BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Ekonomi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan
mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan..
Hubungan yang dipelajari adalah hubungan secara kausal dan fungsional
antara variable – variable yang agregatif. Adapun variable – variable yang
dimaksud adalah :
a. Tingkat pendapatan nasional.
b. Konsumsi Rumah Tangga.
c. Investasi nasional (swasta/pemerintah).
d. Tingkat tabungan.
e. Belanja Pemerintah.
f. Tingkat Harga – harga umum.
g. Jumlah uang yang beredar (Inflasi).
h. Tingkat bunga.
i. Kesempatan Kerja.
j. APBN.
k. Neraca Pembayaran (Eksport dam Import).
Secara umum ilmu ekonomi (makro dan mikro) dipengaruhi oleh
berkembangnya dua mashab yang berasal dari pemikir – pemikir ekonomi,
yaitu :
a. Mashab Klasik yang dipelopoeri oleh Adam Smith dan David Ricardo;
lewat buku karangan Adam Smith pada tahun 1776 yang berjudul
“An Inquary into the Nature amd Cause ot the Word of the Nstions” yang
terkadang disingkat “The Wealth of Nations”. Pada intinya buku ini
berisikan tentang bagaimana mengelola perkonomian suatu negara dengan
cara bersaing bebas tanpa ada campur tangan pemerintah, pembagian
kerja, dam bagaimana mengalokasikan sumber daya secara efisein.
b. Mashab Keynes (terkadang disebut dengan Keynesian) untuk pemikiran
ini dikembangkan dari pemikiran Jhon Maynard Keynes dengan buku
yang diterbitkan 1936 dengan judul “General Theory of Employment,
Interest and Money” yang berisikan tentang dua hal yaitu :
♥
Kritik terhadap pandangan dan teori dari kaum klasik mengenai faktor –
faktor yang menentukan perekonomian suatu negara.
♥
Sumbangan pemikiran berupa analisis teoritis mengenai faktor utama
yang menentukan prestasi kegiatan perekonomian suatu negara.
Mashab Klasik terkenal dengan pemikiran tentang “Laizes Faire, Laizes
Fases” (Persaingan bebas), invesibel demand, (Tangan tak kentara), dan
“Supply creates its own demand” (penawaran menciptakan permintaannya
sendiri).
Mashab Keynes terkenal dengan teori Agregat, likuiditas preferensial.
1.2. Masalah – Masalah Ekonomi Makro.
Secara umum masalah dalam ekonomi makro terbagi menjadi dua yaitu
maslah jangka pendek (atau masalah stabilisasi) dan masalah jangka panjang
(maslaah pertumbuhan). Yang lebih terinci menjadi lima masalah pokok
adalah :
♥
Inflasi adalah naiknya harga – harga komoditi secara umum yang
disebabkan oleh tidak sinkronnya program pengadaaan komoditi
(produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan sebagai) dengan tingkat
pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat.
♥
Pengangguran suatu permasalahan yang terjadi pada setiap negara
terutama negara – negara yang sedang berkembang. Yangh dimaksudkan
adalah bagaimana setiap lowongan pekerjaan tersebut dapat terisi oleh
pencari kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian dan kebutuhan kerja
tersebut.
♥
Neraca Pembayaran Yang Timpang adanya kesenjangan antara jumlah
perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk impor. Jika kondisi
volume impor lebh besar (defisit) mengakibatkan devisa menurun
sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika Kondisi volume ekspor
lebih besar (surplus) mengkibatkan nilai uang menguat terhadap luar
negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif
turun). Untuk itu maka Neraca Pembayaran harus terkondisi seimbang
dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang
dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.
♥
Pertumbuhan penduduk yang tinggi, Sesuai dengan teori yang pernah
disampaikan oleh Maltus bahwa bumi tidak bertambah meskipun jumlah
penduduk bertambah yang diikuti dengan produktifitas yang tinggi maka
pendapatan penduduk juga tinggi, maka pertumbuhan ekonomi juga akan
tinggi, tapi logika dimana bumi tidak bertambah maka upaya untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk adalah menjadi masalah dunia.
♥
Peningkatan Kapasitas Produksi, bagaimana mengupayakan tingkat
investasi masyarakat meningkat namun juga diiringi dengan tingkat
konsumsi masyarakat juga naik, karena untuk dapat membiayai
peningkatan kapasitas produksi dari tabungan masyarakat padahal jik
masyarakat cenderung menabung maka konsumsi masyarakat akan
menurun.
1.3. Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro.
Kebijakan erkonomi makro yang ditetapkan oleh setiap negara secara
bersama – sama oleh swasta dengan pemerintah untuk mengatasi masalah –
masalah yang timbul dan mungkin akan timbul pada kegiatan perekonomian,
tujuan tersebut antara lain :
1.
Tingkat Kesempatan Kerja yang tinggi.
Pada setiap negara yang menjadi satu masalah dalam perekonomian
adalah pengangguran, dan hal ini merupakan suatu masalah yang
komplek karena akan berpengaruh pada yang lain (sosial, politik dan
budaya), dan negara tidak akan bisa menghapuskan atau menghilangkan
adanya pengangguran yang dapat dilakukan adalah mengurangi tingkat
pengangguran hingga pada titik full employement dalam pengertian setiap
lapangan pekerjaan yang disediakan baik swasta maupun pemerintah
dapat terpenuhi oleh pencari kerja.
2.
Kapasitas Produksi nasional yang tinggi.
Peningkatan Produksi bagi setiap negara merupakan satu keharusan
apalagi bagi negara berkembang. Sedangkan peningkatan produksi
sangat erat kaitannya dengan investasi dan tabungan, Dengan demikian
untuk meningkatkan kapasitas produksi maka perlu peningkatan
pendapatan masyarakat dengan meningkatkan peroduktifitas masyarakat
dan pengembangan tekonologi.
3.
Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan perkapitan suatu negara adalah perbandingan antara
pendapatan nasional dengan jumlah penduduk, untuk mengetahui tinggi
rendahnya pendapatan nasional tersebut harus dibandingkan dengan
pendapatan nasional negara lain. Pendapatan nasional yang tinggi yang
diringi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukanlah
tingkat pendapatan nasional secara relatif namun bagaimana pendapatan
perkapitanya hal ini akan berarti bahwa tingginya pendapatan nasional
(dihitung dari pendapatan perkapita), mencerminkan tingginya jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan dam ini akan mengindikasikan bahwa
tingkat kemakmuran masyarakat terjadi, jadi tingkat pertambahan jumlah
penduduk yang diiringi dengan meningkatnya pendapatan perkapita
maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonominya baik. Yang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Gr
PN n − PN n −1
x100%
PN n −1
Dimana : Gr
PNn
= tingkat pertumbuhan ekonomi
= pendapatan nasional tahun ke- n
PNn-1 = pendapatan nasional tahun lalu.
Contoh :
Negara A pada tahun 1996 memiliki penduduk 1.000 jiwa dengan
pendapatan nasional US$ 5 juta dan pada tahun 1997 sebesar US$ 5,5
juta dan B diketahui jumlah pendudukan sebesar 10.000 jiwa dengan
tingkat pendapatan pada tahun 1996 adalah US$ 8 juta dan tahun 1997
adalah US$ 8,7 juta.
Maka dengan rumus tersebut diatas pertumbuhan ekonomi pada tahun
1997 dapat diketahui sebagai berikut :
GrA =
PN n − PN n −1
x100%
PN n −1
GrB =
PN n − PN n −1
x100%
PN n −1
=
GrA =
5,5 − 5
x100% = 10%
5
GrB =
8,7 − 8
x100% = 87,5%
8
=
dari perhitungan diatas secara relatif bahwa negara B pendapatannya
lebih baik, namun pertumbuhan ekonomi negara A lebih baik dari pada
negara B.
4.
Keadaan perekonomian yang stabil.
Kestabilan yang diharapkan stabil
Pendapatan/harga/pengangguran
dalam tiga hal yaitu pendapatan,
Y
kesempatan kerja dan tingkat harga
barang -–barang. Dalam pengertian
B
bahwa perekonomian yang stabil
tidak dalam arti perekonomian yang
selalu mengalami booming secara
terus
menerus
(tidak
X
A
terjadi
penurunan dan kenaikan), melainkan
Periode (tahun)
suatu kondisi yang fluktuatif variable ekonominya, terutama harga –
harga komoditi secara umum dan tingkat pendapatan, bergerak berubah
dalam kondisi yang wajar seperti dalam gambar diatas.
5.
Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang.
6.
Distribusi pendapatan yang merata.
Download