implementasi media lingkungan dalam

advertisement
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
IMPLEMENTASI MEDIA LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SOSIAL DAN SIKAP
MANDIRI ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK KANAK (TK)
A.A.A.N Wahyuni 1, A.A.I.N Marhaeni2, K. Suarni3
1.3
Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {ngurah.wahyuni, agung.marhaeni, ketut.suarni}@pasca.undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Tahun ajaran 2013/2014 setelah
diimplementasikan media lingkungan dalam pembelajaran. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan
subjek sebanyak 28 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi untuk melihat
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak.Data dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak. Hal ini terlihat
dari tingkat ketuntasan anak dalam kemampuan sosial anak pada awal siklus sebesar 0,00%, siklus I
sebesar 64,29%, meningkat pada siklus II menjadi 100%. Terjadi pula peningkatan sikap mandiri anak.
Di mana pada awal siklus sebesar 0%, pada siklus I meningkat sebesar 67,86%, dan meningkat pada
siklus II menjadi 100%.
Kata kunci: media lingkungan, kemampuan dasar sosial, sikap mandiri
Abstract
This Classroom Action Research aims at finding out the improvement of social basic competency
and self-independence of the students in B Group of Kumara Satya Darma Kindergarten in the academic
year of 2013/2014 after implementing environmental media in the learning process. The study was
conducted in two cycles with 28 students as the subjects. The data collection was done by using
observation method in order to investigate students’ social basic competence and self-independence.
The data was analyzed by using descriptive statistic. The result shows that there is an improvement of
students’ social basic competency and self-independence. It can be seen on children’s improvement in
social basic competency and self-independence. For social basic competency, in the pre-observation,
none of the children could pass the expected standard, 64,29% could pass the standard on cycle I, and it
increased to 100% in cycle II. For children self-independence, in the pre-observation, none of the
children could pass the expected standard, 67,86%, could pass the standard on cycle I, and it increased
to 100% children in cycle II.
Keywords:environmental media, social basic competency, self-independence
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
PENDAHULUAN
Kemampuan dasar sosial diawali dari
pengalaman anak dalam berinteraksi
dengan orang tua. Sikap serta prilaku yang
tepat pada anak akan menumbuhkan rasa
kepercayaan dasar anak pada orang tua,
kepercayaan dasar pada lingkungannya,
selanjutnya akan menumbuhkan sikap
mandiri. Aktifitas sosial dimulai dari orangorang terdekat, misalnya orang tua,
saudara atau teman sebaya. Ketika sudah
bergabung dengan teman sebayanya
perkembangan sosialnya anak akan
berjalan lebih cepat. Dengan cara
membantu teman, menunggu giliran,
berbagi mainan dan menjadi aktifitas yang
penting bagi anak. Selanjutnya dengan
menunggu giliran menjadi anak yang
mandiri.
Kemampuan dasar sosial anak
diarahkan untuk mengontrol dirinya, dan
mengekresikan diri melalui cara- cara yang
dapat diterima baik secara sosial maupun
mandiri.
Untuk
mengembangkan
kemampuan dasar sosial membutuhkan
rasa aman dari lingkunganya. Maka
lingkungan sebagai sumber belajar dapat
dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada
di sekitar atau sekeliling anak atau makhluk
lain, benda mati, budaya manusia, yang
dapat dimanfaatkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran secara optimal.
Nugraha dan Yeni Racmawati, (2010:1.16)
menyatakan “lingkungan
yang ada di
sekitar anak merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dioptimalkan untuk
pencapaian proses dan hasil pembelajaran
yang berkualitas bagi anak usia dini”. Bila
kita melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar maka hasilnya akan lebih bermakna
dan bernilai, sebab anak dihadapkan
dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya. Dengan pemanfaatan media
lingkungan
dapat
menumbuhkan
kemampuan
dasar
sosial
dan
meningkatkan kemandirian anak TK.
Peningkatan kemandirian
sangat
diperlukan, karena kemandirian merupakan
salah satu sikap dimiliki setiap anak. Maufur
(dalam Purnawati, 2012:29) menyatakan
”mandiri berarti kekuatan mengatur sendiri,
tindakan mengarahkan diri, tidak tergantung
pada kehendak anak lain, hal untuk
mengikuti kemauan sendiri”.
Menurut Plato secara potensial
manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial.
Syamsuddin (1995:105) mengungkapkan
bahwa ”sosialisasi adalah proses belajar
untuk
menjadi
makhluk
sosial”.
Perkembangan sosial merupakan proses
pembentukan pribadi dalam masyarakat,
yakni pribadi dalam keluarga, budaya,
bangsa, dan seterusnya. Perkembangan
sosial merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. “Sosialisasi adalah kemampuan
bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai,
atau harapan sosial” Hurlock (dalam Yami,
2012:30).
Kemampuan dasar sosial anak adalah
kemampuan dasar anak yang dimiliki anak
di dalam menjalankan kehidupan sehingga
anak dapat mengendalikan emosinya
secara wajar dan dapt berinteraksi dengan
sesamanya maupun dengan orang dewasa
dengan baik serta dapat menolong dirinya
sendiri dalam rangka kecakapan hidup.
Untuk menjadi individu yang mampu
bermasyarakat diperlukan tiga proses
sosialisasi.Kemampuan
dasar
sosial,
dimaksudkan untuk membina anak agar
dapat mengendalikan emosinya secara
wajar dan dapat berinteraksi dengan
sesamanya, maupuan orang dewasa
dengan baik serta menolong dirinya sendiri
dalam
rangka
kecakapan
hidup.
Kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
berfungsi secara integratif memilih dan
mengarahkan aktivitas-aktivitas sesuai
dengan kebutuhan sendiri. Sebagai suatu
sikap sosial dan mandiri merupakan suatu
akumulasi dari pemahaman, penghayatan,
dan keterampilan yang tidak bisa diperoleh
melalui proses belajar pada umumnya.
