modul biologi Siti Maimunah - Universitas Muhammadiyah

advertisement
BAB I PENGANTAR ILMU
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui Biologi sebagai ilmu dasar kehutanan
2. Memahami hubungan antar ilmu pengetahuan dan hubungannya dengan biologi
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan cakupan ilmu yang dipelajari pada mata kuliah Biologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan, dan menggolongkan disiplin ilmu pada setiap cabang
ilmu biologi.
Materi pembelajaran :
Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios dan logos yang berarti ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan dan masalah-masalah yang menyangkut hidup. Cabang ilmu biologi antara
lain :
1.
Anatomi
: Ilmu tentang bentuk-bentuk dan susunan organ
2.
Anatesi
: Ilmu tentang operasi dan pembedahan
3.
Bakteriologi
: Ilmu tentang Bakteri
4.
Ekologi
: Ilmu tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya
5.
Embriologi
: Ilmu tentang perkembangan embrio makhluk hidup
6.
Entomologi
: Ilmu tentang serangga
7.
Evolusi
: Ilmu turunan dari ilmu mutasi genetika dan ilmu ekologi yang
membahas tentang perubahan struktur dan perilaku serta organ
makhluk hidup dari masa ke masa.
8.
Fisiologi
: Ilmu tentang proses-proses fisiologi makhluk hidup
9.
Histologi
: Ilmu tentang jaringan
10. Genetika
: Ilmu tentang penurunan sifat induk pada anaknya
11. Mikrobiologi
: Ilmu tentang mikroorganisme/ jasad renik
12. Mikologi
: Ilmu tentang jamur
13. Morfologi
: Ilmu tentang bentuk dan susunan luar organ
14. Palaentologi
: Ilmu tentang fosil
15. Patologi
:
Ilmu tentang penyakit organisme dan pengaruhnya terhadap
kehidupan organisme
16. Parasitologi
: Ilmu tentang organism parasit dan cara penyerangannya
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 1
17. Botani/Dendrologi: Ilmu tentang taksonomi tumbuhan/penggolongan tumbuhan
18. Phylogeni
:
Ilmu tentang perkembangan makhluk hidup dari tidak sempurna
menjadi sempurna
19. Taksonomi
: Ilmu tentang pengelompokan makhluk hidup termasuk hewan
20. Terratologi
: Ilmu tentang cacat embrio dalam kandungan masa kehamilan
21. Virologi
: Ilmu tentang virus
22. Nematologi
: Ilmu tentang cacing
Bagan Ilmu pengetahuan :
Ilmu Pengetahuan
Science
Sosial
( Social science)





Alam
(Natural science )




Ilmu ekonomi
Ilmu Sejarah
Ilmu Hukum
Ilmu filsafat
dll
Ilmu kimia
Ilmu fisika
Ilmu Biologi
Ilmu geologi & Astronomi
Hubungan biologi dengan ilmu pengetahuan lainnya



Fisika
Biofisika
Radiologi
Biologi nuklir
Sosial




Biokimia
Fisiologi
Biomolekuler
Farmakologi
Matematika
Psikologi
Antropologi
Kedokteran
Biologi
Kimia









Biometrika
Genetika
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Oceonologi
Geologi
Ekologi
Paleonologi
Astronomi
Page 2
Daftar Pustaka
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Pertanyaan :
1. Jelaskan hubungan ilmu biologi dengan ilmu lainnya seperti matematika?
2. Ilmu apakah yang dipelajari dengan menggunakan dasar biologi dengan ilmu sosial?
3. Apakah biologi itu?
4. Apa sajakah yang dipelajari dalam biologi tersebut?
5. Jelaskan ilmu biologi yang berhubungan dengan lingkungan?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 3
Bab II. Keanekaragaman Hayati
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui Keanekaragaman hidup di Bumi
2. Mengenal makhluk hidup dalam golongan-golongannya
3. Memahami tujuan pengelompokan makhluk hidup
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan golongan hewan dan tumbuhan termasuk
mikroorganisme.
2. Mahasiswa mampu mengelompokkan makhluk hidup dalam takson-taksonnya.
3. Mahasiswa mampu membuat urutan klasifikasi beberapa contoh makhluk hidup
4. Mahasiswa mampu membedakan makhluk hidup bersel satu dengan makhluk hidup
bersel banyak (sempurna) baik golongan tumbuhan maupun hewan hewan.
Materi Pembelajaran :
Keanekaragaman hayati adalah variasi bentuk, penampilan, jumlah dan ciri lain pada
tingkat gen, species serta ekosistem. Penyebab keanekaragaman hayati adalah faktor genetika
dan lingkungan. Keanekaragaman hayati dipelajari melalui pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan kesamaan bentuk ( sifat morfologinya), manfaat, habitat (perawakan), dan
filogenetik ( hubungan kekerabatan)nya.. Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk :
1. Memudahkan pengenalan
2. Menyusun hubungan kekerabatan
3. Memudahkan dalam mempelajarinya
Dalam perkembangan ilmu klasifikasi makhluk hidup, pengelompokan makhluk hidup dibagi
atas 2 kerajaan (kingdom) yaitu hewan (Animalia) dan tumbuhan (Plantae). Namun sekarang
berkembang hingga menjadi enam kingdom yaitu Virus, Monera, Protista, Fungi, Plantae dan
animalia. Dalam ilmu pertanian khususnya kehutanan akan erat dibicarakan kelompok virus,
fungi, plantae dan animalia. Tujuan mempelajari keanekaragaman hayati di bidang kehutanan
adalah (Anonim, 1991) :
1. untuk memudahkan mengelompokkan jenis-jenis pohon, herba, semak penyusun
hutan.
2. Mengidentifikasi jenis hama dan penyakit serta binatang guna menentukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan serangan bila terjadi gangguan.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 4
3. Mengenal organisme lain yang menguntungkan tanaman.
Tahap-tahap klasifikasi makhluk hidup yaitu :
1. Identifikasi
2. Pengelompokan berdasarkan ciri-cirinya
3. Pemberian nama takson.
Urutan Takson Makhluk Hidup
Animalia
Kingdom
Plantae
Phylum/Divisio
Classis/kelas
Ordo/bangsa
Familia/suku
A.
Genus/marga
Species
Kriteria makhluk hidup dilihat dari kelengkapan :
1. Organ untuk menjalankan kehidupan misalnya adanya akar, batang, daun
2. Cara perbanyakan/reproduksi contoh :
a. Pada bakteri dan protozoa sebagai tumbuhan dan hewan tingkat rendah (bersel
satu) memperbanyak diri dengan membelah diri
b. Spora merupakan teknik perbanyakan tumbuhan setingkat diatas membelah
diri yang dilakukan oleh jamur, lumut dan paku-pakuan.
c. Biji yang merupakan teknik perbanyakan tumbuhan tingkat tinggi yang
prosesnya kompleks seperti pada spermatophyta.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 5
3. Makhluk hidup dengan jaringan tubuh yang kompleks adalah makhluk hidup tingkat
tinggi dan lebih sempurna.Kesempurnaan untuk golongan hewan adalah sistem
peredaran darah dan kesempurnaan dari golongan tumbuhan adalah cara
reproduksinya.
Pada penggolongan dunia tumbuhan (Plantarum) diketahui ada 2 bagian besar yaitu :
1. kelompok tumbuhan tingkat rendah yaitu jenis tumbuhan yang belum bisa
dibedakan dengan jelas akar, batang maupun daunnya. Contoh : Lumut, ganggang,
bakteri dll.
2. Kelompok tumbuhan tingkat tinggi yaitu kelompok tumbuhan yang sudah bisa
dibedakan dengan jelas organ vegetatif dan generatifnya seperti akar, batang dan
daunnya yang mempunyai jaringan dan fungsi yang spesifik.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 6
Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom
Plantae
Divisio
Schizophyta
Golongan jamur belah (bakteri) dan ganggang
belah (biru)
Thallophyta
Golongan algae, fungi, lichenes
Bryophyta
Golongan lumut : Musci ( l.daun ) & Hepaticae (l.hati )
Pteridophyta
Dibagi atas 4 kelas :
1. Psilotinae (p.telanjang/purba)
2. Equiseteiinae (p. ekor kuda)
3. Lycopodinae (p.kawat)
4. Filicinae (p.benar/sejati)
Spermatophyta
Dibagi atas 2 sub division (Anonim, 1991) yaitu :
a.
1. Gymnospermae
yang terbagi atas 3 kelas yaitu :
a. Cycadiinae
b. Coniferae
c. Gnetinae
2. Angiospermae, terbagi atas 2 kelas yaitu :
a. Dicotyledone dibagi atas banyak famili antara lain :
 Solanaceae : Kentang, leunca, tomat, cabe
 Myrtaceae : cengkih, eukaliptus, jambu
 Mimosaceae : petai, sengon
 Caesalpineaceae : Flamboyan, trembesi
 Papilionaceae : Kacang tanah, sono kembang,
sono keling
 Verbenaceae : jati, loban, sungkai
 Apocynaceae : pulai, kamboja, jelutung
 Sapotaceae : sawo kecik, sawo, tanjung
 Ebenaceae : kayu hitam/eboni, kesemek
 Burceraceae : keben, tancang
 Lyrthraceae : bungur
 Meliaceae : mindi, mahoni,
 Anacardiaceae : kompas, mangga,kedondong
 Fagaceae : oak
 Bombacaceae : randu
 Dipterocarpaceae : kruing, meranti, mrawan,
marsawa, sengkawang
 dll
b. Monocotyledone, terbagi atas banyak famili yaitu :
 Poaceae : padi, oat, jagung, rumput
 Musaceae : pisang
 Arecaceae/palmaceae : kelapa, enau, sawit
 dll
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 7
Klasifikasi Hewan
phyllum
Porifera
Coelenterata
Platyhelmintes
Kingdom
Animalia
Hewan berpori : bunga karang
Hewan berongga
Cacing pipih : ada 3 kelas :
1. Turbellaria : c berambut getar/silia
2. Trematoda : c. hisap
3. Cestoda : c. pita
Nemathelminthes
Cacing gilig
Annelida
Cacing gelang terdiri atas 3 kelas yaitu :
1. Polychaeta : c.kremi
2. Oligochaeta : c.tanah
3. Hirudinae : lintah, pacet
Mollusca
Arthropoda
Hewan lunak terdiri atas 3 kelas :
1. Gastropoda
2. Pelecypoda
3. Cephalopoda
Hewan beruas-ruas terbagi atas 5
kelas :
1. Crustaceae : Udang
2. Chilopoda : lipan
3. Diplopoda : kaki seribu
4. Insecta : serangga
5. Arachnida : laba-laba
Echinodermata
Hewan berkulit duri dibagi atas 5 kelas :
1. Asteroidea : bintang laut
2. Ophiuoidea : bintang ular laut
3. Echinoidea : bulu babi
4. Holothuroidea : timun laut
5. Crinoidea : lili laut
Chordata
dibagi atas 2 subfillum : Protochordata & vertebrata
Seperti halnya tumbuhan, hewan juga dibedakan atas hewan sempurna dan belum sempurna
dan sangat mudah dikenali pada kelompok hewan ini. Pengelompokan dalam phyllum secara
berjenjang dari hewan bersel satu seperti protozoa yang bersel satu hingga hewan yang
sempurna seperti vertebrata baik dari golongan ikan, burung, mamalia, termasuk primata dan
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 8
sebagainya. Pada bagan diatas perbedaan mendasar dari golongan Porifera hingga Chordata
dalam hal ini Vertebrata sebagai hewan yang paling sempurna baik dari segi kelengkapan
organ maupun fungsi organ itu sendiri.
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Hand out Dendrologi. Universitas Gadjahmada Yogyakarta.
Foster A.S., & Gifford E.M., 1959. Comparative Morfology of Vascular Plants. WH
Freeman & Company. San Fransisco London.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Pertanyaan :
1. Sebutkan tujuan pengelompokan makhluk hidup untuk dunia ilmu pengetahuan
2. Apakah yang membedakan Tumbuhan tingkat rendah dan tingkat tinggi ?
3. Sebutkan beberapa golongan tumbuhan tingkat rendah ?
4. Sebutkan beberapa golongan hewan tingkat rendah ?
5. Apakah criteria kesempurnaan makhluk hidup yang dilihat dari segi ?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 9
Bab III Lumut (Bryophyta)
Tujuan Pembelajaran Umum :
1.
Mengetahui tentang dasar klasifikasi tumbuhan
2.
Mengetahui tentang kelompok tumbuhan Lumut
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa mampu memahami tatacara dan siklus hidup Lumut.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara reproduksi Lumut.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan, dan menggolongkan Lumut.
Materi Pembelajaran :
Tumbuhan Lumut
Gambar 1. Lumut
Lumut Daun dan Lumut Hati
Bryophyta merupakan tanaman berukuran kecil dan bersifat non vaskuler seperti lumut daun,
lumut hati maupun sejenisnya. Lumut berperan penting dalam pengaturan ekosistem, dan
menjadi system penyangga penting bagi tanaman lain. Lumut hidup berkumpul secara koloni
pada tempat lembab berair dan kaya nutrisi.
Lumut adalah tumbuhan yang hidup di darat, tidak memiliki akar, batang, daun sejati dan
pembuluh angkut. Lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta)
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 10
dengan tumbuhan berkormus (Cormophyta). Sebagian besar Lumut mengalami metagenesis
(pergiliran keturunan). Organ kelamin jantannya disebut anteredium dan betina disebut
arkegonium. Perbedaan anteredium dan arkegonium yaitu :
1. Anteridium :
a. Merupakan organ jantan berbentuk tongkat
b. Tidak berlapisan pelindung
c. Menghasilkan gamet jantan berflagela (sperma)
d. Gamet jantan dilepaskan dari anteridium
2. Arkegonium
a. Merupakan organ betina yang berbentuk botol
b. Berlapisan pelindung untuk melindungi sel telur didalamnya
c. Menghasilkan hanya satu gamet betina berukuran besar (sel telur)
d. Gamet betina melekat di arkegonium
Gambar 2. Siklus Reproduksi Lumut
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 11
Metagenesis lumut yaitu :
Spora (n)
Protonema (n)
lumut (n)
Gametofit
Arkegonium(n)
Sel telur (n)
Anteridium (n)
Spermatozoid (n)
zigot (2n)
Sporogonium (2n)
Sporangium
Lumut dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
1. Lumut Hati (Hepaticopsida), ciri-cirinya adalah :
a. Bentuk pipih
b. Menempel di atas permukaan tanah lembab
c. Sporophyta tersembunyi
d. Contoh : Riccia nutans, Marchantia dan Lunularia
2. Lumut Tanduk (Anthoceropsida), ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Hidup di tempat basah
b. Sporofit berupa kapsul memanjang
c. Contoh : Anthoceros sp.
3. Lumut Daun (Bryopsida), ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hidup berkelompok membentuk hamparan tebal seperti beludru
b. Lumut sejati
c. Contoh : Polytrichum dan Sphagnum
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 12
liverworts
division Bryophyta
class Takakiopsida
class Sphagnopsida
class Andreaeopsida
class Andreaeobryopsida
class Oedipodiopsida
class Polytrichopsida
class Tetraphidopsida
class Bryopsida
hornworts
vascular plants
Bryophyta Takakiopsida
Sphagnopsida
Andreaeopsida
Andreaeobryopsida
Neomusci
Oedipodiopsida
Cenomusci
Polytrichopsida
Altamusci Tetraphidopsida
Bryopsida
Ada beberapa asumsi ilmuwan untuk mengklasifikasi golongan lumut seperti pada bagan
Beberapa species Bryophyta hidup berkoloni sebagai tumbuhan perintis bagi penutupan
lahan. Bryophyta juga merupakan suatu indicator bagi kualitas habitat, terutama pada
beberapa jenis tumbuhan yang cenderung memerlukan kelembaban (sensitive pada
kelembaban) yang akan kehilangan bentuk aslinya karena kekurangan kelembabannya.
Bryophyta tidak mempunyai biji dan bunga, namun berupa spora. Di bumi terdapat 20.000
jenis Lumut.
Famili Bryophyta :
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 13


















































