KINETIK, Vol.1, No.1, Mei 2016, Hal. 101-141 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 101 SINKRONISASI INVERTER SATU FASA DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN KONTROL ARUS HYSTERISIS CURRENT CONTROL 1 1 Roy Arifuddin Basyri, 2Ir. Nur Hadi,MT., 3Ilham Pakay,ST Fakultas Teknik, 2Jurusan Teknik Elektro, 3Universitas Muhammadiyah Malang [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Sumber energi listrik searah DC yang berasal dari energi terbarukan yang dihubungkan dengan jaringan distribusi membutuhkan proses sinkronisasi. Sinkronisasi tersebut dilakukan dengan cara mengontrol cara kerja inverter sehingga diperoleh amplitudo sesaat, fasa dan frekuensi yang sesuai dengan jaringan distribusi satu fasa. Pada penelitian ini dibahas suatu metode kontrol arus hysterisis current control sebagai kontrol arus inverter terhubung dengan jaringan distribusi satu fasa yang akan dibandingan dengan inverter SPWM. Dengan menggunakan phase locked loop sebagai sistem sinkronisasi inverter dengan jaringan distribusi satu fasa. Hasil simulasi dengan simulink MATLAB menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode inverter dengan kontrol arus hysterisis dapat lebih banyak menyumbangkan daya aktif (W) lebih besar bila dibandingkan dengan inverter SPWM. Dengan time running 1 second pada masing-masing pengujian didapat hasil daya aktif : 1607.83 watt pada inverter menggunakan kontrol arus dan daya aktif 232.25 watt pada inverter SPWM. Kata kunci: Full Bridge Inverter, Hysterisis current control, SPWM, Phase Locked Loop. Abstract DC power sources from renewable energy sources that would be connected to the electricity grid system require synchronization process. The synchronization is implemented by controlling the inverter in a way to obtain instantaneous amplitude, phase and frequency according to the distribution network single phase. This research discussed a method for hysterisis current control method of control as the current control inverter connected to a distribution network that will be compared with the phase inverter SPWM. Results of simulation using MATLAB show that this method inverter with hysteresis current control can be further contributes to the active power ( W ) is greater than the inverter SPWM. With time running 1 second on each of the test results obtained active power : 1607.83 watt inverter using current control and active power 232.25 watts on the inverter SPWM . Keywords: Full Bridge Inverter, Hysterisis current control, SPWM, Phase Locked Loop. 1. Pendahuluan Dari tahun ke tahun kebutuhan daya listrik akan semakin meningkat, seiring juga dengan mulai berkurangnya cadangan energi bahan bakar fosil yang digunakan pada pembangkit listrik oleh karena itu dibutuhkanlah salah satu energi alternatif yang dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan pada pembangkit listrik [1]. Perusahaan listrik negara merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pemasok listrik utama di indonesia yang sebagian besar pembangkit listriknya menggunakan bahan bakar fosil, oleh karena itu akan terbebani dengan kebutuhan daya listrik yang terus meningkat, maka dari itu dibutuhkan sumber energi listrik terbarukan yang dapat menopang beban listrik yang diterima perusahaan listrik negara, misalnya : photovoltaic (pv), dan juga pembangkit energi terbarukan lainnya. Sumber listrik dengan energi terbarukan pada umumnya masih menghasilkan daya arus searah DC, sehingga membutuhkan sistem konversi ke dalam bentuk daya arus bolak–balik AC dengan menggunakan inverter DC (direct current) – AC (alternating current). Sumber listrik arus searah DC yang berasal dari sumber energi terbarukan yang dikoneksikan dengan sistem jaringan listrik membutuhkan proses sinkronisasi, sinkronisasi Makalah dikirim 26 Februari 2016; Revisi 1 Mei 2016; Diterima 1 Juni 2016 102 ISSN: xxxx-xxxx; E-ISSN: xxxx-xxxx adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber arus bolak–balik AC. Proses tersebut dilakukan dengan cara mengkontrol cara kerja inverter yang karakteristiknya sesuai agar bisa digunakan sebagaimana pada jaringan listrik distribusi satu fasa, sehingga inverter tersebut akan menghasilkan arus, fasa dan frekuensi yang sesuai dengan jaringan listrik dsitribusi satu fasa [2]. Pengendalian saklar dalam inverter dapat dilakukan dengan metode natural SPWM (Sinusoidal PWM). Keuntungan metode ini yaitu sederhana serta fleksibel artinya amplitudo dan frekuensi keluarannya dapat diatur, serta rendahnya distorsi harmonik pada tegangan keluaran [3]. Metode hysteresis current control, algoritma ini sangat sesuai untuk koneksi grid dikarenakan memiliki respon yang cepat terhadap perubahan arus output inverter dan kontrollernya pun sangat mudah diaplikasikan [4]. Strategi kontrol arus pada inverter dapat berupa kontrol hysterisis, prediktif kontrol, dan kontrol arus ramp comparison current control dan jenis kontrol arus lainnya. Pada kontrol arus hysterisis adalah kontrol yang membandingkan arus output dengan arus referensi setelah diberi batas toleransi yang telah ditentukan. Pada kontrol prediktif adalah kontrol yang menghitung tegangan inverter yang dibutuhkan untuk memaksa arus mengikuti arus referensi pada sampel waktu tertentu. Sedangkan pada kontrol arus ramp comparison current control adalah kontrol yang membandingkan arus eror ke dalam gelombang segitiga untuk menghasilkan sinyal pulsa trigger yang digunakan untuk mengendalikan switch pada inverter [5]. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang kontrol arus hysterisis current control sebagai kontrol arus dalam sinkronisasi inverter satu fasa dengan jaringan distribusi, kemudian dibandingkan terhadap inverter dengan SPWM dalam hal ini arus keluaran inverter, daya aktif, dan daya reaktif. Diharapkan arus keluaran inverter pada rangkaian inverter satu fasa dengan kontrol arus hysterisis dapat meningkatkan daya arus dibanding inverter konvensional sehingga dapat menambah daya pada jaringan distribusi satu fasa. 2. Metode Penelitian 2.1. Sumber DC Sumber arus searah DC adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah, sumber arus listrik searah biasanya adalah battery. Arus searah dulu diangap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya, pada pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif, aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. 2.2. Inverter Inverter adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah masukkan sumber DC menjadi AC, dengan dengan frekuensi yang di inginkan. Inverter biasanya beroperasi dengan teknik pulse width modulation. Struktur satu fasa dari full bridge inverter digambarkan dalam Gambar 1. (a) memperlihatkan prinsip dasar dari full bridge inverter satu fasa. Untuk ½ periode pertama (T/2) saklar yang aktif secara bersamaan adalah Q 1 dan Q4, sementara untuk ½ periode kedua (T/2) saklar yang aktif adalah Q2 dan Q3. Sebagaimana masing-masing prinsip kerja inverter ditunjukkan dalam Gambar 1. (b) dan (c). KINETIK Vol. 1, No. 1, Mei 2016 : 101 – 141 KINETIK S1 VS I S + – 2 Beban S3 S4 (a) L IL IL S1 + – 103 ISSN: xxxx-xxxx VS Beban VS S 4 IL + – S2 Beban S3 (c) (b) Gambar 1. Prinsip operasi inverter satu fasa (a) Rangkaian dasar (b) Arah arus beban mode 1 (c) Arah arus beban mode 2 2.3. Kontrol Arus Hysterisis Current Control Teknik kontrol arus hyisterisis adalah sistem dengan kontrol closed lop yang mana sinyal eror e (t) digunakan untuk menentukan pola switching pada saklar dan untuk mengontrol arus beban. e (t) adalah perbedaan antara arus referensi Iref, dan arus beban Iload. Pada gambar 3 menujakkan fase tunggal inverter jembatan penuh dimana empat switch diaktifkan dan dinonaktifkan berdasarkan modulasi pola untuk menghasilkan bipolar atau unipolar tegangan bentuk gelombang. Pada kontrol