1. Biologi Molekuler bagi Klinisi

advertisement
I.
Fisiologi Reproduktif
I.1 Biologi Molekuler bagi Klinisi
1. Biologi Molekuler bagi Klinisi
Rangkaian DNA di atas jelas merupakan suatu mutan, namun fakta bahwa kita
dapat mengenali kriptogram ini sebagai sebuah rangkaian nukleotida dan mendiagnosis
adanya mutasi menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam pemahaman tentang biologi
manusia. Biologi molekuler adalah suatu ilmu subspesialistik mengenai pemahaman
struktur dan fungsi genom, pelengkap yang utuh dari DNA (asam deoksiribonukleat),
makromolekul yang mengandung semua informasi herediter.
Gregor Mendel, seorang biarawan Austria mempelajari kebun kacang polongnya
sepanjang sebagian besar masa hidupnya di biara dan merupakan orang pertama yang
mengungkapkan prinsip-prinsip hereditas pada tahun 1860an. Ia mendeskripsikan sifat
dominan dan resesif dan hukum-hukum transmisi yang mengatur pewarisan homozigot
dan heterozigot dari sifat-sifat tersebut. Teori Mendel tersebut baru dikemukakan pada
tahun 1900. Sayangnya, Mendel meninggal dunia 16 tahun sebelum hasil kerjanya diakui
Teori pembentukan pasangan dan pemisahan kromosom saat pembelahan sel
dikemukakan pada tahun 1903, namun baru pada tahun 1946 di Universitas Yale, Edward
Tatum dan Joshua Lederberg melakukan demonstrasi pada bakteri bahwa DNA
membawa informasi herediter. James Watson dan Francis Crick, yang bekerja di
Laboratorium Cavendish di Cambridge, mengusulkan struktur DNA pada 1953 dengan
menciptakan suatu model berdasarkan parameter dari Maurice Wilkins dan Rosalind
Franklin yang dikumpulkan melalui x-ray crystallography. Crick, Watson, dan Wilkins
menerima Hadiah Nobel pada 1962; Franklin wafat pada 1958, dan Hadiah Nobel tidak
diberikan kepada orang yang telah meninggal dunia. Replikasi DNA melibatkan berbagai
sistem enzim. DNA polimerase diisolasi pada tahun 1958, sedangkan RNA polimerase
diisolasi pada tahun 1960. Pada tahun 1978, Werner Arberm Hamilton Smith, dan Daniel
Nathans menerima Hadiah Nobel atas penemuannya pada tahun 1960an tentang enzimenzim untuk penggabungan dan pemotongan DNA. Penggunaan enzim ligase dan
restriction endonuclease memungkinkan produksi molekul DNA rekombinan, yang
pertama kali dilakukan oleh Paul Berg di Universitas Stanford pada 1972.
1
Pada tahun 1975, E.M Southern dari Universitas Edinburgh mengembangkan
teknik untuk mentransfer DNA dari gel agarose ke filter nitroselulosa, memungkinkan
fragmen-fragmen DNA untuk digabungkan dengan radiolabeled RNA probes dan
kemudian diisolasi. Kloning gen atau fragmen DNA mengikuti terobosan bahwa plasmid
yang membawa molekul DNA asing dapat dimasukkan ke bakteri, memicu replikasi DNA
asing tersebut.
Genom adalah satu set lengkap DNA pada suatu organisme. Studi tentang fungsi
dan interaksi seluruh gen pada genom membutuhkan suatu nama baru, yaitu genomik,
yang dimuat dalam satu jurnal dengan judul yang sama pada 1987.
Kita telah memasuki masa biologi molekuler. Tidak lama lagi, masalah-masalah
endokrin akan dapat dijelaskan, didiagnosis, dan dirawat pada level molekuler. Sebentar
lagi, pemeriksaan hormon tradisional akan segera ditinggalkan. Kekuatan biologi
molekuler akan menyentuh kita semua, dan kontribusi-kontribusi biologi molekuler akan
dipaparkan melalui buku ini. Sayangnya, biologi molekuler memiliki bahasanya sendiri,
bahasa yang hampir tidak bisa dimengerti oleh orang awam. Bab ini menawarkan
panduan kedokteran molekuler.
Untuk memulai suatu buku klinis dengan bab tentang biologi molekuler dan
biokimia hanyalah ditujukan untuk menekankan bahwa keputusan klinis yang kompeten
ditemukan di dasar-dasar ilmu pengetahuan. Di sisi lain, praktik klinis tidak membutuhkan
kemahiran ilmu sains dasar yang teknis dan rumit. Tujuan dari 2 bab pertama ini bukan
untuk menyajikan pelajaran intensif tentang ilmu sains dasar, namun lebih untuk meninjau
prinsip-prinsip yang paling penting dan informasi yang diperlukan untuk perkembangan
konsep-konsep fisiologis dan klinis yang perlu diikuti. Lebih jauh lagi, bab tersebut
dimaksudkan sebagai referensi dari detail-detail tertentu yang sulit diingat.
2. Kromosom
Kita semua adalah eukariot, organism dengan sel-sel yang memiliki nukleus yang
dibatasi oleh membran nuklear, dan bermultiplikasi melalui mitosis. Bakteri adalah
prokariot, organism tanpa nukleus yang sebenarnya, dan reproduksinya melalui
pembelahan sel. Kecuali DNA dalam mitokondria, semua DNA kita dikemas dalam suatu
nukleus yang dikelilingi oleh membran nuklear. Mitokondria dipercaya sebagai keturunan
dari bakteri primitif yang ditelan oleh nenek moyang kita, dan mitokondria masih
mengandung beberapa gen yang penting. Karena ova kaya akan mitokondria, penyakit2
penyakit yang disebabkan oleh gen-gen mitokondrial (misalnya neuropati optik Leber)
ditransmisikan melalui ibu. Mitokondria pada sperma tereliminasi selama fertilisasi.
Kromosom merupakan paket-paket materi genetik yang mengandung molekul DNA
(yang mengandung banyak gen) yang ditempeli oleh sejumlah besar protein yang
mempertahankan struktur kromosom serta memainkan peranan penting dalam ekspresi
gen. Sel somatik manusia mengandung 46 kromosom, 22 pasang autosom, dan sepasang
kromosom seks. Semua sel somatik adalah diploid, dengan 23 pasang kromosom. Hanya
gamet yang haploid, dengan 22 kromosom autosom dan 1 kromosom seks. Ukuran
kromosom bervariasi, mulai dari 50 juta sampai 250 juta pasangan basa. Kromosom 1
mengandung gen terbanyak (2.968), sedangkan kromosom Y memiliki jumlah paling
sedikit (231). Semuanya mengandung sebuah bagian kecil yang disebut sentromer, yang
membagi kromosom menjadi 2 lengan, yaitu lengan p yang lebih pendek dan lengan q
yang lebih panjang. Kedua anggota dari semua pasangan autosom bersifat homolog, tiap
homolog adalah turunan dari masing-masing orangtua. Jumlah kromosom tidak
menunjukkan level dari kerumitan evolusi; anjing memiliki 78 kromosom, sedangkan ikan
gurami memiliki 104!
Suatu gen merupakan suatu unit dari DNA dalam kromosom yang dapat diaktivasi
untuk mentranskripsikan suatu RNA spesifik.Lokasi suatu gen pada kromosom tertentu is
designated lokusnya. Karena ada 22 pasang autosom, sebagian besar gen berpasangan.
Pasangan tersebut bersifat homozigot bila mirip dan bersifat heterozigot bila tidak mirip.
Hanya 2% dari genom manusia yang mengandung gen yang mengkode sintesis protein.
Karyotipe manusia yang umum merupakan suatu rangkaian dari kromosomkromosom menjadi pasanga-pasangan, biasanya setelah perlakuan proteolitik dan
pengecatan Giemsa untuk menciptakan pola banding yang khas, memungkinkan adanya
blueprint yang berguna untuk penentuan lokasi. Pengecatan karakterisitik membagi tiap
lengan menjadi region-regio, dan tiap regio menjadi band (pita) yang diberi nomor dari
sentromernya ke arah luar. Suatu titik pada suatu kromosom dinyatakan dengan urutan
sebagai berikut: nomor kromosom, simbol lengan (p untuk lengan pendek dan q untuk
lengan panjang), nomor regio, dan nomor band. Misalnya, 7q31.1 adalah lokasi gen
fibrosis sistik.