Acrobolbaceae
Adelanthaceae
Allisoniaceae
Amblystegiaceae
Anastrophyllaceae
Andreaeaceae
Andreaeobryaceae
Aneuraceae
Antheliaceae
Anthocerotaceae
Archidiaceae
Arnelliaceae
Aulacomniaceae
Aytoniaceae
Balantiopsaceae
Bartramiaceae
Blasiaceae
Brachytheciaceae
Brevianthaceae
Bruchiaceae
Bryaceae
Bryobartramiaceae
Bryoxiphiaceae
Buxbaumiaceae
Calomniaceae
Calymperaceae
Calypogeiaceae
Catagoniaceae
Catoscopiaceae
Cephaloziaceae
Cephaloziellaceae
Chaetophyllopsaceae
Chonecoleaceae
Cinclidotaceae
Cleveaceae
Climaciaceae
Conocephalaceae
Corsiniaceae
Cryphaeaceae
Cyrtopodaceae
Daltoniaceae
Dendrocerotaceae
Dicnemonaceae
Dicranaceae
Diphysciaceae
Disceliaceae
Ditrichaceae
Echinodiaceae
Encalyptaceae
Entodontaceae


















































Ephemeraceae
Erpodiaceae
Eustichiaceae
Exormothecaceae
Fabroniaceae
Fissidentaceae
Fontinalaceae
Fossombroniaceae
Funariaceae
Geocalycaceae
Gigaspermaceae
Goebeliellaceae
Grimmiaceae
Gymnomitriaceae
Gyrothyraceae
Haplomitriaceae
Hedwigiaceae
Helicophyllaceae
Herbertaceae
Hookeriaceae
Hylocomiaceae
Hymenophytaceae
Hypnaceae
Hypnodendraceae
Hypopterygiaceae
Jackiellaceae
Jubulaceae
Jubulopsaceae
Jungermanniaceae
Lejeuneaceae
Lembophyllaceae
Lepicoleaceae
Lepidolaenaceae
Lepidoziaceae
Leptodontaceae
Lepyrodontaceae
Leskeaceae
Leucodontaceae
Leucomiaceae
Lophocoleaceae
Lophoziaceae
Lunulariaceae
Makinoaceae
Marchantiaceae
Mastigophoraceae
Meesiaceae
Mesoptychiaceae
Meteoriaceae
Metzgeriaceae
Microtheciellaceae
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014


















































Mitteniaceae
Mizutaniaceae
Mniaceae
Monocarpaceae
Monocleaceae
Monosoleniaceae
Myriniaceae
Myuriaceae
Neckeraceae
Neotrichocoleaceae
Notothyladaceae
Octoblepharaceae
Oedipodiaceae
Orthorrhynchiaceae
Orthotrichaceae
Oxymitraceae
Pallaviciniaceae
Pelliaceae
Phyllodrepaniaceae
Phyllogoniaceae
Pilotrichaceae
Plagiochilaceae
Plagiotheciaceae
Pleurophascaceae
Pleuroziaceae
Pleuroziopsaceae
Polytrichaceae
Porellaceae
Pottiaceae
Prionodontaceae
Pseudoditrichaceae
Pseudolepicoleaceae
Pterigynandraceae
Pterobryaceae
Ptilidiaceae
Ptychomitriaceae
Ptychomniaceae
Racopilaceae
Radulaceae
Regmatodontaceae
Rhabdoweisiaceae
Rhachitheciaceae
Rhacocarpaceae
Rhizogoniaceae
Ricciaceae
Riellaceae
Rigodiaceae
Rutenbergiaceae
Scapaniaceae
Schistochilaceae
Page 14




























Schistostegaceae
Scorpidiaceae
Seligeriaceae
Sematophyllaceae
Serpotortellaceae
Sorapillaceae
Sphaerocarpaceae
Sphagnaceae
Spiridentaceae
Splachnaceae
Splachnobryaceae
Stereophyllaceae
Takakiaceae
Targioniaceae
Tetraphidaceae
Thamnobryaceae
Theliaceae
Thuidiaceae
Timmiaceae
Trachypodaceae
Treubiaceae
Trichocoleaceae
Trichotemnomataceae
Vandiemeniaceae
Vetaformaceae
Viridivelleraceae
Wardiaceae
Wiesnerellaceae
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 15
Di bumi terdapat 60.805 nama ilmiah untuk Bryophyta dari 34.556 nama turunan jenisnya.
Jenis lumut (Bryophyta juga dikenal dengan istilah Sphagnum dengan bentuk nomenklatur
sebagai berikut (Wikipedia, 20 Sept 2014):
Kingdom
Phylum
Class
Subclass
Order
Family
Genus
Gambar 3. Sphagnum flexuosum
:
Plantae
:
Bryophyta
:
Sphagnopsida
:
Sphagnidae
:
Sphagnales
:
Sphagnaceae
:
Sphagnum L.
Sphagnum affine
Sphagnum angustifolium
Sphagnum girgensohnii
Sphagnum magellanicum
Sphagnum novo-caledoniae
Sphagnum russowii
Sphagnum palustre
Sphagnum adalah jenis rumput yang terdiri lebih dari 120 spesies dari lumut. Akumulasi
Sphagnum dapat menyimpan air sejak masih hidup maupun sudah mati dapat mengikat air
dalam jumlah besar pada sel tubuhnya, tamanan dapat diikat lebih dari satu juta tahun lebih
banyak pada berat kering tergantung jenisnya. Seperti halnya pertumbuhan sphagnum, lumut
dapat lebih lambat menguap pada kondisi yang lebih kering, seperti pembentukan tanah
gambut diantara munculnya lumpur dan lapisan lumpur. Sphagnum adalah partikel penyusun
tanah gambut di daerah subtropics dingin, lain dengan gambut yang ada di tanah asam seperti
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 16
di Kalimantan. Daerah tersebut juga mempunyai gradasi pH tanah, dimana pada pH tanah
yang berbeda mempunyai jenis sphagnum yang berbeda juga.
Siklus Hidup Sphagnum,
seperti juga jenis lainnya mempunyai model reproduksi
seperti pada Bryophyta. Generasi gamet haploid dominan dan presisten. Tidak seperti lumut,
gamet tidak berrhizoid untuk menyerap air.Jenis Sphagnum bersifat unisexual (male or
female, dioecious) atau bisexual gamet jantan dan betina diproduksi dari tanaman yang sama
dan monoecious. America utara terdapat, 80% jenis Sphagnum unisexual. Sphagnum
digunakan untuk membuat media tanam karena mampu menyimpan air dalam jangka waktu
yang cukup lama.
Red sphagnum closeup
Sphagnum moss cushion
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 17
Tempat konservasi Sphagnum bog near Ottawa, Ontario, Canada
Gambar 4. Jenis-jenis Sphagnum
Marchantiophyta
From Wikipedia, the free encyclopedia
Gambar 5. Marchantiophyta
Marchantiophyta merupakan jenis peralihan dari lumut hati menjadi lumut tanduk atau lumut
daun. Beberapa jenis Marchantia membentuk daun tipis atau bentuk yang menyerupai daun
namun masih bersifat thallus. Marchantia mempunyai 9.000 jenis di dunia. Perbedaan yang
mendasar jenis ini adalah daun Marchantia tersusun atas 3 urutan dengan daun berbuku-buku,
belum bias dibedakan secara nyata batang dan daun, namun bentuk daun dan bagian yang
menyerupai batang mirip dengan lumut hati. Marchantia-menyerupai lumut hati
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 18
Gambar 6. Lunularia cruciata
Siklus Hidup
Gambar 7. Siklus hidup Marchantiophyta
Gambar 8. Marchantia polymorpha, dengan antheridium dan archegonium
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 19
archegonium Porella.
Sporophyte pada archegonium.
Porella platyphyllatumbuh di pohon.
Pellia epiphylla,tumbuh di tanah lembab.
Plagiochila asplenioides, lumut hati berdaun.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 20
Riccia fluitans, thallose liverwort.
Conocephalum conicum
Allegheny National Forest, Pennsylvania
Red moss capsules, a winter native of the Yorkshire Dales moorland
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 21
Dense moss colonies in a cool coastal forest
The moss garden at the Bloedel
Gambar 9. Jenis-jenis Marchantia
Moss with sporophytes on brick
A closeup of moss on a rock
Young sporophytes Tortula muralis
A small clump of moss.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 22
Lichen
From Wikipedia, the free encyclopedia
For other uses, see Lichen (disambiguation).
Gambar 10. Lichenes
Caperat lichen Flavoparmelia caperata
Xanthoria parietina Common orange lichen
Crustose lichens on a wall
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 23
Lechenes adalah perpaduan antara ganggang dan lumut. Licenes melakukan simbiosis
parasistisme dan commensalisme (Ahmadjian 1993). Fotosintesis juga berlangsung di
Lichenes karena mengandung klorofil.
Thalli and apothecia on a foliose lichen
Usnea australis
Map lichen (Rhizocarpon geographicum)
Xanthoparmelia sp.
Some lichens, like Lobaria pulmonaria,.
Xanthoparmelia
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 24
Cyanobacterium Hyella caespitosa
Foliose lichens
Physcia millegrana (a foliose lichen)
Letharia sp.
Reindeer moss (Cladonia
rangiferina)
Lobaria oregana,
Xanthoria sp. lichen
Hypogymnia cf. tubulosa
Crustose lichens
Lecanora cf. muralis lichen
Cladonia cf. cristatella
Caloplaca marina, a marine lichen
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 25
Daftar Pustaka
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http//Wikipedia/Bryophyta diunduh tanggal 22 September 2014
http//Wikipedia/Marchantia diunduh tanggal 22 September 2014.
Pertanyaan :
1. Sebutkan pembagian lumut dalam 3 kelas?
2. Apakah yang membedakan Tumbuhan tingkat rendah dan tingkat tinggi ?
3. Sebutkan cara reproduksi lumut!
4. Apakah Lichenes?
5. Apakah Marchantia itu…
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 26
Bab IV. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengenal keanekaragaman tumbuhan paku
2. Mengenal Klasifikasi tumbuhan Paku
Tujuan pembelajaran Khusus :
1. Memahami pengelompokan tumbuhan Paku
2. Memahami reproduksi tumbuhan Paku
3. Memahami bentuk-bentuk tumbuhan paku di alam
Materi Pembelajaran :
Tumbuhan paku adalah tumbuhan purba, karena golongan ini ditemukan banyak dalam
bentuk fosil, dan merupakan golongan tumbuhan purba. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan yang memiliki akar, batang, daun sejati dan memiliki pembuluh angkut. Tumbuhan
paku berkembang biak dengan cara vegetatif dengan sulur seperti pada kelakai dan secara
generatif dengan menggunakan spora. Paku mengalami pergiliran keturunan ( metagenesis)
Gambar 11. Paku Tiang
Pteridophyta mempunyai struktur tubuh yang lebih sempurna daripada lumut, karena
sebagian sudah berakar, batang dan daun yang jelas. Pteridophyta tidak berbiji, namun
berspora. Anggota Pteridophyta sebanyak 13.000 jenis dan sebanyak 2.200-2.600 terdapat di
daratan China.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 27
Famili Pteridophyta

















Anemiaceae
Apleniaceae
Aspleniaceae
Athyriaceae
Blechnaceae
Cibotiaceae
Culcitaceae
Cyatheaceae
Cystodiaceae
Cystopteridaceae
Davalliaceae
Dennstaedtiaceae
Dicksoniaceae
Diplaziopsidaceae
Dipteridaceae
Dryopteridacae
Dryopteridaceae

















Equisetaceae
Gleicheniaceae
Hymenophyllaceae
Hypodematiaceae
Isoëtaceae
Lindsaeaceae
Lomariopsidaceae
Lonchitidaceae
Loxsomataceae
Lycopodiaceae
Lygodiaceae
Marattiaceae
Marsileaceae
Matoniaceae
Metaxyaceae
Nephrolepidaceae
Oleandraceae
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
















