penerapan strategi pemasaran dalam

advertisement
131
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN
OMZET PENJUALAN DI PT. KELAPA GADING DENPASAR
I Komang Gede Aditya Wiraguna
ABSTRACT
PT. Kelapa Gading Denpasar is a company engaged in the field of services and
products trade, on of the business sector is a mainstay PT. Kelapa Gading Denpasar is a
meeting room rental services, but during the period of the last year in sales turnover in the
rental of meeting rooms in PT. Kelapa Gading Denpasar has fluctuated and tended to
decrease. To be able to increase its sales turnover, PT. Kelapa Gading Denpasar should be
able to create a marketing strategy that is appropriate to the situation and condition of the
company. PT. Kelapa Gading Denpasar must pay attention to factors external and internal
environment company, internal environment consists of the strenghts and weaknesses of the
company, while the external environment is composed of the opportunities and threats will
be faced by the company.
The purpose of this study was : To determine the cause of the failure of the marketing
strategy implemented earlier in PT. Kelapa Gading Denpasar, to determine the factors that
hinder the implementation of marketing strategies in PT. Kelapa Gading Denpasar and to
find the right marketing strategy to be used and developed in PT. Kelapa Gading Denpasar,
according to the circumstances of the company.
Keyword: Marketing Strategy & SWOT Analysis
PENDAHULUAN
Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil seperti saat ini, mengakibatkan menurunnya
daya beli masyarakat sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dalam sektor
usaha dan bisnis yang kini menjadi kian merosot. Tidak hanya hal tersebut, ketatnya
persaingan juga menjadi kendala terutama untuk para pelaku bisnis ataupun perusahaanperusahaan terutama yang berskala menengah kebawah yang ingin melebarkan sayap atau
mernembangkan bisnis dan usahanya. Untuk dapat bertahan dalam lemahnya situasi dan
kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini, pelaku bisnis baik pada perusahaan besar maupun
perusahaan kecil yang berhubungan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan
konsumen harus mampu menjaga stabilitas jumlah pendapatan dan volume konsumen serta
kepuasan dari konsumennya serta melakukan evolusi dan penyesuaian pada kebijakankebijakan kegiatan pemasaran secara terus menerus dan bertahap mampu meningkatkan
omzet penjualan pada masing-masing perusahaannya.
Pada dasarnya terdapat beberapa faktor-faktor yang menjadi alasan suatu perusahaan
dapat menarik perhatian dari konsumennya, faktor-faktor itu diantaranya adalah bagaimana
sebuah perusahaan tersebut memberikan kualitas dan pelayanan yang terbaik, menetapkan
harga yang kompetitif dan sesuai dengan kualitas yang ditawarkan, melakukan promosi yang
efektif, pendistribusian yang tepat, serta mampu membentuk citra dan membangun reputasi
perusahaan yang baik di mata konsumen. Swastha dan Irawan (2003) berpendapat faktorfaktor yang mempengaruhi minat konsumen berhubungan dengan emosi dan perasaan, bila
seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan
memperkuat minat beli konsumen dan sebaliknya ketidakpuasan biasanya akan
menghilangkan minat konsumen. Dengan melakukan faktor-faktor tersebut dengan baik dan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
132
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
benar, maka perusahaan mampu menjadi magnet yang memberi ketertarikan pada konsumen,
dimana faktor-faktor tersebut merupakan bagian dari strategi bauran pemasaran atau
marketing mix yang sangat penting untuk dilakukan. Assauri (2007) juga berpendapat bahwa
bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, dan menentukan variabel yang dapat dikendalikan
oleh perusahaan melalui reaksi para pembeli.
Untuk mewujudkan rencana yang terarah dan terpadu agar memperoleh hasil yang
optimal pada perusahaan, maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat sebagai kunci
utama untuk memenangkan persaingan, Dalam hal ini perusahaan harus mampu menerapkan
bauran pemasaran atau marketing mix secara lebih efektif dan optimal, melalui perencanaan
produk atau jasa yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen (product
planning), menetapankan harga yang bersaing (price policy), merancang agenda promosi
(promotion activites), serta memilih segmen pasar yang tepat (market selection). Di samping
itu, perusahaan juga perlu untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal pada
perusahaan yaitu ; kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dengan menggunakan metode analisis SWOT yang bertujuan untuk,
melihat secara nyata kondisi internal dan eksternal pada perusahaan yang diharapkan mampu
membantu perusahaan untuk mengantisipasi faktor-faktor utama dalam meramalkan masa
depan perusahaan, mengurangi titik lemah pada perusahaan, serta mengantisipasi peluang dan
ancaman yang mungkin dihadapi. Dengan demikian perusahaan dapat dengan mudah
merancang dan menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat dan sesuai demi
meningkatkan jumlah konsumen sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah
penjualan dan keuntungan pada perusahaan.
Pengertian Strategi Pemasaran
1) Pengertian Strategi
Strategi pada dasarnya merupakan alat atau cara untuk mencapai tujuan. Strategy
merupakan proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
dalam jangka panjang pada organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Yoshida (2006) strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi
untuk mencapai tujuannya melalui segala keunggulan organisasi dalam menghadapi
tantangan dan ancaman yang dihadapi dimasa mendatang oleh organisasi yang bersangkutan,
sedangkan Rangkuti (2006) menyatakan bahwa strategi merupakan respon secara terus
menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan yang dapat mempengaruhi organisasi.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat dimengerti bahwa strategi merupakan suatu
rencana yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan didukung koordinasi
pelaksanaan yang tepat.
2) Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberlangsungan
hidup suatu perusahaan karena, dengan melaksanakan kegiatan pemasaran dapat
mempermudah mencapai pangsa pasar yang dituju oleh perusahaan. Menurut Kotler (2007)
pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari programprogram yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan, Kemudian
Swastha dan Handoko (2011) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan kegiatan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
133
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
menganalisa, menentukan harga, mempromosikan serta melaksanakan program yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Dari pernyataan di atas maka dapat dimengerti bahwa pemasaran adalah proses
kegiatan dalam memperlancar saluran barang atau jasa oleh produsen ke konsumen demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan yang maksimal.
Fandy Tjiptono (2006) berpendapat bahwa strategi pemasaran atau promosi merupakan
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah pada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan
keadaan persaingan yang selalu berubah, sedangkan Menurut Kotler (2007) strategi
pemasaran adalah prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk
mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Strategi pemasaran
mengandung keputusan dasar tentang pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi
pemasaran. Kemudian Assauri (2008) menjelaskan bahwa strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam mengahadapi lingkungan dan
keadaan persaingan yang selalu berubah.
Dari definisi-definisi yang sudah diuraikan maka dapat dipahami bahwa strategi
pemasaran merupakan langkah-langkah yang dilakukan suatu perusahaan dalam upaya
meningkatkan jumlah konsumen dan pendapatan perusahaan tersebut, sehingga mampu
bersaing secara kompetitif.
Konsep Pemasaran
Suatu perusahaan yang ingin memenangkan persaingan akan selalu berusaha
memberikan yang terbaik untuk dapat memenuhi keinginan konsumennya, dan dalam
mengahadapi persaingan untuk dapat mencapai suatu keberhasilan, ditentukan oleh kebijakan
dalam memilih strategi pemasaran melalui konsep pemasaran. Konsep pemasaran merupakan
orientasi perusahaan yang mengedepankan tugas pokok perusahaan untuk dapat menentukan
dan memenuhi segala kebutuhan dan keinginan pasar. Konsep pemasaran termasuk kunci
utama untuk mencapai tujuan perusahaan yang terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar serta memberikan kepuasan yang diharapkan pada konsumen secara lebih
efektif dan efisien.
Menurut Swastha (2007) mengemukakan bahwa konsep pemasaran merupakan
filsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat
kelangsungan hidup perusahaanDari pernyataan tersebut di atas maka dapat dimengerti
bahwa konsep pemasaran merupakan suatu falsafah bisnis yang memfokuskan pada usahausaha yang menciptakan kepuasan konsumen sebagai alat bagi perusahaan untuk memperoleh
laba dalam jangka panjang.
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan alat berupa variabel-variabel yang
digunakan oleh pemasar yang harus dipertimbangkan secara matang, agar implementasi
strategi pemasaran yang akan diterapkan berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Hendri (2005) berpendapat bahwa terdapat beberapa perbedaan mendasar antara
marketing mix Produk barang dengan marketing mix produk jasa, Marketing mix produk
barang hanya mencakup empat Variabel (4P) yaitu: Produk, harga, distribusi dan promosi,
sedangkan marketing mix jasa secara lebih khusus memiliki tiga variabel tambahan (4P+3P)
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
134
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
sehingga menjadi tujuh variabel yang tetap mempengaruhi pengorganisasiannya dan
mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan variabel-variabel tersebut dapat di
uraikan sebagai berikut :
1) Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan perusahaan baik berupa barang, jasa,
dan pelayanan kombinasi benda atau jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke target pasar
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam suatu produk salah satunya adalah konsumen tidak hanya membeli fisik
dari produk itu saja tetapi juga membeli manfaat nilai dan kualitas dari produk tersebut yang
disebut “the offer”. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari produknya selain
keistimewaan dasarnya agar dapat memiliki citra ataupun keunikan tersendiri sehingga
mampu bersaing dengan produk lainnya. Menurut Tjiptono (2008) faktor-faktor yang
mempengaruhi produk diantaranya ;
(1) Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur yang dipandang pentig bagi konsumen yang
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi :
a) Merek
Merupakan bagian produk berupa nama, istilah, tanda, symbol, warna, desain dan
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharpkan dapat memberikan identitas dan
perbedaan pada produk pesaing.
b) Kemasan
Pengemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan
wadah atau pembungkus sebuah produk.
c) Pemberian label
Pemberian label sangat berkaitan dengan pengemasan karena merupakan bagian dari
suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa
merupakan bagian dari kemasan atau bisa juga menjadi tanda pengenal yang dieratkan pada
produk.
d) Pelayanan
Yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan pelengkap yang diberikan produsen
sebagai perhatian kepada pembeli atau konsumen dapat berupa informasi, konsultasi, laporan
rekening periodic atau cara pembayaran, order taking, dan costumers service.
e) Jaminan
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada
konsumen, dimana konsumen akan diberikan ganti rugi jika produknya ternyata tidak dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan meliputi; kualitas produk,
reparasi dan ganti rugi.
