Volume dan Kapasitas Paru - E

advertisement
.
SISTEM PERNAFASAN
DISKRIPSI MODUL
Pendahuluan
Penuntun ini berisi materi yang akan dipelajari oleh mahasiswa mengenai
sistem pernafasan.
Tujuan
Peserta tidak diharapkan untuk dapat memahami semua materi dengan
benar pada pertama kali pertemuan. Namun penuntun belajar ini
ditujukan untuk:
 Membantu mahasiswa dalam mempelajari materi dan pemecahan
masalah yang benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill
acquisition) dan
 Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai mahasiswa
memperoleh kepercayaan diri dan keterampilan ( skill competency)
Metode
Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membahas
terlebih dahulu seluruh materi sistem pernafasan dengan menggunakan
video, slide dan penuntun belajar.
Penggunaan penuntun belajar secara terus menerus memungkinkan
setiap mahasiswa untuk memantau kemajuan belajar yang telah dicapai
dan mengetahui apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, penuntun ini
dirancang untuk mempermudah dan membantu dalam berkomunikasi
antara mahasiswa dan pembimbing (memberikan umpan balik). Dalam
menggunakan penuntun belajar ini, adalah penting bagi mahasiswa dan
pembimbing untuk bersama-sama bekerja dalam satu kelompok. Sebagai
contoh, sebelum mahasiswa melakukan pemecahan masalah pertamatama pembimbing atau salah satu mahasiswa harus mengulangi kembali
secara ringkas pemecahan masalah yang akan dilakukan dan membahas
hasil yang diharapkan. Sebagai tambahan segera setelah pemecaha
masalah selesai, pembimbing akan membahasnya kembali dengan
mahasiswa. Tujuan pembahasan ulang ini adalah untuk memberi umpan
balik positif mengenai kemajuan belajar yang telah dicapai dan
menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki (pengetahuan, sikap,
keterampilan) pada pertemuan berikutnya.
Kedua penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk meningkatkan
ketrampilan pemecahan masalah, oleh karena itu penilaian harus
dilakukan secara hati-hati dan seobjektif mungkin.
Pengertian Sistem
Pernafasan

Sistem respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh
yang merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu
sistem respirasi terganggu maka secara sistem lain yang bekerja
dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan
terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
31
.






Gambaran Proses
Pernafasan
Proses pernapasan terdiri dari beberapa proses penting yaitu pada
sistem pernapasan, sistem saraf pusat, serta sistem kardiovaskular.
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam
paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam system pernafasan dan
masuk dalam pernafasan.
Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik dari dalam untuk
bernafas, dan secara refleks merangsang toraks dan otot-otot
diafragma, yang akan memberikan tenaga pendorong gerakan udara.
Sistem kardiovaskuler menyediakan pompa, jaringan pembuluh
darah yang diperlukan untuk mengangkut gas-gas antara paru-paru
dan sel tubuh.
Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau tidak
mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan
mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien meninggal. Bila oksigen di dalam darah tidak
mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-biruan dan ia
disebut menderita sianosis.
Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung O2 dan mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari
oksidasi dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut
proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut
proses ekspirasi.
Manusia membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk
proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida
sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas
antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses
respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk
proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan
kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan
dan pada manusia disebut alveolus yang terdapat di paru-paru
berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan
yaitu:
1. O2 – hidung – trachea – alveoli – pembuluh kapiler alveolus – ikatan
O2 dengan Hb – jantung – seluruh tubuh sampai ke setiap sel.
2. CO2 – membran alveoli – kapiler – alveoli – bronchroli – bronchus –
trakea – hidung.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik
dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah
secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk ke dalam tubuh melalui kapilerkapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung → ke
aorta → seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran).
32
.
Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui
peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan) → ke bilik kanan
dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru.
Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan
sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus
urogenitalis dan kulit.
Saluran
Pernafasan

Saluran pernafasan dari atas kebawah
dapat dirinci sebagai berikut : rongga
hidung,
faring,
laring,
trakea,
percabangan
bronkus,
paru-paru
(bronkiolus, alveolus).

Saluran nafas bagian atas adalah
rongga hidung, faring dan laring dan
saluran nafas bagian bawah adalah
trachea, bronchi, bronchioli dan
percabangannya sampai alveoli.

Area konduksi adalah sepanjang saluran nafas berakhir sampai
bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan,
membersihkan, melembabkan & menyamakan udara dengan suhu
tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis.

Area fungsional atau respirasi adalah mulai bronchioli respiratory
sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
33
.

Saluran pernafasan antara lain :
1. Hidung


Hidung adalah organ indera penciuman.
Ujung saraf yang mendeteksi penciuman berada di atap
(langit-langit) hidung di area lempeng kribriformis tulang
etmoid dan konka superior. Ujung saraf ini distimulasi oleh
bau di udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius
ke otak di mana sensasi bau dipersepsikan. Ketika masuk
dihidung, udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Hal
ini dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus
sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa. Lalu gerakan silia
mendorong lapisan mukus ke posterior didalam rongga
hidung dan ke superior saluran pernapasan bagian bawah
menuju faring. Nares anterior adalah saluran-saluran
didalam lubang hidung. Saluran-saluran ini bermuara
kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum hidung.
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan
pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan
selaput.

Pada proses pernafasan secara khusus rongga hidung
berfungsi antara lain :
a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
b. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan
oleh bulu-bulu hidung.
c. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
d. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama
udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam
selaput lendir atau hidung.