Onocleaceae
Ophioglossaceae
Osmundaceae
Plagiogyriaceae
Polypodiaceae
Psilotaceae
Pteridaceae
Rhachidosoraceae
Saccolomataceae
Salviniaceae
Schizaeaceae
Selaginellaceae
Tectariaceae
Thelypteridaceae
Thyrsopteridaceae
Woodsiaceae
Page 28
Jenis Pteridophyta yang sudah hidup di jaman purba yaitu taxa / paku purba ( Psilotum
nudum ) dan Christensenia yang endemik di China. Jenis suplir Adiantum reniforme banyak
terdapat di sungai Yangtze, Eastern Sichuan. Hampir sama yang ada di China, Suplir di
Afrika,
Adiantum reniforme var. sinense. Pteridophyta mulai punah di muka bumi
disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Deforestasi yang menghasilkan penurunan kelembaban udara dan menurunkan tinggi
permukaan air tanah dari habitat aslinya. Sebagai contoh : Cystoathyrium chinense dikoleksi
pada tahun 1963 di hutan dataran tinggi 2400 m dpl, dan pada tahun 1984 dimana hutan
mengalami degradasi sehingga menjadi lebih kering, dan hanya sedikit jenis ini ditemukan
kembali.
2. Banyak jenis yang punah karena pembangunan industry dan pembangunan pertanian
seperti jenis-jenis Isoetes sinense dan Adiantum reniforme var. sinense.
3. Sebagian besar jenis paku punah karena dibudidayakan dan dieksploitasi oleh
manusia untuk obat tanpa mengkonservasinya lagi dan untuk keperluan ornament
rumah dan tanaman hias seperti Adiantum reniforme var. sinense dan Platycerium
wallichii.
4. Pada lokasi wisata jenis langka yang kecil banyak rusak karena terinjak-injak para
wisatawan seperti Othioglasum tkermale.
Metagenesis paku yaitu :
Spora (n)
Protalus/protalium (n)
Gametofit
Arkegonium(n)
Anteridium (n)
Sel telur (n)
Spermatozoid (n)
zigot (2n)
Sporogonium (2n)
Sporangium
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 29
Jenis paku berdasarkan spora yang dihasilkan dibedakan atas 3 yaitu :
1. Paku Homospora (Isopor), menghasilkan satu jenis spora yang sama besar, contoh :
Paku Kawat (Lycopodium clavatum)
2. Paku Heterospora, menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukuran. Spora yang
besar disebut makrospora, dan mikrospora untuk yang kecil, contoh Semanggi
(Marsilea crenata) dan paku pane (Selaginella wildenowii)
3. Paku peralihan, menghasilkan spora deng ukuran sama, contoh : paku ekor kuda
(Equisetum debile)
Stenochlaena, merupakan jenis paku yang popular di Kalimantan banyak dikonsumsi untuk
sayur.Sumber : Wikipedia, the free encyclopedia
Stenochlaena
Stenochlaena palustris
in West Kalimantan, Indonesia
Scientific classification
Kingdom:
Plantae
Division:
Pteridophyta
Class:
Pteridopsida
Order:
Blechnales
Family:
Blechnaceae
Stenochlaena
Genus:
J.Sm.
Fern, seperti pakis Bajai yang biasa dikonsumsi masyarakat. Seperti yang dikutip dari
Wikipedia, the free encyclopedia
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 30
A fern unrolling a young frond
Scientific classification
Kingdom: Plantae
Monilophytes or
(unranked):
pteridophytes
Classes[2]
 †Cladoxylopsida
 Psilotopsida
 Equisetopsida (alias
Sphenopsida)
 Marattiopsida
 Polypodiopsida (alias
Pteridopsida, Filicopsida)
 †Zygopteridales
 †Stauropteridales
 †Rhacophytales




Synonyms
Monilophyta
Polypodiophyta
Filices
Filicophyta
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 31
Ferns at the Royal Melbourne Botanical Gardens
Dicksonia antarctica, growing in Nunniong, Australia
Gambar 14. Jenis-jenis Paku
Daftar Pustaka
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http//id.wikipedia. Paku-pakuan diunduh 22 September 2014
Pertanyaan :
1. Reproduksi paku-pakuan dilakukan dengan spora dan biji jelaskan siklusnya!
2. Paku-pakuan adalah kelompok tanaman peralihan dari tumbuhan tingkat
rendah ke tinggi jelaskan!
3. Sebutkan berapa kelompok dalam Pteridophyta!
4. Apa bedanya tumbuhan paku dengan lumut?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 32
Bab V. Spermatophyta
Tujuan pembelajaran Umum :
1. Mempelajari penggolongan tumbuhan Spermatophyta
2. Menggolongkan jenis pohon dalam taksonnya.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Memahami dan mampu menjelaskan cirri umum golongan spermatophyte
2. Mampu menjelaskan perbedaan spermatophyte dengan golongan Paku dan Lumut.
Materi pembelajaran :
Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)- Pada materi ini kita akan membahas tentang ciriciri Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji), klasifikasi Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji),
Monokotil dan Dikotil. Seperti halnya tumbuhan paku, tumbuhan berbiji merupakan
tumbuhan berkormus karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Ciri-ciri Spermatophyta :
1. Spermatophyta berasal dari kata spermae yang berarti biji dan phyton yang berarti
tumbuhan. Tumbuhan ini memiliki ciri utama, yaitu ditemukannya suatu organ, yaitu
biji yang berasal dari bakal biji.
2. sudah dilengkapi dengan berkas pembuluh angkut, yaitu xylem dan floem.
Gambar 15. Konsep dasar Klasifikasi Tumbuhan
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 33
Spermathophyta dapat dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
1. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Tumbuhan Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji telanjang, karena bakal bijinya
tidak dibungkus oleh daun buah. Terdapat kambium sehingga dapat tumbuh membesar. Daun
kebanyakan kaku dan sempit, ada yang berbentuk jarum, misalnya pada pinus, ada yang
seperti pita bertulang daun sejajar, misalnya pakis haji, dan ada pula agak lebar bertulang
daun menyirip, misalnya melinjo. Bunga umumnya tidak memiliki mahkota atau bila
memiliki mahkota tidak berwarna mencolok dan bentuknya seperti sisik.
Famili Gymnosperms
 Araucariaceae
 Cupressaceae
 Cycadaceae
 Ephedraceae
 Ginkgoaceae
 Gnetaceae






Pinaceae
Podocarpaceae
Sciadopityaceae
Taxaceae
Welwitschiaceae
Zamiaceae
Klasifikasi tumbuhan Gymnospermae dibagi menjadi (Ordo) :
a. Coniferales
Coniferales berarti kerucut, ditandai dengan adanya strobilus yang berbentuk kerucut.
Bakal buah berada pada strobilus betina yang memiliki ukuran lebih besar daripada
strobilus jantan yang mengandung serbuk sari. Selain itu, secara morfologi memiliki
bentuk bangun tubuh seperti kerucut. Contohnya adalah Pinus merkusii (pinus),
Araucaria, Cupresus.
b. Ginkgoales
Gambar 16. Ginkgoales
Sama halnya dengan ordo Cycadales, anggota Ginkgoales juga tumbuhan yang
berumah dua. Strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang
berlainan. Contohnya adalah Ginkgo biloba.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 34
c. Cycadales
Batang dari tanaman yang termasuk anggota ordo ini tidak bercabang, memiliki daun
majemuk seperti daun kelapa yang tersusun sebagai tajuk pada batang yang
memanjang. Morfologi
tumbuhan
ini
sangat
mirip
dengan
tumbuhan
palempaleman. Contoh yang masih ada sampai sekarang adalah tanaman pakis haji
(Cycas rumphi). Anggota dari ordo Cycadales adalah berumah dua, di mana
strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang berlainan.
d. Gnetales
Sampai sekarang contoh spesies dari kelas ini yang sering kita jumpai adalah
tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon). Sama halnya dengan yang lainnya, melinjo
dalam perkembangbiakannya juga ditemukan adanya bunga jantan dan bunga betina.
2. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Gambar 17. Angiospermae
Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal biji yang dimiliki tumbuhan ini
dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki bunga yang sesungguhnya,
memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beranekaragam. Ada daun yang pipih, sempit,
ataupun lebar, dan susunan urat daunnya ada yang menyirip, menjari, melengkung, ataupun
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 35
sejajar seperti pita. Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga. Macam-macam
bunga:
a. Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali, yaitu tangkai
bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Contohnya adalah
bunga mawar, melati (Jasminum sambac), dan bunga sepatu (Hisbiscus rosasinensis).
b. Bunga tidak lengkap
Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga. Contohnya adalah
bunga tanaman rumput-rumputan yang tidak memiliki mahkota bunga.
c. Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus, selain itu juga
memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga sepatu.
d. Bunga tidak sempurna
Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau hanya memiliki putik saja,
selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga
salak, bunga kelapa, jagung, dan melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari
biasa disebut juga sebagai bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja
biasa disebut sebagai bunga betina.
Gambar 18. Alat kelamin Tumbuhan Biji
Klasifikasi Angiospermae berdasarkan jumlah keping biji yang ada, dibedakan menjadi dua
kelas, yaitu:
1. Monokotil
Berasal dari kata mono yang berarti satu atau tunggal dan kotiledonae yang artinya keping
biji. Jadi, tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu keping atau daun
biji. Tumbuhan ini memiliki perakaran serabut dan secara umum tumbuhan ini tidak
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 36
bercabang. Daun yang dimiliki memiliki tulang daun sejajar ataupun melengkung.
Bagianbagian bunga yang dimiliki berjumlah kelipatan tiga. Secara anatomi, baik pada
bagian batang ataupun akar tidak akan dijumpai kambium, sehingga pada tumbuhan
monokotil
hanya mengalami
pertumbuhan
memanjang
saja,
tumbuhan
monokotil
memiliki berkas pembuluh angkut yang tersebar dan tidak teratur. Berikut ini adalah familifamili dari tumbuhan monokotil:
a. Liliaceae, contohnya kembang sungsang.
b. Poaceae atau Graminae, contohnya padi, alang-alang, dan jagung.
c. Zingiberaceae, contohnya jahe, lengkuas, dan kencur.
d. Musaceae, contohnya pisang.
e. Orchidaceae, contohnya anggrek.
f. Arecaceae, contohnya kelapa, palem.
2.
Dikotil
Pada biji dikotil akan didapatkan dua keping atau daun biji. Itulah ciri pokok dari tumbuhan
dikotil. Selain itu, secara umum pada batang tumbuhan dikotil didapatkan cabang, serta
memiliki sistem perakaran tunggang. Tumbuhan dikotil memiliki sistem tulang daun
menyirip atau menjari. Baik di dalam akar ataupun batang akan dijumpai adanya kambium
yang memiliki fungsi untuk pertumbuhan. Selain tumbuh memanjang, tumbuhan dikotil juga
mengalami pertumbuhan membesar atau melebar, dikarenakan aktivitas kambium. Berkas
pembuluh angkut xylem dan floem tersusun teratur dalam satu lingkaran. Berikut ini adalah
famili-famili tumbuhan dikotil:
a. Euphorbiaceae, contohnya karet.
b. Moraceae, contohnya beringin.
c. Papilionaceae, contohnya kacang tanah.
d. Labiatae, contohnya kentang.
e. Convolvulaceae, contohnya kangkung.
f. Apocynaceae, contohnya kamboja.
g. Rubiaceae, contohnya kopi.
h. Verbenaceae, contohnya jati.
i. Myrtaceae, contohnya cengkeh.
j. Rutaceae, contohnya jeruk.
k. Bombacaceae, contohnya durian.
l. Malvaceae/Fabaceae, contohnya waru.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 37
m. Mimosaceae, contohnya putri malu.
n. Caesalpiniaceae, contohnya asam.
Famili Angiospermae :












































Acanthaceae
Achatocarpaceae
Acoraceae
Actinidiaceae
Adoxaceae
Aextoxicaceae
Aizoaceae
Akaniaceae
Alismataceae
Alseuosmiaceae
Alstroemeriaceae
Altingiaceae
Amaranthaceae
Amaryllidaceae
Amborellaceae
Anacampserotaceae
Anacardiaceae
Anarthriaceae
Ancistrocladaceae
Anisophylleaceae
Annonaceae
Aphanopetalaceae
Aphloiaceae
Apiaceae
Apocynaceae
Apodanthaceae
Aponogetonaceae
Aquifoliaceae
Araceae
Araliaceae
Arecaceae
Argophyllaceae
Aristolochiaceae
Asparagaceae
Asteliaceae
Asteropeiaceae
Atherospermataceae
Austrobaileyaceae
Balanopaceae
Balanophoraceae
Balsaminaceae
Barbeuiaceae
Barbeyaceae
Basellaceae












































Achariaceae
Bataceae
Begoniaceae
Berberidaceae
Berberidopsidaceae
Betulaceae
Biebersteiniaceae
Bignoniaceae
Bixaceae
Blandfordiaceae
Bonnetiaceae
Boraginaceae
Boryaceae
Brassicaceae
Bromeliaceae
Brunelliaceae
Bruniaceae
Burmanniaceae
Burseraceae
Butomaceae
Buxaceae
Byblidaceae
Cabombaceae
Cactaceae
Calceolariaceae
Calophyllaceae
Calycanthaceae
Calyceraceae
Campanulaceae
Campynemataceae
Canellaceae
Cannabaceae
Cannaceae
Capparaceae
Caprifoliaceae
Cardiopteridaceae
Caricaceae
Carlemanniaceae
Caryocaraceae
Caryophyllaceae
Casuarinaceae
Celastraceae
Centrolepidaceae
Centroplacaceae
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014











































Cephalotaceae
Ceratophyllaceae
Cercidiphyllaceae
Chloranthaceae
Chrysobalanaceae
Circaeasteraceae
Cistaceae
Cleomaceae
Clethraceae
Clusiaceae
Colchicaceae
Columelliaceae
Combretaceae
Commelinaceae
Compositae
Connaraceae
Convolvulaceae
Coriariaceae
Cornaceae
Corsiaceae
Corynocarpaceae
Costaceae
Crassulaceae
Crossosomataceae
Ctenolophonaceae
Cucurbitaceae
Cunoniaceae
Curtisiaceae
Cyclanthaceae
Cymodoceaceae
Cynomoriaceae
Cyperaceae
Cyrillaceae
Cytinaceae
Daphniphyllaceae
Dasypogonaceae
Datiscaceae
Degeneriaceae
Diapensiaceae
Dichapetalaceae
Didiereaceae
Dilleniaceae
Dioncophyllaceae
Page 38


















































Dioscoreaceae
Dipentodontaceae
Dipterocarpaceae
Dirachmaceae
Doryanthaceae
Droseraceae
Drosophyllaceae
Ebenaceae
Ecdeiocoleaceae
Elaeagnaceae
Elaeocarpaceae
Elatinaceae
Emblingiaceae
Ericaceae
Eriocaulaceae
Erythroxylaceae
Escalloniaceae
Eucommiaceae
Euphorbiaceae
Euphroniaceae
Eupomatiaceae
Eupteleaceae
Fagaceae
Flacourtiaceae
Flagellariaceae
Fouquieriaceae
Frankeniaceae
Garryaceae
Geissolomataceae
Gelsemiaceae
Gentianaceae
Geraniaceae
Gerrardinaceae
Gesneriaceae
Gisekiaceae
Gomortegaceae
Goodeniaceae
Goupiaceae
Grossulariaceae
Grubbiaceae
Guamatelaceae
Gunneraceae
Gyrostemonaceae
Haemodoraceae
Halophytaceae
Haloragaceae
Hamamelidaceae
Hanguanaceae
Haptanthaceae
Heliconiaceae


















































