Vol.14.No.1.Th.2007 Identifikasi Ikan Segar Yang dipilih Konsumen Identifikasi Ikan Segar Yang Dipilih Konsumen Beserta Kandungan Gizinya Pada Beberapa Pasar Tradisional di Kota Malang Sri Samsundari* Jurusan Perikanan, Fakultas Peternakan – Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang, Telp. (0341) 464318 Email: [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang banyak dipilih konsumen, mengetahui tingkat konsumsi ikan segar masyarakat kota Malang serta untuk mengetahui komposisi gizi dari beberapa jenis ikan segar yang paling disukai oleh konsumen di pasar tradisional kota Malang. Kontribusi penelitian secara umum adalah masyarakat dapat mengetahui komposisi gizi dari ikan segar yang dikonsumsi dan diharapkan masyarakat dapat meningkatkan konsumsi ikan segar sesuai dengan standar konsumsi ikan segar secara nasional. Metoda: Penelitian ini dilakukan dengan metode survey pada tanggal 15 November sampai dengan 15 Desember 2005 di pasar tradisional kota Malang yang meliputi Pasar Klojen, Oro-oro Dowo, Dinoyo, Blimbing dan Pasar Besar Malang. Hasil: Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ikan-ikan segar yang paling banyak adalah ikan Mujair sebesar 510 kg (21,47%), ikan Meniran (kunir) 391 kg (16,46%) dan ikan Tongkol sebesar 340 kg (14,30%). Tingkat konsumsi ikan Mujair dan Tongkol tidak didapatkan perbedaan (P > 0,05) demikian juga antara ikan Mujair dan Meniran tidak didapatkan perbedaan (P > 0,05). Konsumsi ikan Meniran dengan ikan tongkol juga tidak didapatkan perbedaan (P > 0,05). Konsumsi gizi ikan Mujair adalah BK 20,49%, air 79,51%, protein kasar 10,05% dan lemak kasar 0,38%. Pada ikan Meniran Bahan Kering 20,52, air 79,48%, Protein kasar 8,84% dan Lemak Kasar 4,95%. Sedangkan pada ikan tongkol bahan kering 20,48%, air 79,52%, protein kasar 10,07% dan lemak kasar 5,1%. Kata kunci: ikan segar, pasar tradisional,tongkol, meniran, mujair. The Identification of Preference Fresh Fish with Its Nutrient Content in Several Traditional Market in Malang ABSTRACT Background: A research have been conducted to evaluate the fresh fish demand and its nutrient content in several traditional market in Malang. The research was expected to give information about the nutrient content and stimulate the increasing of fresh fish consumption. Methods: Survey methods has been used in this research, and conducted from November until December 2005 in several traditional market i.e. Pasar Klojen, Pasar Oro-oro Dowo, Pasar Blimbing, and Pasar Besar. Result : The result showed that there were three kind fish that were preferred by consumer: 510 kg (21,47%) Mujair (Tilapia sp), 391 kg (16,46%) Tongkol (Thunus sp.), and 391 kg (16,46%) Meniran (Nemipetrus sp.) The demand of three freshwater fish were non significantly (P > 0,05) different. The nutrients content of Mujair were 20,49% dry matter, 10,05% crude protein, extract ether 0,38% meanwhile the nutrient for Meniran and Tongkol respectively were 20,52% and 20,48% (dry matter), 8,84% and 10,07% (crude protein), 4,95 and 5,1% (extract ether). Key words: preference, fresh fish, traditional market, tongkol, meniran, mujair. 