Sikap Mandiri, berarti berusaha
menggali kemampuan diri sendiri, kemana
arah dan tujuan yang diinginkan, dengan
sendirinya akan mengikuti alur nurani. Atau
dengan kata lain bahwa mandiri itu adalah
suatu sikap dalam melaksanakan sesuatu
tanpa dikontrol oleh seseorang lain.
Manufur (dalam Purnawati, 2012:28)
menyebutkan bahwa “mandiri merupakan
salah satu sikap yang seyogyanya dimiliki
setiap orang”.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Faizah
(2008:58)
menyebutkan
bahwa “sikap mandiri ditandai degan
kebebasan anak melakukan sesuatu yang
diinginkan dengan caranya sendiri”. Mandiri
berarti kekuatan mengatur sendiri, tindakan
mengarahkan sendiri, tidak tergantung
pada kehendak orang lain, hal untuk
mengikuti kemauan sendiri. Diri yang
mandiri adalah diri yang berfungsi secara
integratif memilih dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas
sesuai
dengan
kebutuhannya sendiri. Sebagai suatu sikap,
mandiri merupakan suatu akumulasi dari
pemahaman,
penghayatan,
dan
ketrampilan yang tidak bisa diperoleh
melalui proses belajar mengajar pada
umumnya. Mandiri memiliki karakter yang
khas yang memerlukan proses yang
mendalam dan intensif.
Berdasarkan
pendapat di atas,
hampir semua sepakat bahwa sikap mandiri
merupakan pengertian yang sudah menjadi
satu kesatuan, karena mandiri itu adalah
merupakan sikap. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sikap mandiri adalah
suatu hasil dari proses sosialisasi dan
interaksi seseorang dengan lingkungan,
yang merupakan perwujudan pikiran,
perasaan seseorang serta penilaian
terhadap objek yang didasarkan pada
pengetahuan, pemahaman, pendapat, dan
keyakinan maupun gagasan-gagasannya
terhadap
suatu
objek
sehingga
menghasilkan suatu kecendrungan untuk
bertindak pada suatu objek yang disertai
rasa senang atau tidak senang yang tidak
tergantung daripada orang lain.
Kemandirian sudah dapat dibiasakan
sejak anak masih kecil, mulai dari hal-hal
yang
sederhana,
memakai pakaian,
mengambil minuman, dan sebagainya.
Mereka tidak selalu tergantung pada orang
tuanya, sehingga menghindarkan diri dari
sifat manja yang berlebihan. Hal semacam
itu perlu dibiasakan ditanamkan pada anak
sehingga tumbuh percaya diri. Yang
menjadi hambatan orang tua adalah
pembiasaan ini sulit dilaksanakan karena
rasa sayang dan kasihan, dan ini tidak akan
membantu anak untuk menjadi mandiri.
Anak akan terbiasa lari kepada orang
tuanya apabila menghadapi persoalan, atau
terbiasa tergantung pada orang tuanya.
Tanpa disadari, sikap semacam itu sering
dilakukan oleh orang tua, sehingga anak
tidak mau bermain dengan temannya, hal
ini memperlihatkan bahwa sikap sosial dan
mandiri anak tidak berkembang secara
optimal. Kesalahan pola asuh dalam
keluarga, semua keinginan terpenuhi. Pola
asuh yang berkembang dimasyarakat
terbentuk menjadi kebiasaan yang turun
menurun kemampuan dasar sosial dan
sikap mandiri anak rendah.
Demikian pula hasil pengamatan
pada TK Kumara Satya Darma Singaraja,
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran masih rendah. Rendahnya
sikap sosial dan mandiri anak di TK ini
didukung oleh data yang diproleh pada
kelompok B Kumara Satya Darma
Singaraja, mulai tahun 2010/2011, dan
2011/2012,2012/2013 adalah 54%, 57%,
dan 60%. Data tersebut dipetik dari daftar
nilai anak yang dirangkum oleh guru TK
Kumara satya Darma kelompok B, yang
bersangkutan hanya pada aspek bidang
kemampuan dasar sosial,dan sikap mandiri
anak. Keseluruhan kemampuan itu masih
rendah (Sumber: Daftar nilai guru TK
Kumara Satya Darma Singaraja). Data ini
membuktikan bahwa kemampuan dasar
sosial anak dan sikap mandiri anak secara
umum masih rendah, khusus pada
kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singraja. Rendahnya kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri yang ditunjukkan
oleh anak ini, karena kurangnya inovasi
guru di dalam mengimplementasikan media
lingkungan dalam pembelajaran.
Apabila kemampuan dasar sosial dan
sikap mandiri anak ini mengalami
masalah,dan tidak ditangani secara serius,
tentu berdampak pada tujuan pendidikan
yaitu tidak dapat mengembangkan berbagai
potensi anak. Agar kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri anak berkembang
sesuai dengan aspek-aspek perkembangan
anak, maka pemilihan media dalam
pembelajaran yang paling tepat dalam
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak di TK melalui implementasi media
lingkungan. Lingkungan merupakan salah
satu
sumber
belajar
yang
dapat
dioptimalkan untuk pencapaian proses dan
hasil pembelajaran yang berkualitas bagi
anak usia dini. Bila kita melaksanakan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
pembelajaran
dengan
menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar maka
hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai,
sebab anak dihadapkan dengan peristiwa
dan keadaan yang sebenarnya. Kegiatan
belajar dimungkinkan akan lebih menarik
bagi anak sebab lingkungan menyediakan
sumber belajar yang sangat beragam dan
banyak pilihan. Dengan demikian, anak
akan terhindar dari proses pembelajaran
yang
membosankan
dan
dapat
menumbuhkan antusiasme anak untuk
lebih giat dan gemar belajar.(Zaman dkk,
2011:8.3 )
Berdasarkan uraian diatas, bahwa
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak
TK
dipengaruhi
oleh
media
pembelajaran. Oleh karena itu, dipandang
perlu untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Implementasi Media Lingkungan
Dalam
Pembelajaran
untuk
Meningkatkankan
Kemampuan
Dasar
Sosial Anak dan Sikap Mandiri Anak
Kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja.
