-KonferensiNasionalBahasadanSastraIII- KAIDAHPEMBAKUANBAHASAINDONESIAYANGTIDAKKONSISTEN Suhartono PendidikanGuruSekolahDasar UniversitasSebelasMaret suhartono@ kip.uns.ac.id Abstrak PembakuanbahasaIndonesiayangsudahdilakukanpemerintahberupaaturanyangtepatdibidang ejaan, kosakata, tata bahasa, dan peristilahan. Pedoman berbahasa Indonesia yang baku/standar yangsudahadaberupaBukuPedomanUmumEjaanBahasayangDisempurnakan(EYD),Pedoman UmumPembentukanIstilah,TataBahasaBakuBahasaIndonesia,danKamusBesarBahasaIndonesia (KBBI).Pedomantersebutmenjadiacuanpemilihanbentukbahasayangbenar.Padakenyataannya, berdasarkanhasilanalisiskritisterhadapkataatauistilahyangterdapatdalampedomantersebut, masih terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang tidak sesuai dengan kaidah yang dituliskan di dalamnya.HalinimenunjukkanbahasakaidahbahasaIndonesiamasihbelumkonsisten.Olehkarena itu,perludilakukanpenyempurnaanterhadapkaidah-kaidahdalampembakuanbahasaIndonesia. Katakunci:pembakuan,kaidah,bahasa Pendahuluan PembakuanbahasaIndonesiasudahberlangsungsejaktahun1979.Pembakuanbahasa Indonesia tersebut dimaksudkan agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, tepat, dan e isien bagi masyarakat Indonesia. Pembakuan yang sudah dilakukan pemerintah berupa aturanyangtepatdibidangejaan,kosakata,tatabahasa,danperistilahan.Rintisanpembakuan kosakatasebenarnyasudahlamaberjalandibidangperistilahanyangmerupakanbagianyang amatpenting.Pekerjaanpembakuanistilahdimulaisejaktahun1942denganadanyaKomisi Bahasa Indonesia, tetapi baru pada tahun 1975 secara resmi dikeluarkan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang memberikan patokan yang menyeluruh mengenai permasalahan tersebut sehingga tata istilah bahasa Indonesia memenuhi syarat kemantapan dinamis, kecendekiaan,dankeseragaman. Bahasa baku atau bahasa standar sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia berbeda denganragam-ragamlain(ragamsantai,ragamakrab,danlain-lain)yangtidakmenggunakan kaidah bahasa Indonesia dengan baik. Oleh karena itu,untuk menghindari kesalahan dalam pemakaianbahasaperluditetapkankaidah(aturan)standarsebagaipeganganbagipemakai bahasa (Setyawati, 2013). Dengan adanya bahasa baku atau bahasa standar, diharapkan masyarakat pemakai bahasa akan dapat menentukan pilihan bahasa yang digunakan secara benar.Kenyataanmenunjukkanbahwadalamkaidahyangtelahdibakukanmasihterdapathalhalyangtidakkonsistendengankaidahtersebut.Halinimenunjukkanbahwabahwapembakuan yangsudahadaternyatabelumsepenuhnyadapatdijadikanpedomandanberbahasa.Dalam makalahiniakandibahasbagaimanakaidahkebakuan bahasaIndonesiadanketidakbakuan atauketidakkonsistenanistilahbahasaIndonesiayangterdapatacuanbahasaIndonesiabaku. PembakuanKaidahBahasaIndonesia Pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dilakukan melalui usaha-usaha pembakuanagartercapaipemakaianbahasayangcermat,tepat,dane isiendalamberkomunikasi. Sehubungandenganhalitu,perludirumuskankaidahatauaturandalambidangejaan,kosakata/ istilah,dantatabahasa(Sugono,2009:4). Bahasa Indonesiamempunyai ciri-ciriumumdan kaidah-kaidahpokoktertentuyangmembedakannyadenganbahasa-bahasalainnyadidunia ini,baikbahasaasingmaupunbahasadaerah.Denganciri-ciriumumdankaidah-kaidahpokok inipulalahdapatdibedakanmanabahasaIndonesiadanmanabahasaasingataupunbahasa 142 -KonferensiNasionalBahasadanSastraIII- daerah.Olehkarenaitu,ciri-ciriumumdankaidah-kaidahpokoktersebutmerupakanjatidiri