Mitosis
3
Semua eukariot, dari yeast hingga manusia, mengalami pembelahan dan multiplikasi sel
yang mirip. Proses pembelahan inti sel pada semua sel somatik disebut mitosis, di mana
tiap kromosom mebelah menjadi 2. Untuk perutmbuhan dan perkembangan normal,
seluruh informasi genomik harus direproduksi pada setiap sel. Mitosis terdiri dari tahaptahap berikut:
Interfase
Pada fase ini, semua aktivitas sel normal terjadi kecuali pembelahan aktif. Pada tahap ini,
kromosom X inaktif (Barr body atau kromatin seks) dapat dilihat di sel perempuan.
Profase
Saat pembelahan dimulai, kromosom memadat dan kedua kromatid terlihat. Membran
nuklear menghilang. Sentriol adalah organel di luar nukleus yang membentuk spindle
untuk pembelahan sel; sentriol menduplikasi dirinya sendiri, dan kedua sentriol tersebut
bermigrasi ke kutub-kutub sel yang berlawanan.
Metafase
Kromososm bermigrasi ke bagian tengah sel, membentuk suatu garis yang menandai
piringan ekuatorial. Saat ini, kromosom-kromosom telah terkondensasi maksimal. Pada
tahap ini terbentuk spindle, suatu mikrotubulus protein yang menyebar dari sentriol dan
melekat pada sentromer.
Anafase
Pembelahan terjadi pada plane longitudinal dari sentromer. Kedua kromatid berpindah ke
sisi yang berlawanan dari sel karena kontraksi spindle.
Telofase
Pembelahan sitoplasma dimulai pada plane ekuatorial, berakhir dengan pembentukan 2
membran sel yang utuh. Kedua kelompok kromosom dikelilingi oleh membran nuklear
yang membentuk nuklei baru. Tiap strand DNA bertindak sebagai template, dan DNA
pada sel berlipat ganda
Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang membentuk gamet, masing-masing dengan jumlah
kromosom yang haploid. Meiosis memiliki 2 tujuan: reduksi jumlah kromosom dan
rekombinasi untuk mentransmisikan informasi genetik. Pada meisois I, kromosom
homolog berpasangan dan kemudian berpisah. Meiosis II mirip dengan mitosis, dimana
kromosom yang telah terpisah membelah dan bersegregasi menjadi sel baru.
4
Meiosis I
Profase
Lepoten
Zigoten
Pakiten
Kondensasi kromosom
Kromosom yang homolog berpasangan (sinapsis)
Tiap pasangan kromosom menebal untuk membentuk 4 strand. Pada tahap
ini dapat terjadi crossing over atau rekombinasi (pertukaran DNA antara
segmen-segmen homolog antara 2 dari 4 strand). Chiasmata adalah tempat
dimana crossover terjadi (dan dapat divisualisasikan). Pergerakan blok-blok
DNA ini adalah suatu metode untuk menciptakan keragaman genetik. Di sisi
lain, penyakit genetik dapat disebabkan oleh insersi of sequences saat
gametogenesis. Rekombinasi transposisional, yang menggunakan enzim
yang mengenali rangkaian asam nukleat spesifik, dapat menyebabkan
terjadinya insersi elemen genetik ke regio apapun pada kromosom. Metode
Diploten
ini digunakan oleh virus (misalnya HIV) untuk mentransformasi sel host.
Perpisahan longitudinal dari tiap kromosom
Metafase, Anafase, dan Telofase Meiosis I
Membran nuklear menghilang, dan kromosom berpindah ke bagian tengah sel. Satu
anggota dari tiap pasangan berpindah ke tiap kutub, dan sel membelah. Meiosis I sering
disebut sebagai pembelahan reduksi, karena produk yang dihasilkan memiliki jumlah
kromosom yang haploid. Pewarisan Mendel terjadi pada meiosis I. Crossover yang terjadi
sebelum metaphase menghasilkan kombinasi baru dari materi genetik, baik kombinasi
yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan.
Meiosis II
Meiosis II mengikuti meiosis I tanpa adanya replikasi DNA. Pada oosit, meiosis II terjadi
setelah fertilisasi. Hasil akhirnya adalah 4 sel haploid.
*gambar*
3. Struktur dan Fungsi DNA
DNA adalah materi gen yang bertanggungjawab atas pengkodean pesan genetik
as transmitted melalui protein spesifik. Sehingga, DNA adalah molekul terpenting dalam
kehidupan dan merupakan mekanisme fundamental dari evolusi. Gen adalah segmen dari
5
DNA yang mengkode protein spesifik, bersama dengan rangkaian yang mengapit dan
menghalangi yang memiliki fungsi pengontrol dan regulator. Tiap molekul DNA memiliki
sebuah backbone gula deoksiribosa, sekelompok gula deoksiribosa identik berulang yang
terhubung melalui ikatan fosfodiester. Tiap deoksiribosa menempel secara urut (memberi
individualitas dan spesifisitas) pada satu dari empat asam nukleat, basa-basa nuklear
antara lain:
Purin : adenine atau guanine
Pirimidin : timin atau sitosin
Suatu nukleotida adalah dasar dari DNA. Nukleotida terdiri dari 3 komponen
utama: gula deoksiribosa, satu grup fosfat, dan satu basa asam nukleat. Linkage fosfatgula adalah asimetris; fosfornya berhubungan dengan 5-karbon dari satu gula dan dengan
3-karbon dari gula berikutnya. Sehingga, satu ujungnya adalah ujung 5 (5 prime),
sedangkan ujung lainnya adalah ujung 3 (3 prime). Menurut kesepakatan, DNA dan
rangkaian asam nukleatnya ditulis dari kiri ke kanan, dari ujung 5 ke ujung 3, sesuai arah
proses transkripsi. Ujung 5 membentuk ujung amino dari protein, sedangkan ujung 3
membentuk ujung karboksi dari protein.
DNA terdiri dari 2 strand deoksiribosa yang terpilin searah jarum jam satu sama
lain dalam suatu heliks ganda, dengan asam nukleat di dalamnya dan basa nuklear
berpasangan melalui hydrogen bonding, adenine dengan timin, dan sitosin dnegan
guanine. RNA berbeda dengan DNA karena RNA memiliki strand tunggal, gulanya adalah
ribose, dan timin digantikan oleh urasil.
*gambar*
*gambar*
Bagaimana suatu DNA sel, yang bila diuraikan berukuran hampir 2 meter, bisa
muat dalam satu sel? Watson dan Crick menemukannya saat mereka mengusulkan suatu
helix terpilin dengan dua strand, double helix. Seperti halnya sentimeter yang merupakan
ukuran panjang, pasangan basa (base pair: bp) adalah unit ukuran DNA. Pasangan
basanya adalah adenine-guanin atau sitosin-timin, asam nukleat dari satu rantai
berpasangan dengan asam nukleat dari rantai lain yang berhadapan. Sehingga, satu
fragmen DNA diukur dari jumlah pasangan basa, misalnya suatu fragmen 4.800-bp
(fragmen 4,8 kb). Diperkirakan bahwa kita memiliki 3,2 milyar bp DNA, dan hanya
sebagian kecil yang mengkode protein.
6
DNA tidak terdapat dalam sel sebagai molekul telanjang. Rantai nukleotida
membungkus suatu inti protein (histon) untuk membentuk nukleosom. Nukleosom
berkondensasi menjadi banyak band yang dikenali dalam preparasi karyotipe. Kondensasi
ini adalah mekanisme penting lain untuk mengemas struktur DNA yang panjang ke dalam
sebuah sel. Banyak protein lain berhubungan dengan DNA serta penting untuk struktur
dan fungsinya.
Proses replikasi DNA dimulai dengan pemisahan double-stranded DNA helix
(heliks DNA helai-ganda), diawali dengan berbagai tahapan oleh aksi enzim. Saat DNA
asli membuka menjadi template strand, DNA polymerase mengkatalisasi sintesis strand
(helaian) duplikat baru, yang membentuk ulang suatu heliks ganda dengan tiap-tiap strand
asli (ini disebut replikasi). Sehingga, tiap molekul turunan mengandung salah satu strand
dari orangtuanya. Diperkirakan bahwa molekul DNA asli yang didapatkan pada zigot yang
sudah difertilisasi harus digandakan sebanyak kira-kira 1015 kali sepanjang masa hidup
manusia. Kecepatan dan ketepatan sangatlah penting. Dengan menggabungkan presisi
dan sistem koreksi, kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi fungsi protein gen
sangatlah jarang.
*20 asam amino dalam protein*
Homeobox adalah suatu rangkaian DNA, yang dipertahankan sepanjang evolusi,
yang megkode suatu rangkaian yang terdiri dari 60 asam amino, disebut homeodomain.
Produk protein homeodomain berfungsi sebagai faktor transkripsi dengan cara berikatan
dengan DNA. Homeobox mempengaruhi fungsi jaringan spesifik yang penting untuk
pertumbuhan dang perkembangan embrio.
