gubernur kepala daerah tingkat i jawa timur peraturan

advertisement
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
NOMOR 22 TAHUN 1994
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDONO
PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
MENIMBANG
: a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, dipandang perlu
menyempurnakan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
dr. SOEDONO Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur sesuai
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994
tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum
Daerah;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud sebagaimana tersebut pada
huruf a konsideran Menimbang, dan Tatakerja Rumah Sakit
Umum Daerah dr. SOEDONO Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Timur dan menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam suatu
Peraturan Daerah.
MENGINGAT
: 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun
1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur ;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3495 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan
Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan kepada
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9,Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3347);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun
1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada
Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 77,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3487);
7. Keputusan Presiden Republik Indonsia Nomor 15 Tahun 1984
tentang Susunan Organisasi Departemen, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 83 Tahun 1993 ;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 983/MENKES/SK/ XI/1992
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum;
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992 tentang
Pedoman Organisasi Dinas Daerah ;
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 92 Tahun 1992 tentang
Organisasi dan Tatakerja Departemen Dalam Negeri;
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang
Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan ;
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 1993 tentang
Pola Organisasi Pemerintah Daerah dan Wilayah ;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1164/MENKES/SK/
XII/1993 tentang Peningkatan Kelas RSU Daerah dr. SOEDONO,
Madiun Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur ;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1994 tentang
Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Kesehatan;
15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang
Pedoman Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah ;
16. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1993 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Organisasi dan Tatakerja Dinas Tingkat I
dan Dinas Tingkat II;
17. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor
20 Tahun 1994 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas
Kesehatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Timur.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA
TIMUR TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. SOEDONO PROPINSI DAERAH TINGKAT I
JAWA TIMUR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat
I Jawa Timur ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
2
b. Daerah, adalah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ;
c. Gubernur Kepala Daerah, adalah Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur ;
d. Dinas Kesehatan Daerah, adalah Dinas Kesehatan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ;
e. Kepala Dinas Kesehatan Daerah, adalah Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ;
f. Rumah Sakit, adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono
milik Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur yang
berkedudukan di Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun ;
g. Direktur, adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soedono.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Rumah Sakit adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan ;
(2) Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan
Direktur yang secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas Kesehatan Daerah dan taktis operasional kepada
Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 3
Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan,
pencegahan dan menyelenggarakan upaya rujukan serta
penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan
penelitian
dan
pengembangan kesehatan.
Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam pasal 3 Peraturan
Daerah ini, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan medis ;
b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis ;
c. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan ;
d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan ;
e. Penyelenggaraan usaha pendidikan dan pelatihan paramedik;
f. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan ;
g. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan ;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur
Kepala Daerah dan Kepala Dinas Kesehatan Daerah sesuai
dengan bidang tugasnya.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
3
Pasal 5
Rumah Sakit diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B
Non Pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medis spesialistik dan sub spesialistik terbatas.
