Bab 3. Inflasi - WordPress.com

advertisement
Teori Ekonomi Makro I


Definisi Inflasi
Inflasi:
1.
Permintaan agregat
Pengaruh kebijakan moneter
b) Pengaruh kebijakan fiskal
a)
2.
3.
4.
Penawaran agregat
Inflasi dan keseimbangan ekonomi
Inflasi tekanan permintaan (demand
pull inflation)
5. Inflasi biaya produksi (cost push
inflation)
6. Stagflasi
1. Permintaan agregat
a)
b)
Pengaruh kebijakan moneter: kebijakan ekonomi
yang bertujuan untuk mengarahkan ekonomi
makro ke kondisi yang diinginkan dengan
mengatur jub.
Pengaruh kebijakan fiskal: kebijakan ekonomi
yang bertujuan untuk mengarahkan ekonomi
makro ke kondisi yang diinginkan dengan
mengatur anggaran pemerintah (penerimaan dan
pengeluaran)
2. Penawaran agregat
a.
b.
Kebijakan moneter
Kebijakan kontraktif  menurunkan kredit
ekspansif  meningkatkan kredit
Kebijakan fiskal
Kebijakan ekspansif  meningkatkan pajak
Kebijakan kontraktif  menurunkan pajak
 Keseimbangan
ekonomi pada titik E, pada saat
kurva AD berpotongan dengan AS. Pada tingkat
output (PDB) adalah Y0, tingkat harga umum adalah
P0. Terjadinya inflasi jika tingkat harga umum dlm
keseimbangan baru menjadi lebih tinggi (mis P1 >
P0). Ada tiga kemungkinan keseimbangan yaitu A, B
dan C.
 Titik
A inflasi disertai penurunan output  resesi.
 Titik B inflasi disertai kemadekan output
(pertumbuhan ekonomi 0%)  stagflasi.
 Titik C inflasi disertai pertumbuhan ekonomi 
ekspansi.
4. Inflasi tekanan permintaan (demand
pull inflation)
 Tekanan
permintaan digambarkan dengan
begesernya kurva AD0 ke AD1. tekanan
permintaan menyebabkan output
perekonomian bertambah, tp disertai inflasi
 makin tingginya tingkat harga umum.
 Terjadi pertambahan penawaran agregat tp
jumlahnya lebih kecil dibandingkan
permintaan agregat.
 Terjadi
karena kenaikan biaya produksi 
penawaran agregat ↓ ditunjukkan dengan
bergesernya kurva AS0 ke AS1.
 Biaya produksi ↑ disebabkan karena harga input
pokok. Misalnya kenaikan UMR dan BBM akan
menyebabkan biaya produksi barang output sektor
industri menjadi lebih mahal dan mengurangi
penawaran agregat.
 Jika
yang berkurang adalah penawaran agregat,
inflasi akan disertai kontraksi ekonomi shg jumlah
output menjadu lebih kecil (Y1 < Y0)
 Kombinasi
stagnasi dan inflasi.
 Stagnasi: kondisi dimana tingkat pertumbuhan
ekonomi sekitar 0% per tahun.
 Jumlah ouput relatif tidak bertambah, tp disetai
inflasi.
 Stagflasi akan terjadi jika permintaan agregat
bertambah, sedangkan penawaran agregat
berkurang.
1.
2.
3.
4.
IHK
Indeks harga perdagangan besar
Indeks harga implisit (GDP deflator)
Indeks harga implisit
1.
2.
3.
Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
Makin buruknya distribusi pendapatan
Terganggunya stabilitas ekonomi
Klasifikasi pengangguran:
1. Pendekatan angkatan kerja
2. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
 Pengangguran
bekerja
adalah angkatan kerja yang tidak
Ada 3 kelompok:
1. Menganggur (unemployed): tidak bekerja/ sedang
mencari pekerjaan
2. Setengah menganggur (underemployed): jam
kerja < 35 jam/minggu
3. Bekerja penuh (employed) jam kerja mencapai 35
jam/minggu
1.
2.
3.
Pengangguran friksional (frictional
unemployment)
Pengangguran struktural (structural
unemployment)
Pengangguran musiman (seasonal unemployment)
Biaya sosial pengangguran:
1. Terganggunya stabilitas perekonomian
a.
b.
2.
Melemahnya permintaan agregat
Melemahnya penawaran agregat
Terganggunya stabilitas sosil politik
 Hubungan
antara tingkat upah dengan
pengangguran
 Gambar
9.10a: menunjukkan apa yg terjadi jika
perekonomian terus tumbuh. Karena penawaran
agregat tidak bisa tumbuh lebih cepat daripada
permintaan agregat, maka pertumbuhan ekonomi
jangka pendek diikuti oleh inflasi.
 Titik keseimbangan A, B dan C menunjukkan bahwa
output menjadi lebih besar (Y2 > Y1 > Y0), tetapi
harga umum jg lebih tinggi (P2 > P1 > P0).
 Jika
dianggap ada hubungan tetap antara
kesempatan kerja (N) dengan tingkat output (y),
misalnya N = Y dimana  > 0, maka pertambahan
output akan menambah kesempatan kerja (N2 > N1 >
N0).
 Karena jumlah tenaga kerja dianggap tetap, maka
penambahan kesempatan kerja akan mengurangi
pengangguran (U), sehingga U2 < U1 < U0.
 Untuk
menderivasi kurva Philips yang dilihat adlah
hubungan antara P dan U. jika P↑→ U↓ (hasil pada
kurva 9.10b)
 Kurva Philips pada gambar 9.10b diturunkan
berdasarkan analisis jangka pendek.
 Menurut
kaum Klasik kelemahan Keynesian adalah
dimensi waktu yang berjangka pendek.
 Dalam jangka panjang perekonomian berada dalam
keadaan kesempatan kerja penuh.
 Bentuk kurva S tegak lurus  peningkatan
permintaan agregat hanya menyebabkan inflasi (P2
> P1 > P0). Sementara output tidak bertambah
Download