PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow function). Untuk tahun 2005 sampai dengan 2010, pengelolaan keuangan daerah masih sangat tergantung dengan kebijakan pemerintah pusat terutama dalam hal peraturan perundang- undangan yang mendasarinya, terutama dalam hal pendapatan daerah yang sangat besar peranannya dalam perencanaan dan pendanaan pembangunan dalam kurun waktu tersebut. Dengan terbitnya UndangUndang Pajak Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah tentu memberikan warna baru dalam menentukan kerangka pendanaan dalam rencana kinerja pembangunan Kota Jayapura periode tahun 2012-2016. Dengan undangundang tersebut yang nantinya diikuti oleh peraturan perundang-undangan yang dibawahnya, diharapkan ketergantungan Kota Jayapura dari dana pusat semakin berkurang yang artinya Kota Jayapura dapat lebih mandiri dalam hal pendanaan pembangunan. Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya. Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Jayapura didasarkan pada UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Bab VIII yang mengatur tentang Keuangan Daerah; pasal 157) yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Bagian Kedua tentang Struktur APBD dalam pasal 20 pada ayat 1 disebutkan bahwa APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah. Lebih lanjut disebutkan dalam pasal 21 – 28 (PP No. 58 Tahun 2005) bahwa: 1. Pendapatan daerah terdiri atas; Pendapatan Asli Daerah Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. (PAD), Dana a. Pendapatan asli daerah terdiri atas; pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. b. Pendapatan Dana Perimbangan meliputi; Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. 2. Belanja daerah diklasifikasi menurut jenis belanja terdiri dari; belanja pegawai, belanja barang dan jasa, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; belanja modal dan belanja tidak terduga. 3. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 51 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah a. Penerimaan pembiayaan mencakup; SiLPA tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman b. Pengeluaran pembiayaan mencakup; pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman. c. Pembiayaan neto merupakan selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan. d. Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran. 3.1.1. Pendapatan Daerah Atas dasar hukum pengelolaan keuangan daerah dimaksud, maka seluruh proses pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan mulai dari proses penganggaran sampai pada pelaporan realisasi anggaran berdasarkan struktur APBD sebagaimana diuraikan, maka disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.1.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006 – 2010 2006 No. Uraian 1 2 2007 (Rp) 1 1.1. 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.1.4. 1.2. 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. 1.3. 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 PENDAPATAN 2008 (Rp) 2009 (Rp) 3 4 5 2010 Rata-rata (Rp) (Rp) Pertumbuhan (%) 6 7 8 442.315.220.617 547.378.487.459 612.552.575.170 639.368.427.143 672.372.371.987 11,30% Pendapatan Asli Daerah 22.401.618.006 30.764.259.915 37.930.695.364 45.102.908.940 52.698.546.054 24,09% Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 8.002.038.885 11.124.861.305 12.898.668.226 12.527.727.815 16.504.619.749 15.948.633.050 19.985.647.999 18.062.660.647 26.159.776.977 20.712.637.476 35,28% 16,96% Lain-lain PAD yang sah Dana Perimbangan Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 673.421.150 1.081.944.600 1.615.676.781 2.394.257.088 2.384.426.605 39,44% 2.601.296.666 4.255.919.274 3.861.765.784 4.660.343.206 3.441.704.996 12,22% 359.105.265.611 431.117.899.744 451.886.021.919 442.759.283.564 459.865.970.078 6,68% 51.815.265.611 60.995.029.841 64.035.958.919 51.392.022.564 59.931.328.078 4,89% 294.148.000.000 13.142.000.000 322.295.969.903 47.826.900.000 331.616.963.000 56.233.100.000 335.198.261.000 56.169.000.000 367.786.142.000 32.148.500.000 5,82% 59,66% 60.808.337.000 85.496.327.800 122.735.857.887 151.506.234.639 159.807.855.855 28,27% 26.285.438.000 25.935.773.200 10.000.000.000 27.840.000.000 6.500.000.000 -3,46% -11,67% 3.652.275.000 12.232.004.800 14.511.129.887 14.271.346.639 15.996.526.523 66,00% 57.156.062.000 63.264.323.000 73.884.728.000 110.949.450.000 117.875.556.132 20,97% Sumber: BPKAD Kota Jayapura Realisasi Pendapatan Daerah selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010, menunjukkan persentase pertumbuhan rata-rata sebesar 11,30 persen. Pertumbuhan dan kontribusi realisasi PAD, Dana Perimbangan (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil SDA, DAU dan DAK) serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah (Dana Hibah, Dana Darurat, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana OTSUS dan Dana Penyesuaian/Ad Hoc) yang diperoleh Pemerintah Kota Jayapura selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010 dapat diuraikan sebagai berikut : RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 52 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dilihat dari realisasi PAD selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010, Pemerintah Kota Jayapura ternyata realisasi PAD di atas target dengan Perkembangan PAD TA 2006 - 2010 tingkat efektivitas rata-rata sebesar 114,69 persen. 