Teori Pembelajaran Abdulkadir R Teori Pembelajaran • merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam usaha mencapai tujuan belajar. • dibicarakan tentang prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis di dalam pembelajaran, dan bagaimana menangani situasi praktis yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan utamanya : Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Kemampuan yang merupakan hasil belajar dapat dikategorikan bersifat praktis dan teoretis. Kejadian-kejadian dalam pembelajaran yang mempenga-ruhi proses belajar dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang diharapkan. Teori pembelajaran merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan yang memberikan preskripsi untuk mengatur situasi atau lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat membantu siswa mencapai tujuan belajarnya dengan mudah. Teori-teori pembelajaran ini memberikan arahan dalam pemilihan metode pembelajaran. Teori-teori psikologi dan teori belajar merupakan dasar pengembangan teori pembelajaran. Apakah kegiatan ini termasuk belajar? • • • Pada awalnya, Siti tidak dapat berbahasa Inggris sekarang mahir berbahasa Inggris. Bayi yang tadinya tidak dapat duduk sekarang dapat duduk Doni secara kebetulan dapat memperbaiki HP tetapi ketika harus mengerjakan hal yang sama dalam waktu yang berbeda menemui kesulitan. Pembelajaran Proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran menurut Sudjana (2000: 6) UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, Bab I: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar UU GURU dan DOSEN (No. 14/2005) UU sebagai produk proses politik yang berawal dari idealisme untuk menjawab berbagai kepentingan, kompromi dan proyektif ke masa depan Guru dan dosen sebagai profesi UU 14 tahun 2005 Dosen didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan tinggi. Pembelajaran dan Pendidikan • Pembelajaran sebagai bagian pendidikan • Education is an activity undertaken or initiated by one or more agents that is designed to effect changes in the knowledge, skill, and attitudes of individuals, groups, or communities. The terms education emphasizes the educator, the agent of change who presents stimuli and reinforcement for learning and designs activities to induce change. The term learning, in contrast, emphasizes the person in whom the change occurs or is expected to occur. Learning is the act or process by which behavioral change, knowledge, skill, and attitudes are acquired. Brainstorming • Setiap peserta menuliskan satu kompetensi dan satu karakteristik Dosen yang profesional pada selembar kertas • Kertas yang telah ditulisi dikumpulkan • Fasilitator membacakan beberapa ide dari peserta • Peserta mengemukakan pendapat terhadap ide yang dibacakan EMPAT JENIS KOMPETENSI Pedagogis Kepribadian Profesional Sosial Pemahaman peserta didik (PD), perancangan, pelaksanaa, & evalua Pembelajaraan, pengemb.PD (1) Aspek potensi peserta didik (2) teori belajar & pembelajaran, strategi, kompetensi & isi, dan merancang pembelj;(3) menata latar & melaksanakan; (4) asesmen proses dan hasil; dan (5) pengemb akademik & nonakademik Mantap & Stabil, Dewasa, Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia (1) Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dgn norma; (2) mandiri & etos kerja; (3) berpengaruh positif & disegani; (4) norma religius & diteladani; (4) jujur; Menguasai keilmuan bidang studi; dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi (1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari; dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap bidang studi Komunikasi & bergaul dgn peserta didik, kolega, dan masyarakat Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong, menjadi panutan, komunikatif, kooperatif Tujuan pendidikan 1. Tujuan Pendidikan Nasional 2. Tujuan Lembaga pendidikan / Institusional 3. Tujuan kurikuler 4. Tujuan Instruksional Tujuan Pendidikan Nasional Arah Pencapaian Tujuan Tujuan Institusional Arah Penjabaran Tujuan Tujuan Kurikuler Tujuan Pembelajaran KERANGKA PEMBELAJARAN CIRI-CIRI BELAJAR • • • Aktifitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri seseorang baik secara aktual dan potensial. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan yang baru dan ditempuh dalam jangka waktu yang lama. Perubahan terjadi karena ada usaha dari dalam diri setiap individu. HAKIKAT BELAJAR • Gagne (1977): Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). • Sunaryo (1989:1): Belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan. HAKIKAT PEMBELAJARAN • Pembelajaran: suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran sebagai sistem • Pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Pembelajaran sebagai proses Pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan dosen dalam rangka membuat mahasiswa belajar, meliputi: • Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, laboratorium, dan alat evaluasi, buku atau media cetak lainnya. • Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi, dan sikapnya terhadap siswa; • Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar. IQ BAKAT KHUSUS MOTIVASI MINAT KEMATANGAN SIKAP/KEBIASAAN METODE KURIKULUM GURU BAHAN AJAR INSTRUKSIONAL INTERNAL EKSTERNAL PBM INPUT OUTPUT EKSTERNAL LINGKUNGAN FISIK SOSIAL KULTUR KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTORIK • • • • • • • • • • Guru/Dosen Siswa Tujuan Bahan Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Metode Alat Sumber Pembelajaran Evaluasi Situasi atau Lingkungan What To teach How To teach CONCEPT SELECTION ACTIVITIES SELECTION Knowledge Skill Attitude Strategis Interaction Evaluation Organizational Of Learning & Teaching Organisasi Pembelajaran Keterkaitan Belajar dan Pembelajaran ENVIRONMENTAL INPUT RAW INPUT TEACHING LEARNING PROCESS INSTRUMENTAL INPUT OUTPUT FAKTOR PENDUKUNG PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN LINGKUNGAN LUAR INSTRUMEN FAKTOR BELAJAR SISWA FISIOLOGIS DALAM PSIKOLOGI ALAM SOSIAL BUDAYA KURIKULUM PROGRAM SARANA DOSEN FISOLOGIS UMUM PANCA INDERA MINAT KECERDASAN MINAT MOTIVASI KOGNITIF TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Kognitif Teori Belajar Konstruktivistik Teori Belajar Social Learning Teori Belajar Humanistik Teori Pembelajaran 5 Kelompok Utama Behaviorisme Kognitivism e Pavlov Gagne Thorndike Bruner Skinner Ausubel Konstruktivistik Piaget Vygotsky Social Learning Bandura. Humanis Rogers Teori Belajar BEHAVIORISME Stimulus Stimulus Stimulus Respon Black box Hadiah Hukuman TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK • Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. • Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. • Stimulans adalah lingkungan belajar anak yang menjadi penyebab belajar. • Respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. • Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). Beberapa Percobaan Behavioristik • Thorndike- Kucing dalam sangkar • Pavlov – Anjing dan lonceng • Skinner – Tikus dengan penguatan Teori belajar Behavoristik • Belajar pada hakikatnya pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan stimulus dengan respon (S-R) TEORI BELAJAR BEHAVIORISME • • Belajar adalah perubahan tingkah laku Proses belajar mengajar : Penguatan (+) Stimulus Proses Respons Penguatan (-) • • Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa positive bisa negative Yang terpenting adalah masukan berupa stimulus dan keluaran berupa respons (karena dapat diamati) 33 Teori Belajar Kognitivisme • Belajar bukan sekedar melibatkan hubungan S-R, belajar merupakan proses melibatkan pemikiran yang sangat kompleks. Belajar merupakan proses pengembangan insight Teori Belajar KOGNITIVISME Stimulus Stimulus PROSES Stimulus Respon Teori Belajar Kognitif • belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. • Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. • Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Prinsip Belajar • belajar aktif akan menghindarkan siswa dari kebosanan • belajar lewat interaksi sosial,manusia • belajar lewat pengalaman sendiri,pada pembelajaran ini proses mencari ilmu dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa merasa tidak terpaksa untuk belajar Alur Pemrosesan Informasi Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Deklaratif META KOGNISI L I N G K U N G A N PERHATIAN PERSEPSI MEMORI JANGKA PANJANG HARAPAN RESPON MEMORI JANGKA JIKA, MAKA PANJANG MEMORI JANGKA Pengulangan PENDEK Pengkodean REGISTER SENSORI Pelacakan Jaringan Proposisi hilang Hilang (lupa) Lupa (kadang hilang) Perbedaan Behavioristik dan Kognitif Behavioristik Kognitif Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian2 Mementingkan apa yang ada dalam diri Mementingkan fungsi kognitif Hasil belajar terbentuk secara mekanis Terjadi keseimbangan dalam diri Mementingkan pembentukan Mementingkan terbentuknya kebiasaan struktur kognitif Memecahkan masalah dengan Didasarkan pada insight trial and error Teori Belajar KONSTRUKTIVISME AKTIF MEMBANGUN SENDIRI Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan: 1. Apa itu pengetahuan 2. Bagaimana orang membangun pengetahuan. PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP PROSES BELAJAR • Belajar berarti membentuk makna • Konstruksi arti merupakan proses terus menerus • Belajar bukan mengumpulkan fakta, tetapi proses pengembangan pemikiran membentuk pengertian baru • Proses belajar terjadi saat skema seseorang dalam kesenjangan (desequilibrium) • Hasil belajar dipengaruhi pengalaman dunia fisik dan lingkungan • Hasil belajar tergantung pada apa yang telah diketahui sebelumnya PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP MAHASISWA • Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif mahasiswa menemukan sesuatu dan membangun sendiri pengetahuannya • Setiap mahasiswa mempunyai cara sendiri untuk mengkonstruksikan pengetahuannya, yang kadang sangat berbeda dengan temantemannya • Mahasiswa mencoba bermacam cara belajar yang cocok (dosen perlu menciptakan bermacam situasi dan metode yang dapat membantu mahasiswa belajar) • Mahasiswa belajar dalam kelompok belajar. PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP STRATEGI PEMBELAJARAN : • 1. 