eksploitasi perempuan dalam iklan

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN
( Studi Semiotika Visualisasi Eksploitasi Perempuan
dalam Iklan Produk Guess pada Majalah Cleo
dan Elle di Indonesia)
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Eki Rinaningputri
D1209031
Ilmu Komunikasi Non Reguler
S1 TRANSFER KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Jaman telah mengalam i perkembangan yang menimbulkan
beberapa efek yaitu muncul dan berkembangnya tekhnologi ya ng
sejalan dengan pergeseran nilai terutama nilai-nilai moral. Muncul
dan berkembangnya tekhnologi memungkinkan untuk mendukung
pergeseran nilai-nilai moral tersebut, menyebabkan hal-hal yang dulu
dinilai tabu menjadi tidak tabu lagi. Jaman yang berkembang seiring
dengan perjalanan pertumbuhan ekonomi yang didalamnya otomatis
akan membawa beberapa aspek diantaranya adalah berkembangnya
iklan yang merupakan media promosi produk-produk yang beredar di
masyarakat. Dengan tujuan produk yang ditawarkan terjual laris.
Untuk itu iklan dibuat semenarik mungkin, sehingga terkadang dapat
dinilai terlalu
berlebihan,
serta
mengabaikan
sisi psikologis,
sosiologis, ekologis, dan estetika penonton atau sasaran produk yang
diiklankan.
Iklan dari masa ke masa mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat baik secara sistematikanya sampai dengan proses kreatifnya,
sehingga banyak muncul inovasi-inovasi kreatif baru guna terus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
menyokong kebutuhan produk untuk dipasarkan. Salah satu inovasi
yang muncul adalah penggunaan endorser dimana endorser yang
dipilih merupakan orang-orang yang mempunyai prestasi dari
bidangnya masing-masing atau setidaknya namanya dike nal di
masyarakat, salah satu yang paling menjadi favorit adalah celebrity
endorser.
Kaum selebritas dinilai mempunyai nilai jual yang tinggi dan
punya pengaruh besar terhadap tingkat penjualan setiap produk yang
dibawanya, sehingga menjadikan opsi celebrity endorser sebagai
pilihan mumpuni dalam beriklan. Secara kodrat,perempuan dinilai
mempunyai lebih banyak nilai jual dibandingkan dengan laki-laki, hal
itu dapat dilihat dari banyaknya produk yang bermunculan untuk
kaum perempuan, sehingga nilai jual perempuan untuk menjadi
sebuah simbol iklan lebih diminati.
Penggunaan perempuan sebagai endorser iklan memunculkan
banyak pengabaian atas nama kreatifitas dan salah satu bentuk
pengabaiannya adalah adanya eksploitasi perempuan yang hanya dari
sisi sensualitas dan seksualitasnya saja. Eksploitasi perempuan dalam
iklan teridentifikasi melalui wacana seksual yang diekspos secara
vulgar dalam iklan, tubuh perempuan dipertontonkan secara erotisme
dan eksotis. Memang tidak dapat disangkal, secara mendasar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
membutuhkan produk-produk adalah tubuh, untuk bertahan dan
beraktivitas. Pada dasarnya tubuh membutuhkan produk-produk
fungsional untuk bekerja dan bertahan, misalnya konsumsi makanan
untuk beraktivitas, konsumsi obat untuk penyembuhan 1.
Namun pada era pasar bebas, kaum penumpuk modal bukan
hanya mengembangkan pembuatan produk, tetapi juga mengontrol
kesadaran massa tentang tubuh melalui pencitraan tubuh ideal lewat
berbagai media, dan antara lain via propaganda iklan.
Perempuan dalam iklan dijadikan alat memasarkan produk,
tubuhnya dieksploitasi untuk mengumbar definisi cantik versi
standardisasi pasar dengan cara memamerkan rambut yang lurus
dalam iklan shampo dan obat pelurus rambut, kulit wajah yang mulus
dalam iklan obat kecantikan, payudara besar dalam iklan obat
pembesar payudara, perut langsing dalam iklan pelangsing perut,
betis indah dan tubuh yang ramping dalam iklan obat diet, kulit putih
dalam iklan obat pemutih.
Iklan hadir menyampaikan pesan tertentu dan iklan ini
ternyata sangat berpengaruh dalam masyarakat. Dalam buku Jalan
Tengah Periklanan disebutkan mengenai survei yang dilakukan harian
1
Ulfah Nur Hidayah. 2008. Wajah Perempuan di Dunia Iklan. Diakses tanggal 12
Mei 2011.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080906143645
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
kompas di sepuluh kota besar di Indonesia, tercatat tidak kurang dari
70% responden yang mengaku suka menirukan iklan baik dalam
meniru ucapan atau narasi, jingle atau lagu, gerakan hingga meniru
sosok yang menjadi pemeran iklan tersebut. Proses imitasi iklan ini
terjadi mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa 2.
Iklan yang ditayangkan memiliki realitas adanya penanaman
pesan ke dalam benak masyarakat yang terus menerus. Karena iklan
hadir diberbagai media televisi, radio, surat kabar, dan hampir
disetiap sudut jalan, hingga seperti yang dikatakan Ratna Noviani
dalam bukunya Jalan Tengah Periklanan “…kita hampir tidak bisa
menghindar dari iklan”. Menyadari realitas adanya imitasi masyarakat
akan iklan maka pengiklan harus berhati-hati ketika melempar pesan
berupa iklan baik dalam bentuk visual maupun bentuk verbal. Akan
sangat fatal ketika sesuatu yang tidak seharusnya ditiru anak-anak.
Kontraversi iklan yang menampilkan fisik perempuan bisa
dinilai berbahaya. Jawaban yang dibutuhkan memerlukan suatu
penjelajahan dengan interpretasi – interpretasi logis hingga harus
melewati suatu proses analisis.
Iklan-iklan yang menampilkan penonjolan fisik perempuan
bisa dikatakan mengandung eksploitasi. Disepakati secara singkat
2
Noviani. Ratna, 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan : Antara realitas,
representasi dan Simulasi, Pustaka Pelajar, hal. 32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
bahwa
eksploitasi
adalah
pengusahaan;
pendayagunaan;
pemanfaatan , dalam hal ini eksploitasi tidak selamanya bersifat
negatif tapi juga bisa bernilai positif . Dalam hal ini tentu saja
tergantung konteksnya.
Begitu banyaknya iklan yang dahulu mas yarakat anggap tabu
kini menjadi bagian dari keseharian. M edia telah sangat mendukung
peran eksploitasi perempuan dalam iklan. Begitu banyak iklan yang
mengandung eksploitasi perempuan hingga sulit dibedakan apa itu
bentuk eksploitasi atau bukan. Karena ada sebagian masyarakat yang
menilai bahwa eksploitasi lebih bersifat subjektif yang dalam hal ini
sama halnya dengan pornografi. Eksploitasi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia 3 yaitu eksploitasi dalam hubungannya dengan
sensualita s dan seksualitas ya ng dapat diartikan sebagai suatu
tindakan pemanfaatan hal-hal fisik perempuan ( segala sesuatu
mengenai tubuh ) dan bersifat membangkitkan dorongan seks untuk
kepentingan sendiri dan dila kukan kedua belah pihak.
Dengan lahirnya atau adanya iklan-iklan yang mengandung
eksploitasi maka munculah realitas sosial dalam iklan. Seperti adanya
iklan yang menggunakan daya tarik perempuan sebagai penarik
perhatian atau bahkan dipakai dalam sensual marketing, adanya
3
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
perempuan dengan pose sensual untuk iklan-iklan yang sama sekali
tidak ada hubungannya dengan perempuan seperti iklan otomotif,
adanya penonjolan bagian tubuh perempuan yang diekspos dengan
menggunakan gesture yang sensual dan pengambilan angle yang
sedemikian rupa sehingga menghasilkan sesuatu yang sesual pula.
Iklan memang
tidak lepas dari budaya kapitalisme melemparkan
pesan dengan berpengaruh kuat dalam menciptakan sifat konsumtif
dan lebih beratnya lagi budaya konsumerisme yang akhirnya tentu
saja berujung pencarian profit atau keuntungan. Tapi haruskah
perempuan yang dipakai sebagai sex appeal dengan ditunjang oleh
sensual marketing, lagi-lagi dipilih perempuan sebaga i pemeran
utamanya.
Permasalahannya
adalah
mengapa
dan
bagaimana
perempuan bisa dijadikan objek dalam iklan.
Berbagai realitas sosial yang terjadi di masyarakat setidaknya
mampu
membuka
mata
sebagian
orang
yang
peduli
akan
permasalahan yang menyangkut perempuan.
Dalam majalah Marketing yang berjudul Sensual Marketing
menyebutkan adanya iklan yang mengandung eksploitasi perempuan,
selain sebagai penarik perhatian perempuan juga dipakai sebagai sex
appeal yang ditunjang oleh sensual marketing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Eksploitasi dalam hal ini berperan dalam mengekspos bagia n
tubuh perempuan yang dinilai bisa digunakan dalam menarik
perhatian kha la yak. Seperti dalam iklan print ad cat mobil merek
Bliken yang hampir bisa dipastikan para laki-la ki akan “terpaksa“
berhenti sejenak untuk memperhatikan iklan tersebut. Dalam hal ini
sensual marketing dipakai untuk mendapatkan sensational result atau
hasil yang sensasiona l.
Tapi
permasalaha nnya
adalah
bagaimana
perempuan
digunaka n sebagai penarik perhatian dan sebagai daya tarik seksual
dalam iklan. Bukankah ini adalah indikasi adanya ketidaksetaraan
peran laki-laki dan perempuan dalam iklan. Dan hal ini juga lebih
mengacu pada pandanga n laki-laki dalam sistem patriarki la lu
bagaimana dengan arah pandang feminis atau pembela kesetaraan hak
perempuan memandang perempuannya sendiri se pertinya ini adalah
bentuk ketidakadilan yang berarti merendahkan kaum perempuan.
Ada penggunaan objek perempuan dalam iklan untuk produk
yang tidak ada sangkutpautnya sama sekali dengan perempuan.
Dalam
hal
ini
adanya
iklan-iklan
otomotif
misalnya
yang
memunculkan wajah sensual perempuan. Sebut saja Oli Top One,
atau yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu iklan cat mobil merek
Bliken. Bagaimana perempuan bisa dipakai sebagai objek untuk iklan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
yang jelas-jelas iklan laki-laki berbagai kepentingan bisa jadi jauh
lebih besar daripada nilai perempuannya sendiri.
Ada berbagai kelompok feminis yang kontra terhadap
pengeksploitasian perempuan termasuk dalam iklan. Kaum feminis
yang
sangat
peduli
terhadap
permasalahan
keperempuanan
melayangkan berbagai kritikan menyangkut masalah perempuan
termasuk penggunaan objek perempuan dalam iklan.
Peneliti sendiri sebagai seorang perempuan merasa risih akan
keadaan yang berkembang didalam dunia periklanan dewasa ini.
Berangkat dari ketidaknyamanan melihat fenomena eksploitasi
perempuan dalam iklan dan sebagai salah satu bentuk protes kecil
yang bersifat ilmiah, Penulis berpikir mengenai peletakan perempuan
didalam berbagai spot iklan dan khususnya dalam penelitian ini,
Penulis menyempitkan kepada iklan cetak produk Guess yang
notabene merupakan produk untuk perempuan tetapi mereka
melakukan eksploitasi perempuan didalam iklan-iklannya (dalam
penelitian ini adalah iklan cetak). Iklan-iklan cetak yang dianalisis
oleh Penulis ini terdapat didalam majalah-majalah kelas atas yang
juga diperuntukkan untuk para perempuan.
Selain
sebagai sesama perempuan,
sebagai mahasiswa
komunikasi Penulis melihat hal ini sangat menarik untuk diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
karena akan menjadi hal yang sangat menggelitik saat Penulis
meneliti mengenai makna apa saja yang terkandung dalam iklan cetak
Guess yang diwakili oleh simbol-simbol didalamnya.
Untuk dapat mengetahui makna yang terkandung melalui
simbol yang terdapat dalam sebuah iklan, maka dipilihlah metode
penelitian dengan menggunakan studi semiotika m ilik Roland Barthes
yang membagi sebuah analisis semiotika menjadi makna denotasi dan
makna konotasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Penulis merumuskan masalah penelitian pada:
1. Bagaimana simbol-simbol sosial dan pemaknaan tubuh
perempuan sebagai bentuk eksploitasi da lam iklan Guess
di majalah Cleo dan Elle Indonesia?
2. Bagaimana gesture dan ekspresi perempuan sebagai
bentuk eksploitasi dalam iklan Guess di m ajalah Cleo dan
Elle Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
penulis
mengadakan
penelitian
adalah
untuk
mengetahui simbol-simbol sosial dan pemaknaan tubuh perempuan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
bentuk gesture dan ekspresi perempuan sebagai bentuk eksploitasi
dalam iklan Guess di majalah Cleo dan Elle di Indonesia.
D. MANFAAT PENELITIAN
Suatu kegiatan penelitian apa dan bagaimana bentuknya
diharapkan mem iliki manfaat tertentu. Dengan pene litian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat baik pribadi, komunitas
yang bersangkutan m aupun bagi masyarakat luas. Adapun manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Secara
teoritis
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan kontribusi utuk memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan khususnya dalam ilmu komunikasi juga dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan
untuk
penelitian-
penelitian sejenis.
2. Manfaat praktis
Tujuan praktis dari penelitian ini adalah adanya
pemahaman tentang visualisasi perempuan dalam produk –
produk yang beredar di masyarakat dan dalam hal ini adalah
produk Guess yang didalamnya terdapat banyak eksploitasi
perempuan. Tujuan lain dari adanya penelitian ini adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
adanya
pemahaman
tentang
eksploitasi
dalam
iklan.
Pemahaman tentang eksploitasi sebenarnya tidak hanya hal
eksploitasi tapi juga tentang perempuan yang ditinjau dari segi
feminitas
atau
pemahaman
perempuan
dan
eksploitasi
perempuan dari sudut pandang perempuan sendiri bukan dari
sudut pandang laki-laki atau sistem patrilinear. M emaparkan
akan eksploitasi yang terjadi pada perempuan terutama pada
iklan yang erat dengan masyarakat karena iklan memiliki
pengaruh
yang
besar
dalam
masyarakat
dengan
penayangannya yang terus menerus.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi
Komunikasi sebagai salah satu faktor terpenting di
dalam terwujudnya proses sosialisasi. Ilmu komunikasi
muncul sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial
sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi
kelompok dan komunikasi antar personal. Kebutuhan akan
ilmu komunikasi ini mulai tampak sejak tahun 1940-an pada
waktu seorang sarjana bernama Carl I Hovland menampilkan
definisinya mengenai ilmu komunikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Hovla nd mendefinisikan ilmu komunikasi sebagai
sebuah sistem yang berusaha memformulasikan prinsip yang
mana informasi ditransmisikan dan opini serta pendirian yang
dibentuk, sedangkan prosesnya sendiri dari komunikasi itu
menurut Hovland adalah sebuah proses yang mana individu
atau komunikator mengirim kan rangsangan (biasanya simbolsimbol yang berupa kata) untuk mengubah perilaku individu
la innya (komunikan). Jelas pula bahwa komunikasi massa
merupakan salah satu bidang saja dari sekian banyak bidang
yang dipelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi. Komunikasi
tentu punya tujuan, menurut R. Wayne pace, Brent D.
Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniquest
for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan
sentral dari komunikasi terdiri atas 4:
a. Untuk memperkokoh pengertian
b. Untuk memunculkan suatu penerimaaan
c. Untuk memotivasi tingkah laku
Orang melakukan komunikasi karena mempunyai
tujuan seperti di atas. Hal ini dite gaskan oleh Hovland yang
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah
4
Effendy, Onong Uchjana.2000, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja
Rosdakarya. Bandung, hal 32.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
perilaku orang lain (Communication is the process to modify
the behavior of other individuals5). Akan tetapi seseorang
akan dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain
apabila komunikasinya memang komunikatif. Hal itu juga
berhubungan dengan periklanan dimana dalam pembuatan
iklan mempunyai tujuan tertentu seperti pesan yang ia
sampaikan dapat diterima oleh khala yak, dan bagaimana
khalayak dapat menangkap pesan tersebut tentu ditentukan
juga oleh kreatifitas pembuatan iklan.
Selain tujuan di atas, menurut Harold Laswell,
komunikasi juga digunakan karena mempunyai fungsi sebagai
berikut6:
a.
Pengamatan
terhadap
lingkungan,
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi
nilai mas yarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
b.
Kolerasi
unsur-unsur
masyarakat
ketika
menanggapi lingkungan
c.
Penyebaran sosial.
Fungsi-fungsi
itu
melekat
erat
dalam
proses
komunikasi. Jika proses komunikasi sudah kita ketahui maka
5
6
Ibid, hal. 10
Ibid, hal. 27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
kita akan lebih mempela jarinya secara mendalam mengenai
komponen-komponen yang ada di dalam. Hal itu penting
karena komponen-komponen tersebut sangat berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses komunikasi itu sendiri.
Dalam proses komunikasi kita akan menemukan beberapa
komponen yang saling berkaitan satu sama lain.
Masing-masing komponen mempunyai peran sendiri
yang sama-sama pentingnya. Komponen itu akan bersamasama membentuk suatu proses yaitu proses komunikasi.
Komponen komunikasi itu menurut Harold Laswell meliputi:
a. Komunikator
b. Pesan
c. Media
d. Komunikasi
e. Efek
Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, kita dapat
melihat bahwa komunikasi adalah proses penyam paian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
7
menimbulkan efek tertentu .
7
Ibid, hal. 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
2. Media Massa dan Iklan
Sebagai saluran komunikasi, media massa memiliki
peranan yang sangatlah penting, diantaranya adalah sebagai
sumber kekuatan , alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam
masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lain. Selain itu media merupakan
lokasi atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan
peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf
nasional maupun internasional.
Media
seringkali
berperan
sebagai
wahana
pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni, simbol, tetapi juga dalam
pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan
norma-norma. M edia telah menjadi sumber dominan bukan
saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra
realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok
secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Dennis
McQuail).
Media massa mempunyai kekuatan dan merupakan
suatu ”alat kekuasaan” yang efektif untuk menarik perhatian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
umum secara langsung, membujuk opini dan kepercayaan
publik ataupun mempengaruhi perilaku, memberi status dan
le gitimasi, menjelaskan dan menyusun persepsi serta realitas
sosial.
M edia
massa
juga
merupakan tempat dimana
masyarakat dapat memperoleh informasi, bertukar pikiran,
dan opini. Oleh sebab itu peran media massa terhitung sangat
penting dan cepat dalam mengikuti perkembangan teknologi
komunikasi.
Media massa, dalam menjalankan fungsinya sebagai
pengirim warisan sosial (transmission of the social heritage)
memiliki pengaruh dan kekuatan strategis dalam menyebarkan
pengaruh dan mempengaruhi khalayak. Perubahan sosial yang
terjadi dalam diri mas yarakat tidak terbentuk dengan
sendirinya namun ada campur tangan media dalam melakukan
percepatan yang memang membutuhkan waktu panjang dan
berdampak pada diri masyarakat. Media sekarang ini menjadi
suatu saluran yang teramat penting bagi individu dan
masyarakat karena telah menyatu dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Sebagai agen sosial yang memainkan peran
penting dalam
kehidupan bermasyarakat, m edia massa
memiliki fungsi tak sekedar menyajika n informasi, berita atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
hiburan saja, melainkan juga memiliki kemampuan untuk
mengajak dan mengukuhkan norma-norma tertentu dalam
masyarakat seperti dalam hal gaya hidup, konstruksi identitas,
dan ge nder yang kesemuanya itu adalah bagian dari ikon-ikon
budaya populer. Budaya populer dengan sekian banyak ikon
yang diwakili mencoba masuk ke pasar lewat berbagai media.
