban. Berangkat dari nilai itulah, pegiat
dan praktisi berupaya mendesain berbagai sektor riil yang mampu dikembangkan
dalam ranah ekonomi syariah salah satunya adalah pariwisata syariah.
Pertiwi (2011) memaparkan bahwa, adapun salah satu langkah konkrit
dalam usaha mengembangkan pariwisata syariah adalah dengan merancang
produk dan daerah tujuan pariwisata syariah. Pariwisata syariah dapat berarti
berwisata ke destinasi maupun atraksi pariwisata yang yang memiliki nilai-nilai
Islami dan juga yang makanannya halal, hotelnya halal, sarana ibadah tersedia,
dan lainnya. Saefudin (2015) pada dasarnya, wisata syariah adalah prinsip
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
pelayanan wisatawan berbasis syariah, mulai penginapan, restoran atau rumah
makan, hingga fasilitas ibadah. Biasanya paket-paket wisata yang ditawarkan
mulai dari hotel syariah, makanan halal, objek wisata religi seperti makam para
wali, pondok pesantren, hingga ke desa wisata dan pusat kuliner lokal.
Dikutip dari website resmi Wonderful Indonesia, http://indonesia.travel
(2014) bahwa terdapat daerah di Indonesia yang potensial sebagai tujuan wisata
syariah, salah satunya adalah kota Semarang. Pernyataan tersebut didukung oleh
Pertiwi (2011) yang menyatakan bahwa pontensi wisata religi di kota Semarang
sangat besar, berpuluh-puluh bus sering terlihat memadati jalur-jalur wisata religi,
mereka membawa ratusan peziarah ke makam-makam Wali Songo yakni menuju
Kabupaten Demak dan Kudus sampai ke masjid-masjid tua nan unik.
Dikutip dalam Saefudin (2015), destinasi wisata syariah di Semarang
tentunya tidak hanya diminati wisatawan muslim tapi juga nonmuslim. Pertiwi
(2011) hal tersebut terlihat dari data Badan Pusat Statistik Jateng yang
menunjukkan jumlah wisman ke Jateng melalui bandara Adi Sumarmo (Solo) dan
Ahmad Yani (Semarang) pada dua bulan pertama 2015 mencapai 2.856
kunjungan. Jumlah tersebut meningkat sekitar 45% dibandingkan periode yang
sama pada 2014, yakni mencapai 1.577 kunjungan.
Kota Semarang cukup potensial menjadi destinasi wisata syariah, bahkan
sangat mungkin dikembangkan dalam skala internasional. Terlebih penduduk
Indonesia mayoritas muslim. Ditambah lagi, penduduk dunia yang beragama
dengan penduduk Islam mencapai sekitar 1,6 miliar jiwa. Jumlah ini merupakan
pasar potensial bagi pengembangan wisata syariah di Semarang. Dirjen
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemasaran Kemenparekraf, Esti Reko Astuti dalam Borobudur Travel Mart and
Expo (BTMX) 2014 di Semarang, pada 24-27 Oktober lalu mengatakan, sejumlah
negara seperti Australia, Inggris dan Malaysia mulai melirik wisata syariah.
Bahkan di Jepang sudah ada paket wisata syariah. Karena itu, ia mengingatkan
jangan sampai peluang ini dijadikan target pasar negara lain. Dalam rangka
mengembangkan wisata syariah terutama di Semarang, beberapa waktu lalu
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menandatangani kesepakatan
bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI). Komponen yang termasuk dalam wisata
syariah meliputi sektor kuliner, fashion muslim, perhotelan, akomodasi, kosmetik,
serta haji dan umrah. Menjadi kompetitor ketersediaan berbagai produk halal,
termasuk jumlah perbankan syariah, turut menentukan pengembangan wisata
syariah. Begitu pula produk makanan dan minuman. Indeks kesadaran produk
halal mengalami peningkatan yang signifikan, yakni 70% (2009) menjadi 92%
(2010). Tahun 2009-2010 jumlah produk bersertifikat di LPPOM-MUI menjadi
lipat dua. Dari potensi itu, jika digarap secara serius, wisata syariah Indonesia
khususnya di Semarang dapat menjadi kompetitor bagi Malaysia, Uni Emirat
Arab, Jordania, dan Turki. Di wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah negara
muslim yang paling serius menggarap wisata syariah dan jasa keuangan syariah.
Di tingkat dunia, Turki merupakan pemain utama di bidang pariwisata syariah dan
telah meraup income besar bagi negara itu. Tentunya tingginya potensi tersebut
haruslah diimbangi dengan ketersediannya sarana penunjang, dalam hal ini sarana
tersebut adalah Hotel Syariah (Saefudin, 2015).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5
digilib.uns.ac.id
Hotel berkonsep syariah sendiri memang masih barang langka di Indonesia
apalagi di kota Semarang, padahal untuk kebutuhan para umat Muslim hotel
syariah sangat diperlukan, selain menjawab kebutuhan masyarakat muslim yang
berkunjung ke kota Semarang, rancangan ini pun tentunya akan membantu
mensukseskan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat
wisata syariah dunia (Puskompublik, 2013).
Dikutip dalam Ramadhan (2014) pendiri Hotel Sofyan, Riyanto Sofyan
memaparkan wisata syariah atau jasa yang sesuai dengan syariah akan memiliki
kenggulan komparatif dibandingkan usaha sejenis yang mengadopsi sistem
konvensional. Hotel sofyan sendiri berdiri sejak 1970 dengan menjalankan konsep
konvensional, akan tetapi seiring dengan perjalanannya pada tahun 1992 hotel ini
mengadopsi system syariah. Sofyan mengaku malah bisa meraup keuntungan.
Setelah night club di hotelnya ditiadakan, penjalan malah meningkat 19 persen
pada 1999. Sementara di Hotel Sofyan Tebet, seteah disco dandutnya ditutup
angka penjualan meningkat 13 persen.
Potensi pengembangan pariwisata hotel di kota Semarang belum terpetakan
dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Oleh Karena itu memberi
peluang penelitian pemetaan potensi pengembangan pariwisata hotel di kota
Semarang, terutama untuk pengembangan perhotelan syariah. Perencanaan dan
pengembangan kegiatan wisata pada suatu wilayah memang perlu mengusahakan
keterpaduan antar dua komponen utama pengembangan yaitu sisi permintaan
(demand side) dan sisi penawaran (supply side). Pendekatan ini merupakan salah
satu pendekatan yang sangat mendasar, karena pada hakekatnya perencanaan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6
digilib.uns.ac.id
pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata tidak lain ditunjukkan untuk
menarik kunjungan wisatawan ke suatu obyek. Pengembangan yang akan
dilakukan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian terhadap
kesesuaian antara karakteristik sisi penawaran obyek wisata dengan karakteristik
sisi permintaan pengunjung. Kesesuaian antara supply dan demand akan
berdampak pada kepuasan wisatawan yang pada akhirnya mampu menciptakan
nilai jual dan meningkatkan daya saing obyek wisata (Cravens, 1997).
Berbagai literatur mengenai potensi parawisata diantaranya dilakukan oleh:
Santi, Oktarina, dan Kustiari (2014) menganalisis faktor-faktor penentu investasi,
permintaan dan penawaran dari sektor pariwisata Indonesia. Untuk menjawab
masalah, penelitian tersebut menggunakan data seri dari 1990 - 2012 periode;
dengan menggunakan model simultan (2SLS) model dianalisis dampak investasi,
dan perdagangan internasional sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional.
Cai dan Shi (2013) meneliti tiga perusahaan pelayaran internasional (Royal
Caribbean, Costa dan Star) mulai dari produk wisata cruise yang ditawarkan, rute
pantai tujuan, dan karakteristik produk. Penelitian tersebut didasarkan pada
penawaran dan permintaan perspektif keseimbangan dan analisis strategi
pengembangan pasar pariwisata kapal pesiar di Shanghai.
Samori dan Fadilah (2013) menggunakan contoh Negara Malaysia sebagai
studi kasus, penelitian tersebut menggambarkan peluang yang timbul dalam
membangun dan melabeli konsep Hotel Syariah. Selain itu, penelitian tersebut
juga membahas hambatan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh industri
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perhotelan dalam mengembangkan Syariah Compliant Hotel di Malaysia.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif di mana
data dikumpulkan melalui studi pustaka dan sesi wawancara dengan otoritas
terkait.
Chookaew, Oraphan, Jirapa, Pingpis, dan Nimpaya (2015) tujuan dari
penelitian mereka adalah untuk mengembangkan potensi pariwisata halal di Teluk
Andaman di Thailand untuk sekelompok wisatawan dari negara-negara Muslim.
Tujuan penelitian tersebut terbagi kembali dalam lima subtujuan penelitian,
diantaranya; mengusulkan metode pembuatan rencana pemasaran pariwisata halal
untuk semua wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk menawarkan baik
pengusaha atau pengusaha pariwisata banyak pilihan dalam manajemen pariwisata
halal bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk mempelajari tentang cara
untuk mengembangkan potensi pengelolaan pariwisata halal dalam rangka
mendukung para wisatawan dari negara-negara Muslim; menjadi model
pengaturan standar administrasi, dan manajemen pariwisata halal bagi wisatawan
dari negara-negara Muslim; dan untuk menawarkan wisatawan dari negara-negara
Muslim alternatif pilihan mengkonsumsi produk dan jasa halal.
Berdasar informasi tersebut dan merujuk pada penelitian sebelumnya diatas,
penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa potensi pengembangan pariwisata
perhotelan di kota Semarang dengan mengkaji dari segi perspektif syariah.
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat diangkat dalam penelitian mengenai potensi
pengembangan parawisata perhotelan di kota Semarang dengan mengkaji dari
segi perspektif syariah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana potensi pengembangan pariwisata hotel di kota Semarang dengan
memperhatikan permintaan wisatawan syariah? Saat ini permintaan pasar wisata
syariah mengenai penyediaan akomodasi hotel syariah di Kota Semarang belum
diolah secara maksimal.
Dari rumusan masalah diatas maka dapat dikatakan yang menjadi
permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu hotel Syariah yang seperti apakah
yang paling sesuai untuk dikembangkan di Kota Semarang dengan potensi dan
peluang yang dimiliki tanpa mengabaikan kendala dan ancaman yang dapat
menghambat usaha pengembangan Wisata Syariah tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
menyusun
pemetaan
potensi
pengembangan pariwisata perhotelan syariah di Kota Semarang guna menjawab
kebutuhan potensi permintaan dan penawaran pasar. Penelitian ini mengacu pada
penelitian Santi, dkk (2014), Cai dan Shi (2013), Samori dan Fadilah (2013)
Chookaew, dkk (2015).
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk praktisi maupun
akademik dalam penelitian serupa selanjutnya. Manfaat yang dimaksud antara
lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk hasil
penelitian sebagai acuan penelitian selanjutnya, khususnya dapat memberikan
informasi mengenai potensi pengembangan pariwisata perhotelan dari segi
perspektif syariah di Kota Semarang. Kemudian selanjutnya penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pemikiran
bagi
manajemen
pengembang hotel sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
E. Orisinalitas Penelitian
Penelitian mengenai potensi pariwisata telah beberapa kali dilakukan, antara
lain oleh: Santi, dkk (2014), Cai dan Shi (2013), Samori dan Fadilah (2013)
Chookaew, dkk (2015), namun secara substansi penelitian ini berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya yaitu, sejauh ini penelitian ini merupakan
penelitian pertama mengambil tema potensi pengembangan pariwisata perhotelan
di Kota Semarang yang dikaji dari segi persfektif syariah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Permintaan dan Penawaran Hotel Syariah
Kotler (2002), Wisatawan yang berkunjung dan tinggal di objek dan daya
tarik wisata di suatu destinasi mereka akan memanjakan diri dengan memenuhi
segala keinginannya sesuai kemampuan mereka. Termasuk salah satunya adalah
dengan mencari hotel untuk beristirahat. Kebutuhan semacam ini disebut dengan
permintaan (demand). Adanya permintaan dari para wisatawan mancanegara itu
secara otomatis akan adanya respon dari para pelaku wisata di daerah tujuan untuk
memenuhi segala kebutuhan akomodasi yang diminta tersebut dan muncullah para
penyedia akomodasi hotel (supplier).
Wahab (2003), Semarang yang notabene merupakan Ibu Kota Jawa Tengah
dan terkenal sebagai objek wisata, menyebabkan destinasi ini harus bertindak
sebagai penyedia fasilitas pariwisata yang dibutuhkan wisatawan mancanegara
yang berkunjung. Fasilitas tersebut termasuk hotel syariah yang mampu menarik
minat wisatawan baik wisatawan syariah maupun bukan untuk mencoba
pelayanan yang berstandar internasional. ICRA Indonesia (2012) menjelaskan
bahwa permintaan hotel syariah dapat dilakukan dengan mengestimasi permintaan
pasar pada saat ini dan yang akan datang yang dilakukan dengan menganalisis
berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dinamika
spesifik pasar seperti kemampuan untuk menarik investasi baru (yang melibatkan
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
11
digilib.uns.ac.id
perjalanan bisnis) atau popularitasnya sebagai tujuan wisata (dalam hal ini jumlah
wisatawan syariah). Selain dari pasokan kamar hotel yang ada di pasar tersebut,
ICRA Indonesia juga mempertimbangkan proyek hotel yang sedang berlangsung
atau dalam rencana untuk menentukan pasokan kamar relatif terhadap permintaan,
dan dampak yang dihasilkan pada tingkat hunian, rata-rata harga kamar dan
pendapatan per kamar. Maka disimpulkan permintaan hotel syariah mencakup:
a. Total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang;
b. Total kunjungan objek wisata syariah;
c. Tingkat hunian kamar tidur;
d. Banyak malam kamar terjual;
e. Banyak tamu yang menginap;
f. Rata-rata lama menginap.
Penawaran pariwisata mencakup yang ditawarkan oleh hotel syariah kepada
wisatawan yang nyata maupun potensial. Penawaran pariwisata ditandai oleh tiga
ciri khas utama yaitu merupakan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bersikap
kaku dalam arti sulit mengubah sasaran penggunaan di luar pariwisata dan karena
pariwisata belum merupakan kebutuhan pokok manusia maka penawaran
pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang dan jasa lainnya. Oleh
karena permintaan pariwisata terdiri atas beragam jenis, maka perlu ditekankan
pentingnya suatu penilaian objektif mengenai sumber-sumber wisata seperti hotel
di negara penerima dengan maksud untuk menentukan suatu pendekatan yang
paling cocok dengan negara pasar dan kemudian memusatkan upaya dalam bidang
pemasaran. Kemudian Nasution (2004) menyampaikan bahwa permulaan dari
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perencanaan pariwisata berawal dari fungsi sistem pariwisata dan dilihat dari sisi
penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran terdapat 4 komponen, yaitu
informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, banyak malam kamar tersedia,
dan pelayanan. Pada komponen transportasi digambarkan adanya volume dan
kualitas dari seluruh sarana transportasi. Komponen atraksi menyoroti perlunya
pengembangan sumber daya untuk memenuhi kepuasan wisatawan berkualitas.
Komponen pelayanan menjelaskan perlunya variasi dan kualitas dari produk
wisata yang ditawarkan.