41 Samsundari Jurnal Protein * Jurusan Perikanan Fakultas Peternakan – Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang PENDAHULUAN Kota Malang mempunyai beberapa sentra perdagangan tradisional berupa pasar-pasar tradisional yang tetap bertahan dan bahkan berkembang hingga saay sekarang. Di sebelah utara Kota malang terdapat pasar Blimbing yang terletak di Kecamatan Blimbing, sebelah barat terdapat Pasar Dinoyo di jalan Mayjend Haryono, di sebelah selatan terdapat pasar perkulakan tradisional yaitu pasar Gadang, sedangkan di sebelah timur terdapat Pasar Madyopuro. Pasarpasar tradisional lain di tengah Kota Malang antara lain adalah Pasar Besar Malang, Pasar Klojen, Kasin, Oro-oro Dowo, Pasar Sukun, Pasar tradisional Kebalen dan beberapa pasar yang mulai tumbuh dan berkembang di lingkungan perumahan misalkan Pasar Tradisional Sawojajar. Penelitian ini dilakukan di lima pasar tradisional kota Malang yaitu Pasar Klojen di jalan Hos Cokroaminoto, pasar Oro-oro Dowo, jalan Guntur 20, pasar Dinoyo, jalan Mayjend. Haryono, pasar Blimbing dan pasar Besar Malang. Pemilihan pasar-pasar tersebut diatas berdasarkan pada jumlah pedagang dan keragamanan jenis ikan yang dijual. Malang sebagai salah satu kota besar di Jawa Timur menerima pasokan ikan segar dari wilayah pantai Malang Selatan antara lain Sendangbiru, pantai ngliyep dan sekitarnya. Daerah lain yang memasok ikan segar adalah Pasuruan, Probolinggo, dan Jember, Jawa Timur mempunyai potensi yang sangat besar dibidang perikanan karena mempunyai luas wilayah laut dipantai selatan sebesar 142,566 km2 dapat memberikan gambaran potensi kelautan yang sangat besar. Potensi lestari produksi ikan diperairan laut Jawa Timur mencapai 618.500 ton per tahun. Pada tahun 2002 produksi ikan mencapai 298 – 418 ton dan pada tahun 2003 menjadi 353.001 ton. Melalui uraian diatas terlihat bahwa potensi perikanan Jawa Timur sangat besar sekali tetapi jumlah nelayan di Jawa Timur tidak lebih dari 3 % jumlah penduduk dan hidup dalam kondisi miskin serta mengelola hasil perikanan dengan cara tradisional. Tingkat konsumsi ikan masyarakat Jawa Timur pada tahun 2001 hanya mencapai 16,49 kg per kapita per tahun masih 42 jauh dibawah angka ideal Bappenas yang mencapai 26,8 kg per tahun. Perkembangan konsumsi ikan per orang di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 21,57 kg dan pada tahun 2001 adalah 22,47 kg, tahun 2002 sebesar 22,84 kg serta tahun 2003 mencapai 24,57 kg. Kondisi ini sangat rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang rata- rata perkapita pertahun dapat mencapai diatas 100 kg dan Thailand mencapai 35 kg perkapita per tahun. Jumlah penjualan ikan segar pada setiap pedagang di lima pasar tradisional Kota Malang sangat bervariasi sekali jika dikaji dari jenis ikan air tawar dan ikan air laut dan hal ini sangat tergantung dari jumlah konsumen pembeli ikan. Tetapi dari data yang didapatkan diperoleh fakta bahwa jumlah penjualan ikan air tawar dan ikan air laut di setiap pedagang selalu hampir sama. Data penjualan ikan segar secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Penekanan budidaya perairan di wilayah pesisir maupun di daerah perairan tawar juga dilakukan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan juga dilakukan karena ikan-ikan hasil budidaya juga sangat digemari oleh masyarakat sehingga untuk tahun 2005 diusulkan dana RAPBN sebesar 2,8 triliun atau meningkat 800 milyar dibandingkan dengan anggaran tahun 2004. Dana di atas akan difokuskan pada budidaya perairan tawar yang meliputi udang, kerapu, bandeng, mutiara, rumput laut, ikan nila dan ikan hias. Secara umum bebarapa komoditi perikanan Jawa Timur yang diminati pasar ekspor maupun domestik adalah lobster, tuna kakap, kerapu, terinasi, ikan pipih, sirip hiu, ikan