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang
disebut nasopharing dengan rongga hidung berhubungan
dengan :
34
.
a.
Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang
kranial, yang berhubungan dengan rongga hidung
melalui ostium (lubang). Dan terdapat beberapa sinus
paranasalis, sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis yang
dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan
sinus ethmoidalis yang terletak lebih dalam.
b. Duktus nasolacrimalis, yang meyalurkan air mata
kedalam hidung.
c. Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang
telinga bagian tengah.

Jika
terjadi influenza atau hidung buntu,
maka
kemungkinan adalah tertutupnya lubang-lubang tersebut
(sinus paranasalis, duktus nasolacrimalis, tuba eustachius),
sehingga dapat menimbulkan penumpukan cairan dan
terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang telinga
tengah akibatnya bisa terjadi sinusitis, otitis media, keluar
air mata, karena duktus nasolacrimalis buntu. Karena itu
pada hidung buntu perlu diberi obat-obatan tetes hidung
untuk mengurangi kemungkinan tertutupnya lubang-lubang
tersebut diatas.
2. Faring
 Faring adalah pipa berotot yang
berjalan dari dasar tengkorak
sampai
persambungannya
dengan
oesofagus
pada
ketinggian tulang rawan krikoid.
 Bila terjadi radang disebut
pharyngitis.
 Saluran faring memiliki panjang 12-14 cm dan memanjang
dari dasar tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6. Faring
berada di belakang hidung, mulut, dan laring serta lebih
lebar di bagian atasnya. Dari sini partikel halus akan ditelan
atau di batukkan keluar. Udara yang telah sampai ke faring
35
.


telah diatur kelembapannya sehingga hampir bebas debu,
bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak
suara (Laring).
Beberapa fungsi faring :
a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang
terlibat dalam sistem pencernaan dan pernapasan:
udara masuk melalui bagian nasal dan oral, sedangkan
makanan melalui bagian oral dan laring.
b. Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama
seperti hidung, udara dihangatkan dan dilembapkan
saat masuk ke faring.
c. Fungsi bahasa, fungsi faring dalam bahasa adalah
dengan bekerja sebagai bilik resonansi untuk suara yang
naik dari laring, faring (bersama sinus) membantu
memberikan suara yang khas pada tiap individu.
d. Fungsi pengecap, terdapat ujung saraf olfaktorius dari
indera pengecap di epitelium oral dan bagian faringeal.
e. Fungsi Pendengaran, saluran auditori (pendengaran),
memanjang dari nasofaring pada tiap telinga tengah,
memungkinkan udara masuk ke telinga tengah.
Pendengaran yang jelas bergantung pada adanya udara
di tekanan atmosfer pada tiap sisi membran timpani.
f. Fungsi perlindungan, jaringan limfatik faring dan tonsil
laring menghasilkan antibodi dalam berespon terhadap
antigen, misal mikroba. Tonsil berukuran lebih besar
pada anak dan cenderung mengalami atrofi pada orang
dewasa.
Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring
dan laringofaring :
a. Nasofaring
 Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan
di atas palatum molle.
 Pada dinding lateral, terdapat dua saluran auditori,
tiap saluran mengarah ke masing-masing bagian
tengah telinga.
 Pada dinding posterior, terdapat tonsil faringeal
(adenoid), yang terdiri atas jaringan limfoid.
 Tonsil paling menonjol pada masa kanak-kanak
hingga usia 7 tahun. Selanjutnya, tonsil mengalami
atrofi.
b. Orofaring
 Bagian oral faring terletak di belakang mulut,
memanjang dari bagian bawah palatum molle
hingga bagian vertebra servikalis ke-3.
 Dinding lateral bersatu dengan palatum molle untuk
membentuk lipatan di tiap sisi.
36
.

c.
Antara tiap pasang lipatan, terdapat kumpulan
jaringan limfoid yang disebut tonsil palatin.
 Saat menelan, bagian nasal dan oral dipisahkan oleh
palaturn molle dan uvula.
 Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut
(conical) kecil yang menjulur kebawah dari bagian
tengah tepi bawah palatum lunak.
 Amandel palatinum terletak pada kedua sisi
orofaring posterior.
Laringofaring
 Bagian laringeal faring memanjang dari atas
orofaring dan berlanjut ke bawah esofagus, yakni
dari vertebra servikalis ke-3 hingga 6. Mengelilingi
mulut esophagus dan laring, yang merupakan
gerbang untuk system respiratorik selanjutnya.
 Suplay darah pada faring kebutuhan darah pada
faring disuplai oleh beberapa cabang dari arteri
wajah. Aliran balik vena menuju vena fasialis dan
jugularis interna. Faring dipersarafi oleh pleksus
faringeal yang dibentuk oleh saraf vagus dan
glosofaringeal (parasimpatik) serta ganglia servikalis
superior (simpatik). Faring dilapisi oleh tiga jaringan
yaitu membran mukosa, jaringan fibrosa, dan otot
polos.
3. Laring
 Terdiri dari rangkaian cincin tulang
rawan yang dihubungkan oleh
otot-otot yang mengandung pita
suara, selain fonasi laring juga
berfungsi sebagai pelindung.
 Laring
berperan
untuk
pembentukan suara dan untuk
melindungi jalan nafas terhadap
masuknya makanan dan cairan.
 Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing
(gumpalan makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor.
 Pada waktu menelan, gerakan laring keatas, penutupan
glotis (pemisah saluran pernapasan bagian atas dan bagian
bawah) seperti pintu epiglotis yang berbentuk pintu masuk.
 Jika benda asing masuk melampaui glotis batuk yang dimiliki
laring akan menghalau benda dan sekret keluar dari
pernapasan bagian bawah.
 Fungsi Laring :
a. Produksi suara
Suara memiliki nada, volume, dan resonansi. Nada
suara bergantung pada panjang dan kerapatan pita
37
.
suara. Pada saat pubertas, pita suara pria mulai
bertambah panjang, sehingga nada suara pria semakin
rendah. Volume suara bergantung pada besarnya
tekanan pada pita suara yang digetarkan. Semakin besar
tekanan udara ekspirasi, semakin besar getaran pita
suara dan semakin keras suara yang dihasilkan.
Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah
dan bibir, otot wajah, dan udara di paranasal.
b. Berbicara
Berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang
dihasilkan oleh pita suara dimanipulasi oleh lidah, pipi,
dan bibir.
c. Pelindung saluran napas bawah
Saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat
saluran faring sehingga engsel epiglotis menutup faring.
Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui esofagus
dan saluran napas bawah.
d. Jalan masuk udara
Bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas
antara faring dan trakea.
e. Pelembap, penyaring, dan penghangat
Dimana proses ini berlanjut saat udara yang diinspirasi
berjalan melalui laring.