Terkait dengan sistem pariwisata, Wahab (2003) dan Yoety (2000),
menyatakan bahwa dalam sistem pariwisata terdapat pasar barang dan jasa,
termasuk akomodasi, pelayananan makanan, pelayanan lainnya, termasuk
didalamnya terdapat orientasi produk dan diferensiasi pasar. Lebih lanjut Wahab
(2003) menyatakan sistem pariwisata dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
penawaran dan sisi permintaan (supply and demand).
ITB (LPM-ITB, 1997) meneliti bahwa kondisi dan struktur pasar tertentu
dapat digambarkan melalui sebuah model yang memuat fungsi penawaran dan
permintaan, sesuai Gambar 1 berikut ini:
Sumber : LPM-ITB
Gambar 1
commit
to user
Kondisi Keseimbangan
(Equilibrium)
Supply-Demand
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada harga tertentu, misalnya P1 (Gambar 1), sejumlah Q1 tersedia dengan
besarnya permintaan adalah Q2, terdapat permintaan lebih (Q1 – Q2). Fungsi
permintaan menunjukkan bahwa hanya sebagian konsumen yang bersedia
membayar lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga
penawaran bertambah. Proses ini berlaku terus hingga dicapai suatu
keseimbangan (equiblirium) pada harga P3 dan Q3 merupakan jumlah yang
diminta dan besarnya sama dengan yang ditawarkan. Equiblirium dicapai pada
saat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah permintaan (demand) dan
faktor yang menentukan jumlah dari penawaran (supply) menghasilkan jumlah
yang sama secara statis atau berkonvergensi terhadap kesamaan secara dinamis.
Gambar 2 memberikan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan ke arah
konvergensi.
Sumber: LPM-ITB
Gambar 2
Proses Keseimbangan
Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan-perubahan
tertentu. Perubahan supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masingcommit to user
masing kurva. Timbulnya teknologi baru yang mengubah struktur harga, atau
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kenaikan pendapatan akan membawa perubahan posisi dari kurva supply-demand,
karena berbagai jumlah barang/jasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada
harga-harga yang sama. Misalnya semula posisi keseimbangan E1 dengan harga
P1 da permintaan Q1. Akibat teknologi baru maka pengusaha bersedia
menawarkan lebih banyak barang/jasa pada harga yang sama dan terjadilah
kelebihan supply atas demand, sehingga harga turun dan menyebabkan
tercapainya equilibrium baru menjadi E2, pada harga yang lebih rendah (Pt)
dengan jumlah barang/jasa yang diminta (Qt) lebih besar dari Q1. Proses menuju
equilibrium terjadi karena kondisi supply-demand dapat convergen, yang secara
teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan yang menjadi divergen.
2. Pariwisata
Dikutip dalam Santi dkk (2014) pariwisata adalah salah satu kontributor
paling signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012, pangsa pariwisata nasional terhadap
PDB adalah 13,9 persen dan tentu saja kontribusi sektor untuk membantu bagi
pertumbuhan ekonomi nasional, melalui penerimaan devisa sebagai pendapatan
dari konsumsi turis. Selain itu, telah memberikan multiplier effect untuk sektor
lain yang terkait dengan sektor. Oleh karena itu, peningkatan investasi dan
perdagangan pariwisata akan menjadi fokus dalam program pengembangan
pariwisata untuk meningkatkan kontribusi.
Sementara itu, Badan Koordinasi Indonesia (BKPM) menyatakan investasi
rata-rata nasional untuk sektor pariwisata adalah Rp. 2,73 miliar atau 6 persen dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
jumlah investasi selama 2006-2012, dengan kata lain investasi di sektor pariwisata
belum mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi perkembangan
perekonomian nasional mengingat potensinya (Santi, dkk 2014). Definisi
pariwisata sendiri telah banyak dikemukakan oleh para ahli di bidang pariwisata,
namun dalam definisi tersebut masih terdapat beberapa perbedaan dalam
pendefinisian. Beberapa pengertian atau definisi pariwisata yang pernah
dikemukakan oleh para ahli dalam bidang pariwisata, antara lain menurut
Hunzieker dan Kraf dalam Muljadi (2009), pariwisata adalah keseluruhan
fenomena dan hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan
manusia di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan untuk menetap di
tempat yang disinggahinya dan tidak berkaitan dengan pekerjaan yang
menghasilkan upah. Perjalanan yang dilakukan biasanya didorong oleh rasa ingin
tahu untuk keperluan yang bersifat rekreatif dan edukatif.
McIntosh dan Gupta dalam Yoety (2000), mendefinisikan pariwisata
sebagai gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,
bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.
Wahab (2003), menyatakan bahwa pariwisata merupakan suatu aktivitas
manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang di dalam negara itu dan daerah lain (daerah tertentu) untuk
sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda
dengan apa yang dialaminya di tempat ia memperoleh pekerjaan tetap. UU
No.9/1990 tentang kepariwisataan, mendefinisikan pariwisata adalah segala
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya
tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Dari beberapa pengertian pariwisata di atas terdapat satu kesamaan dalam
pengertian tentang pariwisata yaitu bahwa kegiatan ini merupakan fenomena yang
ditimbulkan oleh salah satu
bentuk
kegiatan manusia
yaitu kegiatan
perjalanan/travelling. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, kegiatan
manusia yang dilakukan dalam rangka rekreasi atau untuk mencari menikmati
suasana yang berbeda membutuhkan suatu obyek atau tempat untuk singgah.
Pemandangan alam, dalam hal ini adalah pemandangan rawa berperan sebagai
suatu obyek atau atraksi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam melakukan
kegiatan wisata.
Seiring dengan berkembangnya ekonomi syariah, baru-baru ini Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama MUI telah meluncurkan wisata syariah
di Indonesia. Ada empat produk dalam wisata syariah yang diprioritaskan, yaitu
hotel, restoran, travel agent dan usaha spa. Kemenparekraf menetapkan sembilan
destinasi wisata syariah di Indonesia, diantaranya Sumatera Barat, Riau,
Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Semarang,
Lombok, dan Makassar (Tempo.com, 2014). Potensi wisata syariah sangat besar,
sebuah terobosan studi baru, ‘Global Muslim Lifestyle Travel Market: Landscape
& Consumer Needs,’ menunjukkan bahwa belanja wisatawan Muslim secara
global senilai 126.1 juta dolar AS (sekitar 1.53 triliun rupiah) pada 2011 dan
diperkirakan terus meningkat 4,8 persen hingga 2020 (Saefudin, 2015).
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pariwisata Syariah
Pariwisata Syariah merupakan tujuan wisata baru di dunia saat ini. Utilizing
the World Tourism Organization (UNWTO) menunjukkan bahwa wisatawan
muslim mancanegara berkontribusi 126 miliar dolar AS pada 2011. Jumlah itu
mengalahkan wisatawan dari Jerman, Amerika Serikat dan Cina. Menurut data
Global Muslim Traveler, wisatawan muslim Indonesia masuk dalam 10 besar
negara yang paling banyak berwisata. Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 10
tempat destinasi kunjungan muslim (Saefudin, 2015). Ironis, Indonesia tidak dapat
dan bermayoritas muslim ini hanya menjadi konsumen saja.
Kemenparekraf RI sejauh ini telah mengembangkan dan mempromosikan
usaha jasa di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan wisata dan spa di 12
destinasi wisata syariah. Pengembangan tersebut dilakukan di sejumlah kota yakni
Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Semarang, Jawa Timur, NTB serta Sulawesi Selatan (Alamsyah, 2014).
Provinsi Jawa Tengah dan Semarang merupakan salah satu destinasi wisata
syariah yang mempunyai banyak obyek obyek wisata yang menarik untuk
dikunjungi. Didukung dengan transportasi yang memadai, obyek-obyek wisata
tersebut sangat mudah untuk dikunjungi.
Negara-negara Muslim cenderung menafsirkan pariwisata berdasarkan apa
yang Al-Qur'an katakan. Berikut bentuk pariwisata berdarkan Al-Qur’an
(Munirah, 2012) :
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Hijja (‫ )حجة‬melibatkan perjalanan dan ziarah ke Mekah. Perjalanan ini
merupakan persyaratan untuk setiap Muslim dewasa yang sehat. Setidaknya
sekali dalam seumur hidup untuk mengambil haji.
b. Zejara (‫ ) ارة زي‬mengacu pada kunjungan ke tempat-tempat suci lainnya.
c. Rihla (‫ )رح ل ة‬adalah perjalanan untuk alasan lain, seperti pendidikan dan
perdagangan.
Penekanannya adalah pada gerakan terarah, sebagai komponen dari perjalanan
spiritual dalam pelayanan Tuhan. Shari'ah (‫ ) شري ال عة‬hukum menentukan apa
yang dapat diterima - halal (‫)ح الل‬, dan apa yang tidak diterima - haram (‫)حرام‬
dalam kehidupan sehari-hari dan selama perjalanan.
4. Karakteristik Pariwisata Syariah
Menurut Chookaew (2015), terdapat delapan faktor standar pengukuran
pariwisata syariah dari segi administrasi dan pengelolaannya untuk semua
wisatawan yang hal tersebut dapat menjadi suatu karakteristik tersendiri, yaitu :
a. Pelayanan kepada wisatawan harus cocok dengan prinsip muslim secara
keseluruhan;
b. Pemandu dan staf harus memiliki disiplin dan menghormati prinsip-prinsip
Islam;
c. Mengatur semua kegiatan agar tidak bertentangan dengan prinsip Islam;
d. Bangunan harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam;
e. Restoran harus mengikuti standar internasional pelayanan halal;
f. Layanan transportasi harus memiliki keamanan sistem proteksi;
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Ada tempat-tempat yang disediakan untuk semua wisatawan muslim
melakukan kegiatan keagamaan; dan
h. Bepergian ke tempat-tempat yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
Dari karakteristik pariwisata syariah yang dijabarkan Chookaew (2015),
terdapat empat aspek penting yang harus diperhatikan untuk menunjang suatu
pariwisata syariah.
a. Lokasi
Penerapan sistem Islami di area pariwisata. Lokasi pariwisata yang dipilih
merupakan yang diperbolehkan kaidah Islam dan dapat meningkatkan nilainilai spiritual wisatawan.
b. Transportasi
Penerapan sistem, seperti pemisahan tempat duduk antara laki-laki dan wanita
yang bukan mahram sehingga tetap berjalannya syariat Islam dan terjaganya
kenyamanan wisatawan.
c. Konsumsi
Islam sangat memperhatikan segi kehalalan konsumsi, hal tersebut tertuang
dalam Q.S Al-Maidah ayat 3. Segi kehalalan disini baik dari dari sifatnya,
perolehannya
maupun
pengolahannya.
Selain
itu,
suatu
penelitian
menunjukkan bahwa minat wisatawan dalam makanan memainkan peran
sentral dalam memilih tujuan wisata (Moira, 2012).
d. Hotel
Seluruh proses kerja dan fasilitas yang disediakan berjalan sesuai dengan
prinsip syariah (Samori dan Fadilah, 2013). Menurut Rosenberg (dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
Sahida, 2009), pelayanan disini tidak sebatas dalam lingkup makanan
maupun minuman, tetapi juga dalam fasilitas yang diberikan seperti spa, gym,
kolam renang, ruang tamu dan fungsional untuk laki-laki dan perempuan
sebaiknya terpisah.
5. Fenomena Industri Pariwisata di Indonesia
Santi dkk (2014), industri pariwisata memiliki karakteristik saling
tergantung satu sama lain (interdependence), yang terbagi dalam tiga jenis yaitu:
a. Hospitality Industry (Food and Baverage, dan Akomodasi);
b. Travel (Retail dan Wholeseller; Operator);
c. Visitor Services (Attraction; Event; dan Tourism Agencies).
Bisnis pariwisata memiliki karakteristik yang sangat peka terhadap
lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal, dalam konteks hubungan
dalam lingkungan organisasi maka industri pariwisata memiliki sifat saling
bergantung (interdependency) yang sangat kuat (Jago dan Ardle 1999). GarciaFalcon, dkk (1999) menegaskan hubungan kerjasama tersebut bersifat permanen.
Semua pihak yang terlibat langsung dalam bisnis pariwisata harus memiliki
kontribusi dalam mencapai arah strategi pariwisata yang lebih besar (Cooper,
1997). Misal, Indonesia mencanangkan industri pariwisata sebagai sektor industri
yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung perekonomian, maka
konsekuensinya adalah seluruh pihak, baik institusi maupun masyarakat harus
mengarah pada suatu grand strategy yang telah dibuat oleh pengambil
kebijakan/pemerintah. Oleh karena wilayah Indonesia sangat luas dan beragam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21
digilib.uns.ac.id
potensi, maka pengembangannya perlu didasarkan pada potensi dan kapasitas
daerah masing-masing, dengan mengacu pada Grand Staretgy nasional. Stear, dkk
(1989) menjelaskan bahwa ”the tourism industry is the collection of all
collaborating firms and organisations which perform spesific activities directed at
satisfying the particular needs of tourist”.
Dari definisi Stear, dkk (1989) ini, dapat dimaknai bahwa industri
pariwisata tersebut memiliki karakteristik saling berhubungan dengan berbagai
spesifikasi sumber daya dan aktivitas yang dimiliki, yang diarahkan untuk
memuaskan kebutuhan, keinginan dan kepentingan para wisatawan. Dengan
demikian, para pebisnis dalam industri pariwisata tidak dapat bermain sendirian
dalam melayani konsumennya, karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan
dari masing-masing organisasi, sehingga bisnis ini “mutlak” membutuhkan
kerjasama dengan pihak lain. Sementara, pada umumnya perusahaan pariwisata di
Indonesia belum terintegrasi untuk mencapai grand strategy dari bisnis tersebut
dan secara nasionalpun tidak terjadi keajegan branding dan belum memiliki grand
strategy yang mapan dan ajeg.