Kualitas
keberhasilan
dalam
menggunakan media lingkungan untuk
meningkatkan kemampuan dasar sosial,
dengan memahami dan aspek-aspek
kehidupan yang ada di lingkungan anak,
media lingkungan sangat mempengaruhi
proses pembentukan kepribadian anak ke
arah yang lebih baik, seperti kecintaan anak
akan lingkungan, turut serta dalam
memelihara lingkungan. Kesadaran akan
pentingnya lingkungan dalam kehidupan
bisa mulai ditanamkan kepada anak sejak
dini sehingga kesadaran tersebut bisa
terpelihara.
Pada kemampuan dasar sosial anak
lingkungan banyak sekali memberikan
respons pada anak sehingga menimbulkan
tekanan emosi yang terus menerus pada
diri anak. Salah satu penyebab dan bisa
menjadi pengalaman emosional yang paling
tinggi pengaruhnya pemberian kasih
sayang pada anak. Dalam kegiatan belajar
dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak
sebab lingkungan menyediakan sumber
belajar yang beragam. Dengan demikian,
anak
akan
terhindar
dari
proses
pembelajaran yang membosankan. Dengan
memanfaatkan
media
lingkungan
menumbuhkan antusiasme anak untuk
lebih giat belajar. Pemanfaatan media
lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar
anak. Penggunaan berbagai cara atau
metode
yang
bervariasi
merupakan
tuntutan dan kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam pembelajaran anak usia
dini.
Dengan
menggunakan
media
lingkungan dapat membantu menemukan
seorang teman yang bisa menjadi akrab,
dan dapat menumbuhkan rasa sosial,
membantu mengenali dirinya. “Kegiatan
yang penting untuk dilakukan anak adalah
berinteraksi
dengan
orang
lain”
(Sutrisno,2005:56).
Berinteraksi dengan orang lain
memberikan kesempatan kepada anak
untuk memupuk hubungan sosial dengan
orang-orang disekitarnya. Untuk itu anakanak sebaiknya didorong untuk berbagi
pengalaman dengan
anak sebaya
sehingga perkembangan sosial dapat
ditumbuhkembangkan. Dengan demikian
media lingkungan dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di
TK terdiri atas lingkungan alam/fisik dan
sosial. Lingkungan alam merupakan segala
sesuatu yang alamiah. Lingkungan sosial
berkenaan dengan interaksi anak dalam
kehidupan sehari-hari.
Lingkungan menyediakan rangsangan
(stimulus) terhadap individu dan sebaliknya
individu memberikan respon terhadap
lingkungan. Dalam proses interaksi itu
dapat terjadi perubahan tingkah laku. Dapat
juga
terjadi
individu
menyebabkan
terjadinya perubahan pada linngkungan,
baik yang positif maupun bersifat negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
lingkungan merupakan faktor yang penting
dalam proses belajar mengajar.
Pemahaman akan lingkungan sangat
penting baik bagi guru maupun anak,
karena lingkungan mempunyai beberapa
fungsi penting dalam pendidikan antara lain
fungsi psikologis, fungsi pedagogis, dan
fungsi intruksional. Selain fungsi yang
dimiliki dalam pendidikan, lingkungan dapat
dikatakan sebagai sumber belajar. Dengan
demikian lingkungan menjadi media
pembelajaran
yang
utama
dalam
mengembangkan sikap mandiri anak.
Karena tujuan intruksional umum bidang
pengembangan pembiasaan khususnya
sosial dan kemandirian adalah untuk
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
membina anak agar dapat mengendalikan
emosinya secara wajar dan dapat
berinteraksi dengan sesamanya maupun
dengan orang dewasa dengan baik serta
dapat menolong dirinya dalam rangka
kecakapan hidup. (Darmini, 2011)
Sikap mandiri adalah suatu hasil dari
proses sosialisasi dan interaksi seseorang
dengan lingkungan, yang merupakan
perwujudan pikiran, perasaan seseorang
serta penilaian terhadap objek yang
didasarkan
pada
pengetahuan,
pemahaman, pendapat, dan keyakinan
maupun gagasan-gagasannya terhadap
suatu objek sehingga menghasilkan suatu
kecendrungan untuk bertindak pada suatu
objek yang disertai rasa senang atau tidak
senang yang tidak tergantung daripada
orang lain.
Beberapa upaya guru yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan anak
menjadi pribadi yang mandiri adalah
membantu
masing-masing
anak
berkembang pada tingkat kemandirian yang
sesuai usia tingkat TK, membantu
mengantarkan anak memasuki lingkungan
sekolah lebih luas daripada lingkungan
keluarga untuk memperoleh pengalaman
positif
dan
menyenangkan,
serta
mengembangkan cara-cara berhubungan
antar pribadi yang dapat menghasikan
dampak dari anak atau orang lain,
membantu anak untuk memahami bahwa
setiap perbuatan itu memiliki konsekuensi
atau akibat, membimbing dan mendorong
anak untuk mengembangkan bakat dan
askep-aspek
kepribadiannya
yang
mengacu pada bermacam-macam peran
seseorang dalam masyarakat, merancang
kegiatan yang dapat membantu anak untuk
mengenali kondisi tubuh masing-masing
dan menanamkan kebiasaan makan,
menjaga kebersihan, dan kesehatan agar
memiliki kondisi tubuh yang sehat,
membantu mengembangkan ketrampilan
motorik
halus
dan
kasar
melalui
perencanaan
pembimbingan
dan
penyediaan sarana penunjang yang
memadai, membantu mengembangkan
kemampuan dalam kaitan pemahaman
lingkungan fisik dan mengendalikannya
dengan cara membangkitka rasa ingin tahu,
berpikir, menalar, mengumpulkan, dan
menggunakan informasi tentang lingkungan
fisik yang diperoleh, tiap kesempatan perlu
dimanfaatkan oleh guru untuk membantu
perkembangan penggunaan bahasa dan
pemahaman bicara anak atau orang lain,
membantu
anak
untuk
merasakan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan
yang baik bagi mereka.
Lingkungan sekolah yang dirasakan
akan menyenangkan dan bermakna bagi
dirinya, akan menambah dorongan anak
agar belajar lebih giat. Sikap mandiri pada
anak tidak akan berbentuk dengan
sendirinya saat mereka dewasa. Tetapi
sikap mandiri ini merupakan pembiasaan
yang diberikan kepada anak sejak kecil,
oleh karena itu dalam kurikulum TK, sikap
mandiri ini merupakan salah satu aspek
dari pengembangan pembiasaan pada
anak TK. Pengembangan pembiasaan ini
akan membuat anak menjadi terbiasa,
sehingga sikap mandiri akan lebih cepat
ditunjukkan oleh anak, anak dapat
menolong dirinya sendiri dalam rangka
kecakapan hidup dan tidak ketergantungan
dengan orang lain, menunjukkan dengan
menggunakan media lingkungan dapat
meningkatkan sikap mandiri anak.
Tujuan penelitian adalah 1) Untuk
mengetahui peningkatan kemampuan dasar
sosial anak kelompok B TK Kumara Satya
Darma Tahun ajaran 2013/2014 setelah
diimplementasikan media lingkungan dalam
pembelajaran., 2) Untuk mengetahui
peningkatan sikap mandiri anak kelompok
B TK Kumara Satya Darma Tahun ajaran
2013/2014
setelah
diimplementasikan
media lingkungan dalam pembelajaran.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah jika implemetasi media lingkungan
dalam pembelajaran dilaksanakan dengan
efektif, maka kemampuan dasar sosial dan
sikap mandiri anak TK Kumara Satya
Darma
Kecamatan
Buleleng
dapat
meningkat.
Penelitian ini diharapkan sebagai
bahan kajian ilmu pengetahuan khususnya
yang berkaitan dengan sumber daya
manusia bidang pendidikan, memperkaya
wawasan
keilmuan
terutama
yang
berhubungan media pembelajaran pada
Taman
Kanak-kanak
dalam
rangka
peningkatan kemampuan dasar sosial dan
sikap mandiri anak. Penelitian ini juga
diharapkan sebagai bahan masukan bagi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
kepala Taman kanak-kanak baik negeri
maupun swasta dalam mengkaji dan
memperbaiki
kinerjanya
untuk
meningkatkan kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak, sebagai informasi
pencapaian peningkatan pembelajaran
dalam penggunaan media lingkungan
dalam
pembelajaran,
menambah
pengalaman belajar lebih bermakna bagi
anak TK, serta dapat meningkatkan
kemampuan dasar sosial dan sikap
mandirinya, dan mMenambah pengalaman
peneliti dalam mengembangkan media
lingkungan pada Taman Kanak-kanak.
Disamping itu dapat menambah wawasan
dalam mengembangkan media lingkungan
yang selama ini belum pernah dijalani
dengan serius.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dirancang dalam bentuk
penelitian tindakan.Penelitian tindakan yang
bertujuan
untuk
mengembangkan
keterampilan baru dan untuk memecahkan
masalah
dengan
penerapan
secara
langsung
(Suryabrata
dalam
Yami).
Penelitian
ini
sangat
cocok
untuk
meningkatkan
subyek
yang
diteliti.Penelitian
tindakan
dipandang
sebagai cara setrategi untuk memecahkan
masalah khususnya dalam pembelajaran
meningkatkan kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak dan sekaligus
meningkatakan kualitas subjek yang diteliti.
Adanya langkah berpikir yang relatif
memberikan kesempatan pada peneliti
untuk melakukan kaji ulang terhadap
tindakan yang diberikan dan melihat
bagaimana implikasinya terhadap subjek
yang diteliti.
Penelitian tindakan ini diawali dengan
mengidentifikasi masalah, menemukan cara
pemecahan
masalah,
mengimplementasikan
pemecahan
masalah, mengevaluasi solusinya, dan
mengubah
praktek
sejalan
dengan
evaluasi. Adanya prinsip refleksi dan
evaluasi
memungkinkan
terjadinya
perulangan pelaksanan tindakan yang
disertai perubahan-perubahan terhadap
rencana awal
yang
disusun guna
peningkatan
kualitas
subjek
yang
diteliti.Pada dasarnya penelitian tindakan
berbentuk siklus-siklus. Satu siklus terdiri
dari empat fase, yaitu Pada desain PTK
menurut Dantes (2012:137) “satu siklus
terdiri dari 4 fase yaitu
1) fase
perencanaan
(planning),
2)
fase
pelaksanaan
(action),
3)
fase
observasi/pemantauan (observation), dan
4) fase refleksi (feflection)”.
Penelitian
ini
dilakukan
pada
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak pada pemantauan awal akan
dilakukan pada awal semester I (ganjil)
2013/2014.
Selanjutnya
penelitian
dilakukan pada semester ganjil 2013/2014.
Subjek Penelitian ini siswa kelompok B TK
Kumara Satya Darma Singaraja yang
berjumlah 28 orang .
Definisi konsep kemampuan dasar
sosial anak adalah kemampuan dasar anak
yang dimiliki anak di dalam menjalankan
kehidupan
sehingga
anak
dapat
mengendalikan emosinya secara wajar dan
dapat berinteraksi dengan sesamanya
maupun dengan orang dewasa dengan baik
serta dapat menolong dirinya sendiri dalam
rangka kecakapan hidup. Sikap mandiri
adalah suatu hasil dari proses sosialisasi
dan
interaksi
seseorang
dengan
lingkungan, yang merupakan perwujudan
pikiran, perasaan seseorang serta penilaian
terhadap objek yang didasarkan pada
pengetahuan, pemahaman, pendapat, dan
keyakinan maupun gagasan-gagasannya
terhadap
suatu
objek
sehingga
menghasilkan suatu kecendrungan untuk
bertindak pada suatu objek yang disertai
rasa senang atau tidak senang yang tidak
tergantung daripada orang lain. Lingkungan
sebagai media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar
siswa
yang
dapat
membuat
anak
belajar.Lingkungan dapat dijadikan sumber
dan media pembelajaran bagi siswa.