Helwingiaceae
Hernandiaceae
Himantandraceae
Huaceae
Humiriaceae
Hydatellaceae
Hydnoraceae
Hydrangeaceae
Hydrocharitaceae
Hydroleaceae
Hydrostachyaceae
Hypericaceae
Hypoxidaceae
Icacinaceae
Iridaceae
Irvingiaceae
Iteaceae
Ixioliriaceae
Ixonanthaceae
Joinvilleaceae
Juglandaceae
Juncaceae
Juncaginaceae
Kirkiaceae
Koeberliniaceae
Krameriaceae
Lacistemataceae
Lactoridaceae
Lamiaceae
Lanariaceae
Lardizabalaceae
Lauraceae
Lecythidaceae
Leguminosae
Lentibulariaceae
Lepidobotryaceae
Liliaceae
Limeaceae
Limnanthaceae
Linaceae
Linderniaceae
Loasaceae
Loganiaceae
Lophiocarpaceae
Lophopyxidaceae
Loranthaceae
Lowiaceae
Lythraceae
Magnoliaceae
Malpighiaceae
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014


















































Malvaceae
Marantaceae
Marcgraviaceae
Martyniaceae
Mayacaceae
Melanthiaceae
Melastomataceae
Meliaceae
Melianthaceae
Menispermaceae
Menyanthaceae
Metteniusaceae
Misodendraceae
Mitrastemonaceae
Molluginaceae
Monimiaceae
Montiaceae
Montiniaceae
Moraceae
Moringaceae
Muntingiaceae
Musaceae
Myodocarpaceae
Myricaceae
Myristicaceae
Myrothamnaceae
Myrtaceae
Nartheciaceae
Nelumbonaceae
Nepenthaceae
Neuradaceae
Nitrariaceae
Nothofagaceae
Nyctaginaceae
Nymphaeaceae
Ochnaceae
Olacaceae
Oleaceae
Onagraceae
Oncothecaceae
Opiliaceae
Orchidaceae
Orobanchaceae
Oxalidaceae
Paeoniaceae
Pandaceae
Pandanaceae
Papaveraceae
Paracryphiaceae
Passifloraceae
Page 39












































Paulowniaceae
Pedaliaceae
Penaeaceae
Pennantiaceae
Pentadiplandraceae
Pentaphragmataceae
Pentaphylacaceae
Penthoraceae
Peraceae
Peridiscaceae
Petenaeaceae
Petermanniaceae
Petrosaviaceae
Phellinaceae
Philesiaceae
Philydraceae
Phrymaceae
Phyllanthaceae
Phyllonomaceae
Physenaceae
Phytolaccaceae
Picramniaceae
Picrodendraceae
Piperaceae
Pittosporaceae
Plantaginaceae
Platanaceae
Plocospermataceae
Plumbaginaceae
Poaceae
Podostemaceae
Polemoniaceae
Polygalaceae
Polygonaceae
Pontederiaceae
Portulacaceae
Posidoniaceae
Potamogetonaceae
Primulaceae
Proteaceae
Putranjivaceae
Quillajaceae
Rafflesiaceae
Ranunculaceae












































Rapateaceae
Resedaceae
Restionaceae
Rhabdodendraceae
Rhamnaceae
Rhipogonaceae
Rhizophoraceae
Roridulaceae
Rosaceae
Rousseaceae
Rubiaceae
Ruppiaceae
Rutaceae
Sabiaceae
Salicaceae
Salvadoraceae
Santalaceae
Sapindaceae
Sapotaceae
Sarcobataceae
Sarcolaenaceae
Sarraceniaceae
Saururaceae
Saxifragaceae
Scheuchzeriaceae
Schisandraceae
Schlegeliaceae
Schoepfiaceae
Scrophulariaceae
Setchellanthaceae
Simaroubaceae
Simmondsiaceae
Siparunaceae
Sladeniaceae
Smilacaceae
Solanaceae
Sphaerosepalaceae
Sphenocleaceae
Stachyuraceae
Staphyleaceae
Stegnospermataceae
Stemonaceae
Stemonuraceae
Stilbaceae
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014











































Strasburgeriaceae
Strelitziaceae
Stylidiaceae
Styracaceae
Surianaceae
Symplocaceae
Talinaceae
Tamaricaceae
Tapisciaceae
Tecophilaeaceae
Tetrachondraceae
Tetramelaceae
Tetrameristaceae
Theaceae
Thomandersiaceae
Thurniaceae
Thymelaeaceae
Ticodendraceae
Tofieldiaceae
Torricelliaceae
Tovariaceae
Trigoniaceae
Trimeniaceae
Triuridaceae
Trochodendraceae
Tropaeolaceae
Typhaceae
Ulmaceae
Urticaceae
Vahliaceae
Velloziaceae
Verbenaceae
Violaceae
Vitaceae
Vivianiaceae
Vochysiaceae
Winteraceae
Xanthorrhoeaceae
Xeronemataceae
Xyridaceae
Zingiberaceae
Zosteraceae
Zygophyllaceae
Page 40
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Hand out Dendrologi. Universitas Gadjahmada Yogyakarta.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http//spermatophyta// diunduh 22 September 2014-09-24
Pertanyaan :
1. Apakah spermatophyta itu....
2. Apakah bedanya dengan lumut dan paku?
3. Spermatophyta dibedakan menjadi 2 bagian besar yaitu....
4. Angiospermae dibedakan menjadi 2 bagian besar dinamakan.... yaitu... dan ....
5. Gymnospermae adalah jenis tumbuhan....
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 41
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 42
BAB V. JAMUR (MYCOPHYTA)
Tujuan Pembelajaran Umum :
3. Mengetahui Golongan jamur
4. Memahami kedudukan jamur dalam klasifikasi makhluk hidup
Tujuan Pembelajaran Khusus :
3. Mahasiswa dapat menjelaskan cakupan golongan jamur.
4. Mahasiswa mampu
menjelaskan, dan menggolongkan jamur dalam taksonnya
serta manfaatnya bagi kehidupan.
Materi pembelajaran :
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara
generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya
untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga
bersifat heterotrof. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat :

Parasit obligat

Parasit fakultatif

Saprofit.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang
yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula
dengan cara generatif.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 43
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman
dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan
atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada
yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air.
Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari
kelas Oomycetes. Jamur dibedakan menjadi 4 divisio, yaitu :
a. Zygomycota
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
d. Deuteromycota.
Dan ada juga yang membagi menjadi 6 divisio yaitu :
1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir).
Ciri-ciri :
 Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
 Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
o vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium.
o fase tubuh buah
 Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
myxoflagelata.
 Contoh spesies : Physarum polycephalum
2. OOMYCOTINA, ciri-cirinya :
 Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
 Reproduksi:
o Vegetatif
: yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat
dengan sporangium dan konidia.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 44
o Generatif
: bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora
yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
 Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga
air.
 Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3. ZYGOMYCOTINA, cirri-cirinya :
 Tubuh multiseluler.
 Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
 Hifa tidak bersekat.
 Reproduksi:
o Vegetatif: dengan spora.
o Generatif:
dengan
menghasilkan
konyugasi
zigospora
yang
hifa
(+)
dengan
hlifa
akan
tumbuh
nantinya
(-)
akan
menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4. ASCOMYCOTINA, cirri-cirinya :

Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.

Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak

Hidupnya:
ada
yang
parasit,
saprofit,
ada
yang
bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak)

Reproduksi:
o Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
o Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies :
a. Sacharomyces cerevisae:
o sehari-hari dikenal sebagai ragi.
o Berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 45
o Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
b. Neurospora sitophila:
o jamur oncom.
c. Peniciliium no JaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika
penisilin.
d. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk
mengharumkan keju.
e. Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap.
f. Aspergillus wentii untuk membuat kecap.
g. Aspergillus flavus menghasilkan racun a flatoksin hidup pada biji-bijian.
flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
h. Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5. BASIDIOMYCOTINA
 Ciri
khasnya
alat
repoduksi
generatifnya
berupa
basidium
sebagai
badan penghasil spora.
 Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
a. Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
b. Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
c. Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar
daun teh atau blister blight.
d. Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di
daerah subtropis
e. Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
f. Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 46
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian
karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara
generatif.
Contoh :
 Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia
sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus
namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam
Ascomycotina.
 Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur
dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit
kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang
dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.
LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari
ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu
hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
Contoh :
• Usnea dasypoga
• Parmelia acetabularis
Contoh jenis jamur yang bersifat parasit dan menjadi penyakit tanaman sebagai penyebab
dumping off, jamur kayu, daun, karat daun seperti : Ganoderma spp., Rhizoctonia
solanie, Fusarium spp., Phytoptora spp.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 47
Disease of cucumber caused
by Rhizoctonia solani
Scientific classification
Kingdom: Fungi
Division:
Basidiomycota
Subdivision: Agaricomycotina
Class:
Agaricomycetes
Order:
Cantharellales
Family:
Ceratobasidiaceae
Rhizoctonia
Genus:
DC.
Type species
Rhizoctonia solani
J.G. Kühn
Synonyms
Moniliopsis Ruhland
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 48
BAB VI. SERANGGA (INSECTA)
Tujuan Pembelajaran Umum:
1. Mempelajari dunia binatang khusus serangga
2. Mempelajari tentang serangga sebagai hewan dominasi sebagai hama hutan
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa memahami anatomi tubuh serangga sebagai pendominasi hama hutan
2. Mahasiswa memahami cara hidup serangga untuk menganalisa tindakan pengendalian
hama serangga untuk tanaman budidaya.
Materi Pembelajaran :
Serangga tidak selamanya merugikan manusia, ada beberapa serangga yang
bermanfaat bagi manusia seperti lebah madu, kutu lak, belalang, ulat sutra, undur-undur
untuk obat, dan sebagainya. Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,
diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai
objek estetika dan wisata seperti kupu-kupu, kumbang yang berwarna-warni, bermanfaat
pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan
(burung) yang bernilai ekonomi tinggi, penghasil madu (dari genus Apis).
Disamping peran secara langsung serangga juga memiliki peran yang tidak langsung
yaitu menjaga keseimbangan ekologi di alam, karena serangga adalah salah satu dari
rantai makanan, dimana beberapa jenis burung menjadikan serangga sebagai
makanannya, namun jika jumlah yang tidak terkendali karena keseimbangan alam yang
terganggu karena akibat berkurangnya pemangsa serangga, maka jumlah serangga akan
tidak terkendali, karena salah satu sifatnya perkembang biakannya yang cepat, sehingga
hal ini juga akan merugikan, baik bagi pertanian, perkebunan, kepada manusia secara
langsung. Bebarapa daerah menjadikan beberapa jenis belalang sebagai bahan makanan,
seperti belalang kayu, larva beberapa jenis kumbang juga di konsumsi sebagai makanan
yang lezat. secara kandungan gizi belalang kaya akan kandungan protein hewani bahkan
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 49
di hongkong, thailand dan beberapa negara Eropa beberapa hotel berbintang telah
menyediakan menu dari belalang.
Serangga termasuk golongan hewan berbuku-buku dan berkaki buku-buku yang
bercirikan bertulang luar. Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah
kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang);
karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki
enam") [1]
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk
dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain :
1. Diptera (misalnya lalat)
2. Coleoptera (misalnya kumbang)
3. Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan)
4.
Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat).
Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak
memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena
memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Keaneka ragaman serangga telah terdapat pada periode Carboniferous (sekitar 300
juta tahun yang lalu). Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu) beberapa
kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang. Banyak fosil
serangga yang ditemukan berumur puluhan juta tahun yang lalu tidak beda jauh dengan
serangga saat ini, misalnya fosil wereng berumur 25 juta tahun yang ditemukan di
Dominika yang terperangkap pada getah pinus, dan masih banyak lagi fosil-fosil
serangga yang ditemukan yang berumur puluhan juta tahun. Sayap pada serangga
mungkin pada awalnya berevolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh
serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk terbang. Pandangan
lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke
tanah, atau bahkan berfungsi sebagai insang dalam serangga akuatik. Hipotesis lain
menyatakan bahwa sayap serangga berfungsi untuk berenang sebelum mereka berfungsi
untuk terbang.
Kemampuan hidup serangga tinggi. Salah satu alasan mengapa serangga memiliki
keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang
tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 50
spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.. Kemampuan
serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini
adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak
predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh
lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah.
Umumnya serangga mengalami yang dibagi 2 yaitu :
1.
Metamorfosa sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang
berbeda: telur, larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo yang mengalami
metamorfosis
sempurna
adalah
Lepidoptera,
Diptera,
Coleoptera,
dan
Hymenoptera.
2.
Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur,
nimfa, dan imago.
Perbedaan yang mencolok pada metamorfosis sempurna adanya tahap membentuk
kepompong sedangkan pada metamorfosis tidak sempurna tidak adanya tahap
kepompong. Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion Setelah eclosion,
serangga yang baru ini dapat serupa atau berbeda sama sekali dengan induknya. Tahapan
belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak. Pergantian
tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses
"pergantian kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut
instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya.
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat
badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh
lepasnya kulit lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada setiap
tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah
ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna.
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa
capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa
kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera),
82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera),
dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera)..
Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika
imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan.
Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip
tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Ada beberapa
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 51
dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla
merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain
itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material
lainnya.
Ordo Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya
adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang
pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan.
Ordo Othoptera termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. Tipe
mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap
depan lebih keras dari sayap belakang.
Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks
dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu.
Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas
satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas
tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan
humus.
Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang
menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar
bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di
bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk.
Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora
yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis.
Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar
danau, dan pada daerah bebatuan .
Sub kelas Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa
kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya
menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan
daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya.
Habitatnya adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada
lumut, di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah.
Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain
itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 52
Biologi Serangga
Anatomi serangga betina :
A. Kepala (caput)
1. antena.
2. ocelli (bawah)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B. Dada (thorax)
ocelli(atas)
mata majemuk
otak (ganglia otak)
dada depan (prothorax)
pembuluh darah dorsal
saluran trakea (ruas-ruas
spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10.dada belakang (metathorax)
11.sayap depan
dengan
12.sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16.perut belakang (usus, rektum, anus)
C.
Perut (abdomen)
17. anus
18. vagina
19.berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21.tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28.ganglion dada
29. coxa
30.kelenjar ludah
31.ganglion suboesophagus
32.Mulut
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.
Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke masa Ordovicius. Fosil kecoa dan capung raksasa
primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota Diptera seperti lalat dan nyamuk yang
terperangkap pada getah juga ditemukan.
Morfologi Serangga
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian
utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak
beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada
(thorax), dan perut (abdomen).
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 53
Makanan serangga
Makanan pada serangga tergantung pada tipe pada mulutnya, ada beberapa jenis tipe
mulut pada serangga yang ini juga akan menentukan jenis makanannya yaitu : menusuk
menghisap, menggigit mengunyah. dalam dunia serangga ada beberapa jenis makanan
yang sering ditemukan, yaitu serangga jenis herbivora, karnivora dan ada juga omnivora
Daftar Pustaka
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http//id Wikipedia . serangga// diunduh tanggal 25 September 2014
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan insect?
2. Bagian tubuh serangga dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu….
3. Teknik pernafasan serangga menggunakan…
4. Salahsatu cirikhas serangga adalah metamorfosa…
5. Metamorfosa dibedakan menjadi 2 macam yaitu…
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 54
Bab VII. Pengantar Ekologi
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui pengertian ekologi
2. Mengetahui komponen-komponen Ekologi
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan cakupan ilmu dalam ekologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen-komponen ekologi
3. Mahasiswa memahami dan dapat memberikan gambaran rantai makanan dan
siklus energi di bumi.
Materi Pembelajaran
Ekologi : ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang
biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak
hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.[2] Ekologi, biologi dan ilmu
kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan
hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 55
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu
siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu
sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah
pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat
berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis
yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang
disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap
suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut :
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang
lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 56
Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada Ekowilayah bumi
dan riset perubahan iklim.Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari
alam tersebut, contoh heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia
Lingkungan dibagi menjadi 2 macam yaitu :
 Lingkungan biotik : lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup (manusia,
hewan dan tumbuhan) yang saling mengadakan interaksi.
 Lingkungan abiotik : lingkungan yang terdiri atas benda mati seperti suhu,
cahaya, air, pH, kelembaban, mineral, garam dan kadar garam yang secara tidak
langsung terkait pada keadaan organisme.
Komponen
pembentuk

