134 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 KAJIAN POTENSI KESUBURAN TANAH PADA LAHAN SENTRA PERTANAMAN HORTIKULTURA DI SUMATERA BARAT (The Study of soil fertility potency of the land of horticultural cropping center in West Sumatra) Amrizal Saidi *) ABSTRACT Determining of fertilizer recommendation of a cropping land will require soil physical, chemical properties, and crop environmental researches, because of the efficiency of fertilizer application depend upon a kind of crops, soil type, climate, topography, time and method of fertilizer application. A research was conducted in Solok, Tanah Datar and Agam District West Sumatra lasted January to August 2002. Soil analysis was done in Soil Science Laboratory, Faculty of Agriculture Andalas University. Survey method was used inverstigating soil physical and chemical properties and environmental condition in horticultural producing center in West Sumatra. The selection of the soil sampling site of the nine locations of three districts by using purposive random sampling method. Composite soil sampling was taken by auger as 20 cm depth with using zigzag system. Composite soil sampling was collected from 4-5 auger holes and all of sample was mixed fully and take one sample for laboratory analysis. Number of collected sample was 36 samples. The entire sample was analyzed in laboratory. Soil chemical analysis in this study was pH with pH meter, N-total by using kjeidhal titration, oOrganic carbon with Walkley and Black method, availability of phosphor with Bray II method, Cation exchange capacity and Ca, Mg, K and Na exchangeable with ammonium acetate leaching pH 7.0, and base saturation. Result of the research showed that pH are ranging acid to slightly acid, organic carbon are ranging medium to high, N-total are usually medium except for Danau Kembar county, cation exchange capacity and base saturation are usually medium, availability of phosphor is high, Ca exchangeable are low, Mg exchangeable are ranging medium to high, K and Na exchangeable are very high. Fertility status of all of location is medium. Suggested generally fertilizer recommendation are 120-150 kg/ha Urea, 100125 kg/ha SP 36 and 75-100 kg/ha KCl. This recommendation was only based on soil analysis result, not yet determined for every horticulture crops. Key words: soil fertility, horticultural PENDAHULUAN Pertanian yang berkelanjutan tidak harus sama dengan pertanian dengan masukan rendah. Mengurangi masukan tidak merupakan pilihan bagi negara dunia ketiga, karena pertanian masukan rendah akan memberikan hasil rendah sedangkan level produksi harus dipelihara tetap tinggi untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang selalu meningkat tiap tahun. Teknologi masukan yang cukup tidak harus bebas dari pencemaran lingkungan seperti pemakaian pupuk *) anorganik dan organik yang berat yang dapat mencemari air permukaan. Sumatera Barat merupakan salah satu sentra penghasil tanaman hortikultura yang cukup berpotensial di Indonesia, namun produktivitasnya masih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Permasalahan hasil hortikultura di Sumatera Barat adalah hasilnya rendah, kontinuitasnya tak terjamin, pada waktu tertentu hasilnya berlimpah dan pada saat dibutuhkan hasil rendah Disamping itu teknologi dan inovasi baru hasil penelitian para peneliti belum menyentuh kebutuhan petani dan pemasaran hasil masih dikuasai oleh tengkulak dan padagang pengumpul dan pedang besar yang tidak mehihak pada petani sehingga keuntungan yang diperoleh kecil dan kehidupan petani menjadi termarginalkan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatara Barat (2000) melaporkan bahwa produktivitas tanaman bawang merah, bawang putih menurun, dan Produksi tanaman kenttang dan cabe mengalami fluktuasi yang sangat besar. Beberapa kasus yang dialami petani di lapangan, dimana petani memberikan pupuk tidak berdasarkan anjuran dan rekomendasi, sehingga mereka cendrung memupuk dalam jumlah tinggi dan tidak berdasarkan pada analisis tanah setempat, sehingga pemberian pupuk tidak efektif dan efisien. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan hasil tanaman sayuran (Effendi, 2002). Penetapan suatu rekomendasi pemupukan suatu daerah pertanaman memerlukan penelitian tentang sifat kimia tanah untuk lahan tersebut, karena perbedaan jenis, tanaman, tanah, iklim, topografi dan manajemen suatu lahan menentukan terhadap jumlah dan dosis serta cara pemberian pemupukan tersebut. Rekomendasi pemupukan yang dianjurkan oleh dinas yang terkait masih belum didasarkan pada analisis tanah tempat dimana rekomendasi tersebut dianjurkan. Melalui penelusuran potensi kesuburan tanah dari sentra produksi tanaman hortikultura di Sumatera Barat, mudahan dapat menjadi pedoman dalam menyusun suatu rekomendasi pemupukan yang lebih tepat untuk lokasi tersebut. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 135 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Solok, Tanah Datar dan kabupaten Agam yang berlangsung mulai bulan Januari sampai Agustus 2002. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan penjelajahan ke daerah sentra tanaman hortikultura di Sumatera Barat. Pemilihan lokasi pengambilan contoh komposit menggunakan metoda purposive random sampling pada daerah sentra penanaman sayuran untuk 9 kecamatan-kecamatan yaitu 4 kecamatan di Kabupaten Solok , 2 kecamatan di Kabupaten Agam dan 3 kecamatan di kabuapten Tanah Datar. Pengambilan contoh tanah komposit yang dilakukan dengan pengeboran berkedalaman 0-20 cm pada titik-titik dalam satu lokasi menggunakan sistem zik-zak, kemudian contoh-contoh terkumpul diaduk menjadi satu sampel. Secara terinci mengenai jumlah dan lokasi pengambilan sampel tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel.1. Contoh Komposit pada tanah-tanah pertanaman hortikultura di Sumatera Barat. No. Kecamatan Jumlah Sampel Dikumpul Dianalisis A 1. 2. 3. 4. Kabupaten Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang 13 7 2 2 2 13 7 2 2 2 B 5. 6. 7. Kabupaten Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 11 3 5 3 11 3 5 3 C 8. 9. Kabupaten Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar Jumlah 12 6 6 36 12 6 6 36 Dari Tabel 1 terlihat bahwa dapat dilihat bahwa contoh yang terkumpul dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 buah dan semua contoh tanah dianalisis di laboratorium. Pengamatan terhadap sifat kimia tanah adalah pH tanah dengan pH meter, P-tersedia dengan metoda Bray II, N-total dengan alat Kjeidhal, Corganik dengan Walkley dan Black, KTK dan kation dapat ditukar dengan metoda pencucian dengan Amonium Acetat pH 7,0 dan kejenuhan basa. Keadaan Fisik Daerah Berdasarkan fisografi dan bahan induk tanah di daerah-daerah studi umumnya berasal dari bahan vulkanik dari gunung api seperti gunung Marapi, Singgalang dan gunung Talang. Dengan demikian order tanahnya umumnya adalah Andosol yang tersebar di kecamatan Lembang Gumanti, Danau Kembar, Banuhampu Sungai Puar, dan IV angkat Candung. Salimpaung dan kecamatan Pariangan serta sebagian kecil juga terdapat tanah Inceptisol yaitu di kecamatan Lembang Jaya dan Gunung Talang.. Dengan demikian sifat kesuburan tanah daerah tersebut ditentukan oleh asal bahan induk tanah tersebut, serta prosesproses pembentukan tanah yang berlangsung di daerah studi tersebut. Status Kesuburan Tanah Kesuburan kimia tanah penting diketahui terutama dalam hubungannya dengan input atau perlakuan yang harus diberikan kepada tanaman. Penilaian kesuburan kimia tanah