mekanisme dan prosedur pengusulan calon

advertisement
MEKANISME DAN PROSEDUR
PENGUSULAN CALON PAHLAWAN NASIONAL
DAN PERINTIS KEMERDEKAAN
DIREKTORAT KEPAHLAWANAN, KEPERINTISAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KEMENTERIAN SOSIAL RI
TAHUN 2014
1
I. Tugas dan Fungsi
• Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial
(K2KS) mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepahlawanan, keperintisan
dan kesetiakawanan sosial. Tugas pokok Direktorat K2KS adalah :
1. Pembinaan warakawuri/ keluarga pahlawan nasional, perintis
kemerdekaan/janda perintis kemerdekaan.
2. Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional, Perintis Kemerdekaan dan
JandaPerintis Kemerdekaan.
3. Pengelolaan TMPN dan MPN di seluruh Indonesia
4. Pengusulan SLKS
2
II. SUMBER HUKUM
1.
UUD 1945 Bab III, Pasal 15 : “PRESIDEN MEMBERI GELAR, TANDA JASA,
DAN LAIN-LAIN TANDA KEHORMATAN YANG DIATUR DALAM UU.”
2. Undang-undang nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan
Tanda Kehormatan.
3. Undang-Undang Nomor 5 Prps Tahun 1964 tentang Pemberian
Penghargaan/Tunjangan
Kebangsaan/Kemerdekaan.
Kepada
Perintis
Pergerakan
4. PP. No.35/2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009
Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pengusulan Gelar
Pahlawan Nasional.
3
III. PENGERTIAN (BERDASARKAN UU. NO. 20 TAHUN 2009)
1.
PAHLAWAN NASIONAL
Adalah gelar yang diberikan kepada warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan
penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau
meninggal dunia demi membela bangsa dan Negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan
kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan
bangsa dan negara Republik Indonesia.
2.
KELUARGA PAHLAWAN
Adalah orang yang berhak menerima warisan atau harta pusaka yaitu istri/suami yang dinikahi
secara sah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan anak kandung yang sah.
3. TIM PENELITI, PENGKAJI GELAR PUSAT (TP2GP) SEBELUMNYA BPPP
TP2GP adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kementerian yang menyelenggarakan kegiatan di
bidang sosial sesuai dengan kewenangannya. TP2GP bersifat independen yang beranggotakan paling
banyak 13 (Tiga belas) orang yang terdiri dari praktisi, akademisi, pakar, sejarawan dan instansi terkait.
4
5. TIM PENELITI, PENGKAJI GELAR DAERAH (TP2GD) SEBELUMNYA BPPD
TP2GD adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya. TP2GD bersifat independen yang beranggotakan paling banyak 13
(Tiga belas) orang yang terdiri dari praktisi, akademisi, pakar, sejarawan dan instansi terkait.
6. TAMAN MAKAM PAHLAWAN NASIONAL UTAMA (TMPNU) KALIBATA
Yang Dimaksud dengan Taman Makam Pahlawan Nasional Utama adalah Taman Makam Pahlawan
Nasional yang terletak di ibukota Negara sedangkan Taman Makam Pahlawan Nasional adalah Taman
Makam Pahlawan Nasional yang berada di Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia
(Penjelasan Pasal 33 UU. Nomor 20 Tahun 2009) dan yang berhak dimakamkan di TMPN Utama adalah
yang menerima Gelar (Pahlawan Nasional), Bintang Republik Indonesia, Bintang Mahaputra dan Bintang
Gerilya.
7. GELAR
Penghargaan Negara yang diberikan Presiden kepada seseorang yang telah gugur atau meninggal dunia atas
perjuangan, pengabdian, darmabakti dan karya yang luar biasa kepada bangsa dan Negara, Gelar merupakan
Pahlawan Nasional (Pasal 4 UU. NO. 20 Tahun 2009)
5
IV. KRITERIA CALON PAHLAWAN NASIONAL
UU. No. 20 Tahun 2009, tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Pasal 25
dan Pasal 26, untuk memperoleh Gelar :
A. Syarat Umum :
1. WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah
NKRI.
