Etik dan Moral

advertisement
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN ATAU KEBIDANAN
WAKTU: 1 sesi @ 90 menit
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Diharapkan peserta memahami serta menerapkan etik dan moral sebagai landasan dalam
memberikan asuhan keperawatan/kebidanan kepada pasen, keluarga dan masyarakat.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah menyelesaikan sesi ini, peserta diharapkan dapat:
1. Mengerti dan memahami etik dan moral dalam pelayanan keperawatan/kebidanan
secara profesional
2. Memahami pentingnya etik dan moral sebagai landasan dalam pengambilan
keputusan dan pemberian asuhan/pelayanan
3. Mengetahui nilai-nilai dasar dan moral dalam praktek klinis keperawatan dan
kebidanan
4. Mengenal nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan dan kebidanan
profesional.
5. Dapat memecahkan masalah/kasus yang dihadapi dalam pekerjaannya.
MATERI
1. Pengertian Etik dan Moral
2. Pengembangan dan transmisi nilai
3. Nilai esensial dalam praktek klinis
4. Aplikasi etik dan moral dalam praktek klinis
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
240
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
METODA
1. Kuliah singkat
2. Kerja Kelompok
3. Diskusi Pleno
4. Penugasan
RENCANA PEMBELAJARAN
SESI I
BAGIAN A
Topik
: Etik dan Moral dalam Praktek Keperawatan / Kebidanan
Metoda : Kuliah singkat
Waktu
: 30 menit
BAGIAN B
Topik
: Diskusi Kelompok pembahasan kasus.
Metoda : Kerja Kelompok
Waktu
: 30 menit
BAGIAN C
Metoda : Pembahasan Kasus Keperawatan / Kebidanan
Waktu
WHO
: 30 menit
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
241
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
242
MATERI
ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN ATAU KEBIDANAN
PENDAHULUAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang
serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau
kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam
mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas
pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik
dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam
merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika
dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam
memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi
pertimbangan dan dihormati.
ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI
Pengertian:

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi
nyata dan berfokus
pada
prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai
yang
dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
243
suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI
atau IBI.

Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal.

Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum,
adat dan praktek profesional
NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan
suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
keperawatan profesional.
Perkumpulan ini
mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial
dalam kehidupan profesional, yaitu:
1.
Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas
dan kepedulian.
2.
Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan
orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan
atau kemurahan hati serta ketekunan.
3.
Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan
dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4.
Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih
kegiatan termasuk
percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5.
Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat
terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,
kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
6.
Etik dan Moral
244
Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7.
Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas,
kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.
PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh
dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya
sepanjang
perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai
mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan
ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh,
dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku
keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2)
Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan
memberikan
mempertimbangkan
ruang
dan
waktu
atau
nilai-nilai yang berbeda;
kesempatan
kepada
individu
untuk
(3) Sesuka hati adalah proses dimana
adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di
dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut
kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan,
atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan,
dan konflik internal bagi individu tersebut; (4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang
biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik,
dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak
baik; (5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali
nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping
itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
245
KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti
sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan
analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang
sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari
suatu kondisi sebelumnya
(Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar
didalam aplikasi keperawatan dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai
individu yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan.
Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap
individu; (2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan
yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan. (3) Keyakinan bahwa
penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi
semua masyarakat.
Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan
merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien
serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal
yang dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang
tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Tindakan (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan seharihari; (2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral
yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan
sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu
yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap
martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
246
nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu
meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara
khusus dalam
kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif
yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.
PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk menempatkan
nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan bisa menjadi sangat
frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasen yang mempunyai
nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen
kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh
perawat/bidan adalah berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar
kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang
sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk
sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga
terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu
dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha
mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi
kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya
dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya,
“Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?”
Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau
membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
247
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai
berikut:
1. Memilih:
Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen,
misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu
aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang
dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda
positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan
nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya.
Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk
berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai
kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang
konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk
memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan seharihari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda
pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan
ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”.
PERILAKU ETIS PROFESIONAL
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan
yang berkualitas berdasarkan
standar perilaku yang
etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau
bidan, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh
perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika.
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali
248
menggunakan dua pendekatan: yaitu
pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan
asuhan keperawatan
/kebidanan.
Pendekatan Berdasarkan Prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk
menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan
empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1) Sebaiknya mengarah
langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang:
(2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati memberikan
sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang
manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik
muncul ketika
ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab
konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan
progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan
pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat
adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan
bayinya, tetapi dilain pihak
masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar.
Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan
aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila terjadi konflik
diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam
bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian
perawat atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam etika.
Pendekatan Berdasarkan Asuhan
Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik
mengarahkan banyak perawat atau bidan untuk memandang “care” atau asuhan sebagai
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
249
fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat/bidan dengan pasen merupakan pusat
pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus
kepada pasen, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat atau
bidan. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat/bidan dapat
membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu
kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik
perspektif dari asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan;
(2) Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasen
sebagai manusia; (3) Mau mendengarkan dan mengolah
saran-saran dari orang lain
sebagai dasar yang mengarah pada tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali
arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati,
perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan. (Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah satu peran
yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan.
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak
pasen. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat atau bidan, dalam
menemukan kepastian
tentang
dua sistem pendekatan etika
yang dilakukan yaitu
pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan yang memiliki komitmen
tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat
hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh
komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan prioritas utama terhadap
pasen dan
masyarakat pada umumnya; (3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya
klaim otonomi dalam kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan
harus memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien
dalam mengambil keputusan.
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai keperawatan / kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen
yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan
yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan
secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan
pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan
EVALUASI
1. Sebutkan pengertian etika dan moral, apa perbedaannya.
2. Apa yang dimaksud dengn transmisi nilai-nilai?
3. Sebutkan 3 fase klarifikasi nilai-nilai dan jelaskan masing-masing!
4. Bagaimana transmisi nilai-nilai profesional diadopsi oleh seorang perawat?
5. Sebutkan 4 karakteristik dalam pendekatan melelui prinsip asuhan!
LATIHAN
A. Kasus Kebidanan
Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan
anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut berada
dalam kala II dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Perineum
masih kaku dan tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap
pada pendiriannya. Sementara waktu berjalan terus dan bjj mulai menunjukkan keadaan
yang tidak stabil/fetal distress dan ini mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan
melakukan episiotomi, tetapi ibu tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
250
Materi Pelatihan
Etik dan Moral
selamat. Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan
hal ini tanpa persetujuan pasen untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan
episiotomi tanpa persetujuan pasen, maka bidan akan dihadapkan kepada sederetan
tuntutan.
Diskusikan:
1. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasen, bagaimanakah pendapat
Anda ditinjau dari segi etik dan moral ?
2. Bila tidak dilakukan, apa yang akan terjadi pada bayinya ? Dan bagaimana sikap
Anda terhadap kasus ini ?
B. Kasus Keperawatan
Pasen 35 tahun, wanita, dirawat karena disentri amuba. Diberikan th/ flagil 3 x 2 tablet
@ 500 mg. Dari pantauan perawat, obat sudah habis tetapi tidak ada kemajuan, padahal
obat selalu dibagikan oleh perawat pagi, siang, sore sebelum makan. Pada saat perawat
verbed masuk diketahui ada obat flagil di bawah bantalnya. Setelah ditanyakan, pasen
menjawab bahwa obatnya mahal, karena itu ia simpan supaya tidak cepat habis.
Diskusikan:
1. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
2. Siapa yang bertanggung jawab ?
3. Langkah-langkah apa yang diambil oleh Ka. Ruangan ?
KEPUSTAKAAN
Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care,
Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York.
Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby – Year Book Europe Ltd.
WHO
SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.
Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
251
Download