(2) Kualitas Produk
Kotler (2007) menjelaskan variabel dari kualitas produk meliputi ;
a) Gaya
Menunjukan kinerja atau tingkat operasional dari sifat utama suatu produk.
b) Bentuk
Menunjukan bagaimana penampilan produk dimata pembeli atau konsumen.
c) Keistimewaan
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, yakni
karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.
d) Keandalan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
135
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Merupakan ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak dalam periode waktu
tertentu.
e) Masa pakai
Yaitu masa refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
2) Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nominal yang harus dikeluarkan konsumen untuk
mendapatkan suatu produk atau jasa. Menurut Kotler dan Keller (2009) harga adalah salah
satu unsur dari bauran pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan. Penentuan harga
merupakan salah satu keputusan yang wajib dipertimbangkan dengan matang oleh pihak
menejemen suatu perusahaan, harga yang ditetapkan harus dapat menutup biaya produksi
atau mungkin lebih untuk mendapatkan laba. Tetapi jika harga yang ditetapkan terlalu tinggi
justru akan kurang menguntungkan karena produk atau jasa yang ditawarkan dengan harga
tinggi kepada konsumen akan mengurangi minat beli konsumen. Menurut Zeithaml, et al
(2009) terdapat beberapa faktor-faktor dari kebijakan penetapan harga yang mempengaruhi
minat beli konsumen, yaitu:
a) Konsumen membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan harga pesaingnya.
Harga-harga pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan terhadap produk atau jasa
yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam proses
penetapan harga
b) Konsumen mengharapkan harga produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan
kuantitas dan kualitas serta penampilan yang ditawarkan.
c) Minat beli konsumen juga dapat dipengaruhi oleh harga yang fleksibel (flexibility price)
Lupiyoadi dan Hamdani (2006) berpendapat bahwa dalam memutuskan strategi
penerapan harga juga harus memperhatikan tujuan daripada penentuan harga itu sendiri,
terdapat beberapa hal yang membedakan strategi dalam penentuan harga tersebut, hal
tersebut antara lain; penentuan harga secara bertahan, penentuan harga untuk
memaksimalkan laba, penentuan harga untuk memaksimalkan penjualan, penentuan harga
untuk mendapatkan gengsi atau prestos dan penentuan harga untuk mendapatkan
pengembalian atas investasi atau return of investmen.
Sedangkan Kotler dan Amstrong dalam Haryani (2006) mengemukakan bahwa
perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan
konsumen dan perubahan situasi, penyesuaian harga tersebut dapat dilihat sebagai berikut ;
(1) Penetapan harga diskon atau pengurangan harga
Mengurangi harga dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada konsumen
atau pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal ataupun yang
merekomendasikan produk atau jasa perusahaan. Macam-macam diskon yang dapat
ditawarkan oleh perusahaan adalah :
a) Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar tagihan mereka tepat
waktu.
b) Diskon kuantitas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membeli dalam volume
besar.
c) Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur
distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu.
d) Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang atau jasa
diluar musim.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
136
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
(2) Penetapan harga tersegmentasi
Merupakan penyesuaian harga untuk membuat perbedaan pelanggan, produk maupun
lokasi.
(3) Penetapan harga psikologis
Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi konsumen secara psikologis.
(4) Penetapan harga promosi
Merupakan pengurangan harga yang dilakukan sewaktu-waktu untuk meningkatkan
volume penjualan dalam jangka waktu yang pendek.
(5) Penetapan harga geografis
Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis pelanggan.
(6) Penetapan harga Internasional
Penyesuaian harga untuk pasar tradisional.
3) Penglokasian (Place)
Penglokasian atau distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya
tersedia di target pasar. Kotler (2006) berpendapat bahwa lokasi yang baik menjadi salah satu
faktor pendukung penting yang harus diperhatikan perusahaan. Tiap perusahaan memiliki
karakteristik tersendiri dalam melakukan pemilihan lokasi, dengan mempertimbangkan
strategi pemasaran serta target pasar yang ingin dituju. Setiap perusahaan juga disarankan
harus mempertimbangkan lokasi para pesaingnya berada dengan alasan mempermudah
perusahaan menguasai pasar disekitar lokasi sendiri dan tidak menghambat perkembangan
perusahaan. Menurut Tjiptono (2008) terdapat 3 jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi,
adapun ketiga jenis interaksi tersebut dalam mempengaruhi lokasi dapat dilihat sebagai
berikut:
(1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan)
Apabila keadaannya seperti ini menjadi sangat penting, maka sebaiknya perusahaan
memilih tempat strategis yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau.
(2) Pemberi jasa mendatangi konsumen
Dalam hal ini lokasi tidak begitu penting dan menentukan, namun yang harus
diperhatikan adalah penyampaian jasa dan pelayanan harus berkualitas
(3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung
Dalam hal ini penyedia jasa berinteraksi melalui sarana komunikasi tertentu seperti
telepon atau internet, dan penyampaian jasa atau saluran distribusi juga dapat melalui
perantara organisasi maupun pihak lain, namun sangatlah penting untuk perusahaan
memilih saluran distribusi yang tepat untuk penyampaian jasanya karena akan
mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
4) Promosi (Promotion)
Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan suatu produk dan
jasa dengan tujuan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli. Hal yang harus
diperhatikan dalam promosi adalah dalam pemilihan bauran promosi, karena jika pemilihan
strategi promosi tidak tepat dan kurang maksimal maka keberadaan produk tersebut tidak
akan didengar dan dikenal konsumen sehingga produk tersebut menjadi tidak laku terjual.
