Pertemuan 3 PERAN BANK SENTRAL PADA PERBANKAN SYARIAH

advertisement
PERAN BANK SENTRAL PADA
PERBANKAN SYARIAH
Pertemuan 3
PERAN DAN FUNGSI BI
• MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN
KEBIJAKAN MONETER
• MENGATUR DAN MENJAGA KELANCARAN
SISTEM PEMBAYARAN
• MENGATUR DAN MENGAWASI BANK
Regulasi Bank Indonesia
untukPerbankan Syariah
di Indonesia
3
CAKUPAN REGULASI
• PENDIRIAN BANK UMUM SYARIAH
•PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
KELEMBAGAAN
•PEMBUKAAN KANTOR CABANG SYARIAH OLEH
BANK UMUM KONVENSIONAL
• PENILAIAN KUALITAS ASSET
•PEMBENTUKAN CADANGAN PENGHAPUSAN
PASAR KEUANGAN/
• GIRO WAJIB MINIMUM
MONETER
•KLIRING
•PASAR KEUANGAN ANTAR BANK SYARIAH
•FASILITAS PINJAMAN JANGKA PENDEK SYARIAH
4
10 Peraturan Bank Indonesia
1.
2.
3.
Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah
Bank Perkreditan Rakyat berdasarlan Prinsip Syariah
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum
Konvensional
4. Kualitas Aktiva Produktif Bank Syariah (KAP)
5. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bank Syariah
6. Giro Wajib Minimum (GWM)
7. Kliring
8. Pasar Uang Antar-bank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS)
9. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
10. Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah (FPJPS)
5
3. Perubahan Kegiatan Usaha Bank
Umum Konvensional Menjadi Bank
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
dan Pembukaan Kantor Bank
Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank
Umum Konvensional (PBI No.4/1/PBI/2002 tgl
27.3.02)
6
Perizinan Perubahan Kegiatan
Usaha/Konversi BUK menjadi BUS
 Permohonan diajukan direksi Bank kepada DGBI
 Rencana perubahan wajib dicantumkan dalam RT Bank
 Pemberian izin 2 tahap yaitu prinsip dan izin perubahan usaha
 Waktu transisi penyelesaian kegiatan konvensional maks. 360 hr
Maks 360 hari
Penyelesaian
kegiatan konvensional
Tgl.izin
perubahan
Full syariah
7
Perizinan Perubahan Kegiatan
Usaha/Konversi BUK menjadi BUS
(lanjutan)
 Perizinan :
 Izin Prinsip (disertai rancangan perubahan AD, data kepemilikan, daftar calon
anggota DK & DD, rencana susunan & struktur organisasi/personalia,
corporate plan, business plan)
 Izin perubahan kegiatan usaha (disertai perubahan AD, data kepemilikan dan
surat pernyataan pemegang saham, daftar calon anggota DPS)
 Bank yang telah mendapat izin perubahan kegiatan usaha:
 wajib melakukan kegiatan usaha syariah selambat-lambatnya 30 hari stlh tgl
izin dikeluarkan.
 wajib menyelesaikan seluruh hak & kewajiban debitur & kreditur dari kegiatan
konvensional selambat-lambatnya 360 hari stlh tanggal izin dikeluarkan.
 wajib mencantumkan secara jelas kata “syariah” sesudah kata “Bank” pada
penulisan namanya.
 dilarang melakukan kegiatan usaha secara konvensional.
8
4. Kualitas Aktiva Produktif bagi Bank