Media memegang peranan penting dalam penyebaran gagasan
tentang budaya populer karena budaya populer memerlukan
media untuk mendistribusikan ide.
Bidang lain yang mengikuti perkembangan media
massa ini adalah media iklan yang mana menjadi sumber dana
utama bagi media massa untuk melanjutkan kelangsungan
hidupnya. Dalam penulisan media, perusahaan periklanan
tentu punya strategi sendiri dimana mereka mengetahui sifat,
kelebihan serta kekurangan dari berbagai media.
Seperti media elektronik yang mampu menghasilkan
gambar bergerak dan suara namun sa ngat terbatas dalam
masalah waktu dan bersifat sementara atau tidak tahan lama,
sedangkan media cetak yang hanya mempunyai kekuatan
visual saja namun dapat disimpan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Bila dilihat sekilas, iklan akan lebih menarik bila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
ditaya ngkan di media elektronik namun tidak berarti iklan di
media
cetak
tidak
mempunyai
kekuatan.
Meski
riset
menyatakan televisi mendominasi dari perolehan iklan,
Hermawan Kertajaya tidak sependapat dengan argumentasi
bahwa media cetak seperti majalah perempuan tidak bisa
“bergerak” dalam komunikasi, khususnya dalam menggaet
iklan. Alasannya komunikasi is powerfull8. Oleh karena itu
penulisan ini dibatasi pada iklan dalam media cetak, terutama
majalah.
Media cetak adalah suatu media yang statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari
lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata
warna dan halaman putih. M empunyai fungsi utama memberi
informasi dan menghibur. M edia dimana ditempatkannya
iklan yang menjadi objek penulisan ini adalah media cetak.
Dimana media cetak lebih menspesialisasikan produknya
untuk menjangkau konsumen tertentu (seperti majalah,
tabloid). Dalam buku Cutting Edge Advertising karya Jim
Aitchison, dijelaskan kelebihan iklan cetak bisa dilihat lebih
lama dibandingkan dengan iklan televisi atau radio yang biasa
8
HB. Supiyo, 2004. Adu Promosi Majalah Perempuan. Cakram Komunikasi, Edisi
Maret 2004.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
berdurasi 30 detik dan 60 detik9. Dengan kata lain sebagus apa
pun iklan radio atau televisi terbatas hanya bisa dilihat
sepanjang 30 detik dan 60 detik. Hal itu disebabkan karena
medianya terbatas oleh waktu. Lain lagi dengan media cetak
yang karakteristiknya menembus waktu, iklannya pun bisa
dilihat sesuka hati tanpa ada batas waktu.
Iklan cetak merupakan sebuah teks yang kompleks
dimana di dalam mengkonstruksikan pesan m enggunakan
bahasa visual yang meliputi bahasa gambar dan tulisan dalam
buku Komunikasi Periklanan Cetak 10 dikemukakan beberapa
unsur dalam iklan cetak antara lain:
1. Judul
Judul merupakan suatu unsur cetak terpenting
dalam persaingan untuk menarik perhatian pembaca.
Ilustrasi mungkin menarik, tetapi mungkin ditafsirkan
terpisah.
Dengan
pembubuhan
judul,
pembaca
dituntun dalam penyebrangan dari ilustrasi ke pesan.
Dalam
suatu
pengertian umum, judul melayani
dwifungsi :
9
Ery Laksmono.2002. Penting, di Iklan Cetak. Cakram Komunikasi, Edisi
September 2002.
10
Sudiana, Dendi. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Remaja Karya. Bandung,
hal 34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
a. Secara ringkas dan langsung menyarankan isi
pesan, atau
b. Menampilkan
daya
tarik
terhadap
suatu
kepentingan dasar pembaca setelah menyajikan pesan
sumber.
Sifat penting judul terhadap badan naskah sangat
berperan bagi pertimbangan tata letak. Bila hasil guna
iklan bergantung pada tingkat keterbatasan teks, judul
harus ditampakkan demikian rupa dalam upaya
menuntun mata pembaca dari suatu titik tolak daya
tarik ke naskah.
2. Naskah
Naskah
iklan
m eliputi
pesan
kata-kata.
Sebagaimana halnya judul, semboyan, dan ilustrasi,
naskah atau teks merupakan suatu bagian atau unit
dalam iklan yang me nyandang peranan tertentu
masing-masing pada penampilannya. Fungsi naskah
adalah untuk menjelaskan produk atau jasa yang
ditawarka n, sekaligus mengarahkan secara sedemikian
rupa agar pembaca berpikir, bersikap, dan bertindak
sesuai dengan harapan pemasang iklan. Naskah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
merupakan komunikasi dengan pengisian kata-kata
secara tepat guna berdasarkan gagasan atau daya tarik
tentang keunggulan, kemajuan, dan keindahan produk
atau jasa yang diiklankan.
Pendekatan kreatif naskah dapat bersifat dogmatis;
bersifat menampilkan alasan-alasan, misalnya dengan
mengungkapkan fakta-fakta, bagan, dan statistik; atau
menampilkan
daya
tarik
(appeals),
baik
yang
menyenangkan maupun yang menggelisahkan (fear
appeals). Bagaimanapun, naskah iklan perlu direka
secara menarik, bersahabat, dan menyakinkan.
3. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting ya ng
sering digunakan dalam komunikasi periklanan karena
sering dia nggap sebagai “bahasa universa l” yang dapat
menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan
bahasa kata-kata. ilustrasi (dalam hal ini terma suk pula
foto, diagram, peta, grafik, dan tanda-tanda) dapat
mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih
berhasil guna daripada teks.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Fungsi ilustrasi dalam iklan adalah :
a. menarik perhatian
b. merangsang minat membaca kese luruhan pesan
c. menonjolkan salah satu keistimewaan produk
d. menje laskan suatu pernyataan
e.
memenangkan
persaingan
dalam
menarik perhatian pembaca di antara rentetan
pesan lainnya dalam suatu media yang sama.
f.
menciptakan suasana khas
g.
mendramatisasi pesan
h.
menonjolkan
suatu
merek
atau
menunjang semboyan yang ditampilkan.
i.
mendukung judul iklan
Foto sebagai bagian ilustrasi dalam iklan cetak
memiliki beberapa angle pokok yang dapat digunakan
untuk memenuhi fungsi-fungsi ilustrasi dalam iklan
cetak 11 diantaranya adalah :
11
Yuda Kurniawan. 2011. Komposisi Dasar Dan Sudut Pengambilan Gambar
(Camera Angle). http://fotografiyuda.wordpress.com/seputarfotografi/komposisi-dasar-dan-sudut-pengambilan-gambar-camera-angle/.
Diakses tanggal 10 Juli 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
a.
Long Shot
Komposisi yang dihasilkan adalah objek (point of
interest) kecil. Hal ini karena kamera berada pada
jarak yang jauh dengan objek foto sehingga hasil
foto/proyeksi foto pada kaca pembidik terlihat juga
kecil.
Komposisi
dilakukan
untuk
dengan
pemotretan
memperoleh
foto
long
shot
berkesan
memperlihatkan suasana. Misalnya suasana demo.
Untuk menunjukkan bahwa demo diikuti oleh orang
yang banyak jumlahnya maka pemotretan dilakukan
dengan long shot dari ketinggian.
b.
Medium Shot
Komposisi yang dihasilkan adalah objek yang
difoto (point of interest) sudah terlihat lebih besar
dibandingkan pada pemotretan long shot Hal ini
karena kamera sudah berada atau diletakkan lebih
dekat jaraknya dengan objek foto.
c.
Close up
Komposisi yang terlihat hanya objek yang difoto
saja atau yang dijadikan point of interest, pada seluruh
permukaan foto atau kaca pembidik. Tak ada objek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
yang lain. Sehingga hasil foto, objek foto terlihat
besar.
Pemotretan
close
up
dilakukan
untuk
memperlihatkan ekspresi orang atau detail suatu
benda.
d.
High angle
Adalah pemotretan dengan menempatkan objek
foto lebih rendah daripada kamera. Atau, kamera
berada lebih tinggi daripada objek foto, sehingga yang
terlihat pada kaca pembidik objek foto yang terkesan
mengecil.
e.
Low Angle
Adalah
pemotretan
dengan
kamera
yang
ditempatkan lebih rendah daripada objek foto. Atau
objek foto berada lebih tinggi daripada kamera,
sehingga objek foto terkesan membesar pada kaca
pembidik.
4. Logo dan M erek dagang
Pengasatmataan iklan melibatkan pula mengambil
keputusan
yang
berkenaan
dengan
“tanda-tanda
identifikasi”, terutama logo perusahaan atau merek
dagang. Bila kita perhatikan perilaku konsumen di pasar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
sering terjadi seseorang “membeli merek”, terutama
terhadap barang-barang yang dipandang dapat menaikkan
gengsi atau statusnya di lingkungan sekitarnya. Dengan
demikian logo, logogram, adcuts, dan merek dagang
ternyata
dapat
memainkan
peranan
penting
dalam
komunikasi periklanan.
5. W arna
Dahulu orang memilih warna hanya untuk kebutuhan
tertentu menurut perasaan saja. Pada masa modern ini
orang sudah mulai berpikir secara ilmiah melalui berbagai
proses eksperimen, baik secara fisika, kimiawi, atau seni,
bahkan psikologi. Dengan perkataan lain orang-orang
sekarang memilih warna dengan kesadaran. Pada dasarnya
warna adalah suatu mutu caha ya yang dipantulkan dari
suatu objek ke mata manusia.
Bentuk dan warna merupakan dua unsur dasar dari
rangsangan kasat mata. Menurut para ahli, peranan warna
yang
paling
utama
ialah
kemampuannya
untuk
mempengaruhi dan merangsang mata manusia sehingga
menimbulkan getaran-getaran elektromagnetik yang dapat
membangkitkan emosi pemirsanya. Banyak faktor harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
dipertimbangkan secara seksama sebelum membubuhkan
warna-warna dalam iklan.
Pengetahuan
dan
kecakapan
seniman
dalam
penggunaan warna merupakan bantuan berharga dalam
merencanakan pencetakan iklan berwarna. Tetapi, perlu
disadari bahwa hasil akhir mereka-reka seyogyanya
merupakan penerapan warna secara ilmiah bagi tujuan
komunikasi seperti:
a. Untuk identifikasi : dalam praktek sehari-hari tidak
jarang terjadi penggunaan warna sebagai lambang atau
tanda-tanda yang menga ndung makna-makna tertentu
yang telah disepakati bersama. M isalnya penggunaan
warna-warna merah, kuning, hijau dalam sistem lalu lintas
di jalan. Penggunaan warna sebagai lambang-lambang
kadang tidak berlaku universal karena terdapat berbagai
tradisi kebudayaan. Tradisi barat, misalnya warna hitam
untuk berkabung; tetapi di Cina justru warna putih yang
dipahami sebagai tanda duka cita.
b. Untuk menarik perhatian: Ini merupakan faedah warna
yang utama bagi periklanan. Berbagai tes memberikan
kesimpulan bahwa jumla h orang yang memperhatikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
suatu pesan tercetak meningkat dengan pembubuhan
warna. Sebaiknya warna diterapkan pada unsur-unsur
yang paling dominan dan patut ditampilkan. Karena
penandasan tercapai berkat kontras atau lawanan, maka
se yogyanya warna-warna ditempatkan secara bijaksana.
W arna-warna yang dapat menyajikan derajat kontras
adalah komplementer, pecahan komplementer, analogi,
dan monokromatik.
c. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis : warnawarna yang menguasai suatu iklan atau lembaran tercetak
lainnya harus sesuai dengan suasana keseluruhan pesan.
Pembubuhan warna yang menyelingkan kesejukkan dan
kehangatan secara silih berganti menyarankan suatu
suasana di antara formal dan ceria. Warna merah dapat
lebih menandaskan suasana hati dan gagasan mengenai
kehidupan, seperti tindakan, gairah, dan gaya. Kuning
membubuhkan kehangatan. Hijau sering dihubungkan
dengan kesuburan, keteduhan, dan ketakwaan. Ungu
melambangkan keagungan dan kemegahan. Putih bagi
kemurnian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
d. Untuk mengembangkan asosiasi : Adalah wajar bagi
orang awam untuk mempertalikan warna-warna tertentu
dengan produk-produk tertentu. Secara beruntung warna
merah dihubungkan dengan buah ceri, sementara warna
hijau tidak selalu dipertalikan dengan buah segar. Tidak
sedikit asosiasi yang bersifat umum sehingga tidak
meragukan
lagi.
Suatu
riset,
bagaimanapun
dapat
dilakukan sebelum pemilihan warna. Pertimbangan pribadi
tidak
selalu
dapat diandalkan. Misalnya, seseorang
mungkin menyangka bahwa warna merah jambu lebih
disukai daripada warna biru muda untuk produk bedak
kosmetik.
e. Untuk
membangun
ketahanan
minat
:
ketika
memaparkan sesuatu, tidak jara ng kita merujuk pada
warnanya. ini disebabkan warna mengandung nilai
kenangan yang tinggi; suatu segi yang paling mudah
dipateri oleh komunikator kepada benak komunikan.
Suatu
warna
seyogyanya
menguasai
karena
akan
membantu pemirsa mengingat apa yang pernah dilihatnya.
Pemasang iklan, tentu saja sangat berkepentingan agar
pembaca dapat mengingat kembali pesan, dan mengulang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
warna-warna tertentu dalam kampanye mereka untuk
makin memapankan ide ntifikasi produk.
f. Untuk
menciptakan
menyenangkan.
suatu
Pembubuhan
warna
suasana
yang
mungkin
dapat
merebut perhatian awal komunikan. Tetapi, apabila
keadaan tersebut tidak dikembangkan menjadi minat,
maka pembaca yang sibuk tidak a kan meluangkan
waktunya
bagi
penterapan
pesan.
Pemilihan
dan
penerapan warna secara serampangan akan mengusir
pemirsa segera setelah perhatiannya tergugah. Oleh sebab
itu, dilihat dari sudut pandangan komunikator, kesalaha n
pengguna an warna dalam suatu pesan jelas merugikan.
Tes-tes psikologis telah m engungkapkan berbagai
kecenderungan warna-warna pribadi. biru merupakan
suatu warna yang sangat popular dan sering digemari
kaum pria dan berada pada urutan kedua setelah merah
bagi kaum perempuan. Tes juga menunjukkan bahwa
kaum perempuan lebih sadar dan lebih peka terhadap
warna daripada kaum pria, dan cenderung lebih menyukai
warna-warna
lunak.
Berbagai kecenderungan
commit to user
warna
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
berhubungan dengan usia, latar belakang pendidikan, dan
letak geografis dari mereka yang dites.
Warna-warna cerah menarik perhatian anak-anak
muda, warna-warna lunak bagi orang-orang yang lebih
dewasa dan bagi mereka dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
Bagaimanapun, warna-warna termasuk hitam, putih,
abu-abu pada lembar tercetak perlu ditata sedemikian rupa
sesuai dengan asas dasar yang sama dari tata letak, yakni
mengandung
kesan-kesan
keseimbangan,
kontras,
proporsi, irama, keselarasan, gerakan, dan kesatuan.
Kadang dalam mendesain sesuatu kita hanya sembarangan
dalam memakai warna, tanpa tahu apa arti dari warna yang
kita pakai dan parahnya lagi kalau kita buat sebuah logo
instansi atau perusahaan tetapi tidak mengetahui filosofi
warna apa yang harus dipakai, bisa-bisa tidak cocok sama
sebuah instansi atau perusahaan tersebut karena pada
dasarnya setiap warna itu memiliki filosofi tertentu
(walaupun tidak semuanya).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
3. Budaya Populer
Menurut Lono Simatupang, seorang pemerhati dan
peneliti perilaku budaya, didalam budaya popular yang
menampilkan seksualitas, membawa suatu pesan seperti pesan
tentang ke-modern-an. M isalnya tampil modern itu tampil
seksi, sehingga menimbulkan bergesernya nilai-nilai tenta ng
keindahan tubuh. Hal ini dapat menggiring bahwa penggunaan
seksualita s dan sensualitas perempuan didalam iklan me njadi
sesuatu yang lumrah atau malah dapat menjadi sebuah ide
utama12. Budaya popular adalah budaya yang terbatas pada
masyarakat perkotaan. Itupun terbatas pada masyarakat
perkotaan yang terjangkau oleh media massa.
Jib Fowles yang menyortir pendapat John Storey,
“…popular culture is what we make out the products and
practices of mass-produced culture” 13. Yang artinya adalah
budaya pop merupakan budaya yang diproduksi secara missal.
Fawle s juga menegaskan bahwa budaya pop bertujuan sebagai
hiburan, hiburan tersebut diproduksi oleh industri budaya
12
Lono Simatupang, “Seksualitas, Budaya Populer dan Media Massa” dalam Renai
Jurnal Politik Lokal dan Sosial, edisi tahun IV No 2, April-Mei 2004, hal
140.
13
Jib Fowles, Advertising and Popular Culture, California, Sage Publications, hal
10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
(cultural industries) yang terdiri dari symbol dan dikonsumsi
dengan tekanan.
Didalam budaya popular, seksualitas dan sensualitas
menjadi bagian dari budaya yang diproduksi dan dikonsumsi
dimana-mana dan salah satu produk budaya popular ada iklan.
Sebagai salah satu produk budaya popular iklan menjadi
bahan kajian kaum feminis, terutama dalam kaitannya dengan
representasi perempuan dan juga dengan implikasinya dengan
(perilaku) perempuan. Representasi perempuan pada ikla n
memunculkan kecenderungan stereotipikal dan memberikan
keterbatasan pilihan bagi perempuan14.
Budaya pop secara jelas memiliki dua karakter. Yang
pertama, budaya pop bersifat instan, memberikan pemuasan
sesaat, pasif dan cenderung dangkal. Maka tak jarang budaya
ini
dipenuhi
oleh
intrik
seksualitas,
sensualitas
dan
konsumerisme. Yang kedua, budaya pop bersifat massa,
sehingga penyebarannya ditengah mas yarakat sedemikian
cepat. Dua ciri diatas, tentunya sangat mempengaruhi tatanan
nilai didalam masyarakat. Pada satu sisi, coraknya yang instan
14
Aquarini Priyatna Prabasmoro, Becoming White, Representasi Ras, Kelas,
Femintas, Globalitas dalam Iklan Sabun, Yogyakarta, Jalasutra, 2003, hal
17.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
dan dangkal memberi peluang diterimanya berbagai nilai,
tanpa mempertimbangkan kela yakannya. Di sisi lainnya,
penyebarannya yang sedemikian cepat, menyebabkan nilainilai yang terserap dengan segera akan meluas di tengah
masyarakat, tak terkecuali nilai yang bertentangan denga n
moral.15
4. Iklan sebagai Bentuk Komunikasi Massa sekaligus Sistem
Simbolik
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan
yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk
membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih
diarahkan untuk membujuk orang untuk mem beli, seperti
yang dikatakan Frank Jefkins: “advertising aims to persuade
people to buy”16.