untuk daerah studi dapat dilihat dari uraian sebagai berikut; 1. Kemasaman Tanah (pH) Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan pertumbuhan tanaman. Hasil analisis pH tanah di daerah survei dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan kemasaman tanah (pH ) pada kedalaman 0-20 cm No Lokasi Contoh pH H2O Kriteria 1 2 3 4 Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang 5.36 4.88 5.77 6.12 Masam Masam Agak Masam Agak Masam 5 6 7 Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 5.23 4.81 5.32 Masam Masam Masam 8 9 Kab Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar 5.14 5.18 Masam Masam Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa reaksi tanah umumnya tergolong masam kecuali untuk kecamatan Lembang Jaya dan Gunung Talang tergolong agak masam, namun pertumbuhan tanaman sayuran dan cabe masih baik. Hal ini mungkin disebabkan tanah kesua kecamatan tersebut termasuk order Inceptisol sedangkan tanah lainnya tergolong Andisol. ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 136 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 Makin tinggi kandungan bahan organik, maka relatif tinggi pula tingkat kesuburan tanahnya. Kandungan bahan organik dan N total di daerah survei dapat dilihat pada Tabel 3. 2. Kandungan C-Organik dan N Total Bahan organik mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Tabel 3. Kandungan C-Organik dan N-Total di daerah studi C-Org (%) Nilai N Total (%) Nilai C/N Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang Lokasi Contoh 6.72 9.06 5.48 3.26 T T T T 0.42 0.58 0.33 0.22 S T S S 16.00 15.62 16.61 14.82 Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 2.61 7.26 3.92 S T T 0.24 0.42 0.23 S S S 10.88 17.28 17.04 Kab Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar 3.23 2.60 T S 0.26 0.21 S S 12.42 12.38 Dari Tabel 3.dapat dilihat bahwa kandungan C-organik umumnya tergolong sedang sampai tinggi. Kemudian kandungan N total berkisar dari sedang, kecuali untuk kecamatan Danau Kembar yang tergolong tinggi. Hal ini disebabkan karena bahan organik dapat mempengaruhi tingkat ketersediaan unsur hara bagi tanaman, misalnya nitrogen, pospor dan sulfur. Disamping itu bahan organik juga berperan dalam meningkatkan KTK, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan air. Prosentase C-Organik mencirikan kandungan bahan organik, sedangkan C/N menunjukkan tingkat dekomposisi bahan organik. 3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB) Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk mempertukarkan kation-kation yang terikat pada permukaan koloid tanah dengan kation-kation dalam larutan tanah. Kapasitas tukar kation ditentukan oleh jumlah fraksi yang halus, kandungan liat, susunan mineral liat dan kandungan bahan organik tanah. Kejenuhan basa berhubungan dengan jumlah kation-kation yang terikat pada koloid tanah. Nilai kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa di daerah survei dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Nilai kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa di daerah survei Lokasi Contoh KTK (me\100 g Nilai KB( %) Nilai Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang 20.51 28.7 22.1 18.4 S T S S 44.37 30.70 50.40 65.15 S R S T Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 23.13 23.50 18.2 S S S 47.77 43.64 36.37 S S R Kab Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar 17.67 16.92 S S 70.7 65.68 T T Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kapasitas tukar kation tergolong sedang pada lapisan atas, kemudian untuk kejenuhan basa agak sedikit bervariasi namun angkanya tidak terlalu berbeda yaitu berkisar dari 30 sampai 65%. Kecamatan IV Angkat Candung, Banuhampu Sungai Puar dan kecamatan Gunung Talang tergolong tinggi, Kemudian kecamatan Danau Kembar dan X Koto tergolong rendah, sedangkan kecamatan-kecamatan lainnya tergolong sedang. 