Genom Manusia
Genom dari tiap spesies terdiri dari serangkaian DNA pada semua kromosom. Ada
3,2 milyar pasangan basa pada tiap haploid genom manusia; pada double-stranded helix
DNA, ada 6 milyar nukleotida, dan terdapat sekitar 30.000-35.000 gen, unit fungsional
terkecil dari informasi yang diturunkan. Gen bertanggungjawab atas hanya sekitar 2%
DNA manusia. Walaupun sekilas terlihat amat rumit, namun seluruh bahasa genetik ditulis
hanya dengan 4 huruf: A, C, G, dan T (U pada RNA). Terlebih lagi, bahasa tersebut
terbatas pada hanya 3-letters words, kodon. Pada akhirnya, seluruh pesan genetik
terfragmentasi menjadi 23 pasang kromosom. Dengan 4 nukleotida, dan 3 kelompok
bacaan, ada 64 kombinasi yang mungkin. Semua organisme hidup menggunakan kode
7
ini. Genom berubah hanya karena kombinasi baru yang diturunkan dari orangtua atau
karena mutasi.
*kode genetik mRNA*
Struktur dan Fungsi Gen
Susunan linear dari banyak gen membentuk suatu kromosom. Suatu gen tersusun dari
sebuah segmen DNA yang mengandung exon-exon (kodon pengkode) yang dipisahkan
oleh intron (kodon non-coding). Pola intron-exon cenderung dipertahankan selama
evolusi. Gen alfa- dan beta-globin dipercaya muncul 500 juta tahu yang lalu, dengan intron
pada lokasi yang sama dengan saat ini.
Exon
Segmen gen yang mengandung produk mRNA yang mengkode protein spesifik.
Intron
Segmen gen yang tidak terdapat di RNA matur,sehingga tidak mengkode protein.
Kodon
Suatu rangkaian 3 basa pada RNA atau DNA yang mengkode asam amino
spesifik; kodon triplet.
Dengan beberapa pengecualian, dipercaya bahwa satu gen yields hanya satu
protein. Bagaimanapun, melalui suatu mekanisme yang disebut alternative splicing,
30.000-35.000 gen manusia dapat memproduksi lebih dari 100.000 protein. Seperti yang
telah disebutkan di atas, intron tidak ditranslasikan menjadi produk protein. Hanya
rangkaian DNA pada exon yang ditranskripsikan menjadi mRNA lalu ditranslasikan
menjadi protein. Bagaimanapun, variasi (alternative splicing) dapat menciptakan protein
yang berhubungan.
*gambar*
Gen juga termasuk rangkaian pengapit yang penting untuk transkripsi gen. Area
yang akan menginisiasi aksi DNA (misalnya pengikatan DNA dengan kompleks hormonereseptor) disebut regio enhancer. Area dimana transkripsi dimulai disebut regio promoter.
Hanya sedikit rangkaian nukleotida yang relative pendek yang merupakan promoter,
misalnya rangkaian T-A-T-A-A, atau TATA box, dan rangkaian C-C-A-A-T, atau CAT box.
Situs promoter (tempat berikatan untuk RNA polymerase dan beberapa kofaktor)biasanya
dekat dengan awal regio pengkode pada gen. Situs enhancer lebih besar daripada
8
promoter dan dapat berlokasi dimana saja, bahkan di tempat yang jauh dari gen, namun
biasanya terletak di ujung. Pada ujung 3, suatu rangkaian pengkode biasanya tersedia
untuk ekor polyadenin (poly-A) yang umum bagi kebanyakan molekul mRNA (messenger
RNA)
Situs enhancer mengikat protein-protein (protein regulator) yang bertindak sebagai
sinyal untuk meregulasi ekspresi gen dengan cara meningkatkan atau menekan terjadinya
pengikatan RNA polimerase di regio promoter. Ini adalah salah satu cara untuk
menciptakan fungsi seluler yang unik. Misalnya, suatu jaringan target hormon dapat
merespon suatu hormon karena hormon tersebut memiliki reseptor protein spesifik yang
bila berikatan dengan hormon akan berikatan dengan situs DNA enhancer. Protein
spesifik (disebut faktor transkripsi) berikatan dengan situs enhancer dan mengaktivasi
transkripsi. Regulasi transkripsi gen biasanya melibatkan rangkaian DNA pada regio
upstream dari sebuah gen
3 kodon (UAG, UAA, UGA) disebut kodon stop, karena kodon-kodon tersebut
secara spesifik menghentikan translasi RNA menjadi protein (seperti titik pada akhir suatu
kalimat). Sebaliknya, open reading frame adalah suatu rangkaian panjang pasanganpasangan basa di antara 2 kodon stop; sehingga suatu open reading frame mengkode
rangkaian asam amino dari produk protein. Menemukan dan mengidentifikasi open
reading frame merupakan langkah penting dalam analisis rangkaian DNA karena
rangkaian panjang seperti itu biasanya hanya ditemukan pada gen yang aktif.
Ekspresi gen terdiri dari tahap-tahap berikut: transkripsi DNA menjadi RNA,
pengolahan RNA untuk memproduksi mRNA fungsional dengan splicing out (menyatukan)
intron, translasi mRNA pada ribososm menjadi rantai peptida, dan pemrosesan protein
struktural menjadi bentuk fungsional.
Transkripsi
Transkripsi adalah sintesis mRNA strand-tunggal dari suatu gen (DNA strandganda). Rangkaian asam amino protein dikodekan pada DNA oleh kodon; satu asam
amino dikode oleh tiap kodon, suatu triplet yang terdiri dari 3 basa asam nukleat. RNA
polimerasi membentuk mRNA dengan membaca strand DNA (strand antisense) yang
melengkapi RNA; sehingga RNA merupakan duplikat dari strand DNA lain (strand sense),
yang juga disebut strand komplementer molekul DNA (ingat, perbedaan yang penting yaitu
timin pada DNA digantikan oleh urasil, dan ribosa menggantikan deoksiribosa pada RNA).
9
Komplementaritas
molekuler
adalah
konsep
yang
sulit
sekaligus
mudah
dimengerti. Aspek yang mudah dari konsep ini adalah bahwa satu hal mirip dengan yang
lain. Bagian yang sulit adalah kebutuhan untuk memahami dan memvisualisasikan bahwa
molekul komplementer tidak identik dengan template nya, namun lebih seperti tempat di
mana template masuk, dan molekul komplementer keluar. Sehingga, strand-strand dari
heliks ganda tidaklah identik. Tiap strand DNA memiliki struktur komplementer, sedikit
banyak, satu template positif dan satu template negatif, masing-masing saling
menetapkan satu sama lain. Tiap strand bertindak sebagai template untuk DNA
komplementernya (pada proses replikasi) atau untuk RNA komplementernya (pada proses
transkripsi). Sheingga, mRNA disintesis dari template negatif (strand antisense) agar
memiliki struktur yang sama dengan template positif (strand sense). Ilmuwan biologi
molekuler harus berpikir dalam 3 dimensi!
Transkripsi dimulai pada upstream start site, dimana kedua strand dari heliksganda berpisah. Proses ini berlanjut secara downstream, mengkopi salah satu strand
hingga mencapai kodon spesifik yang memberi pesan untuk berhenti. Sintesis RNA
berlanjut dengan penambahan suatu rantai panjang adenin, yaitu ekor poli-A; ini adalah
regio tak-tertranslasi yang dipercaya menstabilisasi RNA dengan mencegah degradasi.
Setelah transkripsi gen, RNA berpindah ke sitoplasma dimana regio intron dipotong, dan
exon bergabung (RNA splicing) untuk memproduksi suatu molekul RNA yang utuh dan
matur. Awal dan akhir tiap exon dan intron memiliki rangkaian yang bila dikopi ke RNA
dapat memerintah enzim untuk menghilangkan bagian yang menghalangi. Hampir semua
intron diawali dengan GU dan diakhiri dengan AG (GT dan AG pada intron DNA). Intron
memiliki panjang bervariasi; satu intron dapat berukuran lebih panjang dari produk akhir
RNA. Molekul RNA matur memiliki tambahan pada salah satu ujungnya (capping, dengan
penambahan nukleotida termodifikasi, 7-metil guanosin) untuk melindungi terhadap
ribonuklease (RNase) dan pada ujung yang lain, sebuah ekor poliadenin (ekor poli-A)
ditambahkan (selain penambahan faktor stabilisasi). Kedua ujung tersebut tidak ditranslasi
pada ribosom.