Syariah (PBI No.5/7/PBI/2003 tgl 19.5.00)
• Selama ini pengaturan KAP yang berlaku disusun untuk kebutuhan
bank konvensional yang berdasarkan pada sistem bunga sehingga
kurang sesuai diterapkan pada Bank Syariah
• Bentuk penanaman dana oleh Bank Syariah memiliki keunikan
tersendiri yang berbeda dengan bank konvensional (misalnya prinsip
bagi-hasil, jual beli, sewa, dan gadai).
9
Pokok-Pokok Pengaturan
• KAP bank Syariah dikelompokkan dalam bentuk: Pembiayaan,
Piutang, Qardh, Surat Berharga Syariah, Penempatan, penyertaan
modal, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, serta komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administrasi.
• Pengurus bank wajib melakukan penanaman dana dengan
berdasarkan kepada prinsip kehati-hatian.
• Pengurus bank wajib memantau dan mengambil langkah-langkah
antisipasi agar KAP senantiasa dalam keadaan lancar.
• Penanaman aktiva produktif Bank Syariah wajib didukung dengan
dokumen yang lengkap dan penilaian aktiva produktif wajib
dilakukan secara bulanan.
10
Pokok-Pokok Pengaturan
•
•
Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Pembiayaan, Piutang dan atau
Qardh dinilai berdasarkan kepada:
1. prospek usaha,
2. kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas nasabah, dan
3. kemampuan membayar.
Penilaian KAP berjumlah sampai dengan Rp.500 juta untuk individual
atau grup hanya berdasarkan atas penilaian kemampuan membayar.
11
Pokok-Pokok Pengaturan
•
•
Penilaian aktiva produktif diatas Rp.500 juta dinilai berdasarkan
aspek prospek usaha, kondisi keuangan, dan kemampuan
membayar.
Penggolongan kualitas aktiva produktif untuk daerah tertentu
yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Papua,
Kabupaten Sambas di Kalbar, Kabupaten Kota Waringin Timur di
Provinsi Kalteng, dan Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah yang
berjumlah sampai dengan Rp.1 miliar untuk nasabah individual
atau grup hanya didasarkan atas kemampuan membayar.
12
Penilaian Pembiayaan
(Mudharabah/ Musyarakah)
• Penilaian terhadap kualitas Pembiayaan yang dilakukan berdasarkan
kemampuan membayar mengacu pada ketepatan pembayaran
angsuran pokok dan atau pecapaian rasio antara Realisasi Pendapatan
(RP) dengan Proyeksi Pendapatan (PP).
Realisasi Pendapatan
X
Proyeksi Pendapatan
100%
• PP dihitung berdasarkan pada analisis kelayakan usaha dan arus kas
masuk nasabah selama jangka waktu Pembiayaan.
13
Penggolongan Kualitas Pembiayaan
(Mudharabah/Musyarakah) dari Kemampuan
Membayar
Kualitas
L
KL
Angsuran Pokok
Tepat waktu dan atau
RP terhadap PP
RP
PP
 90%
Tunggakan s.d.90 hari dan
atau
30% < RP <90%
PP
D
90 hr < Tunggakan  180 hr dan
atau
RP  30% s.d. 3 periode
PP
M
-Tunggakan > 180 hari
-Jatuh tempo dan belum lunas
dan atau
RP  30% lebih dari 3
periode
PP
14
Perubahan PP Mudharabah &
Musyarakah