hysterisis terdapat hysterisis band (HB) upper dan lower yang digunakan untuk membatasi sinyal segitiga agar tetap dalam kondisi yang telah ditentukan oleh upper dan lower pada hysterisis band (HB). Kontrol arus hysterisis dan juga dengan menggunakan pola bipolar PWM switching nya, bisa dilihat dalam Gambar 2. (a), dan hasil dari output arus dan tegangan inverter dalam Gambar 2. (b). Hysterisis controller Iref + S1, S3 - S2, S4 Iactual (a) (b) Gambar 2. Blok kontrol arus hysterisis (a) kontrol hysterisis, (b) Output arus dan tegangan inverter 2.4 Phase Locked Loop Phase locked loop (PLL) adalah adalah suatu sistem kendali umpan balik negatif, yang secara otomatis akan menyesuaikan fasa dari suatu sinyal yang dibangkitkan disisi keluaran dengan suatu sinyal dari luar di sisi masukannya, dengan kata lain PLL akan menghasilkan sinyal keluaran dengan frekuensi yang sama dengan sinyal masukan. Struktur dasar dari PLL terdiri Judul Makalah, Penulis 1; Penulis 2 104 ISSN: xxxx-xxxx; E-ISSN: xxxx-xxxx atas, phase detector (PD), loop filter (LF), dan voltage-controlled oscilator (VCO). Blok diagram dari PLL yang umum dipakai dapat dilihat dalam Gambar 3. dan struktur dari model PLL yang ada pada library simulink MATLAB dapat dilihat dalam Gambar 4. Gambar 3. Blok diagram PLL umum Gambar 4. Model PLL (phase locked loop) MATLAB 3. Perancangan Sistem Pada perancanagan penelitian ini adalah merancang sistem inverter satu fasa menggunakan SPWM, dan inverter satu fasa menggunakan kontrol arus hysterisis current control. Perancangan mengacu pada prinsip operasi inverter satu fasa dalam Gambar 2 .(a). Inverter mengubah masukan DC menjadi keluaran AC, dengan pemicuan saklar pada gerbang inverter konvensional menggunakan SPWM, sedangkan gerbang pemicuan inverter satu fasa dengan kontrol arus hysterisis current control pemicuan saklar inverter nya menggunakan hasil dari pengoperasian kontrol arus hysterisis. Dalam melakukan perancangan sistem penelitian ini menggunakan software simulasi simulink MATLAB 2013Ra, perancangan simulasi sistem mengacu dalam blok diagram Gambar 5 dan 6. Gambar 5. Inverter menggunakan SPWM Gambar 6. Inverter menggunakan kontrol arus hysterisis current control KINETIK Vol. 1, No. 1, Mei 2016 : 101 – 141 KINETIK 105 ISSN: xxxx-xxxx 3.1 Full Bridge Inverter Full bridge inverter satu fasa dimodelkan dengan menggunakan empat IGBT/Diode yang telah disediakan dalam SimPowerSystemsTM library, perancangan full bridge inverter satu fasa ditunjukkan dalam Gambar 7. Data spesifikasi IGBT/Diode menggunakan parameter default dari MATLAB. Gambar 7. Pemodelan Full bridge inverter satu fasa di simulink MATLAB 3.2 Model SPWM SPWM ini diperoleh dengan mengkomperasi sinyal segitiga dengan sinyal sinusoida, sinyal sinusoidal sendiri diperoleh dari keluaran sin wave PLL dan dikomperasi dengan sinyal pembangkit segitiga squence wave pemodelan dari SPWM pada inverter konvensional satu fasa seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 8. Gambar 8. Pemodelan SPWM 3.3 Model Kontrol Arus Hysterisis Current Control Model simulasi kontrol arus hysterisis current control dapat dilihat dalam Gambar 9. Input dari blok ini adalah sinyal referensi dari hasil perkalian hasil keluaran gelombang sin PLL dengan gelombang step dengan parameter tertentu, dan sinyal actual hasil dari inverter, sedangkan outputnya merupakan sinyal pulsa untuk memicu gate bagi masing-masing komponen switching inverter. Gambar 9. Model kontrol arus hystrisis current control Judul Makalah, Penulis 1; Penulis 2 106 ISSN: xxxx-xxxx; E-ISSN: xxxx-xxxx 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada kedua hasil simulasi inverter tersebut menggunakan time running yang sama 1 second, dan menggunakan beban resistance 1 ohm pada masing-masing pengujian. Sedangkan pada simulasi inverter menggunakan kontrol arus dilakukan pengujian dengan daya referensi berubah dengan step time yang sama 0.5 second, referensi daya yang digunakan pada block step adalah initial value = 1000, final value = 1500, 1500, final value = 2000, 2000, final value = 2500, 2500, final value = 3000, dan 3000, final value = 3500. 