Neonatus dengan Kelainan Bawaan dan Penatalaksanaannya Definisi Kelainan bawaan (keiainan kongenital) adalah suatu keiainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat Penyebab • Teratogenik – Radiasi, obat tertentu dan racun. • Faktor gizi • Faktor Genetik dan Kromosom – Penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua Labioskizis dan Labiopalatoskizis (Pengertian) • Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomali perkembangan pada 1 dari 1.000 kelahiran. Kelainan bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester I. • Pengertian : merupakan kelainan bawaan berupa bibir belah / palatum belah akibat dari kegagalan proses penutupan maxilla selama masa embryo. • Celah bibir dan celah langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. • Celah bibir (labioskizis) adaiah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung. • Celah langit-langit (palatoskizis) adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung. Manifestasi klinik : • labio skisis yaitu distorsi pada hidung, tampak sebagian atau keduanya dan adanya celah pada bibir. • Palato skisis yaitu tampak ada celah pada palatum, ada rongga pada hidung, distorsi hidung, teraba ada celah atau terbukanya langitlangit saat diperiksa dengan jari, kesukaran dalam mengisap atau makan. • Komplikasi: Gangguan bicara dan pendengaran, terjadinya otitis media, aspirasi, distress pernapasan. Penatalaksanaan: • Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan posisi bayi kepala sedikit ditegakan, berikan minum dengan menggunakan sendok/pipet, cegah bayi tersedak, tepuk punggung bayi setiap 15 ml sampai 30 ml minuman yang diminum, tetapl jangan diangkat dot selama bayi masih menghisap. • Penutupan celah langit-langit biasanya ditunda sampai terjadi perubahan langit-langit yang biasanya berjalan seiring dengan pertumbuhan anak (maksimal sampai anak berumur 1 tahim). • Sebelum pembedahan dilakukan, bisa dipasang alat tiruan pada langitlangit mulut untuk membantu pemberian makan/susu. • Apabila bidan menemukan kasus bayi dengan celah bibir dan/atau celah langitlangit, maka pertolongan pertama yang harus diberikan, antara lain • memberi dukungan dan keyakinan ibu, menjelaskan ibu, hal terpen ting saat ini adalah memberi bayi cukup minum untuk memastikan pertumbuhan sampai operasi dapat dilakukan. • Apabila hanya labioskizis saja, menganjurkan ibu untuk tetap menyusui. Bila bayi bisa menyusu dengan baik, bayi boleh pulang, kontrol 1 minggu lagi. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras. • Untuk kasus labiopalatoskizis, pemberian ASI peras untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Bila masalah minum teratasi, beratbadan naik, rujuk bayi untuk operasi. Atresia esofagus • adalah gangguan kontinuitas esofagus dengan/tanpa hubungan dengan trachea atau esofagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna. Gambaran klinik • hipersaliva dan saliva selalu mengalir dalam bentuk buih; setiap pemberian makan, bayi batuk dan ada sumbatan, sesak naf as dan sianosis. • Kelainan bawaan ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir dengan kurang bulan. • Pemeriksaan diagnostik dapat pula dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dengan cara memasukkan cateter radiopag/larutan kontras lipiodol lewat hidung ke esofagus • Komplikasi kasus atresia esofagus di antaranya adalah dismotilitas esophagus, gastroesofagus refluks, fistula trakeaesofagus berulang, disfagia, kesulitan bernafas dan tersedak, batuk kronis, serta infeksi saluran nafas. penatalaksanaan • Pembedahan pada kasus atresia esofagus berupa torakotomi kanan, yang bertujuan untuk memisahkan fistula trakheaesofagus, menutup trachea dan menyatukan dua segmen esofagus. • Pembedahan ditunda, apabila bayi dengan BBLR, pneumonia dan anomali mayor lain. • Asuhan yang diberikan selama penundaan tindakan pembedahan, antara lain pemberian nutrisi parenteral, gastronomi, serta melakukan suction kontinu. Penundaan dilakukan sampai usia bayi 6 bulan-1 tahun. Perawatan preoperasi, • meliputi orofaring dibersihkan, memasang french tube untuk suction esofagus secara kontinu, kepala bayi elevasi, • pemberian infus dextrose 10%, merawat bayi di inkubator di NICU, • bayi sering dirangsang untuk menangis agar paru-paru berkembang, • pemberian 02, bila perlu memasang endotracheal tube serta pemberian antibiotika. Perawatan pascaoperasi • pascaperbaikan primer atresia