Pasal 6
(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit, terdiri dari :
a. Direktur ;
b. Wakil Direktur ;
c. Bagian Umum ;
d. Bagian Perencanaan dan rekam Medik ;
e. Bagian Keuangan ;
f. Bagian Pelayanan ;
g. Bidang Keperawatan ;
h. Instalasi - instalasi, yaitu :
1. Instalasi Rawat Inap ;
2. Instalasi Rawat Jalan ;
3. Instalasi Rawat Darurat;
4. Instalasi Perawatan Intensip ;
5. Instalasi Bedah Sentral;
6. Instalasi Radiologi;
7. Instalasi Farmasi;
8. Instalasi Gizi;
9. Instalasi Rehabilitasi Medik ;
10. Instalasi Patologi Medik ;
11. Instalasi Pemeliharaan Sarana ;
i. Komite Medis ;
j. Staf Medis Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit sebagaimana
tercantum lampiran Peraturan Daerah ini, merupakan bagian
yang tak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagian Pertama
Direktur dan Wakil Direktur
Pasal 7
Direktur
mempunyai
tugas
memimpin,
menyusun
kebijaksanaan, membina, mengkordinasikan dan mengawasi serta
melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas Rumah Sakit
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 8
(1) Dalam menjalankan tugasnya, Direktur dibantu oleh (2) dua
orang Wakil Direktur, yaitu :
a. Wakil Direktur Umum dan Keuangan ;
b. Wakil Direktur Pelayanan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
4
(2) Wakil Direktur berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
Pasal 9
(1) Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas
pengawasan, pengendalian dan kordinasi kegiatan Sekretariat,
penyusunan perencanaan, anggaran dan pengelolaan keuangan,
pelayanan rekam medik, kegiatan farmasi, gizi, laboratorium
klinik, radiologi, serta pemeliharaan Rumah Sakit;
(2) Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membidangi :
a. Bagian Umum
b. Bagian Perencanaan dan Rekam Medik ;
c. Bagian Keuangan ;
d. Instalasi Radiologi ;
e. Instatesi Farmasi ;
f. Instalasi Gizi ;
g. Instalasi Patologi Klinik ;
h. Instalasi Pemeliharaan Sarana ;
(3) Masing - masing Bagian dan Instalasi dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian atau Kepala Instalasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
Pasal 10
(1) Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas pengawasan,
pengendalian, kordinasi kegiatan pelayanan medis dan
penunjang medis serta asuhan keperawatan, yang meliputi rawat
jalan, rawat inap, rawat darurat, perawatan intensip, pelayanan
bedah sentral, rehabilitasi medik dan perawatan jenazah ;
(2) Wakil Direktur Pelayanan, membidangi :
a. Bidang Pelayanan ;
b. Bidang Keperawatan ;
c. Instalasi Rawat Inap ;
d. Instalasi Rawat Jalan ;
e. Instalasi Rawat Darurat ;
f. Instalasi Perawatan Intensip ;
g. Instalasi Bedah Sentral ;
h. Instalasi Rehabilitasi Medik ;
(3) Masing - masing Bidang dan Instalasi dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang atau Kepala Instalasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan.
Bagian Kedua
Bagian Umum
Pasal 11
Bagian
Umum
mempunyai
tugas
melaksanakan
ketatausahaan
yang
meliputi
tata
usaha
kepegawaian,
perlengkapan, surat menyurat, kearsipan dan urusan rumah tangga.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
5
Pasal 12
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut dalam pasal 11
Peraturan Daerah ini, Bagian Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian ;
b. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan ;
c. Pelaksanaan urusan surat menyurat dan kearsipan ;
d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur
Umum dan Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 13
(1) Bagian umum terdiri dari :
a. Sub Bagian Tata Usaha ;
b. Sub Bagian Kepegawaian ;
c. Sub Bagian Rumah Tangga ;
(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Umum.
Pasal 14
(1) Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas :
a. Melakukan urusan surat menyurat, pengetikan dan
penggandaan ;
b. Melakukan tata kearsipan ;
c. Mengurus perjalanan dinas ;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Umum sesuai dengan bidang tugasnya;
(2) Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas :
a. Menyusun dan memelihara data perencanaan serta
pengembangan pegawai ;
b. Menyiapkan bahan dan memproses pengangkatan, kenaikan
pangkat, penempatan dalam jabatan, hukuman jabatan,
pemberhentian, pemindahan, cuti, bebas tugas, kenaikan gaji
berkala dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepegawaian ;
c. Menyiapkan
bahan
dan
melakukan
upaya
dalam
meningkatkan disiplin pegawai serta mengurus kesejahteraan
dan kedudukan hukum pegawai ;
d. Menyiapkan bahan dan menyusun perencanaan pegawai
untuk mengikuti penataran, kursus, tugas belajar dan lainnya
yang berhubungan dengan peningkatan mutu dan ketrampilan
serta pengembangan karier pegawai ;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Umum sesuai dengan bidang tugasnya;
(3) Sub Bagian Rumah Tangga, mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana kebutuhan, melakukan tata usaha serta
pemeliharaan perlengkapan/peralatan kantor termasuk
kendaraan dinas dan barang inventaris lainnya ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
6
b. Menyusun perencanaan dan mengurus pemeliharaan kantor
atau bangunan lainnya yang dikuasai dan dikelola Rumah
Sakit;
c. Mengurus kebersihan, keamanan dan ketertiban Rumah
Sakit;
d. Melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Umum sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Ketiga
Bagian Perencanaan dan Rekam Medik
Pasal 15
Bagian Perencanaan dan Rekam Medik, mempunyai tugas
menyelenggarakan penyusunan program, pelaporan, rekam medik,
naskah peraturan perundangan dan pelayanan informasi, hubungan
masyarakat serta pengelolaan perpustakaan.