Semua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem
akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air
sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen
yang terlarut dalam air. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen
abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi
distribusi organisme, yaitu:
1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan
energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2. Air. Ketersediaan air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3. Garam. Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan
dengan kandungan garam tinggi.
4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di
gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan
dan tumbuhan tertekan.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 57
5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH,
dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada
kandungan sumber makanannya di tanah.
6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim
dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Autotrof
Komponen autotrof terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari
bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan
kimia (kemoautotrof). Komponen autotrof berperan sebagai produsen. Yang tergolong
autotrof adalah tumbuhan berklorofil.
Heterotrof
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik
yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut
juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.
Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.
Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa
bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
1. aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2. anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron
/oksidan
3. fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai
penerima elektron.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 58
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Hand out Dendrologi. Universitas Gadjahmada Yogyakarta.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http//ekologi umum// diunduh tahun 2012
Pertanyaan :
1.
Apakah yang dinamakan dengan biosfer ?
2.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari ....
3.
Apakah peran pengurai dalam rantai makanan?
4.
Jika konsumen tingkat 2 punah maka apakah yang akan terjadi di alam?
5.
Apakah yang dimaksud dengan autotrop dan heterotrop?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 59
BAB VIII. EKOSISTEM DUNIA
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Memahami istilah-istilah dalam ekologi dan ekosistem
2. Memahami tentang keseimbangan Lingkungan.
3. Memahami komponen ekosistem
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Memahami dan mampu menjelaskan ciri khusus tiap tipe ekosistem
2. Mampu menjelaskan pembagian ekosistem bumi
3. Mampu membedakan beberapa tipe ekosistem
Materi Pembelajaan :
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu
siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan
fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya
mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem
kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada
kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat
berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan
oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut
dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu,
namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 60
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Hubungan antara makhluk hidup penyusun komunitas dan ekosistem dengan
habitat/lingkungannya sangat erat. Keseimbangan lingkungan mutlak diperlukan untuk
melangsungkan kehidupan di bumi. Hubungan antar komponen penyusun ekosistem
perlu pengkajian khusus berikut adalah hubungan antara komponen penyusun lingkungan
yang perlu diketahui yaitu :
Antar komponen biotik
Kebergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui :
1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi
atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan
adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai
produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan
tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer
merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran
energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu
sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring
makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis
makhluk hidup lainnya.
Komponen-komponen dalam ekosistem ada 2 yaitu :
1. Tingkat Tropik : merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber
makanan tertentu. Tingkat tropik terdiri atas organisme-organisme berikut :
a. Produsen (Autotrof) : organisme yang mampu mensintesis bahan
organik sendiri dengan bantuan sinar matahari. contoh tumbuhan hijau.
b. Konsumen (heterotrof) : organisme yang tidak dapat mensintesis bahan
organik sendiri. Contoh : manusia dan hewan. Konsumen dibagi atas 3
tingkatan yaitu :
 Konsumen primer (herbivora) : pemakan produsen
 Konsumen sekunder (karnivora) : pemakan konsumen primer.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 61
 Konsumen tersier (karnivora besar) : pemakan konsumen
sekunder.
c. Pengurai (dekomposer) : organisme yang menguraikan bahan kompleks
menjadi bahan organik sederhana melalui proses pembusukan.
2. Rantai makanan merupakan jalur makan dan dimakan dari organisme dalam
satu urutan tertentu. Jaring-jaring makanan adalah hubungan makan dan dimakan
yang sangat kompleks, saling berkaitan dan bercabang dalam suatu ekosistem.
Antar komponen biotik dan abiotik
Kebergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi,
seperti:
1. siklus karbon
2. siklus air
3. siklus nitrogen
4. siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.
Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik,
manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan biotik meliputi berbagai tingkatan sebagai
berikut :
1. Populasi, yaitu organisme sejenis yang hidup di suatu tempat dalam kurun waktu
tertentu. Contoh : populasi manusia di Palangkaraya pada tahun 2009.
2. Komunitas, yaitu kumpulan berbagai populasi yang saling berinteraksi dan hidup
di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu. Contoh : komunitas Nyaru menteng
terdiri dari orang utan dan populasi makhluk hidup disekitarnya.
3. Ekosistem, yaitu interaksi seluruh komponen biotik yang membentuk komunitas,
yang dikenal sebagai sistem lingkungan. Contoh : Ekosistem danau air tawar.
4. Biosfer, yaitu tempat terjadinya interaksi seluruh ekosistem di bumi.
Interaksi antar individu dalam populasi disebut kompetisi ( saingan ). Kompetisi
dilakukan sebagai usaha untuk mempertahankan diri, memperoleh makanan dan
melakukan perkawinan. Sedangkan interaksi antar individu dalam komunitas kita kenal
dengan istilah simbiosis.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 62
Simbiosis dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Mutualisme
:
interaksi
antar
individu
yang
keduanya
sama-sama
menguntungkan. Contoh bakteri bintil akar di akar tanaman Leguminosae
2. Komensalisme : interaksi antar individu yang salah satu individunya diuntungkan
dan yang lain tidak dirugikan. Contoh anggrek di pohon.
3. Parasitisme : interaksi antar individu dimana yang satu diuntungkan dan yang
lainnya dirugikan. contoh ulat pada daun jeruk.
4. Netral : interaksi antar individu yang keduanya tidak untung dan tidak pula
dirugikan. Contoh capung dan sapi
Tipe-tipe ekosistem ada 2 macam yaitu :
1. Ekosistem Air ( Aquatic ) yang didominasi oleh :

Ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar
pada umumnya telah beradaptasi

Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan
ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah
termoklin. Ekosistem air laut dibagi atas zona :
a. Litoral : Estuary, pantai pasir dan pantai batu
b. Laut dangkal : terumbu karang
c. Pelogik : ekosistem laut dalam

Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem
estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 63
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan.

Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir
adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang
dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan
kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.

Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini
sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan
ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut,
ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran
terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

Ekosistem laut dalam.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang
dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.

Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga
yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan
pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas
berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk
berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut),
lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar
dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya
hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2. Ekosistem darat (Terestrial)
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 64
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah
hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat
penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu
tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir,
kebakaran, atau aktivitas manusia. Terestrial yang memiliki tipe struktur vegetasi
yang dominan yang dinamakan bioma. Bioma adalah sekelompok hewan dan
tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi
beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan, oleh iklim, letak geografis dan intensitas
cahaya mataharinya.
Berikut ini adalah pembagian bioma:

Bioma tundra

Bioma taiga/hutan konifer

Bioma padang gurun

Bioma padang rumput

Bioma hutan gugur, dan

Bioma hutan hujan tropis
Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.
Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu,
tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor,
bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban
dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan
tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara
dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Ekosistem tundra
didominasi oleh vegetasi perdu.
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik,
ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 65
tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang
hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang
panjang.
Gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir adalah suatu
daerah yang menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun
berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang
serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara
lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal
lain.
Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika
dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika
diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya
tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh.
Kurang lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun.

Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri
dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut erg dan permukaan
berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari gurun.

Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang
terbentuk di lingkungan kering (Inggris: 'arid') atau terpapar oleh erosi.
Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk
pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.

Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 66
Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun
tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan
yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular. Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah
dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temperatur dan kelembaban masih
tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia
juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan
mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
Sebuah padang rumput merupakan lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan
tanaman tak berkayu. Dipotong untuk jerami atau dimakan oleh ternak, domba atau
kambing. Padang rumput abadi adalah salah satu faktor lingkungan yang melarang
pertumbuhan tanaman berkayu. Contohnya:

Padang rumput Alpen tumbuh di dataran tinggi dan dijaga oleh kondisi
iklim keras

Padang rumput pantai dijaga oleh semburan garam

Padang rumput gurun terjadi karena kelembaban rendah

Prairie dijaga oleh tahapan kemarau sedang dan dapat mengalami
kebakaran liar.
 Padang rumput basah adalah wilayah semi-tanah basah yang dihujani sepanjang
tahun.
Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciricirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak). Tumbuhan peluruh atau tumbuhan
gugur merupakan sebutan bagi tumbuhan, terutama pepohonan, yang menggugurkan
daun-daunnya pada musim atau keadaan iklim tertentu. Tumbuhan peluruh dapat
mendominasi suatu vegetasi (penutup permukaan bumi) dan membentuk bioma hutan
peluruh atau hutan gugur. Di daerah beriklim sedang, seperti di Eropa bagian Tengah,
tumbuhan peluruh menggugurkan daunnya pada musim gugur (nama musim ini diambil
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 67
dari ciri khas hutan-hutan demikian), di saat suhu udara rata-rata menurun. Perubahan
warna daun akibat perombakan klorofil terjadi hampir serentak sehingga warna hutan
menjadi kuning, merah, atau coklat akibat warna dedaunan yang mengering. Suhu yang
meningkat di penghujung musim dingin akan memicu munculnya daun-daun baru,
seringkali diawali dengan bermunculannya bunga terlebih dahulu.
Di daerah tropika dengan musim kering yang jelas, pepohonan menggugurkan
daunnya di saat curah hujan berkurang. Pengguguran ini dapat sebagian maupun
seluruhnya. Jati, misalnya, akan menggugurkan semua daunnya. Pengguguran daun akan
mengurangi transpirasi di musim kemarau dan dianggap sebagai mekanisme
penghematan energi.
Bioma hutan peluruh (deciduous forest) adalah hutan dengan ciri tumbuhannya
sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika
Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Cile. Bioma ini terbentuk pada wilayah dengan
ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun (75 - 100 cm per tahun), mempunyai empat
musim, dan keanekaragaman jenis tumbuhan jauh lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini
menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat
menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada
di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa
luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu
mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah,
coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur. Pada saat musim
dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosintesis. Beberapa jenis
hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu
naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim
semi.
Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 2040 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 68
(kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung
terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi
suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis
sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya
antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Nilai-nilai sumber daya alam hayati :
1. Nilai lingkungan : mempertahankan kelestarian lingkungan
2. Nilai biologis : mempertahankan kehidupan, untuk pengembangan ilmu biologi
pada masa depan
3. Nilai ekonomi : dapat mendatangkan devisa, untuk industri
4. Nilai sosial budaya : untuk rekreasi, mempertahankan tradisi.
Pelestarian sumberdaya alam hayati ada 2 macam yaitu :
1. Pelestarian Insitu : upaya pelestarian sumber daya alam hayati secara langsung
di alam. Contoh : cagar alam komodo di pulau Komodo sendiri
2. Pelestarian eksitu : upaya pelestarian sumber daya alam hayati dengan cara
penangkaran, bukan di tempat aslinya. Contoh : Taman Safari di Bogor.
Usaha pengembangan sumber daya alam hayati dilakukan dengan 3 cara (Anonim, 2003)
yaitu :
1. Seleksi : memilih tanaman dan hewan unggul diantara species yang sama yang
sudah ada.
2. Hibridisasi (penyilangan ) untuk mendapatkan bibit unggul dengan cara
mengawinkan species yang sama namun lain sifat genetiknya. Penyilangan pada
ternak dibagi menjadi 4 yaitu :
a. inbreeding ( silang sanak ), apabila pejantan dan betina masih saudara
b. Pure breeding, apabila pejantan dan betina masih satu ras.
c. Cross breeding, apabila pejantan dan betina dari ras yang berbeda
d. Up breeding, apabila pejantan unggul dikawinkan dengan betina lokal.
3. Mutasi buatan yaitu perubahan struktur kimia DNA, materi genetik (gen), atau
kromososm yang sengaja dilakukan untuk tujuan perubahan sifat dan karakteristik
pada turunannya. Mutasi dilakukan dengan radiasi sinar x, radioaktif dan
perendaman pada senyawa kimia (kolkisin).
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 69
Daftar Pustaka
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http//id.wikipedia.tipe-tipe ekologi diunduh September 2011
Pertanyaan :
1. Sebutkan pembagian hutan berdasarkan ilkim !
2. Jelaskan apakah iklim mempengaruhi tipe hutan !
3. Jelaskan usaha pelestarian sumber daya alam hayati yang bisa dilakukan!
4. Apakah penyebab mutasi, dan bagaimana mencegah mutasi!
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 70
BAB IX. SEL
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui organisasi terkecil penyusun tubuh organisme
2. Mengetahui pengertian sel, jaringan dan organ.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi tiap organel sel
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dengan bagan kerja sel
Materi Pembelajaran :
Sel adalah unit struktural dan fungsional tercil pada makhluk hidup. Sel merupakan
penyusun yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Struktur dan fungsi sel antara lain :
1. Dinding sel : pada tumbuhan berfungsi sebagai pemisah antar sel. Dinding sel
mengandung selulosa, pectin, hemiselulosa dan glikoprotein. Sel hewan tidak
berdinding sel hanya membran saja.
2. Sitoplasma : Disebut juga cairan sel sebagai tempat terdapatnya organel-organel
sel. Organel-organel yang ada dalam sitoplasma antara lain :
a. Tubulus mikro : alat transportasi air, ion dan molekul kecil.
b. Filamen mikro : menjaga struktur sel dan membentuk komponen
kontraktil pada sel otot.
c. Sentrosom : mempengaruhi proses pembelahan sel ( benang-benang
sentriol).
d. Retikulum indoplasma : sirkulasi dalam sel (transportasi sel)
e. Apparatus golgi : ekskresi sel / memproses protein dan molekul lain yang
akan dibawa keluar sel atau membran sel
f. Lisosom : imunited sel / penghasil enzim-enzim pencernaan dan merusak
sel-sel asing
g. Ribosom : sintesa protein
h. Mitokondria : respirasi sel / oksidasi biologis.
3. Inti sel berfungsi untuk mengontrol aktivitas sitoplasma. bagian-bagian inti sel
antara lain :
a. Selaput inti / dinding inti sel untuk pembatas antara plasma inti dan
plasma sel.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 71
b. Plasma inti (nukleoplasma) merupakan sitoplasmanya inti tersusun oleh
gula ribosa, nukleotida dan asam nukleat.
c. Nucleolus / anak inti sebagai pusat koordinasi sel dan tempat
berlangsungnya pembelahan sel tersusun dari protein ribosom dan
ribosom RNA (rRNA).
Tabel 6. Perbedaan sel tumbuhan dan hewan
Tumbuhan
Hewan
1. berdinding sel
2. Mempunyai
1. Tidak berdiding sel hanya membran
vacuola
berukuran
besar
3. Mempunyai
saja
2. Vacuola kecil
plastida
(kloroplas,
kromoplas, dan leukoplas )
3. Tidak mempunyai plastida
4. Mempunyai sentriol.
4. Tidak mempunyai sentriol
Secara umum sel dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Sel prokariotik : sel yang tidak bermembran inti, ukuran 1-10µm. Sebagian besar
sel ini berdinding sel. Aktivitas sel terjadi pada membrane plasma dan di dalam
sitoplasma. Contoh sel bakteri dan cyanobacteria.
2. Sel eukariotik : sel yang memiliki membran inti, sehingga terjadi pemisahan
antara inti sel dan sitoplasma, dengan ukuran 10-100µm. Contoh : sel hewan dan
tumbuhan.
Daftar Pustaka
Foster A.S., & Gifford E.M., 1959. Comparative Morfology of Vascular Plants. WH
Freeman & Company. San Fransisco London.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Pertanyaan :
1. Apakah sel eukariotik itu ?
2. Apakah sel prokariotik itu ?
3. Sebutkan organel-organel sel beserta fungsinya masing-masing!
4. Apakah beda sel hewan dan tumbuhan?
5. Apakah beda membran sel dengan dinding sel?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 72
BAB X. ANATOMI TUBUH MAKHLUK HIDUP
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui tentang anatomi tubuh makhluk hidup
2. Memahami ilmu anatomi tubuh makhluk hidup dalam mengawal ilmu
kehutanan
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan yang dimaksud dengan anatomi tubuh makhluk
hidup terutama tumbuhan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan, dan memahami anatomi tubuh tumbuhan
dalam bentuk praktikum
Materi Pembelajaran
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi hewan atau
manusia. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan
fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan
menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan
terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan "pembedahan".
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam
kehidupan:

Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya;

Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk
dan peran sel penyusunnya; dan

Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya,
proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang
lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Morfologi tumbuhan juga sering kali dikaji bersama-sama dengan anatomi tumbuhan.
Organologi
Organologi mengkaji bagaimana struktur dan fungsi suatu organ. Berikut adalah
jaringan-jaringan dasar yang menyusun tiga organ pokok tumbuhan.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 73
Akar tersusun dari jaringan-jaringan berikut :

epidermis

parenkim

endodermis

kayu

pembuluh (pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan

kambium pada tumbuhan dikotil.
Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar
memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan
mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara dan
memperkokoh tumbuhan serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain.
Batang
Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang tersusun dari jaringan berikut:

epidermis

parenkim

endodermis

kayu

jaringan pembuluh, dan

kambium pada tumbuhan dikotil.
Struktur ini tidak banyak berubah, baik di batang utama, cabang, maupun ranting.
Permukaan batang berkayu atau tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh
lapisan gabus (suber) dan/atau kutikula yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu pada
batang dikotil atau monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang sangat
lanjut sehingga kayu menjadi sangat keras.
Daun
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri
memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang
berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri tersusun dari
jaringan-jaringan dasar berikut:
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 74

epidermis

jaringan tiang

jaringan bunga karang dan

jaringan pembuluh.
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus)
untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air
hujan.
Histologi
Histologi tumbuhan mengkaji jenis-jenis sel (berdasarkan bentuk dan fungsi) yang
menyusun suatu jaringan.
Jaringan penyusun tumbuhan antara lain : 1. kodok (jaringan pelindung) 2. kolenkim
(jaringan penyokong) 3. sklerenkim (jaringan penyokong) 4. parenkim (jaringan
dasar) 5. xilem (jaringan pembuluh) 6. floem (jaringan pembuluh)
Sitologi
Sitologi mengkaji fungsi berbagai sel dan organel-organel khas pendukung fungsi
tersebut. Struktur, Jaringan , Jenis & Fungsi Akar Pada Tumbuhan - Akar
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar sebagian
besar meruncing. Terkadang, akar memiliki ujung yang berwarna cerah.
Fungsi Akar Pada Tumbuhan.
Adapun fungsi akar pada tumbuhan secara umum sebagai berikut.:
1. Sebagai penyokong Batang Tumbuhan.
2. Tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki
kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah.
3. Menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar.
4. Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan
makanan cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon.
5. Pada tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) akar
berperan untuk pernapasan.
6. Alat perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tertentu.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 75
Jenis Jenis Akar Tumbuhan
Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu jenis akar
tunggang , jenis akar serabut dan jenis akar adventif.
Jenis Akar Tunggang Tumbuhan
Jenis akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan Jenis akar
serabut dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada jenis akar tunggang terdiri atas
sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal dari
perkembangan akar primer biji yang berkecambah.
Jenis Akar Serabut Tumbuhan
Sementara pada jenis akar serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang ke
semuanya memiliki ukuran sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu
akar primer membentuk cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar,
dan akar primer selanjutnya mengecil, bentuknya mirip benang-benang. Perhatikan
Gambar 18.
Gambar 18. Sistem akar tunggang dan sistem akar serabut
Jenis Akar Adventif Tumbuhan
Sedangkan jenis perakaran adventif, merupakan akar yang tumbuh dari setiap bagian
tubuh tanaman dan bukan akar primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang,
akar yang keluar dari batang (cangkokan).
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 76
Gambar 19. Akar liar (adventitious) pada tanaman jagung
Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat keluar dari permukaan
tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang ataupun daun. Kita dapat menyebut
akar yang tumbuh pada bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau
adventitious (lihat Gambar 19). Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan
penyokong batang tumbuhan yang menjulang tinggi. Sebagai contoh ialah akar
tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya.
Struktur & Jaringan Penyusun Akar
Pada tumbuhan Secara morfologi dan anatomi. Secara morfologis ( dipotong
membujur). Struktur dan Jaringan akar terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang
akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra).
Perhatikan Gambar 3.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 77
Gambar 20. Akar dan bagian-bagiannya
Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher
akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang
akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk
cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut
akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada jaringan
epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian ujung akar yang
berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang menembus tanah disebut
tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra
(tudung akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Selsel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal.
Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona
perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona
pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi
beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem,
parenkim, dan sklerenkim. Perhatikan Gambar 4.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 78
Gambar 21. Struktur morfologi akar
Struktur dan jaringan penyusun akar tumbuhan sebagai berikut :
1. Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya
tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang
merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar
berfungsi memperluas bidang penyerapan.
2. Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya
tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.
Jaringanjaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim,
dan sklerenkim.
Gambar 22. Pita Kaspari pada sel endodermis.
Sel endodermis dengan penebalan gabus ini sulit ditembus oleh air.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 79
3. Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu
lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami
penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya
dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut
lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui
protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang
letaknya sejajar dengan silinder pusat. (Gambar 22 pita kaspari) .Pada lapisan
endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus.
Penebalan tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini
bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air.
Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk
ke silinder pusat melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem
yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis
merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai
pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
4. Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas
pengangkutan terdapat di antara stele.
Jaringan penyusun anatomi akar secara umum dapat Anda amati pada Gambar 23
Gambar 23.Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan
Monokotil yang diamati secara melintang
Anda telah mempelajari Struktur , Jaringan & Fungsi Akar Pada Tumbuhan secara
umum. Bagaimana struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan tumbuhan
Monokotil ? Apa perbedaan di antara keduanya.
Struktur , Jaringan , Jenis & Fungsi Batang Tumbuhan
Batang merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di atas
tanah. Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun,
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 80
tunas, dan bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun melekat
dan ruas (internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara buku-buku.
Selain buku dan ruas, pada batang terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat pada
sudut di antara daun dan batang dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang
menjadi cabang. Adapun bagian ujung batang terdapat tunas terminal. Perhatikan
Gambar 24.
Gambar 24. Bagian-bagian batang
A. Fungsi Batang pada Tumbuhan
Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut :
1. Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar.
2.
Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya
matahari.
3. Tempat tumbuhnya organ-organ generatif.
4.
Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih.
5.
Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang.
B. Struktur Jaringan Batang Pada Tumbuhan
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas
tiga bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan
penyusun batang (dari luar ke dalam) beserta ciri-cirinya dijelaskan
dalam uraian berikut :
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 81
1. Epidermis batang Tumbuhan.
a. Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding
luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dari
kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua
terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
b. Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui
celah yang disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika dan
sel gabus, misalnya pada batang tanaman tebu.
2.
Korteks batang Tumbuhan.
a. Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan
berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
b. Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong
dan penguat tubuh.
c. Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut
floeterma (sarung tepung ).
3. Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan.
a. Lapisan terluar disebut perisikel.
b. Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Gambar 25. Jaringan pembuluh pada tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 82
a. Struktur Jaringan luar Batang Tumbuhan
Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan
berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di
sepanjang batangnya.
Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak
ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari
epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata
sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.
Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan
batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan
bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada
tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis
menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas
kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis.
Dengan rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis
menjadi hilang.
Secara umum, struktur akar dan batang tumbuhan sama, yaitu terdiri atas bagianbagian epidermis, korteks, dan stele. Akan tetapi, secara anatomis struktur batang
Monokotil berbeda dengan Dikotil.
Struktur Jaringan & Fungsi Daun - Daun terletak di bagian atas tumbuhan dan
melekat pada batang. Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting,
membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan
teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 83
mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun sering memiliki lapisan yang mengkilat
dan tahan air. Beberapa daun memiliki duri untuk melindungi diri, sementara daun
lainnya tebal dan kuat untuk bertahan di udara dingin.
Fungsi Daun
Secara umum fungsi daun sebagai berikut :
a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
b. Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
c. Menyerap CO 2 dari udara.
d. Respirasi.
Struktur Jaringan Penyusun daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun.
Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang
membentuk jaring jaring pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar
dan struktur dalam.
Struktur Jaringan luar Daun
Secara morfologi daun terdiri dari:

Helaian daun ( lamina ).

Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada batang
disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak
bertangkai daun, misalnya rumput.

Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan
lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan
pelepah daun talas.
Gambar 26. Struktur luar daun.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 84
Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun
pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut
daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu. Pada lembaran
permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam,
yaitu:

menyirip, misalnya pada daun mangga,

menjari, misalnya pada daun pepaya,

melengkung, misalnya pada daun gadung,

sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip
dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang
daun sejajar atau melengkung.
Struktur Jaringan dalam Daun
Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin
(kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun)
yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja,
misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di
permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas
dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel.
Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma
(rambut) dan sel kipas. Bentuk epidermis dan stomata dapat Anda amati pada
Gambar 2. dan 3.
Gambar 27. Epidermis dengan stomata
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 85
Gambar 28. Penampang melintang stomata
Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang
antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim
palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel
palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat.
Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit
kloroplas, dan tersusun renggang.
Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor
dan sebagai penguat daun.
Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil
daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
Sekarang kita akan mempelajari perbedaan struktur jaringan penyusun daun
Monokotil dan Dikotil tersebut dengan lebih rinci.
Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil
Bentuk daun Dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan urat daunnya menyirip
atau menjari. Struktur daun Dikotil dapat Anda amati pada Gambar
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 86
Gambar 29. Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil
Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil
Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran yang
membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun Monokotil dapat Anda
amati pada Gambar berikut.
Gambar 30. Struktur jaringan daun dan urat daun Monokotil
Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun Monokotil,
dijelaskan dalam Tabel berikut.
Tabel Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No Jaringan
Letak
Lapisan
Epidermis
permukaan atas
a) dan
dan bawah
kutikula
daun.
b) Stomata
Berderet di
antara urat
Fungsi
Ciri - Ciri
 Melindungi lapisan sel
dibagian dalam dari
kekeringan.
Terdiri dari satu sel dengan
 Mencegah penguapan penebalan dari zat kutin.
air melalui permukaan
daun.
Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Mulut daun dengan dua sel
penutup.
Page 87
daun.
c) Mesofil
Pada cekungan
Membuat zat makanan
di antara urat
melalui fotosintesis.
daun.
d) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat.
Tidak mengalami
diferensiasi, bentuknya
seragam kecuali mesofil
berkas pengangkut lebih
besar, kloroplasnya lebih
sedikit, dindingnya lebih
tebal.
Sejajar.
Struktur Jaringan Penyusun Akar Tumbuhan Dikotil - Akar tumbuhan Dikotil
tersusun oleh bermacam-macam jaringan dengan fungsi tertentu. Macam jaringan
pada akar Dikotil, letak, dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil, letak epidermis akar ini di
bagian terluar akar. Fungsi Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil =
Jalan masuk air dan garam mineral.
2. Korteks akar tumbuhan dikotil letak korteks akar akar ini didaerah di sebelah
dalam epidermis. Fungsi korteks akar tumbuhan dikotil = tempat menyimpan
cadangan makanan.
3. Endodermis akar tumbuhan dikotil letak Endodermis akar ini dilapisan
sebelah dalam korteks dan di luar perisikel. Fungsi Endodermis akar tumbuhan
dikotil = Mengatur masuknya air tanah ke dalam pembuluh. Menyimpan zat
makanan.
4. Perisikel akar tumbuhan dikotil letak Perisikel akar ini disebelah dalam
lapisan endodermis. Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil = Membentuk
cabang akar dan kambium gabus.
5. Xilem akar tumbuhan dikotil letak Perisikel akar ini dibagian tengah akar.
Fungsi Xilem akar tumbuhan dikotil = Mengangkut air dan garam mineral dari
tanah menuju daun.
6. Floem akar tumbuhan dikotil letak Perisikel akar ini di antara jari-jari yang
dibentuk oleh xilem. Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil = Mengangkut zat
makanan yang dibuat daun menuju ke seluruh bagian tumbuhan.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 88
7. Empulur akar tumbuhan dikotil, letak Perisikel akar ini dibagian tengah. Di
antara bangunan bentuk bintang di dalam xilem. Fungsi Perisikel akar tumbuhan
dikotil = Menyimpan makanan cadangan.
Adapun struktur akar tumbuhan Dicotyledoneae terlihat seperti gambar di bawah ini :
Gambar 31. Penampang melintang akar tumbuhan Dikotil
Perhatikan Gambar. Xilem dan floem pada tumbuhan Dikotil tersusun radial atau
membentuk jari-jari. Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilingi xilem.
Di antara xilem dan floem terdapat kambium. Aktivitas kambium ke arah luar
membentuk unsur kulit dan ke arah dalam membentuk unsur kayu.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil - Secara umum, tumbuhan Dikotil
dan Monokotil dapat dibedakan dengan jelas. Adapun perbedaan struktur tubuh
tumbuhan Monokotil dan Dikotil, dijelaskan dalam uraian berikut.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari akarnya :
Tumbuhan Dikotil :

Akar tersusun dalam akar tunggang yang kokoh.