2. 3. 4. 5. Ciri Pembelajaran konstruktivisme : Orientasi, mengembangkan motivasi, mengadakan observasi Elisitasi, mengungkapkan ide secara jelas, mewujudkan hasil observasi Restrukturisasi Ide, klarifikasi ide, membangun ide baru,mengevaluasi ide baru Penggunaan ide dalam banyak situasi, aplikasi pada berbagai situasi Review, merevisi dan mengubah ide Pembelajaran Tradisional vs Konstruktivisme • Tradisional: • Konstruktivisme : 1. Ruang lingkup terpisah 2. Kurikulum secara tuntas 3. Berdasar buku teks 4. Mahasiswa sebagai wadah yang akan diisi 5. Dosen mengajar dan sebagai penyebar informasi 6. Mencari jawaban yang benar 7. Penilaian terpisah dari proses belajar 8. mahasiswa bekerja sendiri 1. utuh, ada keterkaitan 2. Lebih penting pertanyaan mahasiswa dan konstruksi jawaban 3. Beragam sumber 4. mahasiswa sebagai Pemikir 5 .Dosen interaktif, mediator dan fasilitator 6. Dosen mengikuti pola pikir mahasiswa 7. Penilaian integral mengenai hasil kerja mahasiswa 8. Lebih banyak belajar berkelompok STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME Belajar Aktif Belajar Mandiri Belajar Kooperatif dan Kolaboratif Generative Learning Model Pembelajaran Kognitif - Problem based Learning - Discovery learning - Cognitive Strategies BELAJAR AKTIF • Peran Dosen dan Mahasiswa : belajar mandiri • Mengapa Belajar Aktif • Bagaimana Cara Belajar Aktif Strategi : - Refleksi - Pertanyaan mahasiswa - Rangkuman - Pemetaan Kognitif Pengelolaan Kelas, beragam bukan saja ceramah Sumber Belajar, beraneka ragam di dalam dan luar kelas Peran Mahasiswa, perbedaan individu Umpan balik dan Penilaian hasil belajar mahasiswa Jenjang Keterampilan Belajar Aktif Effective habits of mind Berdaya Nalar Efektif Cooperation/ Collaboration Bekerjasama Effective Communication Berkomunikasi Efektif Information Processing Memproses Informasi Complex Thinking Berpikir Kompleks Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Mengajar 1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi. Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. 2. Dosen menjadi mediator dan fasilitator dengan fungsi : a. menyediakan pengalaman belajar b. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang c. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan selama poses siswa belajar. d. memberi umpan balik 3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan Dosen. a. Hendaknya tidak melihat siswa sebagai tidak tahu apa-apa. b. Perlu mengerti cara berpikir siswa. c. Perlu mengerti sifat kesalahan siswa. d. Perlu membiarkan siswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah. e. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman siswa f. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran. Beberapa Strategi Pembelajaran yang Konstruktivistik Secara singkat strategi pembelajaran yang konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Contoh : 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning) 2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 3. Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching & Learning = CTL) 4. Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) MENJADI DOSEN KONSTRUKTIVIS PF BEHAVIORISTIK PI PK KONSTRUKTIVISTIK TAKSONOMI KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) Kecakapan Analitik Kecakapan Berkomunikasi Kemampuan Disiplin Ilmu dalam bidangnya Kemampuan Bekerja Mandiri Kemampuan Teknologi Baru Kecakapan Sintesis Kemampuan Bekerja dalam Tim Kecakapan Menghargai Keragaman Bijak dalam Menyelesaikan Masalah Soft Skills Hard Skills Teori Pembelajaran Social Learning • Tiga unsur utama Individu (Motivasi intrinsik) Milieu (Rangsangan lingkungan) Tingkah Laku IxPxT Teori Pembelajaran Social Learning • Teori Pemodelan : Bandura Tingkah laku kanak-kanak adalah dipelajari melalui peniruan atau pemodelan. Orang diperhatikan sebagai model. Proses pembelajaran melalui memperhatikan tingkah laku model sebagai permodelan (modelling). Teori Pembelajaran Social Learning • Teori Pemodelan : Bandura – 4 unsur utama Perhatian (attention) Mengingat (retention) Reproduksi (reproduction) Penguatan/Motivasi (reinforcement/motivation) Proses Pembelajaran Pemerhatian/Pemodelan Proses 1 Perhatian Proses 2 Mengingat Proses 3 Reproduksi Proses Pembelajaran Pemerhatian/Pemodelan Proses 4 Penguatan/Motivasi Jenis-Jenis Peniruan 1. Langsung • Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian. • Cth: meniru gaya penyanyi terkenal 2. Tak Langsung • Melalui imaginasi secara tidak langsung. • Cth: meniru watak yang dibaca dalam buku., memerhati kan cara seorang guru mengajar 3. Gabungan • menggabung tingkah laku yang berlainan. •Peniruan langsung dan tidak langsung. •Cth : siswa meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarna dari buku yang dibacanya. 