4. Kandungan P2O5 dan K Tersedia Kandungan P dalam tanah ditentukan dengan dua cara yaitu untuk P-tersedia ditentukan dengan Bray II sedangkan untuk K-tersedia dengan menggunakan pelarut Amonium Acetat. Kandungan P dan K-tersedia di daerah studi dapat dilihat pada Tabel 5 ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 137 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 Tabel 5. Nilai P tersedia dan K tersedia di daerah studi P2O5 Total (%) Nilai P2O5 Bray II Nilai K-tersedia (ppm) Nilai Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang 59.18 80.94 74.10 63.96 ST ST ST ST 59.18 80.94 74.10 63.96 ST ST ST ST 1.33 1.33 1.57 1.33 ST ST ST ST Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 52.44 79.80 95.00 ST ST ST 52.44 79.80 95.00 ST ST ST 1.27 1.41 0.57 ST ST S Kab Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar 69.41 80.52 ST ST 69.41 80.52 ST ST 1.40 1.47 ST ST Lokasi Contoh Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa kandungan pospor tersedia dan fosfor total tergolong sangat tinggi.Maka dengan demikian tidak banyak diperlukan pemberian pupuk P. Kemudian kandungan K-tersedia umumnya tergolong sangat tinggi untuk semua kecamatan kecuali untuk kecamatan X koto tergolong sedang. Selanjutnya kandungan kation-kation yang dapat ditukar dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Kation-kation dapar ditukar pada kedalaman 0-20 cm. Lokasi Contoh Ca dd (ppm) Mg dd(ppm) K-dd(ppm) Na dd(ppm) Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang 3.54 R 2.71 R 4.40 R 3.21 R 1.13 S 1.30 S 1.53 S 2.39 T 1.33 ST 1.34 ST 1.57 ST 1.33 ST 3.55 ST 3.45 ST 3.67 ST 3.18 ST Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 3.69 R 3.48 R 2.78 R 3.05 T 1.81 S 1.27 S 1.27 ST 1.41 ST 0.57 S 3.06 ST 3.51 ST 1.81 ST Kab Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar 3.79 R 3.50 R 3.38 T 2.72 T 1.40 ST 1.47 ST 3.72 ST 3.49 ST Tabel 7. Status kesuburan tanah pada kedalam 0-20 cm KTK KB P Total C-Org K-dd Status Kesuburan Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang S T S S S R S T ST ST ST ST T T T T ST ST ST ST S S S S Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto S S S S S R ST ST ST S T T ST ST S S S R Kabupaten Agam IV Angkat Candung Banuhampu Sei Puar S S T T ST ST S T ST ST S S Lokasi Contoh Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa kandungan Ca dapat ditukar umumnya tergolong rendah untuk semua kecamatan, kemudian kandungan Mg dapat ditukar tergolong sedang sampai tinggi. Sedangkan kandungan K dan Na dapat ditukar tergolong sangat tinggi untuk semua lokasi kecamatan. Penilaian status kesuburan tanah berpedomen pada TOR P3MT, Puslittan, (1983). sifat kimia tanah yang dinilai untuk menentukan kesuburan ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 138 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 tanah adalah kapasitas tukar kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), P2O5 total, dan kandungan C-Organik. Hasil penilaian status kesuburan tanah untuk tiap kecamatan dapat disajikan pada Tabel 7 . Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa umumnya status kesuburan tanah di daerah studi tergolong sedang kecuali untuk kecamatan X Koto tergolong rendah. Hal ini terjadi karena pada daerah studi mempunyai curah hujan yang tinggi, sehingga basa-basa akan tercuci ke lapisan bawah atau dapat terjadi erosi yang berat, yang mengakibatkan hilangnya sebahagian besar lapisan tanah. Rekomendasi Pemupukan untuk tanaman Hortikultura Berdasarkan hasil penguraian sifat kimia tanah diatas, maka disusun suatu rekomendasi pemupukan untuk pertanaman sayuran, cabe, tomat, lobak