Jika
kita
melihat
fungsi
dan
tujuannya,
pada
hakikatnya iklan adalah salah satu bentuk komunikasi. Fungsi
iklan adalah untuk menyampaikan informasi tentang produk
kepada massa sehingga terbentuk pemahaman khala yak
15
http://jurnalislam.net/sosial&budaya/Feminisme-dalam-budaya-pop.htm diakses
tanggal 28 November 2011.
16
Rhenald Kasali, 1995. Manajemen Periklanan, Konsep, dan Aplikasinya di
Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafity, hal 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
terhadap produk. Tujuan iklan adalah membujuk konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan.
Hal ini bisa kita cermati dari definisi iklan yang
dikemukakan oleh Arens, bahwa iklan adalah struktur
informasi dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya
dibiayai dan bersifat persuasif, tentang
produk-produk
(barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi,
melalui berbagai macam media17.
Ditinjau dari perspektif komunikasi, iklan dianggap
sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam
penjualan
produk.
Oleh
karena
itu
dalam
aktivitas
perpindahan informasi tentang suatu produk yang diiklankan
kepada khala yak tentunya harus mengandung daya tarik
sehingga mampu menggugah perasaan khalayak18.
Sumartono
merujuk
Tilman
dan
Kirkpatrick,
menyatakan periklanan merupakan komunikasi massa yang
menawarkan janji kepada konsumen. M elalui pesan yang
informatif sekaligus persuasif menjanjikan tentang adanya
barang dan jasa kebutuhan konsumen, tempat memperolehnya
17
Ratna Noviani, 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan, Yogyakarta, Pustaka
Pelahar, hal 23.
18
Alo Liliweri, 2002. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, Bandung, Citra Aditya
Bakti, hal 23.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
dan
kualitas
dari
produk.
Pesan
yang
disampaikan
memungkinkan konsumen untuk mencoba suatu barang atau
ja sa yang baru 19.
Menurut Wright 20, terdapat beberapa unsur iklan
sebagai komunikasi, yaitu:
a. Informasi dan persuasi
Informasi dalam proses komunikasi yang diwakili oleh
“iklan”, menunjukkan adanya garis hubungan antara
seseorang/kelompok orang/atau siapa saja yang ingin
menjual produknya, kepada seseorang /sekelompok
orang atau siapa saja yang membutukan produk itu.
b. Informasi dikontrol
Karena informasi me ngenai suatu produk tertentu
disebarluaskan melalui media massa dan bersifat
terbuka, maka sebelum dimasukkan ke media, pesan
tersebut harus dikontrol melalui tahab-tahab dan caracara tertentu. kontrol ini berlangsung pada isi,
penggunaan waktu,
ruang,
19
dan tujuan khalayak
Sumartono, 2002. Terperangkap dalam Iklan, Meneropong Imbas Pesan Iklan
Televisi, lvabeta, Bandung, hal 13.
20
Alo Liliweri, Op cit, hal 23-24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
sasara n. Semua itu harus disepakati bersama antara
pengiklan dengan media yang dipilih.
c. Teridentifikasinya Informasi
Hal ini dimaksudkan bahwa kesunguhan informasi itu
tidak hanya untuk dikontrol, tetapi juga harus jelas
siapa yang memiliki informasi itu, siapa yang
membayar media (ruang dan waktu).
d. Media komunikasi massa
Pembedaan
iklan
dengan
teknik
komunikasi
pemasaran yang lain dalam komunikasi yang nonpersonal. Jadi, iklan memakai media dengan menyewa
ruang dan waktu yang dimiliki media.
Iklan
dalam
m enyampaikan
pesannya
selalu
menggunakan simbol-simbol. Karena simbol atau lambang
adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang
la innya berdasarkan kesepakatan yang diyakini bersama oleh
sekelompok
orang.
Penggunaan
simbol
memungkinkan
perkembangan bahasa dan m enangani hubungan antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
manusia dengan objek (baik nyata ataupun abstrak) tanpa
kehadiran manusia dan objek tersebut21.
Simbolisme dalam iklan, memiliki tiga macam bentuk,
pertama adalah citra atau image, yang bisa berupa representasi
verbal maupun visual. Iklan lebih sering menggunakan
bentuk-bentuk pictorial (visual) dan verbal secara simultan.
Istilah citra sendiri sebetulnya bisa mengandung konotasi
negatif. Hal ini terutama ketika citra diaplikasikan pada
appearance yang hanya merupakan manipulasi karakterkarakter yang dangkal untuk tujuan misrepresentasi. Atau,
ketika citra itu dianggap menyesatkan karena menyampaikan
sesuatu yang tidak bisa diperdayakan atau memiliki daya tarik
yang tidak jujur. Bentuk simbolisme yang kedua disebut ikon.
Ikon sering disamakan dengan aspek pictorial citra. Ikon
mengacu pada iklan yang elemen-elemen pictorial atau
visualnya mendominasi pesan secara keseluruhan. Bentuk
simbolisme yang ketiga adalah simbol, yaitu tanda tentang
sesuatu yang bisa dilihat dan keberadaannya mengacu pada
sesuatu yang lain. Periklana n modern begitu mengagungkan
cara-cara komunikasi melalui citra, simbol, dan ikon, yang
21
Mulyana, 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remaja
Rosdakarya, hal 84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
bekerja tidak melalui aturan-aturan literal dan logis, tapi lebih
melalui kiasan, asosiasi bebas, sugesti dan analogi.
5. Perempuan dalam Iklan
Iklan dan perempuan, dua hal yang terlalu sering
dibicarakan dan bermuara pada kebosanan lantaran begitu
klisenya. Seminar, dialog, debat, tulisan di media massa tetap
menyisakan
dibilang
serangkaian perdebatan
membosankan.
Namun
yang
kadang bisa
tanpa
maksud
menggeneralisasi, permasalahan yang berhubungan dengan
perempuan memang selalu ada dan akan selalu hangat
dibicarakan.
Menurut Wahyu Wibowo22, iklan adalah Humas.
Ungkapan ini mungkin terkesan mengada-ada karena kedua
bidang ini bagaikan ibarat minyak dan air. Advertensi (
Advertising, advertisement = periklana n, iklan atau reklame )
menekankan aspek pejualan pesan lewat keterampilan kreatif
tertentu seperti copy writing, ilustrasi atau film. Sedangkan
kehumasan atau public relations menggarisbawahi unsur
penginformasian, pendidikan dan penciptaan
pengertian
melalui pengetahuan. Dalam konteks ini pakar kehumasan
22
Wibowo. Wahyu, 2003. Sihir Iklan : Format Komunikasi Mondial dalam
Kehidupan Urban-Kosmopolit, Gramedia, Jakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
berpendapat praktisi Humas me njadi tenaga yang penting
dalam menggunakan tekhnik- tekhnik komunikasi yang
sesuai.
Sinergisme
kedua
bidang
ini
adalah
bersifat
“persuasif“ sebagai benang merah. Berbicara persuasif, maka
dengan iklan, konsumen dirangsang untuk membeli. Demi
menciptakan daya rangsangan ini, produsen maupun pihak
media massa lantas menggelar sejumlah bentuk promosi yang
unsur pendukungnya adalah periklanan, promosi penjualan
dan publisitas. Aktivitas promosi ini dia nggap efektif,
terutama promosi yang dilakukan melalui media massa.
Iklan
dalam
hal
ini
diangap
efektif
dengan
menggunakan media massa, menggunakan berbagai cara
dalam upaya menciptakan perangsangan. Diantaranya adalah
penggunaan objek perempuan dalam iklan. Iklan sering
menggunakan objek perempuan cantik plus sensual yang tidak
ada sangkut pautnya sama sekali dengan produk yang
diiklankan. Posisi perempuan sebagai objek penderita malah
mendapat legitimasi dari produsen sekaligus konsumen.
Akibat iklan dengan pela ku utama perempuan cantik tidak
mereda, justru semakin me nggila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa
perempuan
dalam
iklan seringkali dibahas, acap
kali
menimbulkan polemik pro-kontra. Karena keindahannya tidak
bisa dimungkiri perempuan sering ditampilkan dalam iklan
meskipun terkadang kehadirannya terasa agak diada-adakan 23.
Jagat periklanan baik lewat media cetak, elektronik,
maupun media luar ruang selalu dimarakkan oleh kaum hawa.
Perempuan hadir kedunia ini dengan postur tubuh yang indah
dan paras yang cantik, memiliki watak yang halus dan lembut
sehingga sering di simbolkan de ngan bunga dan dikaitkan
dengan segala bentuk keindahan dan keharuman. Penampila n
perempuan memiliki daya tarik yang tinggi, karena itu dari
segi bisnis memiliki harga jual yang tinggi pula. Perempuan
tidak lagi dinilai dari segi kapasitas intelektual atau kualitas
spiritualnya, tetapi lebih pada materi atau penampilan
luarnya 24
Dalam
artikel
berjudul
Perempuan,
Iklan
dan
Kreativitas 25 disebutkan bahwa penggunaan sosok perempuan
dalam iklan dengan berbagai tafsiran, asosiasi yang hendak
23
Agung. Lirik. AM, 2001. Iklan dan Perempuan. Media Indonesia, hal.31, 25
April 2001
24
Abdullah. Zulkarnaini, 2003. Mengapa harus Perempuan, Ar-Ruzz, Jogyajarta
25
Agung. Lirik. AM. Op cit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
ditampilkan, sampai kemudian implikasi sosialnya, pada
akhirnya memang hanya gejala permukaan dari pemikiran,
impuls sosial bahkan naluri paling dasar manusia.
Dalam
terminologi
iklan,
ketika
iklan
yang
ditampilkan mampu mempengaruhi persepsi konsumen dan
kemudian konsumen menjatuhkan pilihan pada produk yang
diiklankan, maka iklan tersebut layak disebut berhasil. Iklan
dengan penonjolan perempuan sensual sebenarnya merupakan
strategi pemasaran untuk menutupi kekurangan produk yang
diiklankan. Dengan strategi ini persepsi konsumen digiring
kearah penonjolan sensualitas perempuan yang bermuara pada
kesadaran konsumen. Kesadaran merupakan modal paling
awal untuk menciptakan konsumen loyal. Sementara loyalitas
menentukan
tingkat
konsumsi dan
pembelian
kembali
konsumen terhadap produk bersangkutan lebih dari itu
loyalitas
menyebabkan
konsumen
tidak
beralih
mengkonsumsi produk pesaing.
Iklan terutama yang menggunakan perempuan sebagai
representasi produk, sering menimbulkan masalah, pada
tingkat
yang
umum
biasanya
berhubungan
dengan
kesantunan. Ditengah kesadaran gender, persoalan dibawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
sampai kemasalah eksploitasi. Eksploitasi masalah yang
berasosiasi
seksual, justru hanya menunjukan keterbatasan
kreativitas.
Namun, harus diperhatikan, iklan dengan penonjolan
peran
perempuan
sensual
sering
menimbulkan
bias.
Konsumen dalam hal ini biasanya konsumen pria tertarik
la ntaran
gambar-gambar
sensual
ketimbang
produknya.
Akibatnya pesan iklan menjadi kabur. Menurut AM Lirik
Agung dalam artikelnya Iklan dan Perempuan, otak konsumen
lebih tertancap pada pesona sex appeal ketimbang pesanpesan keunggulan produk. Dengan demikian investasi besar
dalam beriklan terbuang percuma. Sebenarnya apa itu sex
appeal dan apa benar iklan dengan penonjolan sex appeal
benar-benar pembuangan investasi besar.
Menurut Nanik Ismiani “karena keindahannya pula,
untuk iklan sebuah produk yang bobot kehadiran tokohnya
sama antara laki-laki dan perempuan biasanya perempuanlah
yang dipilih” Kriterianya antara lain karena keindahannya,
perempuan sering menjadi sumber inspirasi, termasuk dalam
melahirkan suatu produk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Dalam sebuah skripsi m ilik Setya Yudono, didapatkan
kesimpulan
bahwa
iklan-iklan
yang
beredar
selalu
menampilkan perempuan dengan tubuh yang ideal sehingga
menimbulkan pemahhaman baru mengenati mitos kecantikan
seperti memiliki kulit putih halus, rambut hitam dan tubuh
la ngsing. Kecantikan kaum perempuan hanya didefinisikan
oleh iklan cetak terlihat jelas dan tubuh perempuan disorot
secara close up. Dalam hal inilah telah terjadi pemenjaraan
perempuan terlepas dari peran domestiknya yang tradisional. 26
Perempuan selalu memeriahkan jagat periklanan baik
lewat media cetak maupun media elektronik. Pengiklan dan
perusahaan pengiklan berpandangan bahwa penggunaan sosok
perempuan dalam ilustrasi iklan merupakan suatu tuntutan
estetika
untuk
memperebutkan
perhatian
konsumen.
Perempuan dinilai efektif dalam upaya merebut perhatian dari
khalayak sasaran.
Studi mengenai periklanan yang berkaitan dengan lakila ki,
perempuan
dan
majalah
telah
mengkategorikan
perempuan kedalam beberapa peran yaitu ibu rumah tangga,
26
Setya Indrawan Yudono. 2006. Analisis Semiotik terhadap Pembentukan Mitos
dan Citra Kecantikan Perempuan dalam iklan Nivea, Ponds, Mustika Ratu
dan Sari Ayu di Media Cetak. Universitas Sebelas Maret.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
elemen dekorasi, objek seks dan tergantung kepada laki-laki
(Ferguson, Kreshel, and Tinkham, 1990); ibu rumah tangga
berkaitan dengan daya tarik fisik, objek seks, orientasi karier
dan netral (Lysonski, 1983); objek mem ikat kepuasan seksual
(Ma yne, 2000); dan erotis dan stimulasi sugestif (Henthorne
dan Latour, 1995). 27
Dalam penelitian ini analisis dilakukan terhadap iklan
yang memakai objek perempuan dengan m enggunakan
analisis citra menurut Thamrin Amal Tamagola 28 yaitu :
a. Citra Pigura
M aksud iklan yang mempersuasi pentingnya perempuan
(kelas menengah dan atas ) untuk selalu tampil memikat.
Dalam citra pigura ada dua jurus sekaligus, pertama
membuat
cemas
penampilannya
perempuan-perempuan
(dikarenakan
bertambahnya
akan
umur
misalnya) dan kemudian ditawarkan solusinya (misalnya:
vitamin tertentu). Objek perempuan dalam citra pigura
harus menunjukan ciri-ciri biologis.
27
Zimmerman, Amanda and John Dahlberg. The Sexual Objectification of Women
in Advertising: A Contemporary Cultural Perspective. Journal of
Advertising Research. 2008. Page 71-79.
28
Tomagola, Tamrin A. 1998. Citra Perempuan dalam iklan dalam Majalah
Perempuan Indonesia. Dalam Idi Subandy dan Suranti, Hanif ed.
Perempuan dan Media Bandung. Rosda, hal 330.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
b. Citra Pilar
Iklan yang menekankan perempuan untuk menjadi pilar
rumah
tangga.
Perempuan
didorong
dalam
peran
domestiknya. Perempuan digambarkan pengurus utama
keluarga. Pengertian budaya yang dikandung adalah lelaki
dan perempuan sederajat tapi kodratnya berbeda.
c. Citra Peraduan
M emuat anggapan tersirat bahwa perempuan hanyalah
objek pemuas laki-laki, khususnya pemuasan seksual.
d. Citra Pinggan
Ingin mendorong perempuan kedapur. Ini biasanya
berhubungan dengan produk peralatan dapur. Gagasannya,
betapapun tinggi pendidikan atau penghasilan perempuan,
kewajibannya adalah didapur dan dunia dapur adalah hal
yang tidak dapat dihindari.
e. Citra Pergaulan
Berhubungan dengan anjuran, bagaimana a gar perempuan
bisa diterima. M isalnya: ia harus tampil bagaimana agar
bisa diterima kalangan tertentu. Perempuan digambarkan
sebagai mahluk yang dipenuhi kekwatiran tidak memikat
atau tidak tampil menawan, tidak presentable atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
acceptable
untuk
bisa
diterima,
perempuan
perlu
physically presentable.
6. Feminitas
Feminitas merupakan kodrat yang dimiliki setiap
perempuan. Hal itu dapat ditemukan dan dirasakan mereka
dalam kesempatan yang berbeda. Feminitas merupakan alat
kontrol yang penting. Perempuan selalu diingat-ingatka n akan
citra dan kodratnya sebagai perempuan sehingga denga n
demikian
feminitas
akan
bisa
menuntun
bagaimana
perempuan harus bersikap, dan juga bagaimana perempuan
harus tampil secara fisik.
Di dalam budaya konsumen, fenomena seperti ini telah
menjadi sesuatu yang sangat umum. Dan perempuan selalu
menjadi target utama dan terlihat jelas sering terjebak dalam
dunia citra-citra yang narsistik, yang bersifat self-surveillance.
Dalam hal ini, kecantikan dilihat sebagai sebuah cara
yang ideal untuk mencapai kebahagiaan hidup, dan apa saja
yang mereka inginkan bisa tercapai, seperti misalnya saja
kecantikan dan popularitas. Perempuan bisa mengontrol
kehidupan melalui kewaspadaan terhadap tubuh mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Perempuan justru menjadi korban akan pesonanya
sendiri, atau ideology inferiotas feminine. Dalam hal ini,
feminitas
merupakan
sebuah
konstruksi
sosial
yang
terimplikasi kekuasaan dalam konstruksinya. Kekuasaan ya ng
dimaksud disini adalah dominasi laki-la ki atas perempuan,
tetapi pengertian tidak lagi masalah kohersif atau repressif
yang sifatnya top-down tapi kekuasaan itu mempengaruhi
konstruksi feminitas itu sendiri. Dan disini, teks iklan ini
menjadikan sebuah pembenaran dari simbol kekuasaa n
tersebut.
“The negative impact of the current femininity
depictions not only effect gender recognition but also force
women to hide good personal characteristics in order to
adjust their social behavior to satisfy men’s expectations”
(Fels, 2004)29. Hal ini menyebabkan sorotan yang muncul
akan feminitas hanya berkisar pada keinginan laki-la ki saja
tanpa mau
tahu
mengenai kekayaan sisi akan kaum
perempuan.
29
Ling-Lin, Chyong and Jin-Tsann Yeh. Comparing Society’s Awareness of
Women: Media-Portrayed Idealized Images and Physical Attractiveness.
Journal of Business Ethnics. Vol 90. 2009. Page 61 – 79.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Pada sebuah diskusi Whats Hair Got to Do With
Femininity, Samuel Mulia seorang pengamat gaya hidup
berpendapat bahwa sepanjang perempuan itu sendiri tetap
pada kodrat dan perannya, maka feminitas dapat dijadikan
sebuah senjata dan kekuatan perempuan untuk tetap kuat dan
eksis 30. Pergeseran konsep feminitas di Indonesia sudah jauh
dan
melebihi
lingkungan
seharusnya
yang
dikarenakan
berkembang
dengan
tekhnologi
cepat
dan
sehingga
mempengaruhi ga ya hidup masyarakat. Feminitas adalah
sebuah senjata ampuh yang dapat membawa para kaum hawa
menjadi lebih kuat dibandingkan dengan kaum adam.31
Pesan tentang kuatnya kaum feminim pernah coba
disampaikan melalui sebuah film Pasir Berbisik dimana
didalamnya menunjukkan perempuan dari berbagai sisi
sebagai seorang feminis yang harus berjuang di aspek
mempertahankan hidup, pekerjaan, pendidikan dan sampai di
kehidupan perkawinannya. Film tersebut ingin menunjukkan
30
Samuel Mulia. Seminar What Hair Got to Do With Femininity, 11 Januari 2011,
Jakarta.
