Edisi February 2003 Artikel Rohani an t ia a g t Ke ani an i W t pu is Li om K Renungan Artikel Keluarga ta r a isi W m Ko nak A Le b M ih a r Ja tin uh G u de n a nga wa n n W Ko a r t a R e misi ma ja Diterbitkan oleh Gereja Presbyterian Orchard 3 Orchard Road Singapore 1 Menjadi seorang murid Kristus bukanlah hanya sebuah anugerah, tetapi juga sebuah komitment dan kerja keras.. apa artinya? Apakah ini berarti bahwa untuk menjadi orang Kristen itu kita harus berusaha berdasar kekuatan kita? Apakah ini berarti tanpa usaha kita maka kita belum tentu masuk surga? Apakah ini berarti bahwa karya penebusan Kristus di atas kayu salib belum sempurna? Tentu jawabannya TIDAK! Karya penebusan Kristus telah sempurna, maka kita tidak perlu menambahkan sedikitpun usaha kita untuk dapat masuk ke surga. Menjadi orang Kristen yang benar-benar telah lahir baru dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, tentunya juga bukan karena usaha dan kemauan kita. Itu semata-mata HANYAlah anugerah dan kehendak Tuhan. Dia yang memilih kita, bukan kita yang memilih kita. Lalu, kalau demikian.. mengapa kita harus rajin ke gereja, belajar Firman, melayani, bermisi, mengabarkan Injil, memberikan persembahan, menolong orang, dll? Itu semua harus kita lakukan bukan untuk mendapatkan sesuatu, apalagi mendapatkan tiket masuk surga. Itu semua kita lakukan karena kita telah diterima oleh Allah, telah diberi anugerah yang tidak ternilai harganya, anugerah yang tidak layak buat kita untuk menerimanya. Kita melakukannya sebagai ucapan syukur syukur. Grace dan Gratitute adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Yang kedua, kita melakukannya juga karena itu menjadi identitas kita. 2 Kalau kita ini adalah seorang murid, tentunya kita akan belajar. Kalau kita ini seorang guru, tentunya kita akan mengajar. Kalau kita ini seorang tukang kunci, maka kita akan membuat kunci, kalau kita adalah koki, maka kita akan memasak...dst Nah, seperti itu pula, kalau kita ini mengatakan sebagai murid Kristus, pengikut Kristus, seharusnya kita melakukan apa yang menjadi identitas kita, yaitu mengikuti apa yang Tuhan kita lakukan dan ajarkan... Yang namanya terang’’, harusnya bersinar, yang namanya garam’’ harusnya terasa asin. Nah, apakah yang Anda lakukan hari ini? Apakah orang akanberkomentar “Ïtu pasti orang Kristen..”ataukah “Örang Kristen kok seperti itu..?” Dalam konteks bergereja, salah satu ciri murid Kristus adalah melakukan pekerjaan Tuhan. Walaupun tidak semua nya dipanggil untuk melayani dalam gereja lokal, namun tentunya ada juga yang Tuhan mau kita kerjakan dalam gerejaNya. Lakukan.. satu hal saja.. yang Anda dapat kerjakan sebagai tanda Anda murid Kristus hari ini! penasihat: Pdt. Roy Tamaweol, Dkn. Lina Sugianto, Dkn. Salmon Wattimena - team redaksi: Andreas, Julianto, Nonie, Yuyun email: [email protected] I. PENDAHULUAN “Three in One” Ajaran Trinitas atau Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus) mengundang polemik yang panjang dalam sejarah gereja. Ajaran ini mulai berpengaruh sejak abad IV sebagai tanggapan atas ajaran mengenai Kristus (Kristologi). Perdebatan yang dimaksud adalah tentang keilahian dan keberadaan Kristus sebelum segala sesuatu ada serta kedudukan dan peranan Roh Kudus. Alkitab, dalam hal ini Perjanjian Baru, berkata-kata tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam kerangka penyelamatan Allah, tetapi tidak mempersoalkan penempatan ketiganya sebagai pribadi-pribadi yang berhubungan secara transenden sejak semula (Mat. 28 : 19 – 20; II Kor. 13 : 13). Dari manakah ajaran Trinitas ini menerima inspirasinya yang mula-mula? Orang Kristen abad-abad pertama mengenal “Kurios”yang dipahami sebagai Tuhan. Kata kurios di terjemahkan dari bahasa Ibrani “Yahweh”. Kurios atau Tuhan ini dikenal sebagai Allah Bapa penguasa tertinggi sebagai sang Pencipta dan penyebab utama segala sesuatu (causa prima). Allah Bapa ini menyatakan diriNya dalam Yesus Kristus. Sehingga orang Kristen mula-mula mengaku Yesus adalah Tuhan. Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan menimbulkan ketegangan dalam sejarah kekristenan. Apakah Yesus adalah Allah baru? Apakah kekristenan telah menggantikan Allah Perjanjian Lama dengan Allah Perjanjian Baru? Bagaimana dengan pengakuan iman Israel : Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa (Ulangan 6 : 1)? Gereja mula- Pdt. Roy Tamaweol mula bergumul untuk merumuskan pengakuan mengenai keberadaan Tuhan yang disembah. Karena itu banyak pemikiran yang muncul untuk merumuskan pengakuan iman ini. Bidang Teologi sendiri senantiasa berupaya berefleksi berdasarkan pengakuan akan eksistensi Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Refleksi ini diupayakan untuk menjawab pergumulan teologi dari satu abad ke abad yang lain. II. Trinitas Menurut Tokohtokoh Dalam Sejarah Gereja 1. Tertualianus Kaum apologet yang lahir di Carthago kira-kira tahun 50. Ia memahami bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu termasuk materi. Penciptaan itu dari yang tidak ada dan diciptakan menurut kehendak Allah sendiri. Allah mempunyai hakekat ilahi dan Putera Allah adalah bagian dari hakekat itu. Putera Allah sudah ada, kekal didalam Allah Bapa. Keduanya erat berhubungan, seperti akal dan kata dalam manusia. Kemudian Putera Allah datang bersama Allah Bapa untuk penciptaan serta Putera Allah menyatakan diri dalam dunia lewat inkarnasinya ¹ 2. Ireneus Ia berasal dari Asia Kecil, uskup di Lyon Perancis tahun 178. Menurut Ireneus, Allah dilahirkan sebelum ada waktu. Ia melahirkan Firman sebelum ada segala sesuatu. Ireneus begitu menekankan keesaan Allah sehingga ada kesan bahwa Anak dan Roh hanyalah sekedar penampilan dari satu Allah ² DAFTAR ISI 2 3 7 9 11 Dari Redaksi Artikel Rohani Wawancara Renungan Cermin Warta Komisi (Remaja) Kilas Peristiwa (Wanita) Artikel Keluarga Warta Komisi (Anak) Pengumuman 12 14 16 22 24 3 3. Yustinus Martir Ia adalah seorang filsuf dan menjadi Kristen tahun 130. Logos dapat dibedakan yaitu logos dalam Allah dan logos yang keluar dari Allah. Proses kelahiran logos sebagai kelahiran tanpa pemisahan dan pengurangan terhadap hakikat Allah. Logos adalah putera Allah yang tunggal. Logos dilahirkan sebelum penciptaan dan keluar dai kehendak bebas Allah .³ 4. Origenes Lahir tahun 185 di Aleksandria, Mesir. Ia memberi tekanan besar kepada keesaan Allah. Hanya Bapa yang Allah. Keilahian Anak dan Roh Kudus dijabarkan dari Bapa. Sebagaimana Anak lebih rendah dari Bapa demikian pulalah Roh lebih rendah daripada Anak. Namun ketiganya memiliki kesatuan dalam kehendak .4 sehakekat dengan Bapa, sungguhpun logos dan Allah harus dibedakan, tetapi pada hakekatnya adalah satu. Penyelesaian: Kaisar Theodosius Agung naik tahta tahun 379. Ia mengundang konsili oikumenis ke II yang diadakan di Konstantinopel tahun 381. Konsili menetapkan bahwa anak itu benarbenar sehakekat dengan Bapa. Dan Roh Kudus juga satu zat dengan Bapa. Keputusan Nicea dipertegas dan lahirlah pengakuan iman NiceaKonstantinopel. 