Di bagian laring terdapat beberapa organ yaitu :
a. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk
menutup laring sewaktu orang menelan. Bila waktu
makan kita berbicara (epiglottis terbuka), makanan bisa
masuk ke laring (keslek) dan terbatuk-batuk. Pada saat
bernafas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan
epiglotis menutup laring. Jika masuk ke laring maka
akan batuk dan dibantu bulu-bulu getar silia untuk
menyaring debu, kotoran-kotoran. Jika bernafas melalui
mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat
disaring, dilembabkan atau dihangatkan yang
menimbulkan gangguan tubuh dan sel-sel bersilia akan
rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
Epiglotis terdiri dari :
1) Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol ke
atas di belakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat
pada bagian belakang Vertebra cartilago
thyroideum.
2) Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian
samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea,
membentuk batas jalan masuk laring.
38
.
b. Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat
ditegangkan dan dikendurkan, sehingga lebar sela-sela
antara pita - pita tersebut berubah-ubah sewaktu
bernafas dan berbicara. Selama pernafasan pita suara
sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk.
c. Fonasi
Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama
ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh
gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan
resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.
d. Kebutuhan darah pada laring
Laring diperdarahi oleh arteri laringeal dan dialiri oleh
vena tiroid yang bekerja sama dengan vena jugularis
internal. Saraf parasimpatik yang mempersarafi laring
disusun oleh saraf laringeal superior dan laringeal
rekurens, yang merupakan cabang dari sarafvagus. Saraf
simpatik yang mempersarafi laring disusun oleh ganglia
servikalis. Saraf ini mempersarafi otot laring dan serat
sensoris pada membran yang melapisinya.
39
.
4. Trakea
 Trakea, merupakan lanjutan
dari laring yang dibentuk oleh
16 sampai 20 cincin kartilago
yang terdiri dari tulang-tulang
rawan yang terbentuk seperti
C.
 Trakea dilapisi oleh selaput
lendir yang terdiri atas epitilium
bersilia dan sel cangkir.
 Trakea hanya merupakan suatu pipa penghubung ke
bronkus. Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh
karena itu disebut pohon trakeobronkial. Tempat trakea
bercabang menjadi bronkus disebut karina. Di karina
menjadi bronkus primer kiri dan kanan, di mana tiap
bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan kanan). Karina
memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan
bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang.
 Fungsi trakea :
a. Penunjang dan menjaga kepatenan
Susunan jaringan kartilago dan elastik menjaga
kepatenan jalan napas dan mencegah obstruksi jalan
napas saat kepala dan leher digerakkan. Tidak adanya
kartilago di bagian posterior trakea, memungkinkan
trakea berdilatasi dan berkontraksi saat esofagus
mengalami distensi saat menelan. Kartilago mencegah
kolapsnya trakea saat tekanan internal kurang dari
tekanan intratoraksik, yaitu saat akhir ekspirasi dengan
upaya.
b. Eskalator mukosiliaris
Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi
gerakan silia membran mukosa yang teratur yang
membawa mukus dengan partikel yang melekat
padanya ke atas laring di mana partikel ini akan ditelan
atau dibatukkan.
c. Refleks batuk
Ujung saraf di laring, trakea dan bronkus peka terhadap
iritasi sehingga membangkitkan impuls saraf yang
dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di
batang otak.
d. Respons refleks motorik terjadi saat inspirasi dalam
yang diikuti oleh penutupan glotis, yakni penutupan pita
suara. Otot napas abdomen kemudian berkontraksi dan
dengan tiba-tiba udara dilepaskan di bawah tekanan,
serta mengeluarkan mukus dan/atau benda asing dari
mulut.
40
.
e.


