ANALISIS SWOT, ISU PENGEMBANGAN, FORMULASI STRATEGI 1. PENDAHULUAN ......................................... Dalam lingkungan rumah sakit yang dipengaruhi oleh mekanisme pasar, penyusunan strategi berdasarkan konsep lembaga usaha layak dipergunakan dengan berbagai modifikasi untuk strategi yang mendukung misi sosial. Dengan demikian akan ada dua kelompok strategi rumah sakit: 1. Kelompok pertama adalah strategi untuk pengguna masyarakat yang membeli. Mereka dapat berupa pasien yang membeli pelayanan langsung, atau melalui perusahaan asuransi kesehatan, atau melalui perusahaan tempat bekerja. Strategi ini bertumpu pada mekanisme pasar. 2. Kelompok strategi kedua adalah untuk mendapatkan subsidi dan dana-dana kemanusiaan. Strategi ini terutama untuk mendukung misi sosial rumah sakit. Perumusan strategi merupakan inti dari perencanaan strategis. Perumusan strategi berasal dari informasi yang dihasilkan dari langkah sebelumnya, yaitu analisis SWOT. Identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman akan membantu dalam membentuk isu-isu strategis bagi organisasi. Dengan demikian, ada keterkaitan yang jelas antara kondisi lingkungan yang dikaitkan dengan visi dan misi rumahsakit, isu strategis dan strategi yang dipilih. Modul ini akan membahas mengenai analisis SWOT dan bagaimana alat ini digunakan untuk merumuskan strategi di level RS maupun level unit pelayanan. 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS .......................... Setelah mengikuti sesi ini diharapkan pembaca mampu: 1. mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di RSD masing-masing (membandingkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal) 2. merumuskan isu-isu pengembangan 3. menyusun strategi untuk tiap segmen pengguna (Askes, Askeskin dan pengguna yang membayar langsung) 1 3. Analisis SWOT SWOT analysis adalah sebuah tool yang mudah digunakan untuk mengetahui dan membuat keputusan dengan melihat lebih dalam dan detail kondisi di dalam dan di luar organisasi. SWOT merupakan akronim dari Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Semua hal tersebut di dapat dari analisis internal dan eksternal yang telah di lakukan terlebih dahulu. Kondisi internal disimpulkan menjadi kekuatan dan kelemahan. Sedangkan kondisi atau lingkungan eksternal dapat disimpulan menjadi peluang dan ancaman. KEKUATAN adalah sesuatu yang sudah ada di organisasi yang menjadikan organisasi tersebut lebih kompetitif dari pesaing SDM (jumlah, pendidikan, kualitas, kompetensi dll) Peralatan (lebih modern, lebih lengkap, tidak ada di pesaing, dll) Sumber daya keuangan (lebih beragam, lebih likuid, dll) Manajemen (dikelola secara modern, tidak/jarang ada katabelletje atau like and dislike dalam pengambilan keputusan dll) Ciri khas dari organisasi yang sulit ditiru oleh pesaing KELEMAHAN dapat diartikan Kekuatan dari organisasi pesaing, sesuatu yang tidak kita miliki atau adanya peluang yang diambil oleh pesaing. Sebagaimana halnya kekuatan, kelemahan merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi. OPPORTUNITY adalah sebuah kesempatan dari sebuah lembaga unt tumbuh bergerak menuju sebuah titik waktu yang menyenangkan dari lingkungannya dalam lingkup usaha yang digelutinya. Hal yang bisa menjadi peluang bagi RSUD: Regulasi, dimana aturan semakin mengarahkan Perubahan pola masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan Quality Improvements Expanding global markets Vertical Integration A THREAT adalah sebuah faktor dari lingkungan luar lembaga yang dapat membahayakan posisi lembaga kita. Hal yang dapat mengancam antara lain: New entry by competitors Changing demographics/shifting demand Emergence of cheaper technologies Regulatory requirements 2 4. Isu Pengembangan Setelah melakukan analisis SWOT timbul berbagai cara melakukan diagnosis permasalahan untuk menjadi dasar penentuan strategi. Cara-cara tersebut antara lain dengan menggunakan model 1) Analisis Portofolio dengan menggunakan BCG matrik. 