teri, salem, kepiting ikan perut, gurita dan ikan hias air laut. Sedangkan untuk permintaan pasar yang semakin meningkat adalah ikan layang, ikan pelagis. Data kebutuhan ikan secara nasional pada tahun 2006 diperkirakan telah mencapai 9,5 juta ton dan prediksi ini didasarkan pada peningkatan konsumsi ikan masyarakat Indonesia serta nilai ekspor sektor kelautan dan perikanan yang meningkat dua milyar dollar AS pada tahun 2003 dan diprediksi pada tahun 2006 telah mencapai lima milyar dollar AS. Melalui uraian di atas, dinyatakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan bahwa kebutuhan Vol.14.No.1.Th.2007 tersebut tidak hanya dipenuhi dari sumber daya ikan dilaut melalui penangkapan karena dari potensi lestari sebesar 6,4 juta ton per tahun yang layak ditangkap maksimal hanya 5,5 juta ton ikan pertahun sehingga untuk memenuhi kekurangan dari target diatas maka upaya budidaya ikan di laut maupun di air tawar harus. Pada tahun 2003 total produksi ikan hasil budidaya baru mencapai 1,4 juta ton dan untuk memenuhi kebutuhan secara nasional sebesar 9,5 juta ton ikan hasil budidaya. Melalui uraian di atas, terutama tingkat konsumsi masyarakat Jawa Timur yang rendah terhadap ikan dibandingkan dengan standar nasional maka patut pula dikaji tingkat kesukaan konsumen terhadap berbagai jenis ikan segar beserta tingkat konsumsi dan kandungan gizinya pada beberapa pasar tradisional di kota Malang. Melalui kajian yang mendalam ataupun melalui penelitian lanjutan maka tingkat konsumsi ikan pada masyarakat kota Malang dapat diprediksikan secara tepat demikian pula ciri-ciri fisik dari ikan yang paling disukai oleh konsumen. Disamping itu informasi dari kandungan gizi dari beberapa ikan yang paling disukai dapat diketahui secara lengkap sehingga konsumen dapat memilih ikan yang disukai secara tepat. Tujuan Penelitian Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang banyak dipilih konsumen di pasar-pasar tradisional kota Malang. b. Untuk mengetahui tingkat konsumsi ikan segar masyarakat kota Malang melalui pasarpasar tradisional. c. Untuk mengetahui komposisi gizi dari beberapa jenis ikan segar yang paling . Identifikasi Ikan Segar Yang dipilih Konsumen disukai oleh konsumen tradisional di kota Malang. di pasar-pasar Materi Dan Metode Penelitian Materi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2004 sampai dengan bulan Nopember 2004 di pasar-pasar tradisional Kota Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey untuk mendeteksi jenisjenis ikan yang paling disukai oleh konsumen dan tingkat konsumennya. Sedangkan untuk mengetahui kualitas daging ikan dilakukan pengujian di dalam Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan – Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling di delapan pasar tradisional di kota Malang yang meliputi : Pasar Dinoyo, pasar Sukun, pasar Besar, pasar Gadang, pasar Kasin, pasar Blimbing, pasar Klojen, pasar Oro-oro Dowo, yang keseluruhan berada di wilayah kota Malang, dan setiap pasar dipilih dua (2) orang pedagang ikan segar sehingga didapatkan 16 orang pedagang ikan segar sebagai sampel dalam penelitian. Metode Untuk mengetahui jenis-jenis ikan segar yang sangat disukai oleh konsumen dalam penelitian ini hanya dikaji pada tiga jenis ikan yang jumlah permintaan pada setiap jenis ikan tersebut telah ditimbang oleh pedagang. Sedangkan untuk mengkaji perbedaan tingkat konsumsi konsumen pada tiga jenis ikan tersebut dilakukan uji t. 43 Samsundari