Penghangat, pelembap, dan penyaring
Fungsi ini merupakan kelanjutan dari hidung, walaupun
normalnya, udara sudah jernih saat mencapai trakea.
Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu :
a. Lapisan luar terdiri atas jaringan elastik dan fibrosa yang
membungkus kartilago.
b. Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos
yang membungkus trakea dalam susunan helik. Ada
sebagian jaringan ikat, mengandung pembuluh darah
dan limfe, serta saraf otonom.
b. Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar
penyekresi mucus.
Kebutuhan darah pada trakea :
Arteri yang memperdarahi trakea terutama adalah arteri
bronkial dan arteri tiroid inferior. Aliran balik vena yang
memperdarahitrakea adalahvena tiroid inferior yang
mengalir menuju vena bronkiosefalik. Saraf parasimpatik
yang mempersarafi trakea adalah saraf laringeal rekurens
dan percabangan saraf vagus lainnya, sedangkan saraf
simpatik yang mempersarafi trakea adalah saraf dari ganglia
simpatik. Stimulasi parasimpatik mengonstriksi trakea dan
stimulasi simpatik mendilatasi trakea. Pembuluh limfe
bermula dari saluran napas yang mengalir ke nodus limfe
yang berada di sekitar trakea dan di karina, suatu area yang
membagi trakea menjadi dua bronkus.
5. Percabangan Bronkus
 Bronkus, merupakan percabangan
trachea. Setiap bronkus primer
bercabang 9 sampai 12 kali untuk
membentuk bronki sekunder dan
tersier dengan diameter yang
semakin kecil.
41
.






Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan
bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki,
bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik,
duktus alveolar, dan alveoli.
Dibagian bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar
dan sampai memasuki paru-paru disebut intrapulmonar.
Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir
vertikal dengan trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih
panjang dan sempit. Jika satu pipa ET yang menjamin jalan
udara menuju ke bawah, ke bronkus utama kanan, jika tidak
tertahan baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak
dapat memasuki paru kiri dan menyebabkan kolaps paru
(atelekteasis). Namun demikian arah bronkus utama kanan
yang vertikal menyebabkan mudahnya kateter menghisap
benda asing.
Cabang Bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi
bronkus lobaris dan segmentalis. Percabangan ini terus
menjadi kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis
(saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli).
Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Hanya
otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Setelah itu
terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru, yaitu
tempat pertukaran gas. Asinus (lobulus primer), terdiri dari
bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris
terminalis (akhir paru) yang menyerupai anggur dipisahkan
oleh septum dari alveolus di dekatnya. Dalam setiap paru
terdapat 300 juta alveolus dengan luas permukaan seluas
sebuah lapangan tenis.
Terdapat dua tipe lapisan sel alveolar : Pneumosit tipe I,
merupakan lapisan yang menyebar dan menutupi daerah
permukan, Pneumosit tipe II, yang bertanggung jawab pada
sekresi surfaktan.
Pada hakekatnya alveolus adalah suatu gelembung gas yang
dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara cairan
dan gas membentuk tegangan permukan yang cenderung
mencegah pengembangan saat inspirasi dan kolaps saat
42
.

ekspirasi, tetapi dengan adanya lapisan yang terdiri dari zat
lipoprotein (disebut surfaktan) yang dapat mengurangi
tegangan
permukaan
dan
resistensi
terhadap
pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps
alveolus pada waktu ekspirasi.
Defisiensi surfaktan merupakan faktor penting pada
patogenesis sejumlah penyakit paru termasuk sindrom
gawat nafas akut (ARDS).
6. Paru-paru

Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung
dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan
kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada
dibelakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri
dan vena besar, esofagus dan trakea.

Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan
pembagaian ruang sebagai berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius
dan inferior.
b. Paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang
terdiri dari dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.

Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial
venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.

Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150
juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup
luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
43
.
7. Bronkus


Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk
percabangan yaitu :
a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek,
dan lebih vertikal daripada bronkus kiri sehingga
cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda
asing. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Setelah memasuki
hilum, bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang, satu
untuk tiap lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi
banyak cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit
daripada bronkus kanan. Setelah sampai di hilum paru,
bronkus terbagi menjadi dua cabang, satu untuk tiap
lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi saluransaluran kecil dalam substansi paru.
Bronkus bercabang sesuai urutan perkembangannya
menjadi bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya, alveoli.
8. Bronkiolus dan Alveoli Pernapasan
 Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi
selubung halus jaringan ikat, yaitu lobulus.
 Tiap lobulus disuplai oleh udara yang berasal dari bronkiolus
terminalis, yang lebih lanjut bercabang menjadi bronkiolus
respirarorik, duktus alveolus, dan banyak alveoli (kantongkantong udara).
 Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru orang dewasa. Hal ini
memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Saat jalan napas
bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih kecil, dinding
jalan napas menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan
ikat lenyap, menyisakan lapisan tunggal sel epitelium
skuamosa sederhana di duktus alveolus dan alveoli. Saluran
napas distal ditunjang oleh jaringan ikat elastik yang longgar
di mana terdapar makrofag, fibroblas, saraf, pembuluh
darah, dan pembuluh limfe. Alveoli dikelilingi oleh jaringan
44
.
kapiler padat. Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal)
berlangsung di membran yang disusun oleh dinding alveolar
dan dinding kapiler yang bergabung bersama. Membran ini
disebut membran respiratorik. Di antara sel skuamosa
terdapat sel septal yang menyekresi surfaktan, suatu cairan
fosfolipid yang mencegah alveoli dari kekeringan. Selain itu,
surfaktan berfungsi mengurangi tekanan dan mencegah
dinding aiveolus mengalami kolaps saat ekspirasi. Sekresi
surfaktan ke saluran napas bawah dan alveoli dimulai saat
janin berusia 35 minggu.
9. Pleura
 Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung
ke paru, disebut sebagai pleura visceral.
 Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga
dada dalam.
 Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan
pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara
bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Pembuluh Darah
Paru-paru
 Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri,
yang membawa darah yang miskin oksigen ke tiap paru.
 Di dalam paru, arteri pulmonalis terbagi menjadi banyak cabang,
yang akhirnya bermuara di jaringan kapiler padat di sekitar dinding
alveoli.
 Dinding alveoli dan kapiler terdiri atas hanya satu lapisan sel
epitelium gepeng.
 Pertukaran gas antara udara di paru dan darah di kapiler berlangsung
pada dua selaput yang sangat halus (keduanya disebut membran
pernapasan).
 Kapiler pulmonal bergabung membentuk dua vena pulmonalis di tiap
paru.
 Vena ini keluar dari paru melalui hilum dan membawa darah yang
kaya oksigen ke atrium kiri jantung.
45
.
 Kapiler darah dan pembuluh darah yang sangat banyak di paru
ditunjang oleh jaringan ikat.
Inspirasi dan
Ekspirasi
Ada dua hal saat terjadi pernapasan yaitu :
1. Inspirasi :
 Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang
diselengarakan kerja otot.
 Proses inspirasi :
a. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas
sampai ke bawah, yaitu vertikel.
b. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi
otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan
dari belakang ke depan.
c. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi
ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam
saluran udara.
d. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot
tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
2. Ekspirasi
 Ekspirasi, yaitu udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan
karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan sifat elastis
paru-paru itu.
 Gerakan ini adalah proses pasif, dimana ketika pernapasan
sangat kuat, gerakan dada bertambah.
 Proses ekspirasi :
a. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan
sternum ke atas.
b. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak,
dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang
kempis.
c. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang
menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di
kedua belah paru-paru utama (trachea).
d. Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru
(alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana
oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat
dimana darah mengalir.
e. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia
bersifat elastis.
f. Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka
oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan
kecenderungan alveoli untuk mengempis.
g. Alveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil
dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah
halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas oksigen
(deoxgenated) dari jantung.
46
.
h. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh
darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya
dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam
kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan,
menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah
dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah.
i. Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan.
Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya,
kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan
mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat
diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau
penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau
pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang bekerja pada
ruangan yang sempit, tertutup dan lain-lain. Bila oksigen
tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang
berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi pada bibir,
telinga, lengan, dan kaki yang disebut sianosis.
Rongga Dada

Rongga dada diperkuat oleh tulangtulang yang membentuk rangka
dada.

Rangka dada ini terdiri dari :
1. Costae (iga-iga)
2. Sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan
3. Vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga
di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi
penting sebagai otot pernafasan.
Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
1. Interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat
masing-masing iga.
2. Sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3. Skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4. Interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. Otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi
perut mendorong diafragma ke atas.
6. Otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.


47
.
Proses terjadinya
Pernafasan







Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan
ekspirasi udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.
Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari
nervus pernikus lalu mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan
kendor lagi dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali
maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
Fungsi paru-paru adalah sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida.
Proses terjadinya Pernafasan :
1. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna,
oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu
bernapas.
2. Oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan
dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.
3. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin
sel darah merah dan dibawa ke jantung.
4. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan
pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
5. Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler
darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea,
dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau
pernapasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru. Distribusi arus udara dan arus
darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai
semua bagian tubuh.
3. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan
kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
4. Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna.
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen
(oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai
kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung, dan darah menerima sebagai gantinya yaitu karbon
dioksida.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang
meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada
waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru-paru
membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah CO2
itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri
bertambah.
48
.





