SESI 2 PATOLOGI: IMPLIKASI BAGI PARA FISIOTERAPIST Petikan dari Catherine C. Goodman Pathology: “Implications for the Physical therapist” Disusun oleh: dr. Mayang Anggraini Naga U-EU (Revisi-2014) 1 DESKRIPSI Konsep patologenesis penyakit implikasinya bagi para fisioterapist; berikut konsep sehat dan sakit; serta klasifikasi disabilities dan impairments perlu dikuasai para fisioterapist. 2 KOMPETENSI MAMPU: Paham tentang konsep patologenesis penyakit implikasinya bagi para fisioterapist; konsep sehat dan sakit; klasifikasi disabilities dan impairments; model status kesehatan Nagi; Cognitive Disability. 3 POKOK BAHASAN Menjelaskan: Konsep patologenesis penyakit implikasinya bagi para fisioterapist; Konsep sehat dan sakit; Klasifikasi disabilities dan impairments, handicaps, WHO) Pertanyaan yang harus terjawab para fisioterapist terkait keadaan patologis pasien. Nagi Health Status Model (1969) Cognitive Disability (Woltersdorf 1992) (Executive Function. Complex Problem-Solving, Information Processing, Memory Deficit, Learning Disability) 4 INTRODUKSI KONSEP PATOLOGI (Catherine C. Goodman) PATOGENESIS PENYAKIT: • Patologi sebagai cabang ilmu kedokteran menginvestigasi penyakit, meliputi tindakan meneliti perubahan struktur dan fungsi di jaringan dan organ tubuh akibat sakit/penyakit. (O, Tolle, 1992) 5 PATOLOGI KLINIS Penerapan patologi untuk pemecahan masalah klinis, khususnya pemanfaatan metoda Laboratorium Patologi Klinis guna Menegakkan diagnosis. 6 Intoduksi... (Lanjutan-1): • Patogenesis: Timbulnya: - Kondisi tidak sehat/sakit. - Kejadian dan reaksi pada sel tubuh beserta mekanisme patogenik lain yang timbul dalam perkembangan penyakit. 7 Implikasi bagi Fisio-Terapis: Penting harus mampu: - Mengenal & Mengerti efek proses penyakit yang terjadi pada: kemampuan & hambatan fungsi tubuh/anggota badan. 8 Menurut Catherine C. Goodman: PARA FISIOTERAPIST Harus mampu menjawab: • How does this particular or condition affect this person’s functional abilities and functional outcome? • What precautions should be taken when someone with this condition is exercising? • Should vital signs be monitored during therapy for this disease? • How will that information affect the treatment plan? 9 Evaluasi keadaan individual pasien harus didasari: • Presentasi klinis yang berkaitan dengan penyakit dasar penyebab gangguan. Contoh: 1. Pasien osteoporosis: perlu mobilisasi sendi, maka teknik harus dimodifikasi sehubungan dengan osteoporosis. 2. Pasien cardiac valvular: akan memerlukan latihan yang tidak sama dengan program latihan atlit. 10 CONTOH (Lanjutan) 3. Pasien dengan: - musculoskeletal symptoms of thoracic spine pain - muscle spasm - loss of thoracic motion dengan primary medical diagnosis. (umpama: Posterior penetrating ulcer) Tidak terpengaruh oleh teknik terapi. 11 Introduksi Konsep ... (Lanjutan-2) • Kemajuan iptek kedokteran berhasil meningkatkan usia harapan hidup manusia namun disertai gambaran patologik yang semakin komplek. • Dalam kenyataan keadaan ortopedik dan neurologik tidak merupakan fenomena terpisah sendiri-sendiri, namun terjadi bersamaan pada seorang pasien yang sakit. 12 Introduksi Konsep ... (Lanjutan-2) • Kita harus senantiasa waspada terhadap pengaruh kondisi lain dan penyakit pada sistem muskuloskeletal Ambilah tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan pengobatan yang aman dan efektif. 13 KONSEP SEHAT & SAKIT * KESEHATAN (HEALTH) • Definisi Kesehatan belum ada yang universal. Kamus: Kesehatan adalah keadaan seseorang dapat menjalankan fungsi secara normal di lingkungan sosialnya. Ada yang menyebut: kesehatan adalah suatu kondisi tidak dalam keadaan sakit, ( * Ignatavacius and Bayne, 1991) 14 WHO: (1974) Health as a state of a complete physical, mental and social well-being, and not merely as the absence of disease or infirmity. - HEALTH Kesehatan: Fungsi s/d tingkat optimal Tingkat optimal - ILLNESS Sakit: Tidak menyenangkan s/d kematian 15 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-1) Kesehatan adalah berbagai macam proses dinamik yang berubah selama interaksi antara individual dengan lingkungan internal & eksternal terjadi. Health = tingkat kesehatan individual Health = refleksi status biologik, psikologik, spiritual dan sosiologik individual. 