BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu ekonomi yang semakin luas menimbulkan ekpansi kegiatan ekonomi di segala lini. Baik itu dalam sektor industri, perdagangan, jasa dan lain-lain terus mengalami ekstensifikasi dan intensifikasi dalam bidangnya masing-masing. Hal ini juga tidak terhindar dalam sektor keuangan, dimana sektor keuangan merupakan sebuah wujud dari pasar uang. Pasar uang sendiri menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20) adalah “ suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara”. Secara sederhana dapat disampaikan bahwa pasar uang merupakan medium untuk menyalurkan dana dari pemilik dana kepada calon yang akan memakai dana tersebut dimana pemilik dana akan menerima bunga atau bagi hasil atas pemakaian dana tersebut. Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) “mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter”. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana. Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta 16 Universitas Sumatera Utara lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka meminjamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah (Pandji Anorga dan Piji Pakarti (2001:19)). Sebagaimana pentingnya fungsi pasar uang itu maka diperlukan regulasi yang tepat dalam mengendalikan. Bank sebagaimana disebutkan diatas merupakan salah satu pelaku pasar uang mempunyai peranan yang vital dalam menjalani peran sebagai pelaku pasar uang. Dimana bank dapat sebagai pemilik dana dapat pula sebagai pihak yang memerlukan dana dari pasar uang tersebut. Dalam rangka mencapai kebijakan moneter yang efektif dan efisien maka kegiatan perbankan di Indonesia saat ini diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia. Dimana tugas utama Bank Indonesia yang dituangkan dalam UU No. 23 Tahun 1999 yaitu : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank Sesuai tugas BI diatas, maka BI dapat mengeluarkan kebijakan dalam rangka mengatur kegiatan perbankan untuk mencapai kestabilan moneter yang diharapkan dapat mengendalikan jumlah uang yang beredar dan kelancaran sistem pembayaran. 17 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI, Bank Umum dapat menghimpun dana dari masyarakat melalui produk-produk perbankannya selain itu juga menyalurkan dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk keuangan seperti berbagai macam kredit. Selain menghimpun dana masyarakat bank sendiri memiliki berbagai layanan yang bersifat jasa yang dapat memperlancar arus sistem pembayaran. Melalui berbagai produk perbankan tersebut memainkan peran yang vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Produk-produk perbankan yang disediakan oleh bank diharapkan telah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena setiap produk perbankan memiliki keunggulan masing-masing yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat, maka masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya menempatkan dana tersebut. Disamping itu masyarakat dapat pula memanfaatkan fasilitas pendanaan yang lebih dikenal dengan kredit dari bank. Oleh karena keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya baik sebagai bentuk kebutuhan yang produktif maupun konsumtif. Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia merupakan sebuah peluang yang besar untuk bank mengembangkan usahanya dalam bidang jasa keuangan. Apalagi peran Medan sebagai salah satu pusat ekonomi di Pulau Sumatera. Sehingga memerlukan jasa keuangan dalam mempermudah transaksi keuangan dan sistem pembayaran. Dengan jumlah masyarakat kota Medan menurut hasil sensus tahun 2010 sebanyak 2.109.339 jiwa maka hal ini 18 Universitas Sumatera Utara merupakan potensi yang bisa digali oleh bank untuk menghimpun dan menyalurkan dananya kepada masyarakat kota Medan. Berdasarkan penelitian Resi Hana Ester Silaban (2009) bahwa pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pertumbuhan dana masyarakat di bank maka perlu dilakukan pengkajian apakah masyarakat sendiri telah memahami produk-produk perbankan yang mereka gunakan dan sejauh mana mereka memahami produk-produk lain dari perbankan. Sebagai salah satu langkah Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya yang dituangkan pada UU No.23 Tahun 1999 dimana salah satunya mengatur dan mengawasi bank maka Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa Program Financial Inclusion yang dikeluarkan pada Tahun 2010 adapun program tersebut berisi 23 butir yang meliputi lima aspek, yakni kebijakan penguatan stabililitas moneter, kebijakan mendorong peran intermediasi perbankan, kebijakan meningkatkan ketahamam perbankan, penguatan kebijakan makroprudensial, serta penguatan fungsi pengawasan. Salah satu langkah yang ditegaskan Gubernur BI pada saat itu yaitu meluncurkan program akses kepada lembaga keuangan yang bertujuan untuk meniadakan hambatan akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan, baik yang bersifat harga maupun non harga Mengacu survei Bank Dunia pada Tahun 2009, sekitar 32% dari masyarakat Indonesia atau 76 juta penduduk masih dalam kondisi financially exclude, yaitu belum tersentuh jasa yang paling dasar dari sektor keuangan seperti bank maka kebijakan BI ini diharapkan memberikan stimulus kepada masyarakat untuk memahami produk-produk perbankan yang kelak dapat menghimpun dana 19 Universitas Sumatera Utara masyarakat lebih banyak. Berkaitan dengan itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi dan tingkat pemahaman masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan (Financial Inclusion)”. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai kajian dasar penelitian yang akan dilakukan yaitu apakah masyarakat Kota Medan mengetahui dan memahami produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank. I.3. Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah dan teoritis diatas, maka penulis membuat hipotesis bahwa masyarakat kota Medan mengetahui dan memahami produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank. I.4. Manfaat Penelitian Penelitian dilakukan dengan dikarenakan latar belakang yang ada sehingga hasil penelitian dapat memberikan manfaat. Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada industri perbankan dalam menghimpun dana masyarakat maupun dalam menyalurkannya. 20 Universitas Sumatera Utara 2. Menghimpun informasi sejauh mana masyarakat di Kota Medan memahami produk-produk perbankan. 3. Membantu dalam memberikan infomasi bagi penelitian selanjutnya. 4. Sebagai sarana menambah wawasan ilmiah dalam menempuh pendidikan ekonomi pembangunan. 5. Memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan. 21 Universitas Sumatera Utara