rehabilitasi pada layanan primer

advertisement
REHABILITASI
PADA LAYANAN
PRIMER
Tujuan Terapi Ketergantungan
Narkotika
 Abstinensia:
 Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien
ketergantungan narkotika tidak mampu atau kurang termotivasi
untuk mencapai tujuan ini.
 Pengurangan frekuensi dan keparahan kekambuhan
 Pelatihan relapse prevention program, cognitive behavior therapy,
opiate antagonist maintenance therapy merupakan beberapa
alternatif untuk mencapai tujuan terapi ini.
 Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial
 Tujuan utama terapi ini agar dampak buruk akibat ketergantungan
narkotika dapat dikendalikan dan pasien dapat meneruskan
kebiasaannya yang positif.
Prinsip Dasar Terapi Rehabilitasi Napza (NIDA,
2012)
1.
2.
3.
4.
Tidak ada satu bentuk terapi yang sesuai untuk semua
individu.
Kebutuhan guna mendapatkan terapi harus selalu
tersedia sepanjang waktu
Terapi yang efektif harus mampu memenuhi banyak
kebutuhan individu, tidak hanya mengatasi perilaku
penggunaan narkotika
Rencana pelayanan dan terapi seorang individu harus
dinilai secara kontinyu dan sewaktu-waktu perlu
dimodifikasi
Prinsip Dasar Terapi Rehabilitasi (2)
5. Mempertahankan pasien dalam periode terapi yang
adekuat merupakan sesuatu yang penting
6. Terapi perilaku (termasuk konseling) adalah bentuk terapi
yg paling sering digunakan dlm gangguan penggunaan
napza
7. Medikasi merupakan elemen penting dalam proses
terapi bagi banyak pasien, yg dikombinasi dg terapi
perilaku lainnya
8. Rencana terapi seseorang harus dinilai secara kontinyu
Prinsip dasar terapi rehabilitasi (3)
9. Bagi pecandu dg masalah kejiwaan, medikasi perlu diberikan
sesuai kebutuhan
10. Detoksifikasi medik hanya merupakan taraf permulaan terapi
ketergantungan narkotika
11. Terapi yg berhasil tdk selalu hrs dijalani dg sukarela
12. Kemungkinan penggunaan narkotika kembali selama terapi
berlangsung harus dimonitor secara kontinyu
13. Program terapi harus menyediakan assesmen untuk HIVAIDS,
Hepatitis B dan C, Tuberkulosis dan penyakit infeksi lain
6
Apa yang dimaksud dengan pengobatan
ketergantungan zat secara komprehensif?
Seseorang yang ketergantungan biasanya
mengalami gangguan kesehatan mental,
pekerjaan, kesehatan fisik, atau masalah
sosial yang membuat ketergantungan mereka
sulit diobati
Untuk kebanyakan orang, pengobatan
merupakan suatu proses panjang yang
melibatkan berbagai intervensi dan berusaha
pada kondisi abstinen (bebas zat)
(NIDA, 1999)
7
Pengobatan Komprehensif
Program pengobatan yang terbaik dengan
menyediakan berbagai kombinasi terapi dan
pelayanan lain untuk memperoleh kebutuhan
klien secara individual
PROSES TREATMENT
 Identifikasi dan intervensi awal
 Detoksifikasi dan penatalaksanaan komorbiditas
masalah medis maupun psikiatrik
 Manajemen psikososial untuk ketergantungan Napza
 Program terapi untuk keluarga
 Penambahan program lain seperti after care atau
rehabilitasi vokasional
Penatalaksanaan Pasien Adiksi
Pasien Baru/Lama
Assesmen Awal
Akut
Kronis
Tindakan Emengensi
Pulang
Berobat
Jalan
Rawat
Jalan
Rawat
Inap
Rawat
Non
Komplikasi
TREATMENT
PLANNING/
MATCHING
Komplikasi
Medik
Psikiatrik
TREATMENT ISSUE
Akses, tersedianya kriteria untuk perawatan
Assessment
Intervensi awal
After care dan rujukan
Dokumentasi, monitoring dan evaluasi
Penyiapan Layanan Rehabilitasi Rawat
Jalan
1. SDM :
- dokter & perawat terlatih,
- konselor adiksi terlatih (dari berbagai profesi)
2. Sarana & Prasarana :
- ruang periksa, ruang konseling, toilet,
- peralatan medis dasar,
- tes urin zat (min 5 parameter)
- obat-obatan simptomatik
- ATK
3. Alur Layanan
a) Pendaftaran :
- pengisian formulir
- menunjukkan identitas diri
b) Pemeriksaan Fisik oleh dokter
c) Asesmen
d) Tes Urin
e) Penyusunan rencana terapi, dan
pemberian obat oleh dokter
f) Rujukan bila diperlukan
-
(KTP)
ALUR LAYANAN
Pendaftaran
Pemeriksaan
Fisik
Rujuk
Rawat Inap /
Spesialis/ Lab
Asesmen
Rencana Terapi
Tes Urin
& Pemberian Obat
Rawat Jalan
1) Asesmen dan Pemeriksaan
kesehatan
 Asesmen adalah proses mendapatkan informasi secara
menyeluruh pada individu dengan gangguan
penggunaan zat/narkotika