Kotler (2002) berpendapat bahwa bauran promosi terdiri dari enam unsur yang meliputi :
(1) Iklan (advertising)
(2) Penjualan perorangan (personal selling)
(3) Promosi penjualan (sales promotion)
(4) Hubungan masyarakat (public relation)
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
137
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
(5) Informasi dari mulut ke mulut atau (word of mouth)
(6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail).
Tujuan utama daripada promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan
memberikan pengaruh pada konsumen sehingga berpengaruh pada meningkatnya pendapatan
(Alma, 2009 :181). Tjiptono dan Chandra (2010) mengklarifikasikan tujuan daripada promosi
sebagai efek daripada komunikasi sebagai berikut ;
(1) Menumbuhkan persepsi konsumen terhadap suatu kebutuhan (category needs)
(2) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen
(brand awareness)
(3) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude)
(4) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention)
(5) Mengimbangi kelemahan unsure bauran pemasaran lain (purchase facilitation)
(6) Menambah citra produk dan perusahaan (positioning)
5) Sumber Daya Mausia (People)
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang atau karyawan yang
berperan sebagai penyedia layanan jasa tersebut. Orang-orang ini sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan karena berinteraksi secara langsung terhadap konsumen, baik
dari sikap termasuk tindakan, penampilan dalam berpakaian serta cara berbicara kepada
konsumen sangat mempengaruhi persepsi atau keberhasilan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen.
6) Proses (Process)
Proses merupakan rangkaian kegiatan seperti jadwal kerja, prosedur kerja, aktifitas
kerja dan kegiatan lainnya yang dilakukan secara rutin dalam perusahaan dimana jasa akan
dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006)
process dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu :
(1) Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam proses.
(2) Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau tahap proses.
7) Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik yang dimaksud adalah kualitas perusahaan yang ditunjukan melalui bukti
penyajian fisik yang akan mempengaruhi keyakinan konsumen, karena konsumen dapat
melihat secara langsung dari fasilitas perusahaan yang akan menghasilkan jasa tersebut
seperti kebersihan, penataan ruangan yang rapi, peralatan yang memenuhi standar teknologi,
serta kinerja karyawan pada perusahaan tersebut.
Pengertian Omzet Penjualan
1) Pengertian Penjualan
Menurut Winardi (2001) menyatakan bahwa pendapatan atau penjualan adalah proses
dimana si penjual mengaktivasi dan memenuhi kebutuhan atau keinginan si pembeli yang
berkelanjutan dengan menguntungkan kedua belah pihak. Berdasarkan definisi diatas dapat
dimengerti bahwa pendapatan atau penjualan merupakan suatu proses pertukaran barang atau
jasa antara penjual dengan pembeli, dimana penjual barang atau jasa akan mendapatkan
imbalan berupa uang, sedangkan pembeli dengan menukarkan uang akan mendapatkan
barang atau jasa yang diinginkan.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
138
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2) Pengertian Omzet Penjualan
Swastha dan Irawan (2003) berpendapat bahwa omzet penjualan adalah suatu studi
yang mendalam mengenai masalah jumlah pendapatan dan laporan laba rugi suatu
perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi omzet penjualan tersebut meliputi:
a) Kondisi dan kemampuan penjual
b) Kondisi pasar
c) Modal
d) Kondisi organisasi perusahaan
Analisis SWOT
Dalam penyusunan suatu straregi bisnis yang baik perlu diketahui daya dan modal
dalam memulai bisnis, mengetahui unsur-unsur kekuatan yang dimiliki maupun kelemahan
yang ada, karena hal tersebut merupakan faktor internal dan menjadi potensi dalam bisnis
yang dijalankan, selain itu perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan didapatkan
dan dihadapi yaitu peluang atau kesempatan yang ada dan mewaspadai ancaman atau
hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi bisnis yang dijalankan.
Menurut Rangkuti (2006) menyatakan analisis SWOT merupakan identifikasi
berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi pemasaran. Analisis SWOT
dapat disimpulkan sebagai hubungan atau interaksi faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Adapun analisa
faktor-faktor sistematis berdasarkan analisis SWOT dapat diketahui sebagai berikut :
1) Strength atau kekuatan merupakan daya kekuatan atau kemampuan pada internal
perusahaan yang belum tentu dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai
dasar perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetisi.
2) Weakness atau kelemahan adalah beberapa hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan
internal yang pada perusahaan.
3) Opportunites atau peluang merupakan faktor-faktor eksternal dimana kondisi-kondisi
tersebut dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
4) Threats atau ancaman adalah kondisi lingkungan eksternal dimana kondisi tersebut
menjadi suatu ancaman yang dapat mengganggu kesejahteraan perusahaan
Berdasarkan pengertian dari faktor-faktor SWOT tersebut maka dapat dimengerti
bahwa analisis SWOT merupakan analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
eksternal pada perusahaan. Dengan menemukan faktor-faktor eksternal dan internal pada
perusahaan dapat memudahkan perusahaan untuk merumuskan suatu strategi pemasaran yang
tepat dan sesuai dengan situasi serta kondisi perusahaan melalui matrix SWOT.