Pasal 16
Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam pasal 15
Peraturan Daerah ini, Bagian Perencanaan dan Rekam Medik,
mempunyai fungsi :
a. Kordinasi dalam penyusunan rencana dan program serta
pelaporan dan naskah peraturan perundangan ;
b. Pengelolaan rekam medik ;
c. Penyelenggaraan
perpustakaan, pelayanan
informasi,
dokumentasi dan hubungan masyarakat;
d. Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Wakil
Direktur Umum dan Keuangan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Pasal 17
(1) Bagian Perencanaan dan Rekam Medik, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program ;
b. Sub Bagian Rekam Medik ;
(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Perencanaan dan Rekam Medik.
Pasal 18
(1) Sub Bagian Program, mempunyai tugas :
a. Menghimpun dan mengkaji data serta menyusun persiapan
dan rencana kegiatan Rumah Sakit;
b. Melaksanakan
pemantauan
dan
menyusun
laporan
pelaksanaan program ;
c. Menyiapkan data untuk penyusunan peraturan perundangan;
d. Melaksanakan dokumentasi, kehumasan serta mengelola
perpustakaan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
7
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Perencanaan dan Rekam Medik sesuai dengan
bidang tugasnya ;
(2) Sub Bagian Rekam Medik, mempunyai tugas :
a. Menghimpun, memelihara dan mensistimatisasikan catatan
medik Rumah Sakit;
b. Melakukan kegiatan rekam medik ;
c. Menyajikan informasi rekam medik bagi yang membutuhkan;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Perencaan dan rekam Medik sesuai dengan bidang
tugasnya.
Bagian Keempat
Bagian Keuangan
Pasal 19
Bagian Keuangan, mempunyai tugas menyiapkan bahan
untuk menyusun anggaran dan pengelolaan keuangan serta
mobilisasi dana.
Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam pasal 19
Peraturan Daerah ini, Bagian Keuangan, mempunyai fungsi :
a. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Sakit;
b. Pengelolaan keuangan ;
c. Kordinasi dalam rangka mobilisasi dana ;
d. Penyajian laporan akuntansi keuangan, laporan akuntansi
manajemen dan kegiatan mobilisasi dana ;
e. Pelaksanaan tugas-tugas
lain yang
diberikan oleh Wakil
Direktur Umum dan Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 21
(1) Bagian Keuangan, terdiri dari :
a. Sub Bagian Penyusunan Anggaran ;
b. Sub Bagian Perbendaharaan ;
c. Sub Bagian Mobilisasi Dana ;
(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Keuangan.
Pasal 22
(1) Sub Bagian Penyusunan Anggaran, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan dan mengolah bahan penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Sakit;
b. Menyusun Daftar Isian Kegiatan (DIK) dan Daftar Isian Proyek
(DIP) ;
c. Menghimpun data penyusun Perubahan Anggaran Keuangan;
d. Melaksanakan verifikasi laporan keuangan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
8
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya ;
(2) Sub Bagian Perbendaharaan, mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pembukuan dan pencatatan keuangan lainnya;
b. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan ;
c. Menyusun laporan akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen Rumah Sakit;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya ;
(3) Sub Bagian Mobilisasi Dana, mempunyai tugas :
a. Mengolah dan menggerakkan dana yang diperoleh dari
pelayanan dan jasa Rumah Sakit;
b. Menyiapkan bahan kordinasi atau kerja sama dengan
instansi/ lembaga lain dalam penggalian dana Rumah Sakit;
c. Menyusun laporan hasil mobilisasi dana Rumah Sakit;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Kelima
Bidang Pelayanan
Pasal 23
Bidang Pelayanan, mempunyai tugas mengkordinasikan
semua kebutuhan pelayanan medis dan penunjang medis,
melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas,
kegiatan pelayanan medis, penunjang medis serta penerimaan dan
pemulangan pasien.
Pasal 24
Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam pasal 23
Peraturan Daerah ini, Bidang Pelayanan mempunyai fungsi :
a. Kordinasi rencana kebutuhan pelayanan medis dan
penunjang medis ;
b. Pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas
pelayanan kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis ;
c. Pengawasan
serta
pengendalian
penerimaan
dan
pemulangan pasien;
d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil
Direktur Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 25
(1) Bidang Pelayanan, terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Medis ;
b. Seksi Penunjang Medis ;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pelayanan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
9
Pasal 26
(1) Seksi Pelayanan Medis, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan dan mengkordinasikan kebutuhan
pelayanan medis pada Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan,
Rawat Darurat, Perawatan Intensip, Bedah Sentral dan
Rehabilitasi Medik ;
b. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan
pelayanan medis ;
c. Melakukan pengawasan dan pemantauan penerimaan dan
pemulangan pasien ;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya ;
(2) Seksi Penunjang Medis, mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan
fasilitas kesehatan ;
b. Melaksanakan pengawasan dan penilaian pelayanan pada
pasien ;
c. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan penunjang medis;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Keenam
Bidang Keperawatan
Pasal 27
Bidang Keperawatan, mempunyai tugas mengkordinasikan,
mengatur, mengendalikan kegiatan asuhan keperawatan, kebutuhan
tenaga, perlengkapan dan fasilitas keperawatan, pembinaan dan
bimbingan pelaksanaan arahan keperawatan, etika dan mutu
keperawatan serta perawatan jenazah.
Pasal 28
Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam pasal 27
Peraturan Daerah ini, Bidang Keperawatan, mempunyai fungsi :
a. Kordinasi perencanaan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
kegiatan asuhan keperawatan ;
b. Pengawasan dan pemantauan kegiatan asuhan keperawatan
dan perawatan jenazah ;
c. Pembinaan dan upaya pengembangan tenaga keperawatan ;
d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur
Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 29
(1) Bidang Keperawatan, terdiri dari :
a. Seksi Tenaga Keperawatan ;
b. Seksi Penelitian Keperawatan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
10
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Keperawatan.
Pasal 30
(1) Seksi Tenaga Keperawatan, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana peningkatan mutu
dan etika asuhan keperawatan ;
b. Melakukan kegiatan untuk pengembangan profesi tenaga
keperawatan ;
c. Menyiapkan bahan pembinaan tenaga paramedis perawatan
dalam rangka melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar ;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya ;
(2) Seksi Penelitian Keperawatan, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan kebutuhan dan mengatur peralatan keperawatan;
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan peralatan
keperawatan ;
c. Melakukan perawatan jenazah ;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Ketujuh
Instalasi
Pasal 31
Instalasi sebagaimana tersebut dalam pasal 6 huruf h
Peraturan Daerah ini, merupakan fasilitas penyelenggaraan
pelayanan medis dan keperawatan, pelayanan penunjang, kegiatan
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
Pasal 32
(1) Masing-masing Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil
Direktur sesuai bidang tugasnya ;
(2) Kepala Instalasi adalah jabatan non struktural.
Pasal 33
(1) Instalasi Rawat Inap, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi
pasien rawat inap ;
(2) Instalasi Rawat Jalan, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi
pasien rawat jalan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
11
(3) Instalasi Rawat Darurat, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi
pasien rawat darurat ;
(4) Instalasi Perawatan Intensip, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
perawatan intensip ;
(5) Instalasi Bedah Sentral, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
pembedahan ;
(6) Instalasi Radiologi, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
diagnosa penyakit melalui pemeriksaan radiologi dan pengobatan
melalui radio terapi ;
(7) Instalasi Farmazi, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
pelayanan obat dan alat kesehatan ;
(8) Instalasi Gizi, mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan
kebutuhan serta menyelenggarakan kegiatan pengelolaan,
penyediaan dan penyaluran makanan, terapi gizi dan konsultasi
gizi ;
(9) Instalasi Rehabilitasi Medik, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
pelayanan pemulihan kesehatan, yang meliputi fisiotherapi,
orthotik prostetik, terapi wicara, terapi kerja dan terapi sosial ;
(10)Instalasi Patologi Klinik, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
pemeriksaan darah, urine, faeces dan cairan tubuh ;
(11)Instalasi Pemeliharaan Sarana, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan serta menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana Rumah Sakit.
Bagian Kedelapan
Komite Medis
Pasal 34
(1) Komite Medis, adalah kelompok tenaga medis yang
keanggotaannya dipilih dari Anggota Staf Medis Fungsional ;
(2) Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
Pasal 35
Komite Medis terdiri dari :
a. Ketua merangkap Anggota ;
b. Wakil Ketua merangkap Anggota ;
c. Sekretaris merangkap Anggota ;
d. Anggota – anggota.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
12
Pasal 36
Komite Medis, mempunyai tugas membantu Direktur
menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya,
melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan
profesi Anggota Staf Medis Fungsional dan mengembangkan
program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta kegiatan
penelitian dan pengembangan.
Pasal 37
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Medis dapat dibantu oleh
Panitia-panitia yang Anggotanya terdiri dari Staf Medis
Fungsional dan tenaga profesi lainnya secara exofficio ;
(2) Panitia adalah Kelompok Kerja Khusus di dalam Komite Medis
yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus ;
(3) Pembentukan Panitia tersebut pada ayat (2) pasal ini ditetapkan
oleh Direktur.
Bagian Kesembilan
Staf Medis Fungsional
Pasal 38
(1) Staf Medis Fungsional, adalah kelompok Dokter yang bekerja di
Instalasi dalam jabatan fungsional;
(2) Staf Medis Fungsional, mempunyai tugas melaksanakan
diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan
dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan ;
(3) Dalam
melaksanakan
tugas,
Staf
Medis
Fungsional
dikelompokkan sesuai dengan keahliannya dan setiap kelompok
dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh Anggota kelompok
untuk masa bakti 3 (tiga) tahun ;
(4) Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Medis Fungsional berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
BAB IV
TATAKERJA
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur, Wakil Direktur,
Komite Medis, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang,
Kepala Seksi dan Kepala Instalasi wajib menerapkan prinsip
kordinasi, Integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan masing-masing maupun dengan satuan organisasi di
lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain sesuai tugasnya
masing-masing.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
13
Pasal 40
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Rumah
Sakit bertanggung jawab memimpin dan mengkordinasikan
bawahannya masing-masing dan memberikann bimbingan serta
petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas ;
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing
dan menyampaikan laporan berkala tepat waktu.
Pasal 41
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi
wakil diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan
laporan lebih lanjut dan bahan untuk memberikan petunjuk kepada
bawahan.
Pasal 42
(1) Kepala Bagian, Kepala Bidang dan Kepala Instalasi wajib
menyampaikan laporan kepada Wakil Direktur.
(2) Masing-masing laporan dimaksud pada ayat (1) pasal ini,
diberikan tembusan kepada satuan organisasi lain dalam rumah
sakit yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 43
Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan satuan organisasi
dalam memberikan bimbingan kepada bawahan masing-masing
wajib mengadakan rapat secara rutin/berkala.
BAB V
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 44
(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala
Daerah atas usul Kepala Dinas Kesehatan Daerah setelah
mendapat pertimbangan Menteri Kesehatan dan persetujuan
Menteri Dalam Negeri ;
(2) Wakil Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala
Daerah atas usul Direktur setelah mendapat pertimbangan
Kepala Dinas Kesehatan Daerah ;
(3) Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah
atas usul Kepala Dinas Kesehatan Daerah;
(4) Kepala Instalasi adalah Jabatan Non Struktural yang diangkat
dan diberhentikan oleh Direktur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
14
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 45
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan misi dan pengelolaan sumber
daya Rumah Sakit, dapat dibentuk Dewan Penyantun dan
Satuan Pengawas Intern ;
(2) Dewan Penyantun, adalah kelompok Pengarah atau Penasehat
yang keanggotaannya terdiri dari unsur Pemilik Rumah Sakit dan
Tokoh Masyarakat yang ditetapkan oleh Gubemur Kepala
Daerah ;
(3) Satuan Pengawas Intern, adalah kelompok fungsional yang
keanggotaannya ditetapkan oleh Direktur.
Pasal 46
(1) Dalam hal diperlukan, Rumah Sakit dapat mengelola Paviliyun
yang pada dasarnya memberikan perawatan kepada pasien
secara khusus ;
(2) Tata cara pelaksanaan Paviliyun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala
Daerah.
Pasal 47
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini,
ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah sepanjang
mengenai pelaksanaannya.
Pasal 48
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 12 Tahun 1985
tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum
Daerah dr. SOEDONO, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
15
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Surabaya
: 29 Desember 1995
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
PROPINSI DAERAH TINGKAT I
JAWA TIMUR
JAWA TIMUR
Ketua,
ttd,
ttd,
TRIMARJONO, SH
Disahkan dengan Keputusan
Nomor 126 Tahun 1995.
M. BASOFI SOEDIRMAN
Menteri
Dalam
Negeri tanggal 13 Oktober 1995
MENTERI DALAM NEGERI
ttd.
M. Y 0 G I E SM.
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal
16 Nopember 1995 Nomor 10 Tahun 1995 Seri D.
A.n. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
JAWA TIMUR
Sekretaris Wilayah/Daerah
ttd.
Drs. MOH. SAFII AS'ARl
Pembina Utama Madya
NIP 010 052 819
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
16
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
NOMOR 22 TAHUN 1994
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDONO
PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
I. PENJELASAN UMUM
Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/SK/XII/
1993, klasifikasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono telah naik, yaitu dari Kelas C
menjadi Kelas B Non Pendidikan. Dengan demikian peningkatan kelas dimaksud akan
mempengaruhi Susunan Organisasi yaitu adanya Wakil Direktur, peningkatan Sub Bagian
dan Seksi menjadi Bagian dan Bidang.
Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, maka Susunan Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah mengalami penyempurnaan, yang meliputi :
a. Kedudukan Wakil Direktur ;
b. Nomenklatur Unit Pelaksana Fungsional menjadi Instalasi yang berfungsi sebagai tempat
dan fasilitas pelayanan kesehatan serta pendidikan ;
c. Adanya kelompok Staf Medis Fungsional serta Komite Medis.
Sehubungan hal tersebut maka Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Soedono perlu segera disempurnakan sebagai Organisasi Rumah Sakit Kelas B Non
Pendidikan sesuai ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan tersebut diatas dengan Susunan
Organisasi berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono sebagai unsur pelaksanaan sebagian urusan di
bidang kesehatan, merupakan Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan yang melaksanakan
pelayanan kesehatan, penyembuhan pasien, pemulihan kesehatan termasuk cacad tubuh
dan jiwa, baik spesialistik maupun sub spesialistik.
Rumah Sakit sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang kesehatan
mempunyai misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat serta mengutamakan misi kemanusiaan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa, yaitu :
a. Menghormati dan memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya dengan tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, adat istiadat,
perbedaan kelamin, golongan dan kedudukan sosial ;
b. Menghormati etika profesi tenaga yang bekerja di Rumah Sakit ;
c. Menghormati kemandirian keputusan profesional tenaga profesi yang dilandasi oleh
kesadaran, tanggung jawab dan moral yang tinggi sesuai dengan etika profesi masingmasing.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1
: Cukup Jelas
Pasal 2 ayat (1)
: Cukup Jelas
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
1
Ayat (2)
: Direktur secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Daerah dalam hal pengelolaan program, sumber daya
manusia dan peralatan Rumah Sakit. Sedangkan taktis operasional
bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah dalam hal
kelancaran pengelolaan anggaran Rumah Sakit, mengingat fungsi
Rumah Sakit yang membutuhkan kecepatan dan kelancaran pelayanan
kepada Pasien.
Pasal 3
: Cukup jelas.
Pasal 4
: a. Pelayanan Medis meliputi pelayanan medis umum dan kesehatan
gigi, pelayanan spesialistik dan sub spesialistik ;
b. Penunjang
Medis
mencakup
Radioterapi,
Radiodiagnostik,
Anestesiologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Gizi, Farmasi dan
Rehabilitasi Medis ; Penunjang Non Medis mencakup Laundry,
Pemeliharaan Sarana dan Perawatan Jenazah ;
c. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan meliputi pelayanan dan asuhan
keperawatan dasar dan lanjutan ;
d. Pelayanan rujukan mencakup rujukan IPTEK, specimen dan pasien ;
e. Pendidikan dan Pelatihan mencakup tenaga medik, paramedik dan
non medik ;
f. Cukup Jelas ;
g. Cukup Jelas.
Pasal 5
: RSUD. dr. Soedono diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Kelas B Non
Pendidikan yang didasarkan pada pembedaan tingkatan menurut
kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan dan
dipergunakan untuk pendidikan baik pendidikan medik, paramedik
maupun non medik. Pelayanan kesehatan yang spesialistik terdiri antara
lain : bedah, penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, kesehatan
anak, mata, THT, kulit kelamin, jantung, syaraf, gigi dan mulut, paru,
bedah syaraf, ortopedi, jiwa, radiologi, patologi klinik dan rehab medis.
Pelayanan yang bersifat sub spesialistik adalah pelayanan kesehatan
dengan pendalaman tertentu dalam salah satu pelayanan spesialistik.
Pasal 6 sampai : Cukup Jelas.
dengan pasal 30
Pasal 31
: Pada Instalasi bertugas paramedis fungsional yang
terdiri
dari
paramedis perawatan dan non perawatan dalam jabatan fungsional.
Dalam melaksanakan fungsinya paramedis fungsional berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi.
Penempatan paramedis dan tenaga non medis dilakukan oleh Wakil
Direktur Umum dan Keuangan atas usul Kepala Bidang atau Kepala
Bagian yang terkait.
Pasal 32 dan 33 : Cukup Jelas.
Pasal 34
: Komite Medis adalah suatu organisasi yang terdiri dari Ketua-ketua
Kelompok Staf Medis Fungsional.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
2
Pasal 35 dan 36 : Cukup Jelas.
Pasal 37
: Panitia yang dapat dibentuk antara lain : Panitia Pengendalian Instalasi
Nosokomial, Panitia Rekam Medik, Panitia Farmasi dan Terapi, Panitia
Audit Medis dan lain-lain.
Pasal
38 : Cukup Jelas.
sampai dengan
pasal 43
Pasl 44
: Status Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan
milik Pemerintah Daerah sehingga pengangkatan dan pemberhentian
Direktur oleh Gubernur Kepala Daerah.
Namun karena Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas-tugas teknis
mempunyai hubungan konsultatip dan dibina secara teknis oleh
Departemen Kesehatan maka untuk pengangkatan dan pemberhentian
Direktur dimintakan pertimbangan kepada Menteri Kesehatan.
Pasal 45 ayat : Cukup Jelas.
(1)
Ayat (2)
: Dewan Penyantun mempunyai tugas mengarahkan Direktur dalam
melaksanakan
misi
Rumah
Sakit
dengan
memperhatikan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah.
Ayat (3)
: Satuan Pengawas Intern adalah kelompok fungsional yang bertugas
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
Rumah Sakit.
Pasal
46 : Cukup Jelas.
sampai dengan
pasal 49
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
3
Download