pengaruh metode tpr (total physical response)

advertisement
PENGARUH METODE TPR (TOTAL PHYSICAL RESPONSE)
TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
PADA MATERI POKOK ACTIVITY
SISWA KELAS III MI BADRUSSALAM SURABAYA
PAPER
Oleh :
Nur Indria Ningsih
071024006
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2013
PENGARUH METODE TPR (TOTAL PHYSICAL RESPONSE) TERHADAP HASIL
BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI POKOK ACTIVITY
SISWA KELAS III MI BADRUSSALAM SURABAYA
Nur Indria Ningsih1, Prof. Dr. Rusijono, M.Pd.2
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
[email protected] 1
Abstrak: Metode Total Physical Response (TPR) adalah metode pembelajaran yang
efektif diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris terutama untuk siswa setingkat
SD/MI. Metode pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa, yakni kegiatan
langsung yang berhubungan dengan kegiatan fisik (physical) dan gerakan (movement).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa pembelajaran Bahasa Inggris di
MI Badrussalam Surabaya belum optimal karena proses pembelajarannya masih berorientasi
pada keaktifan guru sebagai pengajar, dengan demikian upaya inovasi dan kreatif yang mengarah
kepada pencapaian kompetensi materi secara mutlak diperlukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut diantaranya dengan menerapkan metode pembelajaran TPR (Total Physical Response)
dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian eksperimen semu
dengan desain kedua yaitu one group pretest-posttest design. Subyek penelitian adalah siswa
kelas III MI Badrussalam Surabaya yang berjumlah 32 siswa. Data penelitian ini diperoleh dari
hasil observasi dan tes. Jenis data berupa data kuantitatif yaitu skor hasil observasi penilaian
terhadap kegiatan mengajar oleh guru dan tes hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis data kuantitatif, dengan menggunakan rumus prosentase penskoran.
Hasil yang diperoleh dari data observasi dalam penelitian ini adalah penerapan metode
TPR (Total Physical Response) hasilnya menunjukkan 88,88%, maka dapat dikategorikan dalam
kategori baik sekali. Hasil analisis data pada bab IV, diketahui bahwa terdapat kenaikkan yang
signifikan antara hasil sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran, hal ini dibuktikan
melalui tes uji-t yang diperoleh nilai 8,93 dengan db 31 taraf signifikan 5%, sehingga diperoleh t
tabel 2,052. Dan diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 8,93>2,052.Oleh sebab
itu, secara umum metode pembelajaran TPR (Total Physical Response) tersebut efektif
digunakan sebagai metode pembelajaran Bahasa Inggris kelas III MI Badrussalam Surabaya.
Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Badrussalam Surabaya.
Kata Kunci: penerapan metode pembelajaran TPR (Total Physical Response) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
1. PENDAHULUAN
Bahasa Inggris adalah bahasa
yang sangat penting dalam dunia
internasional khususnya di era
globalisasi. Peran bahasa Inggris
penting sekali dalam menguasai ilmu
komunikasi dan berinteraksi langsung
dengan dunia global. Selain itu,
kedudukan bahasa Inggris semakin
menguat karena bahasa tersebut
dipakai dalam semua bidang seperti:
ilmu pengetahuan dan teknologi,
komunikasi,
politik,
ekonomi,
perdagangan, perbankan, budaya, seni
dan film. Oleh karena itu pembelajaran
bahasa Inggris semestinya memang
harus di berikan sejak usia dini, demi
mempersiapkan diri siswa untuk
memasuki
jenjang
pendidikan
berikutnya. Pendidikan bahasa Inggris
di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa yang digunakan
untuk menyertai tindakan serta untuk
interaksi yang bersifat here and now,
dengan topik pembicaraan berkisar
pada hal-yang ada dalam konteks
situasi.
Pembelajaran bahasa Inggris di
Indonesia saat ini diberikan seoptimal
mungkin, akan tetapi kurang merata.
Masih terdapat perbedaan antara
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah
perkotaan dan pembelajaran bahasa
Inggris
di
sekolah
pinggiran.