Kondisi tersebut dapat dilihat dari konsistensi arah strategis yang ingin
dicapai oleh pemerintah pusat contohnya, dikutip dalam website resmi
KEMENPAREKRAF, www.parekraf.go.id terlihat pada tahun 2000, branding
yang dibangun secara nasional adalah ““My Indonesia, Just a Smile Away” yang
membuahkan 5,153 juta wisman dan tahun 2002 sebesar 5 juta. Namun, karena
keterbatasan biaya promosi dan kurangnya sosialisasi pada forum internasional,
maka branding ini belum dapat sepopuler “Malaysia Truly Asia”. Tragisnya,
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belum lagi popular branding ini telah diganti dengan branding yang bersifat
product oriented: ”Indonesia, Ultimate in Diversity”. Alasan penggantian
branding ini untuk membangun citra (image) bahwa Indonesia memiliki
keragaman. Padahal, visi yang ingin dicapai tahun 2000 belum tersosialisasi
secara luas dan diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia, apalagi dijadikan
sebagai landasan pijak untuk penyusunan strategi pada tingkat perusahaan/pelakupelaku bisnis pariwisata di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan ketertinggalan
pada tataran skala usaha, kemampuan manajerial, jejaring (networking) dan
kebijakan strategis dari pemerintah yang belum memiliki keajegan strategi
maupun program sehingga menyulitkan untuk menjadikannya sebagai patokan
bagi kalangan bisnis. Kecuali, untuk beberapa daerah tertentu yang telah memiliki
pengalaman
dalam
mengelola
industri
pariwisata
seperti:
DKI-Jakarta,
Yogyakarta, Denpasar (Bali), Bandung (Jawa Barat), Surabaya-Malang (Jawa
Timur), dan Magelang (khusus untuk pengelolaan destinasi wisata Borobudur)
dalam Warta Ekonomi (Volume 26, Desember 2005). Pada fenomena pengelolaan
pariwisata di wilayah yang telah cukup mapan tersebut tercermin dari:
terintegrasinya antara tourism destination management, hospitality management,
transportation management, tour and travel management, tour agency
management, tour operator management serta kebijakan pemerintah sektor
pariwisata yang berkaitan dengan peraturan maupun penyediaan sarana dan
prasarana untuk kenyamanan dan keamanan para wisatawan. Pada akhirnya,
jumlah kunjungan wisata domestik maupun mancanegara menjadi tinggi untuk
wilayah-wilayah tersebut. Contoh: Provinsi Bali dan Yogyakarta yang memiliki
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tourism destination management yang profesional dengan mengemas berbagai
paket wisata yang memiliki spesifikasi (kekhasan) dengan memadukan destinasi
alam (nature), destinasi buatan manusia (produk budaya) dengan berbagai atraksi
seni, olah raga maupun pusat kerajinan/pusat belanja. Selanjutnya, tersedia
tranportasi lokal dengan berbagai pilihan (persewaan motor/mobil, taksi) serta
becak dan “andong”/dokar sebagai transportasi tradisional. Jasa transportasi ini
bekerjasama dengan industri perhotelan, restoran, industri rumahan (home
industry) dan biro perjalanan wisata di beberapa kota yang telah memiliki
integrasi pengelolaan pariwisata. Langkah-langkah strategis ini juga mulai diikuti
oleh beberapa daerah lain yang mulai memfokuskan dan menumbuh-kembangkan
industri pariwisata, seperti: Sumatera Utara (Medan), Sulawesi Utara (Manado),
Jawa Tengah (Solo, Semarang, Magelang), Sumatera Barat (Padang), Sumatera
Selatan (Palembang), Sulawesi Selatan (Ujung Pandang), Batam (Riau) dan
beberapa wilayah lain.
6. Hotel Sebagai Akomodasi Pariwisata
Kata hotel sendiri sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis
yaitu hostel, yang diambil dari bahasa Latin hospes, dan mulai diperkenalkan
kepada masyarakat umum pada tahun 1797. Sebelum istilah hotel digunakan di
Inggris rumah-rumah penginapan bagi orang yang berpergian jauh disebut Inn
(Arif, 2005). Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act, 1956 dalam
Sulastiyono (2008) hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
dengan menyediakan pelayanan makanan,minuman dan fasilitas kamar untuk
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa adanya perjanjian khusus.
Berdasarkan SK Menteri Perhubungan No: PM.10/pw.301Phb-77 pada
tanggal 22 Desember 1977, hotel adalah: sebuah perusahaan akomodasi,
korporasi, atau institude, mempersiapkan fasilitas-fasilitas seperti penginapan,
makanan dan minuman, dan jasa-jasa lainnya, fasilitas dan jasa untuk orang-orang
pada umumnya termasuk turis dan traveler, terutama untuk orang-orang yang
tinggal untuk sementara waktu, akomodasi ini untuk komersial. Beberapa unsur
pokok yang terkandung dalam pengertian hotel sebagai suatu akomodasi
komersial, yaitu: Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaan, atau badan
usaha akomodasi; Menyediakan fasilitas pelayanan (jasa) penginapan, makanan
dan minuman serta jasa-jasa lainnya; Fasilitas dan pelayanan tersebut
diperuntukan bagi masyarakat umum (termasuk di dalamnya tourist dan
traveller); Yang tingggal di tempat itu hanya untuk sementara waktu; Akomodasi
tersebut dikelolah secara komersial.
a. Klasifikasi dalam hotel
Pengelompokan hotel menurut Dimyati (1989), hotel dapat dikelompokkan
menurut beberapa kriteria, antara lain :
1) Pengelompokkan menurut standar hotel:
a) Hotel Internasional;
b) Hotel Semi Internasional;
c) Hotel Nasional.
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penentuan standar hotel tersebut didasarkan pada Manajemen (Pengelola),
Room
Capasity
(Kapasitas
Kamar),
Facilities
(fasilitas),
Employement
(penempatan tenaga kerja) dan Administration (administrasi).
2) Penentuan standar hotel menurut ukuran (size) hotel:
a) Hotel besar (big size hotel), adalah: hotel yang memiliki 300 kamar tamu
atau lebih;
b) Hotel menengah atau sedang (medium size hotel), adalah hotel yang
memiliki 100 – 299 kamar tamu;
c) Hotel kecil (small size hotel), adalah : hotel yang memiliki 25-99 kamar
tamu.
3) Penentuan hotel menurut operasinya
a) Around the year operation hotel, adalah hotel yang beroperasi sepanjang
tahun.
b) Seasonal hotel, adalah hotel yang beroperasi pada musim-musim tertentu
(musim panas, musim dingin, atau musim semi saja).
4) Penentuan hotel menurut lokasinya :
a) City Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah perkotaan. Karena hotelhotel ini biasanya diperuntukan bagi tamu-tamu beristirahat sementara
dalam jangka waktu pendek, maka sering disebut juga sebagai Transit
Hotel atau Transient Hotel. City Hotel biasanya dihuni oleh para
usahawan. Oleh karena itu hotel semacam ini sering juga disebut dengan
Comercial Hotel, yang tentunya dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan
bagi commercialman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26
digilib.uns.ac.id
b) Residential Hotel adalah hotel yang berlokasi di pinggiran yang cukup
jauh dari keramaian, dan polusi udara, tetapi mudah menjangkau tempat
kegiatan usaha. Hotel semacam ini berlokasi di daerah tempat kegiatan
usaha. Hotel semacam ini berlokasi di daerah yang tenang karena terutama
diperuntukan bagi mereka yang ingin tinggal dalam waktu lama. Dengan
sendirinya hotel ini dilengkapi dengan tempat tinggal yang lengkap untuk
keluarga.
c) Resort Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah pegunungan atau
mountain hotel dan di tepi pantai atau beach hotel. Hotel semacam ini
terutama diperuntukan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari
libur.
d) Motel adalah hotel yang berlokasi dipinggir atau di pinggir atau di
sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota besar dengan kota
besar lainnya, atau di pinggir jalan raya dekat pintu gerbang / batas kota
besar. Hotel semacam ini diperuntukan bagi para traveller yang
menggunakan kendaraan mobil sendiri. Oleh karena itu dalam motel harus
ada tempat parkir mobil yang terpisah.
Berdasarkan kriteria keempat unsur tersebut dengan SK Mentri Perhubungan
No. PM. 10/PW.301/Pdb-77 tentang usaha dan klasifikasi hotel ditetapkan
bahwa penilaian klasifikasi kelas dalam hotel di golongkan ke dalam 5 kelas
hotel yaitu: hotel dengan kelas bintang satu sampai dengan bintang lima.
Hotel dengan kelas tertinggi dinyatakan dengan tanda bintang 5 dan hotel
dengan golonganan kelas terendah dinyatakan dengan tanda bintang satu.
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau yang berada di
bawah standar minimum di sebut Hotel Non Bintang. Tujuan dari
penggolongan kelas hotel tersebut adalah:
1) Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor di bidang usaha
perhotelan;
2) Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang
akan diperoleh di suatu hotel sesuai dengan golongan kelasnya;
3) Agar tercipta persaingan yang sehat di antara para pengusahaan hotel;
4) Agar tercipta keseimbangann antara permintaan dan penawaran usaha
akomodasi hotel.
b. Hotel Syariah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha
Hotel Syariah, memaparkan bahwa usaha Hotel adalah penyediaan akomodasi
berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan yang dapat dilengkapi dengan
jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya
secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan Syariah adalah prinsipprinsip hukum Islam sebagaimana yang diatur fatwa dan/atau telah disetujui
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Usaha Hotel Syariah adalah usaha
hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha Hotel Syariah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini. Kriteria Usaha Hotel
Syariah adalah rumusan kualifikasi dan/atau klasifikasi yang mencakup aspek
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produk, pelayanan, dan pengelolaan. Usaha Hotel Syariah digolongkan
menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Hotel Syariah Hilal-1
Hotel Syariah Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang
dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim.
2) Hotel Syariah Hilal-2
Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang
dinilai memenuhi seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim.
Lebih lanjut dalam PERMEN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha
Hotel Syariah terdapat Kriteria Mutlak dan Kriteria Tidak Mutlak Usaha
Hotel Syariah, Kriteria Mutlak adalah ketentuan dan persyaratan minimal
tentang produk, pelayanan, dan pengelolaan yang wajib dipenuhi dan
dilaksanakan oleh Pengusaha Hotel sehingga dapat diakui sebagai Usaha
Hotel Syariah dan memperoleh Sertifikat Usaha Hotel Syariah.Kriteria Tidak
Mutlak adalah ketentuan dan persyaratan tentang produk, pelayanan, dan
pengelolaan yang dapat dilaksanakan oleh Pengusaha Hotel Syariah, guna
memenuhi kebutuhan tertentu wisatawan muslim. pemaparannya dapat dilihat
dalam Lampiran 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29
digilib.uns.ac.id
c. Karakteristik industri perhotelan
Industri hotel merupakan bagian kecil industri jasa (service industri) yang
secara lusa mencakup industri hospitality, bank, pusat kesehatan (health
care), asuransi, amusement, bengkel perbakikan mesin, pendidikan, lembaga
hukum dan lain sebagainya (Keiser, 1989). Sedangkan Industri Hospitality
terdiri atas enam kategori umum, yaitu:
1) Lodging (Penginapan).
2) Food Services (Jasa Boga).
3) Transportation (Transportasi).
4) Leisure Activity
5) Hospitals and nursing homes (Rumah sakit dan Rumah perawatan).
6) Educational Support (Asrama dan pendukung pendidikan lainnya).
Karakteristik industri hospitality adalah:
1) Orientasi pada pelayanan (service oriented).
Pelayanan berbeda dari produk bersifat abstrak dan tidak terlihat (intangible)
(Keiser, 1989). Misalnya seseorang pergi ke hotel untuk menginap, pelayanan
yang diterima meliputi keadaan fisik hotel (kebersihan, design), keramahan staff
hotel, kamar yang tertata rapi dan bersih. Pelayanan ini tidak dapat disimpan di
suatu tempat seperti gudang. Jika sebuah kamar hotel tidak terjual pada suatu
malam, penghasilan dari kamar tersebut tidak dapat diganti atau sudah hilang
selamanya.
2) Melibatkan perhatian khusus pada orang (Intensive concern with people).
3) Memerlukan tenaga kerja khusus (special kind of labor force).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30
digilib.uns.ac.id
4) Lingkup operasi relatif kecil (smaller operations).
5) Productivitas rendah (low Productivity).
Untuk mengulas sifat hotel (Nebel, 1991), keunggulan hotel harus dapat
membedakan dirinya dengan pesaing malalui pelayanan (service) yang
diberikan. Jika hanya membedakan diri melalui tampilan atau fisik hotel,
keunikan suatu hotel tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan dengan
mudah menirunya. Permasalahannya adalah pelayanan berbentuk abstrak,
tidak terlihat dan personal, sehingga sulit untuk dapat membuatnya konsisten.
Hal-hal yang mendorong terjadinya inkonsistensi pelayanan dalam industri
hotel antara lain adalah pelayanan atau jasa yang diberikan lebih banyak
dilakukan oleh manusia, bukan mesin yang bisa diatur untuk menghasilkan
suatu kualitas tertentu yang selalu sama. Hotel adalah bisnis yang bersifat
siklis, ada waktu penuh yang disebut high season atau sebaliknya low
seasons, sehinga sulit untuk dapat memelihara sebuah sistem yang beragam
dalam keadaan yang tidak menentu. Tingkat keluar masuk karyawan yang
tinggi, menyebabkan sistem yang seragam sulit untuk diterapkan. Menurut
Lewis dan Chambers (1989), hotel dapat dioperasikan dengan cara:
1) Dimiliki sendiri dan dioperasikan sendiri, yang tentusaja menuntut
kenutuhan dana yang tidak sedikit untuk investasi, ditambah pula keharusan untuk
memiliki pengetahuan tentang manajemen pengelolahan hotel.
2) Dimiliki sendiri dan dioperasikan oleh orang atau perusahaan lain melalui
kontrak manajemen, yang tidak mengharuskan pemilik hotel untuk memiliki
pengetahuan dan pengalaman manajemen pengelolaan hotel.
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Dimiliki sendiri dan dioperasikan sendiri di bawah sistem waralaba
(Franchising), dengan membeli brand name dari pemilik nama hotel yang sudah
terkenal. Sisitem ini mempermudah pemilik fisik hotel karena dari pemilik akan
memperoleh pengetahuan teknis, pengetahuan manajerial pengelolaan, dukungan
pemasaran, dukungan keuangan (karena nama besar pemilik nama, maka kreditur
akan mudah memberikan bantuan), keamanan (berkaitan dengan hukum,
peraturan keselamatan, asuransi), audit berkala untuk menjamin standarisasi
pelayanan, dan jaringan reservasi yang luas melalui banyak jaringan waralaba.
4) Konsorsium, merupakan gabungan dari beberapa hotel yang masingmasing berdiri dan beroperasi di bawah kepemilikan sendiri, dengan tujuan utama
untuk mendapatkan pemasaran di bawah kelompok ini.
5) Jaringan reservasi (hampir seperti konsorsium, tetapi lebih mudah untuk
menjadi anggotanya), afiliasi (dengan hotel lain di daerah lain, agar pelanggan
tetap merasa menemukan hotel yang sama) dan perwakilan serta agen perjalanan
yang bertindak sebagai agen pemasaran.
B. Kerangka Pemikiran
Telah dibahas dalam bab sebelumnya beberapa penelitian yang telah
dilakukan yang membahas mengenai potensi pengembangan pariwisata. Dalam
subbab ini akan dibahas kembali secara detail mengenai penelitian tersebut dan
penelitian lain diluar jurnal utama, pembahasannya adalah sebagai berikut:
Santi, dkk (2014) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi
dan pariwisata mencakup: perdagangan barang dan jasa (perdagangan, hotel dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32
digilib.uns.ac.id
restoran); aliran investasi dan barang dan jasa pariwisata internasional ke
Indonesia; permintaan pariwisata internasional dan pasokan mempengaruhi
barang dan jasa investasi dan pariwisata nasional; faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran pariwisata di Indonesia; apakah investasi dan
perdagangan barang dan jasa mempengaruhi permintaan dan penawaran
pariwisata Indonesia negara ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Australia,
dan negara lainnya (Seluruh dunia); dan merumuskan implikasi kebijakan
pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan ekonomi pertumbuhan.