Rangkuti (2006) menyatakan bahwa matrix SWOT merupakan suatu alat yang dipakai
untuk menyusun faktor-faktor strategy perusahaan, matrix ini dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, matrix ini juga dapat menghasilkan 4 sel
kemungkinan strategi alternatif. 4 sel tersebut meliputi :
1) Strategi SO (strength-opportunites)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal pada perusahaan untuk dapat meraih dan
memanfaatkan peluang-peluang yang didapat pada perusahaan.
2) Strategi ST (strength-threats)
Melalui strategi ini perusahaan dapat menghindari atau mengurangi dampak ancamanancaman eksternal melalui pengmbangan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
3) Strategi WO (weaknes-opportunites)
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
139
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Dengan menggunakan strategi ini perusahaan dapat mengurangi dan memperkecil
kelemahan-kelemahan internal pada perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang
eksternal yang didapat oleh perusahaan.
4) Strategi WT (weaknes-threats)
Strategi ini merupakan strategi bertahan pada perusahaan, dengan cara mengurangi
kelemahan-kelemahan internal serta ancaman-ancaman eksternal pada perusahaan.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan teknik Analisis SWOT merupakan suatu teknik analisis
dengan mengidentifikasi faktor-faktor setematis yang dinilai dapat mempengaruhi suatu
kinerja perusahaan. Demi mencapai tujuannya perusahaan harus mempertimbangkan faktorfaktor sistematis tersebut yang terdiri dari empat faktor utama yaitu kekuatan atau strength,
kelemahan atau weaknes, peluang atau opportunity, dan ancaman atau threats. Dengan
demikian perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran melalui matrik SWOT yang
menggambarkan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik SWOT
ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi pemasaran,
Penerapan Strategi Pemasaran Di PT. Kelapa Gading Denpasar.
Dalam upaya mencapai tujuan utama perusahaannya, PT. Kelapa Gading Denpasar
berusaha dengan menerapkan berbagai kebijakan yang berhubungan dalam kegiatan
pemasaran, namun upaya kegiatan pemasaran di perusahaan tersebut masih dinilai kurang
optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan jumlah pendapatan pada sektor utamanya
yaitu jasa fasilitas meeting room di beberapa tahun terakhir. Kegagalan strategi pemasaran
pada PT. Kelapa Gading Denpasar dalam usaha meningkatkan omzet penjualannya, yang
dapat dilihat sebagai berikut ;
1) Tenaga Kerja Yang Kurang Profesional
Pada setiap perusahaan sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting
dalam menentukan laju perusahaan tersebut, karena SDM yang menjadi tenaga kerja
perusahaan terlibat langsung dalam aktifitas perusahaan terutama dalam pemasaran dan
pelayanan. PT. Kelapa Gading Denpasar masih memiliki SDM yang kurang berpengalaman,
pihak manajemennya pun dinilai kurang kreatif dan inovatif dalam memberikan gagasan dan
menentukan langkah-langkah yang harus diambil perusahaan, hal ini dibuktikan dengan
ketidakmampuan pihak manajemen dalam mempertahankan atau meningkatkan omzet
penjualan perusahaannya, di dalam perusahaan juga masih sering terjadi fenomena keluar
masuknya karyawan namun perusahaan saat ini sedang berupaya untuk melakukan
pembinaan dan pelatihan agar kualitas dan kinerja SDM yang tergolong masih kurang dapat
di tingkatkan.
2) Pomosi Yang Digunakan Kurang Tepat Dan Efektif
Promosi adalah salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan penjualan produk atau jasa. Kegiatan promosi yang saat ini dilakukan oleh PT.
Kelapa Gading Denpasar dalam menawarkan fasilitas meeting room adalah melalui brosur
atau selebaran yang disebarkan atau diedarkan melalui pengunjung secara langsung serta ke
beberapa tempat atau instalasi terkait yang sekiranya akan membutuhkan jasa meeting room
yang disediakan oleh PT. Kelapa Gading Denpasar. Penggunaan media elektronik dalam
kegiatan promosi masih belum digunakan, perusahaan hanya mengandalkan media cetak
berupa brosur dan selebaran serta upaya promosi dari mulut ke mulut (word to mouth).
Dengan meninjau kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Kelapa Gading Denpasar dapat
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
140
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
dinilai kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan masih kurang tepat dan tidak sesuai
dengan konsep teori bauran promosi yang ada
3) Perubahan Selera Dan Minat Konsumen Terhadap Suatu Produk
Perubahan minat dan selera konsumen merupakan salah satu ancaman bagi
perusahaan, konsumen saat ini dapat dinilai cepat bosan dan selalu ingin mencoba sesuatu
yang lebih baru. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan untuk menjaga loyalitas
konsumen agar tidak beralih ke perusahaan lain.
4) Kebijakan Paket Harga Yang Kurang Inovatif
Kurangnya variasi dalam paket harga yang diterapkan dinilai memiliki pengaruh pada
berkurangnya minat konsumen pada perusahaan sehingga hal tersebut menjadi penyebab
turunnya omzet penjualan di PT. Kelapa Gading Denpasar. Kebijakan harga adalah hal yang
patut dipertimbangkan, setidaknya perusahaan dapat mengambil keputusan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan harga salah satu contohnya adalah dengan melakukan
pemberian diskon pada konsumen yang loyal maupun konsumen baru yang dapat menarik
perhatian pada para konsumen lainnya.
