ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KABUPATEN/KOTA PROBOLINGGO Oleh: Elok Dwi Vidiyastutik Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo Abstract Economic sector in Indonesia has three main forces that contribute to stable economic conditions that is, the state enterprise sector, private sector, cooperative sector and the last one. All three economic actors are expected to work together to achieve prosperity and welfare of the community. Increasing efficiency, working capital management very important role in running the cooperative efforts to obtain the income generated by its operations. This study aims to analyze the effect of cost control and efficiency of working capital turnover rate of economic profitability in the Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) District / City of Probolinggo. Data analysis techniques used in the form of multiple regression analysis. The results prove that the efficiency of cost control and working capital turnover rate significantly influence the economic profitability either simultaneously or partially. Based on a coefficient of determination (Adjusted R2) shows the results of 0.768, which means that the efficiency of cost control and provide working capital turnover rate of 76.80% and influence the rest 23.20% influenced by other factors is not examined. From the explanation it could be concluded that although the rate of capital turnover if it works well but does not offset the cost of good pegendalian the economic profitability will not increase or not will be high. Keywords: Efficiency of cost control, working capital turnover rate, economic profitability menghasilkan prosentase tingkat rentabilitas. PENDAHULUAN Pada dasarnya peningkatan rentabilitas dari Standar tingkat rentabilitas yang telah ditetapkan waktu ke waktu menunjukkan kemajuan yang oleh Dep. Kop. PK&M 2002 bahwa rentabilitas dicapai KPRI, namun demikian apabila terjadi dapat dikatakan efisien jika sebesar 10% – 14%, kenaikan biaya yang relatif besar dan tingkat selain menggunakan standar tersebut, untuk perputaran modal kerja yang relatif lambat berarti menilai efisiensi yang telah dicapai lazimnya juga belum efektifnya KPRI dalam pengelolaan usaha. diperbandingkan dengan tingkat bunga pinjaman Perbandingan diperoleh terhadap antara modal yang atau utang yang berlaku. Suatu badan usaha berputar seperti koperasi dapat dikatakan efisien apabila laba/SHU yang 1 rate of returnnya lebih tinggi dari pada tingkat suku bunga pinjaman atau utang, dengan Berdasarkan tersebut, latar maka belakang penelitian ini masalah dirumuskan demikian faktor tingkat bunga pinjaman yang permasalahan berikut: “Apakah ada pengaruh yang berlaku dapat digunakan sebagai alat ukur antara efisiensi pengendalian biaya dan tingkat efisiensi perputaran modal kerja terhadap rentabilitas yang dicapai oleh KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo. Observasi ekonomi pada Pusat Koperasi Pegawai Republik pendahuluan yang telah dilakukan di PKP-RI dan Dinas Koperasi yang Indonesia (KPRI) Kabupaten/Kota Probolinggo? Tujuan Penelitian terdapat di Kabupaten/Kota Probolinggo, peneliti Tujuan yang ingin dicapai dari hasil menemukan permasalahan sebagian dari sampel penelitian yang diambil tidak semua memiliki tingkat pengaruh efisiensi pengendalian biaya dan tingkat rentabilitas yang baik, sebagian dari KPRI yang perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ada memiliki tingkat rentabilitas di bawah standar ekonomi pada Pusat Koperasi Pegawai Republik yang telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi Indonesia (KPRI) Kabupaten/Kota Probolinggo”. dan dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah METODE PENELITIAN pada KPRI yang ada di Kabupaten/Kota Probolinggo yang harus diteliti lebih lanjut. sulit bagi koperasi untuk adalah “Untuk menganalisis Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan dua variabel independen. Variabel Tingkat rentabilitas ekonomi yang rendah tentu ini dependen diwakili oleh Rentabilitas Ekonomi dapat (Y), dan Variabel independen masing-masing mengembalikan modal pinjaman tersebut, hal ini diwakili efisiensi pengendalian biaya (X1), dan menunjukkan bahwa ada beberapa KPRI di dan tingkat perputaran modal (X2). Kota/Kabupaten Probolinggo pada tahun 2010 a. Rentabilitas Ekonomi (Y) masih mengalami masalah inefisiensi. Inefisiensi Rentabilitas ekonomi (Y) merupakan yang terjadi pada KPRI di Kabupaten/Kota variabel Probolinggo Variabel terikat dalam penelitian ini adalah menunjukkan pengelolaan pengendalian biaya dan modal kerja yang dimiliki masih belum baik. Fenomena menunjukkan betapa dipengaruhi Kabupaten/Kota Probolinggo, 1) Jumlah Laba Usaha/SHU efisien pada pengendalian biaya dan modal kerja 2) Jumlah Total Modal Usaha ada, pada akhirnya dengan bebas. dengan indikator : diperlukannya pengelolaan secara efektif dan yang variabel Rentabilitas (Return On Investment/ROI) pada KPRI ini yang adanya Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan pengelolaan efisiensi biaya dan modal kerja antara laba usaha dengan modal sendiri dan tersebut, diharapkan SHU dan tingkat rentabilitas modal ekonomi KPRI yang tercapai di Kabupaten/Kota menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam Probolinggo juga dapat meningkat. persentase. asing yang dipergunakan untuk 2 Rentabilitas Ekonomi = Laba/SHU Sebelum Bunga dan Pajak Modal Usaha X 100% Penjualan Tingkat Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Rata-rata Sumber : Riyanto, 2001: 36 Modal Kerja Rata-rata = Standar rentabilitas ekonomi minimal X1 Modal Kerja Awal + Modal Kerja Akhir 2 menurut ketentuan dari Dep. Kop adalah sebesar Modal kerja (Konsep Kualitatif) = Total Aktiva 10% – 14% untuk kriteria efisien (Dep. Kop. lancar – Total Hitung Lancar PK&M, 2002:23). b. Efisiensi Pengendalian Biaya (X1), dengan Standar peputaran modal kerja (Working Capital Turn Over) untuk badan usaha koperasi indikator : ditetapkan minimal sebesar 4 kali untuk kriteria 1) Jumlah biaya usaha efisien (Dep. Kop PK&M, 2002 : 22). 