hubungan asupan karbohidrat, lemak, dan serat dengan kadar

advertisement
WAHANA INOVASI
VOLUME 3 No.1
JAN-JUNI 2014
ISSN : 2089-8592
HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN
SERAT DENGAN KADAR GLUKOSA DAN TRIGLISERIDA
DARAH PADA PASIEN DM TIPE II RAWAT INAP
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Rita Kurniasari
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) merupakan
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah.
Gangguan tersebut dapat disebabkan
oleh gangguan pada pancreas dimana
hormon insulin tidak adekuat atau fungsi
insulin terganggu (resistensi insulin) atau
justru gabungan dari keduanya. Karbohidrat terdiri dari karbohidrat sederhana
dan karbohidrat kompleks. Kurangnya
asupan serat dapat mengakibatkan kelebihan karbohidrat dalam tubuh, yang kemudian akan dirubah menjadi lemak
dalam bentuk trigliserida.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan asupan karbohidrat, lemak dan serat dengan kadar
glukosa dan Trigliserida darah pada
pasien DM tipe II rawat inap di RSUP
H.Adam Malik Medan.
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 15 Januari – 08 Februari 2014 di
Ruang Rawat Inap Rindu A RSUP H.
Adam Malik Medan. Jenis penelitian observasional, desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien
rawat inap yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe II yang mengalami
peningkatan Trigliserida. Untuk melihat
keeratan hubungannya menggunakan Uji
Korelasi Spearmen’s. Hasil analisis asupan Karbohidrat dengan Kadar Glukosa
Darah diperoleh p = 0,091 > alpha. Hasil
analisis asupan Lemak dengan Kadar
Glukosa Darah diperoleh p = 0,110 >
alpha. Hasil analisis asupan Serat dengan
Kadar Glukosa Darah diperoleh didapat p
= 0,01. Hasil analisis Karbohidrat dengan
Trigliserida diperoleh p= 0,490. Hasil
analisis asupan Lemak dengan Kadar
Trigliserida Darah diperoleh p = 0,470 >
alpha. Hasil analis Serat dan Trigliserida
diperoleh p = 0,043.
Hasil Penelitian menunjukkan tidak
ada hubungan semakin tinggi asupan
Karbohidrat dan Lemak semakin tinggi
Kadar Glukosa dan Trigliserida Darah.
Semakin tinggi asupan serat semakin
rendah Kadar Glukosa dan Trigliserida
Darah.
Kata Kunci : Asupan KH, Lemak, dan
Serat, Kadar Glukosa
Darah, Trigliserida
PENDAHULUAN
Penyakit degeneratif telah menambah rumitnya kondisi kesehatan sebagian
negara di dunia, yang selama ini dilanda
permasalahan banyaknya kasus penyakit
menular dan infeksi yang tergolong non
degeneratif. Oleh karena itu dibutuhkan
langkah konkret untuk menanggulanginya.
Penyakit degeneratif menghinggapi semua manusia yang memasuki usia lanjut.
Penyakit degeneratif adalah jenis penyakit
tidak menular yang diantaranya adalah
penyakit jantung, obesitas, penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, serta diabetes
mellitus (DM) (Suiraoka, 2012).
Prevalensi DM di dunia mengalami
peningkatan yang sangat besar. IDF
mencatat sekitar 366 juta orang di seluruh
dunia, atau 8,3% dari orang dewasa,
diperkirakan memiliki DM pada tahun
2011. Jika tren ini berlanjut, pada tahun
2030 diperkirakan dapat mencapai 552
juta orang, atau 1 dari 10 orang dewasa
akan terkena DM. Saat ini Indonesia
menempati urutan ke-10 jumlah penderita
DM terbanyak di dunia dengan jumlah 7,3
juta orang dan jika tren ini berlanjut
diperkirakan pada tahun 2030 dapat
mencapai 11.8 juta orang (IDF, 2011
dalam Dewi 2013).
Hasil
Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa
proporsi penyebab kematian akibat DM
164
Rita Kurniasari : Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak, dan Serat dengan ..………………...
pada kelompok usia 45-54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2
yaitu 14,7%. Daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Menurut
WHO, jumlah penderita DM di Indonesia
menduduki rangking 4 setelah India,
China dan Amerika Serikat (Fransiska,
2012).