Penelitian tersebut menggunakan data seri dari 1990-2012 periode; dengan
menggunakan model simultan (2SLS) model dianalisis dampak investasi, dan
perdagangan internasional sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Penelitian tersebut menggunakan model investasi dan
perdagangan arus (ekspor dan impor) barang dan jasa yang dibuat oleh panel
pariwisata menggunakan gravitasi, dengan bantuan program Eviews 7.1 untuk
melakukan pengolahan data. Hasil penelitian tersebut mrnunjukkan dampak dari
peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung pada dasarnya tidak
langsung berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan perubahan nilai tukar (baik
apresiasi dan depresiasi mata uang) yang akan mempengaruhi pendapatan, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang diukur dengan
kemampuan beli. Sebaliknya, peningkatan daya beli mata uang domestik akan
diikuti oleh apresiasi proporsional mata uangnya, dengan demikian, perubahan
nilai tukar mata uang suatu negara atau karena terjadinya dan penyebab inflasi di
negara tersebut, sehingga perubahan nilai tukar antara negara pengirim dan
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penerima wisatawan mempengaruhi penerimaan pariwisata yang memicu inflasi
karena peningkatan daya beli karena peningkatan pendapatan. Kondisi di mana
suatu negara krisis ekonomi biasanya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang
lambat di mana peningkatan inflasi dan nilai tukar mata uang terdepresiasi, suatu
kondisi di mana mata uang domestik terdepresiasi maka harga barang di dalam
negeri akan jauh lebih murah dan dalam kondisi ini juga merupakan daya saing
negara akan mengalami pada harga yang lebih baik dengan harga di negara-negara
lain dan tentu saja akan mempengaruhi permintaan. Dalam kasus dampak
permintaan pariwisata Indonesia dari ASEAN dan Jepang untuk menunjukkan
dummy krisis ekonomi dengan krisis ekonomi akan meningkatkan investasi
pariwisata ASEAN di Indonesia, fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun
krisis ekonomi, tetapi tidak mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, sebagai
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang sangat besar
dan luas di antara negara-negara Asean, itu adalah daya tarik utama bagi negaranegara lain termasuk negara-negara ASEAN (Singapura dan Malaysia sebagai
yang terbesar Asean investor di Indonesia). Sementara pada saat krisis ekonomi
yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif, salah satu upaya untuk
menghidupkan
kembali
perekonomian
dengan
meningkatkan
konsumsi
pemerintah di mana peningkatan konsumsi diperkirakan akan menciptakan faktor
pertumbuhan produksi di negara yang dapat meningkatkan lapangan kerja dan
pendapatan. Berbeda dengan hasil estimasi di beberapa negara (Eropa, Amerika
Serikat, Australia, dan ROW) yang menunjukkan bahwa suku bunga kredit di
negara berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga investasi. Semakin tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34
digilib.uns.ac.id
tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasi, dan sebaliknya karena tingkat
bunga adalah biaya modal yang harus dikeluarkan. Dengan kata lain, semakin
tinggi tingkat bunga yang dibebankan yang harus dikeluarkan (Biaya Modal) yang
dikeluarkan juga lebih. Kondisi di mana semakin tinggi pendapatan nasional suatu
negara, semakin tinggi permintaan barang - barang impor. Hal ini karena di
negara yang mengalami peningkatan pendapatan cenderung memperkuat nilai
tukar, di mana perubahan kurs terhadap pertumbuhan output terlihat dampak yang
besar terhadap perekonomian terbuka. Jika nilai tukar cenderung menguat negara
itu bisa menyebabkan peningkatan impor karena harga barang impor akan lebih
murah daripada harga masuk di dalam negeri, dengan demikian, menurunkan nilai
tukar mata uang sendiri cenderung meningkatkan ekspor neto, dan dan sebaliknya.
Dampak variabel pada tingkat indeks harga konsumen di konsumsi pariwisata
Indonesia_Jepang model permintaan pariwisata menunjukkan bahwa dalam
kondisi kenaikan harga pada item tertentu akan mempengaruhi harga barang
lainnya termasuk pariwisata akan menyebabkan inflasi serta meningkatnya biaya
transportasi akibat kenaikan harga bahan bakar yang pada gilirannya akan
menaikkan harga barang dan jasa lainnya, termasuk harga komoditas yang
digunakan dalam kegiatan pariwisata. Dengan kata lain, kondisi pertumbuhan di
mana total permintaan akan memicu perubahan tingkat harga (inflasi demand
pull), hal ini terjadi karena meningkatnya volume alat tukar atau likuiditas.
Samori dan Fadilah (2013) meneliti konsep halal dari industri hotel. Ia
mencoba untuk menganalisis fitur dan karakteristik dari Syariah hotel sesuai
menurut perspektif syariah dan kemudian mengidentifikasi fitur dan karakteristik
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang akan diterima secara universal oleh sebagian besar pelaku bisnis perhotelan
terhadap konsep hotel. Selain itu, tulisan tersebut juga menyoroti prospek
potensial dari ' Halal Hospitality' untuk ekonomi dan industri hotel. Penelitian
tersebut menggunakan contoh negara Malaysia sebagai studi kasus, yang
menggambarkan peluang yang timbul dalam memberikan konsep seperti apa yang
disebut sebuah merek hotel Islam. Selain itu, hambatan dan tantangan yang
mungkin dihadapi oleh industri perhotelan dalam mengembangkan Syariah
Compliant Hotel di Malaysia. Penelitian tersebut menggunakan penelitian
kualitatif di mana data dikumpulkan melalui studi pustaka dan sesi wawancara
dengan otoritas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting bagi pelaku
bisnis perhotelan memiliki pengetahuan dan sepenuhnya siap dengan peluang dan
tantangan yang mereka mungkin akan menghadapi sebelum berkembang menjadi
Syariah Compliant Hotel di Malaysia.
Chookaew, dkk (2015) meneliti pengembangan potensi pariwisata syariah di
Teluk Andaman, Thailand. Penelitian tersebut mencakup; mengusulkan metode
pembuatan rencana pemasaran pariwisata syariah untuk semua wisatawan dari
negara-negara Muslim; untuk menawarkan baik pengusaha atau pengusaha
pariwisata banyak pilihan dalam manajemen pariwisata syariah bagi wisatawan
dari
negara-negara
mengembangkan
Muslim;
potensi
untuk
pengelolaan
mempelajari
pariwisata
tentang
syariah
cara
dalam
untuk
rangka
mendukung para wisatawan dari negara-negara Muslim; menjadi model
pengaturan standar administrasi, dan manajemen pariwisata syariah bagi
wisatawan dari negara-negara Muslim; dan untuk menawarkan wisatawan dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36
digilib.uns.ac.id
negara-negara Muslim alternatif pilihan mengkonsumsi produk dan jasa halal.
Metodologi terapan digunakan dalam penelitian tersebut untuk mencari solusi
untuk masalah yang timbul dalam situasi manajemen tertentu. Sepuluh sampel
diambil dalam penelitian ini, yang terdiri dari wisatawan Muslim dari Yordania,
Malaysia, Libea, dan Oman, kemudian dari pemandu wisata, petugas dari kantor
provinsi Dewan Islam di pantai Laut Andaman, dan petugas dari Dewan Thailand
Islam Tengah. Penelitian tersebut juga menggunakan diskusi kuesioner, observasi
dan diskusi group yang terfokus. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penting bagi Thailand untuk mengembangkan konsep bisnis Pariwisata Syariah
guna memenuhi tingginya permintaan akan kebutuhan tersebut.
Cai dan Shi (2013) meneliti tiga perusahaan pelayaran internasional (Royal
Caribbean, Costa dan Star) yang diluncurkan di Shanghai. Mereka meneliti mulai
dari produk wisata cruise dan dari kapal itu sendiri, rute pantai tujuan, dan
menyimpulkan karakteristik produk. Mereka menggunakan data wawancara yang
mencakup faktor yang menarik dari pelayaran tersebut, persepsi rute, perjalanan
bersama-sama, waktu, biaya, berharap tujuan dan formalitas titik kompleksitas
permintaan karakteristik produk. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pada
situasi saat ini, potensi pengembangan pariwisata kapal pesiar di China sangat
besar.
Bunsit, Bussagone, dan Chanticha (2014) meneliti mengenai penggunaan
rumah tinggal warga untuk dijadikan “home stay” di daerah desa pariwisata yang
terpencil di Thailand. Banyaknya perumahan warga yang dijadikan home stay
menunjukkan dampak yang signifikan terhadap ekonomi lokal dan ekonomi
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Thailand pada umumnya. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengkaji bagaimana
pariwisata rumah tinggal yang diselenggarakan oleh masyarakat lokal dalam
mengembangkan tujuan wisata mempengaruhi kesejahteraan dalam individu,
rumah tangga dan tingkat masyarakat. Menggunakan data kualitatif dan
kuantitatif, penelitian tersebut menunjukkan sudut yang berbeda dari dampak
rumah tinggal pariwisata di pedesaan Thailand pada kesejahteraan objektif dan
subjektif dari peserta di daerah penelitian. Dalam rangka untuk menilai dampak,
berbagai metode kuantitatif seperti estimator pencocokan, skor kecenderungan
yang cocok dengan regresi nonparametrik dilakukan. Penelitian tersebut
menemukan bahwa rumah tangga dan masyarakat diuntungkan dari peningkatan
jumlah rumah yang berpartisipasi dalam program rumah tinggal. Hal tersebut
menciptakan dampak yang signifikan terhadap pendapatan rumah tangga dan
mengangkat konsumsi rumah tangga dan tingkat investasi. Dalam hal
kesejahteraan psikologis, jelas bahwa kesejahteraan peserta program lebih tinggi
dibandingkan dengan rumah tangga non-peserta. Penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa terdapat dampak dalam mengorganisir pariwisata rumah
tinggal pada konservasi lingkungan lokal dan peningkatan kesadaran masyarakat
untuk melindungi lingkungan sekitarnya yang dapat dilihat dari peningkatan
kawasan mangrove, perlindungan daerah suaka dan pengurangan sampah plastik
dari rumah tangga.
Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menjelaskan alur penelitian
yang dirangkum berdasar pada kerangka teoritis dan penelitian terdahulu di atas.
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Identifikasi Masalah:
Pemetaan potensi pengembangan pariwisata perhotelan di Kota
Semarang belum di akomodir oleh akomodasi hotel syariah yang
memadai.
Tujuan Penelitian:
Menyusun pemetaan potensi pengembangan pariwisata
perhotelan syariah di Kota Semarang.
Studi Pustaka
Survei Pendahuluan
Pengumpulan Data
DATA PRIMER
- Data series jumlah wisatawan
- Kuisioner kepada wisatawan
- Data Tarif/biaya hotel;
- Data rata-rata lama menginap;
DATA SEKUNDER
- Jumlah
hotel
syariah
yang
beroperasi
- Kuisioner
kepada
perusahan
pengembang hotel
- Ratio pertumbuhan wisatawan
Analisa
Pertumbuhan/pergeraka
n hotel syariah
Proyeksi Tren
Akurasi
Peramalan
Kesimpulan dan Saran
Sumber: Dimodifikasi dari Santi, dkk (2014), Cai dan Shi (2013), Samori dan
Fadilah (2013) Chookaew, dkk (2015)
Gambar 3
Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan (Indrintoro,
2002). Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan dalam penelitian. Metoda dalam penelitian ini terdiri dari
metoda pengumpulan data dan metoda analisis. Metoda pengumpulan data dibagi
kedalam dua metoda, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer bertujuan untuk mendapatkan data-data secara langsung
dari pengamatan lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi objek
penelitian. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan data-data sekunder yang dibutuhkan untuk kelengkapan analisis
dalam penelitian.
A. Desain Penelitian
Sepaham dengan Johannes, Ruslin, dan Eddi (2012), penelitian ini secara
umum merupakan penelitian lapangan dengan studi kasus yang menggunakan
desain deskriptif atau didesain dengan menguraikan data, mengidentifikasi
keadaan, gejala atau fenomena dari permasalahan yang ada pada sistem
akomodasi pariwisata syariah di Kota Semarang yang dikhususkan membahas
potensi pembanguan hotel syariah di kota tersebut.
commit to user
39
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dari karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kumpulan objek penelitian
bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok, komunitas, masyarakat, dan
lain-lain); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat, dan lain-lain). Populasi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek
tersebut (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan syariah
baik mancanegara maupun domestik yang melakukan kunjungan wisata ke
Semarang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yaitu suatu prosedur dimana hanya
sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan
sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi (Nazir, 2005). Menurut Guilford
dalam Sugiyono (2003) sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden)
yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 elemen/responden dan
semakin besar sampel (semakin besar nilai n=banyaknya elemen sampel) akan
memberikan nilai yang lebih akurat. Dengan teknik ini, tidka semua unsur atau
anggota populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi sampel (Nonprobability Sampling). Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental
sampling, pemilihan pengambilan sampel ini dikarenakan besarnya populasi yang
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diteliti. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian diambil dari populasi
menggunakan rumus Slovin, yaitu:
𝑁
n=(1+𝑁𝑒 2 ) ....................................................................................................
(1)
Keterangan:
n = jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
N = jumlah populasi
e = nilai kritis batas ketelitian yang digunakan dalam penelitian, dalam hal ini
peneliti menggunakan batas ketelitian 10%
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, seperti data jumlah
kunjungan objek wisata, data jumlah pendapatan berupa retribusi masuk ke
kawasan wisata.
2.
Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk melengkapi, menjelaskan
dan memperkuat data kuantitatif dalam menganalisis data yang diteliti.
Sumber data dapat dibedakan dan diperoleh menjadi dua bagian:
1.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asli atau
responden melalui wawancara dengan menggunkan daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan sebelum dilakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dan pengisian
kueisoner oleh responden untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
commit to user
ditemui sedang berwisata di Kota Semarang.
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Data sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan, namun tidak
khusus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang sedang
ditangani (Mulyono, 2000). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari
pihak lain seperti pengelola objek wisata syariah di Kota Semarang, Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Jepara, internet, serta literaturliteratur berupa buku maupun jurnal yang dapat mendukung penelitian.
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
pengumpulan data:
1.
Studi kepustakaan, yaitu salah satu cara untuk memperoleh data dengan
membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
2.
Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengambil data
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dari hasil publikasi
lembaga-lembaga atau instansi pemerintah seperti Dinas Pariwisata, Seni dan
Budaya, Badan Pusat Statisktik, pihak pengelola dan lainnya.
3.
Wawancara, yaitu cara pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan
dalam pengembangan informasi dengan mewawancarai langsung responden
yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang di butuhkan dengan
bantuan daftar pertanyaan yang telah di persiapkan sebelumnya.
4.
Observasi, penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung disebut
pengamatan atau observasi. Teknik atau cara ini banyak digunakan baik
commit to user
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam penelitian sejarah, deskriptif ataupun eksperimental, karena dengan
pengamatan memungkinkan gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat.
5.
Kuesioner, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang diketahui, Arikunto (1998), disajikan dalam Lampiran 3.
E. Evaluasi
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Cai dan Shi (2013), Samori
dan Fadilah (2013) Chookaew, dkk (2015), maka dalam penelitian ini untuk
mengetahui potensi pengembangan pariwisata perhotelan di kota Semarang yang
mengkaji dari segi perspektif syariah sesuai permintaan yang meliputi: total
kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang; total kunjungan objek
wisata syariah; tingkat hunian kamar tidur; banyak malam kamar terjual; banyak
tamu yang menginap; rata-rata lama menginap, sedangkan penawarannya
mencakup: informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, dan pelayanan,
keseluruhannya dapat dievalusi berdasarkan uji statistik yang memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Sampel Penelitian
Untuk melakukan penelitian mengenai potensi perkembangan pariwisata
perhotelan di kota Semarang yang dikaji dari segi presfektif syariah, maka peneliti
mengumpulkan data sekunder dengan jalan mengunduh data yang diperlukan
melalui situs resmi pemerintah dan penyebaran kuisioner, teknik pengambilan
sampel untuk kuisioner diambil berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang jumlah pengunjung objek wisata di
Semarang tahun 2013 adalah 58.638. Jumlah tersebut dihitung dengan rumus
Slovin diatas sehingga diperoleh perhitungan seperti dibawah ini :
𝑛=
1.461.018
= 100
1 + (1.461.018)(0,12 )
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa sampel yang akan diambil
adalah 100 orang.
