30 ABSTRACT THE INFLUENCE OF WALKING EXERCISE TO DECREASE OF BLOOD SUGAR TO THE DIABETES MELLITUS SUFFERER TYPE 2 IN INTERNAL DISEASSE POLICLINIC PROF. DR. SOEKANDAR HOSPITAL MOJOKERTO Oleh : Agus Hariyanto,* Duwi Basuki,* Enny virda yuniarti Physical exercise is one of the Penthalogy therapy for diabetes mellitus sufferer especially diabetes mellitus type 2. Sport therapy execution precision is one of vital importance to get optimal benefit with prevents the happening of hipoglicemia complication when do physical activity. Therefore it is necessary to pay attention procedures in doing physical activity. Walking exercise is one of the easy choices and very effective light intensify. In fact there are many diabetes mellitus sufferer that don’t do physical exercise especially walking exercise. The aim of this Research is to analyze the influence of walking exercise to blood sugar degree depreciation in diabetes mellitus type 2 sufferers. Kind of this research that used is pre experiment and design Research that is one group sample pre test- post test with once measurement. Sample consists of 26 sufferer respondents diabetes mellitus type 2 that endure to take care of road at Internal Disease polyclinic in BRSD Prof. Dr. Soekandar Mojokerto 2008 that chosen by consecutive sampling. Data is gathered by observation and measurement with observation format instrument and blood sugar degree grader (glucometer) reagent dry ”easy-touch”. The result of this research shows that found walking exercise significant influence to blood sugar degree depreciation ( = 0,000) and (α = 0, 05). From this research result is known in pre test that is 12 respondents has blood sugar degree 201-250 mg/dl (34,3%) and in post test that is 15respondents has blood sugar degree between 151-200 mg/dl (42,9%). As known average blood sugar degree depreciation is 21-40 mg/dl pasa 14 respondents (40%). It is supposed as often as possible to do physical activities especially walking exercise, so blood sugar degree is getting controlled, so it won’t be happen a serious complication. Keyword: walking exercise, blood sugar degree, diabetes mellitus PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian tahun 2001, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 17 juta orang atau 8,6% dari 220 juta populasi negeri ini dan meningkat terus pada tahun terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi (Kapanlagi.com, 5 April 2007). Berdasarkan data rekam medik yang didapat dari studi pendahuluan di BRSD Prof. Dr. Soekandar Mojosari dari tanggal 19 Mei 2008 sampai 20 Mei 2008 diketahui bahwa jumlah penderita DM tipe II di Unit Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam pada bulan Februari sampai bulan April 2008 terdapat 237 pasien dengan rincian 59% perempuan dan 41% laki-laki. Dari hasil wawancara pada 20 orang penderita DM yang melakukan rawat jalan diketahui hanya 40% dari penderita yang menjalankan anjuran dokter untuk melakukan latihan rutin (olahraga) khususnya jalan kaki dan 60% yang lainnya mengaku belum melaksanakannya. Beberapa faktor yang menyebabkan klien tidak melakukan latihan fisik berjalan antara lain; faktor malas, lupa pernah mendapat anjuran untuk latihan fisik, tidak ada waktu, capek, bahkan merasa tidak perlu untuk latihan fisik dan menganggap pengobatan dari dokter sudah cukup untuk 31 mengatasi kondisi sakitnya. Dalam keadaan ini, produksi insulin tidak efektif seperti halnya pada kondisi defisiensi insulin yaitu hiperglikemik, glukosuria, polidipsi, dan berat badan turun. Gangguan ini mempunyai komplikasi penyakit vaskular, kebutaan, aterosklerosis, serangan jantung, penyakit ginjal, dan gangren (Mardiati, 2000:50). Disebutkan bahwa latihan 10 menit dapat meningkatkan kadar glukosa uptake 15 kali dari keadaan basal. Dan latihan 60 menit akan meningkatkan kadar glukosa uptake 35 kali (Tjokroprawiro, 1996:28). Menurut Suyono (2004:73) bahwa latihan fisik berjalan bagi penderita Diabetes Mellitus juga berfungsi antara lain; meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah. Keadaan-keadaan tersebut mengurangi risiko penyakit