2) Jumlah pendapatan operasional bruto Populasi dalam penelitian ini adalah semua Tolok ukur efisiensi dari pengendalian KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo sebanyak biaya adalah dengan membandingkan total biaya 42 buah koperasi yang tersebar di wilayah usaha dengan biaya standar. Kabupaten/Kota probolinggo pada tahun 2010. Biaya Usaha Sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik = Biaya Karyawan + Biaya Organisasi + Overhead Cost Paint % Biaya usaha = Total Biaya Usaha X 100% Pendapatan Operasional Bruto dengan kriteria yaitu KPRI di tahun 2010 yang masih aktif dan Kabupaten/Kota terdaftar Probolinggo pada PKPRI sebanyak 30 Efisiensi Pengendalian Biaya= % Total biaya koperasi. Sedangkan 12 koperasi lainnya masih usaha yang dicapai – % Biaya usaha standar terdaftar tetapi tidak aktif maka tidak diambil % Efisiensi biaya usaha standar normal untuk sebagai sampel. badan usaha koperasi ditetapkan sebesar 65% Metode analisis yang digunakan yaitu (Dep. Kop PK&M, 2002 : 22) analisisis deskriptif adalah analisis data yang c. Tingkat Perputaran Modal (X2), dengan diperlukan untuk menggambarkan atau indikator: menerangkan hasil penelitian yang diuraikan 1) Jumlah penjualan dalam 2) Jumlah modal kerja awal digunakan 3) Jumlah modal kerja akhir menerangkan bentuk kalimat. untuk apakah Analisis deskriptif menggambarkan efisiensi dan pengendalian Lamanya perputaran modal kerja dapat biaya, perputaran modal kerja dan rentabilitas dihitung dengan membagi 360 hari dengan ekonomi PKPRI Kabupaten/Kota Probolinggo jumlah perputaran modal kerja dalam satu tahun. sudah sesuai atau belum dengan standar yang Menurut Munawir perputaran modal kerja adalah ditetapkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sebagai berikut: keputusan Dep. Kop. PK&M tahun 2002 adalah : pemerintah. Standar rasio yang 3 Tabel 1. Standar Penilaian Rasio Koperasi No Rasio Efisiensi Pengendalian 1 Biaya 2 Perputaran Modal Kerja 3 Rentabilitas Ekonomi b) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Standar > 65% Kriteria Efisien Hi diterima, maka artinya ada pengaruh < 65% Tidak Efisien signifikan > 4 Kali < 4 Kali > 14% 10% – 14% < 10% Efisien Tidak Efisien Sangat Efisien Effisien Tidak Effisien terhadap variabel dependen. Sumber : Dep. Kop. PK&M tahun 2002 dari variabel independen 4) Dalam pengerjaannya untuk uji F dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS v.12. Model analisis statistik yang digunakan b. Uji hipotesis kedua adalah adalah uji t, untuk adalah model analisis Regresi Linier Berganda mengetahui (Multiple dengan masing-masing variabel independen secara menggunakan Software SPSS v.12, formulasi parsial terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan yaitu : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e. pengujian terdapat pada tabel Coefficients. Uji Hipotesis 1) H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh antara X1 Variable Regression) Prosedur pengujian Hipotesis Statistik yang signifikan tidaknya pengaruh dan X2 terhadap Y). digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai Hi : βi ≠ 0 (ada pengaruh antara X1 dan X2 berikut: terhadap Y). a. Uji hipotesis pertama adalah uji F, untuk 2) Penelitian ini menggunakan tingkat mengetahui apakah variabel independen secara signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n – bersama-sama mempunyai pengaruh yang k), di mana n = Jumlah pengamatan signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria variabel dan k = jumlah variabel. pengujian terdapat pada tabel ANOVA dengan 3) Dasar Kritis H0 melalui kurva distribusi t syarat secara simultan atau bersamaan. student dua sisi, sebagai berikut: 1) H0 : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh antara a) H0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel X1 dan X2, terhadap Y). Hi : β1 = β2 ≠ 0 (ada pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y). 2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n – k), di mana n = jumlah pengamatan variabel dan k = jumlah variabel. 3) Kriteria pengujian sebagai berikut : b) H0 ditolak jika – t tabel > t hitung > t tabel 4) Dalam pengerjaannya untuk uji t dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS v.12. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) diinterpretasikan sebagai besaran proporsi (persentase) dari keragaman Y yang diterangkan oleh model a) Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan regresi atau untuk mengukur besar sumbangan Hi ditolak, artinya tidak ada pengaruh dari variabel independen X terhadap keragaman yang signifikan dari variabel independen variabel dependen Y (Suliyanto, 2006:89). Dalam terhadap variabel dependen. output SPSS, koefisien determinasi terletak pada 4 tabel Model Summary dan tertulis Adjusted R untuk memelihara kepentingan dan memenuhi square, dalam pengerjaannya untuk koefisien kebutuhan para anggotanya (pegawai negeri) determinasi ini menggunakan bantuan paket dengan adanya KPRI diharapkan dapat membantu program SPSS v.12. meringankan pegawai negeri dalam memenuhi Uji Asumsi Klasik kebutuhannya Uji bertujuan meningkatkan kebutuhannya. Selain itu kebutuhan yang tidak regresi kalah pentingnya adalah untuk membentuk wadah merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik, untuk mendidik anggotanya tumbuh menjadi untuk memperoleh persamaan yang paling tepat insan koperasi yang berjiwa wirausaha. apakah klasik dapat untuk mengetahui asumsi serta penaksir dalam digunakan parameter regresi yang dicari dengan KPRI juga dapat membantu para pegawai metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least untuk dapat menumbuhkan rasa rajin menabung, Square (OLS). Metode regresi OLS akan dapat karena di koperasi mau tidak mau para Pegawai dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah Negeri diwajibkan melakukan simpanan baik memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased simpanan wajib maupun simpanan sukarela, dan Estimation (BLUE), oleh karena itu diperlukan ini bermanfaat bagi Pegawai Negeri itu sendiri di adanya uji asumsi klasik terhadap model yang masa yang akan datang. telah diformulasikan, yang mencakup pengujian Deskripsi Hasil Penelitian normalitas, Efisiensi Pengendalian Biaya multikolinieritas, dan heteros- kedastisitas, Algifari (2000:83). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, rasio efisiensi pengendalian biaya di HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek Penelitian Koperasi Pegawai KPRI Kota/ Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Negeri Republik Tabel 2. Rata-rata Efisiensi Pengendalian Biaya Indonesia (KPRI) yang menjadi objek penelitian N Min. Max. Mean Std. Deviation X1 30 36,00 84,00 60,5667 11,05685 Valid N (listwise) 30 ini adalah koperasi yang telah berbadan hukum dan tercatat di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten/Kota Probolinggo. Koperasi sejumlah 42 KPRI, dengan kriteria 30 KPRI beroperasi dan 12 KPRI sedang dalam Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo Diolah Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata- masa tidak aktif atau tidak beroperasi. Koperasi rata rasio efisiensi pengendalian biaya yang Pegawai Negeri (KPN), Tetapi setelah berlakunya dicapai pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pada berubah menjadi KPRI. KPRI Kabupaten/Kota Realisasi rasio efisiensi pengendalian biaya Probolinggo merupakan koperasi yang didirikan tertinggi atau yang paling efisien adalah 36,00% KPRI sebelumnya bernama tahun 2010 adalah sebesar 60,57%. 5 yang dicapai oleh KPRI Subur Jaya, sedangkan kriteria efisien. Hal ini menunjukkan bahwa rata- rasio efisiensi pengendalian biaya terendah atau rata yang paling tidak efisien sebesar 84,00% yang Kabupaten/Kota Probolinggo berada di atas dimiliki oleh KPRI Sehat Sumberasih. Sebagian standar yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop. dari seluruh sampel yang diambil oleh peneliti, PK&M tahun 2002 yaitu minimal sebesar 4 kali. tidak semuanya memiliki tingkat efiensi pengendalian biaya yang efektif. perputaran modal kerja pada KPRI Rata-rata perputaran modal kerja pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 Dari 30 buah sampel KPRI yang diambil di adalah 4,03 kali, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten/Kota Probolinggo pada tahun 2010 dalam satu tahun modal kerja pada KPRI yang digunakan oleh peneliti sebanyak 5 buah Kabupaten/Kota Probolinggo berputar 4,03 kali. KPRI dari total sampel memiliki kriteria tidak Perputaran modal kerja tertinggi terdapat efisien karena melebihi standar yang telah pada KPRI Gala Windu yaitu sebesar 4,85 kali. ditetapkan oleh Dinas Koperasi sebesar 65%, Sedangkan perputaran modal kerja terendah sedangkan sisanya sebanyak 25 buah KPRI dari terjadi pada KPRI Bayuangga yaitu sebesar 2,81 total kali yang berarti bahwa dalam satu tahun modal sampel memiliki tingkat efisiensi pengendalian biaya yang cukup baik. kerja pada KPRI tersebut hanya berputar 2,81 Perputaran Modal Kerja kali. Hal ini mengindikasikan adanya variasi Perputaran modal kerja merupakan tingkat perputaran modal kerja yang cukup besar hubungan banyaknya penjualan dalam suatu di KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun periode dengan modal kerja yang ada. Semakin 2010. pendek periode perputaran, berarti semakin cepat Rentabilitas Ekonomi modal kerja yang berputar. Rentabilitas ekonomi sering digunakan Dari hasil penelitian yang dilakukan di untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dapat data perputaran modal kerja pada KPRI suatu koperasi, maka modal yang dipakai dalam Kabupaten/Kota Probolinggo, sebagaimana Tabel rentabilitas berikut ini: bekerja di dalam perusahaan. Tabel 3. Rata-rata Tingkat Perputaran Modal Kerja N X2 30 Valid N (listwise) 30 Min. 2,81 Max. 4,85 Std. Deviation Mean 4,0303 ,56405 Dari yang modal telah yang dilakukan, Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 sebagaimana Tabel berikut ini: Tabel 4. Rata-rata Tingkat Rentabilitas Ekonomi Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rataperputaran penelitian hanyalah didapatkan data rentabilitas ekonomi pada KPRI Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo Diolah rata ekonomi modal kerja pada KPRI N Y 