5. Arius dan Aleksander Arius adalah seorang presbiter dan Aleksander adalah uskup di Aleksandria. Menurut Arius, Logos adalah makhluk Tuhan yang sulung dan yang tertinggi derajatnya. Ia bukannya dari kekal, melainkan diciptakan didalam batas-batas zaman, seperti manusia juga diciptakan. Logos datang ke bumi selaku pengajar dan teladan bagi segala makhluk yang lain. Dengan sepenuh hati logos (Kristus) taat sepenuh-penuhnya pada Allah. Oleh sebab itu Ia diberi kehormatan ilahi. Bagi Aleksander, Logos adalah Allah sedari kekal. Hanya dengan demikian Ia bisa membebaskan dunia, sesudah ia menjadi manusia. Pertikaian ini diselesaikan oleh kaisar Constantinus yang mengundang gereja-gereja untuk mengadakan konsili oikumenis pertama yang bersidang di Nicea tahun 325. Keputusannya; Logos atau Anak adalah sehakekat dengan Bapa. 7. Nestorius dan Cyrillus Nestorius adalah patriakh dari Konstantinopel. Ia dan rekan-rekannya dikenal dengan “golongan Antiokia”. Ia kurang setuju dengan sebutan “bunda Allah”bagi Maria. Keberatan ini berhubungan dengan ajarannya tentang kedua tabiat Kristus. Menurut Nestorius, bila Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia maka itu bukan keesaan tetapi keduaan. Logos yang kekal itu dan oknum Yesus yang bebas dan dapat diubah itu, tinggal dua. Ada perbuatan-perbuatan Kristus yang dilakukan oleh logos, mujizat misalnya. Dan ada pula yang dilakukan oleh manusia Yesus, misalnya sengsara dan kematian. Yesus dan logos tak ada keesaan hakekat, melainkan hanya keesaan kehendak yang teguh saja, sebab keduanya berkasih-kasihan. Cyrillus, patriakh dari Aleksandria bersama dengan teman-temannya menamakan diri “golongan Aleksandria”menolak konsep Nestorius. Menurut Cyrillus, keesaan Anak Allah menyelubungi dirinya dengan tabiat manusia, sehingga tabiat manusia tak berpribadi itu telah hilang lenyap. Dengan pertolongan uskup Roma, Cyrillus menang. Pada konsili oikumenis ketiga di Efesus tahun 431, ajaran Nestorius ditolak. 6. Athanasius Dengan adanya keputusan Nicea bukan berarti pertikaian telah selesai. Pengikut Arius yang menamakan diri “kaum Arian”cenderung untuk memisahkan Bapa dengan Anak. Karena itu muncul tokoh baru yaitu Athanasius. Menurut Athanasius, logos sama sekali 8. Eutyches Ia adalah seorang Sarjana Teologi dari Aleksandria. Ia mengajarkan bahwa Kristus hanya bertabiat satu saja. Kemanusiaan Kristus diisi dengan keilahianNya semata-mata, sehingga kemanusiaan itu cuma kelihatannya saja menyerupai kemanusiaan kita. Ajaran ini 4 dikenal dengan sebutan monophisit. Mono=satu, Phisis=tabiat. Pendapat Eutyches ini didukung oleh Dioscurus, patriakh dari Aleksandria tetapi tidak disetujui oleh uskup Roma, yaitu Leo I. Karena ini maka diadakanlah konsili oikumenis yang keempat di Calcedon tahun 451. Putusan yang diambil adalah: Kristus bukan bertabiat satu (Aleksandria) dan bukan bertabiat dua (Antiokhia), melainkan Ia “bertabiat dua dalam satu oknum”. Kedua tabiat ini “tidak bercampur dan tidak berubah” (melawan Eutyches) dan “tidak terbagi dan tidak terpisah”(melawan Nestosius). III. Ajaran Trinitas menurut Bidat-bidat abadabad pertama 1. Gnostik Gnostik adalah suatu aliran yang berupaya menggabungkan filsafat barat dengan agama timur. Ajaran mereka adalah Gnosis. Aliran ini mengajarkan bahwa adanya hikmat yang tinggi dan rahasia serta tersembunyi tentang asal-usul manusia. Karena itu orang tertarik untuk mempelajarinya dan mengejarnya. Pada abad kedua telah muncul Gnostik Kristen. Mereka mengajarkan bahwa : a. Allah yang tertinggi yang keadaannya Roh tak ada hubungannya dengan dunia ini b. Dunia dijadikan oleh suatu ilah rendah Demiurgos; pencipta dunia yang dikenal dalam PL c. Manusia mengandung sebagian kecil dari Roh Allah yang maha d. e. tinggi itu dalam batinnya Kristus diutus oleh Allah dengan tubuh maya untuk membebaskan bagian ilahi yang kecil itu Oleh pengajaran Kristus manusia berusaha untuk melepaskan dirinya dari zat benda dan kembali kepada Allah yang tinggi itu 2. Marcionisme Marcionisme didirikan oleh Marcion. Ia adalah seorang kaya di Bandar Sinope pesisir laut hitam yang ada perusahaan perkapalan. Ajarannya dipengaruhi oleh gnostik yang juga membedakan PL dan PB. Ia juga membedakan Allah Khalik dan Allah Penyelamat. Pembenaran manusia hanya diperoleh dengan iman kepada Yesus Kristus. a. Dunia dijadikan oleh Allah PL, Ia hendak berbuat baik tetapi tidak sanggup melakukannya. Ia mau memerintah dengan adil tetapi berubah menjadi bengis karena tauratnya tidak mampu dilakukan oleh manusia. Makhluk menjadi kurang sempurna karena Khaliknya juga kurang sempurna. Allah pertama ini menjadi seorang hakim yang lalim dan kurang adil terhadap dunia. b. Yesus datang tidak diutus oleh Allah PL tetapi oleh Allah yang lain yang asing c. Allah yang kedua ini tidak ada hubungannya dengan nasib manusia tetapi oleh karena belas kasihnya Ia mengutus AnakNya untuk melepaskan diri dari tekanan Khalik d. Yesus turun kebumi dengan memakai tubuh maya (doketisme). Allah Khalik merasa dirinya terancam, dan berupaya untuk pembunuhan Yesus di kayu salib e. Percaya adalah menyangkal Allah Khalik dan menyerahkan diri kepada kasih Allah yang maha tinggi Marcion menolak kedatangan Yesus yang kedua kalinya dan menolak kebangkitan daging. IV. Ajaran Trinitas Menurut Agama Lain 1. Hindu Ajaran agama Hindu dikenal dengan Trimurti yang terdiri dari Bharma, Wisnu dan 5 Syiwa. Brahma adalah pencipta, Wisnu adalah pemelihara, dan Syiwa adalah perusak. Brahma sebagai pencipta memiliki tiga penjelmaan yaitu atma (jiwa perorangan), praktri (alam) dan Isywara (Tuhan) Allah sebagai Anak: Allah bersama kita dan hidup diantara manusia dan menjadi manusia dalam diri Yesus. Keselamatan dari dosa menjadi milik manusia. 2. Kebatinan Jawa Kebatinan Jawa yang mengajarkan Tritunggal salah satunya adalah Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal), yang artinya persatuan untuk dapat bertunggal. Keadaan Tuhan Pencipta dikenal dengan Tri Purusa, yang terdiri dari Sukma Kawekas (Tuhan yang sejati), Sukma Sejati (penuntuk sejati) dan Roh Suci (manusia sejati). Dalam Pangestu jarak manusia dan Khalik tidak jelas. Allah berada dalam diri manusia dan manusia adalah Allah sendiri. Allah sebagai Roh Kudus: Allah hidup didalam kita. Allah itu membeeri semangat, Allah yang membaharui, membangun dan mempersatukan. 3. Agama Islam Bagi agama Islam, ajaran Trinitas agama Kristen sama sekali tidak bisa diterima dengan akal sehat. Mereka menyebutnya bahwa agama Kristen menyembah tiga Allah. Trinitas dalam bahasa Arab dikenal dengan “tathlith”yang berarti mengakui atau menjadikan tiga dari kata thalatha,tiga.5 Agama Islam tidak mengenal istilah Bapa. Bagi agama Islam dosa yang terbesar adalah “Syirik”yaitu mempersekutukan Allah. Surah 4:48 disebutkan bahwa Tuhan berkenan memngampuni segala dosa selain dosa syirik itu. Mereka menolak akan ketuhanan dari Yesus dan Roh Kudus. V. Trinitas dan Iman Kristen Trinitas adalah bahasa iman. Trinitas adalah cara berada Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah yang disaksikan dalam PL adalah juga Allah yang disaksikan dalam PB. Allah sebagai Bapa: kita mengaku bahwa Allah adalah pencipta dan sumber segalakehidupan. Allah yang menciptakan dunia dan segala isinya termasuk manusia. 6 Allah tidak hanya mengantar umat Israel keluar dari Mesir tetapi Allah mengutus Yesus Kristus untuk mendamaikan dunia dan manusia dengan Allah Bapa. Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati dan meninggikan Dia menjadi Tuhan dan Kristus (Kisah 2 : 36). Yesus mampu menunaikan tugas yang diberikan Bapa. Daya Kekuatan Allah bertindak adalah Roh Kudus (Kej 1 : 1). Daya Kekuatan sehingga Yesus mampu menunaikan tugas adalah Roh Kudus. Roh Kudus aktif dan berkarya dalam dunia sejak penciptaan. Sesudah kenaikan Yesus maka Roh Kudus dicurahkan kepada umat manusia. Allah di dalam Roh mengutus Yesus menjadi manusia. Allah dalam Yesus mengutus Roh untuk hidup bersama-sama manusia. Tinggal di dalam hati manusia sehingga manusia layak menghampiri Allah. Bapa, anak dan Roh Kudus tidak berdiri sendiri tetapi berkarya dalam Satu kesatuan yang erat. Tidak bisa dipisahkan. Tritinas tidak bisa dimengerti sebatas ilmu dan pengetahuan manusia semata. Trinitas adalah suatu Pengakuan Iman (band. I Kor 1 : 22-24). Catatan kaki : ¹ F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989) hlm 233 ² H Berkof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) hlm 40 ³ F.D. Willem, I bid, hlm 149 4 Benrhard Lohsc, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989) hlm 57 5 Olaf Schuman, Pemikiran Keagamaan Dalam Tantangan, (Jakarta: Gramedia, Widiasarans Indonesia, 1993) hlm 212 LEBIH JA UH DENGAN ..... JAUH MAR TIN GUNA WAN MARTIN GUNAW Data Pribadi Nama : Martin Gunawan Lahir : Bandung, 21 Maret 1966 Istri : Yenny Pelayanan di GPO sejak pertama hingga sekarang : Paduan Suara, Komisi Musik Gerejawi dan Kemajelisan Hobi : Musik dan olahraga Pekerjaan : Arsitek Moto hidup : Bersukacitalah di dalam Tuhan senantiasa. GEMA (G): Bisakah Anda ceritakan bagaimana Anda sampai ke Singapore dan mengenal GPO? Saya melihat sampai saat ini partisipasi jemaat dalam kegiatan-kegiatan GPO masih cukup rendah. MARTIN (M) : Saya tiba di Singapura pada bulan Agustus 1997 untuk bekerja di sebuah perusahaan konsultan arsitektur, dan saya diajak untuk mengikuti kebaktian hari Minggu di GPO oleh Pnt. Gieto Sugianto. Saya merasa seperti berada di rumah sendiri, karena dapat berkenalan dengan rekan-rekan seiman yang mempunyai latar belakang kehidupan dan budaya Indonesia, sehingga cukup mudah untuk saling menyesuaikan diri. Selain itu, cukup banyak jemaat yang rutin berbakti di GPO namun bukan anggota GPO, sedangkan yang sudah menjadi anggota tidak banyak yang terlibat dalam pelayanan. (G): Sejak pertama kali bergabung di GPO, apakah kelebihan dan kekurangan yang ada di GPO? (M): Pada saat pertama kali saya bergabung dengan GPO, tidak banyak gereja berbahasa Indonesia lainnya di Singapura, sehingga hampir semua orang Indonesia yang datang ke Singapura menyempatkan diri berbakti ke GPO. Hal ini membuat jemaat GPO sampai kini sangat beragam, terutama latar belakang kehidupan bergereja dari masing-masing anggota jemaat. Keanekaragaman inilah kelebihan sekaligus juga merupakan tantangan yang cukup berat untuk kita semua dapat bersatu dalam visi dan misi. (G): Bagaimana menurut Anda GPO dapat terus maju dan berkembang bagi Tuhan? (M): Jemaat harus lebih aktif dan mau melihat apa yang ia bisa berikan untuk kemajuan gereja ini, yang Tuhan titipkan untuk kita kembangkan. Banyak hal yang harus diperbaiki, dari hubungan pribadi antar jemaat dan antara para pengurus komisi, hubungan organisasi diantara komisi-komisi, serta antara komisi dan majelis. Selain itu, kita semua menyadari, bahwa banyak diantara kita hanya sementara saja tinggal di Singapura, sehingga membuat komitmen kita terhadap gereja juga ikut berkurang. Apabila kita semua dapat mengubah sikap kita, dan menganggap gereja ini merupakan “our home church”, kita dapat meningkatkan komitmen kita terhadap Tuhan dan sesama serta tetap setia untuk melayani Tuhan dan sesama. 7 (M) : Ini adalah pertama kali saya menjadi majelis sebuah gereja, dan baru saya jalani selama setahun lebih. Saya mempunyai prinsip bahwa menjadi majelis adalah harus siap untuk melayani Tuhan dan jemaat. Kesukacitaan dalam melayani inilah yang mengalahkan rasa duka. (G) : Kalau ada jemaat yang berkata bahwa majelis kurang merakyat kepada jemaat, bagaimana tanggapan Anda? (M) : Sebagai pekerja, kita mempunyai waktu yang sangat terbatas akibat tuntutan pekerjaan yang cukup tinggi di Singapura ini. Sedangkan sebagai majelis jemaat kita juga memang memiliki tugas dan tanggung jawab organisasi di mana pada saat hari Minggu kita semua dapat bertemu untuk membicarakan hal-hal yang perlu dituntaskan. Dahulu sebagai jemaat biasa sayapun berpandangan bahwa seorang majelis adalah sosok yang tinggi dan jemaat ingin agar majelis juga dapat berbaur bersama-sama dengan jemaat. Namun setelah menjadi majelis, saya menyadari bahwa pandangan tersebut tidak benar. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang saja. Majelis juga merupakan anggota jemaat yang dipilih oleh jemaat juga dan seharusnya tidak perlu terjadi perbedaan pandangan seperti itu. (G) : Sebagai Mantan Ketua Komisi Musik Gerejawi, dapatkah Anda menceritakan sedikit apa yang menjadi fungsi dan tujuan utama dari keberadaan KMG? Bagaimana KMG menjalankan fungsinya tersebut? 8 (M) : KMG dibentuk dengan tujuan untuk membawakan musik yang baik dalam membantu jemaat mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui ibadah di GPO. KMG mendorong dibentuknya kelompok-kelompok musik di setiap komisi untuk mempersembahkan pujian secara bergilir setiap minggunya. Saat ini KMG diketuai dan dibina oleh Ibu Esther Paulus Darmawan, yang juga part time direktur musik GPO. KMG berharap tiap kelompok musik bisa meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Untuk bidang musik, KMG juga berharap dapat meningkatkan jumlah pemusik dan variasi jenis alat musik yang dapat dipergunakan dalam kebaktian, agar jemaat juga terbantu dalam meningkatkan hubungan dengan Tuhan. KMG menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ini memerlukan waktu yang cukup panjang dan pembinaan yang berkesinambungan baik pembinaan rohani maupun teknis, selain itu komitmen dari masing-masing individu sangat berpengaruh terhadap semua kemajuan yang ingin dicapai. ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ (G): Bagaimanakah pengalaman Anda (suka duka) menjadi Majelis GPO selama beberapa tahun terakhir ini? (G) : Melihat kondisi jemaat dan GPO saat ini, apakah yang menjadi kerinduan utama dalam hati Anda? Adakah hal-hal penting yang ingin Anda sampaikan kepada jemaat GPO? (M): Saya ingin mengajak kepada jemaat untuk lebih aktif dan masing-masing mau melihat apa yang dapat mereka berikan untuk “our home church”. Marilah kita bersama-sama juga meningkatkan cara kita berkomunikasi dan menghilangkan prasangka satu terhadap yang lain agar kita dapat bersama2 menjadi berkat, dan semoga tiap jemaat bisa tetap setia untuk mengembangkan GPO dengan sukacita yang dari Tuhan saja. MISI: HIDUP KRISTEN YANG SUKSES (1) PENDAHULUAN Pada umumnya orang hidup di dunia pasti mendambakan kebahagiaan dan kesuksesan; apapun latar belakang sosial, suku, bahasa, dan agamanya. Yang berbeda adalah bagaimana mereka melihat dan menilai kesuksesan serta bagaimana mereka mengusahakannya. Ada yang melihat kesukesan dari kacamata harta dan tahta, maka mereka mencarinya dengan kerja keras, siang malam demi mendapatkan uang makin banyak, dan posisi yang makin tinggi. Bahkan mungkin demi mendapatkan itu, ada pula yang memakai cara-cara ‘hitam’ seperti korupsi, manipulasi, menjilat, atau yang lebih parah pergi ke dukun, Gunung Kawi atau sejenisnya. Setiap kali Chinese New Year kita selalu diingatkan bahwa tidak peduli tahun Kuda atau Kambing atau Kerbau, orang mengharapkan hidup lebih kaya, lebih sukses, lebih bahagia. (mungkin termasuk Anda!) Dan iklim ini sangat terasa di Singapore yang terkenal dengan “5C”nya: Condo, Cash, Credit Card, Car, Club. Kalau kita tidak waspada, maka kita pelan-pelan akan terpengaruh dan menjadi sama dengan mereka. Ingatkah Anda dengan