Proposal Skripsi - Digital Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disingkat dengan DKI Jakarta
memiliki kedudukan yang khas baik sebagai ibukota negara maupun sebagai
pusat dari berbagai aktivitas pemerintahan dan perekonomian di Indonesia.
Jakarta juga menjadi sorotan dan bandingan tingkat kemajuan dan perkembangan
bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Selain karena latar belakang Jakarta sebagai
kota tertua dan ibu kota negara Indonesia, Jakarta juga memiliki tingkat
perkembangan dan kemajuan yang setiap tahunnya diharapkan meningkat.
Jakarta menjadi perhatian yang luar biasa baik bagi bangsa Indonesia maupun
lingkungan internasional. Kota Jakarta dijadikan standar dalam berbagai sektor,
baik sektor pendidikan, ekonomi, budaya, pariwisata, dan lain sebagainya.
Banyaknya potensi yang dimiliki Jakarta menjadi peluang yang cukup
besar bagi pengadaan hubungan kerjasama dengan pihak manapun baik dalam
negeri maupun luar negeri. Sebagai provinsi yang terbagi atas lima kota dan satu
kabupaten dan sesuai undang-undang Negara yang mengatur otonomi daerah,
maka provinsi DKI Jakarta mendapat kebebasan dalam mengatur pemerintahan.
Melihat peluang inilah aktor non negara termasuk di dalamnya Kota
Jakarta tertarik untuk mengadakan hubungan diplomatik dengan berbagai pihak
namun tetap berdasarkan pertimbangan pemerintahan pusat. Hubungan inilah
yang menjadi salah satu model hubungan transnasional dimana hubungan
kerjasama ini bersifat damai dan tidak memperhatikan adanya batas-batas
1
wilayah geografis. Dewasa ini semakin banyak pemerintah daerah yang
berkeinginan menjalin hubungan kerjasama dalam bentuk sister province/ state/
prefecture dan sister city dalam dan luar negeri.1 Hubungan kerjasama telah
terjalin antara Jakarta dengan Beijing sejak tahun 90-an dan tepatnya pada tahun
1992 diresmikanlah kerjasama sister city antara kota Jakarta dan Beijing. Melihat
pengalaman inilah maka pemerintah Jakarta menandatangani Programe
Exchange tentang program kerja sama sister city periode 2012-2013 di Balaikota
DKI Jakarta, tanggal 9 Mei 2012 lalu. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Mr. Xia Zhanyi, Wakil Walikota Beijing
2
Kota Beijing merupakan kota yang tidak asing lagi karena kedudukannya
sebagai ibukota Negara RRC yang dikategorikan kota yang maju di RRC bahkan
juga diakui beberapa bangsa di dunia, inilah yang membuat posisi
perbandingannya dengan kota Jakarta yang sama-sama merupakan ibukota
Negara menarik bagi penulis untuk diteliti lebih lanjut. Dengan demikian pada
kesempatan ini penulis akan membahas mengenai:
Kerjasama Sister City Antara Kota Jakarta dengan Kota Beijing
1
Sidik Jatmika, Otonomi Daerah Perspektif Hubungan Internasional, Bigraf Publishing,
Yogyakarta, 2001, hal. 108
2
http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/10232/Jakarta-Beijing-Lanjutkan-Kerja-SamaSister-City.jpg, diakses 5 Juni 2012
2
B. Tujuan Penelitian
Adapun arah dan sasaran yang hendak menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis apa saja keuntungan dan hambatan dalam kerjasama sister city
antara kota Jakarta dengan Beijing
2. Menjawab pokok permasalahan dan menguji hipotesa yang diajukan penulis.
3. Menerapkan teori an konsep yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan di
jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan menuangkannya ke dalam suatu
fenomena masyarakat. Sehingga penulis dapat mendeskripsikan, menjelaskan
dan memprediksikan fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut.
4. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana starta satu
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
C. Latar Belakang Masalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang memiliki posisi
dan letak geografis yang cukup strategis. Karena keberadaan Indonesia sebagai
salah satu negara kepulauan yang berada pada posisi silang di kawasan Asia
Tenggara memberikan peluang yang cukup besar bagi Indonesia mengadakan
hubungan kerjasama internasional terutama dengan negara-negara maju di Asia
3
Timur. Adapun contoh hubungan diplomatik antara Indonesia dengan negara
kawasan Asia Timur misalnya Indonesia dengan Jepang, Indonesia dengan Korea
Selatan, maupun Indonesia dengan Republik Rakyat Cina (RRC).