30 Valid N (listwise) 30 Min. 3,51 Max. Mean Std. Deviation 28,91 16,2267 5,96151 Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 pada 6 Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo Diolah Rentabilitas Ekonomi dibawah standar yang ditetapkan oleh Dinas Koperasi, selain itu KPRI Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari sejumlah sampel yang diambil rata-rata rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah pada kriteria efisien. Hal ini menunjukkan bahwa rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo berada di atas standar yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop. PK&M tahun 2002 yaitu rentabilitas ekonomi lebih dari 14% dengan kriteria Sangat Efisien, antara 10% – 14% dengan kriteria Efisien dan kurang dari 10% dengan kriteria Tidak Efisien. Rata-rata rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo juga tingkat rentabilitas ekonomi variasi memiliki yang bermacam-macam. Analisis Data Analisis Regresi Berganda Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua variabel independen (X) atau lebih dengan sebuah variabel dependen (Y) (Umar, 2003:241). Hasil dari analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah 16,23% dengan kriteria sangat efisien, hal ini menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha yang dikelola KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo mampu menghasilkan SHU sebesar 16,23% atau Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien Regresi Variabel Fhitung Sig. Konstanta 21,598 Efisiensi Pengendalian Biaya (X1) –0,333 usaha yang dikelola KPRI Rutan tersebut mampu Perputaran Modal Kerja (X2) 3,677 menghasilkan SHU sebesar Rp 28,91 tiap tahun, Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12 Rp 16,23 tiap tahun. Rentabilitas ekonomi tertinggi pada KPRI Rutan yaitu sebesar 28,91%, hal ini menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal sedangkan rentabilitas ekonomi terendah pada KPRI Sehat Sumberasih yaitu sebesar 3,51% yang berarti setiap Rp 100,00 modal usaha yang dikelola oleh KPRI Bina Sehat Sumberasih tersebut mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 3,51 tiap tahun. Dilihat dari besarnya rata-rata tingkat Rentabilitas Ekonomi yang dimiliki oleh KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010, berarti masih terdapat KPRI yang memiliki tingkat R R2 49,021 0,000 0,885 0,784 Adjusted R2 0,768 Tabel 5 tersebut hasil analisis regresi berganda yang diperoleh melalui program SPSS versi 12 didapatkan suatu persamaan regresi yaitu Y = 21,598 – 0,333X1 + 3,677X2. Bentuk persamaan regresi di atas memiliki makna sebagai berikut: 1) Konstanta a = 21,598 Nilai konstanta ini memberi pengertian bahwa jika variabel independen (efisiensi pengendalian biaya dan perputaran modal kerja) 7 bernilai nol, maka rentabilitas ekonomi bernilai Selain itu jika nilai Fhitung dibandingkan sebesar 21,598. dengan Ftabel maka diperoleh Fhitung sebesar 2) Koefisien regresi X1 (Efisiensi Pengendalian 49,021 Biaya) = –0,333 jika sedangkan Ftabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan 2 dan 27 Koefisien ini memberi pengertian bahwa diperoleh Ftabel sebesar 3,354. Jadi Fhitung (49,021) ada kenaikan satu satuan efisiensi > Ftabel (3,354) dengan demikian dapat diambil akan diikuti dengan kesimpulan bahwa efisiensi pengendalian biaya penurunan rentabilitas ekonomi sebesar –0,333 dan tingkat perputaran modal kerja secara dan simultan pengendalian variabel biaya independen lainnya dianggap berpengaruh konstan. Ekonomi. 3) Koefisien X2 (Perputaran Modal Kerja) = b. Uji Parsial (Uji t) 3,677 Rentabilitas Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh Koefisien ini memberi pengertian bahwa apabila terhadap ada kenaikan satu satuan tingkat masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yaitu antara efisiensi perputaran modal kerja akan diikuti dengan pengendalian biaya terhadap variabel rentabilitas kenaikan rentabilitas ekonomi sebesar 3,677 dan ekonomi dan tingkat perputaran modal kerja variabel independen lainnya dianggap konstan. terhadap variabel rentabilitas ekonomi, dalam Uji Hipotesis penelitian ini dilakukan pengujian terhadap a. Uji Simultan (Uji F) koefisien regresi. Berdasarkan perhitungan SPSS Uji simultan dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yaitu efisiensi pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu rentabilitas ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS v.12 dari tabel ANOVA pada tabel 8 dapat dilihat besarnya probabilitas yang diperoleh dari v.12 diperoleh hasil uji t sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji t (Uji Parsial) Variabel t hitung t tabel Sig. r2 r Efisiensi Pengendalian Biaya (X1) –5,240 –2,048 0,000 –0,845 0,714 Perputaran Modal Kerja (X2) 2,948 0,007 0,751 2,048 0,564 Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12 dan Dari Tabel 6. diketahui bahwa nilai Tingkat Perputaran Modal Kerja yaitu 0,000 yang signifikasi untuk koefisien regresi X1 (Efisiensi berarti angka ini dibawah angka 0,05 berarti Pengendalian Biaya) adalah 0,000. Signifikan 0,000 > 0,05 kesimpulan yang diambil adalah atau tidaknya koefisien regresi dapat dilihat dari yaitu bahwa efisiensi pengendalian biaya dan besarnya nilai probabilitas, jika probabilitas < tingkat perputaran modal kerja secara simultan 0,05 maka Hi diterima. Dapat dilihat bahwa 0,000 berpengaruh terhadap Rentabilitas Ekonomi. < 0,05 maka Hi diterima. Jika