30.000.000.000 Realisasi PAD di atas target tersebut sebagai 25.000.000.000 perwujudan adanya perbaikan sistem dan 20.000.000.000 prosedur pemungutan PAD baik dalam bentuk 15.000.000.000 intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak dan 10.000.000.000 retribusi. Efektivitas realisasi PAD terbesar terjadi 5.000.000.000 pada tahun anggaran 2008, yakni sebesar 133,09 0 persen kemudian diikuti pada tahun anggaran Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2007 sebesar 120,64 persen. Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba BUMD Lain-lain PAD Dalam Rp. Realisasi PAD Berdasarkan realisasi setiap elemen PAD pada tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, pertumbuhan realisasi PAD menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata sebesar 24,09 persen, dimana realisasi PAD tahun anggaran 2006 sebesar Rp.22.401.618.006 meningkat menjadi Rp.52.698.546.054 di tahun anggaran 2010. Pertumbuhan PAD Rata-rata pertumbuhan terbesar bersumber dari Bagian Laba BUMD sebesar 39,44 persen, diikuti oleh pajak daerah sebesar 35,28 persen, retribusi daerah sebesar 16,96 persen, dan lain-lain PAD sebesar 12,22 persen. Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 6,47%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan fiskal Pemerintah Kota Jayapura terhadap transfer dana dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua masih tinggi ditinjau dari pendapatan murni daerah (PAD). Kontribusi PAD Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba BUMD, dan Lain-lain PAD terhadap Total Pendapatan Daerah dari tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010 masih didominasi oleh pajak daerah dengan rata-rata kontribusi per tahun sebesar 2,83 persen, kemudian diikuti oleh retribusi daerah sebesar 2,71 persen. Sedangkan Lain-lain PAD yang sah dan Bagian Laba BUMD memberikan kontribusi terhadap total pendapatan daerah masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,66 persen. Hakekatnya tujuan otonomi daerah untuk memberikan kewenangan kepada setiap daerah untuk meningkatkan kemandirian fiskal, sehingga pada saatnya mampu memenuhi kebutuhan fiskal dari kapasitas fiskal yang dimiliki. Strategi untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam kemandirian dana adalah meningkatkan PAD tanpa harus membebankan masyarakat di satu sisi, dan di sisi lain dapat mendorong pertumbuhan investasi dan ekonomi daerah secara menyeluruh. Walaupun PAD yang dicapai Pemerintah Kota Jayapura selama tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, di satu sisi harus diapresiasi, namun di sisi lain tingkat ketergantungan fiskal Pemerintah Kota Jayapura terhadap transfer dana dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa PAD yang dicapai Pemerintah Kota Jayapura masih sangat rendah, yakni rata-rata sebesar 6,47 persen. Itu berarti ketergantungan Pemerintah Kota Jayapura terhadap transfer dana dari Pemerintah Pusat baik dalam bentuk Dana Perimbangan maupun Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah sebesar 93,53 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 53 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Dana Perimbangan Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dana Perimbangan adalah dana transfer pemerintah pusat dari sumber APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk membiayai kebutuhan dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pemberlakuan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan tonggak pergeseran paradigma terhadap APBD, yaitu: a. Pergeseran teknis, meliputi; struktur anggaran, orientasi anggaran, disiplin anggaran (rutin dan pembangunan), dan duplikasi anggaran (belanja lain-lain, pengeluaran yang tidak termasuk bagian lain, dan pengeluaran tak terduga, biaya operasional vs biaya rutin, serta uang representasi dan uang sidang). b. Pergeseran konseptual mencakup; dinamika tuntutan masyarakat (akuntabilitas dan transparansi), efisiensi dan efektivitas sumber daya daerah, peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, maupun pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan. Pelaksanaan perimbangan keuangan dilakukan melalui dana perimbangan yang mempunyai tujuan utama untuk mengatasi ketimpangan keuangan yang terjadi baik