2. Memiliki integritas moral dan keteladanan.
3. Berjasa terhadap bangsa dan Negara.
4. Berkelakuan baik;
5. Setia dan tidak menghianati bangsa dan Negara; dan Tidak pernah dipidana
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun.
6
B. Syarat khusus :
1. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan
politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa;
2. Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan; Melakukan
pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya
dan melebihi tugas yang diembannya;
3. Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang
pembangunan bangsa dan negara
4. Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan
masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa
5. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi dan/atau
melakukan perjuangan yang menpunyai jangkauan luas dan berdampak
nasional;
7
V. KRITERIA CALON PERINTIS KEMERDEKAAN
A.
Umum :
1. Mereka yang menjadi Pemimpin pergerakan yang membangkitkan kesadaran
kebangsaan/kemerdekaan, dan/atau.
2. Mereka yang pernah mendapatkan hukuman dari Pemerintah Kolonial karena giat dan
aktif dalam pergerakan Kebangsaan/kemerdekaaan, dan/ata
3. Anggota/anggota angkatan bersenjata dalam ikatan kesatuan secara teratur, yang gugur
atau mendapat hukuman sekurang-kurangnya 3 bulan karena berjuang melawan
Pemerintah Kolonial dan/atau
4. Mereka yang secara terus menerus secara aktif menentang Pemerintah Kolonial sampai
saat Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
B.
Khusus (Untuk Irian jaya):
1. Unsur pimpinan organisasi Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan Indonesia di Irian
Jaya yang secara De Fakto masih dikuasai penjajah Sebelum dicanangkannya Trikora
tanggal 19 Desember 1961.
2. Aktifis/Anggota organisasi Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan Indonesia di Irian
Jaya yang secara masih dikuasai penjajah Sebelum dicanangkannya Trikora tanggal 19
Desember 1961.
8
VI. PERSYARATAN ADMINISTRASI USULAN CALON PAHLAWAN NASIONAL
1.Rekomendasi dari Pemerintah Daerah (Gubernur) dan Surat
Pengantar dari Dinas Sosial Provinsi (secara berjenjang).
2.Hasil sidang Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD)
tingkat Provinsi sebagaimana format laporan Tim Peneliti,
Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) kepada Dewan Gelar, Tanda
Jasa dan Tanda Kehormatan
3.Riwayat hidup dan Perjuangan calon Pahlawan Nasional :
a.Nama.
b.Tempat dan Tanggal Lahir.
c.Pendidikan.
d.Tempat dan Tanggal meninggal.
e.Riwayat Perjuangan secara kronologis.
9
4. Biografi calon Pahlawan Nasional yang diusulkan :
a. Pendahuluan.
b. Latar belakang berdasarkan pokok-pokok aktifitas situasi dan kondisi yang dihadapinya.
c. Dilampirkan daftar kepustakaan.
d. Ditulis dalam format karya akademik.
e. Hasil penelitian.
5. Seminar usulan Calon Pahlawan Nasional dan makalah-makalahnya :
a. Makalah dibuat berdasarkan karya akademik dan hasil penelitian, dan dilampirkan daftar pustaka.
b. Komposisi seminar terdiri dari :
• Perwakilan Kementerian Sosial RI.
• Pakar/ Sejarawan level Nasional.
• Pakar/ Sejarawan level Daerah/ Provinsi.
6.
Dokumen-dokumen Pendukung calon Pahlawan Nasional, antara lain :
a. Daftar dan bukti Tanda Kehormatan yang pernah diterima/ diperoleh.
b. Catatan pandangan/ pendapat orang dan tokoh masyarakat tentang calon Pahlawan Nasional yang bersangkutan.
c. Foto-foto/ gambar dokumentasi perjuangan Calon Pahlawan Nasional yang bersangkutan.
d. Foto calon Pahlawan Nasional berukuran 5 R sejumlah 3 (tiga) lembar.
e. Telah diabadikan namanya melalui sarana monumental sehingga dikenal masyarakat disertai surat keterangan dan
foto dari Pemda setempat.
f. Buku – buku pendukung usulan Calon Pahlawan Nasional
10
VII. TIM PENELITI PENGKAJI GELAR DAERAH (TP2GD)
Keberadaan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 Sebagai
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang
Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan Pasal 54, yaitu :
 Dalam memberikan rekomendasi pengajuan usul pemberian
Gelar, gubernur dan Bupati/Walikota dibantu oleh TP2GD.