*gambar*
*gambar*
Faktor Transkripsi
Faktor transkripsi adalah protein yang berikatan dengan elemen regulator pada
RNA (enhancer dan promoter), sehingga mempengaruhi ekspresi gen. Reseptor hormon
10
steroid adalah faktor transkripsi. Transkripsi gen dan mRNA dapat distimulasi atau
diinhibisi melalui interaksi langsung dengan
DNA. Faktor transkripsi dapat lebih jauh
berinteraksi dengan faktor-faktor lain (koaktivator dan korepresor, juga disebut protein
adapter) untuk memproduksi efek-efek kooperatif. Aktivitas protein-protein tersebutt juga
dapat dipengaruhi oleh fosforilasi yang dipicu oleh sinyal dari reseptor di permukaan sel
(sering kali growth factor). Konsep yang penting adalah untuk melihat hasil akhir aktivitas
hormonal dan ekspresi gen sebagai refleksi dari konteks seluler, yaitu sifat dan dan
aktivitas faktor transkripsi seperti yang dipengaruhi oleh protein adapter intrasel spesifik.
Hal ini menjelaskan bagaimana agen-agen yang mirip (dan faktor transkripsi yang mirip,
misal reseptor estrogen) dapat memiliki aksi yang berbeda di jaringan yang berbeda
Translasi
mRNA berpindah dari kromosom tempatnya disintesis ke ribosom di sitoplasma,
dimana ia memimpin penyusunan asam amino menjadi protein (translasi). Tiap sel
memiliki proteome yang khas namun dinamis dan selalu berubah. Proteome adalah
kumpulan protein yang unik untuk sel tersebut. Asam amino dibawa ke dalam proses
translasi melalui molekul tRNA (travel RNA) spesifik. Rangkaian spesifik 3 basa pada
salah satu akhir dari tRNA bersifat komplementer terhadap kodon yang mengkode asam
amino spesifik. Ikatan pada area ini dengan kodon mRNA menempatkan asam amino
spesifik di ujung yang lain ke susunan protein yang tepat. Asam amino ditempatkan satu
per satu ketika molekul tRNA membaca template RNA, dimulai dari ujung asam amino dan
berakhir pada ujung karboksi. Proses ini dimulai pada triplet AUG pertama dan terus
berlanjut hingga mencapai kodon stop (UAA, UAG, atau UGA), dimana mRNA gugur dari
ribosom dan berdegenerasi. Rangkaian linear spesifik dari asam amino dispesifikkan
dengan pengkodean genetik; pada gilirannya, rangkaian ini menentukan bentuk 3dimensional protein, struktur berlipat yang penting untuk fungsi.
*gambar*
Ekspresi akhir dari suatu gen mungkin tidak berakhir dengan proses translasi.
Pemrosesan
protein
lebih
jauh
(post
translasional)
terjadi,
misalnya
glikosilasi
(gonadotropin) atau cleavage proteolitik (konversi pro-opiomelanocortin menjadi ACTH).
hal-hal tersebut disebut modifikasi epigenetik.
Mekanisme yang memproduksi protein dari gen mirip di seluruh dunia biologis. Hal
ini berarti pengetahuan penting tentang fungsi manusia bisa didapatkan dengan
11
mempelajari organisme sederhana, dan mikroba dapat dibuat untuk memproduksi protein
manusia.
Mutasi
Banyak gen yang memiliki berbagai bentuk, disebut alel. Perubahan pada
rangkaian DNA yang menyebabkan perubahan yang merugikan pada stuktur atau fungsi
protein disebut mutasi. Substitusi adalah perubahan pada satu basa asam nukleat.
Substitusi pada kodon bisa menyebabkan inkorporasi asam amino yang salah menjadi
protein, memicu perubahan atau hilangnya fungsi. Insersi atau delesi asam amino dapat
disebabkan oleh splicing RNA yang improper. Karena redundansi yang besar pada kode
genetik (banyak kodon triplet yang mengkode asam amino yang sama, dan hanya ada 20
asam amino), tidak semua substitusi menghasilkan efek. Contoh klinis dari substitusi basa
tunggal (mutasi titik) adalah mutasi sabit, di mana timin menggantikan adenine pada gen
beta-globin. Bila regio DNA yang homolog mengalami kesalahan barisan, crossover bisa
terjadi, menyebabkan delesi dan insersi (adisi). Mutasi nonsense adalah substitusi satu
basa sehingga diproduksi kodon stop, memotong produk protein. Delesi dan insersi dapat
melibatkan satu basa saja, hingga seluruh exon, atau gen maupun beberapa gen.
Rekombinasi atau pertukaran materi genetik biasanya terjadi pada meiosis. Perubahan
hanya pada perbatasan regio pengkode dan non-pengkode pun dapat memicu mRNA
yang abnormal.
Abnormalitas Kromosomal
Abnormalitas Numerik
Abnormalitas numeric biasanya karena nondisjunction, suatu kegagalan berpisah
saat anafase, baik pada mitosis maupun meiosis. Aneuploid adalah jumlah kromosom
yang bukan kelipatan jumlah haploid, misalnya monosomi (45,X Sindrom turner) atau
trisomi (trisomi 13 Sindrom Patau, trisomi 18 Sindrom Edwards, trisomi 21 Sindrom Down,
47,XXY Sindrom Klinefelter). Mosaikisme mengindikasikan adanya satu atau lebih sel
dengan karyotipe berbeda, biasanya muncul karena nondisjunction pada mitosis awal
(kegagalan 2 kromosom berpasangan untuk berpisah). Poliploid, kelipatan dari jumlah
haploid kromosom, adalah penyebab signifikan dari keguguran spontan
Abnormalitas Struktural
12
Abnormalitas struktural biasanya disebabkan oleh kerusakan kromosom karena
radiasi, obat, atau virus. Abnormalitas yang dihasilkan bergantung pada penyusunan
kembali bagian-bagian yang rusak. Sehingga, pada translokasi ada pertukaran material
di antara 2 atau lebih kromosom nonhomolog. Translokasi yang seimbang berhubungan
dengan tidak adanya materi genetik yang bertambah atau berkurang, dan individu
semacam itu adalah carrier translokasi.
Defek Gen-Tunggal
Defek gen-tunggal disebabkan oleh mutasi pada gen spesifik. Mutasi tersebut
ditransmisikan sesuai hokum pewarisan Mendel: autosom dominan, autosom resesif, Xlinked resesif, dan X-linked dominan yang jarang. Selain itu, kelainan gen-tunggal dapat
ditransmisikan oleh pewarisan gen mitokondrial, imprinting (hasil cetakan) maternal atau
paternal, disomi (mewarisi kedua pasang kromosom dari satu orangtua), dan pengulangan
eksesif (suatu fenomena dimana terjadi pengulangan 3 pasangan basa yang lebih dari
biasanya).
Autosom Dominan
Transmisi tidak berhubungan dengan jenis kelamin individu, serta berperngaruh
pada anak homozigot dan heterozigot (hanya perlu 1 alel abnormal). Dengan 2 orangtua
heterozigot, tiap anak berisiko 75% terkena. Dengan 1 orangtua heterozigot, tiap anak
berisiko 50% terkena. Efeknya sangat bervariasi. Contoh kelainan autosom dominan
adalah Huntington disease, neurofibromatosis, dan Sindrom Marfan. Efek dari gen
dominan abnormal dipengaruhi oleh penetrance, yaitu derajat ekspresi gen dominan.
Penetrance komplet, berkebalikan dengan penetrance inkomplet, bermakna bahwa gen
selalu diekspresikan dan selalu memproduksi fenotip yang dapat dikenali.
Autosom Resesif
Kondisi ini hanya diekspresikan secara fenotip pada homozigot (semua alel harus
abnormal). Pada ornagtua heterozigot, tiap anak berisiko 25% untuk terkena dan 50%
risiko menjadi carrier. Contoh penyakit autosom resesif adalah fibrosis sistik, penyakit sel
sabit, dan hyperplasia adrenal karena defisiensi 21-hidroksilase.
13
Imprinting Genomik
Imprinting genetik mengindikasikan pengaruh menetap pada fungsi genom karena
kontribusi orangtua laki-laki dan perempuan. Misalnya, perkembangan plasenta sebagian
besar dikontrol oleh gen yang diturunkan secara paternal. Sehingga, mola hidatidosa
memiliki karyotipe normal, namun semua kromosomnya diturunkan dari pihak ayah.
Struktur plasenta tidak didapatkan pada teratoma ovarium, suatu tumor yang hanya
memiliki kromosom yang diturunkan secara maternal. Percobaan pada alam dan
percobaan pada binatang mengindikasikan bahwa kontribusi maternal terhadap genom
lebih penting untuk perkembangan embrio. Pada kondisi autosom resesif tertentu,
ekspresi, keparahan, dan usia onset dipengaruhi oleh jenis kelamin orangtua yang
mewariskan gen atau kromosom mutan.
4. Teknik dalam Biologi Molekuler
Enzim yang memecah ikatan fosfodiester dan memotong molekul DNA menjadi
fragmen-fragmen adalah endonuklease; suatu enzim restriksi (endonuklease restriksi)
hanya memotong pada tempat yang memiliki rangkaian asam nukleat spesifik. Enzim
restriksi ditemukan pada bakteri dimana enzim tersebut membentuk mekanisme
pertahanan untuk memotong (lalu menginaktivasi) DNA asing (dari virus yang menginvasi)
yang diperkenalkan ke sel bakteri. Sebagai bagian dari mekanisme protektif tersebut,
bakteri juga memiliki metilase yang memetilasi situs pengenalan pada DNA native,
mengarahkan aksi enzim restriksi ke DNA asing yang belum termetilasi. Bakteri yang
berbeda memiliki enzim restriksi yang berbeda-beda dengan sasaran aksi yang spesifik.
Enzim restriksi memotong DNA menjadi bagian-bagian (fragmen restriksi), mulai
dari banyak fragmen kecil hingga beberapa fragmen besar, tergantung jumlah nukleotida
pada rangkaian pengenal. Mereka dinamai sesuai dengan organisme dan strain asalnya.
Kombinasi fragmen-fragmen restriksi, gabungan 2 potongan DNA, membentuk DNA
rekombinan.
DNA polimerase adalah enzim yang membawa satu nukleotida tunggal ke
molekul DNA. DNA polimerase dapat membentuk DNA hanya bila ada template DNA;
DNA yang disintesis akan bersifat komplementer terhadap template tersebut. RNA
polimerase dapat membuat RNA juga hanya jika ada template DNA.
14
Deoksiribonuklease
(DNAase)
dapat
menghilangkan
nukleotida.
Dengan
menggabungkan treatment DNAase dengan aksi DNA polimerase, nukleotida radiolabeled
dapat dikenalkan pada molekul DNA, menghasilkan DNA probe. Suatu DNA probe dapat
dibandingkan dengan antibody yang digunakan dalam imuno assay. Antibodi tersebut
spesifik dan mengenali hormon yang berlawanan. DNA probe secara spesifik mendeteksi
rangkaian DNA.
Reverse transciptase adalah DNA polimerase yang dependen RNA. Disebut
reverse transcriptase karena arus informasinya dari RNA ke DNA, kebalikan dari arus
yang biasanya. Enzi mini memungkinkan penggandaan molekul RNA apapun menjadi
DNA single-strand; DNA semacam itu disebut DNA komplementer karena ia adalah
cerminan dari mRNA. DNA probe komplementer terbatas hanya membaca exon (ingat
bahwa intron excised dari RNA), sehingga probe-probe tersebut hanya membaca area
yang besar.
DNA dan RNA adalah molekul bermuatan, sehingga akan berpindah dalam medan
listrik. Fragmen dapat dianalisis dengan gel (agarose atau polyacrylamide) elektroforesis,
fragmen terbesar paling lambat berpindah. By convention, gel tersebut dibaca dari atas ke
bawah, dengan fragmen terkecil berada di bawah.
Analisis Southern Blot
DNA awalnya didenaturasi untuk memisahkan kedua strand, dicerna oleh enzim restriksi
untuk memproduksi fragmen-fragmen lebih kecil yang dimasukkan ke gel elektroforesis.
Metode Southern blot, dinamakan sesuai penemunya E.M Southern, menentukan ukuran
fragmen. Fragmen-fragmen tersebut dipisahkan dengan elektroforesis. Gel elektroforesis
ditempatkan di kertas saring tebal yang ujungnya direndam di larutan tinggi-garam.
Membran khusus (nitroselulosa) ditempatkan di atas gel, dan di atasnya diberi setumpuk
handuk kertas yang diberi beban. Larutan garam naik ke kertas saring; larutan tersebut
naik melalui aksi kapiler melewati gel, membawa DNA bersamanya. DNA dibawa ke
membrane nitroselulosa dimana ia berikatan. Larutan garam tetap bergerak dan diserap
handuk kertas. Membran nitroselulosa lalu membentuk replika pola elektroforesis asli.
DNA difiksasi ke membrane dengan pembakaran temperature-tinggi atau dengan sinar
UV. Probe (bagian kecil DNA) yang telah dilabeli spesifik lalu dapat dihibridisasi.
Hibridisasi adalah a specific probe anneals to its complementary sequence (suatu
penguatan spesifik terhadap rangkaian komplementernya). Fragmen-fragmen dengan
15
rangkain ini akhirnya diidentifikasi dengan autoradiografi. Probe fluoresens dapat
dimanfaatkan setelah aktivasi dnegan sinar laser, memungkinkan pemeriksaan kualitatif
dan kuantitatif dengan komputer.
Northern blotting merujuk pada pemrosesan RNA, disebut Northern karena RNA
adalah kebalikan dari DNA. RNA yang telah diekstrak dipisahkan dengan elektroforesis
dan ditransfer ke membrane selulosa seperti pada Southern blotting untuk hibridisasi
dengan DNA komplementer. Northern blotting digunakan misalnya untuk menentukan
apakah stimulasi hormon dari protein spesifik di suatu jaringan dimediasi oleh mRNA.
Elektroforesis untuk memisahkan protein disebut Western blotting, dan antibodi
digunakan untuk proses identifikasi hibridisasi. Seperti Northern blotting, Western blotting
menguji ekspresi gen, bukan hanya keberadaan suatu gen. Istilah Northern (utara) dan
Western (barat) menunjukkan kelucuan yang disengaja (hal yang jarang dalam sains)
sebagai respon terhadap Southern blotting. Hibridisasi tanpa elektroforesis dengan
menempatkan setetes ekstrak sel langsung di kertas saring disebut dot atau slot
blotting.
Hibridisasi
Saar 2 strand komplementer DNA ber-reasosiasi, prosesnya disebut hibridisasi.
Hibridisasi membuat area spesifik DNA dapat dipelajari menggunakan radiolabeled DNA
probe yang spesifik (suatu rangkaian komplementer). Membran nitroselulosa yang
diproduksi setelah Southern blotting pada awalnya diberi perlakuan untuk memblok
binding site nonspesifik. Membran tersebut lalu dihibridisasi dengan probe yang telah
dilabeli. Lokasi probe lalu diidentifikasi dengan autoradiografi (untuk radiolabeled probes)
atau dengan metode kolorimetri. Rangkaian probe menentukan rangkaian pada tempat
ikatan. Kapanpun 2 produk bersifat komplementer, hibridisasi akan terjadi, Sehingga, DNA
komplementer dapat dihibridisasi menjadi template mRNA nya.
Hibridisasi in situ adalah teknik di mana probe DNA atau RNA yang telah dilabeli
ditempatkan langsung pada slide jaringan atau sel. Sepotong DNA yang telah diklon dan
dilabeli dengan marker fluoresens dapat digunakan; metode ini disebut FISH
(fluorescence in situ hybridization). Regio yang berhubungan dengan DNA yang telah
diklon akan bersinar di bawah iluminasi fluoresens kecuali regio tersebut telah dihapuskan
dari salah satu kromosom. Beberapa sindrom mikrodelesi telah ditemukan dengan teknik
FISH, misalnya Sindrom Prader-WIlli.
16
Teknologi Microarray Chip
Metode ini mendeteksi ekspresi gen, menguji ribuan gen secara simultan. DNA
klon komplementer dihibridisasi dengan DNA komplementer berlabel yang disiapkan dari
jaringan. Jika jaringan tersebut mengekspresikan sebuah gen, sinyal berlabel dapat
dengan mudah diamati. Produksi kepingan gen spesifik memunginkan teknik ini untuk
mencari mutasi dan polimorfisme. Microarray gene chip adalah serangkaian display fisik
dari DNA yang dapat secara simultan mengidentifikasi ribuan produk mRNA unik pada
sampel heterogen. Proses yang sangat otomatis ini dapat menunjukkan perbedaan
ekspresi gen sebagai respon dari berbagai stimulus atau kondisi.
Polymerase Chain Reaction (PCR)
PCR adalalah teknik amplifikasi (relatif cepat) fragmen kecil atau area dari DNA
menjadi cukup besar untuk dapat dianalisis dengan metode elektroforesis dan blotting.
Teknik ini menghasilkan sejumlah besar kopian rangkaian DNA spesifik tanpa harus
melakukan kloning. Rangkaian DNA yang akan diamplifikasi harus diketahui. Marker
spesifik (sekuens pendek yang disintesis dari DNA yang berkoresponden dengan tiap
ujung rangkaian yang akan diamati) dipilih dan akan delineate regio DNA yang akan
diamplifikasi. Rangkaian ini disebut “primer”. Sampel DNA, primer, dan sisa nukleotida
tunggal bebasnya diinkubasi dengan DNA polimerase.
Tahap pertama termasuk pemisahan DNA ke strand-strand tunggalnya melalui
denaturasi dengan panas (92 C); lalu temperatur diturunan (40 C), menyebabkan primer
menempel ke regio komplementernya pada DNA. Temperatur lalu dinaikan menjdi 62 C,
dan DNA polimerase kemudia mensintesis strand baru yang diawali dan diakhiri di primer,
membentuk DNA double-strand baru. Mengulangi siklus tersebut berulang kali (dengan
mengganti-ganti temperature reaksi) akan mengamplifikasi jumlah DNA yang tersedia
untuk diamati (lebih dari 1 juta kali); peningkatannya terjadi secara eksponensial.
Sehingga, DNA dapat dianalisis dari satu sel saja, dan gen dapat divisualisasikan melalui
blotting tanpa probe berlabel.
Karena proses ini memerlukan pemanasan dan pendinginan bergantian, DNA
polimerase yang resisten panas adalah suatu keuntungan. Masalah ini terpecahkan
dengan penemuan DNA polimerase (Taq polimerase) pada mikroorganisme (Thermus
aquaticus) yang termofil (mikroba air panas) dan ditemukan pada mata air panas
17
Mushroom Pool di Taman Nasional Yellowstone. Polimerase temperatur-tinggi ini
memungkinkan otomatisasi proses di atas.
Teknik PCR telah memungkinkan dilakukannya studi terhadap jumlah DNA yang
sangat kecil dari jaringan atau cairan tubuh apapun. Sindrom Down dapat didiagnosis dari
beberapa sel fetal yang diambil dari darah ibu. Hal yang khususnya menakjubkan adalah
amplifikasi sejumlah kecil DNA terdegradasi dari spesies yang telah punah dan jarang
yang diawetkan di museum. DNA dari fosil telah berhasil diamplifikasi dan dirangkai
(misalnya dari tanaman magnolia berusia 18 juta tahun). Metode ini juga memungkinkan
indentifikasi gen melalui ekspresi mRNA nya. RNA adalah template untuk amplifikasi
dengan awalnya mengubahnya menjadi DNA komplementer. PCR digunakan untuk
mendeteksi mikroba, menyediakan hasil dalam jangka waktu jam, bahkan pada
keberadaan obat-obatan antimikroba. Metode ini bisa mendeteksi bakteri yang tidak bisa
diisolasi melalui teknik kultur.
Kloning DNA
Kloning berarti mengisolasi gen dan mengkopinya. DNA library adalah kumpulan
molekul DNA yang didapatkan dari metode cloning. DNA library komplementer adalah
counterpart (lawan) DNA dari mRNA yang diisolasi dari sel atau jaringan tertentu. DNA
komplementer telah diproduksi untuk lebih dari 70% gen manusia dan tikus. Dimulai
dengan mRNA, pencarian gen yang diinginkan dapat difokuskan (alih-alih mencari di
semluruh
genom).
Library
semacam
itu
dibuat
dengan
menggunakan
reverse
transcriptase. Molekul DNA lalu dapat dimasukkan ke vektor yang sesuai (dijelaskan di
bawah ini) dan replika molekul akan dapat diproduksi. Menggunakan probe, dapat dipilih
DNA komplementer yang sesuai dengan gen yang diinginkan (ingat bahwa DNA
komplementer hanya mengandung exon). Kloning DNA adalah produksi banyak kopian
identik dari fragmen DNA spesifik. Kloning juga dapat dilakukan menggunakan PCR.
Seperti yang disebutkan di atas, kloning DNA komplementer berfokus pada counterpart
DNA dari mRNA; cloning DNA genom, menggunakan restriction endonuclease, mengkopi
DNA pada gen. Kloning juga dapat digunakan untuk membuat kopian multipel dari probe
atau fragmen DNA yang tidak diketahui.
Jika rangkaian asam amino tidak diketahui, prosesnya dapat dilakukan secara
berkebalikan. Setelah produk protein spesifik diketahui, dapat diproduksi antibodi terhadap
18
protein tersebut. Saat DNA komplementer dimasukkan ke vektor tertentu, produksi protein
dapat diidentifikasi menggunakan antibodi; sehingga fragmen DNA akan dapat diisolaso.
Vektor adalah suatu entitas dimana DNA asing dapat dimasukkan. Vektor dan
DNA asing dimasukkan ke sel host; sel host memproduksi baik vektor maupun DNA asing.
Vektor pertama adalah plasmid bakteri, suatu molekul DNA sirkuler (minikromosom) yang
terdapat di sitoplasma bersama dengan DNA kromosomal bakteri. Perlu diperhatikan
bahwa plasmid membawa gen yang mengkode resistensi terhadap antibiotic. Hal ini
memungkinkan sel bakteri yang mengandung plasmid untuk dipilih oleh treatment
antibiotikyang tepat. Vektor plasmid juga telah dikembangkan sehingga memungkinkan
pemilihan melalui warna. Berbagai strain bakteri telah dikembangkan, masing-masing
untuk kegunaan spesifik.
Disrupsi DNA plasmid dengan enzim restriksi, diikuti inkorporasi DNA asing
dengan DNA ligase, memproduksi molekul DNA plasmid (DNA rekombinan yang
mengandung DNA asing) yang dapat direplikasi. Vektor plasmid dapat memasukkan
fragmen DNA asing hingga seukuran 10 kb. Pencernaan fragmen DNA dengan enzim
restriksi melepaskan fragmen DNA yang diinginkan, yang lalu dapat dipulihkan kembali
melalui elektroforesis.
Vektor yang lain adalah bakteriofag (atau phage), yaitu virus yang menginfeksi dan
bereplikasi dalam bakteri. Bakteriofag dapat menggabungkan DNA yang lebih besar,
hingga 20 kb. Kloning DNA dengan vektor bakteriofag memiliki dasar yang sama dengan
vektor plasmid. Fragmen yang lebih besar dari DNA asing dikloning menggunakan vektor
kosmid, yang secara artificial memproduksi kombinasi phage dan vektor plasmid.
Fragmen yang sangat besar, hingga 1000 kb, dapat diklon menggunakan kromosom
artificial yeast. Metode ini dapat digunakan pada gen utuh.
Langkah-langkah dasar kloning
1. Memilih sumber DNA: baik DNA genomik ataupun DNA komplementer.
2. Membuat fragmen DNA menggunakan restriction endonuclease.
3. Memasukkan fragmen ke dalam vektor.
4. Memperkenalkan vektor ke bakteri.
5. Mengumpulkan DNA klon untuk membuat library.
6. Mengecek library untuk menemukan rangkaian yang diinginkan. Metode yang bisa
dilakukan termasuk penggunaan probe nukleotida komplementer untuk fragmen yang
19
menghibridisasi, deteksi protein spesifik yang diproduksi menggunakan antibodi terhadap
protein tersebut, atau dengan memeriksa fungsi protein.
Model Binatang Knockout
Model binatang untuk fungsi gen menggunakan metode “knocking out” (mengeluarkan)
gen tertentu. Pada demonstrasi yang berteusterang namun penting, dapat ditentukan
apakah suatu gen dan proteinnya penting bagi kehidupan, atau bagi suatu fungsi
(misalnya kehamilan).
5. Identifikasi Gen
Untuk mengklon seluruh gen yang produk proteinnya diketahui, dibuat suatu library
DNA komplementer. Fragmen DNA spesifik diidentifikasi dengan menghubungkannya
pada protein. Saat telah teridentifikasi, seluruh gen dapat dipilah menggunakan DNA
komplementer tersebut, menunjukkan intron dan exon nya. Strategi lain adalah dengan
mensintesis suatu probe oligonukleotida, mendasarkan rangkaiannya pada rangkaian
asam amino yang telah diketahui pada produk protein (dari rangkaian peptidanya,
rangkaian DNA yang mengkode protein tersebut dapat diprediksikan. Metode ini dapat
digunakan pada potongan peptide yang relatif kecil. Semakin banyak gen yang diklon,
frekuensi kodon untuk asam amino tertentu dapat diketahui. DNA komplementer dapat
diklon tanpa membuat library dengan menggunakan PCR untuk mengamplifikasi DNA
komplementer yang dibuat dari mRNA oleh reverse transcriptase. Rangkaian genom yang
saling tumpang tindih dapat diklon, menggunakan sepotong DNA dari masing-masing
produknya, untuk menyusuri suatu kromosom secara sistematik untuk mencari suatu gen;
ini disebut chromosome walking.
Seluruh proses sequencing (pencarian rangkaian) dapat dilakukan oleh komputer,
bahkan pencarian open reading frames juga bisa dilakukan oleh komputer. Begitu
rangkaian fragmen DNA telah teridentifikasi, komputer dapat menggunakan database
DNA dan protein untuk memprediksi rangkaian, recognition site, translasi protein, dan
homologi dengn rangkaian-rangkaian yang telah diketahui. Ilmuwan kemudian dapat
memilih ukuran fragmen restriksi untuk kloning. Begitu suatu gen telah dianalisis, gen
tersebut harus dibandingkan dengan gen pada disease state. Jika mutasinya berukuran
besar, maka dapat dideteksi dengan Southern blotting. Gangguan minor membutuhkan
20
perbandingan rangkaian DNA, yang dapat dilakukan menggunakan amplifikasi rantai
polimerase untuk memproduksi rangkaian gen spesifik dalam jumlah yang bisa diamati.
Suatu gen yang produk proteinnya tidak diketahui dapat dilokalisir menjadi suatu
kromosom spesifik dengan studi yang melibatkan penyusunan kembali kromosom dan
analisis linkage. Penyakit-penyakit spesifik berhubungan dengan perubahan karyotipe.
Sehingga, kromosom spesifik dapat ditargetkan untuk lokalisasi gen. Analisis linkage
memanfaatkan polimorfisme ukuran panjang fragmen restriksi.
Polimorfisme DNA
Southern blotting mengungkapkan pola spesifik dari band yang merefleksikan
variasi panjang fragmen DNA yang diproduksi oleh aksi enzim restriksi. Suatu situs
spesifik dapat menunjukkan mutasi dengan adanya pola yang berbeda (panjang fragmen
DNA yang berbeda pada Southern blotting dikarenakan perbedaan rangkaian).
Perbedaan-perbedaan dalam rangkaian DNA ini disebut polimorfisme panjang fragmen
restriksi (polimorfisme nukleotida-tunggal), atau secara sederhana disebut polimorfisme,
biasanya merupakan variasi yang benign. Berikut ini merupakan variasi yang umum;
genom manusia memiliki sekitar 10 juta polimorfisme, dan lebih dari 3 juta telah
teridentifikasi. Suatu polimorfisme bisa bentindak sebagai marker genetik untuk gen yang
penting secara medis. Polimorfisme diatur oleh Hukum Pewarisan Sifat Mendel, dan bila
kebetulan polimorfisme teridentifikasi pada pasien dengan penyakit tertentu, transmisi
penyakit tiu dapat dipelajari. Polimorfisme, yang berhubungan dengan penyakit secara
kebetulan, dapat digunakan untuk mempelajari penurunan penyakit tersebut jika gennya
tidak diketahui. Polimorfisme bertindak seperti bendera yang menandari area spesifik
pada kromosom. Metode studi ini membutuhkan DNA dari minimal 1 individu yang terkena
dan sejumlah DNA anggota keluarganya untuk melacak adanya polimorfisme, baik
dengan Southern blotting (untuk rangkaian yang panjang) atau dengan PCR (terbaik untuk
rangkaian pendek). Korelasi marker genetik (polimorfisme) dan fenotip juga melibatkan
haplotype (mirip dengan polimorfisme namun rangkaian nukleotidanya lebih panjang,
bahkan kumpulan beberapa polimorfisme).
Minisatelit adalah bentuk dari polimorfisme. Gen berkumpul di area acak di
sepanjang kromosom yang dipisahkan oleh rangkaian panjang DNA non-pengkode.
Minisatelit adalah area non-pengkode dari DNA yang berulang dalam jumlah yang
bervariasi, jumlah yang bervariasi tersebut disebut tandem repeat sequence (rangkaian
21
tandem berulang),
terdistribusi di sepanjang kromosom manusia. Area-area tersebut
dapat diikuti oleh probe DNA, menyediakan suatu fingerprint bagi individu spesifik.
Keunikan ini diaplikasikan pada kedokteran forensik. Mikrosatelit, seperti namanya, lebih
kecil daripada minisatelit. Biasanya mikrosatelit mengandung repetisi dari hanya 2
nukleotida. Polimorfisme DNA saat ini berjumlah ribuan dan memungkinkan pemetaan
genetik dengan presisi yang bagus.
Proyek Genom Manusia
Seluruh gen manusia secara kolektif disebut genom. Dimulai pada 1990, tujuan
dari Proyek Genom Manusia Internasional adalah untuk merangkai 3,2 milyar pasangan
basa dari genom manusia, suatu tujuan yang tercapai dalam bentuk draft pada 2001 dan
mencapai 99% rangkaian yang sebenarnya pada 2003, lebih dari dua tahun lebih awal
dari yangh dijadwalkan, 50 tahun setelah publikasi Watson dan Crick. Jumah gen (30.00035.000) lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya. Kurang dari 2% dari genom manusia
mengkode protein; sehingga, sisanya adalah sumber yang kaya bagi sejarawan evolusi
dan merupakan target untuk memicu perubahan genetik. Jumlah gen pada kromosom
spesifik bervariasi; kromosom yang dipengaruhi oleh trisomi, kromosom 13,18,dan 21,
memiliki jumlah gen paling sedikit. Rangkaian DNA pada genom manusia dapat di
download di:
www.ncbi.nlm.nih.gov/projects/genome/guide/human
Peta garis keturunan genetik dapat bertindak sebagai dasar untuk menemukan
lokasi penyakit dan untuk mengintegrasi sequencing genetik dengan fungsi biologis. Tidak
lama lagi, kita akan memiliki CD personal yang berisi blueprint genetik lengkap milik kita
sendiri.
Departemen Energi AS menjalankan suatu website yang menyediakan informasi
dasar dan link ke situs lain menyangkur proyek genom manusia:
http://www.ornl.gov
Lokasi kromosomal dari gen yang bertanggungjawab terhadap produksi hormon
telah dipetakan. Dari rangkaian DNA klon, rangkaian asam amino dapat diprediksi. Tiap
produk protein dari suatu gen mewakili diagnosis potensial atau target terapeutik. Dan
tentu saja, kelainan yang diturunkan akan menjadi subyek karakterisasi, dan akhirnya
terapi gen. Bagaimanapun, bahkan setelah suatu gen telah teridentifikasi dan terpetakan
secara genetik, karakterisasi penuhnya masih sulit dan memakan banyak waktu.
22
Pemahaman penuh tentang kelainan yang melibatkan interaksi dari berbagai gen akan
menjadi lebih rumit.
Namun, kemajuan molekuler tidak dapat dihindari. Di masa depan, kedokteran
preventif akan berupa prediksi. Dengan mengetahui konstitusi genetik seseorang,
screening yang tepat dan intensif dapat diarahkan ke kondisi predisposisi. Pengetahuan
semacam ini juga akan membutuhkan pertimbangan sosial dan politik. Bayangan tentang
penghindaran pernikahan dan kehamilan karena perpaduan predisposisi genetik yang
buruk tidaklah jauh. Masyarakat telah mengembangkan panduan mengenai penggunaan
informasi ini: oleh individu, oleh para pekerja, oleh organisasi kesehatan, dan oleh
pemerintah. Kemajuan ilmu harus sejalan dengan pendidikan publik dan professional agar
pengetahuan ini dapat diterima dengan baik.
Genomik dan Proteomik
Genomik mengacu pada seluruh proses yang terlibat pada Proyek Genom
Manusia, deskripsi lengkap dari rangkaian genetik, dan lebih jauh lagi mengindikasikan
studi ekspresi gen, terutama menggunakan teknik microarray dengan kepingan gen.
Bagaimanapun, genomik tidak akan mengungkapkan keseluruhan cerita. Produk protein
dari ekspresi gen terganggu pada proses translasi dan juga karena modifikasi
posttranslasional seperti glikosilasi, metilasi, dan fosforilasi. Oleh karena itu, cerita
lengkapnya membutuhkan proteomik, suatu studi tentang produk akhir yang fungsional
secara biologis, yaitu protein sel atau jaringan. Baik genomik maupun proteomik
dibutuhkan untuk memahami fisiologi, diagnosis penyakit, dan untuk mendesain obat baru.
Identifikasi protein membutuhkan pemisahan protein dengan elektroforesis, pencernaan
protein besar menjadi protein yang lebih kecil, pengukuran kandungan asam amino
dengan spektrofotometri massa, dan identifikasi spesifik dari protein melalui perbandingan
dengan database komputer. Setelah itu, baru profil massa protein dari sel normal dan
abnormal dapat dibandingkan.
6. Aplikasi Klinis
Tantangan dalam kedokteran modern adalah untuk membuat pemahaman klinis
tentang koleksi data yang sangat banyak dari proyek genom. Pemahaman tentang fungsi
23
gen dan protein tidak diragukan lagi akan menjadi sesuatu yang mempercepat kemajuan
manusia.