4.1 Hasil Simulasi Inverter Menggunakan SPWM Hasil simulasi inverter menggunakan SPWM dapat dilihat dalam Gambar 10 dengan output arus dan tegangan inverter menggunakan SPWM, dengan pengujian time running 1 second dan beban resistance 1 ohm, sedangkan hasil komperasi sinyal segitiga dengan sinyal sinusoidal reference dapat dilihat dalam Gambar 11. 30 20 Arus(I) 10 0 -10 -20 -30 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Times 0.6 0.7 0.8 0.9 (a) (b) Gambar 10. Hasil arus (a) dan tegangan (b) inverter menggunakan SPWM Carrier Sin Reference Gambar 11. Hasil komperasi sinyal segitiga dan gelombang sinyal sinusoidal KINETIK Vol. 1, No. 1, Mei 2016 : 101 – 141 1 KINETIK 107 ISSN: xxxx-xxxx 4.2 Hasil Simulasi Inverter Menggunakan Kontrol Arus Hysterisis Hasil simulasi inverter menggunakan kontrol arus hysterisis dapat dilihat dalam Gambar 12 dengan output arus dan tegangan inverter menggunakan kontrol arus hysterisis, dengan pengujian time running 1 second dan beban resistance 1 ohm, sedangkan hasil simulasi upper dan lower pada kontrol arus hysterisis dengan band (0.1) dapat dilihat dalam Gambar 13 dan dalam Gambar 14 adalah hasil pengujian inverter dengan jaringan dalam satu sumbu. 10 8 6 4 Arus(I) 2 0 -2 -4 -6 -8 -10 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Times 0.6 0.7 0.8 0.6 0.7 0.8 0.9 1 (a) 400 300 200 Voltage(V) 100 0 -100 -200 -300 -400 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Times 0.9 1 (b) Gambar 12. Hasil arus (a) dan tegangan (b) inverter menggunakan kontrol arus hysterisis Gambar 13. Hasil gelombang upper dan lower pada hysterisis band (0.1) Judul Makalah, Penulis 1; Penulis 2 108 ISSN: xxxx-xxxx; E-ISSN: xxxx-xxxx Gambar 14. Hasil keluaran tegangan jaringan dan tegangan inverter dalam satu sumbu 4.3 Perbandingan 4.3.1 Perbandingan Daya Dari hasil pengujian kedua rangkaian simulasi inverter SPWM dan inverter menggunakan kontrol arus dengan simulasi simulink MATLAB R2013a menggunakan pengukuran daya blok power yang terdapat pada SimPowerSystem MATLAB didapatkan perbandingan antara daya aktif (W), daya reaktif (VAr), degan mengacu pada nilai time running 1 second dan menggunakan beban resistance 1 ohm pada masing-masing simulasi, maka didapatkan data sebagai berikut : Tabel 1. Tabel perbandingan daya SPWM DAYA Daya Aktif (W) 232.25 Daya Reaktif (VAr) -110.78 Hysterisis 1607.83 29.45 Time Running Inverter 1 second 1 second Dari hasil simulasi inverter menggunakan SPWM dan inverter menggunakan kontrol arus hysterisis dapat diketahui nilai daya yang dihasilkan dari inverter menggunakan SPWM ketika diukur dengan menggunakan block power nilai daya yang dihasilkan adalah 232.25 daya aktif, 110.78 daya reaktif, untuk inverter menggunakan kontrol arus hysterisis ketika dilakukan pengukuran dengan menggunakan block power nilai daya yang dihasilkan adalah 1607.83 daya aktif, 29.45 daya reaktif. Dengan hasil pengukuran dengan menggunakan block power tersebut nilai daya aktif yang dihasilkan oleh inverter menggunakan kontrol arus lebih besar dari pada inverter menggunakan SPWM satu fasa. 4.3.2 Perbandingan Daya Referensi Dari hasil pengujian pada inverter menggunakan kontrol arus hysterisis dengan simulasi simulink MATLAB R2013Ra menggunakan block step didapatkan perbandingan ketika nilai daya referensi diberi nilai berubah-ubah akan tetapi dengan step time yang sama, menggunakan pengukuran daya pada block power didapatkan data sebagai berikut : Tabel 2. Tabel perbandingan daya referensi KINETIK Vol. 1, No. 1, Mei 2016 : 101 – 141 KINETIK 109 ISSN: xxxx-xxxx Value Daya Aktif (Watt) Daya Reaktif (Var) 1000 1500 1607.83 29.45 0.5 1500 2000 2154.02 55.77 0.5 2000 2500 2694.50 