perumpamaan “Katak dalam Kuali”? Sebuah kuali diletakkan di atas sebuah kompor listrik, diisi dengan air biasa, dan kemudian seekor katak dimasukkan di sana. Dia asyik berenang dan menikmatinya. Kemudian perlahan-lahan, kompor listrik tersebut dinaikkan suhunya: 10, 20, 30, dst.. Katak tersebut akan tetap menikmati dan berenang di sana, karena dia beradaptasi dengan suhu air tersebut secara perlahan... hingga saat suhu air mencapai 100 derajat, maka tidak sadar dia sudah mati mendidih dalam air tersebut. Perubahan sosial yang terjadi perlahan, sungguh sangat bahaya dan harus kita waspadai. Suatu kali saya bertemu dengan seorang teman. Dia dalam kebingungan karena orang tuanya, yang selalu melihat ‘calon menantu’ yang pantas buatnya adalah dari kacamata berapa “tebal kantongnya”. Suatu kali ketika dia berkenalan dengan seorang anak konglomerat, maka orang tua ini begitu gembira; namun tidak lama kemudian ketika dia berkenalan dengan konglomerat muda, maka pandangan matanya langsung berpindah. Betapa menyedihkan bukan? Dan yang lebih menyedihkan, ternyata orang tua ini pernah menjadi majelis gereja. Pernah juga saya mendengar cerita dari seorang pendeta, dimana ketika dia kerja praktek di sebuah gereja, memiliki hubungan yang sangat baik dengan ketua majelis di situ, yang notabene memang kaya raya. Namun ketika dia tahu anak gadisnya berpacaran dengan dia, sang calon pendeta, maka langsung ketua majelis tersebut berubah haluan, sangat tidak menyukainya dan bahkan ingin menyingkirkannya. Bukan apa-apa.. alasan klasik: “pendeta mau makan apa?” Apa yang ada dalam benak Anda mendengar contoh di atas? Sesuatu yang sudah tidak asing di telinga kita bukan? Pertanyaannya mengapa hal ini terus saja terjadi.. bukan hanya kepada jemaat biasa.. para pemimpin gerejapun tidak terkecuali. Apakah yang salah di sini? 9 Di antara banyak alternatif alasan mengapa hal tersebut dapat terjadi kepada orang Kristen, saya ingin menyorot dan mengajak Anda berpikir dalam satu hal saja. Apakah orang Kristen juga mengejar kesuksesan dengan nilai dan cara yang sama dengan orang di dunia ini? Apakah memang orang Kristen dipanggil untuk menjadi berbeda dengan dunia? Apakah yang Allah benar-benar kehendaki agar hidup orang Kristen menjadi sukses? Pertanyaan-pertanyaan di atas menurut hemat saya adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh setiap orang yang mengaku dirinya “Kristen”. Predikat “Kristen” yang muncul di abad pertama di Antiokhia, sebenarnya diberikan oleh orang-orang Antiokia karena melihat mereka sebagai murid-murid Kristus, yang mengikuti teladan Kristus. Jadi setiap orang yang berani memakai predikat “Kristen”, harus menunjukkan sikap hidup yang mengikuti teladan Kristus. Bagaimana orang dunia akan mengenal Kristus, akan ditentukan oleh apa yang mereka lihat dari para pengikutnya. Untuk itulah apa yang kita lakukan dapat “memuliakan” tapi juga dapat “memalukan” nama Kristus. Menjadi Kristen bukanlah hanya mengikuti sebuah filosofi, sebuah pengajaran, sebuah agama, tetapi terlebih dari itu kita sedang mengikuti seorang Pribadi. “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” (Roma 8:29). Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa maksud Allah memilih kita menjadi orang yang percaya kepada Kristus adalah untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Keserupaan kepada Kristus ini juga yang menjadi salah satu visi dan misi dari gereja kita bagi semua jemaatnya. Yang menjadi persoalan adalah apakah kita benar-benar sadar bahwa tujuan hidup kita adalah untuk menjadi serupa dengan Kristus? Dan apabila kita sadar, bagaimanakah kita dapat mencapai keinginan dan kehendak Tuhan ini? Bersambung.... -andreas jonathan- Hallo wanita-wanita yang dikasihi Tuhan...... (baik yang single maupun double.... yang masih sendiri maupun berdua bahkan yang rombongan), ada apa tanggal 17 maret 2003 nanti? Jangan sampai ketinggalan; Komisi Wanita GPO menyelenggarakan retreat sehari dengan tema yang cukup menantang, Melayani Sebagai WanitaKristen. Kapan? Dimana? Senin 17 maret 2003 di YWCA - Fort Canning Road, jam 08:30 - 17:00. Keterangan lebih lanjut, lihat flyer atau hubungi ibu Tan Lucia : 64566534 / sdri Yohana, 67346251/67323414 LAT A R Sedikit ralat untuk gema terbitan bulan lalu (edisi tahun baru), pada bagian Ada apa di GPBB (liputan kegiatan GPBB) terdapat kesalahan tulis kata dulos yang benar adalah doulos dan bukan berasal dari bahasa Ibrani melainkan Yunani. Demikian kesalahan kami perbaiki, redaksi mohon maaf atas kekhilafan ini. Terima kasih. 10 ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ TUJUAN HIDUP KRISTEN Anak berarti Berkat atau Beban? “Kalau diingat2, sakit hati rasanya,” kata seorang ibu tua ditengah2 percakapannya denganku. Aku mengenal dia sebagai seorang wanita tua yang sederhana dan baik. Memang dia punya beberapa kelemahan, dia punya mata yang sudah hampir tidak bisa melihat, dia punya penyakit yang seringkali kambuh dan tidak ada obatnya. Suaminya yang juga sudah tua tidak dapat mendengar dengan jelas. Penghasilan mereka hanya bergantung kepada uang sewa kamar dari rumahnya. Apakah pasangan ini tidak punya anak ? Aku bertanyatanya dalam hati. Oh, ternyata tidak seperti dugaanku, mereka mempunyai tiga orang anak perempuan. Yang pertama dan kedua sudah menikah. Aku jadi ingat akan pepatah di Indonesia : banyak anak banyak rejeki….banyak anak, masa tua terjamin…tapi bagaimana dengan pasangan ini ??? apakah anak merupakan berkat atau beban ??? Setiap kali ia bercerita tentang anaknya, akar kepahitan mulai terlihat dalam hidupnya. Ia sangat menyanyangi anak yang paling kecil, karena jarak umur yang cukup jauh dengan anak nomor dua. Dari kecil, anak ini sering dimanja. Apapun yang diingini, ibu ini selalu berusaha memenuhinya. Tapi sekarang ketika umurnya sudah dewasa, tidak ada sedikitpun rasa terima kasihnya terhadap ibunya. Aku melihat dengan mataku sendiri bagaimana sikap anak ini ketika pulang dari kantor. Tidak menyapa ibunya yang sedang duduk diruang tamu, bahkan melihatpun tidak. Ia langsung menuju ke kamarnya. Ibu ini sama sekali tidak mengerti apa kesalahan yang telah diperbuatnya sampai sikap anaknya begitu. Tapi pikirku, sebesar apapun kesalahan seorang ibu, bukankah tidak ada artinya jika dibandingkan dengan pengorbanannya….. Akhirnya karena tidak ada penghasilan yang cukup, pasangan ini menjual rumahnya dan membeli rumah yang lebih kecil. Anak yang ketiga memutuskan untuk sewa kamar ditempat lain yang dekat dengan kantornya. Dan hubungan ibu anak sepertinya putus disini. Karena ia tidak memberi alamatnya yang baru kepada ibunya. Oleh karena itu setiap kali ibu ini bercerita tentang anak2nya, ia selalu berkata, “Kalau diingat2, sakit hati rasanya.” Berbicara tentang anak, aku jadi teringat akan satu tokoh alkitab yang juga adalah idolaku, Yusuf. Sebagai seorang remaja (Kej 37 : 2), Yusuf bekerja sebagai gembala dan ia tidak tinggal diam melihat kejahatan2 yang dibuat oleh saudara2nya. Sebagai seorang pekerja di Mesir, Yusuf juga bekerja dengan rajin dan diberkati Tuhan. Sebagai seorang pemuda yang elok parasnya, Yusuf menolak dengan tegas godaan istri potifar, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah ?” (Kej 39:9b). Hidup Yusuf selalu berpatokan dengan Allah… Sebagai seorang anak dan adik, sikapnya terhadap ayah dan kakak2nya sangatlah patut dipuji. Biarpun betapa besar kejahatan yang dilakukan kakak2nya, Yusuf mengampuninya dan berkata, “janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah ? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kej 50 : 19) Dan sebagai seorang ayah, Yusuf juga bersikap adil terhadap anak2nya, Manasye dan Efraim. Coba kita lihat Kej 48 : 14-18. Ketika Yakub ingin memberkati anak2 Yusuf, Yakub meletakan tangan kanannya diatas kepala Efraim dan tangan kiri diatas kepala Manasye. Seharusnya tangan kanan diletakkan diatas kepala anak yang sulung yaitu Manasye. Apa yang dikatakan Yusuf ketika melihat hal itu ? Kej 48 : 18 kata Yusuf kepada ayahnya, “Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya.” Walaupun pada akhirnya Yakub menolak permintaan Yusuf tersebut, tapi setidaknya kita melihat bagaimana Yusuf tidak tinggal diam melihat ketidak adilan itu…. Betapa bahagianya seorang ibu yang mempunyai anak seperti Yusuf. Anak seperti Yusuf merupakan berkat bagi siapapun. Terlepas dari pertanyaan apakah anak menjadi berkat atau beban bagi anda, marilah kita mengingat Firman Tuhan dalam Ulangan 6 : 6-7 ,”Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak2mu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Sudah tentu dambaan setiap orang tua adalah mempunyai anak yang menjadi berkat bagi siapapun, bukan menjadi beban bagi siapapun….biarlah Firman Tuhan di atas dan juga Amsal 22 : 6 dapat menjadi kekuatan bagi setiap orang tua dalam mendidik anak2nya….”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” by : ni - 11 What new in KoRem (Komisi Remaja) GPO Dukacitanya, paling cuman harus ngikutin meeting after meeting, kalo bukan rapat camp, rapat pengurus. Selain itu, banyak banget waktu yang harus kita spent di gereja (not that we mind) kayak hari Kamis – Jumat (latian MC – pemusik – singer buat Ibadah Minggu), hari Sabtu (Petras – Persekutuan Remaja Sabtu + latian VG – Vocal Group Remaja), belum lagi waktu buat KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) dll. Wah, pokoknya super sibuk deh! Tapi, super asyik juga, super keren juga, super oke juga! =P Seperti Kakak Pembina kita Kak Chandra Koewoso pernah bilang, pertama kenal Tuhan, kita liat, Tuhan itu baik banget sama kita, sayang banget sama kita yang berdosa, tapi, makin lama kenal Tuhan, apalagi kalau kita aktif melayani Dia, kita makin tau betapa lucu & hebatnya Tuhan kita. Betapa luar biasanya Tuhan kita, betapa kerennya Tuhan kita, betapa nggak terduganya Tuhan kita. Bukan berarti bahwa Tuhan nggak baik en nggak sayang lagi sama kita lho, tapi makin kenal Tuhan, makin ikut Tuhan, kita bakal makin liat betapa ngagumin n cenganginnya Tuhan kita itu. Puji Tuhan! Pengalaman berikut kami alami sewaktu kami menyiapkan acara Camp Komisi Remaja Gereja Presbyterian Orchard yang akan diadakan pada liburan bulan Maret depan. (Kawan remaja, ikut yok!!! Dijamin nggak nyesel dech!!! Ngapain pulang waktu liburan, kan cuman 1 minggu doank, ikut Camp Remaja aja, dijamin nggak bakal nyesel deh, dijamin oke banget!!! =P) Hahaha… Jadi promosi nih… Hehehe… Tapi nggak papa ah… Ikuti Camp Remaja, 15-18 Maret 2003, di Praise Heaven, Salvation Army, Upper Bukit Timah, di depan Trinity Theological College, di sebelah St Francis School, di deket Bukit Batok Natural Reserve! (Ooops, kok jadi ngelantur yach, hehehe…) Any way… Camp Remaja ini nggak off to a good start, if I may say so… Pertama2, kita nggak dapet tempat (Kalo Saudara2 ingat, pas Malam Puji & Doa bulan January, ketua kita Melissa Ellena Salim ada sharing tentang hal ini.) & kita baru dapet tempatnya tanggal 31 January! Luar biasa! Dapet tempatnya pun sungguh aneh! 12 ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ Melayani di Komisi Remaja memiliki sukacita & dukacitanya sendiri. Tapi, tentu saja, sukacitanya jauh melampaui dukacitanya! Komisi Remaja biasanya mengadakan Camp di Anglican Retreat Centre. Entah kenapa (kayaknya sih karena bosen & pingin sesuatu yang baru & fresh), kita memutuskan untuk nggak Camp lagi di ARC. Kita pun mulai mencari tempat Camp yang baru & yang cocok. Alhasil… Kita menemukan Singapore’s Boys’ Brigade Camp di Sembawang. Tempatnya begitu pas, enak, bisa buat main air, bisa tidur di tenda, bisa adain Jurit Malam, bisa adain acara Api Unggun, etc. Sayang… Waktu kita mau book tempatnya tahun ini, ternyata tempatnya sudah fully booked. Kenapa nggak book tahun lalu aja? Well, you see, care-takernya bilang sama kita kalo tahun lalu itu masih kepagian, jadi kita nggak book dulu, kita santai2 aja… Eh taunya… Apa mau dikata… Kita pun dengan putus asa berbalik ke ARC… Ternyata… ARC sudah tutup, sudah tidak bisa dipakai lagi… Mungkin saudara bilang, “Kasian banget yach.” Tapi kami mau katakan, kami justru bersyukur banget! Soalnya kita bisa melihat campur tangan Tuhan! Ini yang kami pikirkan: Tuhan udah tahu dari tahun lalu, walau kami nggak tau, bahwa ARC bakal tutup, makanya He puts in our hearts the desire to change place, to not use ARC anymore. Isn’t our God wonderful??? Bukan hanya di situ, bahkan pada waktu kami dengan cukup panic & stress mencari tempat Camp yang lain (pasalnya, tempat2 Camp lain semua sudah fully booked juga), Tuhan juga ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ bekerja, dengan lembut membimbing kami ke jalan yang benar & menunjukkan kepada kami apa kehendakNya bagi Camp ini. Banyak tempat Camp yang kami hubungi, tapi banyak kendala yang menghalangi. Sepertinya, Tuhan sedang mengajar kami untuk bersabar. Untuk bersandar & percaya kepadaNya. Tuhan sedang menunggu, sampai kami putus asa, sampai kami angkat tangan & udah nggak bisa apa2 secara manusia. Tuhan menunggu dengan sabar. Dan kemudian Dia bekerja. Dengan cepat. Dengan tepat. Dengan luar biasa. Dengan keren. Tiba2 kami mendengar tentang keberadaan Praise Heaven. Anehnya, tempat Camp ini baru saja dibuka selama kurang dari 1 bulan, jadi bagaimana kami bisa tahu soal ini, masih merupakan suatu misteri tersendiri. Suatu mukjizat. Suatu keajaiban. Waktu kami berkunjung ke sana… Luar biasa. Pengurus tempat itu begitu ramah, begitu baik. Fasilitasnya begitu memadai, begitu sempurna, begitu sesuai dengan kebutuhan kami. Perfect. What more need we say? Definitely: It’s clearly God’s works! Keren banget kan! Belum lagi soal Pembicara. Kami pernah begitu yakin mau meminta Pak Joseph untuk menjadi Pembicara kami. Ternyata beliau tidak bisa… Dan mulailah kami panik mencari Pembicara. Waktu kami sudah menemukan Kak Denni sebagai Pembicara, ternyata waktu Session beliau ada clash dengan waktu pelayanan beliau di tempat lain. Mulailah kepanikan kami mengubah & menyesuaikan jadwal sesuai dengan jadwal beliau… After a lot of phone calls & a hectic changing of time table, ternyata, semuanya berhasil selesai dengan mulus, dengan begitu baik… Far better than we expected. Luar biasa. Kalo bukan Tuhan yang bekerja & campur tangan, ini semua nggak mungkin sama sekali!!! Puji Tuhan!!! Dan ajaibnya lagi, semua keperluan yang perlu kami siapkan untuk Camp selesai dengan begitu mulus & dengan begitu cepat, tangan pimpinan Tuhan begitu nyata dalam kepanitiaan Camp kali ini. Kami percaya, Tuhan begitu memberkati kami, kami percaya, Camp bulan Maret nanti akan berhasil dengan luar biasa oleh campur tangan Tuhan! Kami mohon dukungan doa jemaat. Camp tahun ini, sesuai dengan alur Kebaktian Komisi Remaja semester ini, bertemakan Karakter Pekerja Kristus. Camp tahun ini ditargetkan untuk dapat membangkitkan suatu generasi remaja yang rindu untuk melayani Tuhan & sesama dengan motivasi yang benar, pengenalan akan Tuhan yang benar, & karakter yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Alur Komisi Remaja tahun ini? Kami sedang membahas tokoh dalam setiap Ibadah kami. Misalnya saja, di bulan Januari, kami menamakannya Bulan Iman, & kami membahas pahlawan2 iman yang disebutkan di Ibrani 11. Tokoh2 yang kami bahas antara lain adalah Abraham & Nuh. Bulan Februari, bulan Kasih, kami membahas pasangan2 dalam Alkitab, seperti Hosea & Gomer, Yehuda & Tamar, Ishak & Ribka. Bulan Maret, bulan pelayanan, kami membahas tokoh2 pelayan, seperti Musa, Petrus, Timotius & Paulus. Bulan April, Paskah, kami membahas tokoh murid2 Tuhan Yesus, seperti Tomas, Yudas & Petrus. Bulan Mei, bulan misi, kami belajar mengenai misi dari para tokoh misi seperti Paulus, Stefanus & Filipus. Demikianlah an overview to kegiatan Komisi Remaja selama 1 semester ini. Oh iya, nggak terlupakan, dalam rangka Valentine’s Day, Komisi Remaja juga mengadakan Pembinaan Umum yang bertemakan Bagaimana Kristen Berpacaran pada tanggal 15 Februari, Sabtu, untuk membahas cara2 berpacaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan. - Ris - 13 Berhari Kasih Sayang bersama Komisi Wanita GPO Tanggal 14 Februari yang lalu seperti kita semua ketahui adalah hari peringatan tentang kasih yang ikut diperingati oleh hampir semua orang diseluruh dunia. Maka Komisi Wanita GPO dalam persekutuan hari selasa 11 Februari 2003 mengetengahkan tema Allah Maha Kasih yang mengambil moment ini. Khotbah yang disampaikan Pdt. Roy Tamaweol mengingatkan kami semua agar Kasih tidak berhenti pada peringatan Valentine’s day saja, tetapi haruslah dinyatakan setiap saat. Untuk meramaikan dan menyegarkan suasana, maka persekutuan wanita kali ini diadakan dengan sedikit sentuhan lain. Para hadirin sebelumnya telah diberitahukan untuk datang dengan memakai selendang untuk accessori pakaiannya, dan membawa kado yang akan ditukarsilangkan dengan yang lainnya. Berikut rangkaian photo-photo kenangan Berhari Kasih Sayang Komisi Wanita GPO. ○ ○ ○ ○ Ibu Esther D setia mengiringi dengan piano ○○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pdt. Roy Tamaweol menyampaikan Firman Tuhan Ibu2 yang cantik2 dengan ○ ○ ○ ○ selendangnya ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○ Tiga orang ibu berpenampilan paling serasi, pilihan panitia ○○○○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Ibu Indarti bersaksi 14 Acara tukar kado yang ramai Hore.... kadoku bagus kata Ibu Masliani Tinggal kita berdua nih, ayo pilih yang kecil apa yang besar? Pilih...pilih... cari nomor kado yang bagus Saling bergandengan tangan diakhir ibadah, Kasih diantara kita tak berhenti sebatas Valentine’s day 15 Firman Tuhan Mengajarkan Mengenai Penginjilan Anak-anak Sari kata oleh: Rusmin Satyawijaya Jika anak2 tidak diinjili dan diajar Firman Tuhan, maka pesan keselamatan tidak akan sampai kepada generasi penerus. Anak2 dapat diselamatkan. Mereka dapat meresponi berita keselamatan jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Banyak survey telah menemukan umur orang2 pada saat mereka menerima Kristus sebagai berikut: Umur saat seseorang menerima Kristus: -1% diselamatkan sebelum umur 4 tahun -85% diselamatkan antara umur 4 dan 14 tahun - 10% diselamatkan antara umur 15 dan 30 tahun -4% diselamatkan setelah umur 30 tahun I.Perjanjian lama memerintahkan orang dewasa mengajarkan Firman Tuhan a).Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk mengajar anak cucu mereka supaya mereka juga dapat mengajar anak2 mereka nantinya. (Ulangan 4:9, Ulangan 11:18-21; 32:46,47.) b).Orang tua diperintahkan untuk berulang-ulang mengajarkan Firman Tuhan kepada anak2 mereka sepanjang hari, setiap masa dan tempat dan dalam setiap kesempatan. Firman Tuhan harus terus menerus hadir dalam hidup orang tua dan anak2nya. (Ulangan 6:6-9; 11:18-21.) c).Firman Tuhan memperingatkan kita, jika anak2 tidak diajar maka generasi selanjutnya tidak akan mentaati FirmanNya. (Mazmur 78:1-8.) Para pemimpin Israel yang hidup semasa Yosua masih terus melayani Tuhan. Namun generasi setelah mereka tidak mengenal Tuhan. Kita dapat membaca kejadian yang tragis ini di dalam Hakim-hakim 2:7-12. 16 d).Para orang tua harus mempersiapkan diri untuk mendorong anak2 bertanya dan menjawab pertanyaan2 mengenai hal2 yang berkenaan dengan Allah - termasuk penebusan mereka di dalam Kristus. (Keluaran 12:24-28; Ulangan 6:2025; Yosua 4:6,7.) e).Anak2 seharusnya diikutsertakan di dalam pertemuan2 bersama, khususnya pada saat Firman Tuhan dibacakan. (Ulangan 31:12,13; Yosua 8:35; 2 Tawarikh 20:13; Ezra 10:1.) II.Tuhan Yesus mengajarkan penginjilan kepada anak2 a).Tuhan Yesus sendiri mengundang para anak kecil untuk datang kepada Nya, dan mengatakan bahwa merekalah “yang empunya Kerajaan Allah”. (Markus 10:14; Lukas 18:16.) b).Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa anak2 dapat percaya dan diselamatkan. (Matius 18:1-14.) Yesus memanggil seorang anak kecil datang kepadaNya dan menempatkannya di tengah murid2Nya (Matius 18:2). Markus 9:36 mengatakan kepada kita bahwa Yesus “mengambil” seorang anak kecil. Anak ini masih sangat kecil / muda sehingga dapat dengan mudah “diambil” oleh Tuhan Yesus. Kata Yunani (paidion) digunakan dalam Matius 18:2,3,4 dan 5 berarti “anak kecil”. Tuhan Yesus memperingatkan agar kita jangan “menyesatkan salah satu dari anak2 kecil ini yang percaya kepadaKu.” (Matius 18:6). Kata Yunani yang digunakan di sini adalah mikros yang berarti “yang sangat kecil”. Kata percaya di ayat 6 tersebut sama dengan kata Yunani (pisteuo) yang digunakan dalam Yohanes 3:16, Kisah Para Rasul 16:31, dan sepanjang Perjanjian Baru untuk iman percaya yang menyelamatkan. Maka kesimpulannya adalah anak2 yang sangat kecil dapat diselamatkan. c).Yesus berbicara mengenai sikap rendah hati anak kecil (Matius 18:3,4). Tuhan Yesus mengatakan bahwa “sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” Anak2 kecil biasanya rendah hati, dapat diajar, sangat mudah percaya. Untuk diselamatkan seorang dewasa harus menyangkal andil perbuatan baiknya dan mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa yang terhilang yang perlu menerima keselamatan secara cuma cuma. Karena seorang anak akan luntur rendah hatinya, ketulusan dan kepolosannya maka ia harus dimenangkan sedini mungkin. Banyak anak akan menerima Kristus jika mereka diinjili pada umur 4,5 atau 6 tahun. d).Tuhan Yesus sangat menghargai para anak kecil (Matius 18:5,10). Ia mengatakan bahwa “barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, ia menyambut Aku.” (ayat 5). Ketika Yesus mengatakan, “jangan menganggap rendah seorang dari anak2 kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: ada malaikat mereka di Sorga yang selalu memandang wajah BapaKu yang di Sorga,” Ia menggunakan kata mikros untuk “anak2 kecil” (ayat 10). Kita tidak boleh menganggap para anak kecil seolah-olah mereka tidak sepenting orang dewasa. Tuhan menugaskan seorang malaikat untuk menjaga setiap anak yang diselamatkan. Dia mengenal dan mengasihi anak2Nya sendiri. Jiwa seorang anak sama berharganya seperti jiwa orang dewasa, karena keduanya akan hidup kekal. Namun, memenangkan seorang anak akan berarti memenangkan jiwa dan hidup, karena anak tersebut masih mempunyai sepanjang hidupnya untuk hidup bagi Kristus. e).Anak2 kecil telah sesat dan terhilang (Matius 18:12,13). Domba yang hilang di dalam Matius 18 jelas menunjuk