Penderita diabetes mellitus sebaiknya melaksanakan serta memperhatikan
yang berhubungan dengan penataan 3 J,
yaitu : jumlah kalori yang dibutuhkan,
jadwal makan yang harus diikuti, dan jenis
makanan yang harus diperhatikan. Tujuan
Diet pada Diabetes mellitus adalah mempertahankan kadar glukosa darah dalam
keadaan normal. Komposisi makanan
yang dianjurkan bagi penderita DM tipe 2
adalah makanan dengan komposisi seimbang yaitu yang mengandung karbohidrat ( 60 – 70%), Protein (10 – 15%),
lemak (20 – 25%), garam (≤ 3000 mg atau
6 – 7 gr perhari), dan serat (± 25 g/hr)
(Hasdianah, 2012).
Dari data sementara yang diperoleh
dari pegawai rumah sakit, diketahui
bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus
yang di rawat inap selama satu bulan
terakhir adalah 175 kasus. Pemberian
menu makanan pasien Diabetes Mellitus
di Rumah Sakit tersebut adalah sama
dengan menu pasien lainnya. Yang membedakan adalah jumlah porsi saat penyajian. Jika diet pasien non diabetes diberikan nasi 100 gram, maka pada pasien
diabetes dikurangi setengah yaitu 50
gram, begitu juga untuk porsi lauk hewani,
nabati dan sayurnya.
Selain itu, kurangnya kesadaran pasien tentang penyakitnya ditandai dengan
masih adanya konsumsi makanan dari
luar rumah sakit, sehingga masih sulit
untuk mengontrol glukosa darah pasien.
Pasien masih kurang menyadari bahwa
beberapa makanan yang dikonsumsi dari
luar makanan rumah sakit mengandung
indeks glikemik yang tinggi yang dapat
menyebabkan glukosa darah sulit dikontrol. Beberapa contohnya yaitu buah
semangka, roti, nasi yang jumlahnya
berlebih, makanan dan minuman yang
mengandung gula. Akibat keadaankeadaan diatas dapat lebih memperparah
penyakit diabetes.
Mekanisme serat terhadap penyembuhan diabetes adalah dengan menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat sederhana, dimana serat larut air mengikat
kelebihan glukosa, selanjutnya dibuang
dengan bantuan serat larut air. Adanya
penurunan ini akan menyebabkan turunnya respon insulin, sehingga kerja pankreas semakin ringan, karenanya dapat
memperbaiki fungsi pankreas dalam
menghasilkan insulin (Astawan, 2009).
Kurangnya asupan serat dapat
mengakibatkan kelebihan karbohidrat dalam tubuh, yang kemudian akan dirubah
menjadi lemak dalam bentuk trigliserida.
Pada penderita DM, trigliserida juga
berasal dari pemecahan lemak di jaringan
adipose akibat glukosa dari karbohidrat
tidak dapat memasuki sel sehingga kebutuhan energi diperoleh dari pemecahan
lemak tersebut. Selain itu trigliserida juga
dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Trigliserida adalah
salah satu bentuk lemak yang diserap
oleh usus setelah mengalami hidrolisis,
kemudian masuk kedalam plasma. Trigliserida merupakan lemak darah yang meningkat ketika mengkonsumsi makanan
yang tinggi energi, mengalami peningkatan berat badan dan mengkonsumsi
makanan dengan kadar gula darah tinggi.
Trigliserida yang meningkat dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
(Suiraoka, 2012).
Peningkatan kadar trigliserida melebihi normal (>150 mg/dL) biasanya disebut dengan hipertrigliserida, akan mempercepat terjadinya komplikasi seperti,
penyakit jantung koroner, hipertensi, bahkan dapat mengganggu fungsi dari ginjal.
Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
asupan KH, L dan Serat dengan Kadar
Glukosa Darah dan Trigliserida pada
Pasien DM Tipe II Rawat Inap di Rumah
Sakit Adam Malik Medan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian observasional, desain penelitian cross sectional dipilih
dengan pertimbangan rancangan ini dapat
digunakan untuk mengetahui Hubungan
variabel yang diteliti yaitu variabel bebas
dan variabel terikat pada kurun waktu
yang sama.
Jenis data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah :
1. Data Primer
a. Asupan KH, Lemak dan Serat makanan luar Rumah Sakit dengan
165
Rita Kurniasari : Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak, dan Serat dengan ..………………...
wawancara dan menggunakan
metode “food recall” 24 jam.
b. Asupan KH, Lemak dan Serat makanan dari Rumah Sakit dengan
metode “food weighing” dengan
cara menimbang makanan sebelum dimakan dan menimbang
sisa makanan yang tidak dihabiskan.
2. Data Sekunder
a. Data sekunder meliputi
nama,
umur, jenis kelamin, diperoleh dari
buku status atau catatan medis
pasien.
b. Data Hasil Pemeriksaan Glukosa
Darah Sewaktu dan Trigliserida
dari buku catatan medis pasien.
PEMBAHASAN
Hasil Analisa Hubungan Asupan KH
dengan KGD
Setelah dilakukan analisis data antara asupan Karbohidrat dengan Kadar
Glukosa Darah pada pasien penderita DM
Tipe II, maka diperoleh p = 0,091 >alpha
(0,05) artinya Ha ditolak.
Dalam penelitian ini dinyatakan tidak
ada keeratan hubungan antara asupan
Karbohidrat dengan Kadar Glukosa
Darah, hal ini dapat terjadi karena pasien
penderita DM Tipe II yang telah dirawat di
Rumah Sakit telah diberikan makanan
yang mengandung Karbohidrat yang terbatas sehingga tidak terjadi kelebihan
asupan Karbohidrat. Hal ini berbeda
dengan penelitian Ruslan, dkk, 2009 yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pola konsumsi Karbohidrat dengan Kadar Gula Darah sesaat.
Hasil Analisa Hubungan Asupan L
dengan KGD
Setelah dilakukan analisis data antara asupan Lemak dengan Kadar Glukosa Darah pada pasien penderita DM
Tipe II, maka diperoleh p = 0,110 > alpha
(0,05) artinya Ha ditolak.
Dalam penelitian ini tidak ada keeratan hubungan antara asupan Lemak
dengan Kadar Glukosa Darah, hal ini
dapat terjadi karena pasien penderita DM
Tipe II yang telah dirawat di Rumah Sakit
telah diberikan makanan yang mengandung Karbohidrat yang terbatas sehingga
tidak terjadi kelebihan asupan Karbohidrat. Hal ini berbeda dengan penelitian
Kurniawati, 2011 yang menyatakan bahwa
asupan asam lemak tertentu berpengaruh
pada metabolisme glukosa yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
membrane fosfolipid dan fungsi reseptor
insulin.
Hasil Analisa Hubungan Asupan Serat
dengan KGD
Setelah dilakukan analisis data antara asupan Serat dengan Kadar Glukosa
Darah pada pasien penderita DM Tipe II,
maka diperoleh p = 0,01 < alpha ( 0,05 )
artinya Ha diterima yaitu semakin tinggi
asupan Serat semakin rendah Kadar
Glukosa Darah. Hasil uji statistik Korelasi
Spearman’s r = 0,628 yang menyatakan
keeratan hubungan antara asupan Serat
dengan Kadar Glukosa Darah adalah
kuat.
Hal ini sesuai dengan penelitian
Bintanah, 2012 yang menyatakan bahwa
ada hubungan antara asupan Serat dengan Kadar Glukosa Darah. Semakin rendah asupan Serat, maka semakin tinggi
Kadar Glukosa Darah.
Hasil Analisa Hubungan Asupan KH
dengan Trigliserida
Setelah dilakukan analisis data antara asupan Karbohidrat dengan Kadar
Trigliserida Darah pada pasien penderita
DM Tipe II, maka diperoleh p = 0,490 >
alpha ( 0,05 ) artinya Ha ditolak.
