KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK disampaikan oleh: Hasril Nuzahar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jakarta, 7 Juni 2012 Kebijakan Pemerintah dalam Sektor Ketenagalistrikan (berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan) Tujuan Pembangunan Ketenagalistrikan Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (pasal 2 ayat (2)). Penyediaan Tenaga Listrik Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana untuk: Kelompok masyarakat tidak mampu Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan, dan Pembangunan listrik perdesaan (pasal 4 ayat (3)) Arah Pengembangan Penyediaan Tenaga Listrik (berdasarkan draft RUKN 2010-2029) Pengembangan kapasitas penyediaan tenaga listrik diarahkan pada pertumbuhan yang realistis dan diutamakan untuk menyelesaikan krisis penyediaan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, meningkatkan cadangan dan terpenuhinya margin cadangan dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat serta meniadakan rencana pengembangan pembangkit BBM. Pengembangan sistem transmisi tenaga listrik diarahkan kepada pertumbuhan sistem, peningkatan keandalan sistem dan mengurangi kendala pada sistem penyaluran serta adanya pembangunan pembangkit baru. Pengembangan sarana distribusi tenaga listrik diarahkan untuk dapat mengantisipasi pertumbuhan penjualan tenaga listrik, mempertahankan tingkat keandalan yang diinginkan dan efisiensi serta meningkatkan kualitas pelayanan. Infrastruktur Ketenagalistrikan Nasional : Transmisi yang sudah ada : Transmisi yang direncanakan : Pembangkit Listrik KALIMANTAN : • Pembangkit: 1.602 MW (4%) • 150 kV : 1.568 kms • 70 kV : 123 kms • JTM: 23.487 kms • JTR : 22.540 kms • KAPASITAS PEMBANGKIT : 39.193 MW • PANJANG JARINGAN TRANSMISI: - 500 KV : 4.923 kms - 275 KV : 9.505 kms - 150 KV : 24.380 kms - 70 KV : 4.724 kms • PANJANG JARINGAN DISTRIBUSI: - JTM : 275.613 kms - JTR : 406.149 kms SULAWESI : • Pembangkit: 1.625 MW (4%) • 150 kV : 2.304 kms • 70 kV : 833 kms • JTM : 24.482 kms • JTR : 29.722 kms MALUKU : • Pembangkit:233 MW (1%) • JTM : 4.722 kms • JTR : 2.717 kms SUMATERA : • Pembangkit: 5.909 MW (15%) • 275 kV : 1.011 kms • 150 kV : 8.382 kms • 70 kV : 332 kms • JTM : 75.382 kms • JTR : 83.827 kms JAMALI : • Pembangkit: 29.231 MW (74%) • 500 kV : 4.923 kms • 275 kV : 8.494 kms • 150 kV : 12.126 kms • 70 kV : 3.437 kms • JTM : 137.354 kms • JTR : 256.156 kms PAPUA : • Pembangkit: 311 MW (1%) • JTM : 2.351 kms • JTR : 3.393 kms Nusa Tenggara: • Pembangkit: 282 MW (1%) • JTM : 7.836 kms • JTR : 7.794 kms Total kapasitas terpasang pembangkit nasional hingga akhir Mei 2012 adalah sebesar 39.193 MW, panjang transmisi tenaga listrik adalah 43.533 kms, dan panjang jaringan distribusi tenaga listrik adalah 682.123 kms. Sistem kelistrikan yang telah terinterkoneksi dengan baik adalah sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera. Rasio Elektrifikasi Category : NAD 87,72% Sumut 83,98% Kaltim 63,44% Kepri 91,52% Riau 78,17% Kalteng 67,28% Kalbar 65,37% Sulbar 64,12% Jakarta 100,00% Bengkulu 71,15% Lampung 70,40% Kalsel 75,65% Jateng 77,31% DIY 75,19% Bali 69,77% Jatim 72,05% Sulsel 74,19% Rasio Elektrifikasi 63% 2007 2008 2009 20 - 40 % 2010 64,3% 65,1% 65,8% 67,2% Maluku 