BAB 7 ORGAN ENDOKRIN DI LEHER DAN KEPALA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang organ endokrin yang terdapat di leher dan kepala yaitu glandula pituitaria, corpus pineale, glandula thyroid dan glandula parathyiroid. Masingmasing organ endokrin dibicarakan mengenai letak, bentuk, sel-sel yang terkandung di dalamnya, hormon yang dihasilkan dan fungsinya, bangunan penting yang berhubungan dengannya, inervasi dan vaskularisasi, serta sedikit masalah klinis yang berhubungan. MANFAAT DAN RELEVANSINYA : Mahasiswa mulai diperkenalkan organ eridokrin terutama yang berada di leher dan kepala. Kuliah tentang endokrin akan dilanjutkan Iebih mendetail pada mata kuliah terutama faal pada semester berikutnya. TIK : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan secara rind tentang organ endokrin di daerah leher dan kepala, bangunan-bangunan disekitarnya, fungsi dan embriologinya. Universitas Gadjah Mada 1 ORGAN ENDOKRIN DI LEHER DAN KEPALA OIeh: drg.Anne Handrini Dewi, Mkes Ada 4: - Glandula Pituitaria I Hypophysis cerebri - Corpus Pineale - Glandula Thyroidea - Glandula Parathyroidea GLANDULA PITUITARIA (Hypophysis cerebri) Hypo = di bawah physis = pertumbuhan Letak : Pada fossa pituitaria os sphenoidale merupakan plica duramater yang menutupi sellae turcicae berhubungan dengan basis otak melalui infundibulum. Bentuk: Corpus kec, ovoid, ukuran lox 13 X 6 mm Diameter anteroposterior dan transversal 1 cm, berat ± % gr, terdiri atas 2 lobus : a. Lobus anterior (Adenohypophysis) - pars distalis - pars tuberalis - pars intermedia Sifatnya epiteloid Embriologis berasal dan kantong Rathke yang merupakan invaginasi pada epitel pharynx. Terdiri atas banyak sel sekretorik penghasil hormone : - Sel somatotropik (30-40%) Growth hormon - Sel kortikotropik (20%) Adenocorticotropik hormon - Sel tirotropik (3-5%) Tiroid stimulating hormon - Sel gonadotropik (3-5%) Luteinizing hormon dan Folikel stimulating hormon - Sel laktotropik (3-5%) Prolactin hormone b. Lobus posterior (Neurohypophysis) Terdiri atas jaringan neural, terutama berisi sel neuroglia yang disebut pituicytus. Embriologis berasal dan penonjolan hypothalamus sehingga banyak terdapat sel-sel glia. Lobus posterior terbentuk sebagai pertumbuhan ke bawah dan dasar proenchephalon di Universitas Gadjah Mada 2 dalam regio ventriculus III dan menjadi chorda sel yang lebih ramping serta padat pada regio infundibulum yang menghubungkan pituitania dengan tuber cinerum pada dasar ventriculus Ill Badan-badan sel yang mensekresi hormon lobus hypophysis posterior terdapat dalam neuron-neuron besar yang terletak di nukleus supra opticus dan paraventriculus hyphothalamus. Selanjutnya hormon-hormon tersebut diangkut ke kelenjar hypophysis posterior yaitu di dalam axoplasma serat-serat saraf neuron yang berjalan dan hypothalamus ke kelenjar hypophysis posterior. Fungsi: Menghasilkan beberapa hormon yang mengatur kelenjar endokrin yang lain. Kerjanya berdasarkan umpan balik dan diatur oleh hypothalamus. Lobus anterior diatur oleh hypothalamus releasing factor dan inhibitory factor yang dihasilkan oleh hypothalamus melalui pemuluh darah porta. Lobus posterior diatur oleh sel-sel syaraf dari hypothalamus. Hormon-hormon kelenjar hypophysis : Lobus anterior : - Growth hormon (GH) Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel dan diferensiasi sel. - Adenocorticotropic hormon (ACTH) Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolisme glukose, protein dan lemak. - Thyreotropin stimulating hormon (TSH) Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar thyroid dan selanjutnya akan mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia di seluruh tubuh. - Prolactin hormon Meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu - Gonadotropic stimulating hormon Merupakan hormon perangsang folikel dan hormon lutein mengatur pertumbuhan gonade. Lobus posterior : - Vassopresin (hormon antidiuretik) Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh Universitas Gadjah Mada 3 - Hormon oksitosin Membantu menyalurkan air susu kelenjar payudara ke putting susu selama penghisapan. Membantu proses kontraksi uterus pada saat kelahiran bayi. Bangunan-bangunan yang mempunyai hubungan penting dengan glandula pituitaria : - Chiasma opticum di atas gland ula pada bagian depan diaphragma sellae - A.carotis interna di lateral sinus venosus cavernosus - Sinus sphenoidales di bawah glandula - Fissura orbitalis superior di anterolateral glandula Suplai darah : Hypophysis mendapat suplai darah dan 2 kelompok pembuluh darah yang berasal dari a.carotis interna yaitu : arteri hypophysialis superior kiri dan kanan mensuplai eminensia mediana dan tangkai neural. Arteri hypophisialis inferior kiri dan kanan mesuplai neurohypophysis dan sebagian kecil ke tangkai neural. Kelompok arteria hypophysialis superior membentuk suatu plexus kapilaer primer dan kapiler yang berpori-pori yang memberikan perdarahan kepada tangkai dan eminensia mediana. Kapiler-kapiler dan plexus primer kemudian menyatu membentuk vena yang berkembang menjadi 1 plexus sekunder. Inervasi : Persyarafan lobus anterior berasal dan plexus carotis yang berjalan bersama-sama. Universitas Gadjah Mada 4 CORPUS PINEALE (Epifisis cerebri) Letak : Pada ujung posterior ventriculus ke Ill, di atas atap diencephalon melalui lnfundibulum yang berlubang karena pemanjangan cavitas ventriculus III. Bentuk : Pada orang dewasa berbentuk kerucut, gepeng, menonjol ke belakang dan region ventriculus Ill, berukuran panjang ± 5-8 mm dan 3-5 mm pada bagian yang paling lebar. Beratnya ± 120 mg. Mengandung 2 jenis sel : - Sel pinealosit sitoplasma basofilik dengan inti besar tidak teratur, lobulus dan anak inti jelas - Sel astrosit inti panjang, terpulas Iebih gelap terdapat di antara korda pinealosit dan daerah perivaskuler Corpus pineale tertutup pia mater yang membentuk capsula halus bagi organ-organ dan terbagi menjadi lobulus-lobulus yang sulit dibedakan. Fungsi : Kelenjar ini berperan penting dalam pengaturan fungsi seksual dan reproduksi. Mekanisme kerjanya : Kelenjar ini diatur oleh jumlah cahaya atau pola waktu yang dilihat oleh mata setiap hari Kelenjar ini menskresi melatonin dan beberapa bahan serupa yang kesemuanya masuk baik melalui cairan ventriculus III ke kelenjar hypophysis anterior untuk menurunkan sekresi gonadotropin. Suplai darah: Kelenjar pineal mendapat banyak suplal darah dan arteri pineal yang merupakan cabang dan artenia choroidal kanan dan kiri sebelah postero medialis. Inervasi: Serat saraf kehilangan selubung myelinnya saat menembus kelenjar pineal. Akson tanpa mielin berakhir diantara pinealosit dan beberapa membentuk sinapsis. Tampak banyak vesikel kecil yang mengandung norepinefrin di diam ujung syaraf. Juga terdapat serotonin di dalam pinealosit dan ujung saraf simpatis. Universitas Gadjah Mada 5 TRACHEA Drg. Wisnubronto, Pk.Ms Trachea, ialah lanjutan larynx ke kaudal, turun ke depan pada cartilago cricoidea dan larynx. Berjalan melewati apertura thoracis ke thorax, dibawahnya. Dindingnya dan dalam keluar terdiri atas tunica mucosa, tela submucosa, tunica cartilaglnea, tunica muscularis dan tunica adventitia. Tunica mucosa, mempunyai epithelium yang bersifat columnar bercilia dan sel-sel piala. TeIa submucosa, mengandung glandula mucosa yang berbentuk tubuloalveolar. Tunica cartilaginea, dibentuk oleh cartilago trachealis terdapat pada dinding lateral dan ventral sehingga berbentuk tapal kuda disebut paries cartilaginous. Jumlahnya 