Definisi Operasional kemampuan
dasar sosial anak adalah kemampuan
dasar anak yang dimiliki anak yang dapat
dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Sikap mandiri adalah suatu
hasil dari proses sosialisasi dan interaksi
seseorang dengan lingkungan, sehingga
tidak tergantung daripada orang lain.
Lingkungan ada di sekitar siswa dapat
dijadikan sumber dan media pembelajaran
bagi siswa.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
pada siswa kelompok B TK Kumara Satya
Darma digunakan metode observasi. Untuk
menjelaskan tentang metode observasi
dalam
buku
pengantar
metodologi
penelitian dikemukakan bahwa metode
observasi adalah suatu cara memperoleh
atau mengumpulkan data yang dilakukan
dengan jalan mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis tentang
suatu objek tertentu.
Metode observasi pada prinsipnya
merupakan cara memperoleh data yang
lebih dominan menggunakan indera
penglihatan
(mata)
dalam
proses
pengukuran terhadap suatu objek atau
variabel tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kemampuan
dasar sosial dan sikap mandiri anak pada
anak TK Kumara Satya Darma adalah
lembar observasi.
Penelitian
tindakan
kelas
ini
menggunakan dua metode analisis data
yaitu, metode analisis statistik deskriptif dan
metode
deskriptif
kuantitatif.
Dalam
penerapan
metode
analisis
statistik
dekskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil
penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam:
a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung
angka rata-rata (mean), c) menghitung
median, d) menghitung modus, e)
menyajikan data ke dalam grafik hitogram.
Metode analisis deskriptif kuantitatif ini
digunakan untuk menentukan kemampuan
kognitif pada anak yang dikonversikan ke
dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP)
skala lima. Secara keseluruhan penelitian
ini dikatakan berhasil, jika observasi
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak melalui tindakan yaitu imlementasi
media lingkungan dapat meningkatkan
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak dari siklus sebelumnya, dan pada
akhir penelitian mengalami peningkatan.
Indikator
keberhasilan
dalam
penelitian ini adalah apabila kemampuan
dasar sosial dan sikap mandiri anak
mencapai
kategori
baik.
Penetapan
indikator keberhasilan dapat dipakai
sebagai target pencapaian meningkatkan
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak dalam penelitian ini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam
waktu 2 bulan dari bulan Agustus sampai
dengan September 2013. Tempat penelitian
di
TK
Kumara
Satya
Darma
Singaraja.Taman Kanak Kanak Kumara
Satya Darma yang beralamat di Jalan
Yudistira Singaraja, Kecamatan Buleleng
berada satu atap dengan kampus STIE
Singaraja
yang
beryayasan
Ratini
Gorda.Dengan
demikian
lingkungan
sekolah adalah lingkungan pelajar yang
dapat memotivasi untuk belajar lebih baik,
agar mereka diterima masuk pada sekolah
yang berkualitas pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Proses kegiatan pembelajaran di TK
Kumara Satya Darma Singaraja sesuai
dengan pengamatan sudah berjalan
dengan baik. Namun guru lebih banyak
menggunakan media yang sudah ada atau
bahan yang harus dibeli, dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan setiap hari
dan lebih banyak memberikan informasi
kepada anak. Sehingga pembelajaran
berpusat pada guru yang pada akhirnya
kegiatan kurang menarik perhatian dan
terkesan membosankan. Guru jarang sekali
memanfaatkan lingkungan yang terdekat
sebagai sumber belajar. Sumber belajar
yang alamiah akan sangat menarik untuk
anak, sebab mereka akan dihadapkan pada
kondisi nyata sehingga banyak hal yang
mereka proleh dari lingkungan. Dengan
menggunakan media lingkungan dalam
proses pembelajaran akan lebih menarik
bagi anak. Selain itu dengan media
lingkungan menumbuhkan kemampuan
sikap sosial dan mandiri anak.Seperti yang
telah dipaparkan pada latar belakang
bahwa kemampuan dasar sosial dan sikap
mandiri anak masih kurang.
Sikuls I diawali dengan perencanaan
yaitu menyusun rencana tindakan yang
akan dilakukan yang berhubungan dengan
peningkatan kemampuan dasar sosial dan
sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara
Satya
Darma
Singaraja
melalui
implementasi media lingkungan Pada tahap
ini disusun perencanaan yang diperlukan
dalam proses penelitian pada saat
pelaksanaan
tindakan.
Siklus
I
dilaksanakan dengan menerapkan media
lingkungan
untuk
meningkatkan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak untuk itu dikembangkan dalam
Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk 3
(tiga ) kali pertemuan. RKH ke 1 dalam
proses pembelajaran membedakan kasar
halus dengan menggunakan media pohon
yang halus dan pohon yang kasar. RKH ke
2 menciptakan berbagai bentuk dari daun,
dengan menggunting gambar
bunga
menggunakan daun pisang kering. RKH ke
3 mengelompokan dan menyebutkan
macam-macam warna daun yang kering
dan daun yang muda.
Pelaksanaan penelitian dilakukan
berdasarkan
skenario
yang
telah
ditentukan.Pada siklus I dilaksanakan
dalam 3 kali pertemuan.Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan RKH yang
telah disusun dengan memanfaatkan media
lingkungan
untuk
meningkatkan
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak anak kelompok B TK Kumara Satya
Darma Singaraja.Pelaksanaan tindakan
dalam penelitian ini, proses pembelajaran
dilaksanakan oleh guru dan peneliti
mengobservasi kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak.