Pembelajaran bahasa Inggris di
sekolah perkotaan ditunjang dengan
fasilitas-fasilitas yang sangat lengkap,
guru yang sudah sangat profesional,
buku penunjang, bahkan tak jarang
juga
sekolah
perkotaan
yang
menyediakan ruangan khusus sebagai
ruang laboratorium bahasa Inggris. Hal
ini berpengaruh besar pada hasil
belajar bahasa Inggris para siswa di
sekolah
tersebut.
Sedangkan
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah
pinggiran yang mempunyai fasilitas
terbatas, bahkan hanya buku dan guru
sebagai panduan mereka, buku pun
hanya buku teks dan lembar kerja
siswa (LKS) yang diberikan sebagai
panduan dalam pelajaran bahasa
Inggris saja. Sehingga hasil belajar
mata pelajaran bahasa Inggris yang
diperolehpun rata-rata dinilai kurang.
MI
Badrussalam
Surabaya
adalah sekolah pinggiran yang berada
di daerah sebelah barat wilayah
Surabaya, pembelajaran bahasa Inggris
yang di terapkan di kelas III MI
Badrussalam Surabaya masih kurang
efektif karena pembelajarannya masih
berorientasi pada keaktifan guru
sebagai pengajar, berdasarkan hasil
observasi dapat dikatakan bahwa siswa
menunjukkan rasa antusiasnya pada
awal pembelajaran, akan tetapi hal ini
tidak berlangsung lama, masalah
pembelajaran yang dialami siswa
adalah
siswa
kurang
terbiasa
melakukan percakapan sehari-hari
dalam bahasa Inggris terutama saat
mata
pelajaran
bahasa
Inggris
berlangsung, sehingga siswa merasa
kesulitan dalam memahami apa yang
di ajarkan oleh guru, dan hal ini
berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa yakni nilai siswa kelas III dalam
pembelajaran bahasa Inggris dari 32
yaitu yang mendapat nilai < 60 ada 16
siswa.
Pembelajaran bahasa Inggris di
Indonesia saat ini sudah cukup baik,
hal ini dapat dilihat dengan
pembelajaran bahasa Inggris yang
sudah banyak diberikan pada usia dini,
tak jarang lagi siswa TK (Taman
Kanak-kanak) diberikan pembelajaran
bahasa Inggris meskipun hanya
sekedar dalam bentuk nyanyian atau
penyajian gambar
Meningkatnya hasil belajar
adalah salah satu bentuk tercapainya
tujuan
pembelajaran,
sehingga
diperlukan adanya sesuatu yang dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa
Inggris
pada
siswa
dengan
keterbatasan yang ada demi mencapai
tujuan pembelajaran yang di harapkan.
Joni (1992/1993) dalam Sri Anitah
(2008:1.24) mengemukakan bahwa
yang menjadi acuan utama dalam
penentuan strategi pembelajaran adalah
tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh
karena
itu,
segala
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan yang
tidak berorientasi pada pencapaian
tujuan pembelajaran tidak dapat
dikategorikan
sebagai
strategi
pembelajaran. Metode pembelajaran
adalah salah satu hal yang sangat
penting dalam strategi pembelajaran
guna mencapai tujuan pembelajaran.
Joni (1992/1993) dalam Sri Anitah
(2008:1.24) mengemukakan bahwa
metode adalah berbagai cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai
untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran yang
dibutukan dalam pembelajaran bahasa
Inggris kelas III MI Badrussalam
Surabaya adalah metode pembelajaran
yang berorientasi pada keaktifan siswa,
sehingga siswa ikut berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran Total Physical Response
(TPR) adalah metodologi untuk
mengajar bahasa
dengan
melibatkan siswa dalam aktivitas fisik.
Karena metode Pembelajaran Total
Physical Response (TPR) menerapkan
pendekatan pembelajaran siswa aktif,
dimana
pembelajarannya
lebih
mengutamakan kegiatan langsung
berhubungan dengan kegiatan fisik
(physical)
dan
gerakan
(movement). Dalam Total Physical
Response (TPR) siswa belajar bereaksi
terhadap perintah yang diberikan baik
oleh guru atau sesama siswa.