16 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-2) Status biologis (fisik): Keadaan struktur jaringan tubuh individual berserta organ-organ berikut interaksi biokimia dalam tubuh dan fungsi secara menyeluruh. Status psikologis Perangai, emosi dan kepribadian individu. 17 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-3) Aspek spiritual kesehatan: Kebutuhan kerohanian/agama individu yang bisa terpengaruh oleh sakit atau cedera. Status sosiologik (social): Interaksi antara individual dengan lingkungan sosial. 18 (Lanjutan) “A high level of wellness or holistic health is achieved when the biopsychosocial needs of a person are met” 19 ILLNESS (Keadaan sakit/SAKIT) DEFINISI: Sakit adalah suatu deviasi status kesehatan (mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekedar penyakit/ disease). Penyakit (disease) Perubahan biologik atau psikologik yang menghasilkan malfungsi organ tubuh atau system. 20 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-4) DISEASE Adalah istilah untuk menggambarkan kondisi biomedis yang terwakili oleh data obyektif, ump: - suhu meninggi, - tekanan darah tinggi, - adanya infeksi (terbukti melalui kultur kuman)! 21 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-5) ILLNESS (Keadaan sakit) Keadaan sakit adalah hadirnya dan jawaban seseorang terhadap keadaan yang tidak/kurang sehat. Termasuk ini: gangguan fungsi biologik normal, reaksi personal, interpersonal, kultural terhadap penyakit. 22 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-6) Penyakit bisa muncul tanpa orang terkait merasakan. Sebaliknya seorang bisa merasa sangat sakit padahal tidak ada proses patologik yang dapat ditemukan. 23 SAKIT AKUT Penyakit atau sakit yang relatif timbulnya cepat dengan durasi pendek. Umumnya mudah diatasi dengan terapi spesifik, dan gangguannya terbatas, kecuali viral yang umumnya tidak perlu obat khusus. (namun apabila yang menyerang virus: DHF, Avian flu, lymphocytic, Flu Meksiko leukemia bisa fatal) 24 Stadium Sakit: - - - Simtoma fisik: - rasa sakit, - sesak, - demam, dsb. Kesadaran kognitif: Setiap simtom diinterpretasi mempunyai arti khusus. Responsi emosi: - penolakan, - takut, - gelisah. 25 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-7) • Stadium dependency: - biasanya dimulai saat pasien telah diberi tahu diagnose dan rencana terapinya. Bergantung kepada berat ringan sakitnya, pasien akan melepaskan independency-nya dan merasa sakit berat Pasien menjadi pasif, peka terhadap keadaan dirinya. 26 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-8) • Stadium penyembuhan dan rehabilitasi: pasien mulai meninggalkan peran sakitnya dan mulai normal kembali dan bertanggungjawab seperti semula. 27 SAKIT KRONIK Bentuk sakit yang bisa diikuti tanda-tanda khusus, ump: - Permanent impairment - Disability, (residual atau cognitive) - Kebutuhan rehabilitasi khusus atau manajemen medis jangka panjang Aspek Psikologis * Faktor terpenting yang mempengaruhi reaksi psikologis terhadap sakit adalah profil premorbid psikologis pasiennya. 28 Aspek Psikologis * Contoh: - Pasien yang memang dependence-type personality akan menjadi semakin dependent. - Pasien self-centered: umumnya sangat peka terhadap dirinya: perlunya minum obat, harus cuti sakit, harus istirahat dsb. 29 Contoh (Lanjutan) Pasien stoic person (Pandai menahan nafsu, tidak terpengaruh oleh rasa nyeri dll) bisa kurang menerima bahwa ia sedang dalam keadaan sakit. • Reaksi terhadap sakit yang umum adalah: Rasa takut kehilangan kontrol terhadap tubuhnya sendiri takut mati. 30 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-9) • Faktor-Faktor lain yang berpengaruh: - panjangnya masa sakit - gejala khusus yang kurang menyenangkan sakit yang sangat ringan bisa tidak berpengaruh; sakit yang berat dan hadirnya sangat mengejutkan dapat menimbulkan kesedihan yang berat. 