Jurnal Protein HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data penjualan ikan segar pada masing-masing pedagang di lima pasar tradisional Kota Malang Nama Pasar dan Jumlah Jenis ikan segar terjual Total ikan terjual No. pedagang yang diamati rerata per hari (kg) (kg) 1. Pasar klojen Pedagang A Ikan air tawar, 2 jenis, 30 kg 60 Ikan air laut, 3 jenis, 30 kg 2. Pasar Oro-oro Dowo Pedagang A Ikan air tawar, 3 jenis, 95 kg 180 Ikan air laut, 2 jenis, 85 kg Pedagang B 3. Ikan air tawar, 3 jenis, 160 kg Ikan air laut, 3 jenis, 175 kg 335 Ikan air tawar, 3 jenis, 60 kg Ikan air laut, 4 jenis, 63 kg 123 Ikan air tawar, 3 jenis, 70 kg Ikan air laut, 4 jenis, 75 kg 145 Ikan air tawar, 4 jenis, 158 kg Ikan air laut, 3 jenis, 135 kg 293 Pedagang B Ikan air tawar, 3 jenis, 135 kg Ikan air laut, 5 jenis, 160 kg 295 Pedagang C Ikan air tawar, 4 jenis, 110 kg Ikan air laut, 3 jenis, 78 kg 188 Ikan air tawar, 4 jenis, 182 kg Ikan air laut, 6 jenis, 251 kg 433 Pedagang B Ikan air tawar, 3 jenis, 95 kg Ikan air laut, 4 jenis, 108 kg 203 Pedagang C Ikan air tawar, 3 jenis, 80 kg Ikan air laut, 2 jenis, 55 kg 135 Pasar Dinoyo Pedagang A Pedagang B 4. 5. Pasar Besar Pedagang A Pasar Besar Pedagang A Sumber : Data Primer, 2004 Jumlah penjualan ikan segar air laut dan air tawar di setiap pedagang relatif hampir sama di lima pasar tradisional tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidaklah selalu membedakan jenis ikan air tawar maupun air laut secara khusus dalam pembelian ikan segar. Jumlah konsumen yang membeli ikan segar tersebut 44 tidak diamati dalam penelitian ini karena sangat sulit melakukan hal tersebut. Namun menurut Anonymous (2004) tingkat konsumsi ikan masyarakat Jawa Timur secara umum masih rendah. Pada tahun 2001, tingkat konsumsi ikan hanya mencapai 16,49 kg perkapita per tahun dan masih jauh di bawah angka ideal Bappenas yang mencapai Vol.14.No.1.Th.2007 26,8 kg per kapita per tahun. perkembangan konsumsi ikan per orang di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 21,57 kg dan pada tahun 2001 adalah 22,57 kg. Secara umum kondisi ini sangat rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang tingkat konsumsi ikan segar rata-rata per tahun dapat mencapai di atas 160 kg dan di Thailand mencapai 35 kg per kapita per tahun. Seluruh ikan segar yang diperdagangkan di pasar tradisional ktoa Malang pada 11 orang pedagang ikan segar yang dijadikan sampel penelitian berasal dari perairan laut Pasuruan dan Probolinggo. Hal ini sangat wajar sekali karena menurut Hariyanto (2004) potensi lestari produksi ikan di perairan laut Jawa Timur mencapai 298-418 ribu ton dan pada tahun 2003 menjadi 353.001 ton. A. Jenis-jenis ikan segar yang diperdagangkan Jenis-jenis ikan segar yang diperdagangkan di lima pasar tradisional Kota Malang sangat bervariasi dan melalui kajian penelitian di dapatkan 16 jenis ikan Identifikasi Ikan Segar Yang dipilih Konsumen segar. Jenis-jenis ikan segar di setiap pedagang dapat berubah-ubah setiap hari tergantung dari ikan yang diperoleh dan hal ioni terlihat jelas sekali pada jenis-jenis ikan air laut karena nelayan akan menangkap ikan sesuai dengan musim ikan dan cuaca di laut. Informasi secara utuh pada jenis-jenis ikan yang dikonsumsi masyarakat Kota Malang dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini. Mengkaji data di atas terlihat bahwa konsumen memilih jenis-jenis ikan secara merata tetapi terdapat empat jenis ikan yang paling