kepada seorang anak kecil. Jika si gembla mempunyai 100 ekor domba dan hanya satu yang hilang, ia akan meninggalkan 99 ekor lainnya untuk mencari satu ekor yang terhilang. Jika ia harus mencari pergi mencari di pegunungan maka ia akan tetap pergi. Parabel ini hendak mengajar kita untuk pergi mencari dan menolong para anak yang terhilang dengan menggunakan segala macam cara dan upaya. Parabel ini jelas menceritakan bahwa si gembala tidak menunggu dombanya untuk kembali pulang dengan sendirinya. Melainkan, dia sendiri pergi keluar untuk mencari dombanya. Domba yang hilang tidak mungkin bisa kembali pulang dengan sendirinya. Demikian juga seorang anak kecil tidak akan dapat datang kepada Kristus dengan sendirinya. Adalah mandat Tuhan kepada kita untuk menghampiri dan membawa berita keselamatan kepada mereka. f).Tuhan tidak menghendaki anak2 kecil binasa (Matius 18:14). Tuhan Yesus memberitahukan bahwa, “Bapamu yang di Sorga tidak menghendaki s u p a y a seorangpun dari anak-anak ini hilang.” Kata Yunani y a n g digunakan untuk kata “hilang” di sini sama dengan “binasa” yang 17 digunakan dalam Yohanes 3:15,16 dan 2 Petrus 3:9. “Para anak kecil” (mikros) telah terhilang dan sedang menuju kepada kebinasaan. Tuhan mengasihi setiap anak dan mau agar semua anak diselamatkan, tapi Dia hanya akan dapat menyelamatkan mereka jika kita menginjili anak2 tersebut. Renungkan: o Mintalah kepada Tuhan untuk memberikan beban atas jutaan anak-anak yang masih belum dimenangkan. o Mintalah dengan rendah hati kepada Tuhan cara dan jalan untuk menginjili anak2. sekolah minggu selama 3 bulan (12 sesi) untuk calon guru baru? o Anda bisa berada di Singapura dan bisa beribadah di GPO bukanlah suatu kebetulan. Apakah peranan dan di manakah tempat anda dalam rencana dan amanat agung Tuhan kita Yesus Kristus? [Artikel ini diterjemahkan dari Children Ministry Resource Bible, NKJV version.] ~~~ This article is dedicated to those who quietly labor in the largest, most forsaken mission field on earth. ~~~ o Tahukah anda bahwa Gereja Presbyterian Orchard mempunyai 5 kelas sekolah minggu untuk anak berumur 3-14 tahun sejumlah ~50 orang, tapi hanya mempunyai sekitar 12 orang guru pengajar? o Tahukah anda bahwa Komisi Anak GPO akan membuka pelatihan guru Pendaftaran & info lebih lanjut Hub: Rusmin [9848 5147] Camp Anak 2003 21 - 23 Maret 2003 (Jumat sore - Minggu siang) 18 Tema : “Kumau S’perti Yesus” di mana?? Girl’s Brigade (dekat Tiong Bahru MRT) 30, Jalan Membina S(169484) apa acaranya??? Sessions Games Talent Nite Ssssttt ! acaranya bakal seru !!! sambil kita belajar Firman Tuhan.... Jangan lupa ya... ajak juga teman-teman kalian! BBQ PERAN AYAH DALAM MENDIDIK ANAK Sumber: Dr Paul Gunadi, dosen konseling Seminari Alkitab Asia Tenggara Sari kata oleh Ev. Melinda Loe Di dalam mendidik anak, seringkali dijumpai bahwa pendidikan diserahkan pada ibu. Dari sudut Kristiani kurang tepat karena Allah memerintahkan keduanya. Ef 6:4 Yang diperintahkan untuk mendidik bukan ibu tapi ayah, mendidik=mendisiplin. Peran mendisiplin anak adalah berada pada ayah. Peran membesarkan anak (secara fisik,emosional) ada di pihak ibu. Tetapi keduanya harus seimbang. Kedidiplinan dan membesarkan harus bersama-sama . Ayah seringkali waktu habis untuk bekerja dan kegiatan diluar. Tuhan mendesign dengan sempurna, tidak realistis jika menuntut ayah untuk bertanggungjawab untuk membesarkan anak dalam hal merawat, mengasuh, memberi makan memperhatikan kebutuhan fisiknya. Ayah akan mengalami kesulitan dengan hal ini karena dia sudah bekerja dr pagi sampai sore. Tapi Tuhan memninta ayah berperan dalam mendidik anak khususnya dalam mendisiplin anak. Tuhan memberi prasyarat yang bagus. Jangan bangkitkan amarah di dalam hati anak Ef 6:4 . Mendisiplin mengandung resiko yaitu membangkitkan amarah orang yang didisiplin. Misalnya kita sebagai pekerja sewaktu kita menerima disiplin dari perusahaan. Biasanya hal itu membangkitkan amarah dalam diri kita. Meskipun kita tahu kita salah, dan harus menerima sanksi tapi sewaktu kita menerima ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ disiplin itu kita rasanya tidak mudah menerima hal itu. Sudah merupakan Natur kita sebagai manusia adalah tidak suka menerima teguran atau disiplin itu. Karena disiplin itu menghalangi keinginan/hasrat kita dan membuat kita harus berubah sesuai dengan kehendak orang lain. Namun kita lebih mudah menerima disiplin kalau kita merasa kita tidak diperlakukan semena-mena. Dengan kata lain kita bisa melihat unsur keadilan di dalamnya. Kita akan marah kalau tidak melihat unsur keadilan . Kedua kalau kita memahami dan melihat jelas bahwa motivasi mendisiplin kita bukanlah untuk kesenangan pribadi orang yang mendisiplin kita. Anak mesti melihat 2 hal itu. Kalau adik salah menerima hukuman yang sama, kakak salah juga sama. Anak harus melihat unsur keadilan. Anak suka membandingkan dengan saudaranya . Anak akan menerima kalau dia melihat keadilan. Anak kecil juga harus mengetahui motivasi kita bahwa kita bukan sekedar melampiaskan kemarahan. Kita sedang marah pada siapa tapi pelampiasannya kepada anak, hal ini tidak boleh dilakukan. Dua hal ini harus ada. Dalam kitab Ulangan Tuhan memerintahkan kepada kedua orang tua sebagai satu unit untuk membesarkan anak di dalam Tuhan, mengajarkan kepada anak tentang Tuhan. Dengan kalimat2 yang konkrit juga. Semua mengacu kepada satu prinsip “Terapkanlah dan ajarkanlah anak2 tentang Tuhan, besarkan dan didiklah anak2 dalam setiap kesempatan.” Pembedaan peran tidak ada di dalam Alkitab seperti ayah bekerja ibu merawat, tetapi lebih disebabkan oleh latar belakang kebudayaan kita. Pengaruh kedekatan ayah dengan anak juga amat penting. Ayah yang seharian keluar jarang komunikasi dan kurang dekat dengan anak juga sulit untuk mendisiplin anak. Anak cenderung menerima disiplin kalau dia merasa dekat dengan orang yang mendisiplin dia. Faktor ayah yang kurang dekat , ‘merawankan’ ayah waktu mendisiplin anaknya. Karena itu 19 dalam Efesus dikatakan jangan bangkitkan amarah anakmu. Artinya memang mendisplin anak mempunyai resiko yang kebalikan dari yang kita harapkan. Hasilnya tidak produktif, malah membuat anak mendendam pada ayah. Kalau dia merasa dekat, dia cenderung untuk menerima disiplin tsb. Tetapi dia tetap harus lihat 2 unsur yang telah disebutkan. Pada kenyataan banyak ayah yang kurang dekat pada anak2 khususnya pada waktu anak masih kecil. Baru menjelang remaja anak jadi lebih dekat. Padahal pendidikan itu harus diberikan sedini mungkin. Tindakan konkrit apa yang bisa dilakukan oleh para ayah?. Peran mendisiplin itu diberikan dalam konteks yang ada batasannya. Ayah yang baru pulang kerja, sebagian bahkan lembur, tentu sudah lelah. Lalu mendengar dari istri bahwa anak nakal atau melakukan pelanggaran. Yang harus dijaga adalah emosi. Kecenderungan para bapak adalah membawa pola pikir kerja (karena kerja terus). Pola kerja itu adalah aku memberi instruksi, e n g k a u melaksanakannya. Atasan kita m e m b e r i instruksi dan k i t a melakukan demikian juga kita memberi instruksi dan bawahan kita melaksanakannya. Pola yang lain adalah bahwa seharusnya masing2 sudah tahu apa tanggungjawabnya. Ini pola kerja yang kita serap tanpa kita sadari. Jadi sewaktu seseorang tidak melaksanakan tanggungjawabnya, kita merasa tidak senang . Engkau sudah tahu tanggungjawabmu tapi engkau melalaikannya. Otomatis perasaan tidak senang itu muncul. Dua hal ini