Diagnosis molekuler dari kelainan genetik hanya membutuhkan sedikit sampel
DNA yang didapatkan dari sel apapun yang berinti, misalnya sel darah putih atau sel
epitel. PCR yang dilakukan dengan mesin otomatis memungkinkan diagnosis DNA yang
cepat dengan menggunakan materi yang diamplifikasi dari satu sel tunggal. Hal ini adalah
keuntungan yang penting dalam analisis genetik prenatal dan dalam penentuan jenis
kelamin dan diagnosis preimplantasi. PCR memungkinkan diagnosis DNA dari sel tunggal
yang diambil dari embrio yang difertilisasi in vitro.
Diagnosis molekuler dibatasi oleh prevalensi perubahan genetik heterogen.
Dengan kata lain, banyak kelainan melibatkan mutasi yang berbeda pada orang yang
berbeda. Sebaliknya beberapa kelainan (misalnya penyakit sel sabit) selalu melibatkan
perubahan yang sama. Pada fibrosis sistik, 70% pasien (dari keturunan Eropa Utara)
memiliki delesi 3 basa yang sama, sedangkan 30% sisanya memiliki mutasi yang sangat
heterogen. Lebih jauh lagi, diagnosis molekuler ditantang oleh kebutuhan untuk bukan
sekedar untuk menemukan perubahan kecil pada gen, namun juga untuk membedakan
perubahan penting dengan variasi yang benign (polimorfisme). Metode berdasar-PCR
yang cerdas telah dikembangkan untuk screening cepat dan deteksi dari mutasi.
Signifikansi dari mutasi yang terdeteksi membutuhkan segregasi mutasi dengan penyakit
yang telah diidentifikasi dalam keluarga.
Setidaknya satu tipe defisiensi growth hormone diwariskan dalam pola autosom
resesif. Kloning DNA growth hormone yang besifat komplementer terhadap mRNA nya
memungkinkan dilakukannya lokalisasi gen groeth hormone. Gen growth hormone terletak
di suatu cluster yang termasuk juga di dalamnya gen untuk human placental lactogen.
Cluster gen ini memiliki unit-unit DNA yang homolog dan rentan mengalami rekombinasi,
yang memicu delesi pada satu kromosom dan duplikasi pada kromosom lainnya.
Mekanisme yang mirip terjadi pada produk protein lain yang diatur oleh gen-gen dalam
cluster, misalnya globin.
Produksi protein komersial dari gen yang diklon lalu dimasukkan ke bakteri
meningkat dengan cepat. Produksi insulin (yang pertama) dan growth hormone adalah
contohnya. Glikosilasi tidak terjadi pada sistem bacterial, sehingga produksi komersial dari
glikoprotein rekombinan membutuhkan sel mamalia dalam prosesnya. Hal ini telah
dicapai, dan saat ini gonadotropin rekombinan telah tersedia. Gen untuk gonadotropin24
releasing hormone pada lengan pendek kromosom 8 telah berhasil diisolasi dan diklon.
Teknologi molekuler penting untuk karakterisasi inhibin, hormon folikular ovarium yang
menghambat sekresi FSH. Gen inhibin telah sequenced dan ditemukan bahwa gen
tersebut homolog dengan gen untuk hormon antimullerian. Subunit alfa yang umumnya
terdapat di gonadotropin, TSH, dan hCG telah dilacak hingga ke gen yang telah diisolasi,
sequenced, dan dilokalisir pada kromosom 6.
Insersi gen asing ke dalam embrio menghasilkan hewan transgenik. Gen asing
yang dimasukkan akan terdapat di berbagai jaringan, dan bila hewan tersebut fertil maka
akan diturunkan. Ada banyak aplikasi untuk hewan transgenik. Hewan transgenik
menyediakan model binatang untuk penyakit keturunan dan tumor ganas serta
menyediakan sarana untuk melakukan eksperimen terapi gen. Perpindahan gen baru atau
gen yang terganggu adalah metode penting untuk mempelajari fungsi gen. Tanaman
transgenik bahkan dapat dikembangkan untuk dapat memproduksi obat baru, dan
pengenalan gen yang resisten serangga mungkin akan menyelesaikan permasalahan
kontminasi insektisida.
Genom manusia memiliki banyak gen yang berpotensi menyebabkan kanker. Gen
lain memiliki kemampuan untuk memblok keganasan. Kanker adalah penyakit genetik
dimana tumor dapat dikatakan klonal; semua selnya terkait secara genetik. Onkogen,
yang ditemukan pada virus-virus tumor, adalah gen yang mengubah pertumbuhan sel
menjadi abnormal dengan mengkode protein yang terlibat dalam transduksi sinyal,
terutama transmisi pesan-pesan pengatur pertumbuhan. Ada banyak onkogen dan
berbagai jalur aksi, semuanya menyebabkan suatu kondisi proliferative. Mutasi yang
mengaktivasi gen-gen tersebut memicu aktivitas protein yang independen terhadap sinyal
atau memicu aktivitas pada tempat dan waktu yang salah. Yang perlu digarisbawahi
adalah pemicuan pertumbuhan persisten (oleh onkogen yang terganggu).
Pada sel normal juga terdapat antionkogen, gen supresi pertumbuhan yang harus
diinaktivasi sebelum tumor bisa tumbuh. Kerentanan turunan terhadap kanker juga
disebabkan oleh mutasi pada gen supresor tumor. Meskipun aktivasi onkogen adalah efek
dominan, mutasi supresor tumor adalah resesif serta dapat dibawa dan ditransmisikan,
namun tidak aktif selama berpasangan dengan antionkogen normal.
Oleh karena itu, kanker adalah penyakit genetik, namun regulasi pertumbuhan
normal melibatkan suatu sistem kompleks yang membutuhkan waktu yang lama untuk
overcome. Selama periode tersebut, teknologi DNA rekombinan mungkin telah dapat
25
mencapai diagnosis yang cukup awal untuk dapat disembuhkan. Pengetahuan tentang
onkogen spesifik yang terlibat dalam tumor tertentu juga menawarkan kemungkinankemungkinan terapeutik. Misalnya, suatu antimetabolit dapat menempel ke antibodi untuk
suatu onkogen dan menargetkan sel-sel kanker.
Biologi molekuler mengubah baik diagnosis maupun terapi. DNA virus dan bakteri
dapat diidentifikasi. Proses PCR otomatis dapat memproduksi pola elektroforetik yang
dapat dibaca secara otomatis. Dengan teknik ini, molekul tunggal dari DNA human
papillomavirus dapat dideteksi di antara 10.000 atau lebih sel manusia. Saat ini beberapa
ratus tes genetik telah digunakan di klinik.
Kesalahan produksi protein endogen dapat dibenahi dengan cara menggantikan
mekanisme yang bermasalah. Ada 2 strategi: pengenalan sel asing yang memproduksi
protein yang hilang, atau penggantian gen yang cacat (atau lebih tepatnya penambahan
DNA komplementer yang telah dibenahi). Sehingga, kelainan gen-tunggal resesif secara
potensial amenable to terapi gen, begitu juga dengan penyakit seperti kanker dan infeksi.
Terapi gen secara luas didefinisikan sebagai penggunaan mesin seluler pasien sendiri
untuk memproduksi agen terapeutik. Suatu gen yang diantarkan ke sel dapat
menggantikan gen yang defektif atau hilang atau dapat juga memproduksi protein dengan
efek yang diinginkan. Bagaimanapun, bidang ini masih sangatlah baru.
Panduan spesifik untuk terapi gen yang telah dikembangkan membutuhkan
beberapa tinjauan. Salah satu kelas terapi manusia adalah penggunaan vektor retroviral
untuk mentransfer gen marker ke sel manusia yang telah dikultur yang kemudian akan
dikembalikan lagi ke pasien. Misalnya, hal ini akan memungkinkan pelacakan limfosit yang
menginfiltrasi tumor, hepatosit donor, atau killer T cell yang spesifik untuk HIV. Gen-gen
tersebut juga dapat diciptakan untuk menyediakan suatu fungsi pada pasien dengan
kelainan turunan gen-tunggal. Kelas lain dari terapi melibatkan transfer dari gen yang
mengkode faktor-faktor yang menghancurkan sel tumor, misalnya tumor necrosis factor
atau interleukin. Vektor retroviral adalah virus yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak akan ada protein viral yang dapat dibuat oleh sel yang terinfeksi vektor tersebut.
Sehingga, replikasi dan penyebaran virus dapat dicegah, namun transfer gen ke sel yang
sedang bereplikasi bisa tetap terjadi. Metode transfer lain yang sedang dikembangkan
termasuk penggunaan vektor adenovirus dan DNA plasmid.
6. Referensi
26
7. Sumber-sumber Online
27
Download