Faktor-Faktor Penghambat Penerapan Strategi Pemasaran
Dalam proses kegiatan pemasrannya PT. Kelapa Gading Denpasar memilik hambatan
tersendiri dalam upa peningkatan omzet penjualanny baik hambatan dalam lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal peusahaan. Adapun faktor-faktor yang meghambat
pada kegiatan pemasaran di PT. Kelapa Gading Denpasar dalam upaya meningkatkan omzet
penjualannya dapat dilihat sebagai berikut;
1) Faktor Eksternal
a) Pesaing Yang Lebih Gencar Dalam Melakukan Kegiatan Promosi Dan Berani
Membanting Harga Lebih Rendah.
Besarnya peluang dalam menjalankan usaha penyewaan meeting room menarik
perhatian banyak pengusaha yang berkemungkinan untuk menjadikan sektor usaha ini
sebagai ladang bisnis yang baru, sehingga dengan muncul dan berkembangnya perusahaanperusahan tersebut secara tidak langsung akan mengakibatkan terjadinya persaingan
b) Situasi Dan Kondisi Ekonomi Yang Tidak Stabil
Situasi dan kondisi ekonomi menjadi salah satu faktor yang mengancam
keberlangsungan perusaahan, jika situasi dan kondisi ekonomi menurun seperti saat ini maka
akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat sehingga dapat mengakibatkan
penurunan pada volume pendapatan khususnya seperti yang terjadi pada omzet penjualan di
PT. Kelapa Gading Denpasar.
c) Kurangnya Respon Masyarakat Sebagai Konsumen
Salah satu syarat keberhasilan suatu strategi pemasaran pada perusahaan menjadi
tepat sasaran adalah tanggapan atau respon masyarakat sebagai konsumen pada perusahaan
tersebut.
2) Faktor Internal
a) Staf Manajemen Marketing Yang Kurang Kreatif Dan Inovatif
Pihak manajemen PT. Kelapa Gading Denpasar terlihat masih kurang inovatif.salah
satunya seperti inovasi yang penting dan perlu dilakukan pada system paket pada penyewaan
meeting room. Hal ini berkemungkinan mengakibatkan konsumen menjadi bosan dan beralih
ke tempat lain. Hal ini merupakan menjadi salah satu faktor yang menghambat kegiatan
pemasaran di PT. Kelapa Gading Denpasar, karena pada dasarnya pemasaran tidak akan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
141
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
berjalan lancar dan baik jika orang-orang yang bersangkutan di dalamnya tidak kreatif dan
inovatif.
b) Biaya Promosi Yang Kurang Mendukung
Dengan meningkatnya standar berbagai harga barang atau jasa kebutuhan pokok
maupun primer di kalangan masyarakat, secara tidak langsung juga mengakibatkan biaya
untuk melakukan kegiatan promosi semakin meninggi, salah satu contohnya adalah biaya
transportasi, biaya jasa percetakan brosur, spanduk dan terutama biaya pengiklanan baik
melalui media cetak, radio maupun saluran TV dinilai cukup mahal. Hal ini mengakibatkan
upaya strategi pemasaran pada PT. Kelapa Gading Denpasar hanya berjalan setengahsetengah dan menjadi kurang optimal.
c) Kurangnya Pemahaman dan Pengetahuan Mengenai Strategi Pemasaran
Kurangnya ilmu dan pengetahuan dan pemahaman menyangkut dalam strategi
pemasaran pada pihak manajemen merupakan faktor kendala perusahaan yang
mengakibatkan strategi pemasaran pada PT. Kelapa Gading Denpasar tidak tepat sasaran dan
berjalan tidak dengan baik.
Analisis SWOT Dan Matrix SWOT
Untuk merumuskan alternatif strategi bisnis yang perlu dilakukan oleh PT. Kelapa
Gading Denpasar demi meningkatkan omzet penjualannya, maka penting untuk mengkaaji
dan menganalisis faktor eksternal dan internal perusahaan melalui teknik analisis SWOT dan
matrix SWOT. Dengan matrix SWOT dapat digambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
internal yang dimiliki perusahaan, matrix SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan
alternative strategi pemasaran yang dibutuhkan oleh perusahaaan. Empat sel itu antara lain;
1. Strategi SO (Strengh-Oppurtunity)
Strategy ini didapatkan dengan memanfaatkan peluang yang ada dan memaksimalkan
kekuatan pada perusahaan, strategi SO yang dapat dilakukan oleh PT. Kelapa Gading
Denpasar antara lain :
1) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat menciptakan dan menawarkan system member yang
memberikan berbagai keuntungan sesuai kebijakan perusahaan kepada calon pelanggan.
Hal ini dimaksud untuk lebih menarik minat dan perhatian dari konsumen
2) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitas fasilitas
dan pelayanan yang dimiliki dengan harapan dapat meningkatkan tingkat volume
konsumennya sehingga mampu meningkatkan omzet penjualannya.
3) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat berupaya menambah anak perusahaan di kawasan
lain yang lebih padat dan berkembang dengan pangsa pasar yang jelas sehingga
memberikan potensi yang lebih baik.
4) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat membangun hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan bisnis
perusahaan, contohnya instalasi kepemerintahan, perusahaan multilevel ataupun
perusahaan penyelenggara EO (event Organizer)
2. Strategi ST (Strengh-Threats)
Dengan menggunakan strategy ST, perusahaan dapat menggunakan kekuatan internal
untuk mengurangi atau menghindari dampak dan ancaman eksternal bagi perusahaan, strategi
ST yang dapat dilakukan oleh PT. Kelapa Gading adalah :
1) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat meningkatkan loyalitas konsumen terutama para
pelanggannya dengan memberikan potongan harga dan penambahan fasilitas secara
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
142
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
gratis dan pelayanan special lainnya, hal ini bertujuan agar konsumen atau pelanggan
tetap perusahaan tidak beralih ke tempat lain.
2) PT. Kelapa Gading Denpasar harus lebih cepat tanggap terhadap berbagai informasi baik
menyangkut kondisi perusahaan pesaing maupun situasi ekonomi masyarakat dengan
demikian perusahaan dapat diharapkan dengan cepat dan tepat dalam mengambil
langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang akan diambil.
3) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat lebih meningkatkan loyalitas konsumen melalui
peningkatan pelayanan dengan proses yang lebih cepat dan mudah.
4) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat menciptakan system costumers care yang bertujuan
untuk menjaga loyalitas konsumen.
3. Strategi WO (Weaknes-Oppurtunity)
Strategy WO merupakan strategy yang bertujuan untuk meminimalkan kelemahankelemahan yang dimiliki perusahaan dengan cara memanfaatkan peluang-peluang eksternal
pada perusahaan. Strategi WO yang dapat dilakukan PT. Kelapa Gading Denpasar meliputi :
1) PT. Kelapa Gading Denpasar harus lebih agresif dalam menawarkan fasilitasnya terutama
di lokasi area perusahaan, hal ini penting dilakukan karena selain lebih efesien waktu dan
tenaga mengingat kawasan sekitar perusahaan sudah dipadati penduduk sebagai
konsumen. Hal tersebut memberikan potensi bagi perusahaan untuk menguasai pangsa
pasar yang lebih jelas keberadaannya.
2) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat memacu kinerja karyawan khususnya pada pihak
manajemen perusahaan dengan cara memberikan penghargaan, bonus atau hadiah pada
staff manajemen yang berhasil membuat terobosan dan berinovasi baik dalam hal inovasi
produk atau jasa, system keuangan, promosi yang dapat memberikan kontribusi dan
keuntungan bagi perusahaan.
3) PT. Kelapa Gading Denpasar berpotensi melakukan pengembangan pada sektor bisnis
utamanya yaitu meeting room, dengan menambah fasilitas dan kapasitas ruangan pada
meeting room, sehingga memungkinkan untuk dapat menerima tender order ivent yang
lebih banyak dan lebih besar.
4) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat berupaya membangun citra perusahaan yang baik
dimata masyarakat dengan cara menyelenggarakan acara sosial yang bersifat positif
dikalangan masyarakat.
4. Strategi WT (Weaknes-Threats)
Strategi ini didasarkan pada keadaan perusahaan yang bersifat lebih defnsif dengan
berusaha meminimalkan kelemahan internal perusahaan dan berusaha menghindari ancaman
eksternal perusahaan. Adapun strategi WT yang dapat dilakukan pada PT. Kelapa Gading
Denpasar adalah:
1) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat membentuk suatu rangkaian agenda atau jadwal untuk
melakukan kegiatan promosi, hal ini bertujuan untuk mengatur efisiensi pengalokasian
dana untuk biaya promosi secara bertahap dan teratur sehingga upaya untuk melakukan
kegiatan promosi dapat ditingkatkan dengan lebih efektif dan efisien,
2) Perusahaan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja yang masih kurang berpengalaman
dengan menunjuk partner kerja yang berpengalaman yang dapat memberikan pembinaan
sehingga pelayanan dan kinerja dapat ditingkatkan.
3) PT. Kelapa Gading Denpasar dapat melakukan inovasi pada penawaran paket meeting
room dimana hal tersebut mampu menarik perhatian konsumen dengan melakukan
inovasi pada penawaran paket meeting room.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
143
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
4) PT. Kelapa Gading Denpasar diharapkan dapat mencari dan menambah tenaga kerja yang
lebih terlatih dan berpengalaman demi meningkatkan kinerja perusahaannya.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada PT. Kelapa Gading Denpasar dalam
upaya meningkatkan omzet penjualannya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;
1. Dilihat dari penyebab kegagalan strategi pemasaran di PT. Kelapa Gading Denpasar dapat
disimpulkan bahwa pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pemasaran sebelumnya
belum sepenuhnya memahami tentang teori teori pemasaran yang baik dan benar,
sehingga pemasaran digunakan tidak dapat berjalan optimal dan berpengaruh pada omzet
penjualan di perusahaan.
2. Dilihat dari faktor-faktor yang menjadi kendala di PT. Kelapa Gading Denpasar, maka
dapat disimpulkan bahwa pihak yang bersangkutan dalam bidang pemasaran di PT.