Hubungan kerjasama antara Indonesia dan RRC ini terjalin karena adanya
kebutuhan dan kepentingan yang ada di antara masing-masing negara. Kerjasama
Indonesia dengan RRC ini kemudian beralih kepada hubungan kerjasama
internasional yang lebih spesifik yaitu hubungan kerjasama internasioanal antar
kota yang di sebut sister city. Contohnya adalah hubungan kerjasama sister city
antara kota Jakarta dengan kota Beijing.
Hubungan kerjasama telah terjalin antara Jakarta dengan Beijing sejak
tahun 90-an dan tepatnya pada tahun 1992 dilaksanakannya kerjasama sister city
antara kota Jakarta dan Beijing. Kerjasama sister city antara Kota Jakarta dengan
Kota Beijing diawali dengan adanya Letter of Intent (LoI) pada tanggal 22 April
1992 di Beijing, tentang kerjasama di bidang perdagangan antara KADIN
Tingkat I Jakarta dan China Council for the Promoting of International Trade
(CCPIT) Beijing Sub-Council. Kemudian ditindaklanjuti dengan Memorandum
of Understanding (MoU) pada tanggal 4 Agustus 1992 di Jakarta.3 Melihat
pengalaman inilah maka pemerintah Jakarta menandatangani Programe
Exchange tentang program kerja sama sister city periode 2012-2013 di Balaikota
DKI Jakarta, tanggal 9 Mei 2012 lalu. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh
3 Kajian evaluasi pengelolaan kerjasama sister city antara kota-kota di indonesia dengan kotakota di luar negeri, diakses 20 Desember 2013, tersedia dari
http://lontar.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=72071&lokasi=lokal
4
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Mr. Xia Zhanyi, Wakil Walikota Beijing
4
Hubungan kerjasama kota Jakarta dengan Beijing tersebut diharapkan
mampu menumbuhkan persahabatan (friendship) dan mengembangkan saling
pengertian (mutual understanding) antara kota Jakarta dengan Beijing. Namun,
makin mesranya hubungan Sister city Jakarta-Beijing, membuat beberapa pihak
mengungkit lagi istilah lama Poros Jakarta-Beijing yang pernah dilakukan oleh
Soekarno. Poros Jakarta-Beijing menjadikan Soekarno menjadi korban konspirasi
politik pihak Barat untuk di jatuhkan.
Pengaruh China di dunia makin dirasakan tidak saja di ASEAN melalui
pertemuan ASEAN-China di Nanning Guangxi, tapi juga di Afrika melalui
Afrika-China Partnership di Beijing. Amerika dan Jepang mulai waswas atas
perkembangan pengaruh China tidak saja dalam ekonomi tapi juga ideologi,
model pembangunan dan keamanan. Karena semakin majunya China membuat
beberapa Negara berkembang merubah kiblat mencontoh pembangunan pada
China dan mulai meninggalkan model pembangunan yang ditawarkan Barat
maupun lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan IMF.
5
Bagi sebagian
Negara ini merupakan suatu ancaman tapi bagi beberapa Negara ini adalah solusi
agar bisa keluar dari keterikatan dengan kapitalis barat. Namun, mengingat
kembali sejarah poros Jakarta-Beijing pada masa Soekarno ada beberapa pihak
yang meragukan kerjasama sister city Jakarta dengan Beijing ini karena
4
Ibid.
5
http://www.budaya-tionghoa.org, diakses 5 April 2010
5
terkadang kerjasama yang diharapkan dapat menguntungkan karena adanya
beberapa faktor malah berbalik merugikan. Sebagaimana dinyatakan Josef
Purnama Widyatmaja yang merupakan seorang pengamat masalah internasional
bahwa kerjasama dengan pihak asing tanpa disertai karakter dan kualitas bangsa
yang baik akan mendatangkan bencana.6
Tetapi bagi pemerintah saat ini hubungan kerja sama sister city antara
Jakarta dan Beijing mempunyai arti besar dalam hubungan bilateral antara
Indonesia dengan RRC dan diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih bagi
Jakarta maupun Beijing.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
memunculkan pertanyaan : Apa keuntungan dan hambatan dalam kerjasama
sister city antara kota Jakarta dengan Beijing?