esofagus dan pemisahan fistula trakeaesofagel, meliputi perawatan rutin pasca bedah, • klem cateter thoraks dibuka dan hubungkan dengan botol, observasi cairan, setiap jam, ventiiasi mekanik 24 jam pascaoperasi, dilanjutkan pemberian 02 lewat headbox dengan kelembaban tingkat tinggi, merawat bayi di inkubator, • observasi vital sign setiap jam selama 8 jam dan setiap 2 jam selama 4 jam, • melakukan aspirasi cairan lambung secara oral, nasal dan endotrakeal setiap jam. Atresia Rekti dan Anus (Pengertian) • Atresia anus (anus imperforatus) adalah suatu keadaan dimana lubang anus tidak terbentuk. • Kebanyakan bayi yang menderita atresia anus juga memiliki fistula (hubungan abnormal) antara anus dengan uretra, perineum maupun kandung kemih. Penyebab • Atresia anus adalah suatu kelainan bawaan. • keadaan ini terjadi akibat ketidaksempurnaan proses pemisahan septum morektal. • Insiden dari atresia anus ini adalah 1:5000 kelahiran. Gejala • Mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir) tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir. • Tinja keluar dari vagina atau uretra, perut menggembung, jika disusui, bayi akan muntah. • Bayi cepat kembung 4-8 jam setelah lahir. • Tidak ditemukan anus, kemungkinan ada fistula. • Bila ada fistula rektovestibuler dan mekonium keluar dari fistula tersebut, berarti terjadi atresia anus letak rendah PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK • YAITU PEMERIKSAAN FISIK RECTUM KEPATENAN RECTUM DAN DAPAT DILAKUKAN CELOK DUBUR DENGAN MENGGUNAKAN THERMOMETER YANG DIMASUKKAN SEPANJANG 2 JARI ATAU CM KEDALAM ANUS, KALAU ADA KELAINAN TERMOMETER DAN JARI TIDAK DAPAT MASUK. BILA ANUS TERLIHAT NORMAL DAN PENYUMBATAN TERDAPAT LEBIH TINGGI DARI PERINEUM, GEJALA AKAN TIMBUL DALAM 24 - 48 JAM SETELAH LAHIR Pengobatan • Pengobatan kasus atresia anus adalah dengan dilakukan pembedahan untuk membentuk lubang anus. Jika terdapat fistula, juga dilakukan penutupan fistula. • Pertolongan pertama apabila menemukan kasus atresia anus, di antaranya adalah – Memberikan dukungan emosional dan keyakinan pada ibu, tidak memberikan apapun lewat mulut, – Menutup organ yang menonjol dengan kasa steril yang dibasahi salin normal, menjaga kasa tetap basah dan memastikan bayi tetap hangat, – Memasang infus, pipa lambung untuk membiarkan cairan lambung mengalir bebas, serta persiapan melakukan rujukan ke rumah sakit. Hirchsprug • Pengertian : Suatu kelainan bawaan tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari plebsus mesentrikus / aurebach padakolon bagian dista. • Hirchsprug terbagi dua yaitu segmen pendek : dari anus sampai sigmoid, segmen panjang : kelainan melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus halus, • Gambaran klinik : Trias yang sering dtemukan ialah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam ), perut kembung, dan muntah berwarna hijau. • Pemeriksaan colok anus yaitu jari akan merasakan jepitan, dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya dara dan mekonium atau tinja yang menyemprot. Penatalaksanaan • Hanya dengan operasi, atau biasanya pipa rektum ( merupakan tindakan sementara) dan dilakukan pembilasan dengan air garam fisiologis ( blla ada instruksi dokter ), memberikan yang bergizi serta mencegah terjadinya infeksi. • Masalah utama yang terjadi adalah gangguan defekasi (obstipasi). Fimosis A. Pengertian • Fimosis adalah penyempitan pada preposium, kelainan yang menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih. B. Penyebab • Adanya smegma pada ujung propusium yang menyulitkan bayi berkemih C. Tanda dan gejala • Kulit prepusium menggelembung seperti balon dan bayi/anak menangis keras sebelum urine keluar. D. Penanganan • Untuk menolongnya dapat dicoba dengan melebarkan lobang preposium dengan cara mendorong ke belakang kulit prepesium tersebut dan biasanya akan terjadi luka. • Untuk mencegah infeksi dan agar luka tidak merapat lagi.pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik. • Tindakan ini mula-mula dilakukan oleh dokter selanjutnya dirumah orang tua sendiri diminta melakukannya seperti dilakukan dobter (pada orang barat sunat dilakukan pada seorang laki-laki ketika masih dirawat/ ketika baru lahir. • Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan/mencegah infeksi karena adanya spegma bukan karena keagamaan. Setiap memandikan bayi hendaknya preposium didorong kebelakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan kapas.