 TP2GD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan
ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya.
 TP2GD bersifat independen yang beranggotakan paling
banyak 13 (tiga belas) orang yang terdiri unsur Praktisi,
Akademisi, Pakar, Sejarawan dan Instansi Terkait.
 Hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh TP2GD,
disampaikan kepada Gubernur dan/atau Bupati/Walikota
sebagai bahan pertimbangan untuk menerbitkan
rekomendasi.
11
VIII. TIM PENELITI PENGKAJI GELAR PUSAT (TP2GP)
Keberadaan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 Sebagai
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang
Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan Pasal 55, yaitu :
 Dalam memberikan rekomendasi pengajuan usul pemberian
Gelar, Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang sosial dibantu oleh TP2GP.
 TP2GP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan
ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sosial.
 TP2GP bersifat independen yang beranggotakan paling
banyak 13 (tiga belas) orang yang terdiri unsur Praktisi,
Akademisi, Pakar, Sejarawan dan Instansi Terkait.
 Hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh TP2GP,
disampaikan kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sosial sebagai bahan pertimbangan
untuk menerbitkan rekomendasi.
12
IX. PROSEDUR / TATA CARA PENGUSULAN
1. Masyarakat mengajukan usulan Calon Pahlawan Nasional yang
bersangkutan kepada Bupati/Walikota setempat.
2. Bupati/Walikota mengajukan usulan Calon Pahlawan Nasional
yang bersangkutan kepada Gubernur melalui Instansi Sosial
Provinsi setempat.
3. Instansi Sosial Provinsi menyerahkan usulan Calon Pahlawan
Nasional yang bersangkutan tersebut kepada Tim Peneliti,
Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) untuk diadakan penelitian dan
pengkajian (melalui Proses Seminar,Diskusi maupun Sarasehan).
4. Usulan Calon Pahlawan Nasional yang menurut pertimbangan
TP2GD dinilai memenuhi kriteria, kemudian diajukan kepada
Gubernur yang akan merekomendasikan kepada Menteri Sosial
RI.
13
5.
Menteri Sosial RI Cq. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan
Penanggulangan Kemiskinan / Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan dan
Kesetiakawanan Sosial mengadakan verifikasi kelengkapan administrasi.
6.
Usulan Calon Pahlawan Nasional yang telah memenuhi persyaratan
administrasi kemudian diusulkan kepada Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat
(TP2GP) untuk dilakukan penelitian, pengkajian dan pembahasan.
7.
Usulan Calon Pahlawan Nasional yang menurut pertimbangan TP2GP dinilai
memenuhi kriteria, kemudian oleh Menteri Sosial RI diajukan kepada
Presiden RI melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan guna
mendapatkan persetujuan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional
sekaligus Tanda Kehormatan lainnya.
8.
Usulan Calon Pahlawan Nasional yang tidak memenuhi persyaratan dapat
diusulkan kembali 1 (satu) kali dan dapat diusulkan kembali minimal 2 (dua)
tahun kemudian terhitung mulai tanggal penolakan, sedangkan usulan Calon
Pahlawan Nasional yang ditunda dapat diusulkan kembali dengan
melengkapi persyaratan yang diminta dan diajukan kembali kepada Menteri.
9.
Upacara penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dilaksanakan oleh
Presiden RI menjelang Peringatan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.