70,80% Papua 29,25% NTT 39,92% NTB 52,88% REALISASI (Tahun) 2006 Malut 70,34% Papua Barat 58,24% Sultra 56,46% Banten 68,17% Jabar 70,72% 41 - 60 % Sulteng 64,84% Babel 82,26% Jambi 76,54% Sulut 73,21% Gorontalo 54,69% Sumsel 72,71% Sumbar 77,72% > 60 % RENCANA (Tahun) 2011 72,95% 2012 2013 75,9% 78,0% 2014 80,0% Kondisi Kelistrikan Nasional (April 2012) 38,80 * Catatan: 4,53 74,44 0,68 27,52 28,20 249,2 277,14 13,7 287,24 JAYAPURA BL Data diambil pada saat beban puncak tertinggi BL BL DM 7,3 41,6 BP BL DM BP BL BP 0,23 51,77 52,00 9,9 43,9 -6 BL 53,8 33,3 642,06 BP KUPANG 8,99 135,73 BP DM 53,8 47,8 0,00 330 330 DM BP DM 48,90 0,3 BL AMBON SULSEL DM BP BL 144,72 1.440 20.343 BP KENDARI BP BL 675,36 BL 22,9 23,2 9,69 26,11 BP DM DM PALU DM BP LOMBOK BL BL BP BARITO DM BP DM BL JAMALI DM TERNATE 78,97 2,26 DM DM BP SAMPIT BL 35,80 BL BL 273,57 BP BELITUNG 21.783 BP BP 29,00 2.303,00 2.332,00 DM 88,14 90,40 DM 12,4 BL BANGKA 190,1 202,50 BP -30,6 DM SULBAGUT MAHAKAM 27,94 KHATULISTIWA BL SUMBAGSELTENG DM : Daya Mampu : Beban Puncak : Balance (=DM-BP) BATAM 271,90 BP LEGEND: DM BP BL 241,30 DM 1.755,70 1.794,50 SUMBAGUT BL Prakiraan Kondisi Kelistrikan 10 Tahun ke Depan 2,718 3,355 2011 533 563 2020 2011 2020 38,742 2020 2011 767 289 326 2,051 19,739 20,332 47,681 2011 159 105 2020 115 591 1,097 2011 182 2020 273 2020 2,992 2011 4,463 1,087 1,155 : Konsumsi Listrik 1,152 2011 9,641 4,601 4,551 18,596 LEGEND: : Daya Mampu (MW) : Beban Puncak (MW) 2020 Sesuai RUPTL PLN 2011-2020, diperkirakan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik nasional adalah sebesar 8,46% pertahun. Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik tersebut dan mendukung program MP3EI, telah direncanakan penambahan kapasitas pembangkit hingga tahun 2020 sebesar 55.345 MW atau rata-rata sebesar 5.535 MW pertahun. Memperhatikan bahwa kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2020 masih tinggi di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera, maka kebutuhan tambahan kapasitas pembangkit terbesar adalah di sistem kelistrikan Jawa-Bali (27.349 MW) dan Sumatera (14.045 MW). Untuk itu, telah direncanakan pembangunan pembangkit berkapasitas besar seperti a.l. PLTU Mulut Tambang (MT) di Sumatera dan PLTU 1.000 MW ultra super critical di Jawa-Bali. Sedangkan untuk sistem kelistrikan lainnya (di luar Jawa-Bali dan Sumatera), penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk menyelesaikan kekurangan penyediaan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, meningkatkan cadangan dan terpenuhinya margin cadangan. 151,558 2011 2020 2011 2020 Transmisi Distribusi 15,630 10,126 5,744 918 7,439 1,018 80,566 54,564 11,243 2011 2020 2011 2020 Transmisi Distribusi 2011 2020 2011 2020 Transmisi Distribusi 2011 2020 2011 2020 Transmisi Distribusi 2,419 555,204 393,510 3,137 9,867 2011 2020 Distribusi 22,255 2020 46,027 9,995 1,691 268,077 2011 2020 Distribusi 28,980 2011 2020 Transmisi 2011 Transmisi 40,558 9,725 159,209 28,057 Pengembangan Jaringan Transmisi & Distribusi 2011 2020 2011 2020 Transmisi Distribusi *Sumber: RUPTL PLN 2011-2020 Sampai dengan tahun 2020, total panjang jaringan transmisi yang akan dikembangkan adalah sepanjang 49.299 kms. pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik masih merupakan pengembangan sistem dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem kelistrikan Jawa-Bali serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV, dan 70 kV untuk sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali. Memperhatikan bahwa pembangunan pembangkit baru lebih banyak di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera, maka untuk menyalurkan daya listrik tersebut, pembangunan jaringan transmisi di ke-dua sistem kelistrikan tersebut lebih dikembangkan dibandingkan dengan sistem kelistrikan lainnya. Khusus untuk Sumatera, disamping telah dikembangkan jaringan transmisi bertegangan 275 kV, direncanakan juga pengembangan jaringan transmisi bertegangan 500 kV untuk memudahkan pengiriman daya dari Sumbagsel yang kaya akan sumber energi primer ke demand di Sumbagut. Sampai dengan tahun 2020, total panjang jaringan distribusi yang akan dikembangkan adalah sepanjang 416.906 kms. Pengembangan jaringan distribusi tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan keandalan dan mengakomodasi tambahan pelanggan baru. * dalam kms Prioritas Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan dalam 10 Tahun ke Depan Pembangkit Tenaga Listrik Menyelesaikan pembangunan proyek 10.000 MW Tahap I dan Tahap II Menyelesaikan pembangunan pembangkit milik PLN dan IPP dalam program reguler Menyelesaikan pembangunan PLTP dan PLTA dalam upaya pemanfaatan energi baru terbarukan dan energi setempat. Mendorong pembangunan PLTU Mulut Tambang dalam upaya pemanfaatan potensi batubara kalori rendah yang berlimpah. Mempercepat alokasi dan pengadaan gas untuk pembangkit dalam upaya untuk mengurangi konsumsi BBM. Mendorong pembangunan PLTU berteknologi ultra super critical berkapasitas 1.000 MW dalam upaya mengurangi emisi. Transmisi Tenaga Listrik Menyelesaikan pembangunan transmisi terkait pendukung proyek 10.000 MW Tahap I dan Tahap II Menyelesaikan de-bottlenecking transmisi tenaga listrik (misal: pembangunan transmisi 500 kV di sistem kelistrikan Sumatera sebagai backbone sehingga memudahkan pengiriman daya dari Sumbagsel yang kaya akan sumber energi primer ke demand di Sumbagut) Mengembangkan sistem interkoneksi Jawa-Sumatera sehingga daya listrik dari PLTU MT yang besar di Sumatera dapat ditransfer ke Jawa. Memperkuat sistem interkoneksi yang sudah ada di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera. Mengembangkan sistem interkoneksi di sistem kelistrikan Kalimantan dan Sulawesi Mengembangkan sistem interkoneksi Kalimantan Barat-Serawak dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik khususnya pada waktu beban puncak untuk menghindari pemakaian pembangkit BBM. Mengembangkan sistem interkoneksi Sumatera – Penisula Malaysia dalam rangka mengoptimalkan operasi sistem dengan memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya beban puncak antara ke-dua sistem tersebut. Hambatan Dalam Pembangunan Infrastruktur Penyediaan Tenaga Listrik Bebarapa hambatan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik antara lain: Keterbatasan kemampuan pendanaan, baik APLN maupun APBN Lamanya proses perizinan/rekomendasi dari instansi terkait seperti: Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Daerah. Permasalahan