E. Kerangka Teori
Hubungan internasional yang dilakukan antar Negara merupakan wujud
realiasasi dari kepentingan nasional pada masing-masing Negara. Karena dengan
dilaksanakannya hubungan kerjasama internasional diharapkan dapat menunjang
kebutuhan yang ingin dicapai. Begitu juga dengan hubungan kerjasama yang
dilakukan kota Jakarta dan Beijing ini merupakan wujud realisasi dari adanya
kepentingan masing-masing kota dan diharapkan dapat menunjang kebutuhan
6
Ibid.
6
yang ingin dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis
menggunakan teori kebijakan publik sebagai penjabarannya.
Teori Kebijakan Publik
Ide “kebijakan publik” mengandung anggapan bahwa ada suatu ruang
atau domain dalam kehidupan yang bukan privat atau murni milik individual,
tetapi milik bersama atau milik umum. Publik itu sendiri berisi aktivitas manusia
yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan
sosial,
atau
setidaknya
oleh
tindakan
bersama.7
Kebijakan
publik
menitikberatkan pada “publik dan problem-problemnya.”8 Kebijakan publik
membahas soal bagaimana isu-isu dan persoalan-persoalan tersebut disusun
(constructed) dan didefinisikan, dan bagaimana kesemuanya itu diletakkan dalam
agenda kebijakan dan agenda politik. Selain itu, kebijakan publik juga merupakan
studi tentang “bagaimana, mengapa, dan apa efek dari tindakan aktif (action) dan
pasif (inaction) pemerintah”
9
Kebijakan publik juga adalah studi tentang “apa
yang dilakukan pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut,
dan apa akibat dari tindakan tersebut”.10
7
Wayne Parsons, Public Policy : Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2011, Hal. 15
8
Dewey, J. The public and its problem, Holt, New York, hal 29
9
Heidenheimer, A, dkk, Comparative public policy : The politics of social choice in America,
Europe, and Japan St. Martin’s Press, New York, 1990, hal 3
10
Dye, T. R. What Governments do, why they do it, what difference it makes, University Alabama
Press, Tuscaloosa, Ala. Hal. 1
7
Untuk memahami arti dari kebijakan publik, maka akan dijelaskan lebih
dulu pengertian dari kebijakan. Dalam kehidupan bermasyarakat, istilah
kebijakan sering digunakan dan dimaknai
sama dengan tujuan, program,
keputusan, hukum, proposal dan maksud tertentu. Padahal sebenarnya istilah
kebijakan memiliki definisi atau pengertian tersendiri yang berbeda dengan
beberapa istilah tersebut.
Menurut Heinz Eulau dan Kenneth Prewith, kebijakan adalah keputusan
tetap yang dicirikan oleh konsistensi yang pengulangan tingkah laku dari mereka
yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut. Istilah
kebijakan berbeda dengan istilah niat, tujuan, rencana, atau usulan, program,
keputusan dan pengaruh.11
Dari arti kebijakan saja, kebijakan publik dapat didefinisikan
adalah
keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak atau bersifat garis besar
secara keseluruhan yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai
keputusan yang mengikat publik, maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh
otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat atau perintah dari publik
atau dari masyarakat dan biasanya melalui proses pemilihan untuk bertindak atas
nama rakyat. Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi
negara yang dijalankan oleh birokrasi pemerintah.12 Fokus utama kebijkan publik
dalam negara modern adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu
yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan
Ulul Alba, “Kebijakan Publik : Aktor Kebijakan Publik,” tersedia dari
http://.unitomo.ac.id/artikel diakses tanggal 29 Desember 2013
12
Ibid, Wayne Parsons, Hal. 15
11
8
kualitas kehidupan masyarakat. Kebijakan publik tidak selalu dilakukan oleh
birokrasi, melainkan dapat pula dilaksanakan oleh perusahaan swasta, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) atau masyarakat secara langsung.
Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan yang
lebih luas dari peraturan perundang-undangan, mencakup juga aspek anggaran
dan struktur pelaksana. Siklus kebijaksanaan publik sendiri bisa dikaitkan dengan
pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Bagaimana
keterlibatan publik dalam setiap tahapan kabijakan bisa menjadi ukuran tentang
tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat. Sehingga publik mengetahui apa
yang menjadi agenda kebijakan, yakni serangkaian persoalan yang ingin
diselesaikan dan prioritasnya, selain itu publik dapat memberi masukan yang
berpengaruh terhadap isi dari kebijakan publikyang akan dilahirkan.13
Mengenai tahapan pelaksanaan kebijakan-kebijakan publik tersebut,
publik dapat mengawasi penyimpangan pelaksanaan, juga mengawasi apakah
tersedia mekanisme control atau pengawasan publik, yaitu proses yang
memungkinkan keberatan publik atas suatu kebijakan dibicarakan dan
berpengaruh secara berkelanjutan. Kebijakan publik menunjuk pada keinginan
penguasa atau pemerintah yang dalam masyarakat demokratis merupakan suatu
gambaran pendapat umum.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut dan menjadikan suatu kebijakan
efektif, maka diperlukan beberapa hal : pertama, adanya perangkat hukum berupa
13
Wayne Parsons, Loc cit.
9
peraturan perundang-undangan sehingga dapat diketahui publik apa yang telah
diputuskan. Kedua, kebijakan ini juga harus jelas struktur pelaksana dan
pembiayaaannya. Ketiga, diperlukan adanya control publik, yakni mekanisme
atau cara yang memungkinkan publik mengetahui apakah kebijakan ini dalam
pelaksanaannya mengalami penyimpangan atau tidak. Dalam negara otoriter,
kebijakan publik adalah keinginan penguasa semata sehingga penjabaran diatas
tidak berjalan.14
Tetapi dalam masyarakat demokratis, yang sering menjadi persoalan
adalah bagaimana menyerap opini publik dan membangun suatu kebijakan yang
mendapat dukungan publik. Kemampuan pemimpin politik berkomunikasi
dengan masyarakat untuk menampung keinginan mereka adalah satu hal, tetapi
sama pentingnya adalah kemampuan para pemimpin untuk menjelaskan pada
masyarakat mengapa suatu kebijakan tidak bisa dipenuhi. Dalam pendekatan
yang lain, kebijakan publik dapat dipahami dengan cara membedakan, yakni
kebijakan dan publik.
Kebijakan dapat diartikan sebagai suatu pilihan tindakan diantara
sejumlah alternative yang tersedia, artinya kebijakan merupakan hasil
menentukan pilihan untuk selanjutnya memilih yang terbaik dari pilihan-pilihan
yang ada. Dalam pelaksanaanya, kebijakan publik ini harus diturunkan dalam
serangkaian petunjuk teknis yang berlaku internal dalam birokrasi.15
14
15
Wayne Parsons, Loc cit.
Kebijakan Publik, tersedia dari http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 30 Desember 2013
10
Teori kebijakan publik membantu menjelaskan bahwa kerjasama sister
city, yaitu pada kerjasama sister city Jakarta-Beijing, tidak hanya menguntungkan
bagi pemerintah daerahnya saja, tapi juga dapat membantu kerjasama aktor lain
seperti hubungan internasional antara aktor Negara (pemerintah pusat). Bagi
Negara kerjasama internasional yang dilakukan pemerintah daerah semakin
meningkatkan citra hubungan kerjasama internasional antar Negara tersebut dan
bagi Indonesia kerjasama sister city ini merupakan sarana yang tepat untuk
menawarkan peluang usaha dan potensi investasi proyek pembangunan nasional
dan daerah,serta kepentingan publiknya.
Berdasarkan teori kebijakan publik, kerjasama sister city antara Jakarta
dan Beijing ini menciptakan adanya peluang-peluang yang lebih spesifik
mengena langsung pada segmentasi publik. Misalnya saja adanya pertunjukan
kebudayaan antar kota yang saling berbagi kesenian yang ada. Sehingga warga
antar kota saling menimba pengalaman dan menjelajahi kebudayaan lain melalui
proyek jangka panjang.
Dari kerjasama sister city Jakarta dan Beijing ini juga memiliki maksud
agar masing-masing publik dapat meraih pembangunan berkala. Dengan adanya
studi banding pada beberapa sektor daerah, masing-masing daerah semakin
terpacu untuk menjadikan beberapa kebutuhan terpenuhi dengan jalan yang lebih
baik. Adapun bidang-bidang yang boleh dijadikan subjek kerjasama sebagai
11
wujud dari kebijakan publik antar daerah/kota dalam kerjasamanya sebagai
kerjasama sister city,16 adalah bidang-bidang sebagai berikut:
1. Kerjasama ekonomi dalam bidang: perdagangan, investasi, ketenagakerjaan,
kelautan dan perikanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kehutanan,
pertanian, pertambangan dan kependudukan, lingkungan hidup, serta
pariwisata dan perhubungan.
