1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Dirgantara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT Dirgantara Indonesia memproduksi berbagai komponen pesawat terbang dan
helikopter, senjata, serta menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service)
untuk mesin-mesin pesawat. PT Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk
industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic,
Fokker dan lain sebagainya. Salah satu unit usahanya adalah Satuan Usaha Aerostructure.
Unit ini merupakan unit usaha yang memproduksi komponen-komponen pesawat terbang
yang akan dirakit oleh industri pesawat terbang lainnya sebagai customer.
Agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang baik, diperlukan
perangkat pendukung produksi yang terdiri dari mesin yang lengkap dengan sumber daya
manusia, metode, dan utilitasnya. Mesin merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kualitas produk.
Dalam proses machining, semakin tinggi kompleksitas proses machining maka mesin
yang digunakan akan semakin sering mengalami kerusakan. Oleh karena itu, pemeliharaan
mesin merupakan faktor yang sangat penting untuk mengurangi terjadinya kerusakan yang
akan mengakibatkan besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat
kerusakan mesin tersebut.
PT Dirgantara Indonesia mempunyai mesin yang memproduksi komponen-komponen
pesawat terbang yang dipesan dari perusahaan pesawat terbang negara lain. Mesin tersebut
salah satunya adalah mesin CINCINNATI MILACRON Double Gantry Tipe-F, seperti pada
gambar 1.1.
1
Gambar 1.1 Mesin CINCINNATI MILACRON Double Gantry Tipe-F
Mesin CINCINNATI MILACRON Double Gantry tipe-F memiliki total frekuensi kerusakan
mesin tertinggi selama selang tahun 2009-2011. Kerugian yang ditimbulkan apabila
mesin
mengalami kerusakan untuk tipe-F sebesar Rp 1.797.700,60 per jam diuar pembayaran teknisi.
Berikut disajikan total frekuensi kerusakan komponen-komponen di dalam mesin CINCINNATI
MILACRON Double Gantry tipe-F.
80
FREKUENSI
80
60
40
20
18
16
4
1
1
29
22
11
1
5
0
KOMPONEN-SISTEM
Sumber : Departement Facility Maintenance Aerostructure
Gambar 1.2
Diagram Total Frekuensi Kerusakan Mesin CINCINNATI MILACRON Double Gantry
selama tahun 2009-2011
2
Berdasarkan Gambar 1.2, total frekuensi kerusakan pada sistem Axis selang tahun 20092011 memilki tingkat kerusakan tertinggi. Untuk menjaga agar tingkat keandalan mesin tetap stabil,
diperlukan perawatan secara rutin. Penelitian ini memfokuskan pada sistem terpenting dengan
frekuensi kerusakan tertinggi sistem Axis untuk mesin CINCINNATI MILACRON Double Gantry tipe-F.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dapat di identifikasi masalah dari penelitian ini
adalah,
1.
Bagaimana model kerusakan sistem Axis mesin CINCINNATI MILACRON
Double Gantry tipe-F.
2. Berapa lama interval waktu perawatan optimum sistem Axis mesin CINCINNATI
MILACRON Double Gantry tipe-F.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menentukan model kerusakan sistem Axis mesin
CINCINNATI MILACRON Double Gantry tipe-F sehingga didapatkan interval waktu
perawatan optimum mesin tersebut.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan baik bagi perusahaan maupun bagi peneliti.
1. Bagi Perusahaan
Dengan diperolehnya model dan interval waktu perawatan optimum pada sistem Axis
mesin CINCINNATI MILACRON Double Gantry, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan, yaitu memiliki jadwal perawatan yang optimum, sehingga
mesin tetap terpelihara dengan baik.
3
2
Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan wawasan penerapan ilmu statistika, khususnya
analisis reliabilitas dalam menentukan model perawatan optimum sebuah komponen
atau sistem dari suatu mesin.
4
Download