31 Faktor-faktor lain ... (Lanjutan-1) • Menolak: adalah mekanisme pertahanan yang di luar kesadaran yang mampu mengurangi rasa nyeri/sakit selama mungkin. • Penolakan: bisa juga merupakan bagian umum dari proses menghadapi sakit yang mencapai puncaknya. 32 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-10) • Rasa tidak senang terhadap terapi bisa berbasis psikologis: saya sehat, saya tidak perlu obat atau terapi lain-lain, ataupun bisa juga akibat pengalaman lalu yang pernah dirasakan, dan kurang menyenangkan: alergi obat, efek samping terapi lain-lain. 33 Konsep Sehat & Sakit (Lanjutan-11) • Tanda-tanda psikologis dan psikiatrik perlu dikenal: Di antaranya: - Gangguan memori - Paranoia (ggn. Jiwa akibat ketakutan, kekecewaan) - Depresi terus dsb. • Simtoma organik timbul akibat konsekuensi fisiologik medis yang terjadi. Gejala bisa timbul cepat atau lambat. 34 KLASIFIKASI “DISABILITY” * • Central for Disease Control and Prevention (USA) 1991-1992: Kira-kira ada 48.9 juta (Million) (19% total populasi USA) adalah disability. Di antaranya 3.8 million (8%) < dari 17 tahun. Physical Disability WHO menerbitkan International Classification of Impairments, Disability and Handicaps (ICIDH yang diubah menjadi ICF (International Classification of Fungtional Disability). Sistem ini merupakan kerangka konsepsional tentang standarisasi data dan pemonitoran, keadaan kronik dan ketidakmampuan (= disability). Sistem klasifikasi juga menjelaskan konsep umum bagi rehabilitasi serta merinci definisi tentang impairment, disability dan handicaps. 35 IMPAIRMENT (PERUSAKAN, PELEMAHAN) • Hilang atau abnormalitas psikologis, fisiologis, struktur anatomik, atau fungsi tubuh. Contoh: Keterbatasan rangkaian gerak motoris, penurunan kekuatan atau tampilan otot, edema, kekurangan rasa (sensation) 36 (Lanjutan) Perlemahan ini bisa temporer atau permanen, dan timbul sebagai gangguan organ tubuh. Contoh: Kehilangan proprioceptive impulse tungkai akibat penurunan input sensoris ke CNS (central nervous system, sistem saraf pusat) 37 DISABILITY (Cacat jasmaniah, kekurang-mampuan) Suatu keterbatasan atau kekurang-mampuan untuk melaksanakan aktivitas normal atau dalam batas normal. • Disability merupakan tampilan sejauh mana pengaruh impairment terhadap: aktivitas kerja, aktivitas rumah ataupun pada aktivitas olah raga. 38 Disability (Lanjutan-2) • Seorang kehilangan impuls proprioceptive tungkai ada kemungkinan besar bisa jatuh. • Tidak semua penyakit berakhir dengan suatu impairment, dan Tidak semua impairment berakhir dengan disability. 39 Contoh: Seorang DM bisa menderita impairment (ketidak-mampuan sirkulasi darah) namun tidak semua DM menderita disability (kehilangan: pengelihatan karena katarak mata, retinopati diabeti kum, atau harus diamputasi karena gangrene) 40 HANDICAPS (Rintangan yang merugikan) • Kerugian akibat impairment atau yang membatasi/ menghambat pemenuhan peran hidup normal. Contoh: Ketidakmampuan mobile secara mandiri di dalam komunitas akibat kekurangan stabilitas yang diperlukan dalam menghadapi situasi lingkungan beragam 41 DISABILITY CLASSIFICATION ICIDH (ICF) MODEL Disease Impairment Disability limitations Handicap NAGI MODEL Disease Impairment Functional Disability 42 NAGI HEALTH STATUS MODEL (Nagi 1969) • Nagi menyusun klasifikasi yang berbeda dengan ICIDH. Model Nagi menggunakan istilah: functional limitation & disability. Menurut Nagi: • Fungsional limitation adalah: Hasil impairment, terdiri dari individual untuk melaksanakan upaya dan peran yang membentuk aktivitas biasa bagi seorang individu. 43 NAGI (Lanjutan) • Disability: Pola behavior yang tercetus untuk waktu lama saat limitasi fungsional tidak mampu mengatasi tuntutan upaya penampilan normal atau pemenuhan peran yang seharusnya. 44 COGNITIVE DISABILITY (Woltersdorf 1992) (Clipton dan McMahin, 1992) Masalah seperti depresi dan cognitive impairment sering tidak terdiagnose, dan walau Fisio-terapist tidak dapat mendiagnose impairment, adalah penting bahwa seorang terapis harus mampu mengenai adanya kekurangan. 