protokol opsional konvensi hak anak tentang penjualan anak

advertisement
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK ANAK
TENTANG PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK,
DAN PORNOGRAFI ANAK
Ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tanggal 25 Mei 2000
Negara-negara dalam Protokol ini,
Menimbang bahwa untuk mencapai tujuan Konvensi tentang
Hak-hak Anak dan penerapan aturan-aturannya lebih lanjut,
khususnya pasal 1, 11, 21, 32, 33, 34, 35, dan 36 maka harus
diambil langkah-langkah oleh negara pihak yang dianggap
perlu guna menjamin perlindungan anak terhadap praktik
penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi anak,
Menimbang pula bahwa Konvensi tentang Hak-hak Anak
memberikan perlindungan pula terhadap hak-hak anak
terhadap eksploitasi ekonomi dan melaksanakan pekerjaanpekerjaan yang sekiranya membahayakan atau mengganggu
pendidikan, atau membahayakan kesehatan anak atau
perkembanagn fisik, mental, spritual, moral, dan sosial anak.
Menyadari bahwa jumlah kelompok khusus yang rentan
termasuk anak perempuan, menghadapi resiko yang lebih
tingggi terhadap eksploitasi seksual, dan ia tidak diwakili
secara proporsional di antara mereka yang secara seksual
dieksploitasi,
Memperhatikan bertambahnya jumlah pornografi anak di
internet dan teknologi lain yang berkembang, dan mengingat
kesimpulan akhir Konferensi Internasional Memerangi
Pornografi Anak di Internet yang diselenggarakan di Wina
pada tahun 1999 bahwa semua tindakan memperoduksi,
distribusi,
pengiriman,
ke
luar
negeri,
tranmisi,
pengiriman dari luar negeri, kepemilikan yang dikehendaki
dan pengiklanan pornografi anak, dianggap sebagai tindakan
kriminal di seluruh dunia, serta menekankan pentingnya kerja
sama dan kemitraan yang lebih erat antara Pemerintah dan
industri internet.
Benar-benar mengkhawatirkan semakin maraknya dan
meningkatnya lalu lintas perpindahan anak untuk tujuan
penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi anak,
Meyakini bahwa untuk menghapus penjualan anak, prostitusi
anak dan pornografi anak, akan menggunakan pendekatan
holistik yang ditujukan kepada faktor pendorong termasuk
keterbelakangan,
kemiskinan,
kesenjangan
ekonomi,
kesenjangan struktur sosio-ekonomi, disfungsi keluarga,
kurangnya pendidikan, migrasi desa-kota, diskriminasi
gender, perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab,
praktik-praktik tradisional yang merugikan, konflik bersenjata
dan perdagangan anak,
Sangat mengkhawatirkan meluasnya dan berlanjutnya praktik
wisata seks, yang mana anak-anak sangat rentan terhadapnya,
karena praktik ini secara langsung mendukung terjadinya
penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi anak,
Meyakini bahwa usaha meningkatkan kesadaran publik
diperlukan untuk mengurangi tuntutan konsumen atas
penjualan anak, prostitusi anak dan pornografi anak, serta
meyakini pentingnya memperkuat kemitraan global semua
Instrumen Hukum HAM Internasional
pihak dan meningkatkan penerapan hukum pada tingkat
nasional,
Menyetujui hal-hal sebagai berikut ;
Pasal 1
Memperhatikan pernyataan instrumen hukum internasional
yang relevan dengan perlindungan anak-anak, termasuk
Konvensi Den Haag tentang Perlindungan Anak dan
Kerjasama dalam Hal Agopsi Antar-Negara, Konvensi den
Haag tentang Aspek-aspek Perdata tentang Penculikan Anak
Internasional, Konvensi Den hag tentang Yurisdiksi, Hukum
yang Berlaku, Pengakuan, Penegakan, dan Kerja Sama dalam
Hal Tanggung Jawab Orang Tua dan Langkah-langkah
Perlindungan Anak, dan Konvensi Organisasi Buruh
Internasional No. 182 tentang Pelarangan dan Tindakan
Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk
Untuk Anak,
Didorong oleh besarnya dukungan terhadap Konvensi tentang
Hak-hak Anak menunjukkan komitmen yang tinggi untuk
melaksanakan dan melindungi hak-hak anak,
Menyadari pentingnya pelaksanaan ketentuan-ketentuan
dalam Program Aksi untuk Pencegahan Penjualan Anak,
Prostitusi Anak, dam Pornografi Anak dan Deklarasi dan
Agenda Aksi yang ditetapkan di Kongres Dunia melawan
Eksploitasi Seksual Komersial Anak-anak, diadakan di
Stocklhom dari tanggal 27 hingga 31 Agustus 19996, dan
putusan-putusan serta rekomendasi-rekomendasi lain dari
lembaga internasional terkait,
Mempertimbangkan pentingnya nila-nilai tradisi dan buadaya
tiap orang untuk perlindungan dan perkembangan anak yang
selaras,
Negara pihak harus melarang penjulan anak, pornografi anak
dan pornografi seperti yang terdapat dalam protokol ini.
Pasal 2
Protokol ini menerangkan bahwa :
a) Penjualan anak berarti setiap tindakan atau transaksi
yang aman seorang anak dipindahkan kepada orang
lain oleh orang lain atau sekelompok orang-orang
untuk memperoleh pembayaran atau pertimbangan
lainnya,
b) Prostitusi anak berarti menggunakan seorang anak
dalam
kegiatan
seksual
untuk
memperoleh
pembayaran atau pertimbangan lainnya,
c) Pornografi anak berarti penampilan apapun, dengan
acara apa pun, yang melibatkan anak di dalam
aktivitas seksual eksplisit yang nyata atau simulasi
atau penampilan apapun dari bagain seksual tubuh
demi tujuan-tujuan seksual.
Pasal 3
1) Tiap negara pihak harus menjamin bahwa sebagai standar
minimum, perbuatan dan kegiatan berikut ini dianggap
sebagai tindak kriminal atau melanggra hukum pidana,
apakah kejahatan tersebut dilakukan di dalam negeri atau
antar negara atau berbasis individu atau teroganisir:
Instrumen Hukum HAM Internasional
a) Dalam lingkup penjualan anak-anak seperti yang
didefinisikan dalam pasal 2:
(1) Menawarkan, mengantarkan atau
dengan acara, untuk tujuan berikut :
i.
ii.
iii.
menerima,
Eksploitasi seksual anak
Mengambil organ tubuh anak untuk suatu
keuntungan
Keterlibatan anak dalam kerja paksa
(2) Secara tidak pantas membujuk untuk memperoleh
izin sebaga perantara, mengadopsi seorang anak
dengan melanggar instrumen hukum yang berlaku
tentang adposi
b) Menawarkan,
mendapatkan,
mengadakan
atau
menyediakan anak untuk prostitusi anak seperti yang
didefinisikan dalam pasal 2
c) Memproduksi,
mengirimkan,
menyebarkan,
mengimpor, mengekspor, menawarkan, menjual atau
memiliki untuk tujuan pornogarfi anak dengan tujuan
di atas seperti yang didefinisikan dalam pasal 2
2) Dengan mempertimbangkan ketentuan hukum nasioanl
negara pihak, hal yang sama akan berlaku terhadap
percobaan untuk melakukan setiap tindakan-tindakan
tersebut dan penyertaan atau keterlibatan dalam setiap
tindakan-tindakan tersebut.
3) Tiap-tiap negara pihak harus menghukum kejahatan ini
dengan
hukuman-hukuman
yang
pantas
yang
mempertimbangkan
beratnya
kejahatan-kejahatan
tersebut.
4) Dengan memperhatikan ketentuan hukum nasionalnya,
negara pihak harus mengambil langkah-langkah,
bilamana sesuai untuk menetapkan tanggung jawab
subjek-subjek hukum atas kejahatan yang dilakukan
seperti yang disebutkan pada ayat 1 pasal ini. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip hukum tiap negara pihak,
pertanggungjawaban subjek hukum ini dapat berbentuk
kriminal, perdata atau administratif.
5) Negara-negara pihak harus mengambil tindakan
administratif dan hukum yang sesuai untuk memastikan
bahwa setiap orang yang terlibat di dalam adopsi seorang
anak bertindak sesuai dengan instrumen hukum
internasional yang berlaku.
Pasal 4
1) Tiap negara pihak harus mengambil tindakan yang
dianggap perlu untuk menegakan yurisdiksi atas
kejahatan-kejahatan yang terdapat pada pasal 3 ayat 1, jika
kejahatan tersebut dilakukan di wilayah atau di kapal atau
di pesawat yang terdaftar di negara tersebut.
2) Tiap-tiap negara harus mengambil tindakan yang dianggap
perlu untuk menegakan yurisdiksi atas kejahatankejahatan yang terdapat pada pasal 3 ayat 1, dalam hal-hal
berikut ini :
a) Jika tersangka atau pelaku kejahatan adalah warga
negara atau perorangan yang bertempat tinggal di
wilayah negara tersebut
b) Jika korban adalah warga negara tersebut
Instrumen Hukum HAM Internasional
3) Tiap negara pihak harus mengambil tindakan yang
dianggap perlu untuk menegakkan yurisdiksi atas
kejahatan-kejahatan yang tersebut di atas jika tersangka
pelaku kejahatan berada di wilayah kekuasaanya dan ia
tidak mengekstradisi ke negara pihak lain dengan alasan
bahwa kejahatan tersebut telah dilakukan oleh salah
seorang warga negaranya.
4) Protokol ini tidak mengesampingkan yurisdiksi kriminal
yang berlaku sesuai dengan hukum internasional
Pasal 5
1) Kejahatan-kejahatan seperti yang terdapat pada pasal 3
ayat 1 harus dianggap sebagai kejahatan yang dapat
diekstradisi sesuai dengan perjanjian ekstradisi yang
berlaku antar negara-negara pihak dan harus dianggap
sebagai kejahatan yang dapat diekstradisi sesuai dengan
perkanjian ekstradisi yang berlaku sesudahnya, sesuai
dengan kondisi yang tercantum di dalam perjanjian
tersebut.
2) Jika suatu negara pihak yang memberlakukan ekstradisi
berdasarkan persyaratan adanya suatu perjanjin menerima
permintaan untuk ekstradisi dari negara pihak lainnya
yang dengannya ia tidak memiliki perjanjian ekstradisi, ia
dapat mempertimbangkan protokol ini sebagai dasar
hukum untuk ekstradisi dalam hal kejahatan semacam itu.
Ekstradisi harus tunduk pada ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam hukum negara yang diminta.
3) Negara-negara pihak yang tidak memperlakuakn ekstradisi
berdasarkan persyaratan adanya sutau perjanjian harus
mengakui kejahatan tersebut sebagai kejahatan yang dapat
diekstradisi di anatara mereka dengan tunduk pada
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam hukum negara
yang diminta.
4) Untuk tujuan ekstradisi antar negara pihak, kejahatankejahatan tersebut harus dianggap tidak hanya dilakukan
di tempat terhadinya kejahatan, namun juga dianggap
dilakukan di wilayah negara yang diminita untuk
melaksanakan yurisdiksinya sesuai dengan pasal 4.
5) Jika mempertimbangkan ekstradisi dikelurakan untuk
kejaahatan yang tercantum dalam pasal 3 ayat 1, dan
negara pihak yang diminta tidak atau tidak akan
melakukan ekstradisi berdasarkan kewarganegaraan
pelaku kejahatan, maka negara tersebut harus mengambil
tindakan yang sesuai untuk menyerahkan kasus tersebut
kepada pihak yang berwenang untuk meneruskan
penuntutannya.
Pasal 6
1) Negara-negara pihak harus saling membatu sedapat
mungkin dalam proses penyidikan atau acara pidana atau
ekstardisi terhadap kejahatan yang dilakukan seperti yang
terdapat dalam pasal 3 ayat 1, termasuk bantuan dalam
mencaru bukti-bukti yang tersedian yang diperlukan
dalam proses-proses tersebut.
2) Negara-negara pihak harus melakukan kewajibannya
seperti yang tercantum dalam ayat 1 pasal ini sesuai
dengan perjanjian internasional atau pengaturanpengaturan lain mengenai bantuan hukum timbal balik
yang mungkin berlaku di antara mereka. Dalam hal ini
tidak terdapat perjanjian atau pengaturan semacam itu,
negara pihak harus saling memberikan bantuan sesuai
dengan hukum nasionalnya.
Instrumen Hukum HAM Internasional
Pasal 7
Negara-negara pihak dengan memperhatikan ketentuanketentuan dalam hukum nasional mereka, harus :
(a) Mengambil langkah-langkah untukm mengatur tentang
pengambilan atau penyitaan sepanjang sesuai atas :
(1) Benda-benda, seperti bahan-bahan, asset dan
peralatan lain yang digunakan untuk melakukan atau
memfasilitasi kejahatan seperti yang tercantum dalam
protokol ini
(2) Pembayaran yang diperoleh dari kejahatan-kejahatan
tersebut
(b) Melaksanakan permohonan negara pihak lain untuk
mengambil atau menyita barang-barang atau pembayaran
sebagaiman
dimaksud
dalam
sub
ayat
(a)
(c)
Mengambil tindakan yang ditujukan untuk menutup
tempat-tempat yang digunakan untuk melakukan
kejahatan tersebut, baik sementara atau selamanya.
Pasal 8
1) Negara-negara pihak harus mengambil tindakan-tindakan
yang perlu guna melindungi hak-hak dan kepentingan anak
yang menjadi korban dari praktik-praktik yang dilarang
oleh protokol ini dalam setiap tahap proses peradilan
kriminak, khususnya dengan :
a) Menyadari rentanya korban anak dana menetapkan
prosedur untuk mengakui keperluan-keperluan
khusus mereka, termasuk keperluan khusus
sebagaisaksi
b) Menginformasikan kepada para korban anak mengenai
hak-hak mereka, peran dan lingkup mereka,
pemilihan waktu dan perkembangan penyelesaian
kasus mereka
c) Menyertakan pandangan, kebutuhan dan kepentingan
para korban anak untuk dikemukan dan perimbangan
dalam proses beracara yang mana kepentingan
pribadi mereka dipengaruhi, sesudai dengan
ketentuan-ketentuan beracara dalam hukum nasional
d) Memberikan dukungan pelayanan yang layak kepada
korban anak selama proses hukum
e) Memberikan perlindungan, sepanjang sesuai, terhadap
hak pribadi dan identitas korban anak dan mengambil
tindakan-tindakan yang perlu sesuai dengan hukum
nasional untuk menghindari menyebarnya informasi
yang menyebabkan korba anak dapat dikenali
f) Mengatur dalam hal-hal tertentu, keselamatan para
korban anak, dan para keluarganya dan para saksi di
pihak mereka, dari intimidasi dan tindakan balasan
g) Menghindari penundaan yang tidak perlu dalam proses
kasus dan pelaksanaan hukuman atau keputusan yang
menjamin ganti rugi para korban anak.
2) Negara-negara
pihak
harus
menjamin
bahwa
ketidakpastian tentang usia korban sesungguhnya tidak
menghalangi dilaksanakannya penyidikan kasus kriminal,
termasuk penyidikan yang bertujuan untuk menentukan
usia korban.
Instrumen Hukum HAM Internasional
3) Negara-negara pihak harus memastikan bahawa dalam
sistem peradilan kriminal, perlakuan terhadap anak-anak
yang menjadi korban kejahatan yang disebutkan di dalam
Protokol ini harus dilakukan dengan pertimbanagn
kepentingan terbaik untuk anak.
4) Negara-negara pihak harus memberikan pelatihanpelatihan yang memadai, khususnya pelatihan hukum
dan psikologi, kepada orang-orang yang bekerja dengan
para korban kejahatan yang dilarang berdasarkan
protokol ini.
5) Dalam hal-hal tertentu, negara-negara pihak harus
mengambil tindakan untuk melindungi keselamatan dan
keutuhan orang-orang dan/atau organisasi yang terlibat
di dalam pencegahan dan/atau perlindungan serta
rehabilotasi para korban kejahatan ini.
6) Tidak ada satu pun dalam pasal ini yang ditafsirkan
merugikan atau tidak konsisten dengan hak-hak terdakwa
atas pengadilan yang adil dan tidak memihak.
Pasal 9
1) Negara-negara
pihak
harus
memberlakukan,
memperkuat, melaksanakan dan menyebarluaskan
hukum, tindakan administratif, kebijakan dan program
sosial, untuk mencegah terhadinya tindak kejahatan yang
tercantum dalam protokol ini. Perhatian khusus juga
harus diberikan untuk melindungi anak-anak yang rentan
terhadap parktik kejahatan ini.
2) Negara-negara pihak harus meningkatkan kesadaran
publik pada umumnya, termasuk kepada anak-anak,
melalui informasi dengan media yang sesuai, pendidikan
dan pelatihan, mengenai tindakan pencegahan dan
dampak yang merugikan dari kejahatan yang tercantum
dalam protokol ini, Untuk memenuhi kewajibankewajiban dalam pasal ini, negara-negara pihak harus
mendorong partisipasi masyarakat dan khsusnya anakanak dan korban anak, dala program informasi dan
pendidikan serta pelatihan tersebut, termasuk dalam
tingkat internasional.
3) Negara-negara pihak mengambil tindakan yang
memungkinkan untuk menjamin bantuan yang sesuai
kepada para korban kejahatan ini, termasuk reintegrasi
sosial mereka secara penuh, dan pemulihan fisik dan
psikologis mereka secara penuh.
4) Negara-negara pihak harus menjamin bahwa setiap anak
korban kejahatan yang tercantum dalam protokol ini
mendapatkan akses terhadap prosedur yang memadai
untuk memperoleh ganti rugi dari pihak-pihak yang
bertanggung jawab secara hukum, tanpa adanya
diskriminasi.
5) Negara-negara pihak harus mengambil tindakan yang
sesuai untuk secara efektif melarang produksi dan
penyebaran bahan-bahan yang mengiklakan kejahatan
yang tercantum dalam Protokol ini.
Pasal 10
1) Negara-negara pihak harus mengambil langkah-langkah
yang
diperlukan untuk memperkuat kerjasama
internasional melalui kesepakatan multilateral, regional,
dan bilateral untuk mencegah, menemukan, menyelidiki,
mengadili dan menghukum meraka yang bertanggung
jawab atas tindakan-tindakan yang melibatkan penjualan
anak, prostitusi anak, pornografi anak dan wisata seks
Instrumen Hukum HAM Internasional
anak. Negara-negara pihak harus meningkatan kerjasama
dan koordinasi internasional antara pihak yang
berwenang, organisasi non pemerintah nasional dan
internasional dana organisasi ineternasional.
2) Negara-negara pihak juga harus meningkatkan kerjasama
internasional untuk membantu korban anak dalam
pemulihan fisik dan psikologis mereka, reintegrasi sosial,
dan memulangkan mereka ke tempat asal.
3) Negara-negara pihak juga harus meningkatkan kerjasama
internasional untuk mengatasi penyebab utama, seperti
kemiskinan dan keterbelakangan, yang menyebabkan
rentannya anak-anak terhadap penjualan anak, prostitusi
anak, pornografi anak dan wisata seks anak.
4) Negara-negara pihak yang melaksanakan hal-hal tersebut
harus menyediakan bantuan keuangan, teknisi, atau
bantuan lain melalauimprogram multilateral, regional,
blateral atau yang lainnya.
1) Tiap negara pihak, dalam dua tahun sesudah berlakunya
Protokol ini berlaku terhadapnya harus menyerahkan
laporan kepada Komite Hak Anak yang memberikan
informasi yang komprehensif dalam pelaksanaan
tindakan-tindakan
yang
telah
diambil
dalam
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
Protokol ini.
2) Sesudah menyerahkan laporan yang komprehensif,
negara pihak harus mencantumkan informasi lebih lanjut
ke dalam laporan tersebut yang diserahkan kepada
Komite Hak Anak mengenai pelaksanaan protokol ini
sesuai dengan ketentuan pasal 44 Konvensi. Negaranegara pihak lain harus menyerahkan laporan
setiap lima tahun sekali.
3) Komite Hak Anak dapat meminta informasi lebih lanjut
yang relevan mengenai pelaksanaan Protokol ini kepada
negara-negara pihak lain.
Pasal 11
Pasal 13
Tidak satu pun ketentuan dalam protokol yang berdampak
terhadap setiap ketentuan yang lebih kondusif dalam
perwujudan hak-hak anak yang mungkin terdapat pada :
1) Protokol ini terbuka untuk ditandatangani oleh setiap
negara yang menjadi pihak pada konvensi atau yang telah
menandatanganinya.
2) Protokol ini harus diratifikasi dan terbuka untuk diaksesi
oleh setiap negara yang menjadi pihak pada Konvensi atau
yang telah menandatanganinya. Instrumen-instrumen
ratifikasi atau aksesi akan disimpan oleh Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
a) Hukum dari negara pihak
b) Hukum internasional yang berlaku terhadap negara
tersebut.
Pasal 12
Pasal 14
Instrumen Hukum HAM Internasional
1) Protokol ini mulai berlaku tiga bulan setelah penyerahan
instrumen ratifikasi atau aksesi yang kesepuluh.
2) Untuk negara yang meratifikasi protokol ini atau yang
mengaksesi setelah berlaku secara efektif, maka protokol
akan diberlakukan satu bulan setelah tanggal penyerahan
instrumen ratifiksi atau eksesinya.
Pasal 15
1)
2)
Tiap negara pihak dapat menarik diri dari protokol ini
setiap saat dengan pemberitahuan tertulis kepada
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
selanjutnya akan memberitahukan negara pihak lain pada
Konvensi dan seluruh negara yang telah menandatangani
Konvensi. Penarikan diri mulai berlaku satu tahun setelah
tanggal diterimanya pemberitahuan oleh Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penarikan diri tidak mengakibatkan lepasnya negara
pihak
dari
kewajibannya
berdasarkan
protokol
sehubungan dengan setiap kejahatan yang terjadi sebelum
tanggal penarikan diri mulai berlaku efektif. Penarikan
diri tersebut juga tidak mengurangi dalam berbagai hal
kelanjutan pertimbangan atau setiap permasalahan yang
tengah dipertimbangkan oleh Komite sebelum tanggal
penarikan diri mulai berlaku efektif.
2)
3)
Pasal 17
1)
Pasal 16
1)
Setiap negara pihak dapat mengajukan susatu usulan
amandemen dan menyampaikannya kepada Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sekretaris
Jenderal
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
akan
memberitahukan usulan amademen kepada negaranegara pihak dengan menanyakan apakah mereka perlu
mengadakan konferensi negara-negara pihak yang
bertujuan
untuk
membahas
amandemen
dan
mengadakan pengambilan suara. Apabila dalam jangka
waktu empat bulan sejak tanggal pemberitahuan tersebut
sedikitnya sepertiga dari jumlah negara pihak tersbeut
menghendaki diadakan konferensi, Sekretaris Jenderal
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
akan
mengadakan
konferensi dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setiap amandemen yang ditetapkan oleh suara mayoritas
negara pihak yang hadir dan memberikan suaranya
dalam konferensi harus diserahkan kepada Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk disetujui.
Suatu amandemen yang dibuat berdasarkan ayat 1 pasal
ini akan berlaku secara efektif seelah disetujui oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diterima
mayoritas dua pertiga negara-negara pihak.
Ketika amandemen berlaku efektif, ia akan mengikat
negara-negara yang mengetujuinya, negara-negara pihak
lainnya yang masih terikat dengan ketentuan-ketentuan
Protokol dan amandemen-amandemen yang disepakati.
2)
Protokol ini ditulis dalam bahasa Arab, China, Inggris,
Prancis, Rusia, dan Spanyol memiliki keaslian yang
sama, disimpan dalam arsip Perserikatan BangsaBangsa.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa harus
mengirimkan salinan Protokol ini yang resmi kepada
Instrumen Hukum HAM Internasional
semua negara pihak dan negara pihak konvensi dan
negara-negara yang telah menandatangani konvensi.
Sumber: www.elsam.or.id
Instrumen Hukum HAM Internasional
Download