biasanya dibawa pulang kerumah. Dan kita biasanya mengharapkan kita memberi instruksi, anak melaksanakan. Waktu kita memberi instruksi 20 dan anak membantah, seperti orang naik mobil yang harus pindah gear dari 4 ke 2, t i d a k nyaman, tersendat. Kenapa tukar gear? Karena sekarang harus belajar mentolerir adanya bantahan. Di tempat kerja tidak ada bantahan, haram. Tapi sekarang ada bantahan. Pindah gear tidak gampang , ayah cenderung susah pindah dan cenderung membawa pola yang sama. Yang kedua ayah beranggapan bahwa anak harusnya sudah tahu tanggungjawabnya atau dulu sudah pernah dibicarakan. Seharusnya engkau ingat atau sadar. Jadi ekspektasi ayah supaya anak sadar itu kuat sekali dalam diri ayah. Jadi ketika anak mengulang kembali,cenderungnya ayah menjadi marah. Kita tidak cukup sabar untuk menoleransi bahwa anak cenderung mengulang hal yang sama, berkali-kali. Dalam dunia kerja, mengulang kesalahan berkali-kali adalah tidak lazim dan tidak ditoleransi. Akan dikeluarkan. Tapi anak tidak bisa dikeluarkan. Ada anggapan bahwa ayah yang hanya mendisiplin saja akan menimbulkan kesan bahwa ayah itu kejam. Cuma menguraikan halhal yang jelek saja. Beda dengan ibu yang membesarkan dan memberi citra positif. Ini interaksi negative yang harus dicegah dalam keluarga. Sewaktu kita sedang berinteraksi dengan anak, interaksi tersebut ditandai dengan kemarahan, pendisiplinan, teguran, koreksi. Kalau si ayah hanya berinteraksi dalam konteks negative, anak akan tidak senang. Anak akan marah. Ayah harus berupaya dengan keras dekat dengan anak, meskipun terbatas dalam hal waktu. Salah satu yang harus dilakukan adalah setelah mendisiplin anak, perlu mendekati anak. Beri selang waktu mungkin 5 atau 10 menit. Dekati dia. Kita ajak dia ngomong, kita peluk dia. Kalau salah kita minta maaf. Ini akan menetralisir apa yang telah terjadi supaya seimbang. Anak akan tahu bahwa dia didisiplin karena untuk kebaikan dia dan kita tetap mengasihi dia. Kalau tidak ayah hanya akan dilihat sebagai pendisiplin. Ada persoalan lain yaitu anak2 yang sekarang ini hidup dalam jaman demokratis, merasa bebas, bicara dengan orang tua dengan bebas, bahkan menentang orang tuapun tidak apaapa. Dan ayah atau orang tua masih terikat dengan pola pikir lama metode membesarkan dengan keras, dirotan, dikunci dikamar dsb akan mengalami kesulitan untuk mendisiplin anak dengan metode ini. Metode2 yang seperti dulu kalau ngotot mau diterapkan akan berakibat buruk. Jaman dulu diluarpun dunia seperti itu, tidak ada iklim demokratis, semuanya searah, dan bersifat hierarkis. Sekarang kalau diterapkan seperti itu sedangkan diluar dia mulai melihat hal yang berbeda, ini akan menimbulkan konflik yang besar. 20/30 th yang lalu itu tak terjadi karena diluar juga sama. Sekarang, waktu anak diluar dia mendapatkan kenyamanan, bebas , dia bisa ngomong apa adanya. Tapi di rumah dia tidak bisa bebas, dia akan merasa tertekan sekali dan kecenderungan untuk berontak makin besar. Juga anak2 sering tidak bisa menerima nasihat dari ayah sekalipun lembut, tapi dari ibu mereka bisa menerima meskipun ibu marah. Anak jauh lebih terbiasa dengan ibu dari pagi sampai malam, sedangkan dengan ayah kurang. Jadi anak lebih mengenal emosi ibu, bisa lembut –bisa keras. Jadi kalau ayah yang sepanjang hari tidak ada lalu waktu pulang kemudian karena sesuatu hal dia marah, anak akan sulit menerima,tidak siap. Karena dia merasa ‘Engkau sepanjang hari tak ada di rumah, tiba-tiba engkau marah” Lain dengan ibu,mungkin ibu sudah 10 kali marah dari pagi sampai malam. Jadi waktu malam itu ibu marah lagi itu hanya kemarahan yang ke 11 kali dsb. Jadi anak bisa menerima. Anak cenderung lebih mengenal ibu daripada ayah. Mereka tahu ibu ini seberapa marah, apakah benci atau tidak pada saya. Hal-hal ini membuat anak lebih bisa menerima kemarahan ibu daripada ayah. Seringkali juga hal ini membuat ayah kemudian kurang berperan. Banyak yang berpikir “Kok aku kerjanya bertengkar melulu dengan anak kalau malam.” Jadi cenderung menghindar, daripada terus ribut. Ibu yang urus aja daripada ribut dengan anak. Sepertinya istri lebih efektif , anak lebih bisa terima, anak nggak marah. Ayah jarang dirumah jadi manfaatkan baik2. Jadi ayah kurang berperan dalam pendidikan Dampak dari ayah yang kurang berperan dalam pendidikan (khususnya pada anak lelaki): tidak ada teladan/contoh peran yang bisa dipelajari. Dia bersikap,berpikir, bertindak melalui percontohan. Sekalipun ayah secara fisik hadir tapi kurang berinteraksi dengan anak, anak juga akan kehilangan contoh peran. Bagaimana menyikapi sesuatu, bagaimana berreaksi terhadap sesuatu. Bagi anak ini adalah bahan untuk mebentuk dia menjadi manusia dewasa yang tangguh. Dari cara ayah menyikapi suatu keadaan anak akan menimba masukan bagaimana membentuk dirinya. Kalau ayah tidak berperan anak kurang mendapat bahan untuk mambantu dia berkembang. Anak adalah anak ayah dan ibu. Tidak benar ada prinsip ayah mencari uang, ibu mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak. Budaya memang begitu tetapi itu bukanlah pengajaran firman Tuhan. Alkitab banyak memberi contoh tentang kegagalan para ayah yang perlu kita jadikan peringatan. Bahan diskusi: 1. Diskusikan hal-hal apa yang biasanya menghalangi kedekatan ayah dan anak. (cari 5 hal yang konkrit) 2. Berdasarkan diskusi no 1, carilah caracara yang bisa membantu menciptakan kedekatan hubungan ayah dan anak. (cari 5 hal yang konkrit) 21 PR OGRAM PENDIDIKAN MISI PROGRAM Apak ah PPMP itu? Apakah PPMP adalah sebuah program Pelatihan dan Pendidikan secara terpadu untuk memperlengkapi serta mengutus setiap orang percaya dalam Misi dan Penginjilan. PPMP terdiri dari 3 Program: 1. Pelatihan Penginjilan Pribadi Evangelism Explosion 2. Pendidikan Misi 3. Perjalanan Misi (Mission Trip) Siapa y ang dapat mengik uti yang mengikuti PPMP? Setiap jemaat GPO dan GPBB yang: ! Telah percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, dan ! Memiliki kerinduan untuk diperlengkapi dan komitment untuk membagikan Injil secara pribadi Bersedia dipakai Tuhan sebagai alatNya. mtengapa idak ? Dalam program ini Anda akan mempelajari serbaserbi Misi secara menyeluruh, baik itu Biblical, Historical, Cultural dan juga Strategy. Program ini akan membantu Anda memahami benar Misi Allah bagi dunia. Pelaksanaan: 5 kali pertemuan ! Setiap hari Sabtu 29 Maret 5, 12, 19, 26 April ! pukul: 13.00 – 15.30 ! tempat: di GPO Lt 2 ! biaya: $ 5 (untuk bahan) informasi& Pendaftaran:[email protected] ! Triana (90239060) ! Yudith (97763787) Tanggal 29 Mar 5 Apr 12 Apr 19 Apr 26 Apr Topik Biblical Basis of Mission Prayer and Mission Missions in History Communicating the Gospel in Culture Mission Minded Church ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ mengundang jemaat GPO dan GPBB untuk menyemarak kan G E M A G P O Anda dapat menyumbangkan karyatulis berupa: -artikel pengembangan -cerpen rohani -renungan -kesaksian ingin buah pikiran anda dimuat di Gema GPO? mengapa tidak? kirimkan segera tulisan rohani anda ke diri syarat: tulisan ya r a k i n r u m Wa j i b 1. atau pribadi v i a p o s k e 3 , O r c h a r d 2 . Ka r ya t u l i s a n b e l u m p e r n a h Road(GEMA) dipublikasikan pada media c e t a k s e b e l u m n ya selambatnya tiap minggu ke-2 tiap bulan terbitan 3. Mencantumkan nama/inisial penulis gema@or pc.info 24 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ PELATIHAN PENDIDIKAN MISI & PENGINJILAN (PPMP)