45 Ada 5 (lima) tipe defisit kognitif Lima tipe defisit kognitif yang berkaitan dengan area spesifik pada otak yang rusak dan berkaitan dengan kemungkinan sebagai kausa yang bisa menjadi hambatan keberhasilan terapi. • • • • • Yakni: Tipe: Executive functions Tipe: Complex problem solving Tipe: Information processing Tipe: Memori deficits Tipe: Learning disability 46 IMPLIKASI KHUSUS bagi FISIOTERAPIS • COGNITIVE DISABILITY • Although the therapist cannot diagnose cognitive deficits, the therapist’s evaluation and clinical observations may help identify cognitive deficits that might interfere with treatment. • Appropriate referral is always recommended when problems beyond our expertise are suspected. • Specific rehabilitation and training strategies for persons with cognitive disability are available. (Woltersdorf, 1992) 47 1. Executive Function • Adalah fungsi cortex cerebri yang berkaitan dengan kemampuan: - Merumuskan sasaran (goal) - Mengambil initiasi - Memonitor - Memaintain prilaku. (Lezak, 1983) Behavior (Prilaku): Adalah istilah umum yang meliputi: Prilaku motoris Prilaku afektif Prilaku sosial 48 Executive Function (Lanjutan) Apabila lobus frontalis otak terkena maka kerusakan fungsi afektif menjadi pencetus depresi. Walau kedua hal tersebut timbul saling menyusul, depresi akan terpapar sebagai: kekurangan energi, sedangkan defisit (kerusakan) fungsi eksekutif nampak sebagai kekurangan keterlibatan. 49 2. COMPLEX PROBLEM-SOLVING (memecah masalah komplek) Ada kemampuan penanganan efektif informasi yang baru. Kerusakan pemecah masalah akan menghasilkan: - Kekurang-mampuan berpikir konkrit - Ketidakmampuan untuk membedakan yang relevans dengan yang tidak relevans - Penerapan peraturan salah - Kesulitan memilah satu situasi dari yang lain. 50 CONTOH: Seorang pengguna kursi roda dalam kehidupan sehari-hari, bisa menyesuaikan dirinya dengan cara turun: dari tempat tidur, dari kursi ke toilet, dari kursi ke mobil, di rumah sakit maupun di rumah Ini menggambarkan bahwa ia berhasil memanfaatkan informasi baru (cara hidup di kursi roda) untuk memecahkan masalah komplek. 51 3. Information Processing • Ini meliputi kecepatan (speed) penyaluran informasi dari bagian otak ke bagian lain, berikut beban/jumlah informasi yang terasimilasi dalam kecepatan tersebut. (Lezak, 1983) Pemecahan masalah berkaitan dengan menata keharmonian adalah pentransferan data/informasi secara efektif. Berdasarkan faktor: 1. Genetic 2. Lingkungan dan 3. Edukasi 52 Information Processing (Lanjutan) Saat ini sebagian manusia dapat memproses informasi lebih profisien dari yang lain. Trauma Kehilangan kemampuan memproses dan mengganggu kecepatan transfer informasi. Contoh: 1. Bising suara 2. Stimuli sensoris eksternal 3. Hadirnya lebih dari satu jenis informasi dalam waktu yang bersamaan merupakan contoh yang dapat mengalihkan seseorang sehingga bisa berakibat mengurangi kemampuan memproses informasi. 53 4. MEMORY DEFICIT (Defisit memori) • Ini timbul apabila ada kegagalan dalam hal penyimpanan atau pengambil-kembalian (retrieve informasi). • Sebelum seseorang dinyatakan mengalami penurunan daya memori, harus dibuktikan bahwa hal yang dipaparkan adalah hal yang sudah dikenal. • Masalah memori adalah didapat dan bukan terkembangkan bersama pertumbuhan organ/tubuh. 54 MEMORY DEFICIT (Defisit memori) • Depresi dapat mengaburkan tanda-tanda kehilangan memori, namun demikian seseorang yang depresi seringkali kurang atentif atau kurang interaktif dengan lingkungannya maka kurang menregistrasi hal-hal yang harus diingat di dalam otaknya. Contoh: Pasien bisa nampak menderita disfungsi memori, padahal hanya karena kurangnya perhatian sebagai akibat depresi, ini mengurangi proses belajarnya. 55 5. LEARNING DISABILITY (Ketidakmampuan Belajar) • Timbul pada seseorang dengan inteligensi normal atau yang mendekati normal yang mengalami kesulitan menerima informasi dalam batasan tanggungjawabnya yang khusus. Contoh: Kemampuan: - mengeja, - menghitung, - membaca, dan - hubungan visual spatial. 56 LEARNING DISABILITY (Ketidakampuan Belajar) (Lanjutan) Untuk hal ini para terapist sering menjumpai: - - - Manifestasi kekurang-mampuan belajarnya sebagai kesulitan yang tidak teratasi dengan program terapi tertulis. Keterlambatan yang terulang-ulang atau ketidak hadiran dalam sesi program terapi, dan Pendekatan yang terlalu bersemangat terhadap simtoma fisik yang membawa pasien ke terapist. 57 SESI 2 b Man and his Symbiotes (Manusia dengan Simbiotesnya) Disusun oleh: dr. Mayang Anggarini Naga U-EU 58 DESKRIPSI Pembahasan materi meliput pengertian infeksi, hubungan manusia dan mikroba dan berbagai mikroba penyebab penyakit infeksi menular. 59 KOMPETENSI MAMPU: Memahami hubungan manusia dengan mikroorganisme dalam kehidupan seharisehari, cara hidup berbagai jenis mikroorganisme penyebab infeksi, pembawa penyakit dan retensi terhadap infeksi, dan tanda-tanda infeksi. 60 POKOK BAHASAN Menjelaskan: Manusia dengan simbiotesnya (Man and his Symbiotes) Mikroorganisme Penyebab Penyakit Cara hidup mikro-organisme Faktor mikroba dalam simbiosis & penyakit Carriers dan pasien yang terinfeksi Retensi terhadap infeksi 61 INFEKSI (Man and his Symbiotes) Hubungan mikroba dengan manusia sering salah dimengerti, bukan semata hubungan invader & defender, melainkan merupakan = symbiosis (hidup bersama). Manusia pada hakekatnya tidak bisa terpisah dari mikroorganisme. 1956 Odum: ecology adalah studi tentang fungsi dan struktur alam (kontak fisik manusia dengan mikroorganisme) merupakan satu bagian dari interdependency luas antara species yang ada di alam. 62 INFEKSI (Man and his Symbiotes) (Lanjutan-1) Ilmuwan sudah meninggalkan anggapan bahwa reaksi tubuh terhadap mikroorganisme adalah suatu anugrah pertahanan diri. Kenyataan menunjukkan kepada kita bahwa alam adalah tidak memihak siapapun dan sangat prihatin terhadap kehadiran bakteri, virus seperti juga terhadap manusia. 63 INFEKSI (Man and his Symbiotes) (Lanjutan-2) Kuman hanya beda dengan manusia dalam tingkat organisasi sel yang nampak. Seperti juga pada manusia, reaksi kuman juga protektif terhadap dirinya, ada juga yang menghancurkan diri (lysis), tergantung kepada keadaan sekitarnya. 64 PATHOGENIC & NON-PATHOGENIC • Di atas merupakan dua istilah yang menjelaskan kapasitas mikroorganisme menimbulkan penyakit/sakit. Pada hakekatnya semua bakteri bisa menimbulkan sakit apabila kondisi lingkungan terkait menguntungkan baginya, di lain pihak hampir setiap bakteri patogen dapat hidup damai secara symbiosis dengan inangnya. 65 (Lanjutan) Patogenisitas = Virulensi Keadaan kapasitas mikroorganisme yang luar biasa untuk mampu: menyelusup dan merusak jaringan tubuhnya. 66 INFEKSI & KOCH’S POSTULATES INFEKSI Ini adalah istilah sebutan berbagai keadaan, dan terkadang membingungkan, terutama bila ditinjau dari konsep tentang kaitan hubungan antara manusia dengan kuman dan keadaan steril. 67 (Lanjutan) Infeksi bisa berarti adanya mikroba penyebab gejala dari kerusakan, kadangkala infeksi juga untuk menyebut hadirnya mikroba tanpa peduli apakah memang ia secara normal ada di situ. 68 KOCH’S POSTULATES • To show that the organism is consistantly PRESENT. • To grow it in artificial CULTURE MEDIA. • To REPRODUCE THE DISEASE in susceptible animals by administering such cultures to them. Ternyata tidak applicable untuk semua DISEASES. Di antaranya: Treponema pallidum (penyebab sifilis) ternyata tidak memenuhi kriteria di atas. 69 KOCH’S ... Lanjutan) CONTOH: 1. Urine biasanya memang steril, apabila ditemukan ada urinary infection, walau tidak ditemukan kerusakan atau penyakitnya, namun tetap disebut ada infeksi. 2. Adanya gejala penyakit kulit karena infeksi, maka disebut sebagai infeksi bakterial, walau bakteri terkait secara normal memang ada di situ. 3. Usus besar sering disebut infeksi oleh dokter bedah apabila terisi flora bakteri yang masif. 70 Mikroorganisme Penyebab Penyakit • Untuk memastikan adanya infeksi harus memenuhi “Koch Postulates”. Daftar mikroorganisme yang bersimbiosis dengan manusia yang bisa menimbulkan penyakit: • VIRUSES Organisme berukuran kecil antara 28nm - 450nm (nm= /juta mm) Core virus terdiri dari RNA atau DNA (Tidak pernah bersama) yang terbungkus capsid. Hidupnya obligatory intracellular symbiotes = hanya mampu menggandakan diri di dalam sel inang. Di luar sel inang virus bisa bertahan untuk waktu yang lama walau kondisi lingkungan kurang berkenan. Saat ini ada dugaan bahwa virus juga sebagai penyebab penyakit kanker. 71 Mikroorganisme … (Lanjutan-1) RICKETSIAE • Ukuran lebih besar dari virus (ada subspecies Coxiella yang sangat kecil). Seperti juga virus, riketsia bisa menembus saringan dan juga resisten terhadap panas dan desinfektan. • Riketsia memiliki RNA dan DNA secara bersama dan berserta protein-protein. Hidupnya juga obligatory intracellular symbiotes, namun mirip bakteri, yakni ia dapat terlihat melalui mikroskop cahaya dan mampu membelah melalui cara binary fission. • Mampu hidup beberapa bulan di luar tubuh inang, dan merupakan penyebab penyakit demam typhus berat. Juga dapat ditularkan melalui insekta (gigitan nyamuk) 72 Mikroorganisme … (Lanjutan-2) BACTERIA • Ukuran tubuh 0.5-8 nm, lebih terorganisasi, memiliki DNA dan RNA, dinding sel, biosentesis lengkap, aparatur respirasi dan penghasil energi. Memperbanyak diri melalui binary fission di luar tubuh inang (Mycobacterium TB adalah fakultatif intraseluler simbiotes) (= do better inside cell than outside) • Banyak bakteri ada dalam keadaan istirahat apabila lingkungannya kurang berkenan (contoh di dalam debu). Dibagi dalam kelompok Gram-negatif dan Grampositif berdasarkan hasil pengecatannya, dan juga dibagi dalam kelompok sesuai bentuk strukturnya: bulat (koken), batang (baksil), spiral dan spirochetae (mirip kotrek pembuka gabus penutup botol). 73 Mikroorganisme … (Lanjutan-3) MYCOPLASMAE • Mirip bakteri namun kurang terorganisasi dan hidupnya facultative intracellular symbiotes. • Mirip bakteri, mycoplasma bisa dibiakkan di media biakan dan sebagai penyebab atypical pneumonia (mycoplasma pneumonia) 74 Mikroorganisme … (Lanjutan-4) PROTOZOA (adalah penyebab penting penyakit tropis) • Mikro-organisme unisellular yang terorganisasi tinggi, hidup parasiter, di antaranya : - Plasmodia (malaria), - Trichomonas, - Toxoplasma (Toxoplasmosis gondii), Leishmania (kala azar), - Trypanosoma (Penyakit tidur di Afrika) dan - Entamoeba histolytica (disentri amebiasis) 75 Mikroorganisme … (Lanjutan-3) FUNGI • Tumbuhan tanpa akar, batang atau daun. Tanpa klorofil, maka hidupnya obligatorysymbiotes. Membiak dengan spora dan tumbuh hyphea. Biasanya hanya menimbulkan infeksi superfisial, kecuali mekanisme stabilisasi model hidup ini di inang terganggu. 76 Mikroorganisme … (Lanjutan-4) HELMINTH • Cacing dapat menimbulkan sakit dalam berbagai stadium silkus hidupnya. Yang utama adalah: nematoda (c. pipih), cestoda (c. pita) dan trematoda (pipih). Penyakit penting di daerah non-industri adalah: Schistosomiasis (Trematoda) 77 CARA HIDUP MIKRO-ORGANISME • SIMBIOSIS Keadaan hidup bersama antara organisme dari dua species berbeda yang saling menguntungkan satu sama lain. • KOMENSALISME Keadaan hidup bersama antara organisme dari dua species dalam satu lingkungan hidup dan keduanya juga memakan makanan yang sama. 78 CARA HIDUP MIKRO-ORGANISME (Lanjutan) • PARASIT Suatu organisme yang hidup pada/atau di dalam organsime lain dan mendapatkan semua makanannya dari organisme inang. Cara hidup ini disebut: Parasitik (parasiter). 79 FAKTOR MIKROBA dalam SIMBIOSIS & PENYAKIT (Mikrobial Faktors in Symbiosis & Disease) • Begitu mapan, bakteri penyebab penyakit memanfaatkan berbagai metoda untuk menunjukkan virulensinya memecah simbisosis dan merusak inang. Contoh: Pneumococci penyebab lobar pneumonia dan penyakit infeksi berat lain, dapat menghasilkan substansi yang menyapu bersih antibodi inang, yang seharusnya dapat menghancurkan seluruh baksil. 80 CONTOH (Lanjutan) • Pneumococci lain memiliki permukaan licin yang mencegah fagosit inang untuk bisa memakannya. • Bakteri jenis lain, Streptococci dan Staphylococci menghasilkan leucocidiens yang membunuh fagosit inang. 