Modul ke: PRASANGKA DAN DISKRIMINASI Pengertian dan jenis prasangka; pembentukan, mengatasi prasangka; Peran stereotipe; Diskriminasi dan bentuk-bentuk diskriminasi. Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom PENGERTIAN PRASANGKA • Baron dan Byrne menyatakan “Prasangka” atau disebut juga Prejudice adalah sikap negatif terhadap kelompok tertentu atau seseorang yang semata-mata karena keanggotaannya dalam kelompok sosial tertentu. • Diskriminasi merujuk pada aksi negatif terhadap kelompok yang menjadi sasaran prasangka. • Prasangka sering didefinisikan sebagai tipe khusus dari sikap dan berimplikasi pada: • 1. Sikap sering sekali berfungsi sebagai skema. Yakni kerangka pikir kognitif untuk mengorganisasi, menginterpretasi, dan mengambil informasi. • 2. Kedua: sebagai sebuah sikap, prasangka juga melibatkan perasaan negatif atau emosi terhadap orang yang dikenai prasangka ketika mereka hadir atau hanya dengan memikirkan anggota kelompok yang mereka tidak sukai Jenis Prasangka • John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori, sebagai berikut : 1. Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar. 2. Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai. 3. Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak. Mengapa berprasangka? • 1. Meningkatkan citra diri • Ketika individu yang berprsangka memandang rendah sebuah kelompok yang dipandangnya negatif, hal ini membuat mereka yakin akan harga diri mereka sendiri. • 2. Kedua: Dengan memiliki prasangka kita dapat menghemat perspektif kognitif. Dengan ber stereotip orang tidak perlu berpikir hatihati dan sistematis. Sumber prasangka • TEORI KONFLIK REALISTIK • Teori Konflik Realistik (realistic counflict theory), menurut pandangan ini, prasangka berakar dari kompetisi antar-kelompok sosial, untuk memperoleh komoditas berharga atau kesempatan. Pendeknya prasangka berkembang dari perjuangan untuk memperoleh pekerjaan, perumahan yang layak, sekolah yang baik, dan hasil lain yang diinginkan. • KONFLIK ANTAR KELOMPOK SEBAGAI SUMBER PRASANGKA • Ketika kelompok-kelompok bersaing satu sama lain untuk memproleh sumber daya yang berharga (contoh: pekerjaan, perumahan, kesempatan, pendidikan) mereka dapat memandang satu sama lain dengan pandangan negatif yang terus meningkat. • PERAN PEMBELAJARAN SOSIAL • Sebuah pandangan bahwa prasangka diperoleh melalui pengalaman langsung dan vicarious, sebuah cara yang sama dari mana sikap lain diperoleh. Mengatasi Prasangka • 1. Memutuskan siklus prasangka: belajar tidak membenci • 2. Kontak antar kelompok secara langsung: Keuntungan potensial dari melakukan kontak • 3. Kategorisasi ulang: Membuat Ulang batas antara “Kita dan “mereka. • 4. Intervensi kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak berprasangka, pelatihan (belajar untuk mengatakan “tidak” pada stereotype). • 5. Pengaruh social untuk mengurangi prasangka. Peran Stereotip • Stereotip memainkan peran penting dalam munculnya prasangka. Stereotip dapat diwariskan dari generasi ke generasi melalui bahasa verbal tanpa pernah adanya kontak dengan tujuan/objek stereotip Pengukuhan stereotip 1. Stereotip mempengaruhi apa yang kita rasakan 2. Stereotip membentuk penyederhanaan gambaran secara berlebihan pada anggota kelompok lain. 3. Stereotip dapat menimbulkan pengkambinghitaman. 4. Stereotip kadangkala memang memiliki derajat kebenaran yang cukup tinggi, namun sering tidak berdasar sama sekali. Diskriminasi dan Bentuk Diskriminasi • Diskriminasi adalah perilaku negatif terhadap orang lain yang menjadi target prasangka. • Dasar dari munculnya prasangka dan diskriminasi adalah stereotip. Walaupun dikatakan bahwa stereotip adalah dasar dari prasangka dan diskriminasi,namun tidak berarti bahwa seseorang yang memiliki stereotip negatif mengenai sebuah kelompok tertentu pasti akan menampilkan prasangka dan diskriminasi. Target diskriminasi • Seksisme Nampaknya prasangka dan diskriminasi yang paling banyak terjadi adalah dalam pembedakan antara pria-wanita. Hal ini mungkin berkaitan dengan banyaknya penderitaan yang dialami wanita sepanjang sejarah sebagai