dibandingkan dengan t dapat dilihat hasil variabel Efisiensi Pengendalian Biaya tabel nilai t hitung 8 untuk X1 (Efisiensi Selain dicari nilai R2 sebagaimana di atas, dan t tabel dapat perlu juga diketahui koefisien parsialnya untuk disimpulkan bahwa thitung (–5,240) < ttabel (–2,048) mengetahui sumbangan masing-masing variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial independen terhadap variabel dependen. Pada terdapat pengaruh yang signifikan antara efisiensi tabel 6 dengan mengkuadratkan koefisien korelasi pengendalian parsial perbandingan nilai t hitung Pengendalian Biaya) antara t biaya hitung terhadap rentabilitas ekonomi. maka koefisien determinasi parsial variabel efisiensi pengendalian biaya sebesar Dari tabel 6, diketahui nilai 0,714 dan tingkat perputaran modal kerja sebesar signifikasi untuk koefisien regresi X2 (Tingkat 0,564 dapat diketahui. Hal ini mengandung arti Perputaran Modal Kerja) adalah 0,007. Signifikan bahwa atau tidaknya koefisien regresi dapat dilihat dari terhadap rentabilitas ekoomi untuk efisiensi besarnya nilai probabilitas, jika probabilitas < pengendalian biaya sebesar 71,40% sedangkan 0,05 maka Hi diterima. Dapat dilihat bahwa 0,007 tingkat perputaran modal kerja sebesar 56,40%. < 0,05 maka Hi diterima. Jika Uji Asumsi Klasik dibandingkan dengan t perbandingan nilai t tabel hitung bahwa nilai t hitung dapat dilihat hasil untuk X2 (Tingkat Perputaran Modal Kerja antara t hitung ternyata dapat disimpulkan bahwa t dan t hitung tabel (2,948) sumbangan masing-masing a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data, teknik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov > t tabel (2,048) sehingga dapat disimpulkan bahwa Goodness of Fit Test, sebagai berikut: secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan Tabel 7. Data Uji Normalitas dari tingkat perputaran modal kerja terhadap variabel One-S ample Kolm ogorov-Sm irnov Te st Abs_Res rentabilitas ekonomi. N Normal Parametersa,b c. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya persentase variasi dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen, maka dicari nilai Adjusted R2. Most E xtreme Differences Mean St d. Deviat ion Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed) 30 ,0000 2,77020 ,093 ,093 -,088 ,507 ,959 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from dat a. Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12 Berdasarkan tabel 8 hasil perhitungan diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,768 Koefisien ini menunjukkan bahwa 76,80% perubahan yang terjadi pada rentabilitas ekonomi dapat dipengaruhi oleh variabel efisiensi pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal kerja, sedangkan sisanya sebesar 23,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai pvalue yaitu Asymp.Sig (2-tailed) bernilai 0,959 > 0,05 sehingga disimpulkan bahwa residual telah memenuhi asumsi distribusi normal. Tampak juga secara visual dalam gambar dibawah ini dengan titik-titik residual mengikuti pola garis lurus, sebagai berikut: 9 demikian maka dapat disimpulkan bahwa tidak Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ada masalah autokorelasi pada model regresi. Dependent Variable: Y c. Uji Multikolinearitas Expected Cum Prob 1.0 0.8 Uji multikolinearitas digunakan untuk 0.6 mengetahui apakah antara variabel independent 0.4 yang terdapat dalam model memiliki hubungan 0.2 yang sempurna, jika nilai VIF tidak lebih dari 5, 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 maka model tidak terdapat multikolinearitas. 1.0 Observed Cum Prob Hasil uji multikolinearitas sebagaimana tabel Gambar 1. Grafik Uji Normalitas berikut: b.. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji Tabel 9. Data Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Variabel Independen Tolerance VIF apakah dalam suatu model regresi linier ada Efisiensi Pengendalian Biaya (X1) 0,574 1,741 korelasi antara kesalahan pengganggu pada Perputaran Modal Kerja (X2) 0,574 1,741 periode t dengan kesalahan pada periode t–1 (sebelumnya) (Ghozali, mendeteksi ada atau autokorelasi pada 2001:61). tidaknya model regresi Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12 Untuk Dari hasil uji multikolineritas pada tabel 9, problem dapat diketahui bahwa tidak ada variabel bebas dengan yang memiliki nilai VIF > 5, artinya asumsi menggunakan uji Durbin– Watson (D–W test). bebas multikolinearitas tidak dilanggar. Apabila nilai D–W berada di antara –2 sampai d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dengan +2, berarti tidak ada autokorelasi. adalah kondisi di Hasil analisis yang didapatkan melalui sebaran varian faktor atau mana (disturbance) perhitungan SPSS v.12 menunjukkan bahwa nilai tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga Z Durbin–Watson sebesar 1,942 dapat dilihat pada pengganggu makin besar maka sebaran Y makin tabel 8, nilai tersebut mendekati angka 2 sebagai lebar sempit. sebagai berikut: Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau Tabel 8. Data Uji Autokorelasi tidak ada heteroskedasitas dengan menggunakan Model Summaryb Model 1 R R Square ,885a ,784 Adjusted R Square ,768 uji Rank Spearman yaitu membandingkan antara Std. Error of the Estimate 2,87097 DurbinWatson 1,942 a. Predictors: (Constant), X2, X1 Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12 uji (Ghozali, 2001: 69). Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan b. Dependent Variable: Y Hasil residual dengan seluruh variabel independen Durbin–Watson SPSS v12 sebagaimana tabel 10, berikut: dengan menggunakan SPSS v.12 adalah 1,942 yang berada diantara –2 sampai dengan +2 dengan 10 Tabel 10. Data Uji Heteroskedastisitas sebesar 60,57% yang jika dibandingkan dengan Abs_Res Spearman's Abs_Res Correlation Coefficient rho X1 X2 1,000 –0,162 –0,016 Sig. (2-tailed) N , 0,392 0,933 30 30 30 standar yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi adalah sebesar 65%. Ini berarti hampir semua pihak dalam koperasi sudah melakukan dan melaksanakan pengendalian biaya dengan baik Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12 dan rapi, teratur sesuai dengan rencana. Dengan Uji heteroskedastisitas digunakan untuk pengendalian biaya yang efisien KPRI dapat mengetahui apabila terjadi penyimpangan model meningkatkan keuntungan dari usaha karena variance gangguan berbeda antara satu dilakukannya. observasi ke observasi lain. Dari hasil uji Namun dilain pihak, masih yang terdapat heteroskedastisitas Tabel 10 diperoleh nilai beberapa KPRI yang masuk dalam kriteria signifkansi variabel efisiensi pengendalian biaya pengendalian biaya = 0,392 > 0,05 dan nilai signifkansi variabel menunjukkan bahwa perputaran modal kerja = 0,933 > 0,05. Hasil mampu mengelola biaya yang digunakan dengan tersebut menunjukkan bahwa nilai masing- efisien, selain itu juga standar yang telah masing variabel signifikan atau lebih besar ditetapkan oleh Dinas Koperasi dirasa sudah dibandingkan dengan derajat signifikansi = 5% kurang relevan lagi dengan keadaan ekonomi ( = 0,05), dengan demikian model tidak terjadi sekarang ini yang mengalami krisis ekonomi heteroskedastisitas. yang berkepanjangan serta turunnya nilai mata Pembahasan uang atau adanya inflasi dan faktor-faktor lain a. Efisiensi Pengendalian Biaya KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010 tidak efisien. Hal KPRI tersebut ini belum yang tidak diteliti yang menyebabkan naiknya biaya yang dimiliki oleh KPRI. dan Tidak efisiennya beberapa KPRI terjadi berkembang dengan baik perlu memperhatikan karena adanya pembengkakan biaya pada pos-pos efisiensi biaya dengan cara dapat mengontrol dan tertentu. Beberapa hal yang perlu dikaji alasan mengelola usaha-usaha yang ada dengan sehemat mengapa KPRI tersebut memiliki pengendalian mungkin biaya Koperasi dan untuk tepat dapat sasaran bertahan serta dapat menghindari pemborosan yang mungkin terjadi. Dari data persentase tersebut dapat sebagian Dibuktikan besar Probolinggo dapat dengan tahun dikatakan rata-rata rasio kurang efisien salah satunya dikarenakan adanya pembengkakan biaya pada tingginya biaya administrasi & umum. Secara disimpulkan bahwa pengendalian biaya KPRI Kabupaten/Kota yang garis besar hasil penelitian 2010 menunjukkan bahwa efisiensi pengendalian biaya efisien. berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi tetapi efisiensi secara negatif. Maknanya secara parsial bahwa pengendalian biaya yang dicapai pada KPRI jika ada kenaikan satu satuan efisiensi Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah 11 pengendalian biaya akan diikuti dengan penurunan rentabilitas ekonomi sebesar –0,333. Hal ini ditunjukkan dengan sudah Rata-rata tingkat perputaran modal kerja di KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo sebesar 4,03 kali, ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun banyaknya KPRI di Kota/Kabupate Probolinggo modal tahun 2010 memiliki pengendalian biaya yang Probolinggo berputar 4,03 kali. Dengan demikian efisien. Penyempurnaan dalam suatu kegiatan selama satu tahun modal kerja yang berputar terus dilakukan untuk dapat menekan biaya-biaya dapat kembali selama 89 hari. yang dianggap tidak KPRI Kabupaten/Kota Perputaran modal kerja ini dapat dikatakan membandingkan antara hasil yang dicapai dalam efektif dikarenakan modal yang digunakan oleh kegiatan tersebut dengan standar yang telah KPRI sebagian besar dari modal sendiri juga ditetapkan atau rencana yang sudah dibuat. berasal dari modal pinjaman (pihak ketiga) Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Kebijaksanaan ini diambil karena keterbatasan koperasi adalah harus dapat mempertahankan hal modal yang dimiliki oleh koperasi. Selain itu tersebut beberapa mungkin, penekananpenekanan kurang perlu dan pada kemudian sebaik perlu kerja biaya harus selain yang dilakukan itu dianggap dan tetap faktor lain yang mungkin mempengaruhi tingkat perputaran modal kerja yaitu, lamanya waktu pengembalian pinjaman memeriksa dan mengontrol masuk atau keluarnya atau dana sehingga, dengan efisiennya biaya pada rendahnya perputaran persediaan yang berarti koperasi tersebut dapat membantu menaikkan dibagian penjualan atau toko karena kurangnya tingkat rentabilitas ekonomi meskipun kecil minat untuk membeli barang dari anggota. pengaruhnya. piutang dari anggota koperasi, dan Dari hasil penelitian diketahui bahwa Untuk para anggota meskipun hanya secara tingkat perputaran modal kerja berpengaruh pasif, diharapkan untuk dapat terus mengawasi secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. dan melakukan Rasio perputaran modal kerja dicari melalui efisiensi biaya agar koperasi tersebut dapat terus perbandingan antara penjualan dengan modal hidup kerja rata-rata. Semakin cepat perputaran modal mengingatkan dan berdiri untuk dan dapat memiliki tingkat rentabilitas ekonomi yang baik. b. Perputaran Modal Kerja kerja maka akan semakin efisiensi modal kerja pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran modal kerja pada yang ada sehingga dapat diarahkan untuk mencapai tingkat rentabilitas ekonomi yang maksimal pula. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 koperasi untuk dapat dalam kriteria efisien karena memiliki tingkat mencapai hal ini adalah mengoptimalkan semua perputaran yang cukup sesuai standar Dinas aspek yang mempengaruhi perputaran modal Koperasi. kerja tersebut seperti meningkatkan penjualan, 12 untuk bagian syarat, simpan-pinjam untuk para mempermudah anggota agar dapat Berdasarkan uji hipotesis secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa efisiensi berpartisipasi secara aktif. Sedangkan dari segi pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal manajemen administrasi dapat dilakukan dengan kerja secara simultan berpengaruh signifikan merapikan semua administrasi yang ada. terhadap rentabilitas ekonomi. Dengan demikian c. Rentabilitas Ekonomi pada KPRI biaya dan tingkat perputaran modal kerja dapat Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 Rentabilitas perusahaan merupakan menghasilkan dapat diketahui bahwa efisiensi pengendalian kemampuan digunakan untuk memprediksi keuntungan ekonomi pada KPRI rentabilitas Kabupaten/Kota dibandingkan dengan modal yang digunakan dan Probolinggo dalam upaya meningkatkan SHU dinyatakan dalam persen (Riyanto, 2001: 36). atau profit dan kelangsungan usaha KPRI di masa Kondisi datang. rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 berada Dari hasil pehitungan dengan pada standar yang ditetapkan oleh Dep.Kop. menggunakan program SPSS v.12 diperoleh PK&M di atas 16%, rata-rata rentabilitas persamaan regresi Y = 21,598 – 0,333X1 + ekonomi pada tahun ini adalah sebesar 16,23% 3,677X2 maka diketahui bahwa apabila efisiensi dengan ini pengendalian biaya mengalami kenaikan sebesar menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha satu kali sedangkan variabel lain dianggap yang dikelola KPRI mampu menghasilkan SHU konstan, tetapi akan diikuti penurunan rentabilitas sebesar 16,23% atau Rp 16,23 tiap tahun yang ekonomi sebesar –0,333. Sedangkan apabila berarti tingkat kriteria juga sangat bahwa efisien KPRI hal Kabupaten/Kota perputaran modal kerja mengalami Probolinggo mampu dalam mengelola harta yang kenaikan sebesar satu kali dan variabel lain dimiliki secara efisien. konstan Sehingga sudah selayaknya dalam usaha untuk menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi guna mencapai Kabupaten/Kota menggunakan efisiensi Probolinggo ukuran standar maka rentabilitas ekonomi akan meningkat sebesar 3,677 kali. Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi KPRI (Adjuested R2) menunjukkan hasil 0,768 yang selayaknya artinya bahwa efisiensi pengendalian biaya dan bagi yang telah tingkat perputaran modal kerja memberikan ditetapkan oleh Departemen Koperasi dan dengan pengaruh sebesar 76,80% dan selebihnya 23,20% mempertimbangkan juga tingkat suku bunga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. hutang atau pinjaman yang berlaku untuk periode Dari hasil persamaan regresi dan Adjusted berjalan. R2 diatas dapat digunakan oleh pengurus, d. Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya pengawas koperasi, anggota koperasi, atau pihak- Usaha dan Tingkat Perputaran Modal pihak lain yang mempunyai kepentingan untuk Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi memprediksi atau memperkirakan koperasi dalam 13 mencapai rentabilitas ekonomi. Oleh karena itu kerja kedua variabel tersebut hendaknya juga harus berlebihan karena menunjukkan dana yang tidak diperhitungkan produktif. dalam upaya meningkatkan harus tersedia dalam jumlah yang rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Manajemen KPRI harus dapat secara efisien Probolinggo di samping faktor-faktor lain yang untuk mengelola biaya usaha sehingga SHU mempengaruhi. dapat dicapai secara optimal. Salah satu cara Secara parsial efisiensi pengendalian biaya yaitu dengan mengontrol dan mengelola biaya berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi karena yang ada dengan sehemat mungkin dan tepat pengendalian biaya yang dilakukan oleh KPRI sasaran serta dapat menghindari pemborosan yang dapat yang mungkin terjadi. Selain itu manajemen dikategorikan efisien, pendapat ini sesuai dengan dalam mengimbangi biaya tenaga kerja maka penelitian yang dilakukan oleh Rispandi (2004), efisiensi biaya perlu ditingkatkan antara lain meneliti tentang pengaruh modal kerja terhadap dengan rentabilitas pada para anggota koperasi karyawan mendorong karyawan bisa kreatif dan inovatif PT. PLN. Dengan hasil analisis korelasi ini untuk menghasilkan produk mauoun jasa yang menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh unggul. ada sebagian besar sudah memacu produktivitas kerja dan secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi Untuk dapat meniningkatkan rentabilitasnya ternyata terbukti. Nilai koefisien determinasi terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebesar 86,67% mengandung pengertian bahwa melalui pengelolaan modal yang baik dan rentabilitas ekonomi pada koperasi karyawan digunakan dalam kegiatan operasional koeprasi, dipengaruhi oleh modal kerja. selain itu perusahaan dapat melakukan beberapa Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun tingkat perputaran modal kerjanya baik namun jika tidak diimbangi adanya pegendalian biaya yang baik maka rentabilitas ekonomi tidak akan meningkat atau tidak akan cara di bawah ini: 1) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu. 2) Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu. tinggi. Manajemen KPRI lebih memperhatikan pengelolaan modal kerja dengan baik. Modal Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat cukup agar koperasi dapat berperasi dengan ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: seekonomis mungkin dan perusahaan tidak 1. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat mengalami kesulitan ketika timbul krisis atau perputaran kekacauan juga Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 rata- memperhatikan bahwa tidak selamanya modal rata dalam kategori efisien dan secara umum keuangan. Manajemen modal kerja pada KPRI 14 dapat dikatakan cukup tinggi, sedangkan rentabilitas ekonomi dengan rata-rata 2. Untuk dapat menaikkan tingkat perputaran modal kerja pihak manajemen lebih mencapai 16,23% dalam kategori sangat mengoptimalkan hal yang sudah ada, seperti efisien mempermudah syarat kredit, memilih orang sesuai dengan standar Dep.Kop. PK&M tahun 2002. yang akan mengambil kredit untuk 2. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat mengurangi resiko, dan sebagainya sehingga diketahui bahwa secara simultan efisiensi dapat meningkatkan SHU dan rentabilitas pengendalian biaya dan tingkat perputaran ekonomi. modal kerja berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Besarnya pengaruh 3. Bagi peneliti lanjutan, perlu adanya penelitian lanjutan yang mengungkap faktor-faktor lain tersebut yaitu sebesar 76,80% (adjusted R2) yang dan sisanya 23,20% dipengaruhi oleh faktor efisiensi pengendalian biaya dan tingkat lain yang tidak diteliti. perbutaran modal kerja. mempengaruhi rentabilitas selain 3. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal kerja juga berpengaruh Daftar Rujukan signifikan secara parsial terhadap rentabilitas ekonomi. Efisiensi pengendalian biaya berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 71,40% dan besarnya pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi adalah 56,40%. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Atmaja, Lukas Setia. 1997. Memahami Statistik Bisnis. Penerbit Anda. Yogyakarta. Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. BPFE. Yogyakarta. Saran Dengan antara mengetahui efisiensi adanya pengendalian pengaruh biaya ekonomi, baik secara simultan maupun secara parsial, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: manajemen KPRI Controllership. dan perputaran modal kerja terhadap rentabilitas 1. Pihak Campbell, Wilson. 1999. Erlangga. Jakarta. Kabupaten/Kota Probolinggo diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengendalian biaya dengan mengelola biaya secara efektif, sehingga SHU yang diterima dapat lebih besar dan rentabilitas Dep. Kop. PK & M. 2002. Formulir dan Petunjuk Pembinaan Koperasi Per Triwulan dan Tahunan. Jakarta: Dirjen Koperasi. ________________, Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992. Aneka Ilmu. Semarang. Ducker, Peter. F. 1995. Mengelola Untuk Mencapai Hasil. Erlangga. Jakarta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Universitas Diponegoro. Semarang. ekonomi juga tinggi. 15 Gitosudarmo, Indriyo.2000. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta. Gujarati. Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Cetakan Pertama. Terjemahan Sumaro Zain. Penerbit erlangga. Jakarta. Harahap, Safri Sofyan. 200. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jakarta. Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan Manajerial. Erlangga. Jakarta. Morine. 2008. 100 Teknik Meningkatkan Laba. Pustaka Binaman Presindo. Jakrata. Mowen & Hansen. 2004. Manajemen Accounting. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Bagian Peneliti STIE YKPN. Yogyakarta. Munandar. 2000. Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. BPFE. Yogyakarta. Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Transito. Bandung. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaa Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2001. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Edisi Pertama. Setakan Kedua. PT Elek Media Komputindo. Jakarta. Sriyadi. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan Modern. IKIP Semarang Press. Semarang. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor. Sumarsono. 2004. Metode Penelitian Akuntansi: Beserta Contoh Interpretasi Hasil Pengolahan Data. FE UPN Veteran. Surabaya. Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika Pengantar. BPFE. Jogyakarta. Supriyono. 2006. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendaliam Biaya Serta Pembuatan Keputusan. BPFE. Yogyakarta. Sutrisno, Rich M., Kusriyanto. 204. Teknik Mengendalikan Biaya. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Tim Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang– Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi. Jakarta. Penyusun Kamus.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ravianto, J. 2000. Manajemen Biaya Pengendalian dan Reduksi Biaya. Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas. Jakarta. IDENTITAS PENULIS Nama NIDN Perguruan Tinggi Alamat Telp./Faks. : : : : : Elok Dwi Vidiyastutik, S.E., M.Ak. 0712088501 Universitas Panca Marga Probolinggo Jl. Yos Sudarso Pabean Dringu Probolinggo 67271 (0335) 422715 / (0335) 427923 16