Ujung akar tidak diliputi oleh selaput pelindung.
Tumbuhan Monokotil :

Akar tersusun dalam akar serabut yang kurang kokoh.

Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung yang
masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Kambiumnya :
Tumbuhan Dikotil :
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 89

Akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan pertumbuhan
membesar dan melebar serta meninggi.
Tumbuhan Monokotil :

Akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan
pertumbuhan melebar dan membesar yang ada hanyalah pertumbuhan
meninggi.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Batangnya :
Tumbuhan Dikotil :

Batang bercabang-cabang.
Tumbuhan Monokotil :

Batang tidak bercabang-cabang.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Struktur Daunnya :
Tumbuhan Dikotil :

Pertulangan daun menyirip atau menjari.
Tumbuhan Monokotil :

Pertulangan daun sejajar atau melengkung.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Bijinya :
Tumbuhan Dikotil :

Biji yang berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga
(biji berkeping dua).
Tumbuhan Monokotil :

Biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji berkeping satu).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Pembuluh angkutnya
:
Tumbuhan Dikotil :

Berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran/cincin.
Tumbuhan Monokotil :

Berkas pembuluh angkut tidak teratur.
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Bunganya :
Tumbuhan Dikotil :

Jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau kelipatannya.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 90
Tumbuhan Monokotil :

Jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya.
Gambar 32. Ciri-ciri tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Monokotil sebagai berikut.
a) Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada
akar tanaman Dikotil.
b) Fungsi xilem dan floem sama seperti pada tanaman Dikotil, tetapi letak keduanya
saling berdekatan karena tidak memiliki kambium.
c) Empulur, terletak di bagian tengah serta dikelilingi xilem dan floem yang
berselang-seling.
Perhatikan Gambar agar Anda lebih mengenal struktur jaringan penyusun akar
tumbuhan Monokotil.
Gambar 33. akar tumbuhan Monokotil
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 91
Susunan materi penyusun tubuh makhluk hidup diurutkan dari yang paling kecil yaitu
:
1. Sel yaitu organisasi kehidupan yang paling kecil
2. Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang mempunyai struktur dan fungsi
yang sama untuk membentuk suatu organ. Pada manusia dan hewan
dibedakan menjadi 4 yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan
jaringan syaraf. Pada tumbuhan dikenal jaringan epidermis, jaringan bunga
karang, jaringan penguat, jaringan gabus, jaringan parenkim, kolenkim,
sklerenkim, xilem dan floem.
3. Organ merupakan gabungan berbagai sistem jaringan yang mempunyai
fungsi tertentu. Sistem organ merupakan gabungan berbagai organ yang
melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu.
Ilmu pertanian dan kehutanan memusatkan kajian ini khusus untuk sel, jaringan dan
organ tumbuhan. Jaringan tumbuhan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Jaringan meristem, yaitu jaringan yang disusun oleh sel-sel yang bersifat
embrional yang terus membelah diri untuk menambah sel tubuh. Jaringan ini
merupakan sel muda dan belum mengalami defferensiasi yang terdapat
diujung batang dan akar.
2. Jaringan permanen, yaitu jaringan yang tersusun atas sel-sel permanen tidak
berkembang lagi hanya menjalankan fungsi fisiologis seperti fotosintesis,
transportasi hara, respirasi dan sekresi.
Tabel berikut adalah jenis-jenis jaringan permanen pada tumbuhan :
No. Nama jaringan
1.
Epidermis
Materi Penyusun
Lapisan sel-sel
Fungsi utama
Melapisi permukaan luar organ
tumbuhan
Sel-sel bersegi banyak
Jaringan dasar, fotosintesis
Sel-sel pipa atau tabung Transportasi air dan makanan
panjang
dari akar ke daun dan daun ke
seluruh tubuh
Berkas serabut-serabut Menyokong tubuh tumbuhan
kuat dan liat
Sel tiang-tiang
Jaringan dasar, berklorofil
2.
3.
Parenkima
Xilem & floem
4.
Penguat
(sklerenkima)
Palisade
(parenkima)
Gabus (spongy) Sel-sel berdinding
(parenkima)
suberin
5.
6.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
zat Pelindung dan juga berklorofil
Page 92
Tabel 2. Perbedaan akar tanaman
Perihal
Monokotil
Sistem perakaran
Serabut
Struktur anatomi  batas antara ujung akar dan
kaliptra jelas
 Periskel
terdiri
dari
beberapa
lapis
sel
berdinding tebal
 Letak berkas pengangkut
antara xilem dan floem pada
akar tua tetap berseling
 Mempunyai empulur yang
luas pada pusat akar
 Perisikel hanya membentuk
cabang akar
 Tidak berkambium
 Tidak berlengan
Dikotil
tunggang
 Batas antara ujung akar dan
kaliptra tidak jelas
 Perisikel terdiri dari satu lapis
sel berdinding tebal
 Letak berkas pengangkut pada
akar sekunder bersifat kolateral,
xilem di dalam dan floem diluar
 Mempunyai empulur sempit,
atau tidak mempunyai empulur
pada pusat akar
 Perisikel membentuk cabang
akar dan meristem sekunder
seperti kambium dan kambium
gabus
 Kambium sebagai meristem
sekunder
 Jumlah lengan xilem antara 2 –
6, dan jarang yang lebih.
Tabel 3. Perbedaan jaringan batang tumbuhan monokotil dan dikotil :
Monokotil
Dikotil
 Batang tidak bercabang
 Batang bercabang-cabang
 Pembuluh angkut tersebar
 Pembuluh angkut tersusun dalam
 Tidak berkambium vaskuler, shg
lingkaran atau berseling radial
tidak bisa tumbuh membesar
 Berkambium vaskular, sehingga dapat
 Meristem interkalar
tumbuh membesar
 Empulur tidak berjari-jari
 Tidak mempunyai meristem interkalar
 Tidak dapat dibedakan antara  Empulur berjari-jari berupa deretan
empulur dan daerah korteks
parenkim diantara berkas pengangkut
 Antara xilem dan floem tidak  korteks dan empulur dapat dibedakan
berkambium
 Antara xilem dan floem berkambium
Tabel 4. Perbedaan jaringan daun dan bunga pada tumbuhan monokotil dan dikotil :
Hal
Monokotil
Dikotil
Struktur morfologi
Pertulangan daun sejajar Pertulangan daun menjari atau
daun
atau melengkung
menyirip
Struktur anatomi
Tidak mempunyai
Mempunyai jaringan palisade
daun
jaringan palisade
Struktur morfologi
Jumlah daun mahkota dan Jumlah daun mahkota dan
bunga
perlengkapan
bunga perlengkapan bunga kelipatan
kelipatan tiga
empat atau lima
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ada 2
yaitu faktor internal dan eksternal. faktor internal dipengaruhi oleh keberadaan
hormon pertumbuhan, sedangkan faktor eksternal lebih mengarah pada pengaruh
cahaya, air unsur hara pada media tanam (nutrisi), suhu, oksigen, dan kelembaban.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 93
Tabel 5. Hormon pertumbuhan pada tumbuhan
No.
1.
Nama Hormon
Fungsi
Auksin
Merangsang pembelahan sel kambium, memepercepat
differensiasi dan merangsang pembentukan bunga dan
buah
Giberalin
Merangsang aktivitas enzim amilase dan protease yang
berperan dalam pengecambahan biji, merangsang
pembentukan tunas dan buah secara parthenogenesis
Sitokinin
Merangsang sitokinesis (pembelahan sel) dan
mempercepat pemanjangan sel
Gas etilen
Berperan dalam proses pematangan buah dan zona
absisi daun
Asam absisat
Menghambat pembelahan dan pemanjangan sel serta
berperan dalam proses penuaan dan absisi daun
Asam
traumalin Merangsang pembelahan sel di bagian tumbuhan yang
(hormon luka)
terluka
Kalin :
Merangsang pembentukan organ tumbuhan sbb :
 Rizokalin
 pembentukan akar
 Aulokalin
 Pembentukan batang
 Fitokalin
 Pembentukan daun
 Antokalin
 Pembentukan bunga
(florigen)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Daftar Pustaka
Foster A.S., & Gifford E.M., 1959. Comparative Morfology of Vascular Plants.
WH Freeman & Company. San Fransisco London.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Pertanyaan :
1.
Apakah yang dimaksud dengan sel, jaringan dan organ?
2.
Apakah pertumbuhan dan perkembangan itu?
3.
Pertumbuhan hanya terjadi di jaringan yang bersifat....
4.
Jaringan pada tumbuhan yang berfungsi untuk sistem transport adalah ....
5.
Jelaskan proses fotosintesis!
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 94
BAB XI. SISTEM REPRODUKSI MAKHLUK HIDUP
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui sistem reproduksi pada makhluk hidup tingkst rendah hingga
tingkat tinggi.
2. Memahami konsep dasar ciri makhluk hidup
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem penyerbukan dan pembuahan pada
tumbuhan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses penyerbukan, pembuahan hingga
pembelahan sel anak serta perkembangan embrio.
Materi pembelajaran :
Reproduksi makhluk hidup khusus bidang kehutanan kita cenderung
mendalami tatacara reproduksi tumbuhan secara lengkap. Hal ini ditujukan agar kita
lebih tahu perkembangbiakan tumbuhan secara umum. Reproduksi adalah salah satu
ciri makhluk hidup guna memperbanyak diri. Reproduksi tumbuhan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
menggunakan sel somatik (tubuh) seperti rimpang, tunas, geragih, umbi, tunas
adventif secara alami. Sedangkan secara buatan dengan menggunakan stek, menyusu,
okulasi/menempel, cangkok, merunduk dan kultur jaringan. Reproduksi seksual
terjadi dengan diawali peleburan gamet jantan dan betina sehingga tumbuh menjadi
biji, sehingga biji tersebut yang digunakan untuk perbanyakan tanaman.
Pada golongan lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta) mempunyai sistem
reproduksi yang berbeda dengan tumbuhan golongan tumbuhan biji (Spermatophyta /
Antophyta). Reproduksi pada
lumut dan paku terjadi melalui metagenesis yaitu
mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit untuk menghasilkan spora yang diploid (2n), generasi gametofit
untuk menghasilkan gamet (spermatozoid dan ovum) yang haploid(n).
Reproduksi pada golongan tumbuhan biji mempunyai alat kelamin jantan yaitu
benang sari (mikrosporofil) yang menghasilkan gamet jantan dan alat kelamin betina
putik (megasporofil) yang terdiri dari bakal biji, bakal buah, tangkai putik dan kepala
putik.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 95
Pembuahan
diawali
dengan
penyerbukan
(polinasi).
Polinasi
pada
jenis
gymnospermae berbeda dengan angiospermae. Polinasi pada Gymnospermae
merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) pada liang bakal biji(mikrofil).
Polinasi pada Angiospermae adalah peristiwa
jatuhnya serbuk sari (pollen) dari
benang sari (stamen) ke kepala putik ( stigma).
Berdasakan asal serbuk sari dibedakan polinasi sebagai berikut :
1. Autogami
: penyerbukan sendiri
2. Geitonogami
: penyerbukan tetangga
3. Allogami
: penyerbukan silang
4. Bastar
: penyerbukan silang dengan beda varietas
Sedangkan berdasarkan faktor penyebab penyerbukan dibedakan atas :
1. Anemogami
: penyerbukan dengan perantara angin
2. Hidrogami
: penyerbukan dengan perantara air
3. Zoidogami
: penyerbukan dengan perantara hewan
a.
Entomogami
: penyerbukan dengan perantara serangga
b.
Krepterogami
: penyerbukan dengan perantara kelelawar
c.
Malakogami
: penyerbukan dengan perantara siput
4. Antropogami
: penyerbukan dengan perantara manusia.
Pembuahan (fertilisasi) merupakan penyatuan sel gamet (sel kelamin) betina (sel
telur) dengan sel gamet jantan (sel sperma). Pembuahan pada tumbuhan biji ada 2
macam yaitu :
1. Pembuahan tunggal : bersatunya sel telur dan sperma, yang kemudian
berkembang menjadi lembaga (embrio). Contoh : jenis-jenis Gymnospermae.
2. Pembuahan ganda : bersatunya sel sperma dengan sel telur, yang berkembang
menjadi lembaga dan bersatunya sel sperma lainnya dengan inti kandung
lembaga sekunder yang membentuk cadangan makanan (endosperma).
Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, "serbuk
sari"), adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Pada sebagian besar bunga,
peristiwa ini berarti "jatuh pada bagian kepala putik". Penyerbukan merupakan
bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Penyerbukan yang sukses
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 96
akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik
menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, pembuahan.
Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan
Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan. Proses reproduksi seksual memerlukan
gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses
penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan. Bagian sebelah dalam dari
lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga
terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat
pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.
Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan.
Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala
putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari
pada bala biji. Penyerbukan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Penyerbukan
pada
tumbuhan
biji
terbuka
(gymnospermae)
Adalah
menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi
pembuahan tunggal. Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya
dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain : Melinjo,
pinus, damar, pakis haji dan cycas.
2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) Adalah
menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda. Alat
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 97
perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan
perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
Macam-macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan
faktor yang membantu proses penyerbukan.Penyerbukan berdasarkan asal serbuk
sari. Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari,
penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
sebagai berikut :
1. Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa
gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut
ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan.
Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik.
Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari.
Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik
2. Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga
belum mekar.
3. Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal
dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga
penyerbukan tetangga.
4. Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang
berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut
juga penyerbukan silang.
5. Penyerbukan bastar (hibridogami) terjadi jika serbuk sari berasal dari
bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya
mempunyai satu sifat berbeda. Macam bastar : Bastar antar kultivar (varietas).
Contohnya antara mangga golek dengan mangga gadung.; Bastar antar jenis
(spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.; Bastar antar mangga (genus).
Contoh cabai dengan terong.
Penyerbukan berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik,
penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi
pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil;
tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya berukuran kecil,
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 98
mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna seperti daun; tidak
mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas
daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah
diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya
berhamburan jika digoyang; kepala putik besar, berbulu, tangkai putik terjulur
ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga sehingga mudah
menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada rumputrumputan,
padi, dan jagung.
2. Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi
pada Hydrilla sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air
akan terjadi jika tubuh tanarnan terendam dalam air.
3. Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi
pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar;
mahkota bunga berwarna mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar
madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat). Zoidiogami dapat terjadi
pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dibedakan berdasarkan
jenis hewan yang membantu penyerbukan. Entomogami (penyerbukan dengan
bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah); Malakogami
(penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan
dengan bantuan kelelawar).
4. Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari
ke kepala putik dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada
perantara yang membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada
vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk
mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.
Perkembangbiakan pada tumbuhan :
A. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan.
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji. Alat perkembangbiakan
pada tumbuhan biji terletak pada bunga. Perkembangbiakan secara generatif
pada tumbuhan biji didahului oleh peristiwa penyerbukan (polinasi) yang
dilanjutkan dengan peristiwa pembuahan (fertilisasi)
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji. Oleh
karena itu, tumbuhan biji (spermatophyta) disebut juga tumbuhan bunga
(Anthopytha).
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 99
Bagian-bagian bunga mempunyai dua bagian utama, yaitu :
1. Perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota.