4. Penyaringan • Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja. • Meniru pakaian di tv, tapi tak boleh pakai di sekolah. 4.5.Tak Sekat Tanpa Laluan Penyaringan • Tingkah laku yang ditiru sesuai untuk segala situasi • Cth: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya. Implikasi Teori Pemodelan Bandura • Penyampaian dosen sebaiknya cukup menarik bagi siswa. • Demontrasi dosen secara singkat dan jelas agar mudah ditirukan siswa • Dosen dapat menggunakan rekan sebaya sebagai model Kelompok Humanis • Fitrah manusia – mulia dan baik • Individu akan tumbuh dengan baik pada lingkungan yang baik. • Sekolah harus mengutamakan pendidikan afektif berdasarkan ilmu pengetahuan. • Pembelajaran manusia bergantung pada emosi dan perasaannya. Humanistik • Abraham Maslow • Mazhab ketiga dalam perkembangan psikologi ini, lahir sebagai reaksi atas teori-teori Behaviorisme (kental dengan sifat behavioristik, asosianistik dan eksperimental) dan Psikoanalisis (depth psychology dengan sifat klinis-pesimistik). • Suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih bermanfaat, bermakna dan dapat diterapkan bagi kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak bagi pengembangannya. Kelompok Humanis • Setiap individu adalah berbeda, dan mempunyai cara belajar yang berbeda. • Strategi pembelajaran hendaklah mengikuti perkembangan emosi siswa. • Ahli Humanis: Carl Rogers dan Maslow. • Dosen hendaklah menjaga dan memberi bimbingan supaya potensi mereka dapat dikembangkan. Aktualisasi Diri Harga Diri 1. Menghargai diri sendiri 2. Dihargai oleh orang lain Belongingness and love needs Keinginan untuk dimiliki dan dicintai mencintai Kebutuhan akan Rasa Aman keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari takut dan cemas. Kebutuhan Fisiologis bersifat homeostatis (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) Makan, Minum, Humanistik • Teori belajar humanistik bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Hal ini menjadikan teori belajar humanistik bersifat sangat elektif. • Banyak tokoh penganut aliran humansitik, diantaranya adalah Habermas dengan “tiga macam tipe belajar” Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “taksonomi bloom.” Teori Maslow • pentingnya kesadaran akan perbedaan individu, dengan memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Menggali dan menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu akan sampai pada penemuan diri. • Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses untuk sampai pada aktualisasi diri (learning how to be). • Belajar adalah mengerti dan memahami siapa diri kita, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki, gaya apa yang anda miliki, apa langkah-langkah yang anda ambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa yang kita miliki dan yakini, kearah mana perkembangan kita akan menuju. • Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana anda berbeda dengan yang lain (individual differences), dan di sisi lain adalah memahami bagaimana anda menjadi manusia sama seperti manusia yang lain (persamaan dalam specieshood or humanness). Teori Belajar Humanistik Menurut Habermas, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Menurutnya ada 3 tipe belajar : • Belajar Teknis (technical learning) bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan sekitarnya dengan baik. • Belajar Praktis (practical learning) bagaimana seseorang dapat berinterkasi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang disekelilingnya dengan baik. Kegiatan belajar lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antara sesama manusia. Pemahaman dan keterampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan manusia pada umumnya. Interaksi yang benar antara individu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya dengan kepentingan manusia. • Belajar Emansipatoris (emancipatory learning) menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut. Pemahaman dan kesadaran terhadap transformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap belajar yang paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang paling tinggi. Alhamdulillah, Wassalamu’alaikum wr. wb.