banyak diminati oleh konsumen dan data di atas adalah nilai rataan selama empat kali pengamatan. Jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi atau diminati konsumen berdasar jumlah pembelian terbesar dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini. Ikan yang paling banyak dibeli konsumen adalah ikan Mujair sebanyak 510 kg (21,47) perhari dan berikutnya adalah ikan meniran atau ikan kunir sebanyak 391 kg per hari atau 16,46%. Urutan ketiga adalah ikan tongkol yang dibeli konsumen sebanyak 346 kg per hari dan berikutnya adalah ikan bandeng sebanyak 318 kg perhari (13,39%). Tabel 2. Jenis ikan yang diperdagangkan dengan total beratnya pada lima pasarnya tradisional di Kota Malang Jumlah Ikan Terjual per hari (kg) NO. Jenis Ikan PS PS. OroPS. PS. PS. Total % Klojen oro Dowo Blimbing Besar Dinoyo 1. Bandeng 15 80 103 100 20 318 13,39 2. Gurami 36 68 104 4,38 3. Lele 35 60 20 115 4,84 4. Mujair 15 110 150 165 70 510 21,47 5. Patin 20 33 10 63 2,65 6. Belanak 10 60 70 2,95 7. Dorang 85 60 30 18 193 8,13 8. Tongkol 115 90 103 32 340 14,32 9. Kerapu 35 35 1,47 10. Meniran 10 60 131 140 50 391 16,46 11. Tengiri 38 20 58 2,44 12. Kakap 55 28 83 3,50 13. Banyar 15 15 0,63 14. Salmon 25 25 1,05 15. Lemuru 10 10 0,42 16. Mas 45 45 1,90 Total 2375 Sumber : Data Primer, 2004 45 Samsundari Jurnal Protein Tabel 3. Urutan jenis ikan yang paling banyak dibeli oleh konsumei pada lima pasar tradisional di Kota Malang No. Jenis ikan Jumlah yang dibeli (kg) Prosentase 1. Mujair 510 21,47 2. Meniran 391 16,46 3. Tongkol 340 14,32 4. Bandeng 318 13,39 5. Dorang 193 8,13 6. Lele 115 4,84 7. Gurami 104 4,38 8. Kakap 83 3,50 9. Belanak 70 2,95 10. Patin 63 2,65 11. Tengiri 58 2,44 12. Mas 45 1,90 13. Kerapu 35 1,47 14. Salmon 25 1,05 15. Banyar 15 0,63 16. Lemuru 10 0,42 Sumber : Data Primer, 2004 Menurut Sahwan (2003), ikan mujair merupakan hasil budidaya perairan darat yang mudah dikembangbiakan, mempunyai adaptasi lingkungan yang baik dan dapat tumbuh dengan pakan yang berkualitas jelek. Kandungan gizi ikan mujair juga cukup baik yaitu mengandung protein antara 43,57 – 55,60%, kadar lemak 2,70 – 11,20 pada kadar air 6,34 – 12,04%. Ikan kunir juga mempunyai nilai gizi yang baik yaitu berkadar protein 58,40% dengan kadar lemak 4,48% dengan kadar air kurang dari 6,0%. Ikan tongkol mempunyai kandungan gizi 55,72% inti protein dan 4,11% untuk lemak pada kadar air 4,95%. Melalui pengamatan juga dapat diduga bahwa patatabilitan, ikan-ikan tersebut telah dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, jenis-jenis iakn tersebut sering dipilih oleh konsumen dan harga ikan-ikan di atas dalam bentuk segar sangat terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat. Pada saat penelitian in dilakukan harga ikan mujair segar berkisar Rp. 8.000 – Rp. 9.000 setiap kilogram, hanya ikan meniran atau ikan kunir adalah Rp. 7.000 sampai Rp. 7.500 per kilogram. Harga ikan tongkol segar mencapai Rp. 11.500 – Rp. 13.000 untuk setiap kilogram. Nilai harga tersebut relatif jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga ikan-ikan yang lain. B. Perbandingan Tingkat Penjualan Pada Ikan Mujair, Meniran dan Tongkol. Melalui hasil survey didapatkan bahwa tingkat penjualan pada ikan mujair, ikan meniran dan ikan tongkol di lima pasar tradisional kota Malang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terlihat jika data penjualan pada ketiga jenis ikan tersebut dibandingkan. Untuk melihat perbedaan secara