jantung koroner (PJK) dan meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes dengan meningkatnya kemampuan kerja dan juga memberikan keuntungan secara psikologis. Penatalaksanaan terapi Diabetes Mellitus meliputi “pentalogi” terapi DM yaitu terapi primer dan sekunder. Terapi primer antara lain penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) tentang DM, latihan fisik primer dan sekunder, serta diit. Sedangkan terapi sekunder meliputi obat hipoglikemia (OHO dan insulin) dan cangkok pankreas (Tjokroprawiro, 2007:38). Bagi penderita Diabetes Mellitus terdapat manfaat penting dengan melakukan olahraga fisik. Hal ini meliputi meningkatnya kepekaan insulin pada otot-otot dan hati yang bisa menyebabkan penurunan pada dosis obatobat hipoglisemia oral atau insulin yang dibutuhkan orang tersebut (Wright, 2008:186). Latihan fisik yang dapat dilakukan antara lain latihan berjalan, jogging, berenang, bersepeda atau latihan aerobik paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15-60 menit sampai berkeringat dan terengah-engah tanpa membuat nafas menjadi sesak (Sustrani dkk, 2006:51). Dan salah satu solusi untuk meningkatkan motivasi penderita DM untuk melakukan latihan berjalan adalah dengan selalu mengingatkan penderita terhadap manfaat latihan fisik khususnya berjalan terhadap kontrol kadar gula darahnya. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin menganalisis pengaruh latihan berjalan (walking exercise) terhadap penurunan kadar gula darah pada Diabetes Mellitus Tipe 2 sehingga hasil yang di dapat bisa menjadi alternatif yang tepat pada penanganan penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimen, dengan design penelitian one group sample pre test – post test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus tipe 2 di unit rawat jalan poliklinik penyakit dalam BRSD Prof. Dr. Soekandar Mojosari yang berjumlah ±79 orang. Pada penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan prinsip bahwa tidak semua subyek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Sedangkan jenis pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang telah dikumpulkan, dianalisis secara sistematik dan dikelompokkan pada tabel instrumen pengumpulan hasil pengukuran pada kolom pre dan post test kemudian dicari nilai perubahan. Selanjutnya data tentang penurunan kadar gula darah diskoring 32 berdasarkan besar penurunan kadar gula darah sesuai dengan kode yang telah ditentukan yaitu: 0 → jika penurunan < 1 mg/dl atau tidak terjadi penurunan (tetap) 1 → jika penurunan 1 – 20 mg/dl 2 → jika penurunan 21 – 40 mg/dl 3 → jika penurunan 41 – 60 mg/dl 4 → jka penurunan > 60 mg/dl Artinya apabila tidak terjadi penurunan kadar gula darah (tetap) atau bahkan meningkat, maka ditulis dengan kode 0 dan semakin besar penurunan maka kode angka juga semakin besar. Selanjutnya dilakukan tabulasi data dengan menggunakan uji statistik “t-test Paired (uji t 2 sampel berpasangan)”. Untuk mengetahui pengaruh latihan berjalan terhadap penurunan kadar gula darah pada DM tipe 2 dengan tingkat kemaknaan α < 5%, artinya uji statistik dengan taraf signifikansi 0,05 untuk ukuran sampel terdapat syarat penolakan H0 yaitu apabila ρ < α yang berarti ada pengaruh latihan berjalan (walking exercise) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di unit rawat jalan poliklinik penyakit dalam BRSD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden berdasarkan pengaruh latihan berjalan selama 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah Tabel 4.9. Tabulasi silang pengaruh latihan berjalan selama 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di BRSD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto pada bulan September 2008 N o 1. 2. 3. 4. 