Teori Ekonomi Makro I Definisi Inflasi Inflasi: 1. Permintaan agregat Pengaruh kebijakan moneter b) Pengaruh kebijakan fiskal a) 2. 3. 4. Penawaran agregat Inflasi dan keseimbangan ekonomi Inflasi tekanan permintaan (demand pull inflation) 5. Inflasi biaya produksi (cost push inflation) 6. Stagflasi 1. Permintaan agregat a) b) Pengaruh kebijakan moneter: kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur jub. Pengaruh kebijakan fiskal: kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur anggaran pemerintah (penerimaan dan pengeluaran) 2. Penawaran agregat a. b. Kebijakan moneter Kebijakan kontraktif menurunkan kredit ekspansif meningkatkan kredit Kebijakan fiskal Kebijakan ekspansif meningkatkan pajak Kebijakan kontraktif menurunkan pajak Keseimbangan ekonomi pada titik E, pada saat kurva AD berpotongan dengan AS. Pada tingkat output (PDB) adalah Y0, tingkat harga umum adalah P0. Terjadinya inflasi jika tingkat harga umum dlm keseimbangan baru menjadi lebih tinggi (mis P1 > P0). Ada tiga kemungkinan keseimbangan yaitu A, B dan C. Titik A inflasi disertai penurunan output resesi. Titik B inflasi disertai kemadekan output (pertumbuhan ekonomi 0%) stagflasi. Titik C inflasi disertai pertumbuhan ekonomi ekspansi. 4. Inflasi tekanan permintaan (demand pull inflation) Tekanan permintaan digambarkan dengan begesernya kurva AD0 ke AD1. tekanan permintaan menyebabkan output perekonomian bertambah, tp disertai inflasi makin tingginya tingkat harga umum. Terjadi pertambahan penawaran agregat tp jumlahnya lebih kecil dibandingkan permintaan agregat. Terjadi karena kenaikan biaya produksi penawaran agregat ↓ ditunjukkan dengan bergesernya kurva AS0 ke AS1. Biaya produksi ↑ disebabkan karena harga input pokok. Misalnya kenaikan UMR dan BBM akan menyebabkan biaya produksi barang output sektor industri menjadi lebih mahal dan mengurangi penawaran agregat. Jika yang berkurang adalah penawaran agregat, inflasi akan disertai kontraksi ekonomi shg jumlah output menjadu lebih kecil (Y1 < Y0) Kombinasi stagnasi dan inflasi. Stagnasi: kondisi dimana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 0% per tahun. Jumlah ouput relatif tidak bertambah, tp disetai inflasi. Stagflasi akan terjadi jika permintaan agregat bertambah, sedangkan penawaran agregat berkurang. 1. 2. 3. 4. IHK Indeks harga perdagangan besar Indeks harga implisit (GDP deflator) Indeks harga implisit 1. 2. 3. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat Makin buruknya distribusi pendapatan Terganggunya stabilitas ekonomi Klasifikasi pengangguran: 1. Pendekatan angkatan kerja 2. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja Pengangguran bekerja adalah angkatan kerja yang tidak Ada 3 kelompok: 1. Menganggur (unemployed): tidak bekerja/ sedang mencari pekerjaan 2. Setengah menganggur (underemployed): jam kerja < 35 jam/minggu 3. Bekerja penuh (employed) jam kerja mencapai 35 jam/minggu 1. 2. 3. Pengangguran friksional (frictional unemployment) Pengangguran struktural (structural unemployment) Pengangguran musiman (seasonal unemployment) Biaya sosial pengangguran: 1. Terganggunya stabilitas perekonomian a. b. 2. Melemahnya permintaan agregat Melemahnya penawaran agregat Terganggunya stabilitas sosil politik Hubungan antara tingkat upah dengan pengangguran Gambar 9.10a: menunjukkan apa yg terjadi jika perekonomian terus tumbuh. Karena penawaran agregat tidak bisa tumbuh lebih cepat daripada permintaan agregat, maka pertumbuhan ekonomi jangka pendek diikuti oleh inflasi. Titik keseimbangan A, B dan C menunjukkan bahwa output menjadi lebih besar (Y2 > Y1 > Y0), tetapi harga umum jg lebih tinggi (P2 > P1 > P0). Jika dianggap ada hubungan tetap antara kesempatan kerja (N) dengan tingkat output (y), misalnya N = Y dimana > 0, maka pertambahan output akan menambah kesempatan kerja (N2 > N1 > N0). Karena jumlah tenaga kerja dianggap tetap, maka penambahan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran (U), sehingga U2 < U1 < U0. Untuk menderivasi kurva Philips yang dilihat adlah hubungan antara P dan U. jika P↑→ U↓ (hasil pada kurva 9.10b) Kurva Philips pada gambar 9.10b diturunkan berdasarkan analisis jangka pendek. Menurut kaum Klasik kelemahan Keynesian adalah dimensi waktu yang berjangka pendek. Dalam jangka panjang perekonomian berada dalam keadaan kesempatan kerja penuh. Bentuk kurva S tegak lurus peningkatan permintaan agregat hanya menyebabkan inflasi (P2 > P1 > P0). Sementara output tidak bertambah