8-20 biji dan bersifat cartilago hyaline. Cartilagines tracheales dihubungkan satu dengan lainnya oleh serabut-serabut kenyal. Adanya cartilagines tracheales. Rongga di dalam trachea tetap terbuka. Tunica muscularis. terdapat pada dinding dorsal disebut paries membranaceus. Arah serabut otot dapat : - transversal, terbentang antara kedua ujung cartilageo trachealis - miring, terbentang antara ujung-ujung cartilagines trachealis. - Longitudinal Tunlica adventila, terdiri atas jaringan pengikat. Bila editus larynges atau rima glottididis tertutup oleh suatu membrane (misalnya pada dipthteri) atau pada edema plicae vocals, orang tidak dapat bernapas. Supaya dapat bernafas perlu dinding ventral trachea dibuka. Tindakan ini disebut tracheotomia. GLANDULA THYRO IDEA Glandula thyroidea, merupakan glandula endoknin atau glandula tanpa ductus yang terbesar, berbentuk ‘H’ terdiri atas lobus dexter dan lobus sinister dikedua sisi pars cervicales trachea, terdiri dan beberapa vesikel kecil yang dikelilingi epiteium cuboideum dan terisi sekresi koloidal. Terletak pada anteroinferior leher, tepat di bawah hyoideum dan terdiri dari lobus lateral yang besar. Biasanya berhubungan satu sama lain melalui garis median setinggi bagian atas trachea (annulus kedua sampai ke empat) melalui massa kecil jaringan glandula yang disebut isthmus. Isthmus yang menghubungkan kedua lobi dan lobus pyramidalis, melewati permukaan depan trachea, setinggi cartilagines tracheales kedua atau ketiga yang tidak selalu ada. Katup atas glandula di batasi di superior oleh origo m. sternothyroideus pada linea oblique cartilage thyroidea. Dari isthmus biasanya terlihat tonjolan lobus pyramidalis yang kecil ke atas dan kadang – kadang berhubungan dengan os Universitas Gadjah Mada 6 hyoieum melalui sepotong kecil otot (m. levator glandulae thyroieae). Tiap lobus lateralis mempunyai tinggi vertical 2 inci, meluas dari titik tengah cartilago thyroidea ke annulus trachea kelima atau keenam. Tiap lobus dapat dianggap mempunyai permukaan anterior, lateral, posterior dan medial. Permukaan anterolateral tertutup cutis, jaringan subcutaneous, lapisan fascia cervicalis profunda dan pretrachea, m. sternohyoideus, sternothyroideus dan sternocleidomastoideus. Gambar 1. Glandula thyroidea dan otot – otot yang berhubungan dengannya Catatan klinis : selama tiroidektomi, otot sering harus dipotong untuk membuka glandula. Otot umumnya dipotong cukup tinggi pada leher, untuk mempertahankan suplai saratnya. Permukaan posterior berhubungan dengan a. ceroti camunis (dalam selubung caroticus) dan truncus n. sympaticus (dipisahkan dan glandula dalam selubungnya melalui lapisan prevertebralis dan fascia profunda) Permukaan medial berhubungan dan atas ke bawah dengan cartilago thyroidea, bagian lateral membrane cricothyroidea, m. cricothyroideus dan dinding samping trachea. Universitas Gadjah Mada 7 Tepi posteromedial dan glandula pada sisi kiri biasanya kiri biasanya berkontak dengan oesophagus, terletak lebih ke kiri dan garis median pada regio leher. Pada kedua sisi tepi glandula ini berhubungan erat dengan n. leryngeus rexurens dan a. thyroidea inferior. Glandula thyroidea dikelilingi oleh capsula jaringan fibrosa yang halus yang disebut capsula sejati, membawa septa ke glandula dan dilewati oleh pembuluh darah besar. Diluar capsula, glandula dikeliingi oleh lapisan yang berasal, dan fascia profunda dan leher (bagian dari fascia prevertebralis), yang disebut capsula palsu (bedah). Diantara kedua kapsula ini terdapat plexus arteri dan lymphatica dan kadang-kadang juga terdapat glandula parathyroidea. Selubung ini membantu menahan glandula pada posisinya, karena lapisan bagian dalamnya melekat kuat pada cartilago cricoidea di