antara pusat dan daerah maupun antar daerah sesuai dengan tujuannya, maka dana perimbangan dibedakan menjadi: a. Bagi hasil dimaksudkan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara pusat dan daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil antara pemerintah pusat dan daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam. b. DAU merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. c. DAK merupakan transfer yang bersifat khusus (specific grant) untuk memenuhi pembiayaan kebutuhan khusus daerah dan/atau kepentingan nasional. Selain dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, terdapat pula Dana Otsus yang dikelola oleh Pemerintah Parovinsi yang didistribusikan sebagai dana transfer dari Pemerintah serta Dana Bagi Hasil Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan dibagihasilkan ke Kabupaten/Kota. Dilihat dari realisasi Dana Perimbangan selama tahun Realisasi Dana Perimbangan TA 2006 - 2010 anggaran 2006 sampai tahun 400.000.000.000 anggaran 2010, 350.000.000.000 ternyata realisasi di atas target dengan 300.000.000.000 tingkat efektivitas hanya dicapai oleh Dana 250.000.000.000 Bagi Hasil Pajak dan SDA dengan tingkat 200.000.000.000 realisasi rata-rata sebesar 126,14 persen dan 150.000.000.000 126,73 persen. Realisasi DAU sebesar 100.000.000.000 anggaran atau sebesar 100 persen, sedangkan 50.000.000.000 DAK di bawah target yakni sebesar 98,66 0 Tahun 2006 persen. 2007 2008 2009 2010 Dana BH Pajak RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 Dana BH SDA DAU DAK 54 D alam R p . Realisasi Dana Perimbangan PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan realisasi setiap elemen Dana Transfer pada tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, menunjukkan adanya kencenderungan fluktuatif searah dengan kebijakan distribusi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua. Pertumbuhan Dana Perimbangan Pertumbuhan Dana Perimbangan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata sebesar 6,68 persen dari realisasi tahun anggaran 2006 sebesar Rp.359.105.265.611 menjadi Rp.459.865.970.078 di tahun anggaran 2010. Rata-rata pertumbuhan terbesar bersumber dari DAK sebesar 59,66 persen, diikuti oleh DAU sebesar 5,82 persen, dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak sebesar 4,89 persen. Kontribusi Dana transfer terhadap Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Jayapura selama tahun Kontribusi Dana Perimbangan terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 75,57% dan sisanya dari PAD (6,47 persen) dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah (17,96 persen). Kontribusi Dana Perimbangan Kontribusi masing-masing elemen dana perimbangan terhadap pendapatan daerah, ternyata DAU menduduki peringkat tertinggi dalam struktur APBD Kota Jayapura dengan kecenderungan kontribusi terhadap total pendapatan daerah menurun sejak tahun anggaran 2006 yakni tahun anggaran 2006 mencapai 81,19 persen menurun sampai mencapai 68,39 persen di tahun anggaran 2010 akibat perubahan dalam kebijakan Hold Harmless dalam penyaluran DAU secara nasional. Kontribusi DAU terhadap Total Pendapatan Daerah selama tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 rata-rata sebesar 58,29 persen, kemudian diikuti DAK sebesar 7,05 persen, Dana Bagi Hasil Pajak sebesar 6,36 persen, dan Dana Bagi Hasil SDA sebesar 3,86 persen. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah adalah dana transfer pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Papua maupun lembaga donor selain dana Perimbangan berupa Dana Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Lainnya. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 55 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah Dilihat dari realisasi Lain-lain pendapatan Daerah yang sah selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010, ternyata realisasi di atas target dicapai oleh Dana Bagi Hasil Pajak dari Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah TA 2006 - 2010 Provinsi Papua rata-rata sebesar 102,23 persen dan Dana Otonomi Khusus rata-rata sebesar 100,16 persen. Realisasi Dana penyesuaian (Ad Hoc) dibawah target, yakni rata-rata sebesar 84,44 persen, sedangkan Dana Hibah hanya baru terealisasi pada TA 2010 dengan tingkat realisasi sebesar 100,54 persen. Di sisi lain dana darurat diterima untuk tahun anggaran 2007 dan 2008 dengan tingkat realisasi rata-rata Hibah Dana Darurat Dana BH Provinsi Dana OTSUS Dana Ad Hoc 99,87 persen. 70.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 Dalam Rp . 50.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 0 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Berdasarkan realisasi setiap elemen Lainlain Pendapatan Daerah yang sah pada tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, menunjukkan adanya kencenderungan fluktuatif searah dengan kebijakan distribusi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua. Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata sebesar 28,27 persen dari realisasi tahun anggaran 2006 sebesar Rp.60.808.337.000 menjadi Rp.159.807.855.855 di tahun anggaran 2010. Rata-rata pertumbuhan terbesar bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi sebesar 66,00 persen, diikuti oleh Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 20,97 persen. Sedangkan Hibah dan Dana Darurat mengalami rata-rata pertumbuhan negatif, yakni Dana Darurat sebesar -11,67 persen dan Dana Hibah sebesar -3,46 persen. Kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terhadap Total Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Jayapura selama tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 rata-rata sebesar 17,96 persen. Kontribusi masing-masing elemen Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terhadap pendapatan daerah didominasi oleh Dana Otonomi Khusus sebesar 9,79 persen, diikuti oleh Dana Penyesuaian (Ad Hoc) sebesar 4,76 persen, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Papua sebesar 2,05 persen. Sedangkan Dana Hibah dan Dana Darurat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah sebesar 0,77 persen dan 0,59 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 56 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA 3.1.2. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan alokasi dana, dilakukan analisis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan sekaligus memperoleh gambaran realisasi dan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan. Belanja Daerah didasarkan pada pengelompokkan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No.24 Tahun 2005) yakni belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga, dan belanja transfer bagi hasil ke desa. Belanja Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mengelompokkan belanja ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung yang dimaksud mencakup belanja operasi (belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah dan bantuan sosial), belanja bagi hasil ke desa dan belanja tak terduga, sedangkangka belanja langsung mencakup belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Belanja Daerah Proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja selama tahun anggaran 2008 sampai tahun anggaran 2010, menunjukkan persentase realisasi rata-rata di bawah jumlah yang dianggarkan, yakni pada tahun anggaran 2008 sebesar 96,56 persen, pada tahun anggaran 2009 sebesar 97,29 persen, dan pada tahun anggaran 2010 sebesar 93,93 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 57 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Tabel 3.1.1.2 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Tahun 2008 – 2010 Sumber: BPKAD Kota Jayapura RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 58 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Realisasi Belanja Daerah dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan berfluktuasi searah dengan peningkatan pendapatan daerah dan kebijakan pendanaan dalam memenuhi kebutuhan belanja daerah Kota Jayapura. Realisasi Belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama tahun anggaran 2008 sampai tahun anggaran 2010 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sehubungan dengan penambahan pegawai yang lebih banyak didominasi pada guru dan para medis sebagai bagian tak terpisahkan kebijakan Pemerintah Kota Jayapura untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tabel 3.1.3 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2008 – 2010 No Uraian A 1 2 Belanja Tidak Langsung Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Tambahan Penghasilan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH Belanja pemungutan Pajak Daerah 3 4 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Belanja Langsung Belanja Honorarium PNS**) Belanja Uang Lembur**) Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS Belanja premi asuransi kesehatan Belanja makanan dan minuman pegawai Belanja pakaian dinas dan atributnya Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu Belanja perjalanan dinas Belanja perjalanan pindah tugas Belanja Pemulangan Pegawai Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll) TOTAL 2008 (Rp) 188.099.112.819,00 182.459.411.319,00 1.249.545.000,00 2009 (Rp) 223.424.207.330,00 203.554.151.080,00 16.705.338.250,00 2010 (Rp) 265.873.976.242,00 219.866.769.655,00 42.007.106.606,00 92.472.500,00 178.718.000,00 364.100.000,00 4.297.684.000,00 2.986.000.000,00 3.635.999.981,00 81.647.714.477,00 6.641.332.934,00 937.151.325,00 68.144.000.287,00 10.983.668.750,00 1.034.520.875,00 62.652.078.039,00 12.929.415.645,00 1.189.363.385,00 2.218.822.000,00 2.607.762.000,00 2.916.322.000,00 1.392.581.000,00 