2. Gambaran Umum Kota Semarang
Dikutip dalam Peraturan Walikota Semarang No. 18/2014 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2015, gambaran umum
kondisi daerah Kota Semarang terbagi menjadi:
commit to user
44
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Luas dan batas wilayah administrasi
Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15%
dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat
adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah
selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa
dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer, secara administrasi Kota
Semarang terbagi atas 16 Kecamatan.
b. Letak dan kondisi geografis
Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau
Jawa yang terletak antara garis 6050’ – 7010’ Lintang Selatan dan garis 109035’ –
110050’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada
pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan
Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai
Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang,
Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah
Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam
perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan
terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan
jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi
Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang
tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara
langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
c. Topografi
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah
dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan
adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya
adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah
perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang
dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan
Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu,
serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II
(2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari,
Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III (15-40%) meliputi wilayah
di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah
kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (>50%) meliputi
sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian
wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik.
Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung. Kota
Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu kota
yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan
daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya
berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian
antara 0,75 – 348,00 mdpl.
d. Kepariwisataan
commit to user
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kinerja pelayanan urusan kepariwisataan dapat dilihat dari beberapa indikator
yaitu jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik dan kontribusi sektor
pariwisata terhadap PAD. Untuk itu peningkatan perekonomian Kota Semarang
juga terus didorong dicapai dari sektor pariwisata dengan upaya yang dilakukan
pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang.
Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2013 sebanyak 3.157.658.
Sedangkan target kunjungan wisatawan tahun 2013 adalah sebanyak 1.944.979
orang yang berarti melebihi target sebesar 62 %. Untuk perkembangan sarana dan
prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami
peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12
buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak 37
buah.
Akan tetapi dalam perkembangan tersebut terdapat isu belum maksimalnya
pengembangan destinasi pariwisata, terutama wisata syariah, tingkat kunjungan
wisatawan masih rendah dan kualitas sarana dan prasaran bidang pariwisata
syariah juga masih kurang. Untuk itu arah pengembangan pariwisata pada
RPJMD 2010-2015 ditujukan pada terwujudnya Semarang sebagai Kota Wisata
melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi-potensi wisata secara maksimal
baik wisata dagang maupun wisata religius, peningkatan manajemen pengelolaan
pariwisata
serta
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia
dibidang
kepariwisataan.
Kebijakan
bidang
pariwisata
lebih
ditekankan
pada
program-program
pengembangan pemasaran pariwisata, program pengembangan pariwisata dan
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengembangan kemitraan kepariwisataan. Melalui program-program tersebut
diharapkan dapat menaikkan tingkat kunjungan wisata di Kota Semarang selama
periode 2010-2015.
e. Fasilitas perdagangan dan Jasa
Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari ketersediaan
fasilitas hotel, penginapan, restoran/rumah makan, pasar modern dan pasar
tradisional. Sampai dengan tahun 2013 jumlah fasilitas perdagangan dan jasa
mengalami peningkatan, jumlah restoran/rumah makan/kedai sebanyak 387 buah.
Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun 2013
mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel
sebanyak 12 buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan
sebanyak 37 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 46 buah, hotel non bintang
82 buah, pasar tradisional sebanyak 50 buah, pasar lokal sebanyak 23 buah.
Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan wisata
religus. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik bagi
investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara
untuk berkunjung di Kota Semarang.
3. Potensi Wisata Syariah Kota Semarang
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, Kota Semarang merupakan
magnet Jawa Tengah, terbukti dengan angka pada Tabel 1 dibawah ini,
menunjukan tingginya antusiasme wisatawan untuk berwisata ke Semarang.
Tabel 1
Potensi Wisata Semarang
Uraian
2011
2012
2013
Jumlah pengunjung obyek wisata
a. Wisatawan Mancanegara
7.434
5.015
7.033
b. Wisatawan Nusantara
1.120.755 1.157.590 1.995.253
Jumlah yang menginap di hotel
a. Wisatawan Mancanegara
22.623
19.802
23.468
b. Wisatawan Nusantara
962.886
989.717 1.163.275
Rata-rata lama menginap permalam
a. Wisatawan Mancanegara
1,62
2,31
1,88
b. Wisatawan Nusantara
1,88
1,47
1,50
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Tabel 2
Statistik Hotel Jawa Tengah
Uraian
2011
2012
2013
Akomodasi
a. Hotel berbintang
31
29
36
b. Hotel tidak berbintang
59
63
61
Total
90
92
97
Jumlah kamar
a. Hotel berbintang
2.563 2.198
3.387
b. Hotel tidak berbintang
1.333 1.381
1.361
Total
3.896 3.579
4.748
Jumlah tempat tidur
a. Hotel berbintang
4.699 4.194
5.415
b. Hotel tidak berbintang
2.506 2.483
2.308
Total
7.205 6.677
7.723
Tingkat hunian kamar
a. Hotel berbintang
46,28
49,3
52,25
b. Hotel tidak berbintang
47,34 42,55
52,24
Total
93,62 91,85 104,49
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1 terlihat bahwa statistik kunjungan wisata, jumlah pengunjung obyek
wisata di Kota Semarang tahun 2013 mengalami peningkatan sampai 72,36%
dibanding tahun 2012 yang mencapai 1,16 juta pengunjung. Bahkan wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Kota Semarang meningkat hampir 40,23% dari
sebanyak 5 ribu di tahun 2012 naik hingga mencapai sekitar 7 ribu yang masuk di
tahun 2013. Sementara itu jumlah wisatawan yang menginap di hotel terjadi
kenaikan sekitar 17,54% dibandingkan tahun 2012.
Tabel 2 terlihat bahwa data sampai dengan tahun 2013 terdapat 97 usaha
akomodasi di Kota Semarang dengan 4.748 kamar dan 7.723 tempat tidur. Dari
seluruh usaha akomodasi tersebut, 3.387 kamar atau 71,34% tersedia di hotel
berbintang dan sisanya sekitar 1.361 kamar terdapat di hotel non berbintang.
Tingkat hunian kamar apabila dilihat menurut klasifikasi hotel, tingkat hunian
kamar hotel berbintang terlihat meningkat, dari 49,3% menjadi 52,25%.
Data per Agustus 2014 pada www.semarangkota.bps.go.id, yang dapat dilihat
dalam Lampiran 2 juga menjelaskan bahwa jumlah wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo
pada bulan Agustus 2014 sebanyak 1.399 orang, naik dibandingkan bulan Juli
2014 yang sebanyak 1.125 orang, kenaikannya sebesar 24,36 persen. Apabila
dibandingkan periode yang sama pada Agustus 2013, jumlah wisatawan
mancanegara Agustus 2014 mengalami penurunan sebesar 23,88 persen, yaitu
dari 1.838 orang (Agustus 2013) turun menjadi 1.399 orang (Agustus 2014).
Jumlah
wisatawan
mancanegara
terbanyak
berasal
dari
warga
negara
berkebangsaan Malaysia yaitu sebanyak 413 orang atau 32,83 persen terhadap
commit to user
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
total wisman yang berkunjung ke Jawa Tengah, disusul dari Perancis sebanyak
382 orang (30,37 persen) dan dari Jerman sebanyak 66 orang (5,25 persen).
Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pada
tahun 2014 hotel berbintang mencapai 45 hotel, non bintang sebanyak 62 hotel,
diantara hotel-hotel tersebut yang pengoperasiannya berdasarkan sistem syariah
hanya baru ada satu saja, yaitu hotel Semesta Syariah Semarang yang masuk
dalam klasifikasi hotel berbintang. Diambil dalam data statistik kota Semarang
pada tahun 2009 dan 2010 tercatat pemerintah daerah kota Semarang tidak
merealisasikan satupun pembangunan hotel, pada tahun 2011 pemerintah kota
Semarang merealisasikan empat pembangunan hotel, kemudian pada tahun 2012
sejumlah 16 hotel, senada dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2013
pemerintahan daerah merealisasikan 16 pembanguan hotel. Pembangunanpembangunan hotel tersebut tergambar:
5
4
3
Series 1
2
1
0
Category 1
Category 2
Category 3
Category 4
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 4
Realisasi Pembangunan Hotel di Kota Semarang
Gambar 4 diatas menggambarkan tingginya angka realisasi pembangunan hotel
di kota Semarang setelah tahun 2011, padahal dilihat dalam Tabel 1 jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52
digilib.uns.ac.id
pengunjung obyek wisata, jumlah wisatawan yang menginap, serta rata-rata lama
menginap wisatawan sempat menurun dari tahun 2011 ke tahun 2012, akan tetapi
angka realisasi pembangunan hotel malah mengalami kenaikan bahkan naiknya
ditunjukan dengan angka yang signifikan, yakni selisih 12 angka.
B. Gambaran Umum Komponen Permintaan Potensi Pengembangan
Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang
1. Total Kunjungan Wisatawan Domestik Maupun Asing ke Semarang
Sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang merupakan salah satu kota
Metropolitan di Pulau Jawa menjadi kota dengan penduduk terpadat di Jawa
Tengah, dengan demikian pertumbuhan serta interaksi masyarakat di kota ini
semakin meningkat setiap tahunnya. Ditambah lagi adanya Pelabuhan Tanjung
Mas, Bandara Internasional Ahmad Yani, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, dan
Terminal Bus Banyumanik menjadikan Kota Semarang sebagai kota industri,
perdagangan, serta pariwisata karena dengan adanya fasilitas transportasi yang
lengkap ini memudahkan akses keluar masuknya para wisatawan maupun sarana
dan prasarana perdagangan.
Banyaknya pendatang di Kota Semarang baik tujuan wisata maupun berbisnis ini
perlu adanya wadah untuk menampung para pendatang sebagai tempat istirahat
sementara sehingga dapat digunakan sebagai tempat transit maupun menginap
dengan sistem sewa. Berbagai variasi daya tarik wisata Kota Semarang akhir-ahir
ini menjadi magnet bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Diambil dari data statistik semarang dalam angka (SDA) dalam website resmi
commit to user
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Badan Pusat Statistik (BPS) kota Semarang, tingkat kunjungan wisatawan
semenjak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari
tahun ke tahunnya, realisasinya dapat dilihat pada tabel-tabel kunjungan sebagai
berikut:
Tabel 3
Banyaknya Kunjungan dan Pendapatan dari Obyek Wisata
di Kota Semarang
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Wisatawan Nusantara
Jumlah Pendapatan
(000 Rp.)
Nusantara Mancanegara
2.105.945
7.194
3.409.921
1.071.063
3.597
4.052.228
1.120.755
7.434
3.372.901
1.457.576
3.442
10.537.834
1.457.576
3.442
10.537.834
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Tabel 3 memperlihatkan bahwa dalam tahun ke tahun jumlah kunjungan dan
tingkat pendapatan kota Semarang dari sektor wisata mengalami angka turun naik
dari tahun ke tahunnya, data dari tahun 2009 sampai dengan 2013 tersebut
memperlihatkan bahwa angka kunjungan wisatawan nusantara tertinggi pada
tahun 2009 dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan kurang lebih sebanyak Rp.
3,4 Milyar, sedangkan untuk kunjungan tertinggi wisatawan mancanegara terjadi
pada tahun 2011, yakni sebanyak 7.434 orang dengan jumlah pendapatan yang
dihasilkan kurang lebih sebesar Rp.3,3 Milyar. Grafik dari Tabel 3 tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
commit to user
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2,500,000
2,000,000
1,500,000
Wisatawan Nusantara
1,000,000
500,000
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 5
Wisatawan Nusantara
8,000
6,000
4,000
Wisatawan Mancanegara
2,000
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 6
Wisatawan Mancanegara
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
Jumlah Pendapatan (000
Rp.)
4,000,000
2,000,000
0
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 7
commit
to user dari Sektor Pariwisata
Jumlah Pendapatan Pemkot
Semarang
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pemaparan Gambar 5, 6, dan 7 dapat disimpulkan bahwa meskipun jumlah
kunjungan wisatawan bail nusantara maupun mancanegara dari tahun ke tahun
cenderung menurun, akan tetapi pendapatan yang diterima pemerintah kota
Semarang dalam sektor ini mempunyai tren menaik secara signifikan (tergambar
dalam Gambar 7)
2. Total Kunjungan Obyek Wisata Syariah
Telah dibahas pada bab sebelumnya berdasar dalam website resmi Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau KEMENPAREKRAF, www.parekraf.go.id
bahwa pemerintah pusat mencanangkan Indonesia untuk dijadikan salah satu
negara destinasi wisata syariah di Dunia. Sejalan dengan program pemerintah
pusat ini, maka pemerintah kota Semarang tentunya harus mulai berancangancang untuk mengakomodir tujuan tersebut, apalagi kota Semarang dalam
website resmi pariwisata Indonesia, yakni www.indonesia.travel disebut-sebut
sebagai salah satu kota yang dicanangkan menjadi contoh untuk memulai rencana
pemerintah pusat tersebut selain kota Lombok, Aceh, dan lainnya.
Guna menjawab pencanangan tersebut sejumlah program wisata yang digencarkan
Pemerintah Kota Semarang diantaranya adalah membangun Masjid Agung Jawa
Tengah Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah,
juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut,
sejumlah daya tarik wisata telah dipersiapkan diantaranya adalah Menara Al
Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 Meter. Sedangkan di lantai 2 dan
lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56
digilib.uns.ac.id
Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Di lantai 19 yaitu untuk menara
pandang dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Selain
bangunan utama masjid yang luas dan indah, terdapat bangunan pendukung
lairmya. Bangunan pendukung itu di antaranya: auditorium di nisi sayap kanan
masjid yang dapat menampung kurang lebih 2.000 orang. Auditorium ini biasanya
digunakan untuk acara pameran, pemikahan dan kegiatan-kegiatan lairmya. Sayap
kiri masjid terdapat perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk
umum. Halaman utama masjid yang terdapat 6 payung hidrolik juga dapat
menampung jamaah sebanyak 10.000 orang. Program pembangunan Masjid ini
ternyata disambut baik oleh para wisatawan syariah, terbukti pada data dalam
tabel-tabel dibawah ini yang menunjukkan tingginya minat wisatawan untuk
mengunjungi masjid ini.
Pada Tabel 4 dibawah memperlihatkan bahwa kunjungan obyek wisata terbesar
pada tahun 2011 terdapat pada obyek wisata Masjid Agung Jateng, yaitu sebesar
293.676 orang, angka tersebut membuktikan bahwa tidak salah pemerintah
mencanangkan kota Semarang sebagai salah satu destinasi kota wisata syariah di
Indonesia. Terlihat bahwa Masjid Agung Jateng masih menjadi tempat obyek
wisata terfavorit di Kota Semarang. Bahkan angka kunjungannya naik sebesar
45.201 orang, yang tadinya di tahun 2011 hanya sebesar 293.676 orang, di tahun
2012 menjadi sebesar 338.877 orang. Pada tahun 2013 meski Masjid Agung
Jateng masih menjadi tempat obyek wisata terfavorit di Kota Semarang, akan
tetapi angka kunjungannya tidak mengalami perubahan yang berarti.