bahasaIndonesia. Bahasabakumerupakansalahsatuvariasiatauragambahasayangdijadikantolokukur sebagaibahasayangbaikdanbenardalamkomunikasiresmi,baiksecaralisanmaupuntulisan. Kata “baku” berarti tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkankesepakatan(TimPenyusunKBBI,2008:123).Bahasabakuataubahasastandar adalahbahasayangmemilikinilaikomunikatifyangtinggi,yangdigunakandalamkepentingan nasional,dalamsituasiresmiataudalamlingkunganresmidanpergaulansopanyangterikat oleh tulisan baku, ejaan baku, serta lafal baku. Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dijadikanacuannormabahasadanpenggunaannya,baiksecaralisanmaupuntulisan. Darisegibahasa,ragambakumengacukepadaragambahasa“bermutu”yangdianggap lebihtinggidibandingkandenganragam-ragamlainyangadadalambahasaitu.Ragambaku secaralinguistik/kebahasaanadalahdialek,baikdialekregionalmaupundialeksosial.Suatu ragambahasamenjadibakukarenaprestisesosial(socialprestige)tertentu.Sebenarnya,setiap bahasaatau dialek sama-sama terdiri atas bunyi-bunyi yang bersistemyang dihasilkan oleh organ-organ tutur (organ of speech), tetapi masyarakat tuturlah yang menghormati suatu variasibahasayangmembuatbahasatersebutmenjadiragambahasabaku(Sumarsonodan Partana,2004:27). Alwi, dkk., (2003: 14) mengemukakan bahwa bahasa baku memiliki ciri dan fungsi tertentu. Ciri-ciri ragam bahasa baku, yaitu: (1) memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah atau aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat, tetapicukupluwessehinggamemungkinkanperubahanyangbersistemdanteraturdibidang kosakatadanperistilahansertamengizinkanperkembanganberjenisragamyangdiperlukan didalamkehidupanmodern;(2)memilikisifatkecendekiaan,maksudnyabahwabahasabaku mampu mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal; dan (3)keseragamankaidah.Penyeragamankaidahbukanberartipenyamaanragambahasaatau penyeragamanvariasibahasa.Adapunfungsibahasabaku,yaitu:(1)Fungsipemersatu;bahasa bakumempersatukansemuapenuturberbagaidialekbahasamenjadisatumasyarakatbahasa danmeningkatkanprosesidenti ikasipenuturorangseorangdenganseluruhmasyarakatitu; (2)Fungsipemberikekhasan;bahasabakumemperbedakanbahasaitudaribahasayanglain sehinggamemperkuatperasaankepribadiannasionalmasyarakatbahasayangbersangkutan; (3) Fungsi pembawa kewibawaan; fungsi ini bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatandenganperadabanlainyangdikagumilewatpemerolehanbahasabakusendiri. PenuturyangmahirberbahasaIndonesiadenganbaikdanbenarmemperolehwibawadimata oranglain;dan(4)Fungsisebagaikerangkaacuan;normadankaidahyangjelasmenjaditolok ukur bagi betul tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan. Bahasa baku menjadi kerangka acuan bagi fungsi estetika bahasa yang meliputi bidang susastra, permainan kata, iklan,dantajukberita. PembakuanejaanbahasaIndonesiadimulaidaripenetapanEjaanVanOphuijsen(1901), dilanjutkandenganperbaikanyangdikenaldenganEjaanSuwandiatauEjaanRepublik(1947), dan disempurnakan dengan penetapan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada tahun 1972. Dalam ejaan diatur cara menggunakan huruf, cara penulisan kata dasar, kata ulang, kata gabung, cara penulisan kalimat, dan cara penulisan unsur-unsur serapan. Pembakuan bidang kosakata dan peristilahan dalam bahasa Indonesia telah lama dilakukan yang dilakukan dengan mempertimbangkan: ejaan, lafal, bentuk, dan sumber pengambilan. Dilihat dari segi sumbernya, istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang diambil dapat bersumberdari(1)kosakatabahasaIndonesia(baikyanglazimmaupuntidak),(2)kosakata bahasaserumpun,dan(3)kosakatabahasaasing. 