PERKEMBANGAN AFEKTIF REMAJA KELOMPOK VI PENGERTIAN AFEKTIF • Afektif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan. • Perbuatan atau perilaku yang disertai perasaan tertentu disebut warna afektif yang kadang-kadang kuat, lemah atau tidak jelas. Pengaruh dari warna afektif tersebut akan berakibat perasaan menjadi lebih mendalam. Perasan ini di sebut emosi (Sarlito, 1982:59). PENGERTIAN EMOSI • Chaplin ( 1989 ) , emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan – perubahan yang disadari , yang mendalami sifatnya dari perilaku. • Soegarda Poerbakawatja ( 1982 ), emosi adalah suatu respons terhadap suatu peransang yang menyebabkan suatu perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat ., baik terhadap perangsang – perangsang eksternal maupun internal • emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIK YANG TERJADI SAAT EMOSI Liur : mengering kalau takut atau tegang. Bulu roma : berdiri kalau takut. Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona. Peredaran darah: bertambah Cepat Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut. Pernapasan : bernaps panjang kalau kecewa. Pupil mata : membesar bila marah. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor). kOmposisi darah,berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif. POLA EMOSI REMAJA Cinta/Kasih Sayang Gembira Keamarahan dan Permusuhan Ketakutan Dan Kecemasan Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional ramaja menjadi dua rentang usia yaitu 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun. • Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun: 1. anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka. akibat dari perubahan-perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagian karena kebingungannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai anak-anak atau sebagai seorang dewasa. 2. Siswa mungkin bertingka laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri. 3. Ledakan-ledakan kemarahan mungkin biasa terjadi. akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup. 4. Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnyarasa percaya diri. 5. Siswa-siwa di SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih objektif dan mungkin menjadi marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu (maha tahu). Ciri-ciri emosional remaja usia 15 – 18 tahun : • 1). “Pembentrokan” remaja merupakan pertanyaan-pertanyaan/ ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke dewasa. • 2). Karena bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaj yang mengalami konflik dengna orang tua mereka. Mereka mungkin mengharapkan simpati dan nasihat orang tua dan guru. • 3). Siswa pada usia ini seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di antara mereka terlalu tinggi menafsirkan kemampuan mereka sendiri dan merasa berpeluang besar untuk memasuki pekerjaan dan memegang jabatan tertentu. factor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut : • Perubahan Jasmani • Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua • Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya • Perubahan Pandangan Luar • Perubahan interaksi dengan sekolah Dalam faktor belajar, terdapat metode-metode yang menunjang perkembangan emosi Diantaranya : • Belajar dengan coba-coba • Belajar dengan cara meniru • Belajar dengan cara mempersamakan diri • Belajar melalui pengondisian • Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan SEKIAN DAN TERIMA KASIH • • • • • Kelompok VI Fajar Anugrah Siti Suarna Bernadeta Rere Asri Hermawati