Kelapa Gading Denpasar tidak cermat dalam mengetahui dan memperhatikan tentang
kondisi dan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, dimana hal tersebut
merupakan dasar dalam menentukan kebijakan pemasaran perusahaan yang akan diambil
dan dijalankan. Dengan tidak mengabaikan hal tersebut mengakibatkan pemasaran yang
digunakan pada PT. Kelapa Gading Denpasar tidak terarah dengan jelas.
3. Dilihat dari hasil analisis SWOT dan matrix SWOT Adapun strategi pemasaran yang
mesti dikembangkan oleh PT. Kelapa Gading Denpasar adalah strategi bertahan yaitu WT
(Weakness-Threats) dimana strategi ini dilakukan dengan cara meminimalkan kelemahankelemahan pada internal perusahaan dan berusaha menghindari ancaman-ancaman pada
lingkungan eksternal perusahaan. Strategi ini dipilih berdasarkan pertimbangan dari
melihat faktor-faktor kelemahan dan ancaman perusahaan yang besar pengaruhnya
terhadap menurunnya omzet penjualan di PT. Kelapa Gading Denpasar.
Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan yang berkemungkinan dapat meningkatkan
kembali omzet penjualan di PT. Kelapa Gading Denpasar adalah sebagai berikut;
1) Melihat para pesaing yang gencar dalam melakukan kegiatan promosi dan biaya promosi
yang kian meningkat maka hendaknya perusahaan dapat mencoba merancang agenda
jadwal kegiatan promosi dimana kegiatan promosi dapat terprogram dengan baik,dalam
ketepatan waktu dan sasaran maupun dalam ketepatan anggaran yang
dibutuhkan,sehingga kegiatan promosi dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
2) Hendaknya perusahaan lebih selektif dalam merekrut tenaga kerja khususnya yang
memang professional dibidangnya sehingga dapat lebih mengoptimalkan kinerja
perusahaan.
3) Perusahan harus dapat lebih agresif dalam meningkatkan citra perusahaan di mata
masyarakat dan konsumen, karena selain dapat mempertahankan pelanggan perusahaan
juga dapat memberikan kesempatan pada perusahaan dalam mengenal dan menjalin
hubungan kerja sama diantara organisasi-organisasi dalam masyarakat. Dengan demikian
perusahaan dapat memiliki banyak relasi dan peluang yang baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri Sofjan, (2007), Manajemen Pemasaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assauri, Sofjan. (2008), Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta, Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Buchari Alma, (2009), Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
144
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Basu Swastha & Bambang Irawan, (2003), Manajemen Pemasaran Modern, PT. Liberty,
Yogyakarta.
Basu Swastha DH, (2007), Azas-Azas Marketing, Edisi kedelapan, Penerbit : PT. Liberty,
Yogyakarta.
Basu Swastha, Hani Handoko. (2011). Manajemen Pemasaran-Analisis Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Benny Agus, (2012), Jurnal : “Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Wedding
Event Pada Nikko Bali Ressort Dan Spa Di Nusa Dua Bali”, STIMI, Denpasar
Dinata Krisna, (2008), Jurnal : “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam Meningkatkan
Volume Penjualan DI Koperasi Krama Bali Denpasar“, UNDIKNAS, Denpasar.
Haryani (2006) Jurnal : “ Pengaruh Harga, Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Deterjen” UNNES, Semarang.
Hasibuan. (2010). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Hendri Maruf, (2005), Pemasaran Ritel, Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler Philip, (2002), Prinsip - Prinsip Pemasaran, PT. Indeks, Jakarta.
Kotler Philip, (2006), Manajemen Pemasaran, PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.
Kotler Philip, (2007), Manajemen Pemasaran 1, Edisi 12, Penerbit : PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, P. & Keller, K.L, (2009), Marketing management 13th ed, New Jersey : Prentice Hall,
Inc.
Lupiyoadi & Hamdani A. (2006), Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit : Salemba Empat,
Jakarta.
Moleong Lexy J, (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit : PT. Remaja
Rosadakarya, Bandung.
Rangkuti Freddy, (2006), Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Dan Ekonomi,
penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit : Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, (2009), Memahami Penelitian Kualitatif, cetakan kelima, Penerbit : Alfabeta,
Bandung
Suyatna Uyet, (2010), Pengaruh Service Quality Price Dan Lokasi Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Super Shop & Drive), UIN, Jakarta.
Tjiptono Fandy, (2005), Pemasaran Jasa, Cetakan pertama, Penerbit : Bayumedia Publishing,
Malang.
Tjiptono Fandy, (2006), Strategi Pemasaran Edisi 2, Andi Yogyakarta.
Tjiptono Fandy, (2008). Service management, Yogyakarta : Andi.
Tjiptono Fandy & Chandra Gregorius, (2010), Servcie, Quality Dan Satisfaction, Andi,
Yogyakarta.
Winardi, (2001), Azas-Azas Manajemen, Penerbit; Tarsito, Bandung.
Yoshida, (2006), Strategies And Tactic To Win The Competition In Business, Elex Media
Kompotido : Jakarta.
Yudha Kartika, (2011), Jurnal : “Strategi Promosi Paket Wisata Pada PT. Bali Jaya Tour And
Travel Denpasar Bali”. STIMI, Denpasar.
Zeithaml,V.A, Bitner, M.J. & Gremler, D.D. (2009). Services Marketing : Integrating
Customer Focus Across The Firm, 5th ed. New York : Mc Graw Hill.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Download