Apa itu Dwi Sapta ? • Perusahaan advertising (pembuat iklan) terkemuka di Indonesia • Didirikan oleh Aloysius Adji Watono pada tanggal 27 Mei 1981 • Berkembang dengan sangat pesat hingga memiliki total 10 perusahaan dengan lebih dari 450 karyawan. • Contoh Iklan : Djarum Coklat, Fatigon, Vegeta, Mixagrip, Tolak Angin, Adem Sari, Twister Visi dan Misi Visi Dwi Sapta: To Become A Leading and Reputable Indonesian IMC Based Company Misi Dwi Sapta: 1. To Be An End-to-End IMC Solution Company with Indonesian "Heart-Sell" Approach 2. Transforming Our People Profesionally, Personally, Socially 3. Creating Profitable and Sustainable Value for Shareholders Core Values Dwi Sapta 1. Give to Society 2. Care to Our People 3. Serve with the Heart 4. Commitment for Excellence 5. Client Success is Our Success Penghargaan - Top 18th Advestising Agency (data dari PPPI) (1999) - One of Best Agencies in 90's - Majalah Cakram (1999) - Top 16th Advertising Agency (data dari PPPI) (2000) - Top 4th Billing Performance Reward (SCTV) (2000) - Top 13th Advertising Agency (data dari PPPI) (2001) - Top 5th Billing Performance Reward (SCTV) (2001) - 12 Years of Excellent Partnership (SCTV) (2002) - The Best Advertiser 2002 (Pikiran Rakyat) (2002) - The Giant Agency (Radio Elshinta) (2005) - Top 5 Agency for 2005 (SCTV) (2005) - Top 10 Advertising Agencies (Indosiar) (2005) - The Best Partner (Trans TV) (2005) - Top 5 Agency Partner (TPI) (2007) - The Best Partner (Trans TV) (2007) - Top 10 Advertising and Media Partner (SCTV) (2007) - Top 8 Best Partner (Global TV) (2007) - Top 5 Agency (RCTI) (2007) - The 3rd Best Performing Agency (Indosiar) (2009) Tentang Adji Watono • Lahir di sebuah kampung di Kudus pada tanggal 17 Mei 1950, • Sangat bekerja keras dalam mengejar citacitanya. • Berbekal mental nekat, Adji muda pergi ke Jerman setelah setahun kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga. • Di Jerman, beberapa pekerjaan kasar sempat dijalani Adji untuk mengumpulkan bekal agar dapat bersekolah fotografi di Adolf Lazy “Professional Photography” School, Stuttgart. • Fase naik turun Dwi Sapta telah menjadi nafas bagi Adji Watono. • Cita-cita Adji ketika dulu hanyalah satu, yaitu menjadi kaya. • Dan sekarang semua sudah dia daptkan, hal ini lantas tidak membuat Adji bersantai-santai; berbagai target masih ia tetapkan untuk mencapai cita-cita yang lebih dari sekedar menjadi kaya. • Kerja keras, kerja baik, kerja cerdas dan kerja dengan sepenuh hati adalah prinsip yang selalu dipegang Adji. • Fokus tidak hanya secara lokal tetapi juga global • Adji juga mengibarkan Dwi Sapta yang berbasis integrated marketing communication (IMC) dengan fokus pada excellence quality tanpa meninggalkan excellence service, yang telah lama menjadi brand image Dwi Sapta. • Tidak hanya mengandalkan periklanan semata, tetapi juga berambah ke lini bisnis lainnya, seperti public relations, direct marketing, personal selling, sales promotion, interactive marketing, brand activation, dan research company. • Adji mengatakan bahwa bisnis yang selama ini dikembangkannya seperti air yang mengalir; dari tukang foto, kemudian punya satu perusahaan lalu berkembang menjadi 10 perusahaan. • Menurut Adji, komitmen memiliki arti yang sangat penting karena dapat memacu passion. Dengan komitmen, maka pekerjaan akan dijalani dengan cinta, keuletan maupun kepribadian yang pantang menyerah. • Adji menerapkan hubungan kekeluargaan yang sangat erat“To the best for everybody”. Adji