81 Faktor Mikroba … (Lanjutan-1) Leukocidins • Ini adalah produk toxin (racun) bakteri, penyebab virulensi. Umumnya bakteri menggandakan diri untuk bisa merusak jaringan, namun ada juga yang hanya menapakkan kaki langsung menghasilkan racun yang merusak jaringan. - Ada endotoxin yang tetap merupakan bagian tubuh bakteri. Ada exotoxins, toksin yang diekresi ke luar tubuh. 82 Faktor Mikroba … (Lanjutan-2) • Seorang pasien yang meminum antibiotika bisa saja akan mengalami keadaan yang kurang menyenangkan. Dosis penisilin dapat membunuh bakteri streptokokus yang ada di tenggorokan namun bisa menyebabkan bertumbuh suburnya fungi yang tadinya hanya ada dalam jumlah kecil. Sebaliknya menaman non-patogenik streptokokus dalam tubuh bayi dapat mengurangi kolonisasi strain kuman yang ganas di dalam usus. 83 Faktor Mikroba … (Lanjutan-3) • Keberhasilan symbiosis bakteri non-patogen yang normal memang ada di tubuh, dan ditentukan oleh: - jumlah, - monopoli area hidup, - suplei makanan, dan - adaptasi terhadap lingkungan. ini akan dapat mencegah kolonisasi strain lain yang mungkin sangat patogen bagi inangnya, walau ini merupakan suatu bentuk keuntungan bagi baketerinya sendiri. 84 Faktor Mikroba … (Lanjutan-1) • Populasi dinamik bakteri bisa dikendalikan melalui mekanisme kompetitif yang lebih canggih, yakni: - dengan cara memproduksi colicins (oleh Escherichia coli), zat ini dapat membunuh strain E. coli yang bukan penghasil colcicin terkait (khusus dihasilkan oleh extrachromosomal genes); - sifat bacteriocidal dengan cara membelah fragment RNA di dalam ribosomes. Dengan ini sel inang terproteksi oleh produk colicin-inhibitor yang terus menerus. 85 Faktor Mikroba … (Lanjutan-1.a) • Proses pengelupasan kulit yang rutin juga merupakan alat pertahanan agar populasi bakteri di atasnya bisa terkontrol. Contoh: stafilokokus senantiasa ikut lapisan kulit yang terkelupas (Dokter bedah menggosok/mencuci tangan/lengan saat mau operasi) • Sebaliknya di samping bakteri melindungi diri dari populasi bakteri lain, karateristik epithelium kulit manusia bisa melindungi inang (pasien) atau bahkan menguntungkan bakterinya. 86 Faktor Mikroba … (Lanjutan-3) Mukus Hasil Selaput Lendir Tubuh • Apabila produksi/pengeluaran mukus (mucous) selaput lendir alat respirasi berhenti, maka paru akan terkena infeksi, karena sekresi mukus merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh. Sebaliknya droplets mukus ke luar tubuh akan merupakan media penyebar bakteri/virus yang ada di dalamnya ke udara terbuka alat transport penyakit. 87 Faktor Mikroba … (Lanjutan-4) • Mukus juga mampu menganggu pertumbuhan bakteri. Pada bronchitis kronik “English disease” , stagnasi mukus yang kental, mengakibatkan pertambahan jumlah bakterinya ini suatu bukti mekanisme survival ada kalanya menyerang inangnya. Contoh: Perokok, polusi udara atau mutasi genetik. 88 Saliva dari Kelenjar Ludah/air liur • Juga bersifat bakterisidal dan pengontrol populasi flora bakteri yang ada di alat pencernaan (mulut). Saliva juga menyebar infeksi, terutama virus alat pernapasan, bisa menyebar melalui rangsangan batuk, bersin atau berludah. 89 Faktor Mikroba … (Lanjutan-4) • Sering ada faktor tak terduga yang melanggar dan memporakporandakan pertahanan. Disebut bahwa virus adalah yang paling untung, dibanding bakteri, karena permukaan sel virus memiliki molekul reseptor sebagai bagian konstitusi kimiawi dinding sel yang di antaranya mampu secara khusus mengikat reseptor lawan di permukaan virus. 90 Faktor Mikroba … (Lanjutan-5) • Perusakan/penghancuran diri: Adalah satu cara pengontrol populasi pada kelompok bakteri, namun juga menjadi faktor kunci mulai terjadinya penyakit infeksi Bisa saja bahwa pertumbuhan cepat strain virulent terjadi akibat usaha populasi bakteri yang telah ada. • Terjadilah seleksi alam. Bisa saja strain virulent memang sudah ada di tempat atau datang tiba di situ karena diangkut dari site lain. 91 Faktor Mikroba … (Lanjutan-4) Contoh: - Streptokokus hidung pindah dari site hidung ke luka operasi. - Pseudomonas aeroginosa pindah dari usus ke traktus urinary. Dengan kata lain kuman masuk tubuh dari lingkungan yang ada: bisa tanah (luka tusuk tetanus) bisa manusia (luka kontak seksual GO), AIDS (luka kontak seksual, jarum suntik, darah). 