DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI SOSIALISASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS (Agenda No. 9 dalam Rencana Umum Perminyakan dan Pergasbumian Nasional) www.migas.esdm.go.id JAKARTA, 27 Juli 2007 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DAFTAR ISI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 28/09/2007 Pendahuluan Alur pikir Pola pikir Kondisi perlindungan konsumen migas saat ini Kondisi perlindungan konsumen migas yang diharapkan Kebijakan dan strategi Langkah-langkah kebijakan Instrumen kebijakan Program 2 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1. PENDAHULUAN Pelayanan publik wajib dilakukan oleh negara untuk pemenuhan kebutuhan dasar atau hak-hak dasar warga negara (publik). Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan hal tersebut. Ketiadaan atau kurang memadainya pelayanan publik akan mengakibatkan tidak terpenuhinya hak asasi manusia oleh penyelenggara negara. Pelayanan publik harus diberikan pada setiap warga negara, baik yang kaya maupun miskin, baik yang berada di pusat kemajuan maupun di daerah-daerah terbelakang, baik yang mendatangkan keuntungan atau membutuhkan subsidi. Karena itu negara harus mengambil peranan dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Salah satu bentuk dari perlindungan tersebut adalah memberi ruang dan perhatian pada konsumen untuk menyampaikan keluhannya. Keluhan atau komplain dari konsumen merupakan bentuk respon dari konsumen atas pelayanan yang diterimanya. Respon tersebut dapat menggambarkan bagaimana pemenuhan hak masyarakat atas pelayanan pubilk terjadi. Pemberian ruang dan perhatian yang memadai pada keluahan yang ada merupakan bentuk perlindungan hak konsumen atas pelayanan publik yang efektif, efiesien dan tepat sasaran oleh pemerintah. Untuk itu pemerintah dapat memberikan sosialisasi pada izin usaha, standar dan mutu suatu produk dihasilkan yang telah diatur oleh kebijakan serta disampaikan pula mekanisme pengaduan atau layanan publik yang digunakan untuk perlindungan konsumen. Permasalahan yang dihadapi konsumen yang meliputi konsumen besar dan konsumen kecil (ekonomi mampu dan tidak mampu) apabila menemukan layanan publik yang tidak sesuai, dapat meresponnya dengan cara “Exit Mechanism” yaitu keluar dan menggantikan atau meninggalkan produk tersebut meski dengan biaya yang setara atau lebih mahal. Tetapi untuk produk yang masih dimonopoli dan disubsidi dari pemerintah atau Badan Usaha cara “Exit Mechanism” tidak dapat digunakan. 28/09/2007 3 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PENDAHULUAN (lanjutan) Saat ini konsumen lebih sering melakukan langkah memberitakan di surat kabar dalam mengungkapkan ketidak puasnya pada layanan jasa atau suatu produk ketimbang pengaduan melalui instansi berwenang. Hal ini karena sosialisasi yang dilakukan pemerintah sangat minim yaitu pembuatan kotak pengaduan (PO BOX), Talk Show, Iklan layanan, pembinaan dan pengawasan produk yang beredar, koordinasi dengan instansi terkait. Pemerintah juga dapat mensosialisasikan mekanisme tatacara layanan publik atau pengaduan meliputi prosedur pengajuan, perangkat organisasi, mekanisme transparansi pengelolaan pengaduan, media partisipasi konsumen dan perangkat pemberdayaan konsumen, agar tidak disalahgunakan yang pada akhirnya dapat merugikan produsen akibat persaingan usaha tersebut. UU Perlindungan Konsumen adalah peraturan yang mengatur hubungan antara konsumen dengan produsen. UU ini memberikan perhatian yang cukup besar terhadap keluhan konsumen pada suatu produk / jasa yang dihasilkan oleh produsen. Sehubungan dengan adanya deregulasi Migas melalui UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas, Pemerintah memberikan kesempatan dan peranan yang lebih luas kepada Badan Usaha Swasta dalam penyediaan dan pelayanan di sektor migas untuk meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Di samping itu juga untuk memenuhi serta melindungi kepentingan masyarakat akan kebutuhan produk migas baik dalam jumlah, jenis, dan kualitas yang memadai. Dengan deregulasi tersebut maka dalam penyediaan dan pelayanan akan timbul persaingan usaha di dalam negeri, baik dari impor atau ekspor, untuk itu pemerintah akan berupaya mengutamakan perlindungan masyarakat atau konsumen dan produsen dengan melakukan kegiatan berupa penetapan standar mutu, jaminan penyediaan bahan baku maupun produk. 28/09/2007 4 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 2. ALUR PIKIR AMANAT UU No. 22 / 2001 tentang MIGAS Pasal 40, 41, dan 42 serta Pelaku Usaha* Konsumen Besar Konsumen Kecil UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan Konsumen PEMBINAAN DAN PENGAWASAN - TERLINDUNGINYA KONSUMEN MIGAS Barang Jasa Infrastruktur Fasilitas Tenaga Kerja * Dalam/Luar Negeri 28/09/2007 5 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 3. POLA PIKIR PARADIGMA NASIONAL • UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi • UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Subyek (“Who”) KONDISI KONSUMEN MIGAS SAAT INI Konsumen Migas belum terlindungi antara lain • Tekanan gas rendah • BBM & Hasil Olahan tercampur/ dioplos (jaminan mutu) • Kelangkaan (jaminan pasokan & distribusi) • Takaran tidak sesuai Obyek (“is doing what”) Metode (“How”) • Departemen ESDM cq. DJ Migas • Standar mutu • Indikator pelayanan • Penyidik PNS Migas • Standar mutu & pelayanan • • • • • Konsumen Migas (termasuk masyarakat) • Standar pelayanan • • YLKI • Produsen/Pelaku Usaha Migas • Badan Pengatur • LSM • Badan Perlindungan Konsumen Nasional • Lembaga Penelitian • Badan Metrologi • Standar pelayanan • Standar Pelayanan • • • Regulasi Sosialisasi PO BOX MIGAS Pemeriksaan dan penyidikan Pembentukan matriks konsumen migas Pengaduan Sosialisasi Penerapan ISO •Pengawasan Pendistribusian •Kepedulian • Perlindungan & Pengawasan • • • • Verifikasi Pengaduan Saran & pertimbangan Pengawasan • Kalibrasi/sertifikasi • Pembinaan & pengawasan PENGARUH LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL • Otonomi Daerah • Debirokratisasi 28/09/2007 TUJUAN NASIONAL REGIONAL • AFTA • APEC KONDISI KONSUMEN MIGAS YANG DIHARAPKAN Konsumen Migas terlindungi, al: • Tekanan gas tinggi • BBM & Hasil Olahan tidak tercampur/dioplos • Adanya jaminan pasokan & distribusi • Takaran sesuai GLOBAL • WTO • OPEC 6 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 4. KONDISI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS SAAT INI Ada spesifikasi Produk Migas dan Hasil Olahan tidak sesuai dengan standar yang berlaku, misalnya dicampur atau dioplos Terjadi kelangkaan di beberapa daerah akibat kurang lengkapnya sarana dan prasarana distribusi Di beberapa SPBU dijumpai kecurangan dalam hal takaran (volume) Belum maksimalnya pengawasan terhadap mutu kemasan produk migas dan Hasil Olahan Tekanan gas rendah/tinggi pada BBG dan LPG sehingga merugikan dan/atau membahayakan konsumen Tera/metrologi tidak seragam 28/09/2007 7 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KONDISI YANG DIHARAPKAN KEPENTINGAN PRODUSEN versus KEPENTINGAN KONSUMEN KONSUMEN MIGAS Kurangnya pemenuhan hak komsumen dalam hal: Standar dan mutu produk Pasokan & pendistribusian produk REGULATOR yang berkesinambungan USAHA MIGAS Harga yang wajar Ukuran/takaran/timbangan dan Struktur aturan pasar jumlah yang sesuai Perizinan Pelayanan prima Wilayah usaha Harga jual Perlindungan konsumen Fasilitasi hubungan komersial Penghargaan 28/09/2007 8 PRODUSEN MIGAS Kepastian hukum Harga yang wajar (paling tidak sesuai keekonomian) Ketersediaan bahan baku dan pemasaran Iklim investasi yang kondusif Menyediakan standar dan mutu produk yang sesuai © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 5. KONDISI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS YANG DIHARAPKAN Spesifikasi Produk Migas dan Hasil Olahan sesuai dengan standar yang berlaku Menjaga agar tidak terjadi kelangkaan (jaminan pasokan dan distribusi) Takaran (volume) sesuai dengan isinya Mutu kemasan Produk Migas dan Hasil Olahan sesuai standar Tekanan gas sesuai permintaan (normal) 28/09/2007 9 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KONDISI YANG DIHARAPKAN TERJADI KESEIMBANGAN KEPENTINGAN ANTARA KONSUMEN DAN PRODUSEN KONSUMEN MIGAS Terpenuhinya hak komsumen dalam hal: Standar dan mutu produk Pasokan & pendistribusian produk yang berkesinambungan Harga yang wajar Ukuran/takaran/timbangan dan jumlah yang sesuai Pelayanan prima 28/09/2007 PRODUSEN MIGAS REGULATOR USAHA MIGAS Menjaga terjaminnya: Struktur aturan pasar Perizinan Wilayah usaha Harga jual Perlindungan konsumen Fasilitasi hubungan komersial Penghargaan 10 Kepastian hukum Harga yang wajar (paling tidak sesuai keekonomian) Ketersediaan bahan baku dan pemasaran Iklim investasi yang kondusif Menyediakan produk sesuai standar dan mutu © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 6. KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN Menerapkan peraturan perlindungan konsumen di sektor migas secara adil dan benar dengan mengikutsertakan instansi terkait. STRATEGI Membuat dan menyempurnakan peraturan perlindungan konsumen di sektor migas dengan mengacu kepada UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas dan UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Memberikan pemahaman terhadap peraturan perlindungan konsumen mengenai hak dan kewajibannya pelaku usaha dan konsumen migas. Melakukan pembinaan dan pengawasan yang proporsional baik pada pelaku usaha maupun konsumen. Menerapkan aturan (Law Enforcement) yang jelas, tepat dan benar. Menerima atau meminta masukan dari instansi terkait dan lembaga swadaya masyarakat. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait. 28/09/2007 11 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 7. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN Menyiapkan aturan berupa Peraturan Menteri dalam rangka perlindungan konsumen Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlindungan konsumen di sektor migas Menerapkan peraturan perlindungan konsumen secara adil, benar, dan tepat. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran perlindungan konsumen Membuka layanan publik pada pengaduan konsumen migas melalui : 1. PO BOX 115 JKTM 12700 2. Email : [email protected] 3. SMS : 0813 99 888 115 4. Faximile : 021 – 5269046 5. Hunting : 021 – 5268910 ext. 129, 140 6. Website : www.migas.esdm.go.id 28/09/2007 12 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 8. INSTRUMEN KEBIJAKAN Regulasi - Perangkat hukum di bawah UU (PP, Perpres, Permen) ~ PP No. 35/2004 tentang kegiatan usaha hulu migas ~ PP No. 36/2004 tentang kegiatan usaha hilir migas ~ PP No. 71/2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu ~ Rancangan Peraturan Menteri tentang Perlindungan Konsumen Hilir Migas Kelembagaan - Penyidik PNS - YLKI - Badan Perlindungan Konsumen Nasional - Lembaga Swadaya Perlindungan Konsumen - Hiswana Migas Sosialisasi melalui: - Media cetak (ILM di koran, leaflet, stiker, booklet) - Media elektronik (talkshow, ILM) - Seminar dan konferensi pers - Billboard - Studi banding 28/09/2007 13 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Indikator Pelayanan Konsumen NO MAKSUD DAN TUJUAN INDIKATOR PELAYANAN 1. Menjamin pendistribusian produk 2. Standar dan mutu (spesifikasi) produk sesuai ketentuan peraturan perundangundangan • Pemeriksaan mutu harian • Sampling rutin • Standar dan mutu (spesifikasi) Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar Lain dan Hasil Olahan yang diniagakan di dalam negeri telah memenuhi spesifikasi dan mutu yang ditetapkan oleh Menteri ESDM atau SNI. 3. Keselamatan, kenyamanan • Memenuhi standard keselamatan, keamanan, dan kenyamanan (pemadam kebakaran, rambu-rambu yang jelas, dll) • Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Adanya Standar Teknis Operasi yang digunakan. kelangsungan keamanan dan • Stok di depot • Stok di lembaga penyalur • Safety Stock (besar dan lama) © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Indikator Pelayanan Konsumen 4. harga pada tingkat yang wajar •Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan •Informasi tentang perubahan harga di sales point 5. Kesesuaian takaran/volume/timbangan •Sesuai ketentuan Badan Metrologi 6. Jadwal waktu pelayanan •Sesuai kebutuhan ( 24 jam, 12 jam, dll) •Informasi tentang jadwal pelayanan di sales point 7. prosedur dan mekanisme pengaduan yang mudah, sederhana dan diinformasikan secara luas •Contact Center Badan Usaha •Telepon Layanan Pengaduan, PO BOX, SMS, email, dsb. 28/09/2007 15 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 28/09/2007 16 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI TERIMA KASIH 28/09/2007 17 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI LAMPIRAN 28/09/2007 18 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Lampiran I TATARAN (Domain) Negara (MPR) TATARAN PENGATURAN INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI PERANGKAT PENGATURAN KONSTITUSI UUD 1945 PROGRAM Usulan Amandemen (bila ada) (Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3) DPR dan Pemerintah LEGISLASI M IGAS UU 22 TAHUN 2001 TENTANG MIGAS KEBIJAKAN PLATFORM POLITIK PRESIDEN PROGRAM KABINET INDONESIA BERSATU (Pelaksanaan Platform) RUU KEBIJAKAN MIGAS NASIONAL PROGRAM SUB-SEKTOR MIGAS Pemerintah Nasional REGULASI MIGAS PERATURAN PEMERINTAH • PERPRES • PERMEN (yang diamanatkan PP) • Menyiapkan Legislasi • Menyiapkan dan menetapkan Regulasi RPP • Melaksanakan Legislasi dan Regulasi NonBinding Binding PUBLIK © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI UU MIGAS vs UU PERLINDUNGAN KONSUMEN Lampiran II Departemen Perdagangan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen “Domain” PP No. 57/2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional UU PP PP No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas Dep. ESDM UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas PP No. 36/2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas (Pasal 40, 41, dan 42) PP No. 71/2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu PP No. 58/2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen PP No. 59/2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat Keppres No. 90/2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang, Dan Kota Makassar Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah Keppres No. 61/2004 tentang Perubahan terhadap Keppres No. 80/2003 Rencana Perpres/Permen tentang Perlindungan Konsumen Migas SOP mengenai perlindungan konsumen migas Pembentukan Asosiasi Perlindungan Konsumen Migas © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Lampiran III DASAR PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS UU No. 22/2001 tentang Migas UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen PASAL 2 Asas manfaat Æ Bahwa segala upaya dalam perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi kepentingan konsumen. Asas keadilan Æ Agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara nasional dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya serta melaksanakan kewajiban secara adil. Asas keseimbangan Æ Untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan Pemerintah dalam arti materiil dan spirituil. Asas keamanan dan keselamatan Æ Untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan dan pemanfaatan barang/jasa yang dikonsumsi/digunakan. Asas kepastian hukum Æ Agar pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum. Pasal 40 Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin Standar dan Mutu yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan kaidah keteknikan yang baik Pasal 41 Tanggung jawab kegiatan pengawasan atas pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan usaha minyak dan gas bumi terhadap ditaatinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku berada pada departemen yang bidang kewenangannya meliputi kegiatan usaha minyak dan gas bumi dan departemen lain yang terkait Pasal 42 Pengawasan pada pasal 41 meliputi : d) Jenis dan mutu hasil olahan minyak & gas bumi; e) Alokasi dan distribusi BBM dan bahan baku; m) Kegiatan-kegiatan lain di bidang kegiatan usaha minyak dan gas bumi sepanjang menyangkut kepentingan umum 28/09/2007 21 © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS Lampiran IV Berdasarkan UU No.22 Tahun 2001 tentang Migas PRODUSEN MIGAS Crude BADAN USAHA / BENTUK USAHA TETAP Gas HULU Gas BADAN USAHA Crude BBM BBG HILIR Hasil Olahan BBL Badan Usaha di luar Migas PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KONSUMEN MIGAS KONSUMEN HULU KONSUMEN HULU (Badan Usaha Hilir Migas) KONSUMEN HILIR • Listrik • Industri • Transportasi • Rumah Tangga • Komersial Sesuai Pasal 40, 41 Pembinaan dan Pengawasan dilakukan sesuai Pasal 42 butir d, e, dan m © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Lampiran VI Meningkatkan Partisipasi Publik Melaui Media 28/09/2007 PROSES KE ARAH GOOD CORPORATE GOVERNANCE BERDASARKAN PENANGANAN KELUHAN KONSUMEN SECARA KOLEKTIF (PKKK) Penanganan Keluhan Konsumen secara Kolektif Kewaspadaan & Pembangunan Pergerakan Konsumen Kontrol publik yang teratur Kegagalan sistemik / kasus-kasus kasuistik berdasarkan keluhan konsumen Meninjau ulang kebijakan & regulasi berdasarkan hak-hak konsumen Pendidikan bagi penyedia melalui forum dialog langsung Kualitas dan pelayanan yang lebih baik 23 Pencapaian ke arah good corporate governance © DJ MIGAS 2007 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI Lampiran VII Kebijakan yang Adil Proses Demokrasi (Partisipasi dan Perwakilan) Konsumen Penanganan Keluhan Konsumen Forum Konsumen – Produsen YLKI/LSM sebagai Fasilitator Masalah Non-Sistemik Good Governance/Good Corporate Governance (Transparansi dan Akuntabilitas) Produsen Akademi/ Universitas Masalah Sistemik Perubahan Kebijakan © DJ MIGAS 2007