67.21 1 Second 0.5 2500 3000 3253.17 100.74 1 Second 0.5 3000 3500 3813.78 161.74 Step Initial Final Time Running Time Value 1 Second 0.5 1 Second 1 Second 4.4 Pembahasan Pada simulasi inverter satu fasa terhubung dengan jaringan distribusi menggunakan sinusoidal pulse width modulation menghasilkan daya aktif = 232.25 W dan daya reaktif = -110.78 VAr, maka dalam hal ini menyuplai daya aktif dan menyerap daya reaktif, sedangkan pada simulasi hasil inverter satu fasa menggunakan kontrol arus hysterisis current control menghasilkan daya aktif = 1607.83 W dan daya reaktif = 29.45 VAr, maka ketika menggunakan inverter satu fasa dengan kontrol arus inverter dapat menyumbangkan daya aktif maupun daya reaktif Pada pengujian sinkronisasi inverter satu fasa dengan jaringan distribusi menggunakan kontrol arus hysterisis current control, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar inverter dapat menyumbangkan daya kedalam jaringan distribusi sehingga inverter ini nantinya akan menjadi pembangkit energi terbarukan yang dapat menanmbahkan daya kedalam jaringan distribusi, dengan diberi nilai daya referensi yang berubah-ubah tetapi dengan step time yang sama, menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, dengan nilai paramater daya referensi yang telah di atur sebelumnya, dalam Gambar 4.10 juga telah menunjukkan bahwa sistem telah dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu hasil kondisi keluaran tegangan inverter memiliki bentuk gelombang dan sudut fasa yang sama dengan jaringan distribusi. Akan tetapi dalam hal keperluan praktis bentuk gelombang inverter tidak sinusuida murni dan mengandung harmonisa dimana hampir semua aplikasi inverter tegangan harmonik mempengaruhi performance sistem. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan simulasi pada inverter konvensional satu fasa dan juga sinkronisasi inverter dengan jaringan distribusi satu fasa dengan kontrol arus hystrisis current control dapat disimpulkan : 1. Daya aktif yang dihasilkan oleh inverter satu fasa dengan menggunakan kontrol arus hysteresis current control lebih besar dibandingkan inverter konvensional dengan menggunakan kontrol SPWM. 2. Metode kontrol arus hysterisis current control sesuai dalam sistem kontrol arus yang terhubung dengan jaringan distribusi satu fasa, dengan rangkaian kontrol yang sederhana dan juga memiliki respon yang baik ketika mendapat perubahan nilai pada daya referensi. 3. Dengan menggunakan metode PLL sebagai pengambil data informasi tegangan sinusoidal pada jaringan, untuk digunakan dalam pengendalian inverter konvensional dan juga inverter menggunakan kontrol arus, berhasil diperoleh amplitudo dan frekuensi yang sesuai dengan tegangan pada jaringan. Referensi [1] Blaabjerg F, Teodorescu R, Liserre M, Timbus AV. Overview of Control and Grid Synchronization for Distributed Power Generation Systems. IEEE Transactions on Industrial Electronics. 2006; 53(5): 1398-1409. [2] Andri Helly. Inverter Satu Fasa Sinkron Berbasis Digital Phase Locked Loop. Thesis. Depok. Universitas Indonesia ; 2012. [3] Widodo, Prasetya. (2010).” Rancang Bangun Inverter Tiga Fasa Dengan Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT) Menggunakan Metode Natural PWM Berbasis Mikrokontroler AT90PWM3” (Skripsi). Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [4] Mochammad salman, “Perancangan Inverter Satu Fasa Yang Terhubung Dengan Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Hysterisis Current Control,” Jurusan Teknik Elektro, Judul Makalah, Penulis 1; Penulis 2 110 ISSN: xxxx-xxxx; E-ISSN: xxxx-xxxx Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Februari 2012. [5] Nazif Hazlif, ”Pemodelan dan Simulasi PV-Inverter Terintegrasi Ke Grid Dengan Kontrol Arus Ramp Comparison Of Current Control,” Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Vol: 4, No.2, September 2015. KINETIK Vol. 1, No. 1, Mei 2016 : 101 – 141