Tabel 4
commit
to user
Banyaknya Pengunjung Obyek
Wisata di Kota Semarang
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahun 2011 - 2013
Pengunjung
Nama Obyek
2011
2012
2013
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
Wisnus
Wisman
1.
Taman Lele
28,417
-
26,846
-
26,846
-
2.
3.
4.
Tinjomoyo
Taman Margasatwa
Mangkang
2,276
-
2,368
-
2,368
-
267,318
28
250,001
5
250,001
5
5.
Tanjung Mas
53,769
-
16,695
-
16,695
-
6.
Goa Kreo
13,009
439
5,981
27
5,981
27
7.
Marina
-
-
191,240
-
191,240
-
8.
Puri Maerokoco
25,750
-
24,325
2
24,325
2
9.
Gelanggang Pemuda
92,940
-
76,970
-
76,970
-
10. Ngaliyan Tirta Indah
18,354
-
18,892
-
18,892
-
11. ISC
33,248
-
33,294
2
33,294
2
12. Oasis
2,763
-
1,465
-
1,465
-
-
-
139,339
-
139,339
-
14. Pondok Sehat
3,912
-
6,407
-
6,407
-
15. T B R S
17,642
74
25,524
16. Mus. Ronggowarsito
43,130
500
38,562
182
38,562
182
17. Mus. Mandala Bhakti
8,365
107
81,983
-
81,983
-
18. Mus. Djamu Djago
13,813
3,374
13,572
1,865
13,572
1,865
19. Mus. Nyonya Mener
17,187
2,311
12,768
1,188
12,768
1,188
20. Taman Ria Wonderia
158,603
-
138,157
-
138,157
-
21. Vihara Budha Gaya
26,583
601
14,310
171
14,310
171
293,676
1,120,755
7,434
338,877
1,457,576
3,442
338,877
1,457,576
3,442
13. Villa Bukit Mas
22. Masjid Agung Jateng
Jumlah/Total
25,524
Sumber: SDA 2011-2013
Gambaran kunjungan wisatawan ada Tabel 4 tersebut dapat dilihat dengan trend
sebagai berikut:
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
Kunjungan Wisatawan
Nusantara
Kunjungan Wisatawan
Asing
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 8
Kunjungan Wisatawan Nusantara & Mancanegara ke
Mesjid Agung Jawa Tengah
Dari data diatas terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir, yakni tahun 2011 sampai
dengan 2013 tidak ada satupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
tempat obyek wisata yang difavoritkan oleh wisatawan nusantara ini. Hal tersebut
tentunya perlu ditelaah lebih lanjut, apakah alasan yang mendasari belum adanya
kunjungan dari wisatawan mancanegara tersebut, apakah karena kurangnya
promosi atau informasi baik yang datang dari pemerintah maupun swasta.
3. Tingkat Hunian Kamar Tidur
Selain dalam hal tingkat kunjungan wisatawan berdasarkan objek wisata, dapat
dilihat dari peningkatan kapasitas duduk untuk rute penerbangan langsung ke
Indonesia ikut mendukung pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari E.
Pangestu, untuk penerbangan bagi wisman Timur Tengah misalnya, seat capacity
naik 13,5% dari 1.789.528 seats menjadi 2.031.276 seats dalam setahun. Begitu
commit to user
juga pada wisman RTT, seat capacity penerbangan dari berbagai kota negara ini
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ke Indonesia meningkat secara signifikan sebesar 34,74% dari 435.344 seats
menjadi 586.812 seats. Sementara itu, seat capacity untuk wisman dari Korsel
naik 31,63% dari 465.348 seats menjadi 612.560 seats, dan dari Filipina naik 50%
dari 16.224 seats menjadi 24.336 seats (www.tempo.com).
Konstribusi sektor pariwisata terhadap PAD pada tahun 2012 sebesar Rp.
87.978.572.690 atau mengalami peningkatan sebesar 12,30 % dibanding tahun
2011 yang sebesar Rp 78.344.000.000. Salah satu hal yang mendukung
peningkatan wisatawan adalah penyediaan fasilitas komersil berupa penginapan di
kawasan wisata. (RKPD Kota Semarang Tahun 2014) Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel dibawah ini:
Tabel 5
Tingkat Hunian Kamar Tidur
Tahun
Bintang
Non Bintang
Total
2011
49,41
47,08
96,49
2012
62,12
60,37
122,49
2013
59,16
56,62
115,78
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Terlihat pada Tabel 5 tingkat hunian kamar hotel di kota Semarang pada tahun
2012 naik 25,72 persen untuk hotel berbintang, 28,22 persen untuk hotel non
berbintang dari pada tahun sebelumnya. Sebaliknya pada tahun 2013 tingkat
hunian kamar mengalami penurunan, sebanyak 4,76 persen untuk hotel
berbintang, dan 6,21% untuk hotel non berbintang.
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
140
120
100
80
Bintang
60
Non Bintang
40
Total
20
0
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 9
Tingkat Hunian Kamar
4. Banyak Malam Kamar Terjual
Dikutip dalam buku “Semarang Dalam Angka” tahun 2014, yaitu pengembangan
kepariwisataan saat ini makin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan
penerimaan devisa negara, akan tetapi juga dalam rangka memperluas kesempatan
kerja dan pemerataan pendapatan. Pada tahun 2013, banyaknya usaha akomodasi
di Jawa Tengah sebanyak 1.463 usaha, dengan jumlah kamar sebanyak 35.217
kamar. Di antara usaha akomodasi tersebut, 166 usaha atau 11,35 persennya
merupakan hotel-hotel yang diklasifikasikan sebagai hotel berbintang dengan
jumlah kamar sebanyak 11.572 kamar. Sementara itu, jumlah usaha akomodasi
lainnya tercatat sebanyak 1.297 usaha dengan jumlah kamar sebanyak 23.645
kamar.
Banyaknya malam tempat tidur yang tersedia untuk seluruh usaha akomodasi
sekitar 22,14 juta malam tempat tidur, dengan rincian sekitar 6,59 juta malam
commitpada
to user
tempat tidur (29,78 persen) tersedia
hotel-hotel berbintang, sedangkan
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sekitar 15,54 juta malam tempat tidur (70,19 persen) tersedia pada usaha
akomodasi lainnya. Tabel 6 dibawah ini memperlihatkan data banyaknya kamar
yang terjual di Kota Semarang dalam kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan
2013.
Tabel 6
Banyak Malam Kamar Terjual
Tahun
Bintang
Non Bintang
Total
2011
479.773
320.604
800.377
2012
575.449
272.530
847.797
2013
719.742
235.852
955.594
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Berbeda dengan data tingkat hunian kamar yang dijelaskan dalam Tabel 5, dalam
Tabel 6 terlihat pada tahun pengamatan yang sama terjadi peningkatan dari tahun
ke tahun untuk hotel berbintang, sedangkan untuk hotel non berbintang kenaikan
terjadi hanya pada saat dari tahun 2011 ke 2012, sedangkan dari tahun 2012 ke
2013 jumlahnya menurun. Penggambarannya adalah sebagai berikut:
1,200,000
1,000,000
800,000
Bintang
600,000
Non Bintang
400,000
Total
200,000
0
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 10
Banyak Malam Kamar Terjual
commit to user
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Banyak Tamu yang Menginap
Tingkat pertumbuhan Hotel Occupancy Rate Semarang Meningkat 11% dalam 5
tahun terakhir. Salah satu pendorongnya adalah sedang suburnya bisnis MICE
(Meeting, Incentive, Conferencing, Exhibition). Diharapkan hal ini mampu
menigkatkan perolehan industri pariwisata Kota Semarang. Karena pengunjung
yang potensial bukan hanya ingin menghadiri pertemuan tetapi juga tinggal
beberapa hari untuk berwisata. Sasaran utama adalah wisatawan asing sebab
jumlah turis asing yang datang ke Kota Semarang mengalami peningkatan. Ada
sebanyak 165 Turis Asing yang datang ke Kota Semarang setiap harinya.
Tabel 7
Banyak Tamu yang Menginap
Tahun
Asing
Indonesia
Total
2011
18.512
1.067.050
1.085.562
2012
22.623
962.886
985.509
2013
19.432
1.104.421
1.123.853
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Tercermin dalam Tabel 7 yang diambil dari data BPS PemProv Jawa Tengah
tahun 2014 bahwa banyaknya tamu yang menginap di usaha akomodasi (hotel
bintang dan hotel non bintang) tahun 2013 sebesar 6,73 juta tamu, dengan rincian
6,62 juta tamu Indonesia dan 109.708 ribu tamu asing. Dibandingkan dengan
keadaan tahun 2012, wisatawan yang menginap pada tahun 2013 meningkat
sebesar 2,44 persen, dengan peningkatan sebesar 2,44 persen untuk wisatawan
nusantara dan untuk wisatawan manca negara meningkat sebesar 2,67 persen.
commit to user
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1,500,000
1,000,000
Asing
Indonesia
500,000
Total
0
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 11
Banyak Tamu yang Menginap
6. Rata-Rata Lama Menginap
Pada tahun 2013 banyaknya obyek wisata/taman rekreasi di Jawa Tengah tercatat
sebanyak 417 obyek wisata / taman rekreasi, mengalami peningkatan 8,31 persen
bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada keadaan yang sama, jumlah wisatawan
mancanegara yang mengunjungi obyek wisata turun sebesar 6,88 persen,
sementara untuk jumlah wisatawan nusantara naik sebesar 16,6 persen.
Tabel 8
Rata-rata Lama Menginap
Tahun
Asing
Indonesia
Total
2011
1,95
1,35
1,36
2012
1,88
1,62
1,62
2013
1,88
1,5
1,51
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Secara total keseluruhan wisatawan baik asing maupun domestik rata-rata lama
menginap di hotel pada tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,26
point, sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebesar 0,11
commit para
to user
point. Rata-rata lama menginap tertinggi
wisatawan terjadi tahun 2012.
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Gambaran Umum Komponen Penawaran Potensi Pengembangan
Pariwisata Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang
1. Informasi Promosi
Dimana ada permintaan disana pasti ada penawaran, unsur penawaran yang paling
penting mengenai potensi perkembangan pariwisata di kota semarang yang
mengkaji dari segi sisi persfektif syariah adalah Informasi Promosi. Pembahasan
ini menitikberatkan pada jawaban responden guna merespon apakah mereka
datang pada obyek syariah terhubung dengan promosi yang dilakukan oleh
promosi pemerintah, promosi hotel syariah, promosi biro perjalanan/travel wisata,
promosi obyek tempat wisata swasta, refrensi teman/sanak saudara, atau pilihan
acak. Berkaitan dengan informasi promosi ini sebanyak 22 orang (22%) memilih
promosi pemerintah, promosi hotel syariah dijawab 7 orang (7%), promosi biro
perjalanan/travel wisata dijawab oleh 52 orang (52%), dan promosi obyek tempat
wisata swasta, dinyatakan oleh 3 orang (3%), refrensi teman/sanak dinyatakan
oleh saudara 15 orang (15%), dan pilihan acak dijawab oleh 1 orang (1%).
Tabel 9
Informasi Promosi
No.
Informasi Promosi
Responden Persen
1.
Promosi Pemerintah
22
22
2.
Promosi Hotel Syariah
7
7
Promosi Biro Perjalanan/Travel
3.
Wisata
52
52
Promosi Obyek Tempat Wisata
4.
Swasta
3
3
5.
Refrensi Teman/Sanak Saudara
15
15
6.
Pilihan Acak
1
1
Sumber: Hasil Analisis, 2015
commit to user
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Banyak Kamar yang Tersedia
Penilaian variabel ini mengambil data dari BPS Kota Semarang dalam buku
“Semarang dalam angka” yang dapat diunduh dari website resmi BPS Kota
Semarang, hasil penelitian tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 10
Banyak Kamar yang Tersedia
Tahun
2011
2012
2013
Bintang
Non Bintang
6.263
22.184
9.756
23.378
11.572
23.645
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (diolah)
Total
28.447
33.134
35.217
Berdasarkan Tabel 10, jumlah kamar yang tersedia tiap tahunnya selalu
bertambah baik untuk hotel berbintang maupun non berbintang, tentunya data
tersebut diatas tidak termasuk hotel berbintang ataupun non berbintang yang
peroprasiannya menggunakan sistem syariah, karena sampai dengan tahun 2014,
hotel yang beroprasi dengan sistem syariah di kota Semarang tercatat baru ada
satu, yakni Semesta Hotel Syariah Semarang.
40,000
30,000
Bintang
20,000
Non Bintang
10,000
Total
0
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 12
Banyak
Kamar
Tersedia
commit
to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Banyak Malam Kamar Tersedia
Untuk menilai variabel ini dilakukan dengan perlakuan serupa pembahasan
banyak kamar tersedia, hasil penelitian ditunjukkan:
Tabel 11
Banyak Malam Kamar Tersedia
Tahun
2011
2012
2013
Bintang
766.029
1.015.876
1.216.514
Non Bintang
682.224
422.653
471.215
Total
1.448.253
1.438.529
1.687.729
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Tabel 11 menunjukkan bahwa untuk hotel berbintang jumlah malam kamar yang
tersedia selalu bertambah dari tahun ke tahun, sedangkan untuk hotel non
berbintang sempat mengalami penurunan pada tahu 2011 ke 2012 hal tersebut
kemngkinan terjadi dikarenakan krisis ekonomi yang melanda sehingga hotel non
bintang yang notabene kebanyakan dikelola oleh pengusaha kecil langsung
terkena imbasnya. Selain karena krisis adanya kemungkinan bahwa hotel tersebut
melakukan pembangunan atau renovasi sehingga tadinya berada diklasifikasi non
bintang, berubah menjadi berbintang.
2,000,000
1,500,000
Bintang
1,000,000
Non Bintang
500,000
Total
0
2011
2012
2013
S
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
commit
to user
Gambar
13
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Banyak Malam Kamar Tersedia
4. Pelayanan
Penilaian kualitas pelayanan yang diberikan hotel syariah dalam hal ini sebagai
pemenehan akomodasi untuk wisata syariah pada penelitian ini diuur melalui
penilaian responden terhadap komponen kepuasan terhadap pelayanan yang telah
ada sebelumnya. Hasil penelitian tersaji dalam tabel dibawah ini:
Tabel 12
Pelayanan
Aspek Penilaian
a. Makanan dan minuman halal
b. Pusat informasi
c. Arena bermain anak
d. Sarana beribadah
e. Fasilitas memadai
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jawaban Responden
Kecewa
Puas
22
78
79
21
88
12
31
69
87
13
307
193
Tabel 12 memperlihatkan bahwa masih tingginya ketidakpuasan akan pelayanan
yang sudah tersedia, hal tersebut ditunjukkan dengan angka jumlah keseluruhan
jawaban responden yang kecewa lebih besar dari pada jawaban responden yang
menunjukkan kepuasan.