statistik pada ketiga ikan tersebut perlu dilakukan uji beda “t”. pengambilan tiga jenis ikan tersebut sesuai dengan materi dan metode dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. di bawah ini. Tabel 4. Uji Beda Tingkat Penjualan antara Ikan Mujair dan Ikan Tongkol di lima pasar tradisional di Kota Malang 46 Vol.14.No.1.Th.2007 Tingkat Penjualan Ikan (kg) Mujair Tongkol 510 340 Identifikasi Ikan Segar Yang dipilih Konsumen t hitung t tabel 0,0748 ns 2,060 (0,05) 2,831 (0,01) Sumber Data Primer, 2004. (ns = non significant) Meskipun terdapat perbedaan pada tabulasi data hasil penjualan ikan segar di lima pasar tradisional tersebut ternyata secara uji statistik tidak didapatkan penjualan yang berbeda pada jumlah penjualan yang berbeda pada jumlah penjualan antara ikan mujair dan ikan tongkol. Berdasarkan hal tersebut maka diduga masyarakat konsumen tidak terlalu membedakan kualitas antara ikan mujair dan ikan tongkol meskipun didapatkan perbedaan dalam harga per kilogram ikan segar. Harga ikan mujair per kilogram adalah Rp.8.000,sampai Rp.9.000,- per kilogram sedangkan harga ikan tongkol segar berkisar antara Rp.12.000 – Rp.13.000 per kilogram. Sedangkan perbandingan tingkat penjualan antara ikan mujair dengan ikan meniran adalah 510 kg dan 391 kg pada lima pasar tradisional di kota Malang. Uji perbedaan secara statistik dapat dilihat pada Tabel 5. di bawah ini. Tabel 5. Uji Beda Tingkat Penjualan antara Ikan Mujair dan Ikan Meniran di lima pasar tradisional di Kota Malang Tingkat Penjualan Ikan (kg) t hitung t tabel Mujair Meniran 510 391 0,0027 ns 2,060 (0,05) 2,831 (0,01) Sumber Data Primer, 2004. (ns = non significant) Tidak didapatkan perbedaan tingkat penjualan antara ikan mujair dan ikan meniran segar secara statistik. Diduga disebabkan oleh konsumen yang tidak membedakan kualitas pada kedua ikan tersebut serta harga yang berbeda. harga ikan mujair segar per kilogram berkisar antara Rp.8.000-Rp.9.000 dan ikan meniran segar atau ikan kunir berkisar antara Rp.7.000Rp.8.000. Hal di atas terjadi karena sebagian besar konsumen dari kedua ikan ini adalah para pemilik warung nasi yang akan menjual lagi ikan-ikan tersebut setelah diolah, sehingga secara umum konsumen tidak lagi membedakan kualitas ikan. Namun demikian dalam kondisi segar kedua ikan ini mempunyai nilai gizi yang tinggi terutama pada imbangan protein dan lemaknya. Perbedaan tingkat penjualan antara ikan segar meniran dan ikan tongkol dalam tabulasi data didapatkan suatu perbedaan yaitu 391 kg ikan segar per hari pada ikan meniran dan 340 kg ikan tongkol segar per hari yang terjual. Namun uji beda secara statistik dapat dikaji pada Tabel 6. di bawah ini. Tabel 6. Uji Beda Tingkat Penjualan antara Ikan Meniran dan Ikan Tongkol di lima pasar tradisional di Kota Malang Tingkat Penjualan Ikan (kg) t hitung t tabel Meniran Tongkol 391 340 0,0729 ns 2,060 (0,05) 2,831 (0,01) Sumber Data Primer, 2004. (ns = non significant) Meskipun perhitungan uji statistik “t” (uji perbedaan) ternyata tidak didapatkan perbedaan tingkat penjualan pada ikan segar meniran dan ikan tongkol segar. Tidak didapatkan perbedaan ini semakin mempertegas bahwa konsumen tidaklah terlalu membedakan dalam pembelian ikan segar jenis meniran dan tongkol, meskipun didapatkan perbedaan harga untuk setiap pembelian per kilogramnya. Ikan meniran segar berharga Rp.7.000-Rp.8.000 untuk setiap kilogramnya dan ikan tongkol 47 Samsundari Jurnal Protein berharga