92 CARRIERS dan PASIEN yang TERINFEKSI • Ini adalah dua kelompok populasi yang rentan menyebarkan penyakit. Pada carriers simbiosis berjalan dengan baik sehingga inang carriers membawa kuman namun dirinya tidak menunjukkan sakit. (Contoh: carrier typhoid) • Ada virus yang mencerminkan suatu simbiosis yang stabil, namun di kemudian hari mengusik dan menghasilkan penyakit pada tubuh inang carriernya (Contoh: Herpes virus yang bisa bersimbiosis bertahun-tahun) 93 RESISTENSI terhadap INFEKSI (The Stabilization & Breakdown of Symbiosis between Man & Microbes) Mikroba ada di mana-mana, kehadirannya merupakan bagian dari kebutuhan manusia sehari-hari. Udara bukan media pertumbuhan yang baik bagi mikroba. 94 Resisten terhadap Infeksi (Lanjutan) Umumnya mikroba ada di: permukaan lantai, tanah, perabot rumah tangga dan terutama di permukaan tubuh manusianya sendiri (mekanisme pertahanan utama manusia adalah kulit yang sehat, berselaput zat tanduk dan tidak cedera) 95 CONTOH: Pada kanak-kanak kadang terjadi lapisan tanduk lulut sering “gundul”, bila cedera luka pada luka akan hadir banyak koloni bakteri reaksi tubuh akan menghasilkan nanah (>>bakteri stafilikokus aureus dan streptokokus pyogenes) . Kulit di samping memiliki pertahanan tubuh melalui permukaan yang kuat, masih punya 2 jenis cara pertahanan lain sebagai pengontrol populasi mikroba: 96 Resistensi Terhadap Infeksi (Lanjutan-1) pengontrol populasi mikroba: 1. menghasilkan asam lemak tak jenuh 2. produk metabolik flora residen itu sendiri. Satu mekanisme terkuat untuk mencegah invasi organisme penyebab penyakit adalah: Kompetisi di antara berbagai species bakteri yang beralokasi di site terkait. 97 Resistensi terhadap Infeksi (Lanjutan-2) Contoh: Exotoksin: bakteri tetanus dan diphtheria. Pada kasus fatal yang disebabkan toksin ini, stafilokokus toxin menduduki peran kedua. • Bagaimana kerusakan sel/jaringan karena toksin bakteri serta gangguannya pada metabolisme sel masih belum 100% dipahami. • Toksin ada yang bentuk ensim pemakan zat kimia sel. 98 TOKSIN (Lanjutan) • Toxin (clostridia) merubah diri menjadi ganas karena aksi precusor protease inang. • Efek lethal toksin diphtheria nampak berkaitan dengan kemampuannya menghambat sintensis protein inang. • Toksin cholera menimbulkan diare berlanjut melalui stimulasi ensim adenyl cyclase dinding usus besar. 99 Resistensi trehadap Infeksi (Lanjutan-3) Exposure toksin bisa mengakibatkan: Pengubahan ultrastruktur mitokondrial. Hasilnya ternyata berbeda-beda antara yang terjadi pada: hewannya, jaringan yang terisolasi, atau pada sel yang sudah berantakan. 100 (Lanjutan) Yang berbahaya adalah: Dalam jumlah kecil sudah menimbulkan keracunan, jauh lebih rendah dari dosis untuk menimbulkan imunitas Orang tidak bisa/keburu menghasilkan kekebalan tubuh. 101 CARA VIRUS MENYERANG Cara virus menyerang (melekat) Cara absorpsi Penetrasi (dinding sel) Masuk DNA atau RNA Di dalam sel capsid dilepas (bisa oleh ensim inang sendiri) 102 DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR • Ada 5 (lima) dasar teknik pemeriksaan laboratoris: 1. Melihat dan mengamati langsung organisme penyebab. 2. Mendeteksi antigen kuman penyebab infeksi. 3. Mencari jawaban respon imunitas inang terhadap kuman penyebab infeksi. 103 (Lanjutan) 4. Mendeteksi sekuens nucleotide mikroba khusus. 5. Mengisolasi mikroba melalui kultur kuman. Masing teknik memiliki: kegunaan khusus, kelemahan dan kelebihan. 104 DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR (Lanjutan-1) Banyak kuman dapat ditemukan melalui: cairan jaringan, sputum, urine, pus, cairan pleural, peritoneal, feces, cairan serebro-spinal dsb. 105 (Lanjutan) Antigen bisa ditemukan pada: meningitis, hepatitis B, infeksi alat pernapasan, dan genitourinaria. 106 DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR (Lanjutan-2) Histopatologis menjawab respons inflamasi tubuh, gambaran sel akibat infeksi virus (Cytologis). Saat ini mendeteksi: sekuens DNA/RNA mikrobial, isolasi kuman penyebab. (Koch Postulats) 107