Bank dapat mengubah Proyeksi Pendapatan berdasarkan kesepakatan dengan
nasabah karena adanya perubahan kondisi ekonomi makro, pasar dan politik yang
mempengaruhi usaha nasabah.
Bank wajib mencantumkan PP maupun perubahan PP dalam perjanjian pembiayaan
dan terdokumentasi dengan lengkap.
15
Pembayaran Pokok Mudharabah &
Musyarakah



Pembayaran pokok pembiayaan Mudharabah atau Musyarakah dapat diangsur selama
jangka waktu pembiayaan sesuai kesepakatan antara Bank dengan nasabah.
Pembayaran pokok pembiayaan Mudharabah atau Musyarakah dengan jangka waktu lebih
dari satu tahun wajib diangsur secara proporsional selama jangka waktu pembiayaan.
Yang dimaksud dengan proporsional adalah pembayaran angsuran sesuai dengan arus
kas masuk (net cash inflow) usaha nasabah.
16
Murabahah, Salam, Istishna & Qardh
•
•
Penilaian kualitas didasarkan kepada kemampuan membayar
angsuran sebagaimana diterapkan bank konvensional.
Penggolongannya dibagi dalam 5 kategori yaitu Lancar, Dalam
Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
17
Ijarah
Penilaian kualitas Ijarah berdasarkan kepada ketepatan pembayaran sewa. Dibagi dalam 5
kategori:
1. Lancar: pembayaran sewa tepat waktu
2. Dalam Perhatian Khusus: tunggakan sewa s.d. 90 hari
3. Kurang Lancar: terdapat tunggakan sewa lebih dari 90 hari s.d. 180 hari
4. Diragukan: terdapat tunggakan sewa lebih dari 180 hari s.d. 270 hari
5. Macet: terdapat tunggakan sewa lebih dari 270 hari.
18
Surat Berharga
Penilaian kualitas Surat Berharga didasarkan kepada penempatan jenis Surat
Berharga. Penggolongannya dibagi dalam 2 kategori yaitu:
Lancar:
• Surat Utang Pemerintah
• SBPU Syariah yang belum jatuh tempo
• SB rating IdA1, IdA2, IdA3, IdA4 ( PT Pefindo)
• Obligasi berdasarkan prinsip Syariah dicatat di Pasar Modal dan belum
jatuh tempo,
• Reksadana Syariah, NAB lebih besar dari investasi awal, likuditas tinggi, &
risiko rendah
• Surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah a.l. MTN atau surat
berharga yg diterbitkan oleh International Islamic Financial Market (IIFM)
atau IDB.
Macet:
Tidak memenuhi syarat lancar.
19
Penilaian Penyertaan
• Kualitas penyertaan modal diatur seperti pengaturan pada bank
konvensional yaitu diatur ke dalam empat golongan yaitu lancar,
kurang lancar, diragukan, dan macet.
• Kualitas penyertaan modal sementara diatur berdasarkan jangka waktu
penyertaan yaitu:
-lancar: apabila belum melebihi jangka waktu 1 tahun,
-kurang lancar apabila telah melebihi jangka waktu 1 tahun namun
belum melampaui 4 tahun,
-diragukan apabila telah melebihi 4 tahun dan belum melampaui 5
tahun, dan
-macet apabila penyertaan belum ditarik kembali meskipun perusahaan
nasabah telah memiliki laba kumulatif.
20
Penilaian Transaksi Administratif
Kualitas transaksi rekening administratif digolongkan dan
dinilai sesuai dengan penggolongan kualitas Pembiayaan
dan atau Piutang untuk masing-masing transaksi.
21
5. Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif bagi Bank Syariah (PBI No.5/9/PBI/2003
tgl 19.5.00)
Besarnya Pencadangan
• Cadangan umum ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1% dari
seluruh aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan surat utang pemerintah.
• Cadangan khusus ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 5% untuk
aktiva produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, 15% untuk
aktiva produktif yang tergolong kurang lancar, 50% untuk aktiva
produktif yang tergolong diragukan, dan 100% untuk aktiva produktif
yang tergolong macet.
22
Pencadangan Penghapusan Ijarah
Cadangan khusus untuk piutang Ijarah ditetapkan sebesar 50% atau
setengahnya dari masing-masing kewajiban pembentukan penyisihan
penghapusan.
23
Agunan sebagai pengurang PPAP
Agunan dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan
PPAP yaitu dalam bentuk:
Giro wadiah, tabungan wadiah atau mudharabah, deposito
mudharabah, setoran jaminan dalam mata uang rupiah atau valuta
asing yang diblokir,
SWBI,
Surat utang pemerintah,
Surat berharga syariah yang berkualitas tinggi dan mudah
dicairkan dan aktif diperdagangkan di pasar modal,
Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut
dengan ukuran di atas 20 meter kubik.
24
Agunan sebagai pengurang PPAP
Nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada
pembentukan PPAP ditetapkan sebagaimana ketentuan umum pada bank
konvensional yaitu:
100% untuk giro wadiah, tabungan wadiah atau mudharabah, deposito
mudharabah dan SWBI berdasarkan nilai nominal.
50% untuk surat berharga syariah berdasarkan nilai pasar.
untuk tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut
dengan ukuran di atas 20 meter kubik berdasarkan nilai pasar wajar:
• 70% jika penilaian belum melampaui 6 bulan,
• 50% jika penilaian yg dilakukan tlh melampaui 6 bln tetapi blm
melampaui 18 bln,
• 30% jika penilaian yang dilakukan setelah 18 bulan tetapi belum
melampaui 30 bulan,
• 0% jika penilaian telah melampaui 30 bulan.
25
Penilaian Agunan
•
•
Penilaian agunan wajib dilakukan oleh penilai
independen bagi aktiva produktif kepada nasabah atau
grup lebih dari Rp.1,5 miliar.
Penilaian agunan dapat dilakukan oleh penilai intern
bank Syariah untuk aktiva produktif kepada nasabah
atau grup sampai dengan Rp.1,5 miliar.
26
Penilaian Kembali Agunan
Bank Indonesia dapat melakukan penghitungan kembali atas nilai
agunan yang telah dikurangkan dalam PPAP apabila agunan:
– tidak dilengkapi dokumen hukum yang sah,
– pengikatan agunan belum sesuai ketentuan hukum yang berlaku,
– tidak sesuai ketentuan perhitungan nilai agunan, atau
– agunan tidak dilindungi asuransi dengan banker’s clause yaitu
klausula yang memberikan hak kepada bank syariah untuk
menerima pertanggungan dalam hal terjadi pembayaran klaim.
27
6. Giro Wajib Minimum (PBI No.2/7/PBI/2000 tgl
23.2.00)
o
Definisi
Simpanan minimum bank umum dalam bentuk giro pada BI yang besarnya ditetapkan
oleh BI berdasarkan persentase tertentu dari DPK
o
Tujuan :
1. Instrumen moneter
2. Prinsip kehatian-hatian Bank
3. Kelancaran sistem pembayaran berdasarkan prinsip syariah
28
Perhitungan GWM
GWM Rp = 5 % x DPK t-2
GWM Valas = 3 % x DPK t-2
DPK t-2
=
Rata-rata harian jumlah DPK Bank dalam satu masa
Laporan untuk periode 2 masa laporan sebelumnya
29
Persentase GWM
Persentase GWM
Jumlah Harian Saldo Giro
Rata-rata DPK
Tanggal
Tanggal
Tanggal
1 s.d 7
1 s.d 7
16-23 bln sebelumnya
8 s.d 15
8 s.d 15
24-akhir bln sebelumnya
16 s.d 23
16 s.d 23
1-7 bulan yang sama
24 s.d akhir bulan
24 s.d akhir bulan
8-15 bulan yang sama
30
Pembukaan Rekening
Jumlah Rekening Giro Bank di BI
Jenis Bank
Non Devisa
Devisa
Konvensional
1 Rupiah
1 Rp + 1 Valas
Syariah
1 Rupiah
1 Rp + 1 Valas
Konvensional
memiliki UUS
2 Rupiah
2 Rp + 2 Valas
(Konvensional (Konvensional +
Syariah)
+ Syariah)
31
Sanksi