5. Rentang perubahan kadar gula darah acak F (%) Meningkat atau tetap 1 2,9 Menurun antara 1-20 mg/dl Menurun antara 21-40 mg/dl Menurun antara 41-60 mg/dl Menurun antara >60 mg/dl Jumlah 8 22,8 14 40,0 8 22,8 4 11,5 35 100 Statistik Paired T-Test ρ = 0,000 α = 0,05 Sumber data: format observasi penelitian tahun 2008 Dari hasil tabel 4.9. di atas, setelah dilakukan olahraga berjalan selama 30 menit diketahui sebagian besar yaitu 12 responden (40%) sebelum latihan mempunyai kadar gula darah antara 201-250 mg/dl dan setelah latihan sebagian besar yaitu 15 responden mempunyai kadar gula darah acak antara 151-200 mg/dl. Berdasarkan hasil analisa statistik Paired T-Test menggunakan Software SPSS 16.00 didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) = 0,000 dan α = 0,05. Karena ρ < α sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh latihan berjalan (walking exercise) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe2. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai kadar gula darah pre dan post test yaitu sebagian besar responden yaitu 14 orang (40%) mengalami penurunan kadar gula darah acak antara 21-40 mg/dl. Dan berdasarkan hasil analisa independensi 33 Paired T-Test (uji T2 sampel berpasangan) menggunakan Software SPSS 16.00 didapatkan nilai signifikansi (ρ) = 0,000 dan α = 0,05. Karena ρ < α sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh latihan berjalan (walking exercise) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe2. Penurunan kadar gula darah berhubungan dengan transfer energi ketika metabolisme karbohidrat di dalam tubuh saat exercise berlangsung. Selama kontraksi otot, terjadi peningkatan metabolisme rate sebesar 200 kali lipat (Hidayat, 2004). Artinya pada saat kontraksi otot, terjadi pembakaran karbohidrat yang menghasilkan energi ATP. Selanjutnya terjadi proses pengaktifan AMPK yang dirangsang oleh adanya kondisi hipoksia sel akibat berkurangnya jumlah bahan bakar (cadangan energi) oleh karena kebutuhan sel akan energi saat latihan meningkat. Proses pengaktifan AMPK ini melibatkan 5 AICAR (aminoimidazole-4carboxamide ribonukleoside) yang belum diketahui secara pasti. AMPK selanjutnya akan memphosporilasi dan mengaktifkan eNOS, dimana NOS (Nitric Oxide Syntetase) ini akan menghasilkan produk NO yang diduga berperan dalam meningkatkan efek latihan/ exercise sehubungan transpor glukosa melalui mekanisme cGMP mediated. Selain itu, AMPK juga berfungsi mengaktifkan p38 MAK yang diduga terlibat dalam proses translokasi GLUT 4, yang pada akhirnya dapat meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel. 5 AICAR juga diketahui dapat menstimulasi transpor glukosa pada sel otot yang independen terhadap P13-kinase. Menurut Suyono (2004:73) menyebutkan bahwa latihan fisik bagi penderita Diabetes Mellitus juga berfungsi antara lain; meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah, dan dapat meningkatkan kepekaan otot terhadap insulin melalui peningkatan jumlah transporter GLUT 4 independen insulin di membran sel otot. Dan data hasil pengukuran di atas menunjukkan bahwa latihan berjalan mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap nilai kadar gula darah pada DMT2 di unit rawat jalan poliklinik penyakit dalam di BRSD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto yaitu dengan latihan berjalan selama 30 menit dapat menurunkan kadar gula darah dengan nilai penurunan yang cukup bervariasi mulai dari 1 - lebih dari 60 mg/dl dan sebanyak 14 responden (40%) mengalami penurunan kadar gula darah antar 21-40 mg/dl. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor selain faktor usia dan pendidikan yaitu faktor kondisi psikologis, keteraturan diit, dan kepatuhan obat. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Hasil penelitian tentang pengaruh latihan berjalan (walking exercise) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di unit rawat jalan poliklinik penyakit dalam BRSD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto dari 35 responden antara lain: 1. Pada pengukuran kadar gula darah sebelum dilakukan latihan berjalan (walking exercise) selama 30 menit, diketahui sebanyak 12 responden (34,3%) mempunyai kadar gula darah acak antara 201–250 mg/dl.. 2. Setelah dilakukan latihan berjalan selama 30 menit diketahui bahwa sebanyak 15 34 responden (43,5%) mempunyai kadar gula darah acak antara 151–200 mg/dl. 3. Latihan berjalan (walking exercise) selama 30 menit pada 14 responden (40%) menyebabkan penurunan kadar gula darah acak antara 