bawahnya dan pada trachea. Glandula ini merupakan glandula endokrin, yang membuat dan mensekresi thiroksyn, suatu hormon yang mengontrol kecepatan metabolisme basal. Glandula thyroidea terbentuk sebagai pertumbuhan ke bawah dan tubulus garis median dasar pharynx, dan ductus thyroglossus akan bergabung dengan derivat endodermal kantung pharyngea keempat. Bagian terbesar ductus ini umumnya akan menghilang, tetapi ujung atasnya akan tetap ada sebagai sebagai foramen caecum dorm lingua. Bagian bawah ductus seringkali membentuk lobus pyramidalis dari jaringan thyroidea di atas isthmus dan benang-benang Jaringan fibromuskular membentuk levator glandula. Catatan kilnis: Disepanjang ductus thyrogfossus dapat terbentuk pulau-pulau jaringan thyroidea pada garis median. Pulau-pulau jaringan thyroidea pada garis median. Pulau pulau ini disebut sebagai glandula thyroidea accesoria dan dapat dijumpai pada dasar lingua, thyroidea lingualis atau garis median leher. Kadang-kadang glandula ini membentuk saccus yang berisi cairan yang disebut kista thyroglossus. Glandula berkembang sebagai pertumbuhan ke bawah epitelium oropharynx yang bergeser ke permukaan depan leher sebagai tali sel epitelium. Kemudian berkembang pada permukaan depan trachea sebagai glandula thyroidea. Tali sel epithelial disebut ductus thyroglossus dan hitang segera setetah glandula ini makin berkembang. Pada orang dewasa, ujung proksimal ductus thyroglossus tetap ada berupa foramen caecum lingua. Bagian distal ductus tetap ada berupa lobus pyramidalis, yang puncaknya mengarah ke atas pada garis tengah dan isthmus ke os. Hyoideum. Kadang – kadang, sekelompok sel – sel epithelium tetap ada sepanjang rute primitive ductus thyroglossus dan menimbulkan kista leher. Kelenjar ini dibungkus oleh capsula interna. Diluarnya terdapat capsula externa yang melekat pada arcus cartilaginis cricoideus. Glandula thyroidea difiksasi ke larynx dan trachea oleh : - ligamentum glandutae thyroidea medium yang datang dan cartilage cricoidea dan melingkungi isthmus. Universitas Gadjah Mada 8 - ligamentum glandulae thyroidea laterale yang datang dan bagian lateral cartilago cricoidea dan cartilagines tracheales dan menyebar ke dalam capsula externa. Tiap lobus dibagi oleh janingan pengikat dalam lobuli dan tiap lobuli terdiri atas gelembung-gelembung yang disebut folikel. Dinding folikel terdiri atas sel-sel kuboid. Di datam folikel terdapat koloid. Diantara folikel terdapat serabut-serabut retikulin, pembuluhpembuluh kapiler, pembuluh-pembutuh lympha dan serabut-serabut saraf. Serabut-serabut saraf berakhir di pembuluh darah dan sel-sel folikel. Sel-sel folikel dapat dibedakan dua macam : Sel-sel prinsipal di perulasan kelihatan lebih muda. Sel-sel koloid, di perutasan kelihatan lebih tua dengan nuclei pyknotis. Mungkin sel-sel koloid ini ialah sel-sel yang sudah mall atau sedang mengalami proses kematian. Koloid yang berada di dalam folikel mengandung hormon dalam bentuk thyreoglobulin. Hormon yang aktif masuk ke dalam darah ialah thyroxin, mengatur kecepatan metabolisme basal. Gila sekresi thyroxin berkurang dapat terjadi cretinisme yang ditandai dengan keterbelakangan mental dan fisik. Bila berlebihan (hipertiroidisme) akan terjadi penyakit Grave. Ditandal dengan bertambahnya aktivitas metabolisme dan menonjolnya bola mata karena meningkatnya jumlah jaringan lemak pada bagian posterior obita. Tanda kilnis ini bersama dengan pembesaran glandula (goiter) menyebabkan penyakit yang disebut juga sebagai eksoptalmik goiter. Aktivitas glandula thyroidea dikontrol oleh hormon tiroid (TSH) dan adenohypophysis. Pembesaran glandula, atau goiter, akan menekan trachea atau n. laryngeus reccurens. Stridor (suara respirasi yang tinggia), dispnea (sulit bernafas), dan disfagia (sulit menelan) dapat terjadi. Tiroidekiomi untuk tumor atau hipertiroidisme dapat dilakukan setelah mempentimbangkan anatomi regio ini dengan seksama. N. laryngeus reccurens, a.thyroidea inferior, n.laryngeus eksterna dan a. thyroidea superior, semuanya perlu diideintifikasi dengan cermat. Glandula parathyroidea juga dapat mengalami kerusakan, terutama karena posisinya yang bervariasi. Variasi ini dapat ditentukan berdasarkan riwayat embriologinya. Glandula parathyroidea inferior berkembang bersama thymus dan turun melalui leher semasa awal perkembangan. Oleh karena itu ada kemungkinan terdapat sepasang glandula inferior pada cartilago thyroidea atau di bawah glandula thyroidea, dan bahkan pada bagian atas thorax. Pengangkatan keempat glandula parathyroidea yang tidak disengaja dapat menimbulkan keadaan konvulsi yang disebut tetani. Pembengkakan glandula thyroidea dapat disebabkan oleh pembentukan tumor atau aktivitas glandula yang berlebihan. Bila besar, seperti pada eksoptalmik goiter, glandula yang membengkak dapat menekan struktur penting dalam jaringan lunak leher termasuk a. carotis interna dan v. jugularis. Namun, umumnya pembengkakan akan menimbulkan Universitas Gadjah Mada 9 tonjolan pada garis median di bagian bawah leher, tepat di atas sternum dan ujung medial clavicula, karena daerah ini kurang tahan terhadap pembesaran subkutaneus. a. a. thyroidea superior, suatu cabang a. carotis externa. b. a. thyroidea inferior, suatu cabang truncus thyrocervicalis Drainase vena melalui : a. v. thyroidea superior ke v. jugularis interna b. vv. Thyroideae ke v. jugularis interna c. v. thyroidea inferioe ke vv. Brachiocephalicae Suplai saraf ke glandula berasal dari cabang glandular ketiga ganglion cervicale truncussympaaticus. Gambar 2. Glandula thyroidea dan suplai darahnya Arteri – arteri glandula merupakan cabang terminal dari a. thyroidea superior, a. thyroidea inferior dan a. thyroidea ima (cabang a. carotis communis sinistra, aa. Brachicephalicae atau arcus aorta). Vena berdrainase ke v. jugularis interna (v. thyroidea superior dan media) dan ke vv. Brachicephalicae, terutama vv. Brachicephalicae sinistra (v. thyroidea inferior). Serabut sympathicus dari ketiga ganglia cervical berjalan menuju glandula di sepanjang a. thyroidea superior dan inferior. Glandula mendapat perdarahan dari a. thyroidea inferior dan superior. Hubungan glandula-arteri ini berperan penting pada prosedur pembedahan. A. thyroidea superior Universitas Gadjah Mada 10 berhubungan dengan vena 2,5 cm terakhir di atas glandula, namun a.thyroidee inferior berhubungan erat dengan ganglion cervicale media dan n. laryngeus recurrens yang terletak di dekat aspek posterior glandula. Karena suplai arterinya perlu diidentifikasi dan dipotong selama operasi glandula, terdapat nisiko rusaknya n. laryngeus recurrens yang akan mempengaruhi suara. Vena yang mendrainase glandula thyroidea tidak mempunyai valva sehingga prosedur pembedahan sering dapat menimbulkan perdarahan. Di sini kita perlu mengetahui juga posisi isthmus glandula yang terletak di depan trachea, di atas annulus kedua dan ketiga, sedikit di bavah tepi bawah cartilago cricoidea, tidak hanya untuk mencegah agar isthmus tidak terpotong selama trakeostomi saat mendapatkan jalan nafas pada keadaan darurat, tetapi juga untuk mencegah perdarahan hebat yang akan terjadi bila isthmus glandula mengalami kerusakan. Trakeostomi yang rendah, di bawah glandula thyroidea, merupakan cara alternatif tetapi pada cara inipun ada beberapa struktur penting yang dapat menjadi rusak misalnya saja v. thyroidea inferior, a. thyrodea ima, vv. Brachicephalicae sinistra, arcus venosus jugularis secus pleura dan thymus. A. thyroidea ima