tak pernah membeda-bedakan karyawannya, seperti halnya dia tak pernah membeda-bedakan kliennya. • Adji kini tidak sendiri lagi dalam mengomandani Dwi Sapta. Putri tercintanya, Maya Watono, turut membantu dan dijadikan sebagai Direktur Dwi Sapta Group. • Adji berharap perusahaannya akan terus berkembang sebagai top IMC di Indonesia untuk memenuhi target 2015 menjadi Leading and Reputable Indonesian IMC-Based Company. Sejarah Dwi Sapta Tahun 1981 Studio fotografi yang diberi nama 27 di kawasan Rawamangun (Jakarta) dengan modal Rp 10 juta. Alasannya cukup sederhana yaitu, karena Adji hobi memotret model yang cantik. ”Karena saya suka wong wedok ayu (cewek cantik), dan senang motret-motret, terus ya tak buka aja Studio Foto 27,” ujar Adjie kepada Kompas.com. Tahun 1982 • Studio foto milik Adji didatangi oleh PT Djarum. • Perusahaan rokok kretek ini memberi order pemotretan produk untuk iklan, brosur, dan company profile kepada Adji. • Dan kesempatan ini betul-betul dimanfaatkan Adji dengan memberikan service excellent. • Seiring berkembangnya waktu, order demi order diberikan dan diselesaikan dengan maksimal oleh Adji, sehingga semua klien merasa puas dengan hasil pekerjaan Adji, dan order terus kembali berdatangan. Order yang berdatangan tidak hanya dari jasa pemotretan, tetapi juga pembuatan stiker, umbul-umbul, dan spanduk promosi. • Adji memang tidak pernah setengah-setengah dalam membuat iklan, sehingga tidak heran bila karya-karyanya mendapat sambutan hangat di tengah masyarakat. Iklan yang dihasilkan Adji memang luar biasa, seperti contohnya iklan Djarum Coklat Tahun 1985 • Adji mulai mendirikan perusahaan screen printing dengan nama PT Intan Gading Kencana Persada atau yang akrab di sebut dengan “In Ad”, karena semakin banyaknya permintaan pembuatan spanduk serta bentuk iklan untuk media cetak lainnya. Tahun 1989 • Adji lantas berekspansi dengan mendirikan PT Dwi Sapta Pratama sebagai full service advertising agency. ”Waktu itu, dunia pertelevisian nasional melahirkan RCTI dan saya melihat ada peluang lain yang lebih terbuka. Kemudian, tak hanya menggeluti below the line, namun saya nekat untuk merambah above the line lewat pembuatan TV komersial,” ungkap Adji. • Pada tahun 1989 ini juga, Adji memutuskan untuk pindah kantor dari kawasan Rawamangun ke kawasan Kelapa Gading. Tahun 1995 • Salah satu iklan karya Dwi Sapta, Djarum Classic, sukses terpilih sebagai The Best Print Ad di majalah Gatra. • Klien yang terus berdatangan membuat pundipundi Dwi Sapta tanpa terasa terus menggembung. • Tak sedikit agensi lain yang kehilangan klien karena banyak klien mereka merapat ke Dwi Sapta. • Selain itu, pada tahun ini berekspansi lagi dengan mendirikan Netracom Neopast. Tahun 1997 • Di tahun ini, iklan Djarum Super hasil garapan Dwi Sapta mendapat penghargaan ‘Iklan Tervaforit’ versi pembaca Bintang Indonesia. • Namun, krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 mulai menghantam usaha Dwi Sapta. Tahun 1998 • Tahun ini, omzet Dwi Sapta turun drastis karena banyak perusahaan yang memotong anggarannya untuk beriklan. • Hal ini membuat Dwi Sapta tidak memiliki pekerjaan sama sekali. “Itu masa-masa yang menyesakkan. Gaji karyawan rela dipotong 2535 persen karena saya tidak ingin menerapkan kebijakan lay-off” ujar Adji. Tahun 1999 • Angin segar lantas menghampiri Dwi Sapta lewat kesuksesan iklan yang digarapnya yaitu, permen Kino. • Pada tahun ini, berdasarkan hasil riset Frontier dengan 5.000 responden