Kekurangan GWM Rupiah
Kekurangan GWM x 125% x Tk indikasi imbalan PUAS x 1/360

Kekurangan GWM Valas
Kekurangan GWM x 0,04% per hari pelanggaran

Saldo Negatif
Saldo negatif x 150% x Tk indikasi imbalan PUAS x 1/360
PUAS dapat diganti rata-rata tingkat imbalan
deposito investasi mudharabah 1 & 3 bulan
32
8. Kliring (PBI No.2/4/PBI/2000 tgl 11.2.00)

Tata cara dan persyaratan kliring
pada dasarnya sama dengan bank
konvensional, a.l. sebagai Peserta
Langsung atau Peserta Tidak
Langsung

Perbedaan pada ketentuan skorsing
kliring pada bank umum
konvensional yang memiliki UUS
33
Skors Kliring
1. KP bersaldo giro negatif
•
•
•
Saldo giro KP + UUS = negatif
Seluruh kantor diskors
Kena sanksi saldo giro negatif (yg bersaldo negatif KP &/ UUS)
2. KC bersaldo giro negatif
•
•
•
Saldo giro konvensional + Syariah = negatif
KC diskors
Kena sanksi saldo giro negatif (yg bersaldo negatif KC
konvensional &/ syariah)
34
9. Pasar Keuangan Antar Bank Syariah
(PBI
No.2/8/PBI/2000 tgl 23.2.00)

Bank berpotensi mengalami kekurangan atau kelebihan likuiditas

Untuk mengatasi, Bank Umum Konvensional dapat memanfaatkan PUAB.
Bank Umum Syariah ?
Unit Usaha Syariah ?
35
Peserta & Piranti PUAS
o
Peserta
 Bank Umum Syariah / Unit Usaha Syariah
 dapat menerima & / menanamkan dana
 Bank Umum Konvensional
 hanya dapat menanamkan dana
o
Piranti
Sertifikat Investasi Mudharabah Antar-bank (IMA)
36
Sertifikat IMA
 Diterbitkan KP Bank / UUS pengelola dana
 Isi, sekurang-kurangnya memuat :









Kata-kata: “SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTARBANK”
Nomor seri, tempat & tgl penerbitan Sertifikat IMA
Nilai nominal & jangka waktu investasi
Nisbah bagi hasil
Tingkat indikasi imbalan
Tgl pembayaran nilai nominal investasi & imbalan
Tempat pembayaran
Nama bank penanam dana
Nama bank penerbit & tanda tangan pejabat yg berwenang
 Jangka waktu paling lama 90 hari
37
Mekanisme & Penyelesaian Transaksi




Sertifikat IMA diserahkan kepada bank penanam dana sebagai bukti penanaman dana
Sertifikat IMA yg belum jatuh waktu dapat dipindahtangankan sebanyak 1 kali
Bank terakhir pemegang sertifikat IMA wajib memberitahukan kepada bank penerbit IMA
Bank penerbit membayar kepada bank pemegang sertifikat IMA sebesar nilai nominal
investasi pada saat jatuh waktu, sedangkan imbalan dibayar setiap hari kerja pertama
bulan berikutnya
38
Perhitungan Imbalan
X = P x R x t/360 x k
X = besarnya imbalan kepada bank penanam dana
P = nilai nominal investasi
R = tk realisasi imbalan deposito investasi mudharabah sebelum
didistribusikan (tergantung jk waktu investasi)
 s.d 30 hari  deposito 1 bulan
 31 hari s.d 90 hari  deposito 3 bulan
t = jangka waktu investasi
k = nisbah bagi hasil untuk bank penanam dana
39
Pelaporan
 Bank penerbit sertifikat IMA wajib melaporkan kpd BI pada hari penerbitan
sertifikat IMA mengenai :
 nilai nominal investasi
 nisbah bagi hasil
 jangka waktu investasi
 tingkat indikasi imbalan sertifikat IMA
 Bank penerbit sertifikat IMA wajib melaporkan kpd BI pada hari kerja pertama
setiap bulan mengenai tk realisasi imbalan sertifikat IMA
 Bank Syariah / UUS wajib melaporkan kpd BI pada hari kerja pertama setiap
bulan mengenai tk realisasi imbalan deposito investasi mudharabah semua
periode jangka waktu
 Semua laporan disampaikan melalui PIPU
40
9. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (PBI
No.6/7/PBI/2004 tgl 16.2.04)

Dengan berkembangnya bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah dan dalam rangka pengendalian moneter, perlu diciptakan piranti
moneter yang sesuai dengan prinsip syariah