2.591.897.000,00 1.760.401.000,00 1.957.740.000,00 1.372.942.800,00 1.472.442.790,00 17.761.487.060,00 8.541.059.950,00 8.552.658.720,00 2.654.090.000,00 3.118.527.000,00 706.840.000,00 4.674.765.000,00 4.307.030.900,00 2.740.855.560,00 18.770.418.015,00 17.110.741.100,00 15.960.284.950,00 545.467.500,00 40.617.000,00 20.000.000,00 125.000.000,00 25.000.000,00 150.000.000,00 23.968.859.643,00 16.410.232.912,00 14.253.493.989,00 269.746.827.296,00 291.568.207.617,00 328.526.054.281,00 Sumber: BPKAD Kota Jayapura RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 59 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama tahun anggaran 2008 – 2010 menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dimana pada tahun anggaran 2009 meningkat sebesar 8,09 persen dari tahun anggaran 2008 atau meningkat sebesar Rp.21.821.380.321 dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 12,68 persen dari tahun anggaran 2009 atau meningkat sebesar Rp.36.957.846.664. Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur yang terafektasi dalam belanja tidak langsung sebesar Rp.188.099.112.819 pada tahun anggaran 2008 dan meningkat sebesar 18,78 persen pada tahun anggaran 2009 atau meningkat sebesar Rp.35.325.094.511 dan meningkat lagi pada tahun anggaran 2010 sebesar 19,00 persen atau meningkat sebesar Rp.42.449.768.912 dari tahun anggaran 2009. Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur yang terafektasi dalam belanja langsung sebesar Rp.81.647.714.477 pada tahun anggaran 2008 dan turun sebesar 16,54 persen pada tahun anggaran 2009 atau turun sebesar Rp.13.503.714.190 dan turun lagi pada tahun anggaran 2010 sebesar 8,06 persen atau turun sebesar Rp.5.491.922.248 dari tahun anggaran 2009. Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total belanja daerah ditambah pembiayaan pengeluaran selama tahun anggaran 2008 – 2010 ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 3.1.4 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2008 – 2010 No. Uraian Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur ( Rp ) Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan pengeluaran) ( Rp ) Prosentase 1 2 3 4 5 1 Tahun Anggaran 2008 269.746.827.296,00 625.161.561.920,00 43,15 2 Tahun Anggaran 2009 291.568.207.617,00 626.524.521.267,00 46,54 3 Tahun Anggaran 2010 328.526.054.281,00 643.350.519.817,00 51,06 Sumber: BPKAD Kota Jayapura Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total total belanja daerah ditambah pembiayaan pengeluaran pada tahun anggaran 2008 sebesar 43,15 persen, kemudian naik pada tahun anggaran 2009 menjadi 46,54 persen dan pada tahun anggaran 2010 meningkat menjadi 51,06 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 60 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Sementara itu untuk melihat neraca daerah dapat dilihat pada table berikut: Tabel 3.1.5 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun 2006 - 2010 Kota Jayapura No. Uraian 1 2 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata (Rp) 3 (Rp) 4 (Rp) 5 (Rp) 6 (Rp) 7 Pertumbuhan(%) 3 1 ASET 1.1. ASET LANCAR 58,308,010,289 79,802,767,163 43,282,523,463 29,530,171,331 59,356,043,180 15.08% 1.1.1. Kas 53,254,150,479 75,061,023,909 35,577,071,062 22,056,149,287 51,122,734,864 20.53% 1.1.2. Piutang 2,701,288,226 3,105,050,899 4,361,711,055 2,920,318,837 3,570,867,480 11.16% 1.1.3. Persediaan 2,352,571,584 1,636,692,355 3,343,741,346 4,553,703,207 4,662,440,837 28.11% Investasi Permanen 5,610,000,000 7,610,000,000 10,610,000,000 14,110,000,000 17,610,000,000 33.22% 571,147,805,000 894,442,363,593 991,151,513,219 1,177,324,613,810 1,351,652,539,435 25.25% 61,162,373,000 209,560,390,200 77,236,245,200 80,046,445,200 85,586,670,225 47.51% 1.2. ASET TETAP 1.2.1. Tanah 1.2.2. Peralatan dan mesin 125,863,554,000 73,745,529,594 117,650,149,251 154,433,921,237 238,237,801,992 25.91% 1.2.3. Gedung dan bangunan 362,717,444,000 407,886,549,045 471,066,748,715 535,672,433,592 653,506,117,023 15.91% RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 61 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 21,389,516,500 147,019,543,244 200,695,245,943 244,571,905,315 256,765,758,012 162.68% 14,917,500 1,688,688,260 2,750,141,460 4,749,735,216 8,803,864,583 2860.28% 54,541,663,250 121,752,982,650 157,850,173,250 108,752,327,600 55.44% 3,310,659,000 4,517,040,470 68.22% 1,206,381,470 100.00% 1.2.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 1.2.5. Aset tetap lainnya 1.2.6. Konstruksi dalam pengerjaan 1.2.7. dst……………… 1.3. ASET LAINNYA - - - 1.3.1. Tagihan penjualan angsuran - - - - 1.3.2. Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah - - - - 1.3.3. Kemitraan dengan pihak kedua - - - 1.3.4. Aset tak berwujud - - - 1.3.5. Aset Lain - lain - - - JUMLAH ASET DAERAH - 635,065,815,289 981,855,130,756 3,310,659,000 - 1,045,044,036,682 1,224,275,444,141 3,310,659,000 - 1,433,135,623,086 0.00% 0.00% 100.00% 0.00% 23.81% 2 KEWAJIBAN - - 3,301,196,022 3,309,546,105 71,712,656 0.81% 2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - - 3,301,196,022 3,309,546,105 71,712,656 0.81% 2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga 31,970,406 -49.39% 2.1.2. Uang muka dari kas daerah 2.1.3. Pendapatan diterima dimuka 2.1.4. Dst…………….. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 0 0 3,301,196,022 3,309,546,105 0.00% 39,742,250 62 100.00% PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 635,065,815,289 981,855,130,756 1,041,742,840,660 1,220,965,898,036 1,433,063,910,430 23.82% EKUITAS DANA LANCAR 58,308,010,289 79,802,767,163 39,981,327,441 26,220,625,226 59,284,330,524 19.66% 3.1.1. SILPA 53,254,150,479 75,061,023,909 35,577,071,062 18,746,603,182 51,082,992,614 28.38% 3.1.2. Cadangan piutang 2,701,288,226 3,105,050,899 4,361,711,055 2,920,318,837 3,570,867,480 11.16% 3.1.3. Cadangan persediaan Dana yang Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 2,352,571,584 1,636,692,355 3,343,741,346 4,553,703,207 4,662,440,837 28.11% 3 EKUITAS DANA 3.1. 3.1.4. 3.2. 3.2.1. EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Panjang 3.2.2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.2.3. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya JUMLAH DANA KEWAJIBAN DAN RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 Jangka - (3,301,196,022) - (31,970,406) 576,757,805,000 902,052,363,593 1,001,761,513,219 1,194,745,272,810 1,373,779,579,905 25.43% 5,610,000,000 7,610,000,000 10,610,000,000 14,110,000,000 17,610,000,000 33.22% 571,147,805,000 894,442,363,593 991,151,513,219 1,177,324,613,810 1,351,652,539,435 25.25% 3,310,659,000 4,517,040,470 68.22% 1,224,275,444,141 1,433,135,623,086 23.81% - EKUITAS - 635,065,815,289 - 981,855,130,756 - 1,045,044,036,682 63 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA 3.1.3 Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Kerangka Pendanaan Pengelolaan keuangan daerah di Kota Jayapura dalam 5 tahun terakhir, berpedoman pada ketentuan pokok, yakni mengacu pada Undang-undang Nomor Nomor : 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Undang-undang Nomor : 17 Tahun 2004 tentang Keuangan, termasuk Undang-undang Nomor : 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Atas dasar prinsip keseimbangan, selanjutnya ketentuan pokok tersebut disertai dengan aturan pelaksanaannya, dipolakan dalam konteks pemenuhan kebutuhan lokal dan kepentingan nasional, sebagaimana dituangkan di dalam Peraturan Daerah Kota Jayapura. Adapun materi penting yang dimuat di dalam peraturan daerah tersebut, mengatur antara lain tentang : (a) kerangka dasar prosedur penyusunan APBD; (b) kewenangan keuangan; (c) prinsip-prinsip pengelolaan kas; (d) prinsip-prinsip pengelolaan pengeluaran daerah; (e) tata cara pengadaan barang dan jasa; (f) prosedur pertanggung-jawaban keuangan; (g) hal lainnya menyangkut pengelolaan keuangan daerah. Dalam mengimplementasikan peraturan daerah tersebut, senantiasa dipertimbangkan : Pertama, Prinsip tertib anggaran, taat azas, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Kedua, hasil pengkajian peraturan perundangan dalam rangka optimalisasi sumber-sumber pendapatan. Ketiga, deregulasi pelayanan publik dalam rangka pengembangan investasi di berbagai sektor produksi terutama dalam memajukan sektor industri dan pemanfaatan sumberdaya alam yang dikelola oleh masyarakat. Keempat, deregulasi pajak daerah untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam rangka peningkatan penerimaan asli daerah. Kelima, sinkronisasi peraturan baik secara horizontal maupun vertikal. Luasnya jangkauan tugas dan beban kerja yang begitu besar sebagai akibat dari penyerahan kewenangan yang diberikan kepada daerah tentunya berakibat pada melonjaknya Rencana Anggaran Belanja Daerah. Namun diperhadapkan dengan kondisi riell Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang sangatlah minim, tidak proporsional dengan program dan kegiatan yang diajukan SKPD dalam rencana tahunannya. Untuk itu, agar pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan maka perlu dilaksanakan penetapan skala prioritas. Dimana prioritas yang direncanakan dilakukan dengan melihat aspek tujuan nasional yang tertuang dalam RPJMN dan juga tujuan MDGs yang harus dicapai yang dipersandingkan dengan tujuan daerah baik yang menyangkut tujuan otonomi khusus maupun tujuan dari visi yang diemban oleh Kepala Daerah terpilih. 