korban dari seksisme. • Rasisme • Diskriminasi terhadap ras dan etnis tampaknya merupakan diskriminasi yang paling banyak menimbulkan perbuatan brutal di muka bumi ini.Banyak penelitian psikologi sosial yang berfokus pada sikap terhadap anti-kulit hitam di Amerika Serikat. Mereka cenderung melihat bahwa kulit hitam merefleksikan persepsi umum mengenai orang desa,budak,dan pekerja kasar. Ageism • Dalam sebuah komunitas, lansia biasanya diperlakukan dengan penuh hormat. Masyarakat melihat bahwa kaum tua ini berpengalaman,bijak,dan memiliki intuisi tajam yang biasanya tidak dimiliki oleh kaum yang lebih muda. Namun,di masyarakat lain kaum tua diperlakukan sebagai pihak yang kurang berharga dan kurang memiliki kekuasaaan. Diskriminasi terhadap Kelompok Homoseksual • Ada pro-kontra dalam memandang homoseksual. Ada yang melihatnya sebagai pilihan atas hak hidup dan ada juga yang melihatnya sebagai perilakuu abnormal. Sikap negatif terhadap kaum homo seksual melahirkan aturan-aturan yang dapat menghukum orang yang mepraktikkan homoseksualitaas. Diskriminasi Berdasarkan Keterbatasan Fisik • Prasangka dan diskriminasi karena keterbatasan fisik sudah berlangsung sejak lama,bahkan orang dengan keterbatasan seperti ini dipandang sebagai menjijikkan dan kurang bermatabat. Saat ini diskriminasi atas orang yang memiliki keterbatasan fisik dianggap ilegal dan tidak diterima secara sosial. Bentuk diskriminasi Menolak untuk Menolong Menolak untuk menolong orang lain (reluctance to help) yang berasal dari kelompok tertentu sering kali dimaksudkan untuk membuat kelompok lain tersebut tetap berada dalam posisinya yang kurang beruntung. Tokenisme • Tokenisme adalah minimnya perilaku positif kepada pihak minoritas. Perilaku ini nanti digunakan sebagai pembelaan dan justifikasi bahwa ia sudah melakukan hal baik yang tidak melanggar diskriminasi (misalnya : saya sudah memberikan cukupkan?) Reserve Dicrimination • Bentuk token yang lebih ekstrem adalah reserve discrimination,yaitu praktik melakukan diskriminasi yang menguntungkan pihak yang biasanya menjadi target prasangka dan diskriminasi dengan maksud agar mendapatkan justifikasi dan terbebas dari tuduhan telah melakukan prasangka dan diskriminasi Mengendalikan tingkat diskriminasi • a) Belajar untuk Tidak Membenci • Anak-anak memiliki prasangka dengan mempelajari dari orang tuanya serta juga dari media massa.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi prasangka adalah dengan melarang orang tua atau orang dewasa lain untuk menurunkan sikap negatifnya tersebut terhadap anak-anaknya. • b) Direct Intergroup Contact • Pettigrew (1981,1997 dalam Baron dalam Byrne,2003) menyatakan,bahwa prasangka yang terjadi antar kelompok dapat dikurangi dengan cara meningkatkan intensitas kontak antara kelompok yang berprasangka tersebut. • c) Rekategorisasi • Rekategorisasi adalah melakukan perubahan batas antara ingrup dan outgrupnya. Sebagai akibatnya,bisa saja seseorang yang sebelumnya dipandang sebagai outgrupnya,tetapi kemudian menjadi ingrupnya. • d) Intervesi Kognitif • Kecenderungan untuk melihat keanggotaan orang lain dalam berbagai kelompok sering menjadi kunci penyebab munculnya prasangka.Oleh karena itu,ada sejumlah intervensi untuk mengurangi dampak stereotip yang pada akhirnya dapat mengurangi kecenderungan prasangka dan diskriminasi. • e) Social Influence sebagai Cara Mengurangi Prasangka • Kenyataan bahwa sikap terhadap kelompok ras atau kelompok etnis tertentu bisa dipengaruhi oleh lingkungan sosial,maka pengubahan sikap tersebut juga bisa dengan memanfaatkan pengaruh sosial yang ada.Teori ini dapat memberikan arahan kepada kita mengenai pendekatan intervensi yang dapat dikembangkan untuk mengubah sikap terhadap kelompok/ras tertentu. • f) Coping Terhadap Prasangka • Individual yang tergolong minoritas sering mendapatkan pengalaman yang disebutnya sebagai ‘stereotype threat’ yaitu kesadaran orang-orang minoritas bahwa ia akan dievaluasi berdasarkan status minoritasnya. Kondisi semacam ini tentu saja dapat mengganggu berkembangnya rasa percaya diri dalam berbagai setting sosial yang ada.