2. Kerjasama sosial budaya dalam bidang: pendidikan, kesehatan, kepemudaan,
kewanitaan,olahraga, dan kesenian.
3. Bentuk kerjasama lainnya.
Bagi Jakarta dan Beijing kerjasama sister city ini menciptakan adanya
peluang kerjasama yang diharapkan dapat saling menguntungkan. Bidang-bidang
kerjasama yang tercantum dalam program pertukaran kerjasama sister city
Jakarta-Beijing antara lain pemerintah kota Beijing akan mengundang Jakarta
untuk berpartisipasi dalam Chinese Language Training. Sebaliknya, Pemerintah
Provinsi DKI akan mengundang delegasi olahraga dari Beijing cabang tenis meja
dan gymnastic. Selain itu, Beijing dan Jakarta akan bekerja sama di bidang
transportasi kota dan pengelolaan limbah daerah serta program pertukaran
lembaga perwakilan kedua kota. Selanjutnya Pemerintah Provinsi DKI akan
mengundang Pemerintah Kota Beijing untuk berpartisipasi dalam Enjoy Jakarta
Sister City Basketball Tournament dan Jakarta 10 K.17
16
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, Panduan Umum Tata Cara Hubungan Luar
Negeri oleh Pemerintah Daerah, DPESB Deplu, 2003, hal 14
17
http://www.Jakartapress.com, op cit., hal 2
12
F. Hipotesa
Berdasarkan aplikasi pada kerangka dasar pemikiran dan rumusan
masalah di atas, maka dapat dihasilkan kesimpulan sementara. Yakni mengenai
apa saja keuntungan dan hambatan dalam kerjasama sister city antara kota Jakarta
dengan Beijing adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan dalam kerjasama sister city antara kota jakarta dan
beijing
Adapun keuntungan dalam kerjasama sister city antara kota Jakarta dan
Beijing terdapat keuntungannya pada bidang-bidang berikut:
a. Bidang ekonomi
b. Bidang pendidikan
c. Bidang pariwisata, social, dan budaya
d. Bidang olahraga
e. Bidang tata kota dan lingkungan, dan
f. Bidang transportasi
2. Hambatan dalam kerjasama sister city antara kota jakarta dan
beijing
Adapun hambatan yang dihadapi dalam kerjasama sister city antara kota
Jakarta dan Beijing yaitu:
13
1. Tidak singkronnya program sister city Jakarta dan Bejing dengan proses
anggaran pemerintah masing-masing kota
2. Kurangnya kemampuan aparat pelaksana program sister city antara kota
Jakarta dan Beijing
3. Komitmen pemerintah kota Jakarta dan Beijing yang bisa sewaktu-waktu
berubah
4. dan perbedaan manajemen yang menangani program sister city di kota
Jakarta dan Beijing.
G. Jangkauan Penelitian
Agar pembahasan ini tidak terlalu melebar maka penulis menetapkan
batasan lingkup penelitian kepada kerjasama Kota Jakarta. Dengan kata lain,
penulis akan meneliti salah satu kerjasama yang telah dilakukan oleh Kota
Jakarta yakni dengan pihak Kota Beijing. Penulis akan lebih mengarahkan
penelitian ini pada apa saja keuntungan dan hambatan dalam kerjasama sister city
antara kota Jakarta dengan Beijing.
Adapun penulis menetapkan jangkauan penelitian agar penulisan ini tidak
terlalu melebar yakni data yang diambil dari tahun 1992 sampai dengan 2013.
Tidak menutup kemungkinan bahwa penulis akan menggunakan data diluar
jangkauan penelitian, namun ini hanya sebagai referensi atau catatan saja.
H. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Penelitian
14
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif
eksplanatif,
sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr. Lexy J. Moleong, M.A.,
dimana data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka.18 Jenis penelitian kualitatif eksplanatif ini karena berbicara tentang
kualitatif, berarti menjelaskan mengenai hal-hal yang bersifat mutu, ciri-ciri, dan
sifat penelitian.
Jenis penelitian ini membutuhkan upaya pengumpulan data yang dapat
menjelaskan lebih rinci untuk menjawab permasalahan yang ada. Sebagaimana
dalam kerjasama sister city antara Jakarta dengan Beijing ini, penelitian ini
membutuhkan bantuan data yang beragam dan lebih banyak yang dibaca sebagai
dasar referensi maka akan menjadi lebih akurat.
Jenis penelitian kualitatif eksplanatif membutuhkan data yang terbaru dan
terlama agar dapat menjelasan hasil penelitian dengan lebih actual dan akurat.
Semua data yang dikumpulkan berkemungkinan sebagai kunci terhadap apa yang
sudah diteliti. Meskipun demikian, penelitian secara kualitatif juga tidak jarang
menggunakan data statistic yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan
bagi keperluannya. Akan tetapi tidak terlalu banyak berdasarkan diri atas data
statistic, tetapi memanfaatkan data statistic itu hanya sebagai cara untuk
menghantar dan mengarahkan pada kejadian dan peristiwa yang ditemukan dan
dicari sendiri sesuai dengan tujuan penelitiannya.19
18
Lexy. J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya,
2002, hal 6
19
Ibid, hal. 6
15
2. Interview (Wawancara)
Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai. 20
Tujuan melakukan wawancara ini adalah cara yang dilakukan agar penulis
mandapatkan informasi dan tambahan referensi serta penjelasan lebih actual dari
koresponden yang berjumlah satu atau lebih yang merupakan subyek atau orang
yang menjadi perwakilan instansi-instansi terkait.
3. Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah cara yang digunakan untuk memperoleh
data dan konsep melalui berbagai macam media kepustakaan baik melalui bukubuku, majalah dan sumber informasi penunjang seperti dokumen, kliping, koran,
agenda, dan hasil penelitian yang terdapat dimana saja terutama yang bersumber
dari pemerintah Jakarta dan pemerintah Beijing. Serta juga menggunakan data
yang bersumber dari media informasi situs di internet untuk membantu
merelevansi data-data yang diperoleh agar lebih valid.
I. Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika penulisan yang akan ditampilkan penulis adalah
sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang : alasan pemilihan judul,
tujuan penulisan, latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka teori,
20
http://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara, diakses 7 April 2010
16
hipotesa, jangkauan penelitian, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.

BAB II Kerjasama sister city antara Jakarta dengan Beijing. Bab ini
membahas mengenai kerjasama yang terjalin antara Jakarta dengan Beijing. Pada
sub bab pertama akan dibahas mengenai landasan kebijakan pemerintah yang
berisi tentang kebijakan luar negeri Indonesia dan kebijakan menteri. Setelah
penjelasan tersebut sub berikutnya akan menjelaskan tentang kerjasama sister city
antara Jakarta dengan Beijing, yaitu tentang hubungan Indonesia dengan
Republik Rakyat Cina, serta proses kerjasama sister city antara kedua kota.

BAB III Kondisi Jakarta dan Beijing. Bab ini berisi tentang kondisi
atau keadaan Jakarta dan Beijing dalam beberapa hal. Pada sub-sub bab ini berisi
tentang letak geografi, klimatologi, tipologi, perekonomian, administrasi publik,
pendidikan, religi/ kepercayaan, kebudayaan, dan pemerintahan.

BAB IV Bab ini membahas mengenai apa saja keuntungan dan
hambatan dalam kerjasama sister city antara kota Jakarta dengan Beijing adalah
sebagai berikut:
1. Keuntungan dalam kerjasama sister city antara kota jakarta dan beijing
Adapun keuntungan dalam kerjasama sister city antara kota Jakarta dan
Beijing terdapat keuntungannya pada bidang-bidang berikut:
a. Bidang ekonomi
b. Bidang pendidikan
c. Bidang pariwisata, social, dan budaya
d. Bidang olahraga
17
e. Bidang tata kota dan lingkungan, dan
f. Bidang transportasi
2. Hambatan dalam kerjasama sister city antara kota jakarta dan beijing
Adapun hambatan yang dihadapi dalam kerjasama sister city antara kota
Jakarta dan Beijing yaitu:
1. Tidak singkronnya program sister city Jakarta dan Bejing dengan proses
anggaran pemerintah masing-masing kota
2. Kurangnya kemampuan aparat pelaksana program sister city antara kota
Jakarta dan Beijing
3. Komitmen pemerintah kota Jakarta dan Beijing yang bisa sewaktu-waktu
berubah
4. dan perbedaan manajemen yang menangani program sister city di kota
Jakarta dan Beijing.

BAB V Kesimpulan. Bab ini berisikan tentang kesimpulan secara
menyeluruh dari hasil penelitian disertai dengan kritik dan saran bagi pemerintah
Jakarta.
18
Download