Siklus
II
dilaksanakan
dengan
menerapkan media lingkungan untuk
meningkatkan kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak untuk itu
dikembangkan dalam Rencana Kegiatan
Harian
(RKH) untuk
3 (tiga ) kali
pertemuan. RKH ke 1 dalam proses
pembelajaran
meronce
dengan
menggunakan bunga dan menganyam
dengan daun kelapa. RKH ke 2
menggambar tanaman bunga.RKH ke 3
menjiplak daun ketela pohon.Pelaksanaan
penelitian dilakukan berdasarkan skenario
yang telah ditentukan.Pada siklus II
dilaksanakan
dalam
3
kali
pertemuan.Pelaksanaan
pembelajaran
sesuai dengan RKH yang telah disusun
dengan memanfaatkan media lingkungan
untuk meningkatkan kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri anak anak
kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja.Pelaksanaan tindakan dalam
penelitian
ini,
proses
pembelajaran
dilaksanakan oleh guru dan peneliti
mengobservasi kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak.
Berdasarkan observsi awal tentang
kemampuan dasar sosial anal diperoleh
rata-rata (mean) 42,54, median 43 dan
modus 43. Nilai rata-rata persen (M%)
diperoleh 65,44 % yang dikonvesikan ke
dalam PAP skala lima, berada pada tingkat
penguasaan 65-74 % yang berarti bahwa
kemampuan dasar sosial anak kelompok B
TK Kumara Satya Darma Singaraja pada
awal siklus
tergolong cukup. Secara
individual kemampuan dasar sosial anak
kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja 14,29% (4 orang) siswa berada
pada kategori kurang dan 95,71% (24
orang) siswa berada pada kategori cukup.
Sedangkan hasil observasi tentang sikap
sosial anak diperoleh nilai rata-rata (M)
23,57, median 23, dan modus 23. 6). Nilai
M% = 67,35 % yang dikonvesikan ke dalam
PAP skala lima, berada pada tingkat
penguasaan 65-74 % yang berarti bahwa
sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara
Satya Darma Singaraja pada awal siklus
tergolong cukup. Secara individual sikap
mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya
Darma Singaraja 3,57% (1 orang) siswa
berada pada kategori kurang dan 95,43%
(27 orang) siswa berada pada kategori
cukup.
Berdasarkan hasil observasi siklus I
tentang kemampuan dasar sosial anak
diperoleh nilai rata-rata (M) 48,71, median
49, dan modus 49. Nilai M% = 74,95 %
yang dikonvesikan ke dalam PAP skala
lima, berada pada tingkat penguasaan 7589 % yang berarti bahwa kemampuan
dasar sosial anak kelompok B TK Kumara
Satya Darma Singaraja pada siklus I
tergolong baik, namun masih berada pada
batas bawah kriteria baik. Secara individual
kemampuan dasar sosial anak kelompok B
TK Kumara Satya Darma Singaraja
35,71% (10 orang) siswa berada pada
kategori cukup dan 64,29% (18 orang)
siswa berada pada
kategori baik.
Sedangkan sikap mandiri anak diperoleh
rata-rata (M) 25,75, median 27, dan modus
27. Nilai M% = 76,43 % yang dikonvesikan
ke dalam PAP skala lima, berada pada
tingkat penguasaan 75-89 % yang berarti
bahwa sikap mandiri anak kelompok B TK
Kumara Satya Darma Singaraja pada siklus
I tergolong baik, namun secara individual
belum semua siswa berada pada kategori
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
baik. Secara individual sikap mandiri anak
kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja 32,14% (9 orang) siswa berada
pada kategori cukup dan 67,86% (19
orang) siswa berada pada kategori baik.
Hasil yang diperoleh pada siklus I
menunjukkan bahwa kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri anak kelompok B
TK Kumara Satya Darma Singaraja
tergolong baik. Namun secara individual
belum semua siswa berada pada kategori
baik.Masih ada siswa yang berada pada
kategori
cukup.Maka
diperlukan
pemanfaatan media lingkungan secara
optimal pada siklus II untuk meningkatkan
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri
anak kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja. Dari aspek sikap sosial anak,
masih tampak beberapa anak yang masih
kurang..Mereka tidak mau berbagi dengan
temannya, terutama dalam penggunaan
media.Anak-anak
tersebut
ingin
menggunakan
sendiri
media
tersebut.Tampak pula beberapa anak yang
menyendiri, tidak mau berkumpul dengan
teman-temannya. Bahkan ada anak-anak
yang sampai berbuat sesuatu yang bisa
mencelakai temannya seperti mendorong
temannya pada saat temannya tersebut
akan menggunakan media yang sama. Dari
aspek sikap mandiri, tampak beberapa
anak tidak mau mengerjakan tugas apabila
tidak dibantu oleh guru.Berdasarkan hasil
observasi ditemukan kendala yang dihadapi
pada siklus I yaitu 1) siswa kurang mau
berbagi dengan teman.Hal ini disebabkan
karena siswa memiliki rasa ingin tahu
terhadap materi yang diajarkan dengan
memanfaatkan media lingkungan, sehingga
siswa memiliki sifat ingin menguasai media
tersebut, 2) ada siswa yang tidak mau
bergaul dengan teman-temannya dalam
mengerjakan tugas, 3) ada beberapa siswa
yang kurang mandiri, karena mereka
terbiasa dengan pelayanan yang diterima di
rumah.Solusi
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
kendala
tersebut
adalah
menanamkan sikap dasar sosial dan
mandiri anak dengan lebih optimal dengan
menyiapkan media lingkungan yang lebih
beragam atau lebih banyak, sehingga siswa
tidak memperebutkan satu media yang
tersedia.Serta lebih banyak memberikan
tugas mandiri kepada siswa.