143 -KonferensiNasionalBahasadanSastraIII- Seandainya dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat untuk menggambarkankonsep,proses,keadaanatausifatyangdimaksudkan,makaakandicariistilah dalambahasaserumpun,baikyanglazimmaupunyangtidaklazim.Istilahtersebutsetidaknya adalahkatayangdengantepatmengungkapkanmaknakonsep,proses,keadaanatausifatyang dimaksudkan.Bahasabakusering harus meminjam unsurleksikal dari kosakatatidak baku, karena memang diperlukan. Peminjaman tersebut bisa dilakukan jika memang diperlukan karena belum ada padanan katanya dalam kosakata bahasa baku. Akan tetapi, jika dalam bahasaIndonesiamaupundalambahasaserumpuntidakditemukanistilahyangtepat,maka bahasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia. Istilah baru dapat dibentuk denganmenerjemahkan,menyerap,menyerapsekaligusmenerjemahkanistilahasingitu. PembakuantatabahasadalambahasaIndonesiasudahdilakukandenganditerbitkannya bukutatabahasayangdiberinamaTataBahasaBakuIndonesia.Ragambahasabakumerupakan ragam baku yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.Pemerintahtelahmendahulukanragambakutulisdenganmenerbitkanejaanbahasa IndonesiayangtercantumdalambukuPedomanEjaanBahasaIndonesiayangDisempurnakan, PedomanUmumPembentukanIstilah,danPengadaanKamusBesarBahasaIndonesia. SemuakegiatankomunikasiverbaldalambahasaIndonesiaitu,secaralisanatausecara tertulis,hanyaakanmencapaihasilyangbaikjikaadasemacamrujukanyangdimilikibersama, yaituragambakubahasa Indonesia.Untuk keperluan berbahasalisantentusajadibutuhkan lafalbaku.UpayapembakuanlafalbahasaIndonesiapadadasarnyadapatdilaksanakandengan duajalur,yaitujalursekolahdanjalurluarsekolah. PeristilahanBahasaIndonesia Istilahadalahkataataufrasayangdipakaisebagainamaataulambangdanyangdengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuanpembentukanistilahsertakumpulanistilahyangdihasilkannya. Dalampembentukanistilahperludiperhatikanpersyaratandalampemanfaatankosakata bahasaIndonesia,yaitu:(1)yangpalingtepatuntukmengungkapkankonseptermaksuddan yangtidakmenyimpangdarimaknaitu;(2)yangpalingsingkatdiantarapilihanyangtersedia yangmempunyairujukansama(3)yangbernilairasa(konotasi)baik;(4)yangsedapdidengar (eufonik);dan(5)yangbentuknyaseturutkaidahbahasaIndonesia. Upayakecendekiaanilmuwan(scientist)danpandit(scholar)telahdanterusmenghasilkan konsep ilmiah,yangpengungkapannya dituangkandalamperangkatperistilahan.Adaistilah yangsudahmapandanadapulaistilahyangmasihperludiciptakan.Konsepilmiahyangsudah dihasilkanilmuwandanpanditIndonesiadengansendirinyamempunyaiistilahyangmapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dandikembangkanolehpelakuilmupengetahuandanteknologidiIndonesiadatangdariluar negeridansudahdilambangkandenganistilahbahasaasing.Disampingitu,adakemungkinan bahwakegiatanilmuwandanpanditIndonesiaakanmencetuskankonsepilmupengetahuan, teknologi,danseniyangsamasekalibarusehinggaakandiperlukanpenciptaanistilahbaru. KaidahBahasaIndonesiayangtidakKonsisten Konsistensi yang terdapat dalam suatu bahasa merupakan salahsatu kekuatan bahasa itu sendiri (Sudiyana, TT: 3). Kata konsisten bermakna tetap (tidak berubah-ubah); taat asas;selaras;sesuai.