di lima kota besar di Indonesia menyebut bahwa iklan Kino sebagai iklan permen yang paling disukai masyarakat dan dinilai sebagai iklan permen yang paling jenaka. • Kesuksesan iklan permen Kino ini berbuah manis. Terbukti, sepanjang tahun-tahun krisis antara 1998 dan 1999, Dwi Sapta mampu mengerjakan lebih dari 30 iklan televisi, yang 90 persen di antaranya adalah iklan baru. • Melihat iklan hasil produksi Dwi Sapta, akan terpetik ciri khasnya yang lugas, materi pesan tunggal, fokus pada segmen tertentu, dan simpel. • Menurut Adji, iklan harus komunikatif dan gampang dipahami konsumen. “Apa artinya kreativitas iklan bila akhirnya tak mampu menjual ke pasar,” ungkapnya, Tahun 2000-2005 • Pasca krisis ekonomi yang melanda Indonesia, masa-masa emas lantas menghampiri Dwi Sapta dengan jumlah karyawan dan pendapatan perusahaan terus bertambah. • Secara umum, kini telah berdiri tujuh perusahaan di bawah bendera Dwi Sapta Tahun 2006 • Pada akhir tahun ini, Maya Watono yang merupakan anak sekaligus pendiri Dwi Sapta Adji Watono, mencoba untuk melihat-lihat dan mempelajari kondisi Dwi Sapta, setelah sempat ditawari sebanyak dua kali oleh ayahnya. • Dengan usia relatif mudah, Maya bisa diterima oleh awak lama Dwi Sapta dan dapat melakukan penyesuaian agar Dwi Sapta bisa berlari lebih kencang. Tahun 2007-2008 • Tahun ini, Maya sudah terjun ke dalam proses bisnis Dwi Sapta, dan dipercaya menangani bagian Main Ad dan In Ad. • Maya mencoba membangun tim, people, sistem dan berbagai macam hal teknis maupun non-teknis. • Dan menghasilkan pertumbuhan yang cukup bagus, di mana pada tahun pertama ketika Maya masuk, pendapatan masih Rp30 miliar, pada 2012 pertumbuhannya 10 kali lipat. • Pertumbuhan yang cepat itu karena Maya ingin Dwi Sapta selalu tetap memiliki fokus pada customer. • Pada 2008 Maya pun diminta untuk memegang Netracom Neopost Tahun 2009 • Bergabungnya Maya di Dwi Sapta tidak hanya sekadar meneruskan apa yang sudah ada sebelumnya. Ia juga melakukan beberapa perubahan dan terobosan. Di DSP Media, ia membenahi sistem dan teknologi informasinya. • Selain itu, dan juga yang utama, ia melebur tiga divisi dan menjadikan tim-tim kecil. Hal ini untuk membuat DSP dapat bergerak lebih cepat • Dengan terobosan ini, billing DSP Media naik 25% karena proses kinerjanya bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Tahun 2010 • Dari 42 pitching (tender untuk memproduksi iklan) yang diikuti, Dwi Sapta berhasil menang 30. • Total secara garis besar Dwi Sapta kini beromset lebih dari Rp 0,5 triliun. • Menurut Adji, membuat iklan itu gampang. “Pemirsa teve maunya yang simpel,” Adji memberi bocoran. Yang penting, pesannya tersampaikan. • Lebih penting lagi, produk yang diiklankan laku. Dwi Sapta memang berprinsip “that sells” di dalam setiap iklan yang dihasilkan. “Percuma buat iklan yang heboh, tapi penjualannya tidak ada,” kata Adji. • Sebaliknya, dari pengalamannya, justru dari iklan sederhana bisa menghasilkan penjualan gila-gilaan, seperti Ademsari. “Kami lebih mementingkan penjualan produk ketimbang penghargaan kualitas iklan,” ujar Adji. Tahun 2011 • Genap berusia 30 tahun di tahun 2011 ini, tantangan untuk melakukan transformasi organisasi perusahaan Dwi Sapta untuk menjadi IMC Based Company akan memasuki babak penentuan. • Dimana terdapat 7 program besar yang akan dilakukan sepanjang tahun 2011 yang akan dijalankan untuk memperkuat fondasi organisasi perusahaan Dwi Sapta yang berbasis pada IMC. 7 Program Besar Dwi Sapta 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Management Leadership Business Strategy Corporate Culture Talent Development Human Capital Management Organization Structure Management System Tahun 2012 • Dwi Sapta terus mengalami peningkatan kinerja yang cukup signifikan, ditambah masuknya Maya Watono membawa perubahan yang cukup berpengaruh bagi seluruh komponen Dwi Sapta. • Omzet Dwi Sapta secara keseluruhan terus meningkat dari tahun ke tahun. SWOT Strength (Kekuatan) •Mampu membawa produk yang awalnya tidak pernah dikenal menjadi cepat mendapatkan high awareness menjadi sangat dekat dengan target audiensnya hinga menjadi pemimpian pasar di bidangnya. Contohnya: Sari Puspa/Soffell, Vegeta, Adem Sari, Ovale, Tolak Angin, Fatigon, dll. •Hasil wawancara dengan klien Dwi Sapta, klien mengatakan iklan hasil produksi Dwi Sapta, unique value proposition dan fleksibiltas (kecepatan, harga murah, dan kualitas). • Straight Forward (Menjual Produk apa adanya) dengan pendekatan single message: simple, lugas, dan selalu fokus pada kebutuhan dan keinginan target pasar. • Unique value proposition: kecepatan, harga murah, dan kualitas meruapakan reason to buy. • Product Leadership: menghasilkan produk secepat mungkin di pasar dengan keunggulan produk yang ada. Weakness (Kelemahan) • Anggaran promosi yang dikeluarkan Dwi Sapta melebihi standard yang ditetapkan, guna untuk memperlihatkan yang terbaik ke pembaca dan kliennya. Opportunity (Kesempatan) • Banyaknya agensi lain yang tidak jujur dan memanipulasi harga. • Banyaknya perusahaan produksi iklan yang sempat jatuh dan menginginkan mempertahankan perusahaan tersebut. Treat (Ancaman) • Banyaknya aneka platform beriklan secara gratis yang tersebar secara luas di seluruh daerah di Indonesia. BLUE OCEAN STRATEGY Adem sari: Diferensiasi yang kuat dengan mendongkrak value produk dan menurunkan harga Dwi Sapta menampilan kelemahan produk pesaing, kemudian menyerang dengan menampilkan kelebihan produk kliennya (Tell the Truth). Soffell: Rebranding dan Renaming: sari puspa menjadi soffell. Dikarenakan ingin membawa masuk ke pasar International. Berhasil menjadi pemimpin pasar di Thailand dan Vietnam dengan target Market Menengah ke Bawah Konsep “Best Value” “Best quality with reasonable price” Value = GET / GIVE Value => 1 Value = (Functional Benefit + Emotional Benefit) (Price + Other Expense) Dwi Sapta ingin menekankan kepada selutuh customer bahwa apa yang mereka bayarkan untuk sebuah iklan adalah sesuai dengan apa yang mereka bayarkan, atau bahkan melebihi apa yang mereka bayarkan. Konsep “9P” 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Product Price People Problem Positioning Promise Prove Priority Platform Strategi Dwi Sapta dalam bersaing di pasar 1. Ultimate Goal yang menjadi resep sukses 2. Extraordinary Value: kecepatan, harga murah, dan kualitas meruapakan reason to buy 3. Serve with the heart: layanan sepenuh hati, layanan yang didasari jiwa dan hati yang tulus untuk membantu klien 4. Create Intimacy, Build Agency-Client Chemistry: tidak hanya sebatas hubungan kerja tapi adanya keintiman dan menjaga hubungan jangka panjang yang langgeng dengan cara persahabatan, kedekatan, keiintiman, loyalitas, serta komitmen. 5. Sleep with Clients, Listen to Their Needs, Wants, and Expectations: adanya prinsip “kawin” dan “tidur bareng” 6. Make Your Clients Succeed First, and Your Success Will Follow. 7. Client Lifetime Loyalty Will Lead to Sustainable Profit