2) Dengan menggunakan matrik GE. 3) Dengan merumuskan isu-isu pengembangan (kualitatif), dimana satu isu pengembangan mengangkat satu topik terkait kekuatan atau peluang yang dimiliki, akan tetapi ada penghalang yang menyebabkan kekuatan dan peluang tersebut belum dieksplorasi lebih mendalam Model yang ketiga yang paling tepat dan mudah di gunakan di rumahsakit karena untuk model 1 dan 2 membutuhkan data kuantitatif yang mutlak keberdaannya sehingga lebih cocok untuk digunakan pada manufaktur. Pada intinya penulisan isu pengembangan bertujuan untuk menilai apakah sebuah rumahsakit layak untuk berkembang atau tidak. Isu pengembangan berusaha untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal rumahsakit secara bersama. 5. Strategi Menurut pakar perencanaan stratejik, Swayne, et.al. (2006), pengambilan keputusan untuk memilih strategi yang tepat bagi organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan logika formulasi strategi. Berdasarkan logika tersebut, strategi direksional harus dibuat pertama kali, karena ini akan menjadi penentu arah fundamental bagi organisasi. Yang termasuk dalam direksional strategi adalah visi, misi, nilai-nilai dan goal organisasi. a. Strategi Direksional Formulasi Strategi Implementasi Strategi Gambar Logika Formulasi Strategi (diadaptasi dari Swayne, et.al., 2006) 3 b. Strategi Adaptif Strategi adaptif merupakan strategi yang lebih spesifik dibandingkan dengan strategi direksional. Strategi adaptif ini memberikan gambaran awal mengenai bagaimana RS mencapai visinya – yaitu dengan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Strategi ini menetapkan lingkup organisasi dan menentukan apakah RS akan melebarkan lingkup tersebut, mengontrakkannya kepada pihak lain, atau menjaga agar lingkup organisasi tetap seperti yang ada saat ini. Contoh dari ekspansi lingkup kegiatan RS adalah dengan melakukan diversifikasi, integrasi vertikal, membangun pasar/pengguna, menciptakan produk atau pengembangan produk lama, dan memasuki pasar lama secara lebih mendalam. Contoh dari mengontrakkan lingkup kegiatan RS kepada pihak ketiga adalah dengan melakukan melepaskan salah satu atau beberapa unit yang dianggap kurang menguntungkan, melikuidasi unit, harvesting, maupun mengurangi kegiatan. Strategi Adaptif Ekspansi Lingkup - Diversifikasi - Integrasi vertikal - Pengembangan pasar - Pengembangan produk - Memasuki pasar Mengontrakkan keluar - Melepaskan - Likuidasi - Harvesting - Pengurangan kegiatan Memeliharan Lingkup - Perbaikan Tipe Level Pelaksanaan Terkait, tidak terkait Ke depan, ke belakang Geografi, segmen Jenis, fitur Promosi, tarif/harga RS RS Divisi/Instalasi/Unit Divisi/Instalasi/Unit distribusi, Divisi/Instalasi/Unit Seluruhnya, sebagian Operasi, aset Cepat, lambat Pasar, produk RS RS Divisi/Instalasi/Unit Divisi/Instalasi/Unit Kualitas, efisiensi, inovasi, kecepatan, fleksibilitas - Status quo c. Strategi Memasuki Pasar Jika pada strategi adaptif RS memilih mengontrakkan kepada pihak ketiga, maka tidak akan ada startegi memasuki pasar. Namun jika yang dipilih adalah strategi ekspansi atau bertahan, maka salah satu atau beberapa 4 dari strategi memasuki pasar harus dipilih. Strategi ekspansi mengarahkan RS untuk memasuki atau memperoleh akses pada kelompok pengguna baru, sedangkan strategi bertahan mengarahkan RS untuk mencari sumber daya baru. Dengan demikian, strategi berikutnya yang harus dipikirkan oleh rumah sakit adalah bagaimana caranya memasuki atau mengembangkan pasar. Strategi Memasuki Pasar Pembelian - Akuisisi (RS atau fasilitas pelayanan lain) - Licensing - Venture capital investement Kerjasama - Merger - Aliansi - Joint ventures Pengembangan - Pengembangan internal - Venture internal Keterangan Jika strategi adaptif yang ditempuh: Diversifikasi, integrasi vertikal, pengembangan pasar, atau pengembangan produk Ijin menggunakan produk RS/perusahaan lain (misalnya software) Investasi finansial dalam suatu organisasi untuk meningkatkan pertumbuhan, atau menerima modal untuk melakukan ekspansi atau memulai suatu usaha baru. Hampir sama dengan akusisi, namun pada merger 2 organisasi bekerjasama untuk membentuk 1 unit baru (sering dengan nama baru) Beberapa organisasi disatukan untuk mencapai tujuan jangka panjang tertentu Kombinasi sumber daya dari 2 atau lebih organisasi untuk menyelesaikan suatu target tertentu, biasanya dilakukan bila target terlalu tinggi, teknologi terlalu mahal, sumber daya internal, kompetensi atau kapabilitas langka, atau terlalu mahal bila terjadi kesalahan. Menggunakan sumber daya yang sudah dimiliki untuk menciptakan produk baru Lebih cocok digunakan pada strategi integrasi vertikal. 5 d. Strategi Bersaing Setelah memilih strategi adaptif dan strategi memasukin pasar, maka selanjutnya adalah menentukan postur strategi organisasi. Postur strategi merupakan suatu perilaku organisasi terhadap pasar/pengguna yang memposisikan produk dan pelayanan terhadap pasar sasaran atau dikenal juga dengan strategi memposisikan segmen pasar (strategi generik). Strategi Bersaing Postur Strategi - Defender - Prospector - Analyzer - Reactor Positioning - Cost leadership - Diferensiasi - Strategi kombinasi Keterangan Bertahan pada sumber daya yang sudah dimiliki, tidak mengembangkan pasar atau produk baru, namun mempertahankan pasar dengan cara diferensiasi produk dan harga jual atau tarif yang bersaing. Merupakan organisasi yang senantiasa mencari prospek pasar baru dan selalu melakukan eksperimen dan berinovasi. Merupakan kombinasi dari defender dan prospector, mencoba menyeimbangkan stabilitas dan perubahan. Tidak punya strategi atau perencanaan yang jelas, hanya bereaksi secara tidak konsisten dan tidak stabil terhadap perubahan yang terjadi pada lingkunganya. Mencoba mengambil keuntungan dengan cara menawarkan produk atau jasa dengan biaya produksi (unit cost) lebih rendah dari pesaing. Menciptakan produk yang berbeda (atau paling tidak berbeda menurut pengguna) dibandingkan dengan pesaing. Biasanya dilakukan oleh organisasi yang sangat besar dan kompleks karena tidak ada satu strategi tunggal yang bisa digunakan secara efektif. 6. Mengevaluasi Alternatif Strategi Analisis daur hidup produk (Product Life Cycle (PLC) analysis) dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi berdasarkan pada prinsip bahwa semua produk dan pelayanan memiliki fase yang berbeda-beda. 6 Fase 1 Pengenalan Fase 2 Pertumbuhan Fase 3 Matur Fase 4 Menurun Rp Penjualan Profit Waktu Pengenalan Penjualan per pendapatan Keuntungan Pesaing Biaya per pengguna Akses Kapital Karakteristik Fase PLC Pertumbuhan Matur Penurunan Rendah Pertumbuhan cepat Tumbuh lambat Menurun Negatif Sedikit Rendah/lambat Tumbuh Tinggi Banyak Rendah Menurun Tinggi Rata-rata Rendah Rendah Venture Ekuitas/piutang Piutang/internal Minimal Gambar Daur Hidup Produk (diadaptasi dari Swayne, 2006) 7 Lebih lanjut Swayne, et.al. (2006) memberikan alternatif strategi yang dapat dipilih berdasarkan kondisi dari daur hidup produk atau jasa pada saat ini Fase 1 Pengenalan Pengembangan pasar Pengembangan produk Fase 2 Pertumbuhan Pengembangan pasar Pengembangan produk Memasuki pasar lebih jauh Integrasi vertikal Diversifikasi terkait Fase 3 Matur Pengembangan pasar Pengembangan produk Memasuki pasar lebih jauh Peningkatan (kualitas, efisiensi, dll) Status quo Pengurangan kegiatan Divestiture Diversivikasi tidak terkait Fase 4 Menurun Divestiture Likuidasi Harvesting Diversifikasi tidak terkait 8