Kelopak yaitu alat perhiaan bunga yang berfungsi sebagai
pelindung bunga pada saat masih kuncup dan sebagai penyangga
bunga pada saat bunga sudah mekar. Kelopak bunga pada
umumnya berwarna hijau.

Mahkota yaitu helaian berwarna yang berfungsi untuk menarik
perhatian serangga atau hewan lain. Letaknya melingkar disebelah
dalam kelopak dan mengelilingi alat kelamin bunga.
2. Selain dilengkapi kelopak dan mahkota, bunga ada yang dilengkapi
dengan aroma dan kelenjar madu untuk mengundang kedatangan
hewan tertentu. Alat kelamin bunga Alat kelamin bunga terdiri atas
putik dan benang sari.

Putik yaitu alat kelamin betina yang terdiri atas kepala putik, tangkai putik,
dan
bakal
buah.
Kepala
putik
merupakan
tempat
berlangsungnya
penyerbukan. Didalam bakal buah terdapat bakal biji yang merupakan tempat
terjadinya pembuahan. Antara kepala putik dan bakal buah duhubungkan oleh
tangkai putik.

Benang sari yaitu alat kelamin jantan yang terdiri atas tangkai sari dan kepala
sari. Didalam kepala sari terdapat kantung serbuk sari yang menghasilkan
serbuk sari.
Macam bunga.
Berdasarkan kelengkapan bagiannya, bunga dibedakan menjadi bunga lengkap dan
bunga tak lengkap. Bunga lengkap yaitu bunga yang mempunyai seluruh bagian
bunga yang terdiri atas perhiasan (kelopak dan mahkota) serta alat kelamin (putik dan
benang sari). Contohnya bunga sepatu, bunga bougenvile. Bunga tak lengkap yaitu
bunga yang tak mempunyai saalah satu bagian atau beberapa bagian bunga.
Contohnya bunga jagung, bunga kelapa dan bunga salak.
Berdasarkan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi bunga sempurna (bunga
banci) dan bunga tak sempurna. Bunga sempurna yaitu bunga yang mempunyai putik
dan benang sari diebut juga berkelamin dua (diesis). Bunga tak sempurna yaitu bunga
yang hnay mempunyai salah satu alat kelamin, disebut juga berkelamin tunggal
(monoesis). Bunga yang alat kelaminnya berupa benang sari disebut bunga jantan
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 100
(masculus).
Macam tumbuhan.
Berdasarkan alat kelamin yang dimiliki, tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu tubuhan berumah satu dan tumbuhan berumah dua.
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Hand out Dendrologi. Universitas Gadjahmada Yogyakarta.
Anonim, 2003. Hand out mata kuliah Pemuliaan Pohon I & II (lanjutan) Program
Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Foster A.S., & Gifford E.M., 1959. Comparative Morfology of Vascular Plants.
WH Freeman & Company. San Fransisco London.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
http://www.shvoong.com/exact-sciences/biology/2013589-carareproduksi/#ixzz2DIqFfYAy
Pertanyaan :
1. Sebutkan macam-macam perantara penyerbukan?
2. Penyerbukan adalah...
3. Pembuahan adalah....
4. Alat kelamin jantan dan betina untuk tumbuhan adalah...
5. Apakah spora itu?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 101
BAB XII. DASAR GENETIKA
Tujuan Pembelajaran Umum :
1. Mengetahui Biologi sebagai ilmu dasar kehutanan
2. Memahami hubungan antar ilmu pengetahuan dan hubungannya dengan
biologi
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan cakupan ilmu yang dipelajari pada mata
kuliah Biologi.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan, dan menggolongkan disiplin ilmu pada
setiap cabang ilmu biologi.
Materi Pembelajaran :
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat pada anak suatu
individu. Penurunan sifat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Secara egetatif. Penurunan sifat secara vegetatif, bersifat identik kepada
turunannya. Hal ini biasa terjadi pada perbanyakan vegetatif seperti cangkok,,
stek dan kultur jaringan.
2. Secara generatif, yang diawali dengan peleburan 2 sel gamet yaitu jantan dan
betina dalam peristiwa pembuahan, dimana pada saat pembuahan terjadi
peleburan sifat antara kedua induknya. Keturunan akan mempunyai sifat yang
bisa dominan pada salah satu induknya atau perpaduan diantara keduanya.
Sifat turunan dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Dominan, jika fenotip/penampakan sifat anakan persis menyerupai salah satu
induknya
2. Resesif, bila fenotip/penampakan sifat anak tidak sama dengan salah satu
induknya
3. Intermediet yaitu jika fenotip /penampakan sifat anakannya perpaduan antara
dua induknya.
Genotip adalah sifat asli yang mungkin tidak terlihat pada anakannya namun si anak
membawanya untuk diturunkan kembali kepada turunan berikutnya. Bisa terjadi
seseorang yang berambut keriting mempunyai anak yang berambut lurus, yang bila
diselidiki ternyata si nenek mempunyai rambut lurus, yang tidak turun pada anaknya,
namun pada cucunya.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 102
Fenotip adalah penampakan/wujud yang nampak, yang belum tentu merupakan sifat
genetikannya yang sesungguhnya seperti kasus turunan berambut keriting/ikal diatas.
Bunga berbunga putih, mempunyai anakan berbunga merah, berarti genotipnya
mengandung gen merah, namun yang muncul (fenotipnya) putih.
Genetika (dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris:
genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani γέννω, genno, yang berarti "melahirkan")
adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa
genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya.
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang
biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell
melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri
(Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang
ercis dengan alasan: memiliki pasangan sifat yang menyolok, bisa melakukan
penyerbukan sendiri segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek, mampu
menghasilkan banyak keturunan, dan mudah disilangkan.
Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan
satu sifat beda).
Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan
dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda
dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat
dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif.
Perhatikan contoh berikut ini: Disilangkan antara mawar merah yang bersifat
dominan dengan mawar putih yang bersifat resesif:
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 103
Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet.
Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun
resesif.
Contoh: disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan:
‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih,
maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan
lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
Contoh: disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji
kisut warna hijau (resesif)
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 104
Konsep Backcross dan Testcross Backcross (silang balik) adalah langkah silang
antara F1 dengan salah satu induknya.
F1
x
salah satu induk (P)
Testcros (uji silang) adalah persilangan antara suatu individu yang genotifnya belum
diketahui dengan individu yang telah diketahui bergenotif homozigot resesif.
Gunanya untuk mengetahui apakah genotif suatu individu tersebut homozigot
ataukah heterozigot.
?
x homozigot resesif
Persilangan Resiprok.
Persilangan resiprok adalah suatu persilangan dimana sifat induk jantan dan betina
bila dibolak-balik/dipertukarkan tetapi tetap menghasilkan keturunan yang sama.
Prinsip dasar Genetika yang ditemukan oleh Mendell adalah bahwa pada semua
organisme hidup terdapat "unit dasar" yang disebut gen yang secara khusus
diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam subjek yang diselidiki
Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh
pasangan gen.
Suatu tumbuhan mewariskan satu gen tiap pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel
menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 105
(misalnya, satu gene untuk benih hijau dan lain gene untuk benih kuning) akan
menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu.
Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada
tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamete (serupa
dengan sperma atau sel telur pada manusia) berisi cuma satu gene untuk satu pasang.
Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan bilamana gen dari satu
pasang terjadi pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan tertentu. Hal ini
yang menyebabkan munculnya istilah gen Resesif dan gen Dominan.
Hukum Mendel telah disepakati oleh para ahli biologi sebagai Peinsip dasar Ilmu
Genetika dan pewarisan sifat turunan yang kemudian menjadikan Mendel dikenal
sebagai bapak Ilmu Genetika.
Inilah tiga langkah eksperimen yang dilakukan Mendell. Perhatikan dengan cermat
perbandingannya berdasar warna bunga. Kacang Kapri/Ercis (Pisum sativum) yang
diteliti oleh Mendell hingga menemukan konsep pewarisan sifat.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 106
Sel bereproduksi dengan cara pembelahan. Pembelahan sel dipisahkan menjadi 3
macam yaitu mitosis, amitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis terjadi pada sel
eukariotik. Pembelahan ini menghasilkan 2 sel anakan yang identik dengan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Interfase (fase istirahat), tidak terjadi pembelahan kromosom atau
sitoplasma, tetapi inti dan sitoplasma tetap beraktivitas metabolik secara aktif
sehingga volume sel bertambah.
2. Profase, terjadi tahapan sebagai berikut :
a. benang kromatin memendek, dan menebal
b. Nukleolus melebur
c. Tiap sentriol memisah ke arah kutub yang berlawanan dan terbentuk
benang-benang gelendong
d. Dinding inti sel mulai melebur tapi belum menghilang
e. Kromosom menduplikasi diri disebut kromatid
f. Kromosom homolog saling berhadapan.
3. Metafase, ditandai oleh hal-hal berikut :
a. Dinding inti telah benar-benar melebur, benang gelendong meluas dari
satu kutub ke kutub lainnya
b. Kromatid bergerak menuju bidang pembelahan sel dan masing-masing
menempel pada benang gelendong melalui sentromer.
4. Anafase ditandai oleh :
a. Sentromer dari masing-masing kromatid membelah menjadi dua
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 107
b. Kromatid dari bidang pembelahan memisah dan membentuk dua buah
kromosom kembali
c. Kromosom bergerak menuju ke kutub yang berlawanan
5. Telofase, ditandai oleh :
a. Kromosom di kutub mulai memanjang kembali, seperti benang tipis
b. anak inti (nukleolus) dibentuk lagi
c. Retikulum endoplasma membentuk selaput inti sel
d. Benang gelendong menghilang.
Pembelahan amitosis (pembelahan binner) yaitu pembelahan spontan
(langsung) tanpa tahap-tahap pembelahan sel. Biasanya berlangsung pada organisme
prokariotik. Pembelahan meiosis (pembelahan reduksi) yaitu pembelahan sel induk
diploid (2n) yang menghasilkan 4 sel haploid (n). Masing-masing sel anakan haploid
yang mengandung separoh kromosom sel induk. Pembelahan meiosis mengalami 2
tahap, meiosis tahap I sama persis dengan pembelahan mitosis diatas, sedangkan
meiosis tahap II adalah sebagai beikut :
1. Profase II
a. Benang-benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom
b. Kromosom terdiri atas 2 kromatid dan tidak mengalami duplikasi lagi
c. Nukleolus dan dinding inti melebur
d. Sentriol bergerak ke kutub berlawanan
e. Serat gelendong terbentuk di antara dua kutub
2. Metafase II
a. Kromosom berada pada pembelahan sel
b. Masing-masing kromosom menggantung pada benang gelendong
melalui sentromer
3. Anafase II
a. Kromatid terpisah homolognya
b. Tiap kromosom bergerak ke kutub berlawanan
4. Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin lagi
b. Nukleolus dan dinding inti terbentuk kembali
c. Benang gelendong menghlang.
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 108
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan
mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang
menghasilkan gamet (sel kelamin). Tahapan mitosis pada tumbuhan mengalami
beberapa proses
a) Interfase / Fase istirahat
Ciri – ciri
 Membran inti tidak nampak jelas
 Terdiri dari Karyolimf dan nukleolus
 Kromosom tidak terlihat
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 109
b) Profase
 Kromosom cepat memendek dan menebal, bentuknya memanjang dan
letaknya random.
 Nukleolus dan membran nukleolus menghilang.
c) Metafase
 Kromosom – kromosom masih terletak diekuator, sentromer menempatkan
diri di bidang tengah.
d) Fase Anafase sebagai berikut :
 Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung hanya
beberapa menit.
 Kromosom bergerak ke kutub
 Pada akhir anafase, kedua ujung sel memilki koleksi kromosom yang sama
dan lengkap
e) Telofase
 Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
 Nukleolus dan membran nukleolus muncul kembali dan akan berlangsung
sitokinensis.
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Dalam
pembelahan Meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa
diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4
sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n).
Meiosis 1 :
1. Profase I
Leptonema , Zigonema, Pakinema,
Diplonema, Diakenesis
2. Metafase 1
3. Anafase I
4. Telofase I
Meiosis 2 :
1. Profase II
2. Metafase II
3. Anafase II
4. Telofase II
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 110
Hasil meiosis :
 Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing
haploid (n).
 Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
 Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel
gamet .
Kromosom menempatkan diri pada ekuator sel. Jika sel induk memiliki 2n
kromosom, maka setiap sel anakan juga memiliki 2n kromosom. Jumlah 2n ini
disebut juga kromosom diploid .
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Hand out Dendrologi. Universitas Gadjahmada Yogyakarta.
Anonim, 2003. Hand out mata kuliah Pemuliaan Pohon I & II (lanjutan) Program
Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Foster A.S., & Gifford E.M., 1959. Comparative Morfology of Vascular Plants.
WH Freeman & Company. San Fransisco London.
Tajudin & Izzudin, 2004. Intisari Biologi SMA. Penerbit Kawan Pustaka. Jakarta.
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan genotip
2. Apakah yang dimaksud dengan fenotip
3. Apakah yang dimaksud dengan pembelahan meiosis?
4. Apakah yang dimaksud dengan pembelahan mitosis?
5. Sebutkan tahap-tahap pembelahan sel?
Siti Maimunah, S.Hut.,M.P. UM Palangkaraya 2014
Page 111
Download