Asher juga mendeskripsikan
metode pembelajaran Total Physical
Response (TPR) sebagai metode
pembelajaran yang dimulai dengan
menerapkan periode kebisuan atau
yang biasa disebut “silent period”,
artinya selama periode kebisuan anakanak diberikan pemahaman melalui
perintah yang diberikan oleh guru,
pemahaman tidak diberikan dengan
cara memberikan terjemahan dari
bahasa yang dipelajari, akan tetapi
dengan cara percakapan bahasa tubuh
“body language conversations”
(Berty Segal Cook. The Total Physical
Response, know world-wide as TPR:
http:www.tprsource.com/asher.htm )
(28 November 2012)
2. KAJIAN PUSTAKA
TPR (Total Physical Response)
adalah sebuah metode pengajaran bahasa
yang dikembangkan oleh James Asher,
seorang profesor emeritus psikologi di
San Jose State University. Hal ini
didasarkan pada koordinasi bahasa dan
gerakan fisik. Dalam TPR (Total
Physical Response), instruktur atau guru
memberikan perintah kepada siswa
dalam bahasa asing, siswa merespon
dengan seluruh gerakan tubuh atau
tindakan.
TPR
(Total
Physical
Response)
adalah
contoh
dari
pendekatan
pemahaman
dengan
pengajaran
bahasa asing. Metode dalam pendekatan
pemahaman bahasa Inggris menekankan
pentingnya
mendengarkan
pada
pengembangan bahasa Inggris, dan tidak
memerlukan output diucapkan pada
tahap awal belajar, meskipun diharapkan
siswa dapat melakukan itu dengan
disertai gerakan fisik. Dalam metode
TPR (Total Physical Response) siswa
tidak dipaksa untuk langsung bisa
berbicara, sebaliknya guru menunggu
sampai siswa memperoleh bahasa yang
cukup melalui mendengarkan sampai
mereka mulai berbicara spontan. Secara
khusus Asher mengatakan bahwa pelajar
terbaik menginternalisasikan bahasa
ketika mereka merespon dengan gerakan
fisik sebagai tanda bahwa mereka
mengerti dan paham tentang pelajaran
yang diberikan.
(Margarent Silver,and friends. 2003. The Total
Physical
Response
(or
TPR).
http:www.tpr_world.com/asher.htm )
(29 November 2012)
Teori yang mendasari
pembelajaran metode TPR (Total
Physical Response) terhadap hasil
belajar bahasa Inggris pada materi pokok
Activity siswa kelas III MI Badrussalam
Surabaya adalah Teori Behaviouristik.
Teori behaviourisme adalah teori yang
dikembangkan oleh B.F Skinner, yakni
teori yang melihat pembelajaran hanya
sebagai akibat dari pembentukan imitasi,
praktik, penguatan, dan kebiasaan.
Menurut behaviourisme, seseorang akan
menunjukkan perilaku tertentu karena
imitasi. Jika ia kemudian menerima
umpan balik yang cukup positif, orang
ini akan terus menunjukkan perilaku
semacam ini dan akhirnya tindakan akan
berkembang menjadi sebuahkebiasaan.
Perkembangan
bahasa
dipandang
sebagai akibat dari pembentukan
kebiasaan, pandangan pembelajaran
menjadi jelas dalam TPR berkaitan
dengan fokus pada kinerja oleh guru dan
imitasi oleh siswa. Belajar menurut
pandangan
behaviouristik
juga
mengatakan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon (Budianingsih, 2005:20). Skinner
(dalam Dimyati dan Mudjiono 2010)
juga menjelaskan bahwa dalam belajar
terdapat beberapa hal yang ditemukan,
yaitu kesempatan terjadinya peristiwa
yang menimbulkan respons pebelajar,
respon si pebelajar, konsekuensi yang
bersifat menguatkan respons tersebut.
Edgar dale (dalam Dimyati 2010)
mengemukakan bahwa dalam belajar hal
yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung, karena tidak
hanya sekedar mengamati tetapi terlibat
langsung
dalam
perbuatan
dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Prinsip pengulangan juga masih
diperlukan
dalam
kegiatan
pembelajaran,Implikasi adanya prinsip
pengulangan
bagi
siswa
adalah
kesadaran siswa untuk mengerjakan
latihan yang berulang-ulang untuk satu
macam
permasalahan.
Dalam
pembelajaran bahasa Inggris dengan
menggunakan metode pembelajaran
TPR (Total Physical Response) ini
materi diberikan melalui gerakan
langsung atau pengalaman langsung dan
diberikan berulang-ulang, materi yang
diberikan dapat berupa contoh atau
demonstrasi gerakan yang di selanjutnya
di jabarkan sebagai bentuk perintah yang
diberikan secara berulang-ulang dan
selanjutnya direspon dengan gerakan
fisik oleh siswa, perintah atau materi
yang diberikan secara berulang-ulang
akan menjadi kebiasaan sampai siswa
mengerti dan merespon dengan gerakan
fisik mereka.
Pada dasarnya ada beberapa
penekanan yang dikemukakan oleh
Asher agar anak memiliki pemahaman
bahasa asing yang disebut sebagai
pendekatan
pemahaman
(Comprehension Approach) yaitu:
a.
Kemampuan
pemahaman diikuti dengan gerakan
tubuh mereka
b.
Pengajaran berbicara
harus ditunda dulu sebelum
kemampuan pemahaman anak
sudah terbangun
c.
Keahlian
didapat
melalui mendengar yang ditransfer
kepada keahlian lain
d.
Pengajaran
harus
meminimalkan
kadar
stres
pembelajar.
Penekanan pada pemahaman
(Comprehension) dan menggunakan
gerakan fisik dalam mengajar bahasa
asing pada level pengenalan sebenarnya
merupakan tradisi yang dilakukan sejak
lama dalam pembelajaran bahasa yang
disebut sebagai “Based Teaching
Strategy” atau “English Trough Action”
yang kemudian berkembang menjadi
“Total Physical Response (TPR)”.
Contoh pembelajaran dengan
menggunakan metode ini adalah sebagai
berikut: Ketika mengenalkan kata stand
up (berdiri), guru mengatakan kata stand
up sambil berdiri, semua anak ikut
berdiri sambil mendengarkan (listening)
kata stand up dan hal tersebut dilakukan
berulang-ulang.
Kita tidak harus menekankan
pengenalan bahasa tulis meskipun
sekali-kali menuliskan bahasa tersebut,
akan tetapi tidak menjadi keharusan.
Kita bisa menguatkan pengenalan kata
tersebut sambil bernyanyi dan sambil
bergerak sesuai perintah lagu. Kegiatan
pengenalan
dengan
menggunakan
metode
ini
diharapkan
dapat
berlangsung secara terus-menerus dan
bertahap apalagi pembelajaran dengan
cara menarik sehingga anak bisa senang
dan ceria sehingga bisa memaksimalkan
kemampuan belajar bahasa kedua anak
sehingga akan muncul anak-anak yang
kedepannya mampu dan fasih dalam
berbahasa Inggris.
Eli Tohonan. 2007. Metode Total Physical
Response dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.
http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/read.php.
(20 November 2012).
Langkah-langkah dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan
metode TPR (Total Physical Response)
adalah sebagai berikut:
a.
Guru memberikan kosa
kata atau kata kerja baru dalam
bahasa Inggris yang berhubungan
dengan materi yang sedang
dipelajari.
b.
Guru
memberikan
pelatihan kepada siswa yang
berhubungan dengan materi
c.
Guru menyuruh siswa
mendengarkan dan mengamati
perintah atau pelatihan yang
diberikan.
d.
Materi yang dipelajari
diberikan
secara
tepat
dan
berulang-ulang.
e.
Pemberian
kosakata
atau perintah baru diberikan secara
bertahap.
f.
Apabila
siswa
mengalami
kekeliruan
atau
kesalahan dalam berbicara dengan
menggunakan bahasa Inggris guru
harus
mentoleransi
kesalahan
mereka dan memberikan jawaban
yang benar untuk mereka.
Pada
kawasan
teknologi
pembelajaran
penerapan
metode
pembelajaran masuk dalam kawasan
desain yaitu strategi pembelajaran.
Desain
adalah
proses
untuk
menentukan kondisi belajar. Strategi
pembelajaran adalah spesifikasi untuk
menyeleksi
serta
mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan
pembelajaran dalam suatu pelajaran.