(TimPenyusunKBI,2008:749).Katakonsistenmengandungartiteguh pendirian,komit,istiqamah,stabil,tidakmencla-mencle,tidakplin-plan,tidaklabil,sertadalam ketaatannyaterhadapasastidaklahstatis,tetapidinamis,tegas,teguh,kokoh,dansifatlainnya yang semakna dengan itu. Berbahasa secara konsisten memerlukan dua aspek, yakni aspek 144 -KonferensiNasionalBahasadanSastraIII- strukturaldannonstruktural(Tampubolon,2001:72).Aspekstrukturalmencakupiberbagaihal formalbahasadanpenggunaannya,sepertikelambangan,kategorisasi,danproposisi;sedangkan aspek nonstruktural mencakup muatan bahasa yang berupa informasi tentang pengalamanpengalaman.Adapuninkonsistensidipahamisebagaiketidaktaatanasasdanketidakserasian yang terkait konsep-konsep ketidakseragaman,paradoks,ketidakteraturan, inkompetibilitas, dankontradiksi(Anonim,TT).Inkonsistensibahasadisinimengacupadaketidaktaatanasas didalamrealisasinormapemakaianbahasaIndonesia.Beberapacatatantentanginkonsistensi atauketidakkonsistenankaidahbahasaIndonesiadapatdiuraikansebagaiberikut. 1. Morfofonemikpre iksmengSalahsatukaidahmorfofonemikpre iksmeng-,yaitujikaditambahkanpadakatadasar yangdimulaidenganfonem/b/,/p/,atau/f/,bentukmeng-berubahmenjadimem-/mǝm-/ (Alwi,dkk.,2003:111). Contoh:meng-+babat =>membabat meng-+pakai =>memakai meng-+fokuskan=>memfokuskan Padakaidahdiatas,fonem/p/padakatapakaimenjadiluluhkedalamfonem/m/.Akan tetapi,peluluhanitutidakterjadijikafonem/p/merupakanbentukyangmengawalipre iks per-ataudasarnyaberawaldenganper-danpe-tertentu. Contoh:meng-+pertinggi =>mempertinggi meng-+pertarukhan =>mempertaruhkan meng-+pedulikan =>mempedulikan meng-+pesona =>mempesonakan Berdasarkan contoh tersebut, ternyata kata yang terdapat pada KBBI tidak mengikuti kaidahtatabahasayangbaku.BahkanapayangdituliskandalamKBBIterdapatkatayangsama denganbentukyangkontradiktif. a. DalamKBBI(2008:1036)terdapatkatapeduli,memedulikanyangdiartikanmengindahkan; memperhatikan;menghiraukan;mencampuri.Katamemperhatikanjugaterdapatpada KBBI(2008,487)danKBI(2008:514).Disisilain,padaKBI(2008:526)danKBBIof line terdapatbentukmemerhatikan. b. DalamKBI(2008:526)tertuliskatamemedulikandanmemerhatikan,tetapidisisilain (hal.170)terdapatbentukmempedulikandandiperdulikan(bentukdasarnyatidakjelas, peduliatauperduli). c. DalamKBI(2008:514)danKBBI(2008:487)tertuliskatamemperhatikan,tetapipada KBBIof linebentukyangdimunculkanadalahmemerhatikan. d. Bentukdasarpesonamenghasilkanbentuk turunanmemesona,memesonakan(KBBI, 2008:1065).Bentukinibertentangandengankaidahtatabahasabaku. e. DalamKBI(2008:516,1017)tertuliskatamemperoleh,tetapipadahalaman559tetulis katamemeroleh. Jikadicermati,contoh-contohkatadiatasmenunjukkanbahwaadaketidakkonsistenan penulisan/penggunaanbentukkatadalamkamus.KaidahyangterdapatpadabukuTataBahasa BakuBahasaIndonesiaternyatatidaksemuanyasinkrondenganKBBI. 2. MenurutPedomanUmumEYD,padakaidahPenulisanUnsurSerapandinyatakanbahwa phmenjadif, misalnyaphase=>fase,physiology=> fisiologi,spectograph=> spektograf. Anehnya,contohyangterdapatdalamEYDternyatatidakmengikutikaidahtersebut.Kata telephonemestinyamenjaditelefon,tetapiyangtertulistelepon(PenulisanKataTurunan nomor4).Yanglebihanehlagi,padaKBI(2008:230)terdapatbentukkatalemabukun 145 -KonferensiNasionalBahasadanSastraIII- lembarankertasyangberjilid,berisitulisanataukosong;kitab;--teleponbukuyangberisi nama-namaalamatdannomortelefondaripemiliktelepon. 