31
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
kekayaan feminitas yang kuat dari berbagai sisi, tidak
selamanya lemah dan selalu bergantung kepada laki-laki. 32
7. Eksploitasi perempuan dalam iklan
Dengan melihat bahwa tujuan utama iklan adalah
untuk mempersuasi konsumen agar menggunakan produk atau
ja sa, maka penggunaan cara baik strategi dan bentuk iklan
yang disampaikan menjadi sangat bervariatif. Setiap produk
berlomba-lomba agar tidak tersaingi oleh produk lain.
Berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan m enggunakan
unsur sensualitas dan seksualitas (perempuan).
Seksualitas, dalam Kamus Besar Ba hasa Indonesia,
diartikan sebagai ciri-ciri, sifat, peranan seks, dorongan seks,
kehidupan seks. Sedangkan sensualitas menurut Farida
Haryoko dalam wawancaranya dengan majalah Cakram,
adalah
bagian
dari
seksualitas
secara
umum,
artinya
sensualita s bisa berbentuk perilaku, atau image yang terkait
dengan memberikan kesan yang menunjukkan keindahan,
terutama secara fisik33.
32
Purnami Wulansari. 2006. Studio Semiotika Perempuan dalam film Pasir
Berbisik. Universitas Sebelas Maret.
33
Farida Haryoko. 2008. Sensualitas dan Seksualitas hanya Beda-Beda Tipis,
Cakram Komunikasi. Edisi Maret 2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Sementara itu menurut I Dewa Ayu Hendrawathy
Putri, iklan adalah produk tontonan yang dikemas dalam
sebuah rangkaian berisi berbagai tanda, ilusi, manipulasi, citra
dan makna. Salah satu bentuk ilusi dan manipulasi dalam
iklan
adalah
penggunaan
efek-efek
sensualitas,
yaitu
penggunaan representasi tubuh dan organ perempuan lain,
seperti wajah, bibir, dan organ tubuh lain untuk menciptakan
citra
sensual, sekaligus untuk merangsang minat beli
konsumen34.
Eksploitasi perempuan dalam iklan teridentifikasi
melalui wacana seksual yang diekspos secara vulgar dalam
iklan, tubuh perempuan dipertontonkan secara erotisme dan
eksotis 35. Artinya, tubuh perempuan tidak ditampilkan apa
adanya sesuai fungsi biologis atau dalam artian normal dan
tidak berlebihan, namun dibentuk atau dikonstruksi kembali
sesuai selera pasar. Tubuh perempuan berpotensi untuk
dieksploitasi
karena
tubuh
perempuan
memiliki
nilai
ekonomis yang tinggi dalam dunia industri media. Sebagian
besar iklan menggunakan tubuh perempuan untuk menarik
34
I Dewa Ayu Hendrawathy Putri. 2008. The best Iklan Television Of This Year
http://yayook.multiply.com/journal. Diakses tanggal 10 Juli 2011.
35
Ulfah Nurhidayah, dalam “ Wajah Perempuan di Dunia Iklan”
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080906143645,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
minat konsumen. Tampilan tubuh perempuan dalam dunia
iklan diarahkan untuk kepentingan laki-la ki, sehingga citra
perempuan dikonstruksikan dari perspektif nilai dan hasrat
la ki-laki36.
Wacana eksploitasi perempuan secara fisik sebagai
berikut :
a. Menunjukkan bagian tubuh perempuan hanya
sebagai fragmen.
Penampilan fitur bagian tubuh perempuan untuk
tujuan kesenangan laki-la ki, dapat disebut sebagai
eksploitas perempuan dalam kerangka patriarki37.
Penelitian ini melihat wacana eksploitasi tubuh
perempuan secara fisik yaitu dengan menunjukkan
beberapa bagian tubuh seperti bibir, lengan,
pundak, dada dan pinggul.
b. Menampilkan hasrat perempuan terhadap laki-la ki.
Ekpresi wajah
Merupakan salah satu simbol komunikasi non
verbal yang mengungkapkan ma kna tertentu
36
Sri Yuliani dan Argyo Demartoto . Konstruksi Sosial Mengenai Tubuh
Perempuan dalam kaitannya dengan Pornografi dan Pornoaksi”, Laporan
Penelitian. FISIP UNS, 2007, hal 41.
37
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
yang
disampaikan
Termasuk
oleh
didalamnya
komunikator.
senyuman,
kerutan
dahi, alis dan tatapan mata.
Gesture
Merupakan bahasa isyarat yang ditampilkan
oleh geraka n anggota tubuh.38
Penampilan perempuan di media massa dapat dilihat
dari makna yang terkandung secara intrinsik dalam muatan
informasi yang merendahkan perempuan, yaitu menjadikan
perempuan
sebagai
objek
dari
pihak
yang
berkuasa,
khususnya ekonomi. Wacana yang merendahkan posisi
perempuan ini ada yang bersifat terbuka (overt) dan manifest,
sehingga mudah diidentifikasi, seperti eksploitasi bagia n
tubuh dalam
konteks
seksual dan
tujuan
sensualitas.
Sementara ada pula yang tersembunyi (latent), seperti
eksploitasi kualitas tubuh perempuan seperti kecantikan,
kerampingan,
kulit
lebih
putih
dalam
konteks
komersialism e39. Dengan demikian eksploitasi perempuan
dapat
38
39
diidentifikasi
dari
kecenderungan
media
dalam
Alo Liliweri, op cit.
Ashadi Siregar, 2004. Ketidakadilan Konstruksi Perempuan di Film dan Televisi,
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol 7, No 3, Maret, hal 340.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
menampilkan
perempuan,
apakah menitikberatkan pada
bagian atau keadaan fitur tubuh, bukan figure personal dan
peran sosial perempuan.
Menurut Kilbourne (1999), para korban seksualitas
dan sensualitas yang notabene adalah perempuan, tidak hanya
ditemukan didalam media bergerak seperti tele visi tetapi juga
didalam iklan cetak. Posisi tubuh, ekspresi wajah dan
kekuasaan seksual antara pria dan wanita yang terjadi dalam
iklan sering diadopsi dari kekerasan eksploitasi. Untuk
mendukung pendapat bahwa laki-laki merupakan dominator
dan perempuan merupakan subordinasi erotisme di dalam
budaya popular, Killbourne memberikan contoh spesifik
dimana didalam iklan perempuan digambarkan secara fisik
dan emosional rentan dan sangat didominasi ole h kepentinga n
la ki-laki saja.40
Hipotesis yang muncul bahwa perempuan separuh
lebih
ditampilkan
sebagai
objek
seks
didalam
iklan.
Obyektifitas dimana perempuan digambarkan sebagai sebuah
obyek eksploitasi ini juga dapat ditentukan dari tipe atau jenis
majalah tempat dimana iklan-iklan seperti itu dipasang.
40
Stankiewicz, Julie M and Francine Rosseli. Women as Sex Objects and Victims
in Print Advertisements. Original Article.. Vol 58. 2008. Page 579 – 589.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Sebagai contoh, Lindner (2004) menemukan bahwa 59.2%
iklan untuk fashion perempuan menggambarkan perempuan
sebagai objek eksploitasi seksualitas dan sensualitasnya, dan
48.8% terjadi didalam majalah untuk perempuan. 41
8. Semiotika
Ilmu komunikasi mencakup segala aspek ilmu sosial
dan kebahasaan. Dalam lingkup yang sangat luas itu, ada satu
pendekatan yang sangat penting yaitu sem iotika. Semiotika
berasal dari bahasa Yunani: semeion, yang berarti tanda.
Secara sederhana, semiotika didefinisikan sebagai teori
tentang tanda atau sistem tanda. Sedangkan tanda atau sign
adalah
sesuatu
yang
memiliki
makna,
yang
mengkomunikasikan pesan-pesan kepada seseorang42.
Menurut Aart Van Zoest, semiologi memiliki dua
pendekatan yang dipelopori oloh Charles Sanders Peirce dan
Ferdinand de Saussure. Jika kita mengikuti Charles Sanders
Peirce, maka semiotika tidak lain daripada sebuah nama lain
bagi logika, yakni “doktrin formal te ntang tanda-tanda” (the
formal doctrine of signs); sementara bagi Ferdinand de
Saussure, semiologi adalah sebuah ilmu umum tentang tanda,
41
42
Ibid.
Noviani, Ratna. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan. Pustaka Pelajar. hal 76
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
“suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam
masyarakat” (a science that studies the life of signs within
society)43. Perbedaan pendekatan semiotik di a ntara keduanya
adalah,
bagi
menekankan
Peirce
pada
pendekatan
logika,
semiotikanya
sedangkan
Saussure
lebih
lebih
menekankan pada linguistik.
Menurut Peirce, sebuah tanda mengacu pada suatu
acuan, dan representasi adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai
dengan definisi dari tanda itu sendiri, yaitu sebagai sesuatu
yang mem iliki bentuk fisik, dan harus merujuk pada sesuatu
yang lain dari tanda tersebut. Dalam pengertian semiotik, yang
termasuk tanda adalah kata-kata, citra, suara, bahasa tubuh
atau gesture, dan juga obyek 44.
Tanda terdapat dimana-mana. Kata adalah ta nda,
demikian pula gerak is yarat, lampu lalu lintas, bendera, dan
sebagainya. Oleh karena itu, segala sesuatu bisa menjadi
sebuah tanda, misalnya struktur karya sastra, struktur film,
orang, bangunan, atau nya nyian burung dapat dianggap
sebagai tanda. Peirce yang ada lah ahli filsafat Amerika
menegaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan sarana
43
44
Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual. Yogyakarta. Penerbit Buku Baik, hal 3
Noviani, Ratna. Op. Cit, hal 77
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
tanda. Berarti, sudah pasti bahwa tanpa tanda kita tidak dapat
berkomunikasi45.
Bagi Pierce yang ahli filsafat dan logika, penalaran
manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya manusia
hanya dapat berpikir lewat tanda. Dalam pikirannya, logika
sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada
segala macam tanda 46.
Charles Sanders Pierce terkenal karena teori tandanya
di ruang lingkup semiotika. Pierce mengatakan bahwa tanda
itu
sendiri
merupakan
kepertamaan,
objeknya
adala h
kekeduaan, dan penafsirannya –unsur pengantara– adalah
keketigaan 47.
Keketigaan
yang
ada
dalam
konteks
pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tak
terbatas, selama suatu penafsir (gagasan) ya ng membaca tanda
sebagai tanda bagi yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu
makna atas penanda) bisa ditangkap oleh penafsir lainnya.
Peirce membagi tanda-tanda menurut interpretant menjadi
rheme
(tanda
yang
memungkinkan
45
orang
menafsirkan
Sudjiman. Panuti dan Van Zoest. Aart. 1996. Serba-serbi Semiotik. Jakarta PT.
Karya Nusantara. hal 7.
46
Berger, Arthur Asa. 2000. Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer.
Yogyakarta. PT. Tiara Wacana, hal 11.
47
Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. hal
41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
berdasarkan pilihan), dicent sign atau dicsign (tanda sesuai
kenyataan), dan argument (tanda yang langsung memberikan
alasan tertentu.
Dalam usaha mencari makna suatu tanda Peirce
membuat teori triangle meaning yang terdiri atas sign, object,
interpretant. Salah satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan
object
adalah
sesuatu
yang
dirujuk
tanda,
sementara
interpretant adalah tanda yang ada dalam benak se seorang
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga
elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka
munculah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda
tersebut48.
Tanda menurut Roland Barthes tidak bisa lepas dari
bahasa. Barthes menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah
sistem tanda yang mencerminkan a sumsi-asumsi dari suatu
48
Ibid, hal. 98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu 49. Bahasa dianggap
sebagai unsur terpenting dalam komunikasi. Dengan bahasa
tersebut, manusia mengadaka n komunikasi satu dengan yang
la innya.
Dia ntara
lambang-lambang
atau
simbol
yang
digunaka n dalam proses komunikasi, seperti bahasa, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya, bahasa adalah yang
paling banyak digunakan. Hanya bahasa yang mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah
itu berbentuk ide, informasi atau opini. Baik mengenai hal
yang konkret maupun yang abstrak. Bukan saja tentang hal
atau peristiwa pada saat sekarang, tetapi juga pada waktu yang
la lu dan masa yang akan datang.
Fotografi dapat dipadankan denga n bahasa, karena
la yaknya bahasa, fotografi kerap berfungsi sebagai media
untuk berkomunikasi, yaitu dengan bahasa gambar. Di dalam
fotografi, gambar adalah sarana bagi seorang fotografer untuk
mengungkapkan apa yang ingin disampaikan, sebagaimana
kata-kata yang digunakan oleh seorang penulis. Jadi melalui
bahasa gambar tersebut, seorang fotografer menyampaikan
pesannya secara visual, yang mencakup berbagai jenis pesan,
49
Ibid, hal. 63
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
yaitu berupa penyampaian pesan, ide, gagasan, visi, sikap
fotografer dan penikmatnya.
Asumsi yang paling mendasar dari semiotika adalah
menentukan bahwa segala sesuatu adalah tanda. Prinsipnya,
segala sesuatu yang dapat menimbulkan kesan arti dapat pula
berfugsi sebagai tanda, dan kesan arti itu tidak perlu harus
berkaitan dengan kesan arti yang terbentuk dari sesuatu yang
diartikan atau ditandakan50. Bukan ha nya bahasa a tau unsurunsur komunikasi tertentu saja yang tak tersusun sebagai
tanda-tanda.
Pada dasarnya, konsep utama semiotika, mencakup
tiga elemen dasar yang dapat digunakan untuk melakukan
intepretasi tanda, yaitu :
a. Tanda (sign), adalah ya ng mem impin pemahaman obyek
kepada subyek. Tanda selalu menunjukkan kepada suatu
hal yang nyata, seperti benda, kejadian, tulisan, peristiwa
dan sebagainya. Tanda adalah arti yang statis, lugas,
umum, dan obyektif.
b. Lambang (symbol), adalah keadaan yang memimpin
pemahaman subyek kepada obyek. Pemahaman masalah
50
McQuail, Dennis. 1995. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Jakarta.
Erlangga, hal 182
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
lambang akan mencakup penanda (signifier), dan petanda
(signified). Penanda adalah yang menandai sesuatu yang
tidak seorang pun manusia yang sanggup berhubungan
dengan realitas kecuali dengan perantara bermacam tanda.
M enurut Ferdinand de Saussure, tanda atau lambang
mempunyai entitas, yaitu :
1) Signifier
(sound
image),
tanda
atau
penanda,
merupakan bunyi dari tanda atau kata
2) Signified (concept), makna atau petanda, merupakan
suatu konsep atau makna dari tanda tersebut
Hubungan antara signifier dan signified menurut Saussure
bersifat arbitrary, yang berarti tidak ada hubungan yang
logis. M enurutnya, tanda “mengekspresikan” gagasan
sebagai kejadian mental yang berhubungan dengan
pemikiran manusia. Jadi secara implisit, tanda berfungsi
sebagai alat komunikasi antara dua orang manusia yang
secara disengaja dan bertujuan untuk menyatakan maksud.
c. Isyarat (signal), adalah suatu hal atau keadaan yang
diberikan oleh si subyek kepada obyek.
Menurut Roland
Barthes,
semiotik
tidak
hanya
meneliti mengenai penanda dan petanda, tetapi juga hubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
yang
mengikat
mereka
secara
keseluruhan51.
Barthes
mengaplikasikan semiologinya ini hampir dalam setiap bidang
kehidupan, seperti mode busana, iklan, film, sastra dan
fotografi.
Fotografi
tercipta
dari
sebuah
gagasan
untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak, yang kemudian dalam
hal
ini
untuk
menganalisanya
menggunakan
metode
semiotika. Foto jurnalistik dirancang dengan cara tertentu
untuk menghasilka n sebuah tanda pada suatu permukaan yang
akan menambah khayalan dari pemandangan dunia yang
diproyeksikan pada permukaan tersebut. Dalam hal ini,
fotografi adalah sebuah tanda yang memanifestasikan baik
informasi maupun emosi.
F. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
penulisan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif mengemukakan
masalah yang
mulanya sangat umum, kemudian mengemukakan
pada hal-hal yang lebih spesifik. Suatu penulisan tentang analisis
eksploitasi yang dipandang dari sudut pandang perempuan yaitu
51
Sobur, Alex. Op. Cit, hal. 123
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
feminitas dengan menggunakan iklan yang mengandung e ksploitasi
perempuan sebagai sampel.
1. Jenis Penelitian
Jenis
deskriptif
penelitian
kualitatif
yang
dengan
digunakan
adalah
penelitian
pendekatan
analisa
sem iologi
komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini
hanya memaparkan situasi atau wacana, tidak mencari hubungan,
tidak me nguji hipotesis atau membuat prediksi. Data dalam
penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa
angka-angka atau bilangan), sehingga data bersifat kategori
substansif yang kemudian diinterpretasikan dengan rujukan,
acuan, dan referensi-referensi ilm iah.
2. Instrumen
Instrumen penelitian tidak bersifat eksternal atau objektif
melainkan subjektif, yaitu penelitian dilakukan tanpa test, angket
atau eksperimen.
Teknik pengumpulan data atau pendekatan yang dilakukan
adalah :
Dokumentasi
Dokumentasi dalam hal ini adalah iklannya itu sendiri
yang digunakan
sebagai sampel. Iklan yang digunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
adalah iklan cetak produk Guess yang ada pada majalah
Cleo Indonesia dan Elle Indonesia.
3. Sampel.
Sampel merupakan subset atau bagian dari populasi yang
menjadi sasaran penelitian. Sampel harus dipandang perkiraan
dari keseluruhan itu sendiri. Tentang apa dan berapa jumlah
sampel sangat tergantung dari informasi yang diperlukan. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan cetak dari
produk Guess yang diambil dari majalah Cleo Indonesia dan Elle
Indonesia yang merupakan majalah dengan kelas menengah
keatas yang diperuntukkan untuk wanita yang targetnya dinilai
sesuai dengan target Guess itu sendiri. Atas kesamaan target
itulah Penulis memilih iklan Guess yang berada di kedua majalah
tersebut.
4. Validitas Data
Validitas data adalah ketepatan atau keakuratan data yang
telah dikumpulkan, dimana data tersebut akan dianalisis dan
ditarik
kesimpulan
akhir
penelitia n.
Untuk
menetapkan
keakuratan data tersebut maka diperlukan teknik pemeriksaan
data yang dilakukan dengan triangulasi data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
M enurut Patton sebagaimana telah dikutip oleh HB.
Sutopo 52 menyatakan bahwa ada 4 teknik triangulasi, yaitu :
a. Triangulasi data (Data triangulation)
Triangulasi
data
disebut
juga
triangulasi
sumber. Data yang sama atau sejenis akan lebih
mantap kebenarannya bila digali dari beberapa
sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa
yang diperoleh dari sumber satu bisa lebih teruji
kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data
sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.
b. Triangulasi peneliti (Investigator triangulation)
Triangulasi
ini
dilakukan
dengan
jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk
keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data. Pemanfaatan pengamat lainnya m embantu
mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data.
c. Triangulasi metode (Methodological triangulation)
Triangulasi
mengumpulkan
52
ini
data
dilakukan
sejenis
tetapi
dengan
dengan
Sutopo HB, 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press,
Surakarta,
hal. 78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
menggunakan teknik atau metode pengumpulan yang
berbeda.
d. Triangulasi teoritis (Theoretical triangulation)
Triangulasi ini dilakukan dengan menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas
permasalahan yang dikaji.
Dan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
triangulasi data dikarenakan sampel yang digunakan mutlak
hanya
berasal
dibandingkan
dari
dokumentasi
iklan
dengan berbagai macam
cetak
yang
teori semiotika
komunikasi, fotogradi dan feminitas yang pada akhirnya akan
memunculkan sebuah kesimpulan dari penelitian ini.
5. Metode Analisis Data
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan
metode analisis semiotik. Semiotik disebut sebagai ilmu tentang
tanda. Semiotik merupakan studi mengenai arti dan analisis dari
kejadian-kejadian yang menimbulkan arti (meaning-producing
event). Dipilih sebagai metode penelitian karena semiotik bisa
memberikan ruang yang luas untuk melakukan interpretasi
terhadap foto sehingga pada akhirnya bisa didapatkan makna yang
tersembunyi dalam sebuah foto iklan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
1. Signifier
2. Signified
3. Sign
I. Signifier
II. Signified
IIII. Sign
Roland Barthes menjelaskan bahwa signifikansi tahap
pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di
dalam sebuah tanda realitas eksternal. Barthe s menyebutnya
sebagai denotasi, yaitu makna yang paling nyata dari tanda.
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikansi
tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika
tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca dan
nila i-nilai kebudayaannya. Konotasi memiliki makna yang
subjektif atau paling tidak intersubjektif. Denotasi adalah apa
yang digambarkan tanda terhadap sebuah obje k, sedangkan
konotasi adalah bagaimana menggambarkannya.
Semiotika digunakan untuk menganalisa makna dari
tanda-tanda yang ada dari pesan-pesan komunikasi dalam foto
iklan Guess di majalah Cleo dan Elle. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam menganalisa data adalah dengan menentukan
korpus yang berupa foto iklan. Kemudian dianalisis menggunakan
analisis semiologi Roland Barthes. Semiologi Roland Barthes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
tersusun atas tingkatan-tingkatan sistem bahasa. Umumnya
Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa, bahasa tingkat
pertama adalah bahasa sebagai objek dan bahasa tingkat kedua
yang disebutnya sebagai metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu
sistem tanda yang memuat penanda dan peta nda. Sistem tanda
kedua terbangun dengan menjadikan penanda dan petanda tingkat
satu sebagai penanda baru yang kemudian memiliki penanda baru
sendiri dalam suatu sistem tanda baru pada taraf yang lebih tinggi.
Sistem tanda pertama kadang disebutnya dengan istilah denotasi
atau sistem term inologis, sedang sistem tanda tanda tingkat kedua
sisebutnya sebagai konotasi atau sistem retosris atau mitologi.
Fokus kajian Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua
atau metabahasa 53.
G. KERANGKA BERPIKIR
Dalam menjalankan penelitian ini, Penulis menerapkan
beberapa langkah
yang dituangkan dalam kerangka berpikir.
Kerangka berpikir ini memudahkan Penulis dala m menata langkah
perlangkah yang dijalankan guna mendapatkan sebuah kesimpulan
atau hasil temuan dari penelitian ini. Berikut adalah kerangka berpikir
53
Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang : Yayasan Indonesiatera.
hal 114.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Penulis
dalam
menjalankan
penelitian
mengenai
eksploitasi
perempuan di iklan Guess dalam majalah Cleo Indonesia dan Elle
Indonesia.
Iklan cetak Guess
dalam majalah Cleo
Indonesia.
Iklan cetak Guess
dalam majalah Elle
Indonesia.
Visualisasi eksploitasi
perempuan dari sisi
seksualita s dan sensualitas.
Studi Semiotika Roland Barthes
Makna konotasi.
M akna denotasi.
Pencarian makna lambang-lambang
eksploitasi perempuan seperti bagian
tubuh, ekspresi wajah, gesture dan
angle yang diambil dalam iklan cetak
Guess.
Pemaknaan terhadap lambanglambang eksploitasi perempuan yang
muncul dalam makna denotasi yang
diambil dari iklan cetak Guess.
M enemukan bahwa Guess mengeksploitasi perempuan dari
sisi sensualitas dan seksualitasnya saja, terlihat dari bagian
tubuh model yang disorot, ekspresi wajah yang ditampilkan,
gesture yang dibentuk, angle foto yang diambil sampai
dengan ornamen pendukung iklan Guess tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Aplikasi Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, iklan cetak Guess diambil dari 2
sumber yang berbeda yaitu majalah Cleo Indonesia dan Elle
Indonesia. Masing-masing sumber mewakili 5 lima iklan
cetak sehingga total iklan cetak Guess yang dianalisis adalah
10 iklan. Kedua sumber ini membawa iklan-iklan cetak Guess
yang dia nggap membawa visualisasi eksploitasi perempuan
dari sisi sensualitas dan seksualitas didalamnya. Untuk dapat
menganalisa
hal
tersebut,
Penulis
menggunakan
studi
semiotika milik Roland Barthes yang mem isahkan antara
penanda dan petanda atau istilah umumnya adalah makna
denotasi dan konotasi dari lambang-lambang yang ada
didalam iklan-iklan Guess tersebut.
Denotasi merupakan makna yang sebenarnya atau
senyatanya dari sebuah tanda dan bisa ditangkap secara
la ngsung karena sifatnya yang eksplisit. Sementara konotasi,
yang merupakan konotasi tahap kedua mengacu pada asosiasiasosia si
sosial
budaya
(ideologis,
emosional,
dan
54
sebagainya) . Dapat disimpulkan bahwa makna pada tataran
pertama menurut Barthes adalah denotasi, yaitu sebuah
54
Noviani, Ratna. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, hal 78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
pemahaman langsung dari sebuah tanda tanpa memperhatikan
kode sosial yang lebih luas, sedangkan pemaknaan pada
tataran kedua disebut konotasi. Oleh karena itu, makna
denotasi dapat dikatakan sebagai makna yang sebenarnya
sesuai dengan objek atau citra tersebut, dan makna konotasi
mengungkap makna yang tersembunyi dalam suatu teks.
Tanda-tanda denotasi yang telah muncul, kemudian menjadi
penanda konotasi.
Setela h
Penulis
lambang-lambang
mencoba
eksploitasi
yang
menganalisis
muncul,
semua
didapatkan
beberapa kesimpulan yang sifatnya menyeluruh yaitu tentang
penggunaan perempuan sebagai representasi Guess selama ini
dan khususnya adalah penemuan titik eksploitasi sensualitas
dan seksualitas yang dilakukan oleh Guess kepada kaum
perempuan. Titik-titik eksploitasi sensualitas dan seksualitas
tersebut tampak melalui anggota badan yang disorot, ekspresi
wajah yang ditampilkan, gesture yang dibentuk, angle foto
yang diambil sampai dengan background serta semua
ornamen pendukung didalam iklan-iklan Guess tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Didalam perkembanga n dunia fashion, banyak brand-brand
bermunculan dengan segala jenis ciri khasnya seperti Gucci, Louis
Vuitton, Chanel, Burberry, Fendi, Hermes, Guess dan lainnya. Semua
brand-brand tersebut merupakan brand kelas dunia yang masingmasing
terus
mengembangkan
sayapnya
didunia
fashion
internasional. Para desainer-desainer kelas atas selalu berusaha
memenuhi mimpi-mimpi konsumennya dalam kebutuhan modenya,
penjagaan ketat akan ide segar,
mutu dan kualitas produk selalu
menjadi prioritas brand-brand seperti diatas. Guess sebagai salah satu
brand dalam jajaran brand kelas atas yang menyediakan segala
pilihan kebutuhan fashion para kala ngan sosialita selalu berusaha
menciptakan inovasi-inovasinya tanpa meninggalkan ciri khasnya.
A. SEJARAH GUESS
“To live the true American Dream is in the reach of
everyone.”
Sekitar 30 tahun yang lalu, Marciano bersaudara merupakan
pendatang baru di dunia fashion. Guess dimulai sebagai sebuah usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
keluarga dan dengan membawa impian Amerika merekalah yang
menggiring mereka untuk terus melanjutkannya. Saat ini, dengan
mengenang setiap kepingan sejarahnya, Guess terus melaju dibawah
kepempinan duet Marciano bersaudara.
Guess adalah sebuah merk pakaian di Amerika. Guess juga
memiliki produk fashion lainnya selain pakaian seperti jam tangan,
perhiasan dan parfum. Perusahaan ini saat ini dipimpin oleh Maurice
Marciano yang merupakan salah satu dari pendiri brand Guess yang
telah berkembang lebih di 80 negara.
Guess didirikan oleh Georges, Armand, Paul dan Maurice
Marciano, empat bersaudara yang dibesarkan di Marseille, Perancis.
Mereka pindah dari Perancis ke California pada tahun 1977 dan
mendirikan perusahaan pada tahun 1981. Modal awal untuk memulai
usaha didapatkan dari keluarga Nakash, pemilik kerajaan jeans
Jordache. Produk pertama mereka adalah jeans dengan model tiga
resleting yang dinamai “Marlyn”. Pusat perbelanjaan dan kritisi
fashion awalnya enggan untuk memasukkan produk baru jeans
dengan motif “stone washed denim”, tetapi pada saat Bloomingdale
Department Store yang pada bulan De sember akhirnya menyetujui
supaya Georges menyetor dua lusin produk jeans tersebut, ternyata
produk tersebut terjual habis hanya dalam hitunga n jam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Marciano bersaudara memulai promosi mereka pada tahun
1982 dan mulai memperkenalka n tema hitam-putih dalam iklan-iklan
mereka pada tahun 1985. Iklan-iklan mereka telah memenangkan
beberapa Clio Awards. Model-model fashion mereka terdiri dari
supermodel yang ternama seperti Claudia Schiffer, Eva Herzigova
dan Laetitia Casta yang pertama kali muncul dan kemudian menjadi
terkenal dari kampanye iklan Guess. Di tahun 1985, film Robert
Zemeckis yang berjudul “Back to the Future” ya ng disutradarai oleh
Marty McFly (Michael J Fox) diberitakan mendapatkan desain
khusus dari Guess untuk wardrobe denimnya.
Selama era 1980an, Guess merupakan merk jeans ya ng paling
terkenal.
Perusahaannya merupakan salah satu
dari beberapa
perusahaan pertama yang melahirkan perancang jeans. Setelah jeans
pertama diperuntukkan bagi para perempuan, pada tahun 1983 jeans
untuk
para
laki-laki
diluncurkan.
Pada
tahun1984,
Guess
memperkenalkan varian baru dari produknya yaitu jam tangan yang
diperkenalkan
dengan
“Guess”,
“Guess
Steel”
dan
“Guess
Collection”. Jam tangan Guess ini masih bertahan sampai saat ini dan
telah masuk kedalam jajaran aksesoris unggulan. Di tahun 1984,
mereka juga meluncurkan produk untuk paka ian bayi yang diberi
nama “Baby Guess”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Tahun 2004 lalu, Guess merayakan ula ng tahunnya yang ke
20 dan mengeluarkan edisi khusus jam tangan Guess. Divisi aksesoris
pun berkembang dan memiliki beberapa toko yang tersebar luas di
berbagai belahan bumi dan khususnya di Amerika yang sedang
didesain ulang. Guess juga meluncurkan koleksinya yang dengan
harga lebih murah tetapi tanpa meninggalkan citra eksklusif di
beberapa lokasi tokonya. Guess juga memperkenalkan brand baru
yang merupakan perpanjangan dari merk tersebut, merk pakaian dan
aksesoris untuk para perempuan kelas atas yang diberi nama
Marciano. Merk ini menawarkan harga, terinspirasi mode dunia dan
ditampilkan di beberapa lokasi toko di dunia, seperti layaknya tokotoko Guess.
Di tahun 2005, Guess mulai memasarkan produk parfum.
Perusahaan memperkenalkan Guess for Woman pada musim semi
2005. Guess memperkenalkan Guess for Men pada musim semi 2006.
Guess kemudian melanjutkan ke merk pakaian untuk ana k-anak yaitu
Guess Kids mulai tahun 2000an dan pada saat 2006, Guess mulai
mempromosikan merk tersebut melalui toko-toko Guess di seluruh
belahan dunia. Guess berjalan dibawah kepemimpinan Marciano
bersaudara, sebagai wakil pimpinan dan wakil CEO, M aurice
bertugas mengawasi desain dan pertumbuhan penjualan, sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Paul mengurus masalah pencitraan sampai divisi periklanannya.
Perusahaan beroperasi di beberapa negara di dunia dengan pusatnya
di Amerika dan Canada.
Di awal tahun 2007, Guess memperkenalkan konsep bisnis
baru yang dikenal dengan G by Guess. Brand baru tersebut
difokuska n
kepada
target
pasar
yang
sama
dengan
brand
Abercrombie’s Hollister. Target G by Guess adalah laki-laki dan
perempuan usia 16 – 23 tahun dengan harga yang kompetitif dan gaya
yang memberikan kesan “Hollywood yang modern dan masa kini”.
Banyak model denim yang dilabeli kisara n harga $40 sampai dengan
$50. Harga tersebut satu tingkat dengan merk Express, American
Eagle dan GAP. Guess telah memulai mempromosikan dengan
sungguh-sungguh konsep baru tersebut ke beberapa kota di seluruh
Amerika Serikat. Toko-toko mereka menampilka n tampilan yang
sangat menarik dan menawarkan atmosfir seperti klub-klub malam.
Pada bulan Oktober 2006, Guess meluaskan brand sepatunya
dengan memperkenalkan kembali sepatu untuk laki-la ki. Guess
kembali mengeluarkan koleksi sepatu laki-la ki setelah dari tahun
2003 menunjukkan penjualan yang bagus dan minat yang tinggi.
Tanggapan awalnya sempat lambat, akan tetapi pada awal 2007,
brand baru sepatu laki-laki mulai meningkat secara stabil dan Guess
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
kembali naik dan menciptakan desain-desain baru untuk produk
sepatunya laki-la kinya. Brand sepatu laki-la ki saat ini menawarkan
lebih dari 15 model ya ng berkisar pada model sandal sampai dengan
formal.
Selanjutnya pada bulan November 2006, Guess meluncurkan
brand laki-laki M arciano, dimana brand tersebut tersedia secara
eksklusif dirilis di Guess.com dan di beberapa toko yang tersebar di
seluruh negeri. Di bulan November 2006 juga koleksi pakaian untuk
la ki-laki baru diluncurkan seperti t-shirt button up, blazers dan celana
panjang. Seperti untuk produk perempuan, produk laki-laki Guess ini
juga akan dikembangkan dan diproduksi di Florence, Italy dan akan
dibandrol dengan harga yang lebih tinggi. Memasuki Januari 2007,
produk Marciano untuk laki-la ki ditarik dari Guess karena mengalami
penurunan penjualan. Perdagangannya menurun dan akan dikirim
kembali ke pabrik untuk dihapus. Setelah kesuksesan produk
parfumnya yang dinamai Smesh, Guess kembali meluncurkan 2
produk terbarunya yaitu Guess Gold untuk perempuan dan Guess
Suede untuk laki-laki. Keduanya dibandrol harga sekitar $50 dan
tersedia di seluruh toko Guess.
Bersamaan dengan Festival Musim Semi 2007, Guess
memasuki tahapan baru dengan munculnya koleksi jam tangan GC.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Penambahan terbaru ini merupakan respons dari berkembangkan
permintaan para desainer jam tangan terhadap desain yang menarik
dan harga menengah keatas. Desain produk jam tangan baru tersebut
membantu mempopulerkan nama GC dan membantu memisahkan
dari produk Guess sebelumnya yang berada di level harga menengah.
Tidak menggunakan logam tradisional yang kebanyakan digunakan
oleh produk Guess sebelumnya, perusahaan berkerjasama dengan
Callanen
International,
produsen
jam
tangan
Guess
telah
memperkenalkan emas, perak dan berlian kedalam desain-desainnya.
Produk baru semuanya adalah buatan Swiss dan harganya berada
pada level yang lebih tinggi. Koleksi jam tangan GC untuk laki-la ki
dilabeli harga mulai dari $200 sampai dengan $1200, sedangkan
untuk koleksi jam tangan perempuan dijual mulai dari $200 sampai
dengan $1000. Tag Heuer, Dolce & Gabbana dan Fendi merupakan
kompetitor utama di level jam tangan kelas atas. Pada akhir 2006,
D&G meluncurkan kampanye mempromosikan koleksi jam tangan
terbarunya, dipasarkan melalui saluran televisi seperti MTV.
Besarnya brand Guess ini tidak dapat dipisahkan dari peran
besar para tokoh pendirinya yang berdiri di belaka ng semua konsep
brand dunia ini. Saat ini Guess digawangi duo Marciano yang
masing-masing memiliki kelebihan di bidangnya yang menjadi Guess
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
menjadi salah satu brand terkemuka. M aurice Marciano sebagai
pimpinan dan direktur utama kemudian Paul Marciano sebagai wakil
pimpinan dan creative director, mereka berdua merupakan duet yang
mampu membawa brand Guess dari sebuah impian Amerika menjadi
sebuah brand dunia.
Maurice Marciano ( Pimpinan dan Direktur Utama GUESS )
Gambar 2.1
Maurice Marciano55
Indera keenam Maurice Marciano untuk dunia fashion
membawa dia kepada sebuah brand yang mengusung revolusi
style.
Keteguhan
dedikasinya
kepada
kualitas
super dan
pengertian mendalamnya terhadap arah bisnis selalu dipelihara
dan dijaga untuk kelangsungan integritas konsep brand Guess
yang telah melakukan ekspansi internasional yang dramatis.
M aurice telah menjadi saksi dari perkembangan Guess yang
bermula dari pendapatan 6 juta Dollar AS di tahun 1982 dan
55
www.guess.com/worldofguess
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
mencapai angka fantastis yaitu 2,1 milliar Dollar AS pada tahun
2009 dan terus berkembang sampai saat ini.
M aurice menjalankan kualitas semangat dan komitmen
perusahaan tidak hanya didalam menja ga kualitas produknya,
tetapi juga orang-orang ya ng berada didalam perusahannya.
M enjalankan perusahaan yang pegawainya terdiri dari latar
belakang ya ng berbeda sangatlah menarik, Maurice menciptakan
kekerabatan
yang
erat
diantara
mereka
yang
kemudian
menjadikan semangat untul selalu kreatif dan hal tersebut yang
dapat menjalankan roda perkembangan Guess sebagai brand yang
besar dan mendunia.
Paul Marciano ( Wakil Pimpinan, CEO dan Creative Director
GUESS)
Gambar 2.2
Paul Marciano56
56
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Kecerdasan Paul Marciano dalam fashion telah banyak
membantu Guess sejak dari awal kelahirannya. Pandangan dan
pendapat Paul merupakan landasan dari pencitraan Guess. Melalui
ide-idenya,
Guess
berhasil
menciptakan
ikon-ikon
dan
pencitraannya sendiri didalam sejarah periklanan fashion dimana
iklan-iklan Guess telah banyak
mendapatkan penghargaan
termasuk Clio Award untuk kategori Designer and Art Director,
mengukuhkan posisi Guess didalam kebudayaan pop Amerika.
Dengan selera uniknya terhadap fotografi yang dramatis,
dia selalu menciptakan kar ya-karya ya ng selalu menarik perhatian
penontonnya untuk dapat ikut masuk kedalam perjalanan
emosional iklannya dan menciptakan respon emosional dari
mereka. Ke suksesan ekspansi global Guess tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh kepemimpinan Paul yang telah berpengalaman
melanglang buana baik domestik maupun internasional didalam
bisnis
eksportnya.
Dibawah
kepemimpinannya.
Dibawah
pengawasannya yang tajam, tidak heran bahwa Guess sudah
mengantongi 19 lisensi dan didistribusikan ke lebih dari 80
negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
B. VISI DAN MISI GUESS
Sebagai sebuah perusahaan yang bertaraf internasional, sudah
tentu
Guess
memiliki
visi
dan
misi
didalam
menjalankan
perusahaannya. Berikut adalah visi dan misi Guess:
AT GUESS, WE ARE COMMITED TO BEING A
WORLDWIDE LEADER IN THE FASHION INDUSTRY.
1. Kami memberikan produk dan pelayanan dengan kualitas dan
integritas tanpa kompromi dan sesuai dengan citra dari brand
kami.
2. Kami berkomitmen untuk mendengarkan dan kemudian
merespon kebutuhan pelanggan, rekan dan mitra bisnis dan
selalu menghargai kemampuan secara individual.
3. Kami berdedikasi kepada peningkatan kepribadian dan
profesionalitas melalui lingkungan kerja yang terbuka, bekerja
dengan tim dan saling menghormati satu sama lainnya.
4. Kami selalu memberikan kontribusi kepada komunitas,
mendukung
gerakan
kemanusiaan
dan
perlindungan
lingkungan sebagai bentuk dari tanggung jawab kami.
5. Kami tetap berkomitmen dengan semangat wirausaha yang
merupakan pendorong utama pertumbuhan perusahaan kami
dan dapat meningkatkan nilai para pemegang saham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Melalui
beberapa
prinsip
kepemimpinan,
kami
mempersatukan perbedaan dan memupuk kekuatan, kebanggaan dan
semangat untuk dapat menyelaraskan antara kehidupan pribadi
dengan dunia pekerjaan.
C. GUESS DI ABAD 21
Pada tahun 2011 ini, Guess memasuki usianya yang ke-27
tahun dan di usianya yang sudah terbilang dewasa ini, Guess sudah
memiliki 1.210 cabang yang tersebar di lebih dari 80 negara. Selama
beberapa tahun terakhir, citra Guess dikenal dengan iklan dan
kampanyenya yang sa ngat inovatif dan selalu diingat yang membuat
brand Guess tampak seperti sebuah keluarga. Guess telah memiliki
lisensi dan distributor di Amerika Selatan, Eropa, Asia, Afrika,
Australia dan Timur Tengah.
Hampir lebih dari 80 negara telah dimasuki oleh brand Guess,
di setiap negara sudah pasti berdiri display-display Guess yang berada
di pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar negara tersebut.
Display selalu mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari brand
la innya. Mulai dari permainan warna, penataan design interiornya,
semua berkiblat pada ciri khas Guess.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Dalam perjalanannya, brand Guess yang awalnya hanya
memproduksi celana jeans untuk kaum perempuan kemudian saat ini
telah mengembangkan produknya hingga memiliki banyak varian
seperti pakaian untuk anak-anak, pakaian untuk para laki-laki yang
stylish, handbag , suitcase, parfum, jam tangan, sepatu, dompet,
swimsuit, dan aksesoris-aksesoris perempuan (kacamata, anting,
gelang, kalung dan lainnya). Contoh dari produk-produk Guess
adalah sebagai berikut57:
1. Guess Jeans
Gambar 2.3
Contoh produk Guess Jeans
2. Guess Clothing for Women
Gambar 2.4
Contoh produk Guess Clothing for Women
57
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
3. Guess Clothing for Men
Gambar 2.5
Contoh produk Guess Clothing for Men
4. Guess Collection for Women
Gambar 2.6
Contoh Ppoduk Guess Collection for Women
5. Guess Handbag
Gambar 2.8
Contoh produk Guess Handbag
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
6. Guess Collection for Men
Gambar 2.7
Contoh produk Guess Collection for Men
7. Guess Suitcase
Gambar 2.9
Contoh produk Guess Suitcase
8. Guess Sunglasses for Women
Gambar 2.10
Contoh produk Guess Sunglasses for Women
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
9. Guess Sunglasses for Men
Gambar 2.11
Contoh produk Guess Sunglasses for Men
10. Guess Shoes for Women
Gambar 2.12
Contoh produk Guess Shoes for Women
11. Guess Shoes for Men
Gambar 2.13
Contoh produk Guess Shoes for Men
12. Guess Accessories
Gambar 2.14
Contoh produk Guess Accessories
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
13. Guess Perfumes
Gambar 2.15
Contoh produk Guess Perfumes
14. Guess Kids
Gambar 2.16
Contoh produk Guess Kids
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Sebagai brand yang sudah mempunyai cabangnya di berbagai
belahan dunia, Guess sudah pasti memiliki sebuah sistem manajerial
yang absolut. Guess menganut sistem manajerial terpusat dimana
semua kebijakan perusahaan mulai dari pendistribusian produk
sampai dengan pemasarannya terpusat di pusatnya yaitu di Amerika
Serikat. Hal ini menyebabkan kantor-kantor perwakilan Guess di
negara-negara selain Amerika Serikat hanya bersifat seperti sebuah
media distribusi produk saja tetapi tidak memililiki otoritas apapun
terhadap brand tersebut walaupun itu terdapat didalam lingkup
negaranya sendiri sekalipun. Sistem ini diterapkan karena untuk
meminimalisir bias citra yang sudah sedemikian rupa dibentuk oleh
Guess selama ini, Guess ingin benar-benar seperti apa ya ng sudah
dibentuk selama ini dan total dalam menjaganya. Selain untuk
meminimalisir
bias
citra,
memperkecil
kemungkinan
sistem
ini diterapkan
kebocoran
informasi
juga
untuk
mengenai
perusahaan yang disinyalir dapat disalahgunakan oleh beberapa pihak
yang memang menjadi oposisi Guess didalam industri fashion
ataupun didunia pekerjaan pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
D. GUESS DI PERIKLANAN FASHION
Guess dikena l sebagai sebuah brand yang selalu menghasilkan
iklan-iklan yang menarik, fun dan mempunyai daya tarik seks yang
tinggi dikarenakan menggunakan model-model papan atas yang diset
sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kesan seksi. Guess
memang selalu lebih menonjolkan model-model perempuannya, ada
beberapa nama yang besar karena Guess tetapi ada juga beberapa
nama besar yang pada akhirnya dijadikan model untuk campaign satu
musim setelah melewati beberapa filterisasi dari pihak Guess.
Di awal kemunculannya, Guess menggandeng nama Diedra
Maguire sebagai wajah Guess untuk campaign Guess selama 4
musim dan kemudian nama yang muncul setelah itu ada Estelle
Lefebure, Carla Bruni, Care Otis, Karen Mulder dan model favorit
Guess yang bisa dibilang paling banyak ditampilkan dengan berbagai
versi selama beberapa musim adalah Claudia Schiffer. Sedangkan
nama-nama besar yang digaet Guess untuk menjadi modelnya antara
la in adalah Naomi Campbell, Drew Barrymore, Adrianna Lima, Eva
Herzigova dan Paris Hilton yang dikontrak untuk beberapa musim
menjadi wajah dari brand Guess.
Sudah menjadi sesuatu yang sangat melekat antara modelmodel Guess dengan kata-kata “seksi”, banyak yang dengan bangga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
menobatkan dirinya sebagai wajah Guess dan menghadiahkan kata
seksi itu kepada dirinya sendiri. Tetapi selama perjalanannya dalam
membawa beberapa nama, ada beberapa nama yang berhasil
mencetak prestasinya tersendiri selama menjadi wajah Guess untuk
beberapa musim. Seperti Anna Nichole Smith, Laetitia Casta, Carre
Otis, Tori Amex dan yang pasti adalah Claudia Schiffer. Nama-nama
tersebut adalah para supermodel yang sudah berhasil memberikan
kesan selama membawa nama Guess menjadi wajah mereka.
Didalam periklanan fashion, Guess memperkenalkan produkproduknya di setiap musim melalui beberapa jalur seperti television
ad, print ad dan fashion show. Didalam penelitian ini, penulis
mencoba membaca maksud dibalik iklan-iklan cetak Guess yang
selalu mempunyai benang merah antara satu tema dengan tema
la innya. Guess sangat suka memunculkan tokoh perempuan didalam
iklannya, dapat dikatakan bahwa Guess benar-benar tahu bagaimana
meng-explore sisi seksi perempuan dan mengungkapkannya kedalam
media foto.
Dari jaman ke jaman, Guess telah banyak mengusung
supermodel untuk dijadikan wa jah Guess. Mulai dari masa Marciano
bersaudara dalam formasi lengkap empat sekawan sampai saat ini
Guess tinggal dipimpin oleh duo Marciano saja, dalam setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
musimnya, Guess selalu mengeluarkan seri produk terbarunya diiringi
dengan iklan-iklan cetak yang super seksi dan menarik perhatian para
penontonnya. W alaupun posisi didalam iklan tersebut berpasangan,
Guess selalu berhasil menunjukkan titik pusat perhatian dalam foto
tersebut adalah tokoh perempuan dalam iklan tersebut. Berikut adalah
contoh iklan cetak Guess dari masa ke masa, mulai dari kemunculan
brand Guess sampai dengan saat ini di tahun 2011.
Berikut adalah beberapa contoh iklan cetak produk Guess dari
jaman kejaman yang tetap in-line terhadap satu konsep sudut pandang
dalam menyorot perempuan sebagai mahluk yang indah dan
bagaimana Guess mempertunjukkan keindahan tersebut melalui
iklan-iklan cetaknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
1. Guess Print Ad Campaign di masa 80an
Gambar 2.17
Contoh Guess Print Ad Campaign di masa 80an58
58
www.trendhunter.com/guessadcampaign
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
2. Guess Print Ad Campaign di masa 90an
Gambar 2.18
Contoh Guess Print Ad Campaign di masa 90an59
59
www.guess.com/worldofguess
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
3. Guess Print Ad Campaign di tahun 2000an
Gambar 2.19
Contoh Guess Print Ad Campaign di tahun 2000an60
Dari masa ke masa, Guess memang memuja kaum perempuan
untuk diletakkan didalam iklan-iklan cetaknya. Selain memang
produk Guess mayoritas diperuntukkan untuk kaum perempuan,
60
Ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Guess memiliki persepsi tersendiri mengenai bagaimana perempuan
itu seharusnya membawa diri dan seharusnya mempertunjukkan
anugerah Tuhan yang sudah menjadi kodratnya ya itu dengan menjadi
seksi. Guess selalu berusaha menunjukkan perempuan dalam berbagai
model di iklan cetaknya dengan satu benang merah yaitu seksi yang
secara langsung maupun tidak langsung juga merepresentasikan
produk Guess itu sendiri.
E. GUESS DI DALAM MAJALAH CLEO DAN ELLE
Menurut penelitian ini, penulis akan meneliti iklan cetak
produk Guess didalam majalah Cleo dan Elle. Dua majalah dengan
nama besar di kelasnya dengan pangsa pasar kelas menengah kea tas.
Keduanya merupakan majalah franchise dari luar negeri yang
membidik para perempuan muda dengan sosialitas kelas atas.
1. Cleo Indonesia
Cleo Indonesia diterbitkan di Indonesia pada tahun
2007 sebagai salah satu majalah Indonesia yang mempunyai
lisensi internasional (dibawah Femina Group). Memasuki
tahun ketiga, Cleo terus memperhatikan fokusnya kepada para
perempuan muda yang Gaya, Berpikiran Bebas, Aktif dan
Optimis. Cleo juga merupakan ‘buku petunjuk’ bagi para
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
perempuan
muda
kecantikan, ga ya
yang
hidup,
selalu
memperhatikan
karir dan
fashion,
hubungan-hubungan
didalam hidup mereka. Cleo memberikan itu semua didalam
satu paket yang lengkap dan menyenangkan untuk dibaca.
Cleo adalah sala h satu merk majalah di Asia yang
paling dinamis. Di Australia yang merupakan negara asal
majalah Cleo, Cleo menjadi salah satu dari 85 majalah yang
dipasarkan dibawah bendera ACP Publishing Pty Ltd (majalah
yang memimpin oplahnya adalah Dolly Cosmopolitan dan
Women’s Weekly). Saat ini, ACP telah mengembangkan
sayapnya sampai ke wila ya h Asia-Pac ific dan membawa Cleo
menjadi majalah perempuan dengan nilai penjualan tertinggi
di Thailand, M alaysia, Singapore, Taiwan, Afrika Selatan dan
saat ini di Indonesia.
Cleo mewakili para perempuan muda modern yang
mempunyai keinginan untuk berpetuala ng dan haus akan
pengetahuan. Para perempuan-perempuan inilah yang menjadi
inspirasi, pemberi ide dan wawasan. Itulah mengapa para
perempuan ini kemudian menjadikan Cleo sebagai rujukan
utama pada saat mereka ingin tahu tentang hal-hal terbaru
seperti fashion, kecantikan, karir, laki-laki, seks dan selebriti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Diterbitkan secara bulanan, Cleo berbicara secara to the point,
selalu menginspirasi dan menghibur.
Gambar 2.20
Contoh cover majalah Cleo61
Positioning.
Cleo diperuntukkan untuk para perempuan muda di
usia 20-30 tahun dengan target utama di usia 25-29 tahun.
Pembacanya adalah perempuan-perempuan yang berdedikasi
tinggi, peduli mode dan kecantikan, terbuka, percaya diri,
berwawasan terbuka dan sukses.
Guess dalam Cleo Indonesia
Guess telah menjadi klien tetap di majalah Cleo
Indonesia selama beberapa tahun. Letak yang dipilih Guess
dalam meletakkan iklan cetaknya selalu di halam an pertama,
apabila versi yang ditampilkan format landscape maka Guess
akan mengambil 2 halaman terdepan pada majalah Cleo
61
www.feminagroup.com/cleo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Indonesia. Ada juga untuk beberapa seri khusus, Guess
membuat iklan dengan membuat lipatan tambahan pada cover
majalahnya. Guess tela h menjadi klien di majalah Cleo
Indonesia selama beberapa tahun dan selalu mengambil spot
iklan di bagian depan majalah.
2. Elle Indonesia
Elle adalah sebuah majalah busana ya ng diterbitkan di
Indonesia sejak tahun 2008. Majalah ini diterbitkan di
Indonesia oleh Kartini Group. Sejatinya majalah ini berasal
dari Perancis. Di sana majalah ini pertama kali diterbitkan di
Perancis pada tahun 1945. Elle saat ini adalah majalah fashion
terbesar dengan 42 edisi internasional di lebih dari 60 negara.
Secara tekhnologi, brand Elle adalah brand global yang
memiliki
20
websites
dengan
persentase
73%
akun
berlangganan para pembaca dan sisanya 27% tentang beritaberita terkini. Elle adalah satu-satunya majalah fashion yang
kapasitas penjualan beritanya terus meningkat selama 5 tahun
terakhir dengan kenaikan 18% di pertengahan tahun 2006.
Secara keseluruhan, ada 27 websites Elle yang telah menarik
lebih dari 1 juta pengunjung dan 26 juta kunjungan dalam
sebulan, Elle juga mendapatkan lebih dari 4,8 juta pembaca.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Gambar 2.21
Contoh cover majalah Elle62
Positioning.
Elle diperuntukkan untuk para perempuan muda
dengan usia 25-29 tahun yang mempunyai kebanggaan
terhadap dirinya sendiri, optimis dan bersemangat.
Guess di dalam Elle Indonesia.
Guess selalu mengambil spot iklan di bagian cover
belakang majalah Elle Indonesia. Apabila edisi iklan Guess
pada saat ini mengambil format landscape, maka Guess akan
mengambil 2 halaman paling belakang dari majalah Elle
Indonesia. Kerjasama ini telah berlangsung selama beberapa
tahun dan Guess selalu mengambil spor iklan dibagian
belakang majalah Elle Indonesia.
Didalam
perkembangannya,
produk
Guess
telah
memasang ribuan versi iklan cetaknya didalam berbagai
62
www.kartinigroup.com/elle
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
media dan beberapa diantaranya adalah majalah Cleo dan
Elle. Kedua majalah tersebut sama-sama memiliki latar
belakang memboyong lisensi internasional, datang dari dan
kepada kalangan menengah keatas, antara produk Guess
dengan kedua majalah tersebut dapat membentuk sebuah
simbiosis yang bersifat mutualisme. Perbedaan peletakan
iklan cetak didalam kedua majalah tersebut mempunyai tujuan
masing-masing yang tidak jauh-jauh dari unsur untuk menarik
perhatian para pembacanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Dalam studi ini akan dianalisis 10 buah iklan produk Guess di
2 majalah yaitu Elle dan Cleo Indonesia. Dalam tampilan iklan Guess
di media cetak, terdapat berbagai macam tanda yang dibuat oleh
pengiklan dalam usahanya untuk menarik m inat khalayak. Berbagai
macam tanda itulah yang hendak dikaji dalam sebuah kasus tampilan
iklan melalui pendekatan semiotika.
Kajian mengenai semiotika ini akan dikaji melalui pendekatan
teori semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Dalam
penelitian ini, proses pemaknaan yang terdapat dalam sebuah
tampilan iklan di media cetak, akan dilakukan dengan cara memberi
perhatian pada makna denotatif dan konotatif.
Denotasi merupakan makna yang sebenarnya atau senyatanya
dari sebuah tanda dan bisa ditangkap secara langsung karena sifatnya
yang eksplisit. Sementara konotasi, yang merupakan konotasi tahap
kedua mengacu pada asosiasi-asosiasi sosial budaya (ideologis,
emosional, dan sebagainya) 63. Dapat disimpulkan bahwa makna pada
tataran pertama menurut Barthes adalah denotasi, yaitu sebuah
63
Noviani, Ratna. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, hal 78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
pemahaman langsung dari sebuah tanda tanpa memperhatikan kode
sosial yang lebih luas, sedangkan pemaknaan pada tataran kedua
disebut konotasi.
Makna denotasi dapat ditemukan dari hubungan antara
penanda dan petanda dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal,
misalnya untuk gambar te knis, informasi maupun aspek-aspek yang
berkaitan dengan produksi, cenderung digunakan tanda-tanda visual
yang bersifat denotatif sehingga tidak terjadi pembiasan makna. 64
Sedangkan makna konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi
ketika tanda tersebut bertemu dengan perasaan orang, maka untuk
hal-hal ya ng bermuatan ekspresi seperti bentuk, citra, motif, ornamen
ataupun hal-hal
yang
bersentuhan
dengan
aspek
humanistis,
cenderung diterapkan tanda-tanda konotatif. Oleh karena itu, makna
denotasi dapat dikatakan sebagai makna yang sebenarnya sesuai
dengan objek atau citra tersebut, dan makna konotasi mengungkap
makna yang tersembunyi dalam suatu teks. Tanda-tanda denotasi
yang telah muncul, kemudian menjadi penanda konotasi.
64
Sobur, alex. 2004. Bandung:Remaja Rosdakarya hal 70
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
A.
IKLAN CETAK PRODUK GUESS DI MAJALAH CLEO
INDONESIA DAN ELLE INDONESIA
Sebelum memasuki bab pembahasan, berikut adalah berupa
penghantar daftar iklan Guess yang dianalisis secara semiotika
dengan menggunakan teori Roland Barthes yang ditinjau dari sudut
pandang feminitas :
Iklan
Guess
ini
terdapat di majalah Cleo
Iklan
Indonesia bulan November
1
2010 edisi “Be a Super
Babe”.
Iklan Guess ini ada di
dalam
majala h
Cleo
Iklan
Indonesia bulan April 2011
2
edisi “The Hair and Beauty
Issue”.
Iklan Guess edisi ini
Iklan
terdapat di majalah Cleo
3
Indonesia bulan Desember
2010 edisi “The Year-End
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
Issue”.
Iklan Guess edisi ini
ada di dalam majalah Elle
Iklan
Indonesia
edisi
4
Januari 2011.
bulan
Iklan Guess edisi ini
ada di dalam majalah Elle
Iklan
Indonesia
5
M aret 2011.
edisi
bulan
Iklan Guess edisi ini
terdapat di majalah Elle
Iklan
Indonesia
6
Februari 2011.
commit to user
edisi
bulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
Iklan Guess edisi ini
terdapat di majalah Cleo
Iklan
Indonesia bulan Mei 2011
7
edisi
“The
Best
Deals
Issue”.
Iklan Guess edisi ini
ada
di
majalah
Cleo
bulan
M aret
Iklan
Indonesia
8
2011 edisi “The Career
Issues”.
Iklan Guess edisi ini
ada di dalam majalah Elle
Iklan
Indonesia
edisi
9
Desember 2010.
bulan
Iklan Guess edisi ini
terdapat dimajalah
Cleo
Iklan
Indonesia bulan Februari
10
2011
Issue”.
commit to user
edisi “True Love
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
B.
ANALISIS DAN SAJIAN DATA
1. Eksploitasi Tubuh Perempuan
Eksploitasi
tubuh
perempuan
yang
merepresentasikan
perempuan hanya dari sisi sensualitas dan seksualitasnya saja.
Eksploitasi tubuh perempuan yang terjadi di iklan cetak Guess
sangat nampak pada bagian dada, pinggul, paha dan betis.
Bagian-bagian
tubuh
perempuan
tersebut
disorot
secara
berlebihan guna menarik perhatian para pemirsa iklan cetak
Guess yang rata-rata mayoritas tidak ada kaitannya dengan
produk yang ditawarkan.
a) Dada
Simbol Denotasi
Dalam analisis penulis terhadap ke-10 iklan cetak
Guess, didapatkan bahwa penyorotan berlebihan paling
banyak didapatkan pada bagian dada perempuan,
dimana diketahui bahwa daya tarik sensualitas dan
seksualitas kaum perempuan paling besar berada pada
titik dada.
Penyorotan
berlebihan
atau
eksploitasi
tubuh
perempuan pada bagian dada ditunjang dari sudut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
pengambilan
gambar,
pose dan wardrobe
yang
dikenakan.
Sudut pengambilan yang diambil secara close-up,
pose seperti self-touching, membusungkan dada dan
pose yang sedemikian rupa untuk menonjolkan bagian
dada.
Yang
paling
mencolok
adalah
pemilihan
wardrobe yang sangat minim dan ketat pada bagian
dada. Dapat dikatakan eksploitasi karena antara
penyorotan bagian dada dengan produk Guess yang
ditawarkan tidak ada kaitan yang signifikan.
Makna Konotasi
Kesan seksi sudah pasti langsung tertangkap dari
iklan-iklan cetak Guess. Banyaknya eksploitasi tubuh
perempuan khususnya bagian dada sangat-sangat
mendukung kesan seksi tersebut.
Secara konotatif, hal ini dapat dilihat dari pose
model yang menyentuh bagian dada atas atau dalam
fotografi disebut self-touching. Selftouching itu sendiri
memiliki makna untuk menyampaikan kelembutan,
kepekaan, kelema han perasaan dan keterlibatan rasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
seorang
perempuan.65
Hal
tersebut
mendukung
eksploitasi karena self touching tersebut dilakukan
dengan menyentuh bagian dada, sehingga daya tarik
seksual dan sensualnya akan kuat.
Sudut pengambilan yang diambil secara close-up,
pose yang sedemikian rupa untuk menonjolkan bagian
dada dan yang paling mencolok adalah pemilihan
wardrobe yang sangat minim dan ketat pada bagian
dada, menyebabkan eksploitasi tubuh perempuan
bagian dada sangat terasa didalam iklan-iklan cetak
Guess.
Model diambil secara closeup dengan tujuan
memperlihatkan dengan jelas ekspresi wajah model,
gesture model dan pada apa-apa yang melekat pada
model.66
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi Tubuh Perempuan Bagian Dada.
65
Goffman, Erving. Op cit hal 43
Suyanto. 2010. Op cit, hal 84.
66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Gambar 3.1
67
Iklan Cetak Guess
b) Pinggul
Simbol Denotasi
Dari ke-10 iklan cetak Guess yang dianalisis,
didapatkan sebuah kenyataan bahwa adanya eksploitasi
67
Majalah Cleo dan Elle Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
tubuh perempuan pada bagian pinggul. Pinggul adalah
badan bagian bawah perempuan yang mempunyai
le kukan tajam dan termasuk titik yang menarik dari
seorang perempuan.
Eksploitasi tubuh perempuan pada bagian pinggul
terlihat melalui simbol-simbol pose model yang
menajamkan pinggul, angle gambar yang diambil dan
wardrobe yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyebabkan titik perhatian pandangan mengarah
kepada pinggul perempuan.
Dikatakan
ekploitasi
karena
penyorotan
yang
berlebih pada simbol-simbol diatas yang merupakan
visualisasi dari bagian eksploitasi tubuh perempuan
tidak ada kaitannya dengan produk Guess yang sedang
ditawarkan didalam iklan-iklan cetaknya.
Makna Konotasi
Dalam tampilan iklan-iklan cetak Guess ini, model
ditampilkan secara utuh dengan teknik pengambilan
gambar medium shoot dan tampak dominan dari
tampilan iklan secara keseluruhan. Hal ini menandai
bahwa iklan tersebut ingin menonjolkan dan memberi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
tekanan yang besar pada keseluruhan appearance
model tersebut.68
Pose yang ditampilkan model seperti menekukkan
pinggul
supaya
mempertajam
lekukan
pinggul
sedemikian rupa bertujuan untuk menarik perhatian
pemirsanya secara seksual dan supaya nampak sensual
atau seksi.69
Wardrobe yang dikenakan model sangat ketat dan
minim pada bagian pinggul, sehingga memunculkan
pinggul sebagai titik penarik perhatian pada iklan cetak
Guess tersebut.
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi Tubuh Perempuan Bagian Pinggul.
Gambar 3.2
70
Iklan Cetak Guess
68
Suyanto. 2010. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran,
Penerbit Andi, hal 88.
69
http://databaseartikel.com/photography/20117129-494-gaya-pose-modelfotografi.htmldiakses tanggal 26 September 2011.
70
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
c) Paha dan Betis
Simbol Denotasi
Eksploitasi tubuh perempuan terjadi tidak hanya
pada titik dada dan pinggul saja, bagian paha dan betis
perempuan yang jenjang juga merupakan bagian tubuh
perempuan yang tidak luput dari eksploitasi dalam
iklan cetak Guess.
Bentuk kaki yang jenjang dan kulit yang mulus
menjadikan paha dan betis perempuan menjadi objek
eksploitasi seksual dan sensual perempuan yang
menarik untuk dipasang didalam iklan cetak Guess.
Walaupun
ada
keterkaitan
antara
produk
yang
ditawarkan dengan penyorotan terhadap bagian paha
dan betis perempuan, tetapi penyorotan tersebut tidak
lepas dari ‘berlebihan’ itu sendiri.
Eksploitasi tersebut ditunjang dari pose model yang
dibentuk seperti menekuk kaki, angle pemotretan yang
diambil sampai dengan wardrobe yang sangat minim
yang dikenakan oleh para model Guess tersebut.
Sehingga sangatlah tampak bahwa paha dan betis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
perempuan dijadikan titik penarik perhatian oleh Guess
didalam iklan-iklan cetaknya.
Makna Konotasi
Wardrobe yang menggunakan rok pendek, hot pants
dan sejenisnya sangat nampak ingin mendukung
sorotan terhadap paha dan betis perempuan. Dalam
konteks ini, paha dan betis model yang tampak jenjang
didukung dengan kulit yang putih mulus akan
menyebabkan daya tarik secara seksual dan tampak
sensual.
Model ditampilkan secara utuh dengan teknik
pengambilan gambar medium shoot dan tampak
dominan dari tampilan iklan secara keseluruhan. Hal
ini menandai bahwa iklan tersebut ingin menonjolkan
dan memberi tekanan yang besar pada keseluruhan
appearance model tersebut.71
Pose
model
yang
terlentang
menimbulkan
ketertarikan secara seksual bagi para pembacanya,
dimana posisi telentang adalah posisi yang dianggap
paling terbuka yang dilakukan oleh seorang perempuan
71
Suyanto. 2010. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran,
Penerbit Andi, hal 88.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
dan telentang diatas sofa jelas aka n menimbulkan daya
tarik secara seksual.72 Pose kaki yang ditekuk
sedemikian rupa juga merupakan penarik perhatian dan
penggoda bagi para pemirsanya. 73
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi Tubuh Perempuan Bagian Paha dan
Betis.
Gambar 3.3
Iklan Cetak Guess
74
72
Goffman, Erving. Opcit hal 53
Goffman, Erving. Opcit hal 88
74
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
2. Eksploitasi Perempuan
a) Gesture
Dalam simbol denotasi muncul beberapa pose atau
gesture yang dianggap mendukung eksploitasi, dibalik
setiap
simbol denotasi tersebut terdapat maknanya
tersendiri.
Gesture adalah isyarat ya ng dibentuk sedemikian rupa
oleh tubuh yang berguna untuk menyampaikan suatu
pesan
dari
si
pembentuk
gesture
kepada
para
pemirsanya.75
Gesture yang muncul didalam iklan-iklan cetak Guess
yang mendukung adanya eksploitasi perempuan ada
beberapa macam yang ditemukan, yaitu pose telentang,
pose
membusungkan
dada,
merangkul,
menelepon,
menelungkupkan badan, selftouching dan menajamkan
pinggul dan menekuk kaki.
75
http://irawanfirmansyah.wordpress.com/2011/11/06/body-gesture-1-sikapdefensif/diakses pada tanggal 25 September 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
Pose-pose tersebut mendukung adanya eksploitasi
perempuan yang dilakukan oleh Guess melalui iklan-iklan
cetaknya. Didukung dengan wardrobe yang sedemikian
rupa menajamkan aroma adanya eksploitasi didalamnya.
i. Menajamkan pinggul dan menekuk kaki.
Simbol Denotasi
Pose menajamkan pinggul dan menekuk kaki
yang dibentuk oleh model dalam iklan cetak Guess
dinilai Penulis merupakan pose yang paling
eksploitatif
dalam
menyorot
seksualitas
dan
sensualitas perempuan. Pose tersebut adalah pada
saat perempuan melekukkan tubuhnya sehingga
pinggul perempuan akan tampak lebih tajam dan
berbentuk, ditambah dengan menekuk kakinya
entah
kearah
atas
atau
belakang
sehingga
menyebabkan sebuah pose atau gesture yang
sangat menggoda bagi yang melihatnya.
Makna Konotasi
Pose menajamkan pinggang dan menekuk kaki
yang
muncul
dalam
iklan
cetak
Guess
menunjukkan nilai eksploitasi paling tinggi karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
menunjukkan kesan menggoda dan ingin menarik
perhatian 76.
Ditunjang
dengan
ornament
di
sekelilingnya, wardrobe yang serba minim dan
ketat menjadikan sebuah perpaduan yang sangat
eksploitatif.
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi
Tubuh
Perempuan dilihat dari
Gesture Menajamkan Pinggang dan Menekuk
Kaki.
Gambar 3.4
77
Iklan Cetak Guess
76
Goffman. Erving.Op cit, hal 80.
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
77
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
ii. Self-touching.
Simbol Denotasi
Self-touching
adalah
pose
dimana
model
menyentuh salah satu bagian tubuhnya sendiri.
Didalam iklan cetak Guess yang dinilai paling
eksploitatif oleh Penulis adalah pose self-touching
model yang menyentuh bagian dada atas, pipi dan
bagian poni.
Makna Konotasi
Muncul pose yang disebut dengan self touching
yang secara konotatif dapat dilihat dari pose model
yang menyentuh bagian dada atas. Selftouching itu
sendiri memiliki makna untuk menyampaikan
kelembutan,
kepekaan
seorang perempuan.78
78
Goffman, Erving. Op cit hal 43
commit to user
dan
keterlibatan
rasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
Pose ini sebenarnya adalah pose biasa yang
tidak menimbulkan ketertarika n seksual, tetapi
didalam iklan cetak Guess ini, perempuan dikemas
dengan wardrobe yang serba minim sehingga
ketertarikan yang muncul adalah dari sisi seksual
dan sensualitasnya.
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi
Tubuh
Perempuan dilihat dari
Gesture Self-touching.
Gambar 3.5
79
Iklan Cetak Guess
iii. Telentang.
Simbol Denotasi
Pose telentang juga ditemukan Penulis sebagai
salah satu pose yang mengeksploitasi perempuan
secara seksual dan sensual didalam iklan cetak
79
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
Guess. Telentang disini adalah posisi dimana
perempuan dalam keadaan badan menghadap
kedepan (menghadap ke kamera) tetapi diatas sofa
atau duduk tele ntang menghadap atas diatas sebuah
kursi atau tidur menghadap keatas diatas sebuah
tempat tidur.
Makna Konotasi
Pose model yang muncul pada beberapa iklan
Guess adalah pose telentang dan bersandar pada
sebuah sofa atau tempat tidur yang mempunyai
ornament-ornament seperti bulu-bulu, mawar dan
sprei
satin
menimbulkan
ketertarikan
secara
seksual bagi para pembacanya, dimana posisi
telentang adalah posisi yang dianggap paling
terbuka yang dilakukan oleh seorang perempuan
dan telentang diatas sofa dan tempat tidur jelas
akan menimbulkan daya tarik secara seksual.80
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi
Tubuh
Perempuan dilihat dari
Gesture Telentang.
80
Goffman.Erving, 1979, Gender Advertisements, First Harper Torchbooks, hal 53.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
Gambar 3.6
81
Iklan Cetak Guess
iv. Membusungkan dada.
Simbol Denotasi
Membusungkan
dada
adalah
pada
saat
perempuan menegakkan punggungnya sehingga
bagian dada akan terlihat lebih menonjol dari yang
seharusnya.
Dimasukkan
kedalam
pose
yang
termasuk eksploitatif karena menurut Penulis pose
ini dilakukan dengan didukung wardrobe yang
sangat minim dan ekspresi yang juga dinilai
eksploitatif.
Perpaduan
membusungkan
81
dada
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
commit to user
ini
menjadikan
termasuk
pose
pose
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
mengeksploitasi perempuan secara seksualitas dan
sensualita snya.
Makna Konotasi
Pada dasarnya, pose membusungkan dada bisa
juga dikonotasikan sebagai kesan gagah dan
percaya diri. 82 Tetapi dalam konteks ini, Guess
mengemas perempuan dalam kemasan wardrobe
yang serba minim dan ketat disana-sini sehingga
menyebabkan konotasi yang lain, yaitu disusupi
dengan kesan seksi dan menonjolkan sisi seksual
dan sensual dari seorang perempuan. 83
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi
Tubuh
Perempuan dilihat dari
Gesture Membusungkan Dada.
Gambar 3.7
84
Iklan Cetak Guess
82
http://irawanfirmansyah.wordpress.com/2011/11/06/body-gesture-1-sikapdefensif/diakses pada tanggal 25 September 2011.
83
Goffman, Erving. Op cit hal 85.
84
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
b) Ekspresi
i. Menebalkan bibir.
Simbol Denotasi
Ekspresi model Guess yang muncul di iklan
cetak Guess dan mendukung eksploitasi adalah
ekspresi model yang tidak tersenyum lebar tetapi
hanya seperti menebalkan bibir. Kalaupun ada
ekspresi tersenyum menampakkan gigi, bukanlah
ekspresi
tersenyum
lepas
yang
berseri-seri,
sehingga kesan yang muncul adalah senyum ya ng
menggoda.
Makna Konotasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
Ekspresi menebalkan bibir dan tidak tersenyum
lebar menimbulkan kesan menggoda dan seksi.
Ekspresi
ini
masuk
mengeksploitasi
kedalam
perempuan
ekspresi
karena
yang
menyorot
perempuan dari sisi seksual dan sensualnya. Bentuk
ekspresi yang muncul adalah ekspresi wajah model
iklan Guess yang seksi dengan senyum menggoda.
Senyum menggoda umumnya terlihat saat seseorang
sedang bersenang-senang: gigi seri bagian atas dan
bawah terlihat, dan ada kontak antar mata sering
terjadi85 atau juga bisa berarti sebuah keinginan
untuk menarik perhatian secara seksual 86.
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi
Tubuh
Perempuan dilihat dari
Ekspresi Menebalkan Bibir.
85
I Niereberg.Gerald. Alera H Hendry. How To Read a Person Like a Book,
Membaca OrangSeperti Membaca Buku. Pink Books.Yogyakarta. 2003.
Hal:27
86
http://psychology.about.com/od/nonverbalcommunication/ss/understanding-bodylanguage_4.htm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
Gambar 3.8
87
Iklan Cetak Guess
87
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
ii. Pandangan mata
Simbol Denotasi
Didalam berpose dan membawakan sebuah
iklan cetak, pandangan mata model didalam iklan
cetak Guess hanya terbagi me njadi dua jenis yaitu
memandang langsung tajam kearah kamera dan
memandang kearah lain (membuang pandangan).
Makna Konotasi
Dipandang secara konotatif, kesan seksi dan
percaya diri ditunjukkan melalui ekspresi wajah dan
tatapan mata yang menghadap langsung kearah
kamera untuk menandai sebuah kepercayaan diri
dan
keyakinan
akan
dirinya
sendiri
dalam
membawa diri didalam pergaulannya. Didalam
konsep fotografi periklanan, pandangan mata objek
foto model yang menatap langsung kearah kamera
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
bisa juga berarti sebuah dominasi dari obyek foto
kepada para pemirsanya. 88
Bentuk
iklan
Guess
ada
memposisikan model dalam pose
juga
yang
yang tidak
memandang langsung kearah kamera, itu bermakna
sebagai keterbukaan untuk keterikatan dengan para
pemirsanya.
M embiarkan
para
pemirsanya
berimajinasi mengenai apa yang dipikirkan atau apa
yang sedang dilihat oleh si model iklan Guess edisi
ini. 89
Iklan Cetak Guess yang Mewakili Visualisasi
Ekploitasi Perempuan dilihat dari Ekspresi
Pandangan Mata.
Gambar 3.9
90
Iklan Cetak Guess
88
Wawancara dengan Agung Ismail, fotografer periklanan pada tanggal 18 Agustus
2011.
89
Goffman, Erving. Opcit hal 64
90
Majalah Cleo dan Elle Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
C.
PEMBAHASAN
Perempuan dalam iklan dibangun untuk membangun cerita
budaya. Cerita tersebut dibangun dengan memanipulasi tubuh
perempuan sebagai tanda dari simbol-simbol tertentu yang secara
stereotipis melekat pada diri perempuan, seperti keanggunan,
kelembutan, kelincahan, keibuan, kemanjaan, dan lain-la in.
Pada
dasarnya,
perempuan
sela lu
diidentikkan
dengan
keindahan. Pancaran rona kecantikan alami yang memancar dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
kebersahajaan seorang perempuan menjadikan perempuan memiliki
daya tarik yang lebih bila dibandingkan dengan pria. Pesona
keindahan seorang perempuan ini dapat menarik perhatian semua
je nis kelam in, baik itu laki-la ki maupun perempuan. Oleh karena itu,
pengiklan menjadikan keindahan perempuan sebagai alat untuk
menarik perhatian khala ya k melalui iklan yang dibuatnya. Karena,
pada awal melihat iklan, khalayak tidak mema ndang produk apa yang
ditawarka n oleh iklan tersebut melainkan siapa yang membintangi
iklan tersebut. Perempuan dalam sebuah iklan pada dasarnya adalah
sebuah pancingan untuk khalayak agar tertarik pada iklan yang
ditawarka n.
Iklan adalah sebuah bentuk tontonan yang mengiringi sebuah
produk, yang menawarkan citra-citra sebagai acuan nilai dan moral
masyarakatnya. Padahal, citra-citra tersebut, sesungguhnya adalah
rangkaian ilusi-ilusi yang disuntikkan pada sebuah komoditi, dalam
rangka mengendalikan konsumer.
Tujuan utama iklan adala h untuk mempersuasi konsumen agar
menggunakan produk atau jasa, maka penggunaan cara baik strategi
dan bentuk iklan yang disampaikan menjadi sangat bervariatif. Setiap
produk berlomba-lomba agar tidak tersaingi oleh produk lain.
Berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan menggunakan unsur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
sensualita s dan seksualitas (perempuan). Penampilan perempuan
memiliki daya tarik yang tinggi, karena itu dari segi bisnis memiliki
harga jual yang tinggi pula. Perempuan tidak lagi dinilai dari segi
kapasitas intelektual atau kualitas spiritualnya, tetapi lebih pada
materi atau penampilan luarnya. 91 Perempuan selalu memeriahkan
ja gat periklanan baik lewat media cetak maupun media elektronik.
Menurut I Dewa Ayu Hendrawathy Putri, iklan adalah produk
tontonan yang dikemas dalam sebuah rangkaian berisi berbagai tanda,
ilusi, manipulasi, citra dan makna. Salah satu bentuk ilusi dan
manipulasi dalam iklan adalah penggunaa n efek-efek sensualitas,
yaitu penggunaan representasi tubuh dan organ perempuan lain,
seperti wajah, bibir, dan organ tubuh lain untuk menciptakan citra
sensual, sekaligus untuk merangsang minat beli konsumen 92.
Pengiklan
dan
perusahaan
pengiklan
berpandangan
bahwa
penggunaan sosok perempuan dalam ilustrasi iklan merupakan suatu
tuntutan
estetika
untuk
memperebutkan
perhatia n
konsumen.
Perempuan dinilai efektif dalam upaya merebut perhatian dari
khalayak sasaran.
91
92
Abdullah. Zulkarnaini, 2003. Mengapa harus Perempuan, Ar-Ruzz, Jogyajarta
I Dewa Ayu Hendrawathy Putri. 2008. The best Iklan Television Of This Year
http://yayook.multiply.com/journal. Diakses tanggal 10 Juli 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
Dalam masyarakat konsumer, citra kecantikan membuat tubuh
menjadi konsumtif sehingga akan selalu mengkonsumsi produk terus
menerus, dan tentunya ini adalah tujuan utama dari produsen
(kapital), sedangkan secara politis citra kecantikan merupakan salah
satu cara untuk mengontrol perempuan selain sebagai manifestasi
rantai kekuasaan pria atas perempuan.
Pesona perempuan tampak pada bagian-bagian tubuh yang
dimilikinya, yang oleh pengiklan banyak dijadikan sebagai objek
iklan. Pesona perempuan dengan segala keindahan biologisnya ini
direkayasa dalam proses kreatif periklanan sehingga melahirkan
kesan dan daya tarik tertentu akan sebuah produk yang ditawarkan.
Secara umum, keseluruhan bagian tubuh perempuan baik dari
ujung rambut sampai ujung kaki dijadikan sebagai obyek iklan yang
dapat menarik perhatian khalayak. Berbagai pesona yang dimiliki
perempuan ini pada dasarnya dapat menimbulkan kekuatan tersendiri
bagi produk barang yang diiklankan
Eksploitasi perempuan dalam iklan teridentifikasi melalui
wacana seksual yang diekspos secara vulgar dalam iklan, tubuh
93
perempuan dipertontonkan secara erotisme dan eksotis . Artinya,
tubuh perempuan tidak ditampilkan apa adanya sesuai fungsi biologis
93
Ulfah Nurhidayah, dalam “ Wajah Perempuan di Dunia Iklan”
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080906143645,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
atau dalam artian normal dan tidak berlebihan, namun dibentuk atau
dikonstruksi
kembali
sesuai selera
pasar.
Tubuh
perempuan
berpotensi untuk dieksploitasi karena tubuh perempuan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi dalam dunia industri media. Sebagian besar
iklan
menggunakan
tubuh
perempuan
untuk
menarik
minat
konsumen. Tampilan tubuh perempuan dalam dunia ikla n diarahkan
untuk
kepentingan
laki-la ki,
sehingga
citra
perempuan
dikonstruksikan dari perspektif nilai dan hasrat laki-laki94.
Perempuan merupakan salah satu bagian terpenting di dalam
pembuatan iklan Guess. Pesona perempuan dalam iklan Guess ini
digunaka n agar iklan menjadi lebih menarik dan mudah diingat oleh
audience-nya. Suatu iklanGuess dibuat dengan menggunaka n model
perempuan karena perempuan dipandang sebagai suatu bentuk
keindahan dan daya tarik. Dengan segala bentuk keindahan dan daya
tariknya tersebut akan timbul kesan yang mendalam pada masyarakat
atas produk yang diiklankan dan merubahnya menjadi ketertarikan
akan produk yang ditawarkan.
Menurut analisis Tomagola, iklan Guess edisi ini dapat
dimasukkan kedalam 2 kategorinya yaitu citra peraduan dan citra
94
Sri Yuliani dan Argyo Demartoto . Konstruksi Sosial Mengenai Tubuh
Perempuan dalam kaitannya dengan Pornografi dan Pornoaksi”, Laporan
Penelitian. FISIP UNS, 2007, hal 41.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133
pergaulan.
Citra
peraduan
memuat anggapan
tersirat
bahwa
perempuan hanyalah objek pemuas laki-laki, khususnya pemuasan
seksual, sedangkan citra pergaulan berhubungan dengan anjuran,
bagaimana agar perempuan bisa diterima. Perempuan digambarkan
sebagai mahluk yang dipenuhi kekwatiran tidak memikat atau tidak
tampil menawan, tidak presentable atau acceptable untuk bisa
diterima, perempuan perlu physically presentable.95 Citra peraduan
Tomagola didalam iklan Guess ini diwakili melalui pose model,
ekspresi model hingga sudut pengambilan gambar model, sedangkan
citra pergaulannya diwakili melalui gambaran keseluruhan ikla n
Guess edisi ini serta tidak lepas dari brand image Guess selama ini.
Dari analisis tanda-tanda dan makna konotasi diatas, dapat
diketa hui bahwa unsur sensualitas dan seksualitas perempuan
ditampilkan melalui ekspresi wajah model, pose model, sudut
pengambilan gambar model dan semua ornament pendukung yang
ditampakkan dalam iklan Guess edisi ini. Sedemikian rupa Guess
menampilkan
habis-habisan
atau
singkatnya
mengekploitasi
perempuan dari sisi sensualitas dan seksualitasnya dalam rangka
95
Tomagola, Tamrin A. Op cit hal 330.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134
membentuk dan mempertahankan brand image-nya dan untuk
menarik perhatian konsumennya.
Secara
keseluruhan,
pesan
dalam
iklan
cetak
Guess
menggunakan daya tarik kombinasi yaitu daya tarik selebritis yang
nampak pada penggunaan model sebagai endorser iklannya, daya
tarik seksual, dan daya tarik emosional yang nampak pada ekspresi
model terkait dengan penampilannya. 96
Perempuan secara kodrati menarik perhatian. Disadari atau
tidak, perempuan menjadi objek yang menarik. Iklan Guess dengan
model perempuan tidak hanya memberikan kesan memuaskan kaum
pria, akan tetapi senjata psikologis iklan yang ampuh juga
memberikan kepuasan tersendiri pada kaum perempuan. Tidak seperti
kaum pria, ekspresinya akan biasa saja bila melihat pria lain lebih rapi
atau keren. Akan tetapi, perempuan bila melihat perempuan lain lebih
rapi atau lebih cantik akan mudah tertarik bahkan cenderung ingin
seperti perempuan tersebut.
Dengan kata lain, pada dasarnya perempuan dengan segala
keindahan biologisnya mem iliki daya tarik sendiri bagi kaum pria
maupun perempuan. Sebagai umpan, perempuan yang secara kultural
lebih suka berdandan dan memoles dirinya dibentuk dengan
96
Suyanto. 2010. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran,
Penerbit Andi, hal 88.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135
sedemikian rupa agar iklan menjadi menarik, tidak monoton dan
dapat merebut perhatian khalayak sehingga terbentuk image dalam
pikiran audience tentang iklan dari produk Guess yang ditawarkan.
Iklan Guess mempergunakan tubuh perempuan sebagai alat
untuk menciptakan citra produknya, atau setidaknya tubuh perempuan
memiliki fungsi sebagai latar dekoratif produk Guess. Bagian tubuh
perempuan seringkali ditampilkan secara mencolok sesuai dengan
komoditas yang dipasarkan. Tubuh perempuan dalam iklan seringkali
ditampilkan sebagai simbol kenikmatan minuman, keindahan produk
rambut, keanggunan dan kelincahan produk mobil, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Guess membatasi
perempuan seakan-akan hanya dari sudut pandangan sensual dan
seksualnya saja. Padahal pada kenyataannya, perempuan adalah
mahluk yang kaya akan cerita dan sisi kehidupan yang dapat
diceritaka n melalui potret iklan produk yang beredar di masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setela h melakukan analisa semiotika terhadap 10 iklan Guess
diatas yang terpasang di majalah Cleo Indonesia dan Elle Indonesia,
pada dasarnya iklan-iklan tersebut memberikan batasan atau definisi
yang sama mengenai kepercayaan diri, ke-elegan-an dan kemodernan. Citra ini makin diperkuat dengan hadirnya model iklan Guess
yang dipasang dalam iklan-iklannya, seakan-akan mereka merupakan
perempuan yang memiliki tingkat percaya diri tinggi, modern dan
elegan. Dihadirkannya model iklan tersebut memberikan satu ukuran
nyata mengenai tingkat percaya diri. Semua perempuan digiring
untuk berpikir bahwa perempuan yang ingin menjadi modern dan
percaya diri tinggi seperti merekalah yang dapat dikatakan modern,
elegan. Sehingga perempuan yang berada di luar definisi tersebut
akan dianggap tidak percaya diri dan jauh dari elegan.
Penggunaan perempuan dalam iklan Guess dapat disimpulkan
menjadi beberapa poin yaitu sebagai daya tarik produk, sebagai brand
image dan sebagai obyek perhatian didalam setiap iklan-iklannya.
Perempuan merupakan salah satu bagian terpenting di dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
pembuatan iklan Guess. Pesona perempuan dalam iklan Guess ini
digunaka n a gar iklan menjadi lebih menarik dan mudah diingat oleh
audience-nya. Perempuan pada dasarnya adalah objek yang menarik
perhatian. Perempuan yang secara kultural senang bersolek, memoles
diri, dan pembawaannya yang mengesankan membuat mereka
menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan pria.
Pada dasarnya, perempuan secara kodrati menarik perhatian.
Disadari atau tidak, perempuan menjadi objek yang menarik. Iklan
Guess dengan model perempuan tidak hanya memberikan kesan
memuaskan kaum pria, akan tetapi senjata psikologis iklan yang
ampuh juga memberikan kepuasan tersendiri pada kaum perempuan.
Tidak seperti kaum pria, ekspresinya akan biasa saja bila melihat pria
la in lebih rapi atau keren. Akan tetapi, perempuan bila melihat
perempuan lain lebih rapi atau lebih cantik akan mudah tertarik
bahkan cenderung ingin seperti perempuan tersebut.
Iklan Guess mempergunakan tubuh perempuan sebagai alat
untuk menciptakan citra produknya, atau setidaknya tubuh perempuan
memiliki fungsi sebagai latar dekoratif produk Guess. Bagian tubuh
perempuan seringkali ditampilkan secara mencolok sesuai dengan
komoditas yang dipasarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138
Melalui bagia n-bagian tubuh yang dimiliki perempuan,
pesona perempuan dijadikan oleh pengiklan sebagai sebuah objek
iklan karena dianggap sebagai titik penarik perhatian. Pesona
perempuan dengan segala keindahan biologisnya ini direkayasa
dalam proses kreatif periklanan sehingga melahirkan kesan dan daya
tarik tertentu akan sebuah produk yang ditawarkan. Daya tarik yang
ditimbulkan melalui pesona perempuan dapat digunakan untuk
menarik perhatian baik kaumnya sendiri dan pastinya kaum lawan
je nisnya.
Secara umum, keseluruhan bagian tubuh perempuan baik dari
ujung rambut sampai ujung kaki dijadikan sebagai obyek iklan yang
dapat menarik perhatian khalayak. Berbagai pesona yang dimiliki
perempuan ini pada dasarnya dapat menimbulkan kekuatan tersendiri
bagi produk barang yang diiklankan.
Berikut adalah simbol sosial dan pemaknaan penggunaan
pesona sensualitas dan seksualitas perempuan yang dieksploitasi
dalam Guess didalam iklan cetak di majalah Cleo Indonesia dan Elle
Indonesia, yaitu:
1. Tubuh perempuan adalah titik yang paling rentan dan
banyak mengalami eksploitasi didalam iklan cetak Guess,
mulai dari penyorotan yang berlebihan pada daerah, ,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139
dada, pinggul, paha dan betis. Titik eksploitasi yang
terjadi terhadap tubuh perempuan yang terjadi didalam
iklan cetak Guess ini tidak ada kaitannya dengan produk
yang ditawarkan.
2. Gesture
yang
muncul
sebagai
bentuk
eksplotasi
sensualitas dan seksualitas perempuan didalam iklan cetak
Guess adalah:
Pose menajam kan pinggang dan menekuk kaki yang
muncul dalam iklan cetak Guess menunjukkan nilai
eksploitasi paling tinggi karena menunjukkan kesan
menggoda dan ingin menarik perhatian 97. Ditunjang
dengan ornament di sekelilingnya, wardrobe yang
serba minim dan ketat menjadikan sebuah perpaduan
yang sangat eksploitatif.
Pose yang disebut dengan self touching yang secara
konotatif
dapat
dilihat
dari
pose
model
yang
menyentuh bagian dada atas. Selftouching itu sendiri
memiliki makna untuk menyampaikan kelembutan,
kepekaan dan keterlibatan rasa seorang perempuan.
98
Pose ini sebenarnya adalah pose biasa yang tidak
97
Goffman. Erving.Op cit, hal 80.
Goffman, Erving. Op cit hal 43
98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
menimbulkan ketertarikan seksual, tetapi didalam
iklan cetak Guess ini, perempuan dikemas denga n
wardrobe yang serba minim sehingga ketertarikan
yang
muncul
adalah
dari
sisi
seksual
dan
sensualita snya.
Pose model yang telentang dan bersandar pada sebuah
sofa
yang
mempunyai
ornament
bulu-bulu,
menimbulkan ketertarikan secara seksual bagi para
pembacanya, dimana posisi telentang adalah posisi
yang dianggap paling terbuka yang dilakukan oleh
seorang perempuan dan telentang diatas sofa jelas
akan menimbulkan daya tarik secara seksual.99
Pose membusungkan dada bisa juga dikonotasikan
sebagai kesan gagah dan percaya diri. 100 Tetapi dalam
konteks ini, Guess mengemas perempuan dalam
kemasan wardrobe yang serba minim dan ketat disanasini sehingga menyebabkan konotasi yang lain, yaitu
99
Goffman. Erving, 1979, Gender Advertisements, First Harper Torchbooks, hal
53.
100
http://irawanfirmansyah.wordpress.com/2011/11/06/body-gesture-1-sikapdefensif/diakses pada tanggal 25 September 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141
disusupi dengan kesan seksi dan menonjolkan sisi
seksual dan sensual dari seorang perempuan.101
3. Ekspresi yang muncul yang merupakan visualisasi dari
eksploitasi perempuan dalam iklan Guess di majalah Cleo
Indonesia dan Elle Indonesia adalah menebalkan bibir,
sorot mata yang tajam mengarah ke kamera dan tidak
mengarah ke kamera.
B.
SARAN
Berbagai tahapan tela h dilewati Penulis dalam melakukan
penelitian
analisis
semiotika
ini,
setelah
banyak
membaca,
membanding dan menga nalisis beberapa iklan, pada akhirnya Penulis
mendapatkan kesimpulan dan saran yang dibagi menjadi 2 bagian.
Saran yang pertama ditujukan untuk kita seba gai bangsa timur
yang mempunyai nilai luhur akan suatu nilai estetika dan adat-istiadat
seharusnya dapat lebih bijak dalam menyikapi perkembangan budaya
dan ekspansi iklan-iklan dari luar negeri yang memang lebih vulgar
dalam mengeksploitasi perempuan. Sebagai bangsa timur, kita
mungkin dapat memperketat filter atau memperhalus visualisasi
101
Goffman, Erving. Op cit hal 85.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142
perempuan yang masuk dari produk-produk internasional yang salah
satunya adalah produk Guess ini.
Saran yang kedua untuk disarankan kepada penelitian yang
dapat dilakukan lebih lanjut oleh Penulis lain. Dalam penelitian ini,
Penulis meneliti mengenai visualisasi perempuan di iklan cetak
produk Guess yang notabene adalah produk untuk perempuan juga.
Untuk dapat melengkapi penelitian Penulis ini, perlu diadakan
penelitian lebih lanjut tentang bagaimana visualisasi perempuan
didalam iklan untuk produk laki-laki. Dari kesimpulan diatas dapat
diketa hui apabila perempuan didalam produk perempuan sendiri saja
dapat terjadi peng-eksploitasian, maka secara logika dan awam dapat
dipikirkan bagaimana perempuan sedemikian rupa dicerna dalam
produk laki-la ki.
commit to user
Download