dan lain. Rekomendasi ini merupakan rekomendasi sementara karena berdasarkan hasil analisis tanah untuk hampir semua daerah studi tidak begitu bervariasi yang umumnya status kesuburannya tergolong sedang. Hasil rekomendasi pemupukan untuk daerah studi sentra pertanaman hortikultura di Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 8 Tabel 8. Rekomendasi Pemupukan untuk tanaman hortikultura (Kg\Ha) Lokasi Contoh Kedalaman (cm) N(Urea) P (SP36) K(KCL) 0-20 cm 0-20cm 0-20cm 0-20cm 120-150 120-150 120-150 120-150 120-150 100-125 100-125 100-125 100-125 100-125 75-100 75-100 75-100 75-100 75-100 Kab Tanah Datar Pariangan Salimpaung X Koto 0-20 cm 0-20 cm 0-20cm 120-150 120-150 120-150 100-125 100-125 100-125 75-100 75-100 75-100 Kab Agam IV Angkat Candung Banuhampu S Puar 0-20cm 0-20cm 120-150 120-150 100-125 100-125 75-100 75-100 Kab Solok Lembah Gumanti Danau Kembar Lembang Jaya Gunung Talang Hilir Gumanti Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rekomendasi pemupukan yang dapat dianjurkan adalah 120150 Kg Urea\ha, 100-125 kg SP36\ha dan 75-100 kg KCl\ha. Rekomendasi belum berdasarkan pada jenis tanaman yang akan ditanam pada semua lokasi studi tersebut dan hanya berdasarkan pada analisis tanah saja. Saran-Saran 1. 2. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kesuburan tanah daerah sentra pertanaman hortikultura Sumatera Barat tergolong sedang 2. Kandungan P total tergolong tinggi. Ini merupakan masalah dalam penyedian unsur P pada tanah-tanah ini daerah studi. Namun berkemungkinan terikat dengan mineral alopan dan imogolit sehingga dibutuhkan sejumlah pupuk P untuk menanggulanginya. 3. Kandungan Ca tergolong rendah pada semua lokasi penelitian. Dikuatirkan kandungan pospor pada tanah sudah banyak menumpuk dalam tanah namun perlu dicarikan upaya tertentu untuk membebaskannya yaitu pemberian silikat, atau mungkin kapur sejumlah tertentu. Dapat juga dijenuhkan tanah dengan pospat yang banyak, maka tanaman akan respon terhadap kandungan pospat yang diberikan tersebut, sehingga diharapkan tanaman dapat memanfaatkan pospat tersebut sebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat. 1999. Perkembangan tanaman pangan tahun 1999 di Sumatera Barat. Buku Statistik. Efendi. 2002. Studi penyebaran fosfat anorganik dan organic pada zona perakaran Andisol di Kawasan sentra produksi hortikultura pada formasi Singgalang dan Marapi. Thesis Magister Sains pada Program Pascasarjana Unand Padang. Mira Yunita. 2003. Kajian sifat fisika tanah pada berbagai penggunaan lahan di daerah Gunung Tandikat Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi Sarjana Pertanian. Fakultas Pertanian Unand. Padang. ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 139 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 Mulyadi, D. 1977. Suberdaya tanah kering. Penyebaran dan potensinya untuk kemungkinan budidaya pertanian. Kongres Agronomi Indonesia. Jakarta. Pusat Kajian Pengembangan Lahan dan Pemukiman Unand. 2001. Survei investigasi dan desain Agribisnis hortikultura Sumatera Barat. Kerjasama Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Sumatara Barat dengan PKPLP Unand. Rossyda Priyadarshini, dan Maroeto. 1997. Studi pengaruh transformasi penggunaan lahan terhadap dayadukung lahan. Dalam Perlindungan sumberdaya tanah untuk mendukung kelestarian pertanian tangguh. Edisi khusus Kalikabi No 10-1997 page 98-103. Saidi, A., Yulvareni, dan Zefno Fitri. 2002. Kajian sifat fisik tanah Andisol dibawah beberapa jenis penggunaan lahan di kecamatan Lembang Jaya dan Danau Kembar Kabupaten Solok. Jurnal Stigma. Oktober-Desember 2002. Vol X No 4. Halaman 289-293. ------------------------------oo0oo------------------------------ ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002