D. Permintaan dan Penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata Perhotelan
dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang
commit to user
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa tren yang
menggambarkan permintaan & penawaran Potensi Pengembangan Pariwisata
Perhotelan dari Segi Perspektif Syariah di Kota Semarang, ialah sebagai berikut:
5
4
3
Series 1
2
1
0
Category 1
Category 2
Category 3
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 14
Jumlah Umum Kunjungan Obyek Wisata Kota Semarang
360000
340000
320000
Jumlah Kunjungan Obyek
Wisata Syariah kota
Semarang
300000
280000
260000
2011
2012
2013
Sumber: www.semarangkota.bps.go.id
Gambar 15
Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Syariah Kota Semarang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis potensi pengembangan
pariwisata perhotelan melalui pengujian keseimbangan supply-demand di kota
Semarang. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang
akurat tentang kebutuhan hotel syariah bagi wisatawan syariah dan pihak
perusahaan pengembang hotel syariah dalam menyediakan jumlah kamar yang
optimal ditinjau dari jumlah kamar yang terjual dan rata-rata lama menginapnya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data-data primer
dan sekunder, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dari segi komponen permintaan hotel syariah di Kota Semarang
a. Total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang
Berdasarkan data kunjungan wisatawan ke Kota Semarang, Jawa Tengah,
selama tahun 2012 meningkat 142 persen dibandingkan dengan 2011 yang
hanya naik 20 persen. Jumlah wisatawan selama tahun 2012 sesuai rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 1.834.886 orang dan
mampu terealisasi 2.613.952 orang. Dari jumlah wisatawan itu, 32.072
wisatawan mancanegara dan 2.581.880 wisatawan domestik. Obyek wisata
Mesjid Agung Jawa Tengah adalah yang paling banyak diminati oleh
wisatawan domestik dalam tiga tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai
dengan 2013.
commit to user
69
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Total kunjungan obyek wisata syariah
Selama tahun 2011 sampai dengan 2013 Masjid Agung Jawa Tengah yang
terletak di Kota Semarang menjadi objek wisata terfavorit untuk dikunjungi
wisatawan lokal. Selain itu dari tabel-tabel tersebut terlihat bahwa wisatawan
mancanegara lebih gemar mengunjungi museum MURI dan dalam tiga tahun
tersebut tidak ada satu orangpun yang mengunjungi Masjid Agung Jawa
Tengah.
c. Tingkat hunian kamar tidur
Salah satu pendukung peningkatan wisatawan syariah adalah penyedian
fasilitas komersil berupa penginapan di kawasan wisata, dilihat dari
perkembangannya tingkat hunian kamar dari tahun 2011 sampai dengan 2013
sempat mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012, akan tetapi
pada tahun 2012 ke 2013 sebaliknya. Hal tersebut tercermin dalam angka
96,49 di tahun 2011, tumbuh menjadi 122,49 pada tahun 2012, lalu menjadi
115,78 pada tahun 2013
d. Banyak malam kamar terjual
Banyaknya tamu yang menginap di usaha akomodasi (hotel bintang dan hotel
non bintang) tahun 2013 sebesar 6,73 juta tamu, dengan rincian 6,62 juta
tamu Indonesia dan 109.708 ribu tamu asing. Dibandingkan dengan keadaan
tahun 2012, wisatawan yang menginap pada tahun 2013 meningkat sebesar
2,44 persen, dengan peningkatan sebesar 2,44 persen untuk wisatawan
nusantara dan untuk wisatawan manca negara meningkat sebesar 2,67 persen.
commit to user
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Banyak tamu yang menginap
Data yang diambil dari BPS PemProv Jawa Tengah tahun 2014 menjelaskan
bahwa banyaknya tamu yang menginap di usaha akomodasi (hotel bintang
dan hotel non bintang) tahun 2013 sebesar 6,73 juta tamu, dengan rincian
6,62 juta tamu Indonesia dan 109.708 ribu tamu asing. Dibandingkan dengan
keadaan tahun 2012, wisatawan yang menginap pada tahun 2013 meningkat
sebesar 2,44 persen, dengan peningkatan sebesar 2,44 persen untuk
wisatawan nusantara dan untuk wisatawan manca negara meningkat sebesar
2,67 persen.
f. Rata-rata lama menginap
Secara total keseluruhan wisatawan baik asing maupun domestik rata-rata
lama menginap di hotel pada tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan
sebesar 0,26 point, sedangkan dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan
sebesar 0,11 point. Rata-rata lama menginap tertinggi para wisatawan terjadi
pada tahun 2012.
2.
Dari segi komponen penawaran hotel syariah di Kota Semarang
a. Informasi Promosi
Berkaitan dengan informasi promosi ini sebanyak 22 orang (22%) memilih
promosi pemerintah, promosi hotel syariah dijawab 7 orang (7%), promosi
biro perjalanan/travel wisata dijawab oleh 52 orang (52%), dan promosi
obyek tempat wisata swasta, dinyatakan oleh 3 orang (3%), refrensi
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teman/sanak dinyatakan oleh saudara 15 orang (15%),
dan pilihan acak
dijawab oleh 1 orang (1%).
b. Banyak kamar yang tersedia
Ketersediaan kamar diasumsikan hanya dari semesta hotel syariah, yang
untuk sementara ini merupakan satu-satunya hotel yang berkonsep syariah di
Semarang, yang secara total mereka mempunyai jumlah kamar 114 kamar.
c. Banyak malam kamar tersedia
Serupa dengan ketersediaan kamar dalam banyaknya malam kamar yang
tersediapun diasumsikan hanya tersedia di semesta hotel syariah, sehingga
jumlahnya hanya 114 malam.
d. Pelayanan
Data memperlihatkan bahwa tingginya tingkat ketidakpuasan akan pelayanan
yang sudah tersedia bagi wisatawan syariah, hal tersebut ditunjukkan dengan
angka jumlah keseluruhan jawaban responden yang kecewa lebih besar dari
pada jawaban responden yang menunjukkan kepuasan.
B. Saran
Berdasar pada kesimpulan diatas maka saran yang dapat penelitian ini
berikan diantaranya adalah:
1.
Perlu adanya peningkatan jumlah hotel syariah di kota Semarang, dengan
melakukan kerja sama antara pemerintah daerah dengan perusahaan
pengembang perhotelan.
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Perlu adanya penambahan jumlah kamar pada hotel berbintang dan upaya
perubahan hotel non berbintang dari konvensional menjadi syariah agar
tercipta titik equilibrium, sehingga akan diperoleh biaya operasi minimum
dengan penghasilan yang optimal.
C. Keterbatasan & Rekomendasi
Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya data dari sebelum tahun 2011,
sehingga pada periode tersebut tidak dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini,
maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah dengan menambah periode
penelitian.
Rekomendasi penelitian ini adalah bagi pemerintah kota Semarang, sejalan
dengan pemerintah pusat mencanangkan Indonesia untuk dijadikan salah satu
negara destinasi wisata syariah di Dunia berdasar dari pernyataan yang dikutip
dalam website resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau
KEMENPAREKRAF, www.parekraf.go.id, maka pemerintah kota Semarang
diharapkan dapat mengkaji ulang dalam pemberian ijin usaha pada hotel-hotel
konvensional, agar tidak terlalu mendominasi, dan pemberian ijin hendaknya juga
mempertimbangkan aspek wisata syariah guna melaksanakan tujuan sejalan
dengan pemerintah pusat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Anshori, Yusak. 2010. Strategi Promosi Pariwisata Daerah (Tourism Board).
Surabaya: Putra Media Nusantara.
Alamsyah, I. E. 2014. Wisata Syariah Butuh Dukungan Pemda: Mahaka Group.
(I. Kelana, Penyunting) Dipetik Agustus 26, 2014, dari republika online:
http://www.republika.co.id/berita/koran/syariah-koran/14/06/12/n71rm615wisata-syariah-butuh-dukungan-pemda
Arif, Abd. Rahman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsini. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bunsit, Thanawit., Bussagone T., dan Chanticha T. Multidimensionable Impact
Assessment of Home Stay Tourism on Wellbeing in Developing
Destinations. AFBE 2014 Conference Papers (Thaksin University). ISSN
1905-8055 pp: 122-192.
Cai, Erbing dan Shi, Jianyong. 2013. Study of Shanghai Cruise Tourism Product
Development Strategy Based on the Balance of Supply and Demand.
International Journal of Business and Social Science. Vol. 4 No. 10
(Special Issue-August 2013) pp: 175-183.
Chookaew, S., chanin, O., Charatarawat, J., Sriprasert, P., dan Nimpaya, S. 2015.
Increasing Halal Tourism Potential at Andaman Gulf in Thailand for
Muslim Country. Journal of Economics, Business and Management, III (7),
277-279.
Cooper, C.1997. The Contribution of Lifecycle Analysis and Strategic Planning to
Sustainable Tourism. Dalam S. Wahab & J.Piagram (editorial). Tourism
development and growth: the challenge of sustainability. pp.78-94.
Cravens. 1997. Strategi Marketing. The Mc Graw-Hill Companies Inc. USA.
Fahmi, Irham. 2014. Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi (Panduan
bagi para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Membangun dan
Mengembangkan Bisnis). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Garcia-Falcon, Juan Manuel, dan Medina-Munoz, Diego. 1999. The Relationship
commit to user
Between Hotel Companies and Travel Agencies: An Empirical Assesment
74
perpustakaan.uns.ac.id
75
digilib.uns.ac.id
of The United States Market. The Service Industries Journal. Vol.Oct19.(4).
pp. 102-122.
Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar: Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Hardiwinoto., Adwiani S., dan Akhmad F. 2014. Analisis Potensi Investasi di
Kota Semarang. Journal Aset, ISSN 1693-928X, Vol. 13 No. 2 hal. 123138.
Indrintoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Jago.L. K., dan Mc.Ardle.K. 1999. A Temporal, spatial and thematic analysis of
Victoria’s special events. Research paper. CAUTHE National Research
Conference, Adelaide, pp. 113-124.
Johannes, Standy., Ruslin Anwar, M., dan Eddi B.K. 2012. Proyeksi Jumlah
Pergerakan Dalam Menentukan Jumlah Armada Perintis Kabupaten
Maluku Barat Daya. Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol.4 No.2. pp:119-128.
Kotler. 2002. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, Edisi Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua (jilid 1 dan 2), Jakarta: PT. Prenhallindo.
Lazuardi, R.F., Lisye F., dan Abu Bakar. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Mobil
Carwash di Kota Bandung. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional,
ISSN: 2338-5081, Vol. 1 No. 3.
Lexy J., Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
LPM-ITB. 1997. Model Pelatihan Study Kelayakan Proyek Transportasi.
Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB)
Middleton, V. dan Jeckie R. 2001. Marketing in Travel and Tourism. Third
Edition. London: Butterworth Heinemann.
Moira, P., Mylonopoulos, D., dan Kontoudaki, A. (2012). The Management of
Tourist’s Alimentary Needs by the Tourism Industry. International Journal
of Culture and Tourism Research, 5 (1), 129-140.
Moghli, Azzam A.A., dan Ghaith M.A. 2012. Market Analysis and The
Feasibility of Establishing Small Businesses. European Scientific Journal.
commit to user
ISSN: 1857-7881 May, Vol 8, No.9. pp94-113.
76
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Muljadi A. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Mulyono, Sri. 2000. Peramalan Bisnis dan Ekonometrika.Yogyakarta: BPFE.
Munirah, L., dan Ismail, H. N. (2012). Muslim Tourists’ Typologi in Malaysia:
Perspectives and Challenges. Proceedings of the Tourism and Hospitality
International Conference. Malaysia: Department of Urban and Regional
Planning, Faculty of Built Environment.
Nasution. 2004. Total Service Management, Manajemen Jasa Terpadu. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pertiwi F, Ni Luh Made. 2011. Hotel Syariah Pertama di Jateng. Gowes
Jurnalistik.
http://travel.kompas.com/read/2011/07/18/20304725/Hotel.Syariah.Pertama.
di.Jateng. Senin, 18 Juli 2011 | 20:30 WIB (diakses 5 Mei 2015).
Peraturan Walikota Semarang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang “Rencana Kerja
Pembangunan Daerah” (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015. Pemerintah
Kota Semarang. www.bappeda.semarangkota.go.id.
Pratomo, Eko Priyo. dan Ubaidillah Nugraha. 2009. Reksa Dana: Solusi
Perencanaan Investasi di Era Modern. Edisi revisi ke-2. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Puskompublik. 2013. Indonesia Miliki Potensi Besar Untuk Kembangkan Wisata
Syariah. http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2466. 17-Nop2013 18:00 (diakses 7 Juni 2015)
Ramadhan, Shodiq. 2014. Berkonsep Syariah, Hotel Sofyan Malah Untung.
http://www.suara-islam.com/read/index/12043/Berkonsep-Syariah--HotelSofyan-Malah-Untung. Minggu, 28/09/2014 10:55:25 (diakses 5 Mei 2015)
Saefudin, Akhmad. 2015. Wisata Berbasis Syariah. Category: SmCetak, Wacana
A+ / A-. http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/wisata-berbasis-syariah/.
14 Januari 2015 4:55 WIB (diakses 26 Juni 15)
Sahida, W., Rahman, S. A., Awang, K., dan Man, Y. C. 2011. The
Implementation of Shariah Compliance Concept Hotel: De Palma. 2nd
International Conference on Humanities, Historical and Social Sciences.17,
pp. 138-142.
commit to user
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Samori, Zakiah dan Fadilah Abd. R. 2013. Establishing Shariah Compliant Hotels
in Malaysia: Indentifyng Opportunities, Exploring Challenges. West East
Journal of Social Sciences. The West East Institute. Vol.2 No.2 pp: 95-108.
Santi, Faurani., Oktarina, dan Kustiari. 2014. Analysis Determinants of
Investment, Demand, and Supply Indonesian Tourism. IOSR Journal of
Economics and Finance (IOSR-JEF). e-ISSN: 2321-5933, p-ISSN: 23215925. Volume 4, Issue 3. PP: 16-27. www.iosrjournals.org
Stear.L., G. Buckley, dan G. Stankey. 1989. Constructing a Meaningful Conceptm
of a Tourism Industry: Some Problems, and Implications for Research and
Policy’ in Blackwell. Jim and Lloyd Stear (editors) Case Histories of
Tourism and Hospitality. Australian-International Magazine Services. North
Sydney.
Stokes, Robyn.L. 2003. Inter-organisational relationship for events tourism
strategy making in Australian states and territories. Ph.D Disertation,
Departement-School of Tourism and Hotel Management. Griffith
University.