3. Kata asing yang berakhir dengan bentuk –ty menjadi –tas, misalnya unversity => universitas; quality => kualitas. Berdasarkan kaidah tersebut, kata security (keamanan) mestinyamenjadisekuritas.DalamKBBI(2008:1246)danKBI(2008:1288)yangtertulis adalahsekuritasn1Dagbuktiutangataubuktipernyataanmodal,mslsaham,obligasi, wesel,serti ikat,dandeposito;2Eksuratberharga;sekuritin(sesuatuyangmenjamin) keamanan,kebebasandaribahaya,ataukekhawatiran.Jadi,katasekuritimaknanyatidak mengacupadabentukasalnya(security).Bentukkataefektivitas/éféktivitas/nkeefektifan (KBBI,2008:352)kalauditelusuridarikataasalnyacukupmembingungkankarenaistilah yangadadalambahasaInggrisadalaheffectiveness(Echols&Shadily,1984:206),bukan effectivity.KetidakkonsistenansepertiinijugatelahdijumpaiKusno(2015)padapedoman pengejaanyangbakudaripenyerapankataasing. 4. Maknaleksikalkatasemena-menayangterdapatpadaKUBI,KBBI,danKBImenunjukkan ketidakkonsistenan.DalamKUBI(1976:642)danKBI(2008:938)kalalemamena,tidak semena-menaatidakdengankira-kira;semau-maunya;sewenang-wenang;tetapidalam KBBI (2008: 1263) kata tersebut terdapat pada lema semena, buka pada lema mena. AdapunmaknanyajustrubertolakbelakangdenganmaknayangterdapatpadaKUBIdan KBI. Kata semena-mena menurut KBBI bermakna sewenang-wenang; tidak berimbang; beratsebelah. Penutup Berdasarkananalisisterhadap beberapabentuk kata bahasa Indonesiadiatas,kiranya kaidahbahasaIndonesiabelumdapatsepenuhnyadikatakansempurna,meskipundalamejaan yang disempurnakan. Ketidakkonsistenan bentuk kata atau istilah yang ada menunjukkan bahwa kaidah yang telah diupayakan penyempurnaannya masih perlu disempurnakan lagi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan rujukan tertinggi bagi kita semua untuk mencari tahu de inisi, pengejaan baku, sinonim dan bentukan kata turunan. Karena bahasa bakumempunyaisifatkemantapandinamis,peluanguntukmelakukanpenyempurnaanatau perubahanterhadapkaidahkebahasaanselaluterbukalebarsehinggakaidahyangsudahada menjadisemakinmantap. DaftarPustaka Alwi,dkk.(2003).TataBahasaBakuBahasaIndonesia.EdisiKetiga,CetakanKeenam.Jakarta: BalaiPustaka. Kusno,G. (2015). “KBBI Ternyata Tidak Konsisten dengan Kaidahnya.” Diambil dari http:// www.kompasiana.com/gustaa kusno/kbbi-ternyata-tidak-konsisten-dengan-kaidahnya_ 552e21d76ea83492068b4588padatanggal18Okt.2015. PedomanUmumEjaanBahasaIndonesiayangDisempurnakan&PedomanUmumPembentukan Istilah. Poerwadarminta,W.J.S.(1976).KamusUmumBahasaIndonesia.Jakarta:BalaiPustaka. Setyawati,R.(2013)ProsesPembakuanBahasaIndonesia.LembarInformasiKebahasaandan Kesastraan.Edisi5,September—Oktober2013.TimLamanBalaiBahasaProvinsiJawa Tengah. 146 -KonferensiNasionalBahasadanSastraIII- Shadily,H.&Echols,J.(1984).KamusInggris-Indonesia.Jaakarta:Gramedia. Sudiyana,B.(TT).InkonsistensidanAkarPenyebabLemahnyaKarakterBangsa:Memosisikan Bahasa Indonesia sebagai Media Pendidikan Karakter dalam Perspektif Hipotesis RelativitasSapir-Whorf.KumpulanMakalahKongresBahasaIndonesiaX. Sugono, D. (2009). Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia. SumarsonodanPartana,P.(2004).Sosiolinguistik.Yogyakarta:Sabda. Tampubolon,D.P.(2001).“PeranBahasadalamMemajukanBangsa”.LinguistikIndonesia:Jurnal IlmiahMasyarakatLinguistikIndonesia.Tahunke-19,No.1,Februari2001.(pp.69-91). TimPenyusunKBBI.(2008).KamusBesarBahasaIndonesia.EdisiKeempat,CetakanPertama. Jakarta:Gramedia. Tim Penyusun KBI. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 147