Mekanisme
Pernafasan







Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan
ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Perubahan-perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam
alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan
interna atau pernapasan jaringan.
Udara (atmosfer) yang dihirup :
1. Nitrogen
: 79 %
2. Oksigen
: 20 %
3. Karbon dioksida : 0-0,4 %
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan
atmosfer.
Udara yang diembuskan :
1. Nitrogen
: 79 %
2. Oksigen
: 16 %
3. Karbon dioksida : 4-0,4 %
Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan
dihasilkan dari pusat pernapasan yang terletak di pons dan medula
oblongata (pneumotaxic center).
Kontraksi otot inspirasi akan menimbulkan tekanan negatif,
menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar masuk ke dalam paru.
Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena
komponen pernapasan ini akan membantu mempertahankan
homeostasis kadar oksigen, karbon dioksida dan ion H+ dalam darah
arteri.
Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk
ke dan keluar dari paru.
Saluran napas atas yang paten sangat tergantung struktur anatomis
daerah tersebut.
Ukuran konka nasalis yang besar, lidah atau uvula yang besar, dan
palatum molle yang lemah dapat mengobstruksi saluran napas atas.
Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta styloglosus dan
hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi kompleks agar
jalan napas tetap terbuka.
49
.
Pengaturan dan
Pengendalian
Pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu:
1. Pengaturan dan pengendalian kimiawi
 Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan
pengaturan frekuensi, kecepatan dan dalamnya gerakan
pernafasan.
 Pusat pernafasan di sumsum sangat peka terhadap reaksi kimia.
 Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, yang
merangsang pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls
saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
 Latihan menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida
dan yang dihasilkan oleh kerja otot-otot.
 Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, atau
peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H) darah, mempunyai
efek kuat yang langsung pada neuron-neuron susunan retikular
yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalaman
pernafasan dengan peningkatan ekskresi karbon dioksida.
 Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi
perubahan kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen
dalam darah arteri dan cairan serebrospinalis dan menyebabkan
penyesuaian yang tepat antara frekuensi dan kedalaman
respirasi.
 Ada 2 (dua) kemoreseptor pada pernafasan yaitu :
a. Kemorrseptor sentral
 Yaitu neuron yang terletak dipermukaan ventral lateral
medulla.
 Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri
dan cairan serebrospinalis merangsang peningkatan
frekuensi dan kedalaman respirasi.
 Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh
pada kemoreseptor sentral.
50
.
b. Kemorseptor perifer
 Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri.
 Kemoreseptor ini merespon terhadap perubahan
konsentrasi ion oksigen, karbondioksida dan ion
hidrogen.
 Contoh : Kalau kita melakukan olahraga maka akan
terjadi proses pembakaran didalam tubuh, hal ini
memerlukan oksigen yang sangat besar, maka efek dari
kompensasi tubuh adalah dengan jalan repirasi yang
cepat dan dalam untuk menyediakan bahan bakar
tersebut, sewaktu kita mulai istirahat maka tubuh akan
kembali normal karena oksigen yang dibutuhkan
standart karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu
banyak (standart).
2. Pengaturan dan pengendalian oleh saraf
 Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan
retikularis dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim
impuls menuruni medulla spinals, kemudian melalui saraf
frenkus ke diafragma, dan melalui saraf-saraf interkostalis ke
otot-otot interkostalis.
 Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam
medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot
pernafasan impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran
gelembung udara, yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat
pernafasan didalam medula.
 Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama
teratur yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot
ini. Irama ini dilengkapi dengan Hering-Breuer yaitu reseptorreseptor yang regang yang terdapat pada perenkhim paru-paru
yang memancarkan rangsangan ke medula oblongata melalui
vagus, pengembangan paru-paru yang cepat menghambat
rangsang respirasi.
 Reseptor regangan di jaringan paru mengirim impuls-impuls
melalui nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat
inspirasi saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang inspirasi
bila paru dikempeskan.
 Selain nyeri, dan impuls saraf dari gerakan anggota badan,
menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan kedalaman
pernafasan, karena kerjanya pada susunan retikular.
 Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang
terletak didalam medula oblongata, dan kalau dirangsang maka
pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf
spinalis ke otot pernafasan yaitu diafragma dan otot
interkostalis.
 Rangsang ritmis (berirama) pada medula oblongata
menimbulkan pernafasan otomatis.
51
.





Bentuk dari
Pernafasan
Darah medula oblongata yang berhubungan dengan pernafasan
secara klasik dinamakan pusat pernafasan.
Ada 2 kelompok neuron pernafasan, kelompok sosial yang dekat
dengan nukleus traktus solitarius adalah sumber irama yang yang
mengendalikan neuron motoris phrenieus kontralateral. Neuronneuron ini juga memproyeksikan diri dan mengendalikan
golongan ventral.
Golongan ini mempunyai 2 bagian yaitu :
a. Bagian kranial dibentuk oleh neuron-neuron nucleus
ambigus yang mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan
ipsilateral, pada hakekatnya melalui nervus vagus.
b. Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus
retroambigualis yang menyelenggarakan pengendalian
inspirasi dan ekspirasi ke neuron-neuron motoris yang
mempersarafi intercostalis.
Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis
neuron motoris yang mempersafari otot-otot pernafasan.
Rangsang ini secara keseluruhan tergantung pada impuls-impuls
saraf otak.
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :
1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)
 Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik
maka pernafasan tidak baik atau terganggu.
 Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan
semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12
pernafasan/menit atau 4,2 liter/menit.
 Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi
yang lebih sedikit dari pada pernafasan lambat dan dalam pada
volume pernafasan semenit yang sama.
 Semua proses ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima
jumlah tepat CO2 dan O2. Jika gerak badan lebih banyak darah
dari paru-paru membawa banyak CO2 dan konsentrasinya dalam
darah arteri bertambah.


2.
Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernafasan.
Penambahan vertilasi yang baik akan mengeluarkan CO2 dan
memungut lebih banyak O2.
Pernafasan jaringan (interna)
 Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa ke seluruh tubuh.
 Tiap sel mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah
menerima hasil buangan CO2 dari jantung dan paru keluar.
52
.

Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen
dari seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan akhirnya mencapai
kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil
CO2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi
pernafasan eksterna.
3. Pernafasan tingkat sel
Adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan
pelepasan produksi CO2 oleh sel-sel tubuh.
Transportasi
(Pertukaran Gas)
1.
Transportasi darah paru – jantung dan ke seluruh tubuh
53
.
2.
Transpor oksigen
 Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup
mudah dibawa dalam larutan air sederhana untuk
mempertahankan kehidupan jaringan. Sehingga sekitar 97 %
oksigen dalam darah dibawah eritorit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb), 3 % sisanya larut dalam plasma.
 Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme (suatu ikatan
besi-purfirin) dan globin (suatu protein). Hemoglobin berikatan
dengan oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Setiap
molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin
berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel
darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin dan
setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen. Dan
100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk
maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1,34).
 Darah arteri secara normal membawa 97 % oksigen, pernafasan
dalam atau menghirup oksigen murni tidak dapat memberi
peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan
oksigen tetapi menghirup oksigen murni dapat meningkatkan
penghantaran oksigen ke dalam jaringan karena volume oksigen
terlarut dalam plasma meningkat.
 Dalam darah vena, O2 mencapai 40 mmhg dan hemoglobin
masih 75 % jenuh. Hal ini menunjukkan darah hanya melepas
sekitar seperempat muatan oksigennya saat melewati jaringan.
Hal ini memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktuwaktu pernafasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan
meningkat.
54
.
3.
Volume dan
Kapasitas Paru
Transpor karbondioksida
 Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi,
karbondioksida berkombinasi dengan air dalam korpus sel darah
merah untuk membentuk ion-ion bikarbonat.
 Bila ion-ion bikarbonat mencapai paru-paru konsentrasi karbon
dioksida relatif rendah, terbentuk kembali karbon dioksida dan
air, dan karbon dioksida dilepaskan sebagai gas.
 Karbon dioksida yang berdifusi kedalam darah dari jaringan
dibawah keparu-paru melalui cara sebagai berikut sebagian kecil
karbon dioksida (7-8 %) tetap terlarut dalam plasma, karbon
dioksida yang tersisa bergerak kedalam sel darah merah, dimana
25 % nya bergabung dalam bentuk reversible yang tidak kuat
dengan gugus amino dibagian globin pada hemoglobin untuk
membentuk karbaminohemoglobin.
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi
dan expirasi dapat diukur melalui spirometer.
1. Volume
 Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar
paru-paru selama ventilasi normal biasa.
 Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan
380 ml untuk perempuan.
 Volume udara dalam paru-paru terbagi menjadi :
a. Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara extra
yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximum diatas
inspirasi tidal, berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml
pada perempuan.
b. Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara
yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi
tidal normal. Berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml
pada perempuan.
55
.
c.
Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paruparu setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada lakilaki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Volume
residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah
saat jeda pernafasan.
2. Kapasitas
 Kapasitas paru-paru terbagi menjadi :
a. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan
volume residual dan volume cadangan expirasi. Kapasitas ini
merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik
setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml.
Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
b. Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal
dan volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah
3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI).
c. Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal,
volume cadangan inspirasi dan volume cadangan expirasi
(KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.
d. Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang
dapat ditampung dalam paru-paru dan sama dengan
kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR).
Nilai rata-ratanya adalah 5.700 ml.
56
.
Kecepatan
Pernafasan
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika
bernafas dengan normal maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan
kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-ekspirasi-istirahat).
Tabel Frekuensi Pernafasan
No.
Umur
1 Bayi baru lahir
2 1 tahun
3 2-5 tahun
4 Orang dewasa
Masalah
Pernafasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Frekuensi (kali/menit)
30-40
30
24
10-20
Hipoksia (anoksia)
 Adalah defisiensi oksigen karena berkurangnya kadar oksigen
dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan
dan organ.
 Hipoksia dapat terjadi akibat kekurangan oksigen dalam
atmosfer, anemia, gangguan sirkulasi darah, penyakit paru,
adanya zat toksik (karbon monoksida atau sianida).
Hiperkapnia
 Peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai
dengan hipoksia.
 Jika CO2 berlebih akan meningkatkan respirasi dan konsentrasi
ion hydrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam
berlebih).
Hipokapnia
 Penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat
hiperventilasi (pernafasan cepat) dan penghembusan CO2
menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih).
Asfisia (sufokasi)
 Suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidakcukupan
ventilasi pulmonar
Dispnea
 Kesukaran bernafas, dan berhentinya nafas selama 3 menit
(dicekik) sudah bisa menimbulkan kematian.
Batuk
 Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang
dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang
bertujuan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan
dari lendir besar, iritasi, partikel asing dan mikroba.
 Batuk merupakan suatu tindakan refleks pada saluran
pernafasan yang digunakan untuk membersihkan saluran udara
atas.
 Batuk merupakan mekanisme refleks yang sangat penting untuk
menjaga jalan nafas tetap terbuka (paten).
 Dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk
pada jalan nafas. Tidak hanya lendir yang akan disingkirkan oleh
reflex batuk tetapi juga gumpalan darah dan benda asing.
57
.