Rp.12.000-Rp.13.000 per kilogram segar. Diduga pula bahwa rasa pada kedua jenis ikan tersebut lebih sesuai dengna lidah konsumen sehingga perbedaan tingkat penjualan pada kedua ikan segar tersebut tidaklah didapatkan suatu perbedaan. C. Kadar Gizi pada Ikan Mujair, Meniran dan Tongkol Pengetahuan kadar gizi pada ketiga jenis ikan yang paling banyak dibeli konsumen telah dianalisis di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan-Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Pengetahuan kadar gizi ini sangat penting karena secara umum konsumen tidak mengetahui dan bahkan jarang mempersoalkan hal tersebut. Kadar gizi pada ketiga jenis ikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. di bawah ini. Tabel 7. Analisa Kadar Gizi pada Ikan Mujair, Meniran dan Tongkol No Jenis Ikan BK (%) Air (%) PK (%) LK (%) 1 Mujair 20,49 79,51 10,05 0,38 2 Meniran 20,52 79,48 8,84 4,95 3 Tongkol 20,48 79,52 10,07 5,1 Sumber : Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan-Perikanan Mengkaji dari data yang didapatkan pada hasil analisis laboratorium, maka menurut Junianto (2003) ikan dengan kadar protein lebih dari 15% adalah ikan berkadar preotein tinggi jika kurang dari 15% adalah termasuk berkadar lemak tinggi, 5-15% berkadar lemak sedang dan jika kurang dari 5% adalah berkadar lemak rendah. Melalui ketentuan tersebut maka ikan mujair segar di pasar-pasar tradisional kota Malang termasuk ikan bergolongan protein rendah-lemak rendah. Sedangkan ikan meniran adalah ikan dengan golongan protein rendah dan lemak rendah. Ikan tongkol segar adalah ikan berkomposisi protein rendah dan lemak rendah. Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan manusia. Kendungan protein ikan relatif besar yaitu antara 15-25% tiap 100 gr daging ikan. Selain itu protein ikan terdiri dari asam-asam amino yang hampir semuanya diperlukan oleh manusia. Protein ikan banyak mengandung asam amino esensial dan kandungan asam amino ini sangat bervariasi tergantung pada jenis ikan. Secara umum kandungan asam amino dalam daging ikan kaya akan lisin tetapi kurang akan kandungan triptofan. Protein ikan dapat diklasifikasikan menjadi protein miofibril, sarkoplasma dan stroma. Komposisi setiga jenis protein pada daging ikan terdiri dari 6575% miofibril, 20-30% sarkoplasma, dan 13% stroma. 48 Lemak pada daging ikan terdiri dari 95% trigliserida dan asam-asam lemak penyusunnya berantai lurus. Kandungan lemak pada daging ikan berwarna merah lebih tinggi dari pada daging ikan berwarna putih, tetapi pada daging ikan berwarna merah kandungan proteinnya lebih sedikit dibandingkan dengan ikan berwarna putih. Lemak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan jenis asam lemak tidak jenuh yang paling banyak adalah asam linoleat, linoleat dan arachidonat. Ketiga jenis asam lemak ini merupakan asam lemak essensial. (Junianto, 2003) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak didapatkan perbedaan yang nyata (P>0,05) pada jumlah total ikan yang terjual dari jenis mujair, meniran dan ikan tongkol. 2. Ikan paling banyak dibeli konsumen di lima pasar tradisional kota Malang adalah mujair 510 kg (21,47%), ikan meniran (kunir sebesar 391 kg (16,46%) dan ikan tongkol sebesar 340 kg (14,32%) untuk rata-rata per hari. Saran Saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: perlu peningkatan sanitasi sehingga kesegaran ikan dapar lebih terjamin. Vol.14.No.1.Th.2007 Identifikasi Ikan Segar Yang dipilih Konsumen 49