adalah pembuluh tunggal yang naik di depan trachea untuk memperdarahi isthmus glendula thyroidee. Arteri ini dapat menimbulkan perdarahan yang hebat selama pembedahan. GLANDULA PARATYROIDEA Glandula parathyroidea, ada dua pasang teletak di cranial dan kaudal masing-masing satu pasang, pada tiap sisi leher berdiameter kecil (5 cm). Terletak di dorsal lobi glandulae thyrecidea di antara capsule externa dan interna. Letak glandula parathyroidea superior paling sering berhubungan dengan tepi posteromedial bagian tengah lobus lateralis glandula thyroidea. Letak glandula perathyroidea inferior biasanya lebih bervariasi, dapat berhubungan dengan kutub bawah glandula thyroidea atau terletak sedikit lebih ke bavah dan terpisah dan jaringan thyroidea melalui interval yang bervariasi. Set-set tidak tersusun secara teratur. Di antara set-set terdapat serabut-serabut retikulin, kapiler-kapiler dan serabut-serabut saraf yang selain mengikuti kapiler-kapiler, tetapi ada juga yang berakhir di set-set kelenjar. Batas-batas sel kelihatan nyata. Ada dua macam set ialah : - Set-set principal, kelihatan lebih jernih dengan sitoplasma mengandung banyak mengandung glycogen dan tetesan-tetesan lemak. - Set-set acidophil, lebih besar dengan granulae acidophil di dalam sitoplasma, nucleus lebih kecil. Nucleus dan sitoplasma kelihatan lebih tua. Universitas Gadjah Mada 11 Suplai darah dan glandula parathyroidea berasal dari cabang ascendens dan descendens a. thyroidea inferior (dan mungkin juga a. thyroidea superior). Glandula ini berasal dan endodermat kantung keempat dan ketiga dan dinding lateral pharynx, kantung keempat membentuk glandula parathyroidea superior sedang kantung ketiga membentuk glendula perethyroidee inferior. Catatan klinis : selama pembedahan pengangkatan glandula thyroidea (tiroidektomi), pengangkatan harus dilakukan dengan hati-hati dengan tujuan sekurang-kurangnya satu glandula parathyroidea dapat dipertahankan, karena glandula ini berperan penting dalam metabolisme mineral. Glandula parathyrokiea membuat parathormon yang berfungsi mengatur resorpsi tulang, ekskresi fosfat pada ren dan resorpsi Ca pada usus. Hormon parathyroid yang berlebihan akan menaikkan kadar kalsium datam darah yaitu dengan menarik kalsium dan tulang dan gigi-geligi. Keadaan ini dapat menimbulkan osteoporosis, pernbentukan kista tulang dan penumpukan kalsium pada ginjal. Kadar parathormon yang rendah menimbu Ikan pengaruh berlawanan sedangkan pengangkatan glandula parathyroid biasanya akan diikuti dengan menurunriya kadar kalsium darah dan timbulnya kejang otot atau tetani. Universitas Gadjah Mada 12 TES FORMATIF : 1. Sebutkan dimana letak, bentuk, pembagian glandula pituitaria beserta sel-sel yang terdapat di dalamnya! 2. Ceritakanlah tentang bangunan – bangunan yang berhubungan penting dengan glandula pituitaria, arteri yang memvaskularisasi dan nervus yang menginervasinya! 3. Sebutkan bentuk, letak, dan fungsi dan sel – sel yang terdapat pada corpus pineale serta berasal darimana arteri yang memvaskularisasinya! 4. Ceritakan tentang letak, bentuk, suplai darah dan sel-sel yang terdapat pada glandula thyroidea! 5. Ceritakan tentang letak, bentuk, sel-sel yang terdapat di dalam glandula parathyroidea beserta embriologinya! 6. Sebutkanlah fungsi hormone thyroid dan bagaimana jika hormon tersebut berlebihan atau malah kekurangan! PENILAIAN DAN UMPAN BALIK Apabila anda dapat menjawab semua soal di atas maka anda dapat melanjutkan ke bab selanjutnya. Apabila anda hanya dapat menjawab 4 soal dari 6 soal yang ada, maka anda dapat mengulangi membaca bab ini. TINDAK LANJUT : Apabila anda masih kurang jelas, maka anda dapat membaca buku pedoman yang tercantum pada daftar pustaka. Universitas Gadjah Mada 13