Hasil observasi pada siklus II tentang
skemampuan dasar sosial diperoleh nilai
rata-rata (M) 52,61, median 53, dan modus
53. Nilai M% = 80,93 % yang dikonvesikan
ke dalam PAP skala lima, berada pada
tingkat penguasaan 75-89 % yang berarti
bahwa kemampuan dasar sosial anak
kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja pada siklus II tergolong baik.
Secara individual kemampuan dasar sosial
anak kelompok B TK Kumara Satya Darma
Singaraja
100% siswa berada pada
kategori baik. Dengan demikian penelitian
dapat dihentikan. Sedangkan sikap mandiri
anak diperoleh nilai rata-rata (M) 29,11,
median 29, dan modus 29. Nilai M% =
83,16 % yang dikonvesikan ke dalam PAP
skala
lima,
berada
pada
tingkat
penguasaan 75-89 % yang berarti bahwa
sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara
Satya Darma Singaraja pada siklus II
tergolong baik dan secara individual 100%
siswa berada pada kategori baik. Sehingga
penelitian dapat dihentikan.
Hasil yang diperoleh pada siklus II
menunjukkan bahwa kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri anak kelompok B
TK Kumara Satya Darma Singaraja
tergolong baik, baik secara klasikal maupun
individual. Kendala yang dihadapi pada
siklus I dapat diatasi pada.siklus II dengan
menyiapkan media lingkungan yang lebih
beragam atau lebih banyak, sehingga siswa
tidak memperebutkan satu media yang
tersedia, serta lebih banyak memberikan
tugas mandiri kepada siswa. Berdasarkan
hasil observasi dari aspek kemampuan
dasar sosial tampak anak-anak telah
memiliki sikap mau memberi, membagi, dan
berbagi kasih sayang, mau bergaul dengan
anak lain, bisa mengendalikan diri, mau
belajar bermacam-macam peran, dan
memiliki perasaan positif.Dari aspek sikap
mandiri anak-anak memiliki rasa percaya
diri, didiplin, dan bertanggung jawab.
Dilihat dari persentase siswa yang
mencapai kategori baik dari aspek
kemampuan dasar sosial sebesar 100%,
dan dari aspek sikap mandiri sebesar
100%.Dengan
demikian
penelitian
dinyatakan berhasil dan dihentikan.
Pada awal siklus kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri anak berada pada
kategori cukup. Hal ini disebabkan karena
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
dalam proses pembelajaran guru hanya
memberikan ceramah dibantu dengan
media yang terbatas. Guru tidak pernah
memanfaatkan media lingkungan yang
tersedia cukup banyak di lingkungan
sekolah. Guru hanya terpaku pada
pembelajaran di dalam kelas. Sebenarnya
banyak hal yang dapat dipelajari siswa di
lingkungan sekolah. Pada sikuls I dan siklus
II ada peningkatan persentase baik pada
kemampuan dasar sosial maupun sikap
mandiri anak.
Melalui
pemanfaatan
media
lingkungan, siswa dapat mengembangkan
kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri.
Menurut Berlo (dalam zaman,dkk,2010:4.9)
“peran
media
dalam
komunikasi
pembelajaran di Taman Kanak-kanak
semakin
penting
artinya
mengingat
perkembangan anak pada saat itu berada
pada masa konkret”. Oleh karena itu, salah
satu prinsip pembelajaran di TK adalah
kekonkretan,
artinya
bahwa
anak
diharapkan dapat mempelajari sesuatu
secara
nyata.
Dengan
demikian
pembelajaran di TK harus menggunakan
sesuatu yang memungkinkan anak belajar
secara konkret.Prinsip kekonkretan tersebut
mengisyaratkan perlunya digunakan media
sebagai saluran penyampai pensan dari
guru kepada anak didik agar pean/
informasi tersebut dapat diterima atau
diserap anak dengan baik.Dan diharapkan
terjadi perubahan- perubahan perilaku
berupa kemampuan-kemampuan dalam hal
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (1) Arsana (2013) yang
berjudul
Implementasi
Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan
Media
Lingkungan
Sekitar
untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
IPA. Penelitian tersebut menunjukkan hasil:
1)
aktivitas
belajar
siswa
setelah
implementasi pendekatan pembelajaran
kontekstual berbantuan media lingkungan
sekitar pada mata pelajaran IPA siswa
kelas IVB SD Lab Undiksha Singaraja
tahun
pelajaran
2012/2013
dapat
ditingkatkan, 2) hasil belajar siswa setelah
implementasi pendekatan pembelajaran
kontekstual berbantuan media lingkungan
sekitar pada mata pelajaran IPA siswa
kelas IVB SD Lab Undiksha Singaraja
tahun
pelajaran
2012/2013
dapat
ditingkatkan, 3) tanggapan siswa kelas IVB
SD Lab Undiksha Singaraja tahun pelajaran
2012/2013
terhadap
implementasi
pendekatan
pembelajaran
kontekstual
berbantuan media lingkungan sekitar pada
mata pelajaran IPA sangat positif.
Pentingnya media lingkungan dalam
pembelajaran,
akan
memberikan
pengalaman nyata kepada anak. Dengan
melihat dan mengalami secara langsung,
baik interaksi dengan makluk hidup maupun
benda benda mati, anak akan dapat belajar
dan menghargai lingkungan secara baik.
Berinteraksi secara langsung menjadikan
anak memiliki kesadaran, berkreasi,
memiliki rasa ingin tahu, dan selanjutnya
dapat memberikan apresiasi terhadap
benda
maupun
mahluk
yang
dihadapinya.Lingkungan
belajar
dapat
disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik.Oleh karena dalam pembelajaran
merupakan tantangan bagi guru untuk
berinovasi dalam memanfaatkan media
lingkungan sebagai sumber belajar, guna
untuk meransang anak untuk belajar.