21-40 mg/dl dan berdasarkan hasil analisa statistik Paired T-Test menggunakan Software SPSS 16.00 didapatkan nilai signifikansi (ρ) = 0,000 dan (α) = 0,05. Karena ρ < α sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh latihan berjalan (walking exercise) terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe2. Saran 1. Diharapkan responden memahami dan dapat mengaplikasikan latihan berjalan ini secara kontinyu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Diharapkan perawat atau tenaga kesehatan lebih aktif dalam mengimplementasikan dan memotivasi penderita diabetes mellitus tipe2 untuk aktif melaksanakan terapi aktivitas berjalan. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mengontrol kadar gula darah dan mengurangi tingkat komplikasi akibat peningkatan kadar gula darah. KEPUSTAKAAN Ahmad Husain, 1999. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC Amrizal Blog. 2007. http://www.penjelajahwaktu.blogspot. com-olahraga-untuk-penderitadiabetes Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta : PT Rineka Cipta Azwar A & Prihartono. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Binarupa Aksara Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Basuki, Hari. Pengantar Statistika. Bagian Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga; tidak dipublikasikan untuk umum Berkow & Fletcher. 1999. The Merc Manual Edisi 16 Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara Bilous, Rudy W. 2003. Bimbingan Dokter pada Diabetes. Jakarta : PT Dian Rakyat Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC Davey, Patric. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga Ganong, William F.1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Greenspan & Baxter. 2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik Edisi 4. Jakarta : EGC Guyton & Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC Guyton, Arthur C.1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC Hardinge & Shryock. 2003. Kiat Keluarga Sehat; Mencapai Hidup Prima dan Bugar Jilid 3. Indonesia Publishing House Ofset Haznam. 1991. Endokrinologi. Bandung : Angkasa Offset Hidayat, Aziz A.2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika 35 Http://www.Cardainal-Script-Net, 2006; diabetes mellitus. Http://www.info-sehat.com; olahraga pada DM. 2007 Http://www.KapanLagi-Diabetes: Garis Tangan tetapi Bisa Dihindari 2007 pada tanggal 23 Mei 2008 Http://www.Wikipedia.org-olahraga dan DM. 2005 Hudak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis. Pendekatan holistik. Jakarta : EGC Iswati, Rida. 2005. Komparasi Latihan Intensitas Sedang Interval dan Kontinyu terhadap Perubahan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus. Surabaya : Unair Lanywati, Endang. 2001. Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Kanisius Leslie. 1991. Buku Pintar Kesehatan Diabetes. Jakarta : Arcan Mardiati, Ratna. 2000. Faal Endokrin. Jakrta : CV Sagung Seto Margatan, Arcole. 2001. Yang Manis Jangan Pipis. Solo : CV Aneka Mc. Wright, Bogdan. 2008. Panduan Bagi Penderita Diabetes. Jakarta : CV Pustakaraya Notoadmodjo, 2002. Kesehatan. Jakarta : EGC Pendidikan Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4 Buku 2. Jakarta : EGC Rumoharbo, Hutma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC Sudoyo, W Aru dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ke-4 Jilid 3. Jakarta : Departemen IPD FKUI Soetantini. 2008.http://www.depkes.go.idjumlah diabetes mellitus di indonesia pada tanggal 23 Mei 2008 Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Supriyadi. 2007. Pengantar mata kuliah bahasa indonesia, tidak dipublikasikan untuk umum Suyono dkk. 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Tim Redaksi Vita Health. Sustrani dkk. 2006. Diabetes. Informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Tjokroprawiro, Askandar. 2004. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Tjokroprawiro dkk. 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKU Airlangga RS Pendidikan Dr Soetomo Surabaya. Surabaya : Airlangga University Press Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama