BAB III Larutan Penyangga

advertisement
BAB III
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
BAB 1. PRE-LAB
1. Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?
Larutan buffer atau larutan penyangga adalah semua larutan yang pH-nya dapat dikatakan
tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya, larutan penyangga
mengandung asam lemah beserta basa lemah konjugasinya dalam konsentrasi yang hampir
sama (Oxtoby, 2004).
2. Jelaskan prinsip kerja larutan penyangga!
Larutan penyangga berperan besar dalam mengontrol ion-ion dalam larutan sekaligus
mempertahankan pH dalam proses biokimia dan fisiologis. Banyak proses kehidupan
sensitif terhadap pH sehingga diperlukan sedikit pengaturan dalam interval konsetrasi
H3O+ dan OH- (Oxtoby, 2004).
3. Sebutkan 3 jenis larutan penyangga!
Larutan penyangga salmiak adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dengan
NH4OH (garam) (Troy, 2006).
Larutan penyangga asetat adalah larutan yang dibuat dengan cara mencampurkan asam
asetat (CH3COOH) ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).
Larutan penyangga bikarbonat adalah sistem penyangga yang terdiri atas larutan air yang
mengandung dua zat, yaitu asam karbonat (H2CO3) dan garam bikarbonat (NaHCO3).
(Esvandiari, 2009).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Prinsip larutan bufffer
Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran
asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut
akan membentuk larutan penyangga. Demikian juga jika larutan mengandung
campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah
akan membentuk larutan penyangga. Berdasarkan Teori Asam-Basa BronstedLowry, larutan yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah dan
basa konjugasi atau basa lemah dan asam konjugasinya akan membentuk
larutan penyangga. Prinsip larutan penyangga berdasarkan teori asam basa
Arrhenius terbatas hanya untuk campuran asam lemah dan garamnya atau basa
lemah dan garamnya, sedangkan prinsip berdasarkan Bronsted-Lowry lebih
umum, selain asam lemah dan garamnya, juga mencakup campuran garam dan
garam (Sunarya, 2010).
2.2 Rumus penghitungan pH buffer asam dan basa
Campuran asam lemah dengan garamnya (basa konjugasi)
π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š
[H+] = Ka x π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
atau
π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š
pH = pKa – log π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
Campuran basa lemah dengan garamnya (asam konjugasinya)
π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š
[H+] = Kb x π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
atau
π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š
pH = pKb – log π‘šπ‘œπ‘™ π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
(Komarudin, 2010).
2.3 Jenis buffer
a. Buffer Salmiak
Larutan buffer salmiak dibuat dengan mencampurkan NH4Cl (garam) dengan
NH4OH (basa) (Troy, 2006).
b. Buffer Asetat
Larutan buffer asetat dibuat dengan mencampurkan asam asetat (CH3COOH)
ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).
2.4 Tinjauan Bahan
a. HCl
Asam Klorida, HCl atau yang dikenal juga sebagai asam muriatik, sangatlah
beracun, korosif dan cairan berbahaya yang bereaksi dengan sebagian besar
logam untuk menghasilkan ledakkan gas hidrogen yang dapat menyebabkan
kebakaran dan iritasi di mata dan membran mukosa (Craig, 2004).
b. NaOH
Natrium Hidroksida, atau yang dikenal juga sebagai soda api atau soda gosok
berwarna putih, kuat dan padatannya mudah mencair di dalam air, alkohol,
etanol dan gliserol (Craig, 2004).
c. NaCl
Natrium klorida adalah senyawa ionik sederhana berbentuk padatan rapuh
dengan titik leleh 8010C (Sutresna, 2007).
d. CH3COONa
Garam natrium asetat terionisasi sempurna membentuk ion Na+ dan ion
CH3COO-. Persamaan reaksi sebagai berikut.
CH3COONa (aq) ↔ Na+ + CH3COO- (aq)
(Sunarya, 2010).
e. CH3COOH
Asam asetat adalah asam lemah dan dalam larutan terionisasi sebagian
membentuk kesetimbangan:
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq) (Sunarya, 2010).
f. NH3
Ammonium, NH3, termasuk ke dalam elektrolit lemah yang mana jenis zat
terlarutnya berupa senyawa kovalen polar terurai sebagian, sangat mudah
terurai dan lebih ringan daripada udara (Craig, 2004).
g. NH4Cl
Garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan di
dalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+ dan Cl-.
NH3 (aq)
+ HCl(aq)
==> NaCl(aq) + H2O(l)
Basa lemah
asam kuat
Netral
NH4Cl(aq) ==> NH4+(aq) + Cl-(aq)
(Komarudin, 2010).
BAB 3. DIAGRAM ALIR
Kalibrasi pH meter
Disiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH 4,01 dan 9,21
Dihidupkan alat
Dibilas elektroda dengan aquades
Dikeringkan dengan tisu
Dicelupkan dalam larutan pH 7
Dipilih mode kalibrasi
Ditunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH stabil
Diangkat dan dibilas elektroda dengan aquades
Dikeringkan dengan tisu
Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 9,21
Hasil
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M
Disiapkan 70 ml larutan NaCl 0,1 M
Diukur pH nya
Diambil @20 ml pada 3 gelas beker
Beker I
Beker II
20 ml larutan NaCl 0,1 M
20 ml larutan NaCl 0,1 M
10 ml
larutan HCl
0,01 M
Dicampur
Beker III
10 ml larutan
NaOH 0,01 M
Dicampur
Di ukur pH-nya
Hasil
20 ml larutan NaCl 0,1 M
20 ml
larutan
Aquades
Dicampur
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M
Disiapkan 35 ml CH3COOH 0,1 M + 35 ml CH3COONa 0,1 M
Di campur
70 ml larutan campuran
Diukur pH-nya
Diambil @20 ml pada 3 gelas beker
Beker I
Beker II
20 ml larutan campuran
20 ml larutan campuran
10 ml
larutan HCl
0,01 M
Dicampur
Beker III
10 ml larutan
NaOH 0,01 M
Dicampur
Di ukur pH-nya
Hasil
20 ml larutan campuran
20 ml
larutan
Aquades
Dicampur
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M
Disiapkan 35 ml NH3 0,1 M + 35 ml NH4Cl 0,1 M
Di campur
70 ml larutan campuran
Diukur pH-nya
Diambil @20 ml pada 3 gelas beker
Beker I
Beker II
20 ml larutan campuran
20 ml larutan campuran
10 ml
larutan HCl
0,01 M
Dicampur
Beker III
10 ml larutan
NaOH 0,01 M
Dicampur
Di ukur pH-nya
Hasil
20 ml larutan campuran
20 ml
larutan
Aquades
Dicampur
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini
No
Jenis
Buffer
pH awal
Larutan
pH
meter
1
Garam
NaCl 0,1 M
7,71
Lakmus
Merah
CH3COOH
2
Buffer
0,1 M +
Asetat
CH3COONa
3,48
Merah
0,1 M
3
Buffer
Salmiak
NH3 0,1 M
+ NH4Cl
11,73
0,1 M
Merah
Penambahan
pH akhir
Asam/Basa
Jumlah
pH
(ml)
meter
HCl 0,1 M
10 ml
1,14
Merah
NaOH 0,1 M
10 ml
12,11
Biru
Aquades
20 ml
8,45
Merah
HCl 0,01 M
10 ml
3,46
Merah
NaOH 0,01 M
10 ml
4,37
Merah
Aquades
20 ml
3,85
Merah
HCl 0,01 M
10 ml
10,99
Biru
NaOH 0,01 M
10 ml
11,67
Biru
Aquades
20 ml
11,25
Biru
Larutan
Lakmus
2. Apakah yang terjadi saat larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau basa? Jelaskan!
pH larutan penyangga tidak akan berubah atau tetap mempertahankan pH-nya. Hal ini
sesuai prinsip kerja larutan penyangga, yaitu ketika ion Hidrogen (H+) ditambahkan pada
larutan penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga.
Begitu juga Ion hidroksida (OH-) akan ternetralisasi oleh asam.
3. Jelaskan bagaimana cara kerja pengukuran pH menggunakan pH meter!
Prinsip kerja pengukuran pH menggunakan pH meter adalah mengukur pH dari suatu
cairan atau larutan melalui probe/elektrode yang terhubung ke meteran elektronik yang
mengukur dan menampilkan pH.
Cara pemakaiannya : Menyiapkan larutan dengan pH 4,01; 7,00 dan 9,21. Menyalakan
alat terlebih dahulu, lalu membilas elektrode menggunakan deionized water atau bisa juga
menggunakan aquades, setelah itu mengeringkan elektrode dengan menggunakan tisu,
pastikan pada saat mengeringkan atau mengelap satu arah. Mencelupkan elektrode ke
dalam larutan dengan pH 7 lalu memilih mode kalibrasi, tunggu 1-2 menit hingga
pembacaan pH stabil. Setelah stabil, mengangkat elektrode dan membilas menggunakan
aquades kembali, mengeringkan dengan tisu dan mengulangi hal yang sama untuk larutan
dengan pH 4,01 dan larutan dengan pH 9,21
4. Jelaskan bagaimana cara kerja pengukuran pH menggunakan kertas lakmus!
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika
dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi
oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Prinsip kerja pengukuran pH menggunakan kertas
lakmus adalah kertas lakmus akan berubah warna menjadi merah saat pH dari suatu larutan
lebih asam atau berubah warna menjadi biru saat pH dari suatu larutan lebih basa.
Cara pemakaiannya dengan meneteskan cairan dari larutan yang akan di uji pH-nya ke
atas kertas lakmus atau dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam larutan yang akan di
uji pH-nya tersebut.
5. Jelaskan salah satu contoh penggunaan larutan penyangga di ilmu pangan!
Sebagai bahan pengawet pangan, seperti :
a. Asam Laktat : Diperoleh melalui proses fermentasi, Digunakan untuk proses
pengemulsian produk pangan sehari-hari, dan pengembang di industri pangan.
b. Asam Asetat (Cuka) : Diperoleh melalui proses fermentasi secara sintesis, ditemukan
di dalam cuka, dan digunakan dalam bidang pangan sebagai penambah rasa.
c. Asam Malat : Ditemukan di dalam buah pisang, apel, tomat dan minuman berenergi.
Secara umum diproduksi secara industri dengan Maleat anhridrat sebagai bahan
dasarnya
d. Asam Fumarat : Dikenal memiliki rasa yang kuat saat disajikan di dalam makanan
sehingga sangat jarang penggunaannya dan memiliki tingkat kelarutan yang rendah di
dalam air. Diproduksi dengan mensintesis asam maleat sebagai bahan dasarnya.
e. Asam Fosfat : Dalam bentuk garamnya berguna untuk bubuk pengembang, agen
pengemulsi dan pemberi rasa untuk minuman bersoda tertentu
6. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan NH4Cl
0,5 M. Hitunglah pH larutan tersebut!
Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,
MNH3
𝑛𝑁𝐻3
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
0,1 =
MNH4Cl
𝑛𝑁𝐻3
0,5 M =
0,05
nNH3 = 0,005 = 5 x 10-3
𝑛𝑁𝐻4𝐢𝑙
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
𝑛𝑁𝐻3
0,1
nNH4Cl = 0,05 = 5 x 10-2
Kedua, mencari [OH-] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,
π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘Žπ‘ π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž
[OH-] = 𝐾𝑏 π‘₯
π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
= 10-5 π‘₯
0,005
0,05
= 10-6
pOH = log[OH-]
= log[10-6]
= 6, maka pH = pKw – pOH
pH = 14 – 6
pH = 8
7. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan
CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH = 1,8 × 10–5)
Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,
MCH3COOH
0,1 =
𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
MCH3COONa
𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻
0,1 M =
0,05
nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10
-3
𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž
0,05
nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3
Kedua, mencari [H+] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,
[H+] = πΎπ‘Ž π‘₯
π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž
π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
= 1,8 x 10-5 π‘₯
0,005
0,005
= 1,8 x 10-5
pH
= log[H+]
= log[1,8 x 10-5]
= 5 – log1,8
BAB 5. ANALISA PROSEDUR
Langkah Kerja :
Kalibrasi pH meter
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH
4,01 dan pH 9,21. Selanjutnya menghidupkan alat, lalu membilas elektrode dengan
menggunakan aquades, setelah itu mengeringkan dengan menggunakan tisu, pada saat
mengeringkan, gerakan tisu harus satu arah, mencelupkan elektrode dalam larutan pH
7 dan dipilih mode kalibrasi, menunggu selama 2-3 menit sampai pembacaan pH
stabil, diangkat dan dibilas elektrode dengan menggunakan aquades, mengeringkan
dengan menggunakan tisu, melakukan kegiatan yang sama untuk larutan dengan pH
4,01 dan pH 9,21
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer
1. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M
Pertama mengambil larutan NaCl 0,1 M sebanyak 70 ml menggunakan gelas ukur,
lalu diukur pH-nya menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan
menggunakan indikator pH universal berupa kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan
NaCl 0,1 M dibagi ke dalam 3 gelas beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker
terisi 20 ml larutan NaCl 0,1 M. Gelas beker I ditambahkan HCl 0,1 M sebanyak 10
ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi
secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator
pH universal. Gelas beker II ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 10 ml, lalu
dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara
sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH
universal. Gelas beker III ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan
dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna,
selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.
2. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer Asetat
(CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M)
Pertama mengambil larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan
CH3COONa 0,1 M sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu
mencampurnya di dalam gelas beker 250 ml dengan cara diaduk, lalu diukur pH-nya
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan
indikator pH universal berupa kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan campuran
tersebut dibagi ke dalam 3 gelas beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker
terisi 20 ml larutan campuran. Gelas beker I ditambahkan HCl 0,01 M sebanyak 10
ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi
secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator
pH universal. Gelas beker II ditambahkan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu
dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara
sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH
universal. Gelas beker III ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan
dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna,
selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.
3. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer Salmiak
(NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M)
Pertama mengambil larutan NH3 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan NH4Cl 0,1 M
sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu mencampurnya di dalam gelas
beker 250 ml dengan cara diaduk, lalu diukur pH-nya menggunakan pH meter yang
telah dikalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan indikator pH universal berupa
kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan campuran tersebut dibagi ke dalam 3 gelas
beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker terisi 20 ml larutan campuran. Gelas
beker I ditambahkan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara
diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH
larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker II
ditambahkan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk
membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan
di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker III
ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk
membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan
di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.
BAB 6. FUNGSI REAGEN DAN ALAT
No.
Alat dan Bahan
Keterangan
Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker
1
Aquades
III larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer
salmiak.
2
Bulb
3
CH3COOH 0,1 M
4
CH3COONa 0,1 M
Digunakan untuk menghisap larutan. Penggunanya di
pasang di ujung pipet ukur.
Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer asetat.
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala,
namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk
5
Gelas beker 100 ml dan 250 ml
tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan
larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau
untuk memekatkan.
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam
bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia
6
Gelas ukur
bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan
untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas.
Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.
7
HCl 0,01 M
8
NaCl 0,1 M
9
NaOH 0,01 M
10
NH3 0,1 M
11
NH4Cl 0,1 M
12
Kertas lakmus
Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas I
larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.
Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer NaCl.
Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker II
larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.
Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer salmiak.
Indikator pH universal.
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan
13
Pipet tetes
ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam
skala tetesan kecil.
14
Pengaduk gelas
Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau
mendekantir (memisahkan larutan dari padatan).
Indikator pH modern yang mengukur pH dari suatu
15
pH meter
cairan melalui probe/elektrode yang terhubung ke
meteran elektronik dan menampilkan pH
Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil
16
Pipet ukur 1 ml dan 10 ml
larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau
karet penghisap untuk menyedot larutan, jangan
dihisap dengan mulut.
BAB 7. ANALISA HASIL
1. Analisa hasil pembuatan dan pengujian larutan NaCl 0,1 M
pH dari larutan NaCl 0,1 M saat di uji menggunakan pH meter adalah 7,71 dan kertas
lakmus menunjukan tetap berwarna merah
1.1 20 ml NaCl 0,1 M + 10 ml HCl 0,01 M
pH = pH awal - log
[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀]
[𝐴𝑆𝐴𝑀]
0,007
pH = 7,71 - log 0,0001
pH = 7,71 – 1,845
pH = 5,86 (Cairns, 2008)
1.2 20 ml NaCl 0,1 M + 10 ml NaOH 0,01 M
pH = pH awal + log
[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀]
[𝐡𝐴𝑆𝐴]
0,007
pH = 7,71 + log 0,0001
pH = 7,71 + 1,845
pH = 9,55 (Cairns, 2008)
1.3 20 ml NaCl 0,1 M + 20 ml Aquades
pH yang diperoleh dari pengenceran larutan buffer NaCl dengan penambahan
aquades adalah 8,45 dan kertas lakmus tetap berwarna merah
2. Analisa hasil pembuatan dan pengujian larutan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa
0,1 M
Rumus untuk mencari pH awal :
MCH3COOH
0,1 =
𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
𝑛𝐢𝐻3𝐢𝑂𝑂𝐻
0,1 M =
0,035
nCH3COOH = 0,0035 = 35 x 10-5
[H+]
= πΎπ‘Ž π‘₯
π‘šπ‘œπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž
π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
= 1,8 x 10-5 π‘₯
= 1,8 x 10
pH
MCH3COONa
0,0035
0,0035
-5
= log[H+]
= log[1,8 x 10-5]
= 5 – log1,8 = 4,74 (Sunarya, 2010)
𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
𝑛𝐢𝐻3πΆπ‘‚π‘‚π‘π‘Ž
0,035
nCH3COOH = 0,0035 = 35 x 10-5
2.1 20 ml (CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M) + 10 ml HCl 0,01 M
1) Sebelum pencampuran, larutan penyangga asetat akan terionisasi membentuk
ion CH3COO-, H+ dan Na+.
2) Penambahan HCl pada larutan penyangga asetat akan mengakibatkan jumlah
ion H+ bertambah banyak.
3) Sehingga diperoleh persamaan
H+ = πΎπ‘Ž π‘₯
[𝐴𝑆𝐴𝑀]
[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀]
H+ = 1,8 x 10-5 π‘₯
0,0036
0,0035
H+ = 1,8514
4) pH = 4,74 – log[H+]
= 4,74 – log[1,8514]
= 4,74 – 0,26
= 4,48(Salirawati, 2008)
2.2 20 ml (CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M) + 10 ml NaOH 0,01 M
pH = pKa + log
[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀]
[𝐴𝑆𝐴𝑀]
0,0035+0,0001
pH = 4,74 + log 0,0035−0,0001
0,0036
pH = 4,74 + log 0,0034
pH = 5 (Cairns, 2008)
2.3 20 ml (CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M) + 20 ml Aquades
pH yang diperoleh dari pengenceran larutan buffer asetat dengan penambahan
aquades adalah 3,85 dan kertas lakmus tetap berwarna merah
3. Analisa hasil pembuatan dan pengujian larutan NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M
Rumus untuk mencari pH awal :
MNH3
𝑛𝑁𝐻3
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
𝑛𝑁𝐻3
MNH4Cl
𝑛𝑁𝐻4𝐢𝑙
= π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘™π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›
𝑛𝑁𝐻3
0,1 = 0,035
0,1 M =
nNH3 = 0,0035 = 35 x 10-4
nNH4Cl = 0,0035 = 35 x 10-4
0,035
Kedua, mencari [OH-] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,
[OH-] = 𝐾𝑏 π‘₯
= 10-5 π‘₯
π‘šπ‘œπ‘™ π‘π‘Žπ‘ π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž
π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘š
0,0035
0,0035
= 10-5
pOH
= log[OH-]
= log[10-5]
= 5, maka pH = pKw – pOH
pH = 14 – 5
pH = 9 (Sunarya, 2010)
3.1 20 ml (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M) + 10 ml HCl 0,01 M
pOH = pKb + log
pOH = 5 + log
[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀]
[𝐡𝐴𝑆𝐴]
0,0035+0,0001
0,0035−0,0001
0,0036
pOH = 5 + log 0,0034
pOH = 5,02 maka pH = 8,88 (Cairns, 2008)
3.2 20 ml (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M) + 10 ml NaOH 0,01 M
1) Sebelum pencampuran, larutan penyangga asetat akan terionisasi membentuk
ion CH3COO-, H+ dan Na+.
2) Penambahan HCl pada larutan penyangga asetat akan mengakibatkan jumlah
ion H+ bertambah banyak.
3) Sehingga diperoleh persamaan
[OH+] = 𝐾𝑏 π‘₯
[𝐡𝐴𝑆𝐴]
[𝐺𝐴𝑅𝐴𝑀]
[OH+] = 10-5 π‘₯
0,0036
0,0035
+
[OH ] = 1,0285
4) pH = 9 – log[OH+]
= 9 – log[1,0285]
= 9 – (-1,5451)
= 10,5451 (Salirawati, 2008)
3.3 20 ml (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M) + 20 ml Aquades
pH yang diperoleh dari pengenceran larutan buffer salmiak dengan penambahan
aquades adalah 11,25 dan kertas lakmus berwarna biru
BAB 8. KESIMPULAN
Sifat dari larutan penyangga adalah pH larutan yang hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang
dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun oleh basa lemah
dengan asam konjugasinya. Dalam membuat larutan buffer harus diperhatikan bahan – bahan
yang akan digunakan, untuk membuat buffer asetat, diperlukan 35 ml CH3COOH 0,1 M + 35
ml CH3COONa 0,1 M, untuk membuat buffer salmiak, diperlukan 35 ml NH3 0,1 M + 35 ml
NH4Cl 0,1 M. Dalam percobaan yang dilakukan oleh kelompok praktikan, percobaan pertama
terdapat kesalahan yaitu berupa kekeliruan pengambilan konsentrasi bahan yang akan
ditambahkan sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pH yang drastis sehingga tidak
sesuai dengan prinsip dari larutan penyangga itu sendiri. pH meter adalah alat ukur pH
modern yang menggunakan katode untuk mengukur pH yang terhubung ke neteran elektronik
dan menampilkan pH
Komponen
Pre-test
Aktivitas
Hasil dan
Pembahasan
Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Craig, Bruce D, David S. Anderson. 2004. Handbook of Corrosion Data. New York: ASM
International.
Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi, Ed.2. Jakarta: EGC
Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia.
Oxtoby, David W. 2004. Prisnip-2 Kimia Modern/1 Ed.4. Jakarta: Erlangga.
Salirawati, Das. 2008. KIMIA. Bandung: Grasindo.
Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media
Pratama.
Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.
Troy, David B. 2006. Remington. Philadelphia : Wolters Kluwer Health.
Watson, David G. 2012. Pharmaceutical Analysis. USA: Elsevier Health Sciences.
Download