SWBI dapat pula menjadi sarana penitipan dana jangka pendek oleh bank syariah
yang mengalami kelebihan likuiditas
41
Karakteristik
 BI dapat menerima penitipan dana dari bank umum syariah / UUS dengan
menggunakan prinsip wadiah melalui penerbitan SWBI sebagai bukti penitipan
 BI dapat memberikan bonus atas penitipan dana yang diperhitungkan pada saat
jatuh waktu
 Acuan bonus :
 Ratas tertimbang tk indikasi imbalan Sertfikat IMA yg terjadi di PUAS pada tgl
penitipan
 Tk indikasi imbalan Sertfikat IMA yg terjadi di PUAS terakhir atau ratas tk imbalan
deposito
investasi mudharabah sebelum didistribusikan dari seluruh bank umum syariah
dan UUS
42
Jumlah & Jangka Waktu
 Jumlah dana
 minimal Rp 500 juta
 di atas Rp 500 juta, kelipatan Rp 50 juta
 Jangka waktu
 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
43
Mekanisme & Penyelesaian Transaksi

SWBI diterbitkan dan ditatausahakan tanpa warkat (scriptless)

SWBI tidak dapat diperjualbelikan

Permohonan wajib ditegaskan secara tertulis dgn Surat Penegasan Transaksi Penitipan Dana
(SPTP) plg lambat 15.00 WIB

Jika BI setuju, bank/UUS akan diberitahu mll RMDS/telp yg ditegaskan dengan facs plg
lambat 15.00 WIB

Penyelesaian transaksi penitipan dilakukan pd hari kerja yang sama
44
Sanksi
 Jika saldo rekening giro bank / UUS tidak cukup, maka transaksi akan
dibatalkan
 Pembatalan transaksi, bank/UUS akan dikenakan sanksi
berupa
administratif
a. surat peringatan; dan
b. sanksi kewajiban membayar 1 o/oo dari jumlah SWBI atau maks.Rp1
miliar
 Pembatalan transaksi lebih 3 x dalam 6 bulan, atas pembatalan ketiga dst
Bank/UUS tidak diperbolehkan mengajukan permohonan penitipan SWBI
selama 7 (tujuh) hari dari tanggal penerbitan surat peringatan ketiga.
45
10. Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek Syariah
(PBI No.5/3/PBI/2003 tgl 4.2.03)
•
•
•
•
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUS juga menghadapi risiko likuiditas (mismatch)
yang dapat mengakibatkan saldo gironya di BI menjadi negatif.
Untuk menutup kesulitan tsb BUS pertama kali harus mengupayakan dana di PUAS.
Bagi UUS, selain mengupayakan dana di PUAS, dapat pula mengupayakan dana dari
kantor pusat BUKnya
Apabila gagal, BI dapat membantu melalui pemberian FPJPS, sehingga kelangsungan
kegiatan usaha bank dapat terjaga dan kelancaran sistem pembayaran dapat terpelihara.
46
Ketentuan Umum
•
•
•
•
•
•
Diberikan maksimum sebesar kewajiban Bank Syariah yang tidak dapat diselesaikan pada
akhir hari
Bank Syariah penerima FPJPS minimal dalam 3 bulan terakhir CS untuk predikat tingkat
kesehatan secara keseluruhan dan Sehat untuk predikat tingkat kesehatan permodalan
Wajib dijamin dengan agunan > SWBI
Jangka waktu 1 hari kerja (overnight) yang dapat diperpanjang s.d 90 hari berturut-turut
Menggunakan prinsip mudharabah
Bank Syariah penerima FPJPS wajib membayar imbalan atas setiap FPJPS yang diterima
47
Perhitungan Imbalan
X = P x R x t/360 x k
X = besarnya imbalan FPJPS kepada BI
P = nilai nominal FPJPS
R = tk realisasi imbalan deposito investasi mudharabah sebelum
didistribusikan Bank Syariah penerima FPJPS
t = jangka waktu FPJPS
k = nisbah bagi hasil untuk BI (90%)
48
Download