Namun, sering terdapat batuk yang tidak bertujuan untuk
mengeluarkan lendir maupun benda asing, seperti batuk yang
disebabkan oleh iritasi jalan nafas.
 Jalan nafas dapat menjadi hiperreaktif sehingga hanya dengan
iritasi sedikit saja sudah dapat menyebabkan reflex batuk.
 Mekanisme batuk memerlukan adanya penutupan glotis dan
peningkatan tekanan intrathoraks (sebagai elemen eksplosif).
Jika terdapat kelumpuhan pita suara, elemen eksplosif batuk
tidak terjadi dan keadaan seperti ini disebut yang berasal dari
saluran nafas bawah akan didapati makrofag alveolar. Jika
banyak dijumpai sel skuamosa, dahak diperkirakan berasal dari
bagian atas laring. Jika banyak dijumpai sel polimorfonuklear,
mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri.
7. Proses Menelan dan Tersedak
 Proses menelan merupakan proses yang kompleks.
 Setiap unsur yang berperan dalam proses menelan harus bekerja
secara integrasi dan berkesinambungan.
 Tersedak adalah merupakan mekanisme pertahanan tubuh
untuk mencegah makanan masuk ke paru.
 Di leher kita ada 2 saluran, bagian depan itu namanya trachea
(tenggorokan) yang merupakan tempat lewatnya udara menuju
paru-paru, dimana saluran ini itu dibentuk oleh tulang rawan. Di
bagian belakang dari trachea (tenggorokkan) terdapat saluran
untuk tempat lewatnya makanan disebut esophagus
(kerongkongan) yang menuju lambung.
 Pada trachea terdapat epiglotis, fungsi epiglotis ini adalah untuk
menutup trakhea pada saat kita menelan makanan.
 Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan minuman
secara anatomis terletak di belakang tenggorokan (jalan nafas).
Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan lubang
hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi salah masuk maka
diantara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah katup
(epiglottis) yang bergerak secara bergantian menutup
tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun pintu.
 Saat bernafas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju
tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan, katup menutup
tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan.
 Tersedak dapat terjadi bila makanan yang seharusnya menuju
kerongkongan, malah menuju ke tenggorokan karena berbagai
sebab.
8. Hiccup (cegukan)
 Hiccups adalah suatu kontraksi involunter, intermiten,
spasmodik dari diafragma dan otot interkostal yang
menyebabkan inspirasi mendadak yang berakhir dengan
penutupan mendadak glotis, membuat suara cegukan klasik.
 Frekuensinya adalah 4-60 cegukan/menit dengan interval
teratur.
58
.

9.
Kebanyakan episodenya singkat dan swasirna, tetapi kadangkala
cegukan berlangsung beberapa jam, hari atau bahkan lebih.
 Cegukan didefinisikan sebagai persisten jika mereka bertahan
lebih dari 48 jam dan dinyatakan parah jika mereka bertahan
lebih dari 2 bulan.
 Pria di atas usia 50 lebih cenderung memiliki cegukan yang parah
dibandingkan dengan perempuan.
 Tidak diketahui apakah ada fungsi cegukan.
 Cegukan ini melibatkan lengung refleks :
a. Saraf frenikus, saraf vagus, rantai simpatis
b. Mediator pusat. Mediator sentral melibatkan pusat-pusat
pernapasan, nucleus nervi frenici, bagian reticular batang
otak, dan hipotalamus.
a. Nervus frenikus saraf, glotis, dan otot interkostal.
 Biasanya, cegukan melibatkan satu sisi diafragma, meninggalkan
lebih dari otot interkostal menyebabkan inspirasi mendadak
yang berakhir dengan penutupan mendadak glotis, membuat
suara cegukan klasik.
 Normal tingkat adalah 4-60 cegukan/menit dengan interval
teratur.
Mekanisme Bersin
 Berbeda dengan reflex
batuk, rangsang yang ada
ditangkap oleh reseptor
taktil dihidung.
 Rangsang
kemudian
diteruskan
ke
nervus
trigeminus dan dilanjutkan
ke pusat pernafasan di
medulla oblongata.
 Urutan mekanisme reflex sama dengan mekanisme reflex batuk,
namun pada reflex bersin uvula dikondisikan kebawah, sehingga
memungkinkan aliran udara ekspirasi menjadi kuat dan dapat
melalui rongga mulut dan rongga hidung.
 Reflex bersin bermanfaat untuk mengeluarkan benda asing yang
masuk ke rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah.
 Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran
hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan
yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh
akan menolak bakteri itu.
 Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu sebenarnya
saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara
otomatis mata kita akan terpejam. Hal ini untuk melindungi
saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi
oleh bakteri yang keluar dari membran hidung.
59
.



Pada saat kita bersin, secara refleks maka otot-otot yang ada di
muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti berdenyut.
Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut
alias berdetak kembali.
Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat.
Sehat dalam arti mekanisme tubuh kita berjalan dengan lancar
sempurna. Bersin sebagai sebuah reaksi adanya ketidakberesan
dalam saluran pernapasan. Mungkin ada debu atau kotoran dari
udara yang kita hirup yang tidak tersaring dan ikut masuk
sehingga tubuh secara spontan bereaksi mengeluarkan kotoran
melalui bersin.
Di dalam hidung, udara yang masuk dihangatkan sampai
mendekati suhu tubuh. Kemudian diberi kandungan air sampai
mendekati kejenuhan dan dibersihkan lagi sehingga udara yang
masuk ke paru-paru benar-benar bebas dari benda asing. Bila
udara sangat beredebu, sangat dingin atau mengandung uap
atau zat yang merangsang, ujung syaraf dihidung akan
terangsang. Akibatnya refleks bersin segera terjadi untuk
membersihkan hidung.
60
.
PENUNTUN BELAJAR SISTEM PERNAFASAN
:
NAMA
:
NIM
KELOMPOK :
:
TANGGAL
Isi keterangan pada gambar yang sesuai.
GAMBAR
KETERANGAN
(A)
(D)
(B)
(E)
(F)
(G)
(H)
(A) ……………………………
(B) ……………………………
(C) ……………………………
(D) ……………………………
(E) ……………………………
(F) ……………………………
(G) ……………………………
(H) ……………………………
(I) ……………………………
(J) ……………………………
(C)
(I)
(4)
(1)
(5)
(2)
(6)
(3)
61
(1) ……………………………
(2) ……………………………
(3) ……………………………
(4) ……………………………
(5) ……………………………
(6) ……………………………
.
Tutor,
(………………………….)
62
Download