Dasar Manajemen Keuangan Peran dan Keputusan Manajemen

advertisement
2015
Oleh :
Suhendro,
SE.,M.Si.,Ak.
Fakultas Ekonomi
UNIBA Surakarta
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KAS
Manajemen kas adalah pengelolaan atas
sumber daya kas suatu organisasi.
Manajemen kas memberikan kepada
manajemen alat untuk berfungsinya suatu
organisasi dengan menggunakan kas atau
sumber daya likuid yang dimilikinya dengan
cara yang tepat.
Manajemen kas (Storkey,2001) adalah
bagaimana memiliki uang yang cukup pada
tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat
untuk membayar kewajiban organisasi dalam
cara yang efektif dan efisien.
Kas menurut Standar Akuntansi Keuangan :
 Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan
rekening giro setara kas(cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.



Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen
kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau
tujuan lain.
Untuk memenuhi persyaratan setara kas,
investasi harus segera dapat diubah menjadi kas
dalam jumlah yang telah diketahui tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.
Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi
syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan
jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang
dari tanggal perolehannya.


Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas
pendanaan. Namun demikian, cerukan (bank
overdraft) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan.
Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk
komponen kas dan setara kas. Karakteristik dari
pengaturan perbankan tersebut timbulnya
fluktuasi saldo bank dari positif ke ov er dr af t.
Arus kas tidak mencakupi mutasi di antara pospos yang termasuk dalam kas atau setara kas,
karena komponen tersebut lebih merupakan
bagian dari pengelolaan kas perusahaan dan
bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
Motif dalam Menyimpan Kas
Ada 3 motif dasar menyimpan kas yaitu:
1. Motif Bertransaksi (Transactions Motive).
Motif ini melihat kas secara sempit yaitu sebagai
media untuk pertukaran dalam rangka membiaya
transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran
kepada pemasok dan pembayaran gaji.
Besarnya tingkat saldo transaksi tergantung pada
besar kecilnya organisasi dan periode waktu kas
masuk dan kas keluar.
Organisasi yang besar pada umumnya cenderung
melakukan banyak transaksi. Jika arus kas masuk
dan keluar dapat disinkronisasi maka saldo kas
dapat diminimalisasi.
2. Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
Motif ini fokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya
beli pada saat timbul kejadian yang tidak diharapkan atau
peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada
saat ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan
industri, ekonomi, dan dunia.
Saldo untuk keperluan darurat ini umumnya disediakan
dengan menggunakan portofolio dari pasar uang dan pasar
modal.
Kriteria kunci dari penggunaan metode ini adalah tingkat
keamanan yang tinggi, likuiditas, dan kemudahan untuk
mencairkan surat berharga menjadi kas.
3. Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif ini timbul seiring dengan keinginan
manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang
dapat digunakan untuk mengambil keuntungan
dari kesempatan yang timbul secara tidak terduga.
Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa saldo
kas tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang
lebih tinggi dari operasi normal organisasi.
Pada umumnya, organisasi-organisasi tidak
menyimpan kas untuk tujuan spekulasi. )
Proses arus kas (Cash Cycle)
adalah waktu yang dibutuhkan untuk
proses dari pengeluaran kas sampai dengan
penerimaan kas
MANAJEMEN PIUTANG
Adalah tagihan kepada pihak lain dengan jangka waktu yg telah
ditentukan sebagai akibat adanya penjualan kredit.
Tujuan Penjualan Kredit:
1. Menaikkan volume penjualan dalam suatu periode tertentu.
2. Sebagai strategi persaingan, dalam rangka memperbesar
market share.
Resiko Penjualan Kredit:
1. Tidak terbayarnya piutang ;
Menyediakan cadangan dana (Bad debt / piutang ragu2)
Volume penjualan kredit maka ↑ Dana diinvestasikan dalam
piutang maka ↑ Resiko tidak terbayarnya piutang
2. Keterlambatan Waktu pembayaran piutang
Biaya pengumpulan piutang (cash discount)
Untuk mengatasi : Cash discount dg syarat biaya discount <
tambahan laba
Kebijakan Kredit bertujuan mendapatkan laba yang optimbal dg
resiko minimal.
Faktor yg mempengaruhi besar kecilnyapiutang:
1. Volume Penjualan Kredit
Me↑ proporsi penjualan kredit maka ↑ dana dlm piutang
maka ↑ resiko maka ↑ profit
2. Syarat pembayaran penjualan kredit
jika, kredit ketat maka Piutang Kecil (Perush. Sangan selektif)
tapi jika lunak maka Piutang besar (Perush. Kurang selektif)
3. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit
Me↑ plafon kredit maka dana dlm piutang ↑
Makin selektif maka ↓ dana dlm piutang
4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang
Pengumpulan piutang secara aktif, biaya pengumpulan
piutangnya besar (dg syarat biaya tambahan tdk melampaui
besarnya tambahan revenue)
Hal2 yg terkait dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kredit adalah:
1. Standar Kredit
Kualitas minimum penilaian kredit dr peminta kredit yg
dpt diterima oleh perusahaan.
Variabel yg hrs dipertimbangkan dlm pemberian kredit :
a. kualitas piutang dagang yg dpt diterima
b. jangka waktu periode kredit
c. potongan tunai untuk pembayaran lebih awal
d. program pengumpulan piutang
2. Termin Kredit
Jangka waktu periode kredit dan potongan tunai yg
diberikan jika dilakukan pembayaran lebih awal
3. Potongan Tunai
Prosentase pengurangan pembayaran dr jumlah bruto
penjualan, karena pembayaran dilakukan dalam periode
potongan tunai.
4. Default risk
Kerugian dari piutang dagang tidak tertagih yang mungkin
terjadi, karena pelonggaran standar kredit dan pelambatan
waktu pengumpulan piutang.
5. Kebiasaan Membayar para langganan
Kebiasaan untuk membayar dg menggunakan kesempatan
mendapatkan cash discount atau tdk menggunakan
kesempatan tersebut.
Untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan
berapa jumlah yg harus diberikan maka perhatikan :
a. Kebiasaan langganan dalam membayar kembali
b. Kemungkinan langganan tidak membayar
c. Rata2 jangka waktu pembayaran
PENILAIAN TERHADAP CALON PEMBELI (RESIKO KREDIT),
dengan memperhatikan 5 C
1. Character, menyangkut kejujuran, tanggung jawab dalam
memenuhi kewajiban
2. Capasity, Kemampuan untuk membayar hutangnya ( dilihat
dr Aktiva dan jumlah hutang)
3. Capital , Dilihat dari jumlah Modal Sendiri yg dimiliki perush.
dr suatu periode
Perbandignan antara Modal Sendiri dan Modal Asing
4. Colleteral , Jaminan dalam pengambilan kredit
5. Conditions, Kondisi perekonomian secara umum
LANGKAH PENYARINGAN PARA PELANGGAN
1. Penentuan Besarnya risiko yg akan ditanggung oleh
perusahaan
2. Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya
SOLIDITAS : Tingkat kepercayaan pihak luar terhadap suatu
perusahaan
a. Soliditas Komersiil, ditunjukkan dari kebiasaan perusahaan
dalam kewajibannya pd pihak tertentu.
b. Soliditas Finansiil, jumlah mol kerja yg dimiliki perush.
c. Soliditas Moril, sifat dan moril dari pimpinan
3. Mengadakan klasifikasi dr para langganan berdasarkan risiko
pembayaran
4. Mengadakan seleksi dari para langganan.
PERPUTARAN PIUTANG :
Merupakan periode waktu terikatnya dana pada piutang;
Kas  Inventory  Piutang  Kas
Net Credit sales
RECIAVABLE TURNOVER = -------------Average Reciavables
Hari rata2 pengumpulan piutang
= 360 / Reciavable Turnover
= 360 x Average Reciavables / net Credit Sales
Hari rata2 pengumpulan piutang yaitu untuk menilai efisiensi dalam
pengumpulan piutang:
1. Efisien: Jika rata2 pengumpulan piutang < waktu piutang yg telah
ditetapkan
2. Inefisien
PT “X” mempunyai penjualan tahunan Rp 72 juta, seluruhnya
penjualan kredit. Harga jual produk Rp 20 per unit. Dengan
Variabel Cost Rp 15.
Dengan pelonggaran kredit diperkirakan penjualan akan naik
20 % atau tambahan sebesar 720.000 unit. Sedangkan
keuntungan yang disyaratkan untuk investasi pada piutang
20 %.
Rata2 pengumpulan piutang sebelum pelonggaran kredit 1
bulan, sedangkan setelah pelonggaran 2 bulan. Diperkirakan
Bad debt 2.5 %.
Apakah kebijakan pelonggaran kredit tersebut layak untuk
dijalankan?





Persediaan membentuk hubungan antara
produksi dan penjualan produk
Persediaan dikelompokan :
1. Bahan baku
2. Barang dalam proses
3. Barang jadi

Kesalahan dalam menetapkan persediaan
dapat berakibat fatal, suatu contoh :
Persediaan terlalu kecil
Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –
memperoleh laba
Persediaan terlalu besar
Adanya biaya besar ; memperkecil laba –
memperbesar resiko
Keuntungannya, perusahaan dapat
◦ Mempengaruhi ekonomi produksi
◦ Mempengaruhi pembelian
◦ Dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat



Kerugianya:
Biaya penyimpanan
Biaya pemindahan
Pengembalian modal yang tertanam dalam bentuk
persediaan



Berapa banyak yang harus dipesan pada
waktu tertentu ?
Berapa banyak jenis persediaan yang harus
disimpan ?
Kapan sebaiknya persediaan dipesan ?
Tujuannya :
Menyediakan persediaan yang dibutuhkan
untuk menyokong operasi dengan biaya
minimum

Biaya yang berhubungan dengan persediaan
◦ Biaya penyimpanan persediaan
◦ Biaya pengadaan persediaan
◦ Biaya akibat kekurangan persediaan


Bersifat variabel terhadap jumlah inventori
yang dibeli
Total biaya penyimpanan :
◦ TCC = C. P. A

Persediaan rata-rata
◦ A=Q/2
=(S/N)/2
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekwensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
P = Harga beli per unit





Sewa gudang
Biaya pemeliharaan barang di dalam gudang
Biaya modal yang tertanam dalam inventori
Pajak
Asuransi


Berdasarkan persentase tertentu dari nilai
inventori rata – rata
Berdasarkan biayan per unit barang yang
disimpan (dari jumlah rata – rata)


Bersifat varisbel terhadap frekuensi pesanan
Total biaya pemesanan
◦ TOC = F. ( S / Q )
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap





Biaya selama proses pesanan
Biaya pengiriman permintaan
Biaya penerimaan barang
Biaya penempatan barang ke dalam gudang
Baiaya prosesing pembayaran kepada
supplier


TIC = TCC + TOC
atau
TIC = C. P. ( Q / 2 ) + F. ( S / Q)



Dalam penentuan persediaan yang optimal
dapat
digunakan
model
kuantitas
pemesanan yang ekonomis : Economic
Ordering Quantity Model = EOQ
EOQ adalah Kuantitas persediaan yang
optimal atau yang menyebabkan biaya
persediaan mencapai titik terendah
Model EOQ adalah Suatu rumusan untuk
menentukan kuantitas pesanan yang akan
meminimumkan biaya persediaan.


Berapa jumlah bahan mentah yang harus
dipesan pada saat bahan tersebut perlu dibeli
kembali – Replenishment cycle
Kapan perlu dilakukan pembelian kembali –
reorder point

EOQ =
2. F.S
C.P
Keterangan :
P = Harga beli per unit
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap
C = Biaya penyimpanan




Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah
dapat ditentukan lebih dahulu secara pasti
untuk penggunaan selama satu tahun atau
satu periode
Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang
konstan secara kontinyu
Pesanan persis diterima pada saat tingkat
persediaan sama dengan nol atau diatas
safety stock
Harga konstan selama periode tersebut


Titik dimana pemesanan harus dilakukan lagi
untuk mengisi persediaan
Titik pemesan ulang
= Waktu tunggu x tingkat penggunaan


Persediaan tambahan yang dimiliki untuk
berjaga-jaga terhadap perubahan tingkat
penjualan atau kelambatan produksi –
pengiriman
Maka
◦ Persediaan awal = EOQ + Safety stock
◦ Persediaan rata – rata
= ( EOQ / 2 ) + safety stock




Faktor pengalaman
Faktor dugaan
Biaya
Keterlambatan
Contoh :
Penggunaan per hari 15 Kg
Keterlambatan pengiriman 10 Hari
Maka besarnya safety stock
= 10 x 15 Kg
= 150 Kg


Perusahaan A penjualan 2,6 juta kg terigu,
biaya pemesanan $ 5000, biaya penyimpanan
2 % dari harga beli dan harga beli $ 5 /kg.
Persediaan pengaman 50.000 kg dan waktu
pengiriman 2 minggu dan setiap pemesanan
terigu harus dengan kelipatan 2000 kg

EOQ =
5)
2. F.S
C.P
=  ( 2 x 5000 x 2600000) / (0.02 x
= 509902 Kg
= 510.000 Kg


Penggunaan per minggu
= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg
Titik pemesan ulang
= Waktu pengiriman + safety stock
= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg


Pemesanan dalam satu tahun
= ( 2.600.000 / 510.000 )
= 5,098 kali atau 72 hari
= 10 minggu
Tingkat Pemakaian per hari
= ( 2.600.000 / 365 )
= 7.123, 287 Kg atau 7.124 Kg


TCC = C. P. A atau TCC = C.P. (Q/2)
TCC
= (0,02) x ( $ 5) x (510.000 / 2)
= 0,1 x 255.000
= $ 25.500


TOC = F. ( S / Q )
TOC
= $ 5000 x ( 2.600.000 / 510.000 )
= $ 5000 x (5,098)
= $ 25.490,20
=
=
=
=
C. P . (safety stock)
(0,02) x ( $ 5 ) x ( 50.000 )
0,1 x ( 50.000 )
$ 5.000
= Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan +
Biaya safety stock
= $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000
= $ 55.990, 20
Kg
Dalam satu
tahun 13 kali
560.000
500.000
EOQ
250.000
Reorder point
Safety stock
100.000
50.000
5
8 10
Minggu


Jika perusahaan A membeli terigu sebanyak
650.000 Kg maka biaya pengiriman
ditangung oleh perusahaan pengolahan
gandum sebesar $ 3.500
Apakah penawaran ini menguntungkan atau
tidak ?
Biaya pemesanan
1.500
TCC =
=
=
TOC =
=
=
TIC =
=
= $ 5.000 - $ 3.500 = $
(0,02) x ($ 5) x (650.000 / 2 )
0,1 x 325.000
$ 32.500
$ 1.500 x ( 2.600.000 / 510.000)
$ 1.500 x 5,098
$ 7.647
$ 32.500 + $ 7.647 + $ 5.000
$ 45.147

Jika pesanan sejumlah
◦ 510.000 Kg
◦ 650.000 Kg


Biaya persediaan $ 55.990,20
Biaya persediaan $ 45.147
Penawaran dari perusahaan pengolahan
gandum perlu dipertimbangkan
Pemesanan dalam satu tahun
= 2.600.000 / 650.000 = 4 kali atau 13
minggu




Metode garis merah – red line method
Metode dua peti – two bin method
Sistem pengendalian persediaan dengan
koputer – Computerized inventory control
system
Sistem A B C – system A B C
Download