14
X. BAGAN TATA CARA PENGUSULAN PAHLAWAN
PRESIDEN RI
DEWAN GELAR,
TANDA JASA DAN
TANDA
KEHORMATAN RI
UPACARA
PENGANUGERAHAN
GELAR
MENTERI SOSIAL RI
TP2GP
DITJEN DAYASOS & PK
DIT. K2KS
GUBERNUR
INSTANSI SOSIAL
PROVINSI
TP2GD
TP2GD
BUPATI / WALIKOTA
Keterangan :
Garis Permohonan (Pengusulan)
Garis Persetujuan / Pengakuan
MASYARAKAT
TP2GP
TP2GD
Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat
Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah
BAGAN PENGUSULAN PERINTIS KEMERDEKAAN
MENTERI SOSIAL RI
DITJEN DAYASOS & PK
BP3K2
DIT. K2KS
INSTANSI SOSIAL /
PEM. PROVINSI
INST. SOSIAL
PEM. KAB / KOTA
Keterangan :
PEMOHON
Garis Permohonan (Pengusulan)
Garis Persetujuan / Pengakuan
BP3K2 : Badan Pertimbangan Perintis
Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan
XII. KEWAJIBAN AHLI WARIS PENERIMA GELAR
a)
Ahli Waris penerima Gelar berkewajiban :
 Menjaga nama baik pahlawan dan jasa yang telah diberikan kepada bangsa dan
negara;
 Menjaga dan melestarikan perjuangan, karya, dan nilai kepahlawanan, dan;
 Menumbuhkan dan membina semangat kepahlawanan.
b) Ahli Waris Pahlawan nasional berhak mendapatkan tunjangan secara
berkala atau sekaligus kepada ahli warisnya.
17
XIII. Hak Warakawuri/Kel. Pahlawan Nasional Perintis
Kemerdekaan (PK)/Janda Perintis Kemerdekaan (JDPK) :
1) Bantuan dari Kementerian Sosial RI :
WARAKAWURI/KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL
a) Bantuan Bulanan
b) Bantuan Kesehatan
= Rp 1.500.000,- /Bulanan
= Rp 3.500.000,- /Tahun
PERINTIS KEMERDEKAAN
a) Bantuan Bulanan
b) Bantuan Kesehatan
= Rp 516.000,- /Bulanan
= Rp 2.500.000,- /Tahun
JANDA PK
a) Bantuan kesehatan
= Rp 2.000.000,- /Tahun
2) Dari PT Taspen (PP No.41 Tahun 2014) :
PERINTIS KEMERDEKAAN
a) Tunjangan Bulanan
= Rp 2.128.000,- /Bulan
JANDA PK
a) Tunjangan Bulanan
= Rp 1.649.000,- /Bulan
18
DATA JUMLAH DAN ASAL PAHLAWAN DAN WARAKAWURI/KEL.
PAHLAWAN NASIONAL SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
DAERAH
WARAKAWURI
PAHNAS
ISTRI
ANAK
Yogya
2
6
16
Jakarta
6
52
7
Sumbar
-
1
11
Jateng
2
-
26
Jatim
-
2
23
Sumut
-
1
9
Aceh
-
-
7
Sulut
-
-
6
Kalsel
-
1
3
kalbar
-
-
1
Maluku
-
-
5
Lampung
-
-
1
1
4
-
3
Bali
Riau
-
WK
DAERAH
PAHNAS
ISTRI
ANAK
Surakarta
-
-
1
Jambi
-
-
1
Keppri
-
-
1
NTT
-
-
2
Sulsel
-
4
12
Sumsel
-
1
2
Kalteng
-
-
1
Bengkulu
-
1
2
Gorontalo
-
1
1
Jabar
-
3
14
Papua
-
2
1
Papua Barat
-
-
3
10
75
163
JUMLAH
19
DATA JUMLAH DAN ASAL PK DAN JDPK
SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
DAERAH
PK
JDPK
Aceh
-
1
Sumut
-
4
Jambi
-
1
Riau
-
7
Sumbar
-
81
Sumsel
-
5
Lampung
-
7
DKI Jakarta
21
Banten
PK
JDPK
NTB
1
2
NTT
3
8
Sulsel
-
2
Sulut
-
2
Kalbar
-
1
Kalsel
-
3
Papua
34
17
118
Papua Barat
36
42
1
45
jumlah
198
825
Jawa Barat
7
187
Jawa Tengah
2
51
D.I. Yogyakarta
1
5
Jawa Timur
90
235
-
1
Bali
DAERAH
20
21
Download