Strategi
pembelajaran
adalah
subdomain
yang
ketiga,
yang
didefinisikan sebagai spesifikasi untuk
menyeleksi dan mempembelajarkan
peristiwa dan kegiatan dalam suatu
pelajaran (Seels & Richey, 1994).
Secara praktek strategi pembelajaran
berinteraksi dengan kondisi belajar.
Hasil interaksi ini sering digambarkan
oleh model pembelajaran, pemilihan
model pembelajaran yang cocok
bergantung pada kondisi belajar, yakni
karakteristik pebelajar, sifat isi, dan
jenis tujuan belajar.
(Rusijono dan Mustaji, 2008: 5)
Menurut Isjoni (2009: 7),
secara harfiah model pembelajaran
adalah strategi yang digunakan guru
untuk meningkatkan motivasi belajar,
sikap belajar dikalangan siswa, mampu
berpikir kritis, memiliki keterampilan
sosial,
dan
pencapaian
hasil
pembelajaran yang lebih optimal.
Model pembelajaran TPR (Total
Physical Response) merupakan strategi
pembelajaran yang digunakan guru
dengan cara memberikan perintah
kepada
siswa
dalam
proses
pembelajarannya. Penggunaan metode
pembelajaran TPR (Total Physical
Response)
dalam
memecahkan
masalah pembelajaran merupakan
suatu teori dan praktek bila
digambarkan dalam kawasan teknologi
pembelajaran.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan
permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini,
maka
penelitian
dengan
judul
“Pengaruh Pengunaan Metode TPR
(Total Physical Response) Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Inggris Pada
Materi Pokok Activity Siswa kelas III
MI Badrussalam Surabaya” adalah
metode penelitian eksperimen semu
model kedua, yaitu one group pretestpostest design. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
model penelitian yang dilakukan
dengan tanpa melibatkan kelompok
pembanding”. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi.
Teknik analisis data untuk
menghitung data hasil penelitian
menggunakan rumus presentase.
f
P = _____ x 100%
N
Keterangan: Keterangan:
P : prosentase nilai yang diperoleh
P
:
f :frekuensiprosentase
yang
presentasenya
nilai
sedang
dicari
yang
N : Banyak individu/jumlah individu
diperoleh
(Sudijono 2006:40)
f
:
frekuensi
Sedangkan
untuk
mengetahui
perubahan hasil
belajar
melalui
pre
test dan
yang sedang
post test digunakan uji-t
dicari
presentaseny
Thitung =a
N
:
Banyak
Keterangan :
individu/juml
Md : mean dari
perbedaan pretest dan
post testah individu
Xd : deviasi masing-masing subyek
∑x2d : perbedaan
standar deviasi dengan
(Sudijono
mean deviasi
N
: banyak 2001:40)
subyek
db
: ditentukan dengan N-1
(Arikunto, 2006: 308)
Keterangan:
4. HASIL DAN ANALISIS DATA
P
:
Penelitian ini dilaksanakan di MI
prosentase
Badrussalam
Surabaya pada tanggal 3
Mei – 2 Juni
Proses pelaksanaan
nilai2012.yang
diperoleh
f
:
frekuensi
dimulai dengan Melakukan penelitian
terhadap proses pembelajaran awal yang
diberikan guru, kemudian Memberikan
Pre-Test kepada siswa kelas III tentang
materi “Activity”, setelah itu Melakukan
penelitian terhadap pembelajaran siswa
dengan menggunakan metode TPR.
Tahap akhir untuk mengetahui pengaruh
metode TPR terhadap hasil belajar siswa
adalah dengan cara Memberikan PostTest kepada siswa kelas III dan
melakukan evaluasi.
Data yang di dapat dari penelitian ini
adalah data hasil observasi dengan
menggunakan rumus prosentase dan data
hasil pre-test dan post-test terhadap
siswa dengan menggunakan uji-t.
Adapun hasil prosentase merupakan
hasil dari angka prosentase setiap
instrumen yang ada dalam setiap item
observasi yaitu 88,88% yang berarti
tergolong kriteria Baik Sekali.
Data hasil tes di gunakan
untuk mengetahui perubahan hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan berupa penerapan
metode pembelajaran Total Physical
Response
(TPR)
dalam
proses
pembelajaran
bahasa
Inggris,
Berdasarkan hasil pengolahan data
diatas diketahui bahwa rata-rata
kemampuan siswa sebelum diberikan
perlakuan adalah 6l,6. Kemudian setelah
diberi perlakuan dengan menggunakan
metode pembelajaran TPR pada proses
pembelajaran bahasa Inggris “Activity”
meningkat 72,5. Selisih nilai pre test
dan post test adalah 10,9 poin. Dari hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya perubahan pemahaman
siswa terhadap pokok bahasan activity
serta meningkatnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran bahasa Inggris
pokok bahasan activity.
Setelah diketahui selisih
nilai pre test dan post test utuk
mengetahui efektifitas atau pengaruh
penerapan metode pembelajaran bahasa
Inggris TPR (Total Physical Response)
terhadap hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran bahasa Inggris kelas III
dilakukan
penghitungan
taraf
signifikansi dengan menghitung thitung
(uji-t).
Dari hasil perhitungan
didapatkan nilai thitung sebesar 8,93
diketahui ttabel dengan jumlah data =32 (
db= N-1= 31) adalah

Pada taraf signifikansi 5 % ttabel
= 2,052

Pada taraf signifikansi 1 % ttabel
= 2,771
Berdasarkan penghitungan diatas
diperoleh nilai thitung> ttabel yaitu 8,93 >
2,052 dan 8,93 > 2,771. Jadi, dapat
disimpulkan
bahwa
metode
pembelajaran bahasa Inggris TPR (Total
Physical Response) efektif digunakan
dalam pembelajaran bahasa Inggris
karena dapat meningkatkan hasil belajar
pada materi pokok Activity siswa kelas
III MI Badrussalam Surabaya.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dikemukakan pada bab IV,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
pengaruh dari penerapan metode TPR
(Total
Physical
Response)
dalam
meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris
siswa kelas III MI Badrussalam Surabaya,
hal ini ditunjukkan dengan adanya
perbedaan yang signifikan dari hasil
belajar siswa antara sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan berupa penerapan
metode TPR (Total Physical Response).
Setelah diberikan perlakuan berupa
penerapan metode TPR (Total Physical
Response) hasil belajar bahasa Inggris
siswa menjadi meningkat. Sebelum
diberikan perlakuan rata-rata nilai tes
siswa adalah 6l,6 kemudian setelah diberi
perlakuan nilai tes siswa meningkat
menjadi 72,5. Sedangkan dari hasil
observasi proses pembelajaran bahasa
Inggris
terhadap
guru
dengan
menggunakan metode pembelajaran TPR
(Total Physical Response)
dengan
menggunakan
rumus
prosentase
didapatkan hasil 88,8 %, maka
dikategorikan baik sekali.
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Isjoni.
2009. Pembelajaran Kooperatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Marno dan Idris. 2009. Strategi & Metode
Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Masidjo, Ign. 2003. Penilaian Pencapaian
Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Anitah
Rusijono dan Mustaji. 2008. Penelitian
Teknologi Pembelajaran. Surabaya:
W, Sri, dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendidikan Praktek. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta
UNESA University Press
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.
Prenada Media Group
Jakarta:
Kencana
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
Desain
Sistem
Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Arikunto,
Suharsimi.
2004.
Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Seels
Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
and Richey,
Pembelajaran.
Percetakan
Jakarta
1994. Teknologi
Jakarta:
Unit
Universitas Negeri
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Sugiyono.
2006.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono.
2007.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono.
2009.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning
Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Uno,
Hamzah. B. 2007. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Warsita
Bambang.
2008.
Teknologi
Pembelajaran,
Landasan
dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Berty Segal Cook. “The Total Physical
Response, know world-wide as
TPR”.
http:www.tprsource.com/asher.htm.
(diakses 28 November 2012)
Margarent Silver, and friends. 2003. “The
Total Physical Response (Or TPR)”.
http:www.tpr_world.com/asher.htm.
(diakses tanggal 29 November 2012)
Eli Tohonan. 2007. “Metode Total Physical
Response
dalam
Pembelajaran
Bahasa Inggris”. http://www.bpplspreg-1.go.id/buletin/read.php. (diakses
tanggal 20 November 2012).
Download