FOODBORNE DISEASE

advertisement
BAKTERIOLOGI
Bacteriophages
Oleh: Rohana Udur H
10406019
Introduction
Bakteriophag:
 Virus yang menyerang bakteri
 Ditemukan oleh Twort dan d'Herelle thn 1915
&1917.
 Paling umum: T-phaga dan lambda phaga
 Bakteri paling banyak diserang : E.coli

Di tahun 1915, Frederick Twort, yang sedang
melakukan isolasi bakteri menemukan suatu
fenomena dimana terdapat suatu mikroorganisme lain
yang dapat merusak kultur bakteri dan memproduksi
antibakterial dengan ditunjukkan adanya daerah
bening pada agar bakteri

Tahun 1917, Felix d’Herelle, seorang mikrobiologis
berkebangsaan Perancis yang bekerja di Pasteur
Institute, Paris juga melaporkan terjadinya fenomena
yang sama. D'Herelle menyebut mikroorganisme ini
virus bacteