FLUIDA DARAH

advertisement
TUGAS BIOMEKANIKA DAN BIOTRANSPORTASI
FLUIDA DARAH
(Aliran Darah Pada Kapiler, Sirkulasi Darah Dalam Tubuh,
Pulsatile Flow Menurut “Lee Waite”)
Fauziyah Firdausi M. S
(081017008)
Dosen Pembimbing : Pak Ardi Supardi
PRODI TEKNOBIOMEDIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
ALIRAN DARAH
DALAM KAPILER
Mikrosirkulasi adalah aliran darah dalam sistem pembuluh kecil dari tubuh yang
memiliki diameter 100 m atau kurang. Hampir semua sel dalam tubuh secara spasial dekat
dengan pembuluh darah yang berukuran kecil. Ada puluhan ribu microvessels per gram
jaringan dalam tubuh manusia. Ini termasuk arteriol, metarterioles, kapiler, dan venula.
Mikrosirkulasi terlibat terutama dalam pertukaran air, gas, hormon, nutrisi, dan produkproduk sisa metabolisme antara darah dan sel. Fungsi dari mikrosirkulasi adalah pengaturan
resistensi vaskular. Biasanya, semua microvessels selain kapiler terbatas oleh kontraksi sel
otot polos. Lalu mengapa kapiler tidak demikian? Hal ini karena kapiler tidak memiliki selsel otot polos di dindingnya melainkan ada sebuah sphincter. Sphincters prekapiler dapat
menutup beberapa kapiler, namun kapiler tidak dapat mengubah diameter mereka.
KAPILER
Komponen utama dinding kapiler adalah endothelium, yakni lapisan terdalam dari
dinding sistem sirkulasi. Endothelium mempunyai sifat karakteristik mirip dengan fibroblast.
Nukleusnya berbentuk memanjang, oval atau pipih, tapi tidak jelas dengan khromatin halus.
Sel memanjang sesuai dengan poros kapiler dan mempunyai ujung yang meruncing. Kapiler
dengan ukuran lebih besar mempunyai endothelium lebih pendek dan lebih lebar, kapiler
yang terkecil hanya dilingkari oleh satu lapisan endothelium dan ukurannya sama dengan sel
darah merah, sedangkan yang berukuran sedang dilapisi dua sampai tiga lapisan
endothelium, gambaran ini jelas terlihat pada potongan melintang kapiler darah. Pengamatan
dengan mikroskop elektron menunjukkan endothelium satu dengan yang lain tempatnya
sangat berdekatan tanpa adanya substansi interseluler yang menjolok.
Kapiler dibentuk dari jaringan ikat embrional, selanjutnya menembus parenkim organ
dan jaringan. Dalam perjalanannya diikuti oleh sel jaringan ikat, serabut kolagen dan serabut
elastis. Sedangkan membrana basalis yang membatasi endothelium terdiri atas glikoprotein.
Sepanjang kapiler ditemukan makrofag, sel saraf serta beberapa sel masenkim yang
belum mengalami defrensias, bahkan pada kapiler membrana niktitans mata katak ditemukan
sel Ronget, sel ini akan berkontraksi jika distimuler dengan listrik, . Sel lain juga ditemukan
tapi sel ini tidak mampu berkontraksi, biasanya disebut dengan nama sel Perisit.
Struktur histologi dinding kapiler
Kapiler Kontinyu (Continous Capillaries)
Sel endothelium menebal pada bagian yang mengandung nukleus, tapi ujung-ujungnya
sangat meruncing. Organela seperti golgi komplek sepasang sentriola dan RER mithokondria
tampak berdekatan dengan nukleus. Mitokondria dapat dilihat dengan posisi agak jauh dari
nukleus. Disamping itu ditemukan filamen yang tebalnya 40-60 A°, dan vesikula dengan
diameter 600-700 A°. Kapiler miokardium tikus, vesikula dapat mencapai 1/3 volume
endothelium. Pada tempat perbatasan sel endothelium satu dengan yang lain atau pada kapiler
yang kecil batas antara ujung kapilernya biasanya dipisahkan dengan jarak beberapa A°.
Beberapa tempat terlihat Tight function (Zonula occudentes) dan Desmosoma kadang
ditemukan tetapi jarang.
Batas endothelium dapat bergerigi, halus atau lurus. Ujung kapiler menyempit dan
menjulang ke lumen kapiler. Kapiler kontinyu ditemukan pada otot polos, otot skelet, otot
jantung dan beberapa jaringan lainnya.
Kapiler Berjendela (Fenestrated cappillaries)
Kapiler ini pada beberapa tempat di endothelium ditemukan daerah yang sangat tipis
(500 A°), ditembus oleh porus berbentuk bulat dengan diameter 800-1000A°. Pada porus
terdapat diafragma yang tipis kurang lebih setebal satu membran sel tapi menebal dibagian
sentralnya. Mempunyai struktur histologi yang sama dengan kapiler kontinyu. Kapiler jenis
ini ditemukan pada glomeruli renis, glandula endokrin, villi intestinalis. Kapiler pada
glomeruli renis tidak ber diafragma dan mempunyai membrana basalis tiga kali lebih tebal
dibandingkan dengan membrana basalis kapiler yang lain.
Sinusoid
Merupakan pembuluh darah dengan bentuk kurang teratur, antara pembuluh sinusoid
dengan parenkim organ terdapat lapisan jaringan ikat yang sangat halus. Keadaan ini berbeda
dengan kapiler yang bercabang-cabang secara dikotom dari ujung vasa. Secara embriologik
sinusoid tumbuh akibat pertumbuhan kedalam dari parenchim, masuk ke sinus darah yang ber
dinding tipis.
. Sinusoid merupakan sistem sirkulasi yang khusus terdapat pada hepar, limpa, medulla
oseum rubrum dan beberapa glandula endokrin seperti: Glandula Adrenalis, Pituitaria. Selselnya sebagian besar bersifat phagositik
Sinusoid diskontinyu seperti ditemukan pada hepar, hubungan antara endothelium satu
dengan yang lain sama seperti pada kapiler yang lain, tapi pada beberapa tempat ditemukan
adanya gap yang luas antar sel. Membrana basalis bersifat diskontinyu atau kadang-kadang
sama sekali tidak ada.
Sinusoid berjendela terdapat pada Glandula Pitutaria dan Korteks Adrenum, selnya tak
bersifat fagositik, tak ada gam interselular lamina basalis kontinyu, tetapi pada
endotheliumnya ditemukan adanya forus dengan diafragma. Sinusoid kontinyu menunjukkan
membrana basalis dan batas endothelium kapiler kontinyu.
Histofiologi
Pertukaran zat melalui dinding kapiler mekanismenya meliputi pertukaran zat atau
substansi melalui dinding kapiler ke jaringan, pertukaran zat ini terjadi tanpa trnasformasi
energi yang menjolok. Endothelium mempunyai membran yang bersifat permeabel terhadap
air dan kristaloid tapi tidak permeabel terhadap molekul besar.
Vesikula pada permukaan endothelium berperan dalam proses pinositosis, dan
endothelium berperan aktif pada proses pertukaran substansi karena endothelium mampu
mengambil cairan melalui vesikula dan membawanya melintasi sel serta melepaskannya
keruang perivaskuler. Dengan enzim peroksidase dibuktikan, disamping melalui vesikula
transport dapat berjalan melalui pori interseluler.
Pada kapiler berjendela pertukaran substansi melalui fenestrae, meskipun fenestrae
tertutup oleh diafragma. Pada kapiler glomeruli, dimana fenestrae tidak ditemukan maka
cairan dapat keluar dari vasa, keadaan ini 100x lebih mudah dibandingkan pada kapiler
kontinyu otot. Pada sinusoid diskontinyu seperti hati, ada halangan untuk partikel lebih kecil
dari sel untuk keluar dari vasa dan komposisi cairan perivaskuler praktis sama dengan
plasma.
Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
a. Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari
pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
b. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang
melalui kapiler tersebut akan berkurang.
\
Difusi di kapiler
Lipid-larut seperti molekul O2 dan CO2 dengan mudah melewati lipid komponen
molekul membran sel endotel. Cairan yang larut seperti glukosa menyebar melalui air yang
dipenuhi jalur di kapiler dinding antara sel-sel endotel yang berdekatan. Jalur cairan yang
penuh dikenal sebagai pori-pori. Pada manusia, sel-sel endotel yang berdekatan dijaga
bersama-sama oleh persimpangan ketat, yang memiliki kesenjangan sesekali. Kapiler dari
kabel otak dan tulang belakang memungkinkan hanya watersoluble terkecil molekul untuk
melewati. Pori-pori ini sebagian diisi dengan submicron serat (fiber matriks) yang bertindak
sebagai filter. Pori-pori rata - rata memungkinkan bagian 3 - untuk 6-nm molekul untuk
masuk. Ukuran pori ini memungkinkan bagi bahan seperti air, ion anorganik, glukosa, dan
asam amino. Pori-pori tidak termasuk bagian dari molekul besar seperti albumin serum dan
globular protein. Sejumlah pori-pori besar ada dan dimungkinkan bahwa pori-pori yang lebih
besar ini sebenarnya memiliki cacat pada dinding sel. Pori-pori yang besar memungkinkan
hampir semua molekul besar untuk masuk. Karena ini pori-pori besar dan kebocoran
memiliki keterkaitan yang cukup banyak karena hampir semua molekul albumin serum bocor
keluar dari sistem kardiovaskular setiap hari.
SUMBER :
Waite, Lee.dkk. 2007. Applied BioFluid Mechanics. Mc Graw Hill. New York
Diambil dari : http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/v-histologi-sistema-kardiovaskuler.html.
pada Selasa, 11 Desember 2012 pukul 09.26
Diambil dari : http://id.scribd.com/doc/37003939/Pembuluh-Kapiler-Struktur-Dan-Fungsi pada
Selasa, 11 Desember 2012 pukul 09.16
Diambil dari : http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biologi/Sistem.
Peredaran.Darah.Manusia/materi03.html pada Selasa, 11 Desember pukul 08.56
Diambil dari : http://irfanilatif.wordpress.com/2009/05/17/pembuluh-darah-kapiler/ pada Selasa, 11
Desember 2012 pukul 08.37
Diambil dari : http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/pembuluh-darah-arteri-vena-dankapiler.html pada Selasa, 11 Desember 2012 pukul 08.13
SIRKULASI
DARAH DALAM
TUBUH
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan zat
sisa metabolisme. Berbagai proses metobolisme menghasilkan sampah (sisa) yang harus
dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh
seperti oksigen maupun hasil metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran
atau sistem sirkulasi. Dimana darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara
terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ
tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat
adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir /
distribusi.
SISTEM SIRKULASI DARAH
Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi di Tubuh Manusia
Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi
mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi
sistemik dan paru-paru tanpa henti. Untuk menjelaskan alur aliran darah, kita dapat memulai
dari system sirkulasi sistemik kemudian sistem
Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 :
1. Sistem sirkulasi umum (sistemik) : sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak
oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri ke
pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai
pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria. Kapilaria
melakukan
gerakan
kontraksi
dan
relaksasi
secara
bergantian
yang
disebut
dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (intermittent).
Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah mengalir
secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan
aliran yang lambat, ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria.
Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi
dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan
ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara
arteriole dengan venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga
hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose (A-V
Anastomosis).' (lihat gambar 2 di bawah). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule
kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu
Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium
kanan). Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup
berdaun 3).
Ringkasnya :
Sistem Sirkulasi Sistemik : jantung (bilik / ventrikel kiri)  Aorta  Arteri 
Arteriole  Capillary bed atau A-V Anastomose  venule  vena  Vena Cava
(Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior)  Jantung (atrium/serambi kanan).
2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmonar) : sirkulasi darah yang mengalir dari
jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung
Oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan
Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui
Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam
Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di
dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana
terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di
kapilaria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih
(darah yang mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui
Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi
kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai
Vena Pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri
Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut). Selanjutnya darah mengalir
dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri lalu
keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi sistemik (umum), dan
seterusnya secara berkesinambungan.
Ringkasnya :
Sistem Sirkulasi Paru-paru : Jantung (bilik/ventrikel kanan)  Arteri Pulmonalis
 Paru  Kapilaria paru  Vena Pulmonalis  jantung (atrium/serambi kiri).
Gambar 1. Penampang jantung manusia.
Gambar 2. Hubungan arteriole dengan venule.
SIFAT PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah dapat kita ibaratkan sebagai selang yang bersifat elastis, yaitu
diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk
mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan normal, apabila tekanan di dalam
pembuluh darah meningkat, maka diamater pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk
adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar menjadi normal. Sebaliknya diameter
pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun. Bila pembuluh darah mengalami
kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel sehingga tidak dapat melakukan antisipasi
terhadap kenaikan/penurunan tekanan darah. Elastisitas pembuluh darah tidak tetap,
pembuluh darah akan menjadi kaku seiring bertambahnya usia (misal oleh karena terjadi
pengapuran pada dindingnya) oleh karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung
sedikit lebih tinggi dari pada orang muda.
Penyebab lain dari kekakuan pembuluh darah adalah karena adanya tumpukan
kolesterol pada dinding bagian dalam pembuluh darah. Kolesterol juga menyebabkan
penyempitan diameter pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan menyebabkan
hipertensi (penyakit darah tinggi), walau sebenarnya tidak semua penyakit darah tinggi
disebabkan karena kekakuan pembuluh darah. Apabila dinding pembuluh darah menjadi kaku
disertai penyempitan pada sebagian besar pembuluh darah, maka tekanan darah dapat
menjadi sangat tinggi (hipertensi berat).
Untuk menjaga agar elastisitas pembuluh darah tetap baik sehingga kita tidak mudah
terkena penyakit tekanan darah tinggi, salah satu cara terbaik adalah dengan berolahraga
(exercise) secara teratur dan sewajarnya. Dengan melakukan olahraga secara teratur, akan
melatih jantung dan pembuluh darah tetap terjaga kelenturannya.
SIFAT DARAH
Darah merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel darah
(yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah). Adanya sel-sel
darah menyebabkan adanya semacam pergeseran intern (internal friction) diantara lapisan
yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah.
Viskositas darah normal = 3-4 kali viskositas air.
Viskositas plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah
Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas darah antara lain:
a) Volume hematokrit (volume sel darah merah): volume hematokrit yang meningkat
akan diikuti viskositas darah yang meningkat.
b) Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan sebaliknya.
c) Suhu tubuh: bila suhu tubuh naik, viskositas turun.
d) Kecepatan aliran darah: bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik.
e) Diameter pembuluh darah: bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka
viskositas darah turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam
pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling
berlawanan.
ALIRAN DARAH
Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan
adanya tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield pressure.
Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu
sebesar 20 mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan aliran darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh
darah tempat keluarnya darah dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah
total darah yang dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit.
PENGGOLONGAN PEMBULUH DARAH
Berdasarkan ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat digolongkan sebagai berikut:
•Windkessel vessels (compression chamber): pembuluh darah yang sangat besar, misal:
aorta dan arteri besar lainnya. Pembuluh ini sangat elastis dan menyimpan energi
potensial yang dirubah menjadi energi kenetik.
•Resistance vessels: diameter agak kecil, memiliki sistem pengaturan yang sangat
efisien dan diatur pula oleh sistem syaraf otonom.
•Exchange vessels: pembuluh darah kapiler (kapilaria). Pembuluh terkecil, dindingnya
terdiri dari 1 lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di dalamnya antara
darah dengan cairan tubuh lainnya (cairan interstitiil).
•Capacity vessels: pembuluh-pembuluh darah balik (vena dan venuli), dapat
menampung darah dalam jumlah banyak.
•Shunt vessels: aliran darah yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt
ini, tidak turut dalam pertukaran cairan dan zat-zat., diatur oleh sistem syaraf
otonom dan hanya terdapat di beberapa tempat, misal: kulit. Gunanya agar darah
lebih mudah mengeluarkan panas keluar tubuh/permukaan.
TEKANAN DARAH
Jantung memompa darah secara terputus-putus (intermittent) kedalam pembuluh darah
terbesar (aorta), selanjutnya kedalam arteri, dst sehingga tekanan darah di dalamnya bergantiganti naik turun. Aorta dan arteri merupakan pembuluh darah yang elastis sehingga tekanan
yang mendadak naik dapat turun secara berangsur-angsur dan disebarkan keseluruh tubuh.
Oleh karena itu aorta dan arteri besar dinamakan Windkessel vessels (compression chamber).
Jenis tekanan darah dapat dibedakan sbb :
•Tekanan sistole: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung, merupakan tekanan
yang dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan darah keluar
jantung. Pada orang dewasa normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg
•Tekanan diastole: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung, suatu tekanan di
dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat.
Pada orang dewasa tekanan
diastole berkisar 80 mm Hg
•Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistole dan diastole. Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara :
Pengukuran secara langsung (direct): dengan memasukkan sebuah kanula kedalam
arteri dan menghubungkannya dengan manometer Air Raksa.
Pengukuran secara tidak langsung (indirect): mengukur tekanan darah secara
auskultasi memakai stetoskop, manset tekanan, pompa karet, dan manometer air
raksa.
REFERENSI :
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Sistem Sirkulasi, Diktat Kuliah, 1981.
Diambil dari http://www.completerider.com/futireartices/Laminitis%20-%20Page%202.htm,
di akses 7 Desember 2012 pukul 21.18
http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/hhw/hhw_anatomy.html, diakses 7 Desember
2012 pukul 20.07
ALIRAN PULSATILE
MENURUT “LEE
WAITE”
Persamaan Navier - Stokes










Sehingga :
Maka :
Dimana :
Hasil akhirnya :
Pulsatile Flow in Rigid Tubes—Womersley Solution
Buku Applied BioFluid Mechanics By Lee Waite halaman : 203
Sehingga :
Dan ketika :
Hasilnya:
Masukkan ke rumus awal :
RUMUS AKHIRNYA :
Download