Fungsi Kerapatan Bintang di bidang Galaksi Setiap kelompok akan diberikan file hwdata.dat yang berisi data SDSS dari pengukuran sekitar 600.000 bintang dengan b > 80o (sekitar 10 derajat dari kutub utara Galaksi) dan 14 <r <21. Data tersebut disusun sebagai satu baris per bintang, dengan setiap baris berisi data sebagai berikut: ra & dec : asensiorekta dan deklinasi dalam epoch J2000 dalam satuan derajat run : data pengamatan SDSS Ar : koefisien absorpsi dari filter r ugriz : magnitudo fotometri SDSS (sudah dikoreksi akibat absorpsi antar bintang) uErr,gErr,rErr,iErr,zErr: galat dari magnitudo fotometri SDSS pml pmb : komponen vektor gerak diri dalam koordinat galaksi (satuan mili detik busur per tahun, mas/yr); diberi nilai 999,99 jika pengukuran tidak tersedia pmErr : galat dari gerak diri (mas / thn); diberi nilai 999,99 jika pengukuran tidak tersedia Kita memerlukan informasi jarak ke masing-masing bintang. Jarak dihitung dengan menggunakan relasi metalisitas fotometrik yang diperoleh oleh Ivezic et al. (2008) dimana magnitudo mutlak bintang bergantung pada warna dan metalisitas. Untuk menghitung metalisitas fotometrik [Fe/H], gunakan persamaan berikut (Bond et al. 2010): [Fe/H] = A + Bx + Cy + Dxy + Ex2 + Fy2 + Gx2y + Hxy2 + Ix3 + Jy3 (1) dengan x = (u-g) dan y = (g-r), dan koeffisien (A hingga J) = (-13.13, 14.09, 28.04, -5.51, -5.90, -58.68, 9.14, -20.61, 0.0, 58.20). Persamaan ini hanya berlaku untuk g-r <0.6 , sedangkan untuk bintang yang lebih merah (g-r > 0.6) gunakan nilai tetap dari [Fe/H] = -0.6. Untuk menghitung magnitudo mutlak dari metalisitas fotometrik, digunakan persamaan : M([Fe/H])= 4.50 - 1.11[Fe/H] - 0.18[Fe/H]2 (2) Mr0(x)=-5.06 + 14.32*x 12.97*x2 + 6.127*x3 1.267*x4 + 0.0967*x5 , dengan x=g-i (3) Mr(g-i,[Fe/H])=Mr0(g-i)+M([Fe/H]) (4) Maka jarak dapat dihitung dengan menggunakan rumus Pogson r - Mr = 5 * log (D/(10pc)) (5) Lakukan hal berikut : 1. Untuk bintang dengan 0.2 <g-r <0.8, hitung jarak bintang dan komponen posisinya terhadap koordinat Galaksi (x,y dan z) 2. Buat bin jarak bintang (pada arah z) setiap 500 pc (coba pula beberapa bin jarak yang lain) 3. Hitung kerapatan bintang (z) dan plot terhadap Z. Kerapatan ruang bintang dapat dihitung dengan menghitung jumlah bintang dalam setiap bin lalu dibagi dengan volume V(z) tiap bin ((z)=N(z)/V(z). Volume = 1/3*phi tan(rad 10)*(z2^3-z1^3) 4. Plot hubungan kerapatan bintang ( ln ) terhadap jarak tegak lurus bidang Galaksi (z). Seperti pada gambar dibawah ini 5. Fit plot tersebut dengan fungsi eksponensial dari thin disk dan thick disk (jika memungkinkan tambahkan kontribusi halo Galaksi didalamnya) dengan menentukan parameter2 dari fungsi tersebut (gunakan subroutine lmfit.pro di IDL). 6. Jawab pertanyaan2 berikut: a. Tentukan parameter-parameter kerapatan thin disk dan thick disk. Apa perbedaan utama antara thin disk dan thick disk ? b. Untuk sub-sample dengan 0.2 < g - r < 0.4, pisahkan bintang yang metalisitas rendah, [Fe/H] < -1, dan metalisitas tinggi, [Fe/H] > -1. Bandingkan kedua plot (ln vs z ) antara bintang metalisitas rendah dan tinggi ! Apa kesimpulan anda ? c. Buat plot histogram distribusi magnitudo pada filter r untuk bintang dengan metalisitas tinggi dan metaliositas rendah. Bagi magnitudo r dalam beberapa bin, lalu hitung berapa jumlah bintang yang berada pada rentang magnitudo tersebut. d. Berapa magnitudo terlemah pada filter r jika kita ingin mensurvey bintang hingga jarak 100 kpc dengan menggunakan bintang-bintang deret utama ? Asumsi kita menggunakan teleskop SDSS. Jika kita mengamati daerah dengan sudut ruang 1 derajat persegi, berapa banyak bintang dengan rentang warna 0.2 < g-r < 0.4 yang dapat kita amati pada jarak antara 90 kpc dan 100 kpc ?