Dalam penelitian ini dinyatakan tidak
ada keeratan hubungan antara asupan
Karbohidrat dengan Kadar Trigliserida
Darah , hal ini dapat terjadi karena pasien
penderita DM Tipe II yang telah dirawat di
Rumah Sakit telah diberikan makanan
yang mengandung Karbohidrat yang terbatas sehingga tidak terjadi kelebihan
asupan Karbohidrat yang diubah menjadi
Lemak dalam bentuk Trigliserida yang
akan meningkatkan Kadar Trigliserida
Darah. Hal ini sesuai dengan penelitian
Soeatmadji, 2007 yang menyatakan Karbohidrat dalam diit berpengaruh terhadap
Kadar Glukosa Darah dan tidak berpengaruh terhadap kadar profil lemak
darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe
II.
Hasil Analisa Hubungan Asupan Lemak
dengan Trigliserida
Setelah dilakukan analisis data antara asupan Lemak dengan Kadar
Trigliserida Darah pada pasien penderita
166
Rita Kurniasari : Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak, dan Serat dengan ..………………...
DM Tipe II, maka diperoleh p = 0,470 >
alpha (0,05) artinya Ha ditolak.
Dalam penelitian ini tidak ada keeratan hubungan antara asupan Lemak
dengan Kadar Trigliserida Darah , hal ini
dapat terjadi karena pasien penderita DM
Tipe II yang telah dirawat di Rumah Sakit
telah diberikan makanan yang mengandung Lemak yang terbatas sehingga tidak
terjadi kelebihan asupan Lemak yang
dapat meningkatkan Kadar Trigliserida
Darah. Hal ini sesuai dengan penelitian
Astuti, 2004 yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara asupan lemak
total dengan kadar trigliserida dan kolesterol.
Hasil Analisa Hubungan Asupan Serat
dengan Trigliserida
Setelah dilakukan analisis data antara asupan Serat dengan Kadar Trigliserida Darah pada pasien penderita DM
Tipe II, maka diperoleh p = 0,043 > alpha (
0,05 ) artinya Ha diterima yaitu semakin
tinggi asupan Serat semakin rendah
Kadar Trigliserida Darah. Hasil uji statistik
Korelasi Pearson r = 0,367 yang menyatakan keeratan hubungan antara asupan
Serat dengan Kadar Trigliserida Darah
adalah sedang.
Hal ini sesuai dengan penelitian
Artanti, 2008 dalam Bintanah, 2012 yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara
asupan Serat dengan Trigliserida dalam
Darah. Semakin rendah asupan Serat,
maka semakin tinggi Kadar Kolesterol
total.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Rata-rata asupan Karbohidrat sebesar 270,42 gr, asupan Lemak
adalah 36,98 gr dan asupan Serat
adalah 20,67 gr.
2. Rata-rata Kadar Glukosa Darah
pada penderita DM Tipe II sebesar 246,62 mg/dl.
3. Rata-rata Kadar Trigliserida Darah
pada penderita DM Tipe II sebesar 151,52 mg/dl.
4. Tidak ada hubungan makin tinggi
asupan Karbohidrat dan Lemak,
maka makin tinggi Kadar Glukosa
dan Kadar Krigliserida Darah.
5. Semakin tinggi asupan Serat semakin rendah Kadar Glukosa dan
Trigliserida Darah.
B. Saran
1. Pasien penderita DM Tipe II harus
memperhatikan asupan Karbohidrat, Lemak, dan lebih meningkatkan asupan Serat.
2. Kepada pihak pengelola Diet dan
ahli ruangan diharapkan lebih
memperhatikan pasien yang berdiet khususnya pasien DM dan
lebih meningkatkan asupan seratnya.
3. Keterbatasan penelitian ini adalah
jumlah sampel hanya 23 orang,
sehingga diharapkan pada peneliti
berikutnya melakukan penelitian
dalam jangka waktu yang lebih
lama.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Almatsier, S. 2008. Penuntun Diet. PT
Gramedia. Jakarta
Anani, S, dkk. 2012. Hubungan Antara
Perilaku Pengendalian Diabetes dan
Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat
Jalan Diabetes Melitus RSUD
Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
UNDIP, Semarang.