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan hasil bahwa implementasi
media lingkungan dalam pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan dasar
sosial dan sikap mandiri anak kelompok B
TK
Kumara
Satya
Darma
Singaraja.Kemampuan dasar sosial diawali
dari pengalaman anak dalam berinteraksi
dengan orang tua. Sikap serta prilaku yang
tepat pada anak akan menumbuhkan rasa
kepercayaan dasar anak pada orang tua,
kepercayaan dasar pada lingkungannya,
selanjutnya akan menumbuhkan sikap
mandiri. Aktifitas sosial dimulai dari orangorang terdekat, misalnya orang tua,
saudara atau teman sebaya. Ketika sudah
bergabung dengan teman sebayanya
perkembangan sosialnya anak akan
berjalan lebih cepat. Dengan cara
membantu teman, menunggu giliran,
berbagi mainan dan menjadi aktifitas yang
penting bagi anak. Selanjutnya dengan
menunggu giliran menjadi anak yang
mandiri.
Kemampuan dasar sosial anak
diarahkan untuk mengontrol dirinya, dan
mengekresikan diri melalui cara- cara yang
dapat diterima baik secara sosial maupun
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
mandiri.
Untuk
mengembangkan
kemampuan dasar sosial membutuhkan
rasa aman dari lingkunganya. Maka
lingkungan sebagai sumber belajar dapat
dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada
di sekitar atau sekeliling anak atau makhluk
lain, benda mati, budaya manusia, yang
dapat dimanfaatkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran secara optimal. Bila
kita melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar maka hasilnya akan lebih bermakna
dan bernilai, sebab anak dihadapkan
dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya. Dengan pemanfaatan media
lingkungan
dapat
menumbuhkan
kemampuan
dasar
sosial
dan
meningkatkan kemandirian anak TK.
Peningkatan
kemandirian
sangat
diperlukan, karena kemandirian merupakan
salah satu sikap dimiliki setiap anak.
Media lingkungan sangat baik apabila
dipergunakan
dalam
pembelajaran.
Manfaat
media
lingkungan
dalam
pembelajaran adalah memungkinkan anak
berinteraksi secara langsung dengan
lingkungannya, keseragaman pengamatan
atau persepsi belajar pada masing-masing
anak, dapat membangkitkan motivasi
belajar anak, dapat menyajikan informasi
belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut
kebutuhan,
dapat menyajikan pesan atau informasi
belajar secara serempak bagi seluruh anak,
dapat mengatasi keterbatasan waktu dan
ruang, dan mengontrol arah dan kecepatan
belajar anak. (2) Bintarini, Ni Kade (2013)
dengan judul penelitian “Determinasi
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah
Sebagai Sumber Belajar Terhadap Gaya
Belajar dan Pemahaman Konsep IPS Pada
Siswa Kelas IV SDN Gugus Yudistira
Kecamatan
Negara.Pemanfaatan
lingkungan
sekitar
sekolah
memiliki
efektifitas yang cukup tinggi untuk
pembelajaran IPS SD. Dalam proses
pembelajaran
siswa
mampu
mengaktualisasikan
kemampuannya
sehingga dapat berinteraksi dengan baik
dalam ranah kognitif maupun psikomotor
dan terjadi pembelajaran bermakna dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan hasil penelitian dapat ditarik
simpulan yaitu 1) Terjadi peningkatan
kemampuan
dasar
sosial
setelah
diimplementasikan media lingkungan pada
anak kelompok B, TK Kumara Satya Darma
Tahun pelajaran 2013/2014, 2)
Terjadi
peningkatan
sikap
mandiri
setelah
diimplementasikan media lingkungan pada
anak kelompok B, TK Kumara Satya Darma
Tahun pelajaran 2013/2014.
Beberapa
saran
yang
dapat
disampaikan yaitu 1) Bagi Kepala Taman
kanak-kanak baik negeri maupun swasta,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan
dalam
mengkaji
dan
memperbaiki
kinerjanya
untuk
meningkatkan kemampuan dasar sosial
dan sikap mandiri anak, 2) Bagi guru,
sebagai informasi pencapaian peningkatan
pembelajaran dalam penggunaan media
lingkungan dalam pembelajaran, 3) Bagi
siswa untuk menambah pengalaman
belajar lebih bermakna bagi serta dapat
meningkatkan kemampuan dasar sosial
dan sikap mandirinya.
DAFTAR RUJUKAN
Arsana,
Made.
2013.
Implementasi
Pendekatan
Pembelajaran
Kontekstual Berbantuan Media
Lingkungan
Sekitar.Artikel.
Singaraja: Undiksha.
Bintarini, Ni Kade (2013). Determinasi
Pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar
terhadap
gaya
belajar
dan
pemahaman konsep IPS pada
siswa kelas IV SDN gugus
Yudistira kecamatan Negara (eJournal 2013).
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
Yogyakarta : Andi Offset.
Darmini, Ni Nyoman. 2011. Penerapan
Metode
Pemberian
Tugas
Berbasis Lingkungan dalam Upaya
Meningkatkan Sikap Kemadirian
Anak Kelompok B TK Negeri
Pembina
Denpasar.Tesis.
Singaraja: Undiksha.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Faizah.2008. Keindahan Belajar dalam
Perspektif
Pedagogi.
Jakarta:
Cindy Grafika.
Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati.2010.
Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Purnawati,
Ni
Wayan
Sri.
2012.
Implementasi Metode Pemberian
Tugas
Kelompok
untuk
Meningkatkan Sikap Mandiri Anak
Kelompok B TK Kumara sari III
Denpasar.Tesis.
Singaraja:
Undiksha.
Sutrisno, dan Hary Soedarto Harjono. 2005.
Pengenalan Lingkungan Alam
Sekitar Sebagai Sumber Belajar
Anak
Usia
Dini.
Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuddin. 1995. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Yami, Ni Made. Peningkatan Kemampuan
Dasar
Sosial
Anak
Melalui
Penerapan Metode Bermain Peran
pada Anak Kelompok B Taman
Kanak-Kanak
Kumara
Windu
Kencana III Denpasar. Tesis.
Singaraja: Undiksha.
Zaman, Badru, dkk. 2011. Media dan
Sumber Belajar TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Download