pengadaan/pembebasan lahan baik untuk pembangkit maupun transmisi (ROW) Lamanya proses custom clearing di pelabuhan Tumpang tindih wilayah pengembangan panas bumi dengan wilayah cagar alam dan atau wilayah taman nasional. Listrik Murah dan Hemat untuk Masyarakat Tidak Mampu Listrik Listrik Murah dan Hemat Murah (Rp/ kWh) dan Hemat (Rp/ kWh) Rumah Tangga belum berlistrik Prioritas Daerah dgn RE < 40% daerah tertinggal dan desa nelayan Off Grid: • PLTS • Sistem sel surya dengan Lampu Hemat Energi On Grid: Setara 220 VA, Percepatan Lisdes dengan memperluas jaringan Sebaran Penyediaan Listrik Murah dan Hemat Untuk RTS Nelayan Tahun 2012 Kalbar 425 Aceh 1.020 Kalteng 100 Kalsel 0 Kaltim 190 Sulteng 70 Sulbar 185 Sulsel 425 Sultra 140 Gorontalo 30 Sulut 20 Sumut 2.080 Sumbar 305 Riau 0 Jumlah RTS Nelayan yang mendapat program Listrik Murah dan Hemat adalah: 16.933 Kepri 275 Jambi 80 Babel 30 Bengkulu 20 Sumsel 100 Lampung 740 Banten 1.200 DKI 265 Jabar 1.785 Jateng 4.583 RTS : Rumah Tangga Sasaran DIY 0 Jatim 2.270 Bali 220 NTB 235 NTT 25 Malut 25 Maluku 0 Pabar 60 Papua 30 Sebaran Penyediaan Listrik Murah Dan Hemat Untuk RTS Daerah Tertinggal Tahun 2012 Kalbar 450 Aceh 600 Kalteng 75 Kalsel 150 Kaltim 225 Sulteng 750 Sulbar 375 Sulsel 300 Sultra 675 Gorontalo 225 Sulut 225 Sumut 450 Sumbar 600 Riau 0 Jumlah RTS Daerah Tertinggal yang mendapat program Listrik Murah dan Hemat adalah: 12.000 Kepri 150 Jambi 0 Babel 75 Bengkulu 450 Sumsel 525 Lampung 300 Banten 150 DKI 0 Jabar 150 Jateng 0 DIY 0 Jatim 375 Bali 0 NTB 600 NTT 975 Malut 525 Maluku 600 Pabar 600 Papua 1.425 Perkembangan Subsidi Listrik 93.18 82.1 73.0 62.1 Rp. Triliun 33.1 33.9 37.4 10.6 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 www.djlpe.esdm.go.id REALISASI (2005-2011) DAN RENCANA (2012-2014) KAPASITAS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK NASIONAL 60,000 53,358 55,000 49,190 50,000 44,178 45,000 40,000 37,403 MW 35,000 30,000 26,750 29,354 30,477 31,077 31,602 2007 2008 2009 33,823 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 2005 2006 2010 2011 2012 2013 2014 Rencana tambahan pembangkit baru 2012: 6.775 MW 2013: 5.012 MW 2014: 4.168 MW Eksisting realisasi Eksisting rencana Tambahan pembangkit baru PETA LOKASI PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP I TOTAL KAPASITAS: 9.911 MW (35 Proyek) INDONESIA BARAT (11 proyek: 1586 MW) INDONESIA TIMUR (14 Proyek: 835 MW) 1 2 30 4 25 6 5 26 3 29 7 37 28 8 27 9 35 32 10 33 13 11 11 JAWA-BALI (10 Proyek: 7490 MW) 14 20 16 JAWA-BALI 10 PROYEK (7.490 MW) 11. PLTU 1 BANTEN – Suralaya (1x625 MW) 12. PLTU 2 BANTEN - Labuan (2x300 MW) 13. PLTU 3 BANTEN - Lontar (3x315 MW) 14. PLTU 1 JABAR - Indramayu (3x330 MW) 15. PLTU 2 JABAR – Pelabuhan Ratu (2x350 MW) 16. PLTU 1 JATENG – Rembang (2x315 MW) 17. PLTU 2 JATENG – Cilacap Baru (1x660 MW) 18. PLTU 1JATIM – Pacitan (2x315 MW) 19. PLTU 2 JATIM - Paiton (1x 660 MW) 20. PLTU 3JATIM – Tj. Awar Awar (2x350 MW) NUSA TENGGARA 4 PROYEK (117 MW) 21. PLTU 1 NTB – Bima (2x10 MW) 22. PLTU 2 NTB – Lombok (2x25 MW) 23. PLTU 1 NTT – Ende (2x7 MW) 24. PLTU 2 NTT – Kupang (2x16,5 MW) 34 31 SUMATERA 10 PROYEK (1.431 MW) 1. PLTU NAD – Meulaboh (2x110 MW) 2. PLTU SUMUT – Pangkalansusu (2x220 MW) 3. PLTU SUMBAR – Teluk Sirih (2x112 MW) 4. PLTU 1 RIAU - Bengkalis (2x10 MW) 5. PLTU 2 RIAU – Selat Panjang (2x7 MW) *) 6. PLTU KEP. RIAU -Tj. Balai Karimun (2x7 MW) 7. PLTU RIAU - Tenayan (2x110 MW) 8. PLTU 3 BANGKA – Bangka Baru (2x30 MW) 9. PLTU 4 BANGKA – Belitung (2x16,5 MW 10.PLTU LAMPUNG – Tj. Selaki (2x100 MW) 36 KALIMANTAN 5 PROYEK (625 MW) 25. PLTU 1 KALBAR – Parit Baru (2x50 MW) 26. PLTU 2 KALBAR – Bengkayan (2x27,5 MW) 27. PLTU 1 KALTENG – Pulang Pisau (2x60 MW) 28. PLTU 1 KALSEL – Asam Asam (2x65 MW) 29. PLTU KALTIM – Tl. Balikpapan (2x110 MW) SULAWESI 4 PROYEK (220 MW) 30. PLTU SULUT – Amurang (2x25 MW) 31. PLTU GORONTALO – Anggrek (2x25 MW) 32. PLTU SULTRA– Kendari (2x10 MW) 33. PLTU SULSEL – Barru (2x50 MW) MALUKU 2 PROYEK (44 MW) 12 15 19 17 34. PLTU MALUT - Tidore (2x7 MW) 35. PLTU MALUKU – Ambon (2x15 MW) 18 23 22 21 24 PAPUA 2 PROYEK (34 MW) 36. PLTU 1 PAPUA - Timika (2x7 MW) **) 37. PLTU 2 PAPUA – Jayapura (2x10 MW) *) PERAN DAN TANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT DALAM FTP I INSTANSI UTAMA Koordinasi/ fasilitasi Catatan: dalam proses selesai PROGRAM 10.000 MW TAHAP I KESDM PLN KBUMN RUPS • Perencanaan ketenagalistrikan • Kebijakan pasokan batubara • Sertifikat Laik Operasi (SLO) • Penandasahan import barang selesai • Pendanaan transmisi terkait melalui APBN • Mismatch batubara dengan boiler • Endorsement perubahan kapasitas Kemenko Ekonomi INSTANSI PENDUKUNG Penanggung Jawab Pembinaan & Pengawasan Pengadaan Pelaksana di Lapangan Penanggung Jawab Program • Koordinasi program • Penyelesaian hambatan Kemenhut • Izin pinjam pakai lahan/tukar guling Kemen Ristek • Alih teknologi Kemen Perind • TKDN Kemenkeu Kemenhub KLH • Jaminan pemerintah • Izin pengerukan • Baku mutu lingkungan hidup • Kebijakan fiskal • Izin pemasangan SBNP • AMDAL • Pendanaan & pinjaman LN • Izin jetty/pelabuhan khusus • Kemudahan pemeriksaan barang/material di pelabuhan BPN • Izin penatagunaan tanah • Pembebasan lahan Pemda • Izin survey • Izin lokasi • Pembebasan lahan • Rekomendasi jetty PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP II (Permen ESDM No. 01/2012) TOTAL SUMATERA • PLTA • PLTP • PLTU • PLTGB TOTAL : 476 MW : 2.670 MW : 531 MW : 16 MW : 3.693 MW • PLTA • PLTP • PLTU • PLTGB • PLTG TOTAL KALIMANTAN • PLTU • PLTGB • PLTG TOTAL SULAWESI : 548 MW : 8 MW : 280 MW : 836 MW • PLTA • PLTP • PLTU • PLTGB TOTAL : 190 MW : 145 MW : 360 MW : 16 MW : 711 MW BALI + NUSA TENGGARA JAWA • PLTA • PLTP • PLTU TOTAL : : : : 1.087 MW 2.010 MW 1.400 MW 4.497 MW • PLTP • PLTU • PLTGB TOTAL : 65 MW : 70 MW : 8 MW : 143 MW MALUKU + PAPUA • PLTP • PLTU • PLTGB TOTAL : 35 MW : 116 MW : 16 MW : 167 MW : 1.753 : 4.925 : 3.025 : 64 : 280 : 10.047 MW MW MW MW MW MW 1.2 PENGERTIAN MURAH DAN HEMAT EXISTING : 450 VA biaya beban Rp 4.950/bln biaya pemakaian kWh Rp 25.000/bln (variabel). Total : Rp.29.950 Masih Terasa Mahal P R O G R A M Penyambungan baru menjadi setara 220 VA dengan 57 kWh/bln (LEBIH HEMAT DARI 450 VA) Biaya : Pemeriksaan Instalasi Listrik, Penyambungan, Uang Jaminan Langganan DITANGGUNG (LEBIH MURAH) Program Listrik Murah dan Hemat MURAH DAN HEMAT On grid setara 220 VA (Tidak ada Biaya beban Abonemen 57 kWh/bln berbentuk voucher Rp 14.800 Off grid dengan PLTS/sistem sel surya yang dibangun Pemerintah