_______.2006. “Network-based strategy making for event tourism”. European
Journal of marketing. Vol.40 No.5/6.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Surat keputusan menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No : KM34/HK
103/MPPT-87
Surat keputusan Dirjen pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78
Sulastiyono, Agus. 2008. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta
Suliyanto, 2011, Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Andi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1,
2003
Wahab, Salah. 2003. Manajemen Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Yoety. 2000. Tour and Travel Management. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
www.agoda.com
commit to user
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
www.booking.com
www.semarangkota.bps.go.id
www.semestahotel.com
www.tempo.com
www.visitsemarang.com
http://bpptsemarang.org/investasi/
http://indonesia.travel/id/event/detail/760/pariwisata-syariah-indonesia
http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=48
268:kiat-membedakan-marketing-konvensional-dan-marketingsyariah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 1
Kriteria Mutlak Dan Kriteria Tidak Mutlak
Usaha Hotel Syariah
commit to user
Lampiran 1
Kriteria Mutlak Dan Kriteria Tidak Mutlak Usaha Hotel Syariah
A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
NO
ASPEK
NO
UNSUR
NO
Toilet Umum (Public Rest
I
Produk
1
Room)
SUB UNSUR
KRITERIA
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain
1
untuk menjaga pandangan
M
Tersedia peralatan yang praktis untuk bersuci dengan air di
2
Kamar Tidur Tamu
2
urinoir dan kloset
M
3
Tersedia sajadah (on request)
M
4
Tersedia Al-Quran
TM
Tidak tersedia akses untuk pornografi dan tindakan asusila
5
dalam bentuk apapun
M
6
Tidak ada minuman beralkohol di mini bar
TM
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
Tersedia peralatan yang praktis di kamar mandi tamu untuk
3
Kamar Mandi Tamu
7
bersuci dengan air di urinoir dan kloset
M
Tersedia peralatan untuk berwudhu yang baik di kamar mandi
8
tamu
M
9
Tersedia kamar mandi tamu yang tertutup
M
Tersedia dapur /pantry khusus yang mengolah makanan dan
4
5
Dapur
Ruang Karyawan
10
minuman yang halal yang terpisah dari dapur biasa
M
11
Dapur /pantry mengolah makanan dan minuman halal
TM
12
Tersedia peralatan untuk bersuci yang baik di kloset karyawan
TM
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain
13
untuk menjaga pandangan
TM
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
14
Tersedia peralatan untuk berwudhu di kamar mandi karyawan
TM
Tersedia tempat ganti pakaian terhindar dari pandangan di
6
Ruang Ibadah
15
masing-masing ruang ganti
TM
16
Ruang ibadah dalam kondisi bersih dan terawat
M
17
Area shalat laki-laki dan perempuan ada pembatas/pemisah
TM
18
Tersedia perlengkapan shalat yang baik dan terawat
M
Tersedia sirkulasi udara yang baik berupa alat pendingin/kipas
19
angin
M
20
Tersedia pencahayaan yang cukup terang
M
21
Tersedia tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah
TM
22
Tersedia tempat wudhu dengan kondisi bersih dan terawat
M
23
Tersedia instalasi air bersih untuk wudhu
M
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
Tersedia saluran pembuangan air bekas wudhu dengan kondisi
24
baik
TM
Tersedia dalam ruangan dan atau terhindar dari pandangan
ii
7
Kolam renang
25
umum
TM
8
Spa
26
Tersedia ruang terapi yang terpisah antara pria dan wanita
TM
27
Tersedia bahan terapi yang berlogo halal resmi
TM
28
Melakukan seleksi terhadap tamu yang datang berpasangan
TM
29
Memberikan informasi Masjid terdekat dengan hotel
M
30
Memberikan informasi jadwal waktu shalat
M
31
Memberikan informasi kegiatan bernuansa Islami (bila ada)
TM
32
Memberikan informasi restoran/rumah makan halal
TM
33
Penyediaan perlengkapan shalat yang bersih dan terawat
M
Pelayanan 9
10
Kantor Depan
Tata Graha
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
34
Penyediaan Al-Quran
TM
Menyiapkan area/ruangan untuk shalat Jumat (bila tidak ada
11
Makan dan minum
35
Mesjid yang dekat dengan hotel)
TM
36
Tersedia pilihan makanan dan minuman halal
M
37
Menyediakan Ta'jil pada bulan Ramadhan
TM
38
Menyediakan makan sahur pada bulan Ramadhan
M
Olahraga, rekreasi dan
12
kebugaran
Pengaturan waktu penggunaan sarana kebugaran dibedakan
39
untuk pria dan wanita
TM
Instruktur kebugaran pria khusus untuk pria dan wanita khusus
13
Spa (Apabila Ada)
40
untuk wanita
TM
41
Spa hanya melayani pijat kesehatan dan perawatan kecantikan
M
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
Terapis pria khusus untuk pria dan terapis wanita khusus untuk
42
wanita
TM
Terapis menghindari menyentuh dan melihat area sekitar organ
43
intim
TM
Apabila tersedia bak rendam tidak digunakan secara bersama44
sama
TM
Apabila tersedia aktivitas olah fisik dan jiwa tidak mengarah
45
pada kemusyrikan
TM
Tidak ada fasilitas Hiburan yang mengarah kepada pornografi
14
Fasilitas Hiburan
46
dan pornoaksi serta tindakan asusila
M
Apabila menggunakan musik hidup atau musik rekaman harus
47
tidak bertentangan dengan nilai dan etika seni dalam Islam
M
Lanjutan, A. Kriteria Hotel Syariah Hilal 1
15
Manajemen Usaha
48
Memiliki dan menerapkan Sistem Jaminan Halal
M
16
Sumber Daya Manusia
49
Seluruh karyawan dan karyawati memakai seragam yang sopan
M
Jumlah Subunsur Aspek Produk
27
Jumlah Subunsur Aspek Pelayanan
20
Jumlah Subunsur Aspek Pengelolaan
2
TOTAL JUMLAH SUBUNSUR
49
B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
NO
ASPEK
NO
UNSUR
NO
SUB UNSUR
KRITERIA
Tersedia bacaan yang Islami dan atau memiliki pesan moral
berupa antara lain majalah islam, tabloid islam, buku
i
Produk
1
Lobby
1
keislaman, majalah dan buku motivasi
TM
Ada hiasan bernuansa Islami berupa antara lain kaligrafi dan
2
atau gambar ka’bah
TM
Tersedia informasi tertulis yang menyatakan tidak menerima
2
Front Office
3
Toilet Umum (Public
3
Rest Room)
pasangan yang bukan mahram
M
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain
4
untuk menjaga pandangan
M
Tersedia peralatan yang praktis untuk bersuci dengan air di
5
urinoir dan kloset
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
4
Kamar Tidur Tamu
6
Tersedia sajadah
M
7
Tersedia jadwal waktu shalat secara tertulis
M
8
Tersedia Al-Quran
M
Tidak tersedia akses untuk pornografi dan tindakan asusila
9
dalam bentuk apapun
M
Hiasan kamar bernuansa Islami berupa antara lain kaligrafi
10
atau gambar ka’bah
TM
11
Tersedia tanda dilarang merokok di kamar
TM
12
Tersedia buku doa
TM
13
Tersedia sarung dan mukena
TM
14
Tersedia lembar nasehat keislaman
TM
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
Makanan dalam kemasan dan minuman di mini bar harus
15
berlogo halal resmi
M
Tersedia peralatan yang praktis di kamar mandi tamu untuk
5
Kamar Mandi Tamu
16
bersuci dengan air di urinoir dan kloset
M
Tersedia peralatan untuk berwudhu yang baikdi kamar mandi
17
tamu
M
18
Tersedia kamar mandi tamu yang tertutup
M
6
Dapur
19
Dapur /pantry hanya mengolah makanan dan minuman halal
M
7
Ruang Karyawan
20
Tersedia peralatan untuk bersuci yang baik di kloset karyawan
M
Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain
21
untuk menjaga pandangan
M
22
Tersedia peralatan untuk berwudhu di kamar mandi karyawan
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
Tersedia tempat ganti pakaian terhindar dari pandangan di
8
Ruang Ibadah
23
masing-masing ruang ganti
M
24
Tersedia ruang shalat yang bersih dan terawat untuk karyawan
M
25
Tersedia perlengkapan shalat yang baik dan terawat
M
26
Ruang ibadah dalam kondisi bersih dan terawat
M
27
Area shalat laki-laki dan perempuan ada pembatas/pemisah
M
28
Tersedia perlengkapan shalat yang baik dan terawat
M
Tersedia sirkulasi udara yang baik berupa alat pendingin/kipas
29
angin
M
30
Tersedia pencahayaan yang cukup terang
M
Tersedia sound system untuk mengumandangkan adzan yang
31
dapat didengar di seluruh area hotel
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
32
Tersedia tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah
M
33
Tersedia tempat wudhu dengan kondisi bersih dan terawat
M
34
Tersedia instalasi air bersih untuk wudhu
M
Tersedia saluran pembuangan air bekas wudhu dengan kondisi
9
Interior/ ornamen
35
baik
M
Ornamen (patung dan lukisan) tidak mengarah pada
36
kemusyrikan dan pornografi
M
Ornamen/hiasan bernuansa Islami berupa antara lain kaligrafi,
37
gambar dan atau lukisan ka’bah atau masjid
TM
Tersedia dalam ruangan dan atau terhindar dari pandangan
10
Kolam renang
38
umum
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
11
ii
Pelayanan
12
13
Spa
Kantor Depan
Tata Graha
39
Tersedia ruang terapi yang terpisah antara pria dan wanita
M
40
Tersedia bahan terapi yang berlogo halal resmi
M
41
Melakukan seleksi terhadap tamu yang datang berpasangan
M
42
Memberikan informasi Masjid terdekat dengan hotel
M
43
Memberikan informasi jadwal waktu shalat
M
44
Memberikan informasi kegiatan bernuansa Islami (bila ada)
TM
45
Memberikan informasi restoran/rumah makan halal
M
46
Penyediaan perlengkapan shalat yang bersih dan terawat
M
47
Penyediaan jadwal waktu shalat
M
48
Penyediaan Al-Quran
M
49
Penyediaan buku doa
TM
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
Menyiapkan area/ruangan untuk shalat Jumat (bila tidak ada
14
15
Makan dan minum
Public bar
50
Mesjid yang dekat dengan hotel)
M
51
Penyediaan lembar motivasi harian muslim
TM
52
Tidak tersedia makanan dan minuman non halal
M
53
Menyediakan Ta'jil pada bulan Ramadhan
M
54
Menyediakan makan sahur pada bulan Ramadhan
M
55
Tidak Menyediakan minuman beralkohol
M
Olahraga, rekreasi dan
16
kebugaran
Pengaturan waktu penggunaan sarana kebugaran dibedakan
56
untuk pria dan wanita M
M
Instruktur kebugaran pria khusus untuk pria dan wanita khusus
57
untuk wanita
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
Pengaturan waktu penggunaan kolam renang dibedakan untuk
17
Kolam renang
58
pria dan wanita
M
Terapis pria khusus untuk pria dan terapis wanita khusus untuk
18
Spa (Apabila Ada)
59
wanita
M
Terapis menghindari menyentuh dan melihat area sekitar
60
organ intim
M
Apabila tersedia bak rendam tidak digunakan secara bersama61
sama
M
Apabila tersedia aktivitas olah fisik dan jiwa tidak mengarah
62
pada kemusyrikan
M
Layanan konsultasi keislaman dengan Dewan Pengawas
19
Konsultasi
63
Syariah dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu
TM
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
20
Keramah tamahan
64
Memulai komunikasi dengan mengucapkan salam
M
Tidak ada fasilitas Hiburan yang mengarah kepada pornografi
21
Fasilitas Hiburan
65
dan ponoaksi serta perbuatan asusila
M
Apabila menggunakan musik hidup atau musik rekaman harus
66
tidak bertentangan dengan nilai dan etika seni dalam Islam
M
Ada alunan musik/lagu religi dan atau tilawah Quran pada
67
waktu tertentu
TM
68
Tersedia saluran TV khusus yang bernuansa Islami
TM
Memiliki Struktur organisasi yang mengakomodasi Dewan
iii
Pengelolaan 22
Organisasi
69
Pengawas Syariah
M
70
Memiliki Standar Operating Procedure Hotel Syariah
M
Lanjutan, B. Kriteria Hotel Syariah Hilal 2
Memiliki pernyataan tertulis yang menyatakan usaha dikelola
23
Manajemen Usaha
71
secara Syariah
M
72
Memiliki dan menerapkan Sistem Jaminan Halal
M
Memiliki dan melaksanakan program pengembangan
24
Sumber Daya Manusia
73
kompetensi SDM yang bermuatan Syariah
M
Khusus karyawati muslimah menggunakan seragam sesuai
74
Jumlah Subunsur Aspek Produk
Jumlah Subunsur Aspek Pelayanan
Jumlah Subunsur Aspek Pengelolaan
TOTAL JUMLAH SUBUNSUR
Keterangan:
M = Mutlak
TM = Tidak Mutlak
dengan cara berpakaian wanita dalam Islam
40
28
6
74
M
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 2
Data Semarang Dalam Angka & Jawa Tengah
Dalam Angka Tahun 2011 s/d 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 3
Kuesioner
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pertanyaan Kuesioner
DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET)
Keterangan
1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat
mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan Tesis
Magister Manajemen Konsentrasi Keuangan Syariah Universitas Sebelas
Maret Surakarta
2. Judul Tesis yang di tulis adalah : Potensi Pembangunan Pariwisata Perhotelan
di Kota Semarang (Kajian dari segi Perspektif Syariah)
3. Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohon utuk dapat memberikan tanggapan
terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara memilih dan menberikan tada
silang (X) pada salah satu alternatif tanggapan yang telah disediakan (a, b, c,
dan seterusnya sesuai dengan pilihan yang tersedia) yang dianggap paling
tepat.
4. Atas partisipasi dan bantuannya Penulis ucapkan terima kasih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disampaikan Kepada : Responden.
Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
4. Umur :
5. Pendapatan :
6. Pendidikan :
a. Tidak Tamat SD
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Diploma
f. Sarjana
7. Pekerjaan :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. TNI/POLRI
c. Petani
d. Nelayan
e. Pedagang
f. Buruh
g. Karyawan
h. Lainnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Informasi Promosi
Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, atas pertanyaan dibawah ini dimohon utuk dapat
memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara memilih
dan menberikan tada silang (X) pada salah satu alternatif tanggapan yang telah
disediakan (a, b, c, d, e, f) yang dianggap paling tepat.
Dari manakah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri mendapat pengetahuan tentang obyek wisata
dan akomodasi penunjangnya?
a. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang
dilakukan oleh pemerintah daerah & pusat?
b. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang
dilakukan oleh hotel yang dalam hal ini sebagai salah satu sarana penunjang
untuk kebutuhan akomodasi wisata?
c. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang
dilakukan oleh biro perjalanan/ travel wisata yang dalam hal ini sebagai salah
satu sarana penunjang untuk kebutuhan akomodasi wisata?
d. Lewat promosi baik yang dilakukan di media cetak & media lainnya yang
dilakukan oleh obyek wisata selain yang dimiliki oleh pemerintah daerah &
pusat (dalam hal ini milik swasta)?
e. Lewat promosi dan informasi dari teman/ saudara/ tetangga?
f. Hanya sekedar pilihan acak?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pelayanan
Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, atas pertanyaan dibawah ini dimohon utuk dapat
memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara menentukan
satu diantara dua pilihan yakni “kecewa” atau “puas” kah anda atas pertanyaan
dibawah ini, dengan mencoret jawaban yang tidak sesuai dengan jawaban anda:
a. Ketersediaan makanan halal di hotel tempat anda menginap?
Kecewa/Puas
b. Ketersediaan informasi wisata syariah?
Kecewa/Puas
c. Ketersediaan arena bermain anak?
Kecewa/Puas
d. Ketersediaan sarana beribadah?
Kecewa/Puas
e. Ketersediaan fasilitas memadai?
Kecewa/Puas
commit to user
Download