3.1.4 Kebijakan Pendapatan Daerah Sebagaimana dirujuk di dalam, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 bahwa sumber penerimaan daerah terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan, sedangkan pembiayaan bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam hal ini, pendapatan daerah dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Sebab, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka kontribusi masyarakat membayar pajak akan makin meningkat pula. Kemudian mengupayakan formula sistem alokasi dana perimbangan dan dana otonomi khusus yang transparan dan proporsional, sebagai RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 64 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah konsekwensi logis atas kebijakan distribusi kewenangan dengan keseimbangan pada distribusi pendapatan. Adapun pendapatan daerah Kota Jayapura selama 5 tahun terakhir adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode Tahun Anggaran 2006-2010. Dalam hal itu, sumber-sumber penting pendapatan daerah yang menjadi hak Kota Jayapura, berasal dari DAU, DAK, dan Bagian Dana Otus, Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil (Pajak dan Non-Pajak). Selama 5 tahun terakhir, total pendapatan daerah Kota Jayapura mengalami kenaikan rata-rata secara signifikan, walaupun beberapa pos penerimaan mengalami penurunan. Dari komposisi pendapatan, menunjukkan kontribusi yang besar dari Pemerintah Pusat dan pemerintah Provinsi Papua, sementara kontribusi penerimaan asli daerah masih kecil. Sehubungan dengan itu, strategi penting yang dikembangkan selama ini adalah memacu peningkatan kemampuan penerimaan asli daerah, dengan maksud untuk mengurangi tingkat ketergantungan daerah dari pemerintah pusat atau pemerintah Provinsi Papua. Selain itu, telah dijalankan strategi dan prioritas pendapatan daerah dengan upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi berupa : (a) pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sumber-sumber pendapatan untuk disesuaikan dengan kondisi kemampuan masyarakat. (b) peningkatan koordinasi dengan pemangku kepentingan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia swasta, Perbankan dan lembaga keuangan nonbank. (c) Pembinaan dan pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM pengelolaan pendapatan daerah. (d) Peningkatkan kualitas sarana komputerisasi pendapatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam rangka pelayanan yang lebih cepat, akurat, menghindari kebocoran pendapatan dan mampu mengakomodir semakin bertambahnya data yang harus diolah yang akan meningkatkan tertib administrasi. (e) Peningkatan sistem pengawasan dan evaluasi serta pengendalian guna mendapatkan peningkatan kinerja pengelolaan pendapatan. (f) Peningkatan kemampuan dan kesadaran Wajib Pajak dan Retribusi secara simultan dan bersinambungan. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Dalam kurun waktu tahun 2006-2010, kebijakan anggaran disesuaikan dengan prioritas otonomi khusus yang dibarengi dengan prioritas daerah yang merupakan pengejawantahan dari visi dan misi kepala daerah terpilih. Dimana setiap SKPD termasuk Distrik-distrik merupakan satuan entitas akuntansi. Hal tersebut berarti bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut bertanggung jawab terhadap anggarannya masing-masing termasuk dalam pencatatan akuntansinya. Realisasi dari anggaran tersebut disusun dalam Laporan Realisasi Anggaran yang harus dilaporkan secara fungsional kepada Bendahara Umum Daerah/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan secara administratif harus dilaporkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yaitu Pejabat Pengguna Anggaran masing-masing SKPD. Dari segi pengawasan dari rangkaian pengelolaan keuangan daerah, pada periode tahun 2007-2010, Laporan keuangan yang disusun oleh BPKAD sebagai entitas pelaporan, menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan inilah yang kemudian akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengelolaan keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan yang dikelola oleh setiap SKPD dan dikoordinir oleh BPKAD yang mengemban fungsi sebagai SKPKD. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 65 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis realisasi anggaran, laporan realisasi anggaran, neraca hingga catatan atas laporan keuangan disusun secara otonomi oleh SKPD sebagai entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi dan dikompilasi oleh BPKAD sebagai entitas pelaporan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Jayapura. Sedangkan Laporan Arus Kas disusun secara sentralistik oleh BPKAD. Pengelolaan keuangan Daerah tersebut tetap berpedoman pada aturan yang berlaku. Kebijakan akuntasi yang diterapkan dalam Pengelolan Belanja Daerah secara umum telah sesuai dengan ketentuan SAP. Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Jayapura dapat dikatakan berhasil. Ini dapat dilihat dari hasil opini audit BPK terhadap Pemerintah Kota Jayapura sebagai berikut: Tabel 3.2.1 Opini BPK terhadap LKD Pemerintah Kota Jayapura tahun 2007 – 2010 Tahun 2007 2008 2009 2010 Opini BPK Disclaimer Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Dengan melihat capaian kinerja tersebut di atas maka Pemerintah Kota Jayapura optimis dapat mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan optimisme yang tinggi dan kinerja yang terukur serta asset yang tertata dengan baik akan dapat mengantarkan Pemerintah Kota Jayapura mencapai WTP. Pencapaian prinsip efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah tercermin dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pertahunnya. SILPA per tahun diharapkan menurun baik secara nominal maupun persentasenya, dikarenakan kurang baik untuk perekonomian secara makro, yang menggambarkan belanja pemerintah kurang diberdayakan dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga belanja pemerintah tidak dapat secara optimal menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Dan adanya SILPA juga menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan anggaran. Perkembangan SILPA pertahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2.2 Pemerintah Kota Jayapura Perkembangan Anggaran Realisasi Penggunaan SILPA TA. 2005 – 2010 TAHUN ANGGARAN 2004 REALISASI Efektivitas ( % ) Pertumbuhan 3,419,360,900 2005 2,810,213,200 2,775,296,729 98.76 (18.84) 2006 16,156,515,714 15,977,796,188 98.89 475.71 2007 55,618,117,039 50,859,422,244 91.44 218.31 2008 40,330,949,450 39,092,244,699 96.93 (23.14) 2009 40,761,333,900 39,265,961,200 96.33 0.44 2010 18,746,603,182 22,056,149,287 117.65 (43.83) 96.47 130.50 Rata-rata (%) 31,135,425,861 29,594,144,212 Sumber: BPKAD Kota Jayapura TA 2005 - 2010, data diolah. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 66 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 3.3 Kerangka Pendanaan Untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintah, maka prediksi pendapatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Tahun 2006 s/d Tahun 2010 Kota Jayapura No. Uraian 1 2 PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah 1 1.1. 1.1.1. Pajak daerah 1.1.2. Retribusi daerah 1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 1.2. Dana Perimbangan 1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 1.2.2. Dana alokasi umum 1.2.3. Dana alokasi khusus 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.3.1 Hibah 1.3.2 Dana darurat 1.3.3 1.3.4 1.3.5 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) 5 (Rp) 6 (Rp) 7 (Rp) 8 (Rp) 9 63,257,049,686 29,840,000,000 22,950,000,000 JUMLAH 76,541,030,120 84,195,133,132 32,824,000,000 36,106,400,000 39,717,040,000 25,245,000,000 27,769,500,000 30,546,450,000 3,300,000,000 3,630,000,000 3,993,000,000 3,000,000,000 7,467,049,686 585,308,822,530 44,779,865,530 496,265,717,000 44,263,240,000 138,669,454,040 71,405,807,040 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **) Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 69,582,754,655 13,632,000,000 92,614,646,445.27 43,688,744,000.00 33,601,095,000.00 4,392,300,000.00 8,213,754,655 9,035,130,120 9,938,643,132 643,839,704,783 708,223,675,261 779,046,042,787 49,257,852,083 54,183,637,291 59,602,001,020 545,892,288,700 600,481,517,570 660,529,669,327 48,689,564,000 53,558,520,400 58,914,372,440 152,536,399,444 167,790,039,388 184,569,043,327 78,546,387,744 86,401,026,518 95,041,129,170 - - - 14,995,200,000 16,494,720,000 18,144,192,000 10,932,507,445.27 856,950,647,066.17 65,562,201,122.47 726,582,636,259.70 64,805,809,684.00 203,025,947,659.96 104,545,242,087.26 - 9,958,611,200.00 53,631,647,000 56,313,229,350 59,128,890,818 62,085,335,358 787,235,326,256 865,958,858,882 952,554,744,770 1,047,810,219,247 65,189,602,126.29 1,152,591,241,171.41 Pengalokasian untuk belanja langsung dilakukan setelah dialokasikan terlebih dahulu untuk belanja tidak langsung bagi kepentingan belanja pegawai dan operasional yang diprediksi dengan jumlah pegawai yang senantiasa bertambah dan juga diikuti dengan kenaikan gaji dan tambahan penghasilan lainnya. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 67 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dari dana yang tersedia tersebut, dapat diambil pendekatan penggunaan dana yang tersedia dengan pendekatan prioritas penggunaan dana, dimana ada 4 (empat) prioritas penggunaan dana yaitu: 1. Prioritas I, digunakan untuk alokasi Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Gaji Pegawai 2. Prioritas II, digunakan untuk alokasi pembangunan yang terkait dengan program pembangunan daerah yang terkait secara langsung dengan Visi dan Misi Walikota. 3. Prioritas III, digunakan untuk alokasi pembangunan untuk program penyelenggaraan urusan lainnya. 4. Prioritas IV, digunakan untuk alokasi Belanja Tidak Langsung Lainnya seperti Bantuan Sosial, Hibah, Tambahan Penghasilan PNS dan lain sebagainya. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 68