Astawan, M. 2009. Panduan Karbohidrat
terlengkap. Dian Rakyat. Jakarta.
Astuti, Andrian, Tatik Mulyati. 2004.
Hubungan Kadar Gula Darah, Pola
Konsumsi Sumber Lemak Dan Serat
Dengan Kadar Trigliserida Dan Kadar
Kolesterol Pada Pasien Diabetes
Melitus. UNDIP.Semarang.
Bintanah, dkk. 2012. Asupan Serat
dengan Kadar Glukosa Darah, Kadar
Kolesterol Total dan Status Gizi pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Roemeni Semarang.
Jurnal Unimus, Semarang.
Bustan MN. 1999. Epidemiologi Penyakit
Tidak
Menular,
Rineka
Cipta,
Jakarta.
167
Rita Kurniasari : Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak, dan Serat dengan ..………………...
Dewi, Rosita Purnama. 2013. Faktor
Risiko Perilaku yang Berhubungan
dengan Kadar Gula Darah pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di
RSUD
Kabupaten
Karanganyar.
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
UNDIP, Semarang.
Fransisca, K. 2012. Pankreas Rusak
Penybab Diabetes. Cerdas Sehat,
Jakarta.
Hasdianah, HR. 2012. Mengenal Diabetes
Mellitus. Nuha Medika. Yogyakarta.
Irianto, K. 2010. Struktur dan Fungsi
Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Yrama Widya. Bandung
Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi. Kompas
Media Nusantara, Jakarta.
Santoso, A. 2012. Serat Pangan (Dietary
Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan. Fakultas Pertanian, Klaten.
Sediaoetama, A. D. 2008. Ilmu Gizi Jilid I.
Dian Rakyat. Jakarta.
Soeatmadji, D. W., dkk. 2007. Pengaruh
Proporsi 60-70% Karbohidrat Dalam
Diit terhadap Kadar Glukosa dan
Profil Lemak Darah Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Unit Rawat Jalan
Rsud Dr. Saiful Anwar Malang
Kurniawati, D.M. 2011. Perbedaan Perubahan Berat Badan, Aktivitas Fisik,
dan Kontrol Glukosa Darah antara
Anggota Organisasi Penyandang
Diabetes Mellitus dan Non Anggota.
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
UNDIP. Semarang.
Sumarwati, M., dkk. 2009. Eksplorasi
Persepsi Penderita tentang FaktorFaktor Penyebab dan Dampak
Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah
Puskesmas Purwokerto Barat, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten
Banyumas.
Jurnal
Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal
of Nursing), Volume 3 No.3.
Lanywati, E. 2001. Diabetes Mellitus :
Penyakit Kencing Manis. Penerbit
kanisius. Yogyakarta
Sutanto, T. 2013. Diabetes : Deteksi, Penceggahan, Pengobatan. Buku Pintar.
Yogyakarta
Margareth, J. 2006. Evaluasi Mutu Gizi
dan Indeks Glikemik Produk Olahan
Goreng Berbahan Dasar Tepung Ubi
Jalar (Ipomoea batatas L.). Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif.
Nuha Medika. Yogyakarta
Nuryati, S., dkk. 2009. Gaya Hidup dan
Status Gizi serta Hubungannya dengan Diabetes Melitus Pada Wanita
Dewasa di DKI Jakarta. Departemen
Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, IPB.
Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Penerbit
Graha Ilmu. Yogyakarta
Rimbawan, A.S. 2004. Indeks Glikemi
Pangan. Penebar Swadaya. Jakarta
Ruslan, A., dkk. 2009. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kadar Gula
Darah Sesaat pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut Kecamatan Gambut
Kabupaten Banjar Tahun 2008. Al
‘Ulum Vol.42 No.4 Jurusan Gizi
Poltekkes Banjarmasin.
Tala. 2009. Manfaat Serat Bagi Kesehatan. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Wahyani, dkk. 2012. Perbedaan Kadar
Trigliserida serum Tikus Srague
Dawley pada Pemberian Kopi
Robusta Filter dan tanpa Filter.
Journal Of Nutrition College UNDIP,
Semarang.
Download