 SDM : dokter/psikolog/petugas rehab yg sudah terlatih
dan memiliki sertifikat asesmen dari kemenkes
 Menggunakan formulir asesmen wajib lapor dan
rehabilitasi medis (Kemenkes)
 Hasil asesmen (rencana terapi) di tandatangani dokter,
asesor dan klien
 Sesuai diagnosa dokter diberikan terapi medis/
pengobatan, dan rujukan bila perlu
TUJUAN ASESMEN
Menginisiasi komunikasi dan interaksi terapeutik
Mendapat gambaran klien secara lebih menyeluruh dan akurat
Meningkatkan kesadaran tentang besar dan dalamnya masalah yang
dihadapi oleh klien terkait penggunaan narkotika
Menegakkan diagnosis
Memberikan umpan balik
Memotivasi perubahan perilaku
Menyusun rencana terapi
Pemeriksaan Fisik
 Merupakan bagian dari proses Asesmen
 SDM : dokter umum, yg sudah memiliki
sertifikat asesmen dari kemenkes
 Pemeriksaan Fisik secara menyeluruh oleh dokter
 Tata cara sesuai KMK no. 420/MENKES/SK/III/2010
Pedoman Layanan Terapi & Rehabilitasi Komprehensif pada
Gangguan Penggunaan Napza berbasis Rumah Sakit
 KMK no. 422/MENKES/SK/III/2010 tentang Pedoman
Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan Napza
Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (1)
Anamnesa yang dilakukan adalah bagian atau lanjutan dari
hasil asesmen medis.
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien yang datang
berobat meliputi :
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
(kesadaran,Tekanan darah, nadi,suhu)
b. Tanda-tanda Intoksikasi
c.
Kepala : mata , hidung, mulut dan tenggorokan
d. Dada/thorax : paru dan jantung
e. Perut/Abdomen : lambung, hati dan ginjal
Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (2)
f.
Tungkai atas dan bawah/ekstrmitas: motorik
g. Kulit : warna, peradangan, pembengkakan, tanda- tanda
jejas/bekas suntikan/sayatan, kekenyalan
h. Tanda-tanda ganguan neurologis: refleks fisiologis
dan patologi, kejang, rangsangan
Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (3)
Penilaian psikiatri dasar :
a. Menggunakan instrumen status mini mental
b. Menggunakan instrument status mini depresi
Simpulan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik,
penilaian komordibitas fisik dan komordibitas psikiatrik dasar.
Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (4)
Pemeriksaan penunjang:
a.
Pemeriksaan Laboratorium dan radiologi dilakukan kepentingan
diagnostik yang tidak dapat ditegakkan hanya melalui
pemeriksaan fisik.
b.
Pemeriksaan dapat melalui sistim rujukan ke laboratorium
terdekat atau yang bekerja sama dengan klinik pratama
Permintaan pemeriksaan harus ditanda tangani oleh dokter
2) Tes Urin Zat
Pemeriksaan urin pada klien unt mendeteksi
zat spesifik yg digunakan
SDM : dokter, perawat, atau analis
laboratorium terlatih
Tatalaksana Tes Urin
Dilakukan sesuai SPO yang berlaku.
Tes urin zat sesuai hasil anamnesa atau minimum 3 zat
Hasil tes urin digunakan sebagai dasar terapi pada pasien
putus zat (withdrawal)
Lakukan rujukan pada fasilitas layanan kesehatan yang lebih
tinggi bila dibutuhkan
3) Terapi Medis
Pengertian :
Pemberian pengobatan yang diberikan kepada klien atas indikasi
medis atau berdasarkan diagnosa yang ditetapkan dokter.
Ruang Lingkup Tindakan :
Klinik Pratama
SDM :
Dokter dan perawat terlatih
Pedoman Terapi Medis
Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan
Napza KMK no.422/Menkes/SK/III/2010
Pedoman Layanan terapi dan Rehabilitasi komprehensif pada
gangguan penggunaan Naza berbasis Rumah Sakit KMK
No.420/MENKES/SK/III/2010
Konsensus Tatalaksana Adiksi Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia
4) Konseling Adiksi
Intervensi psikologis berupa pendekatan melalui
suatu kolaborasi antara konselor adiksi dgn klien
dalam perencanaan yg didiskusikan dan
disetujui bersama
SDM : konselor adiksi terlatih dari berbagai
profesi
Proses konseling yg optimal min 8 x pertemuan
@ 30 - 60 mt
Resume konseling
5) Grup Terapi
Grup Terapi adalah terapi yg dilaksanakan
secara kelompok dgn diarahkan oleh
konselor, bertujuan unt memotivasi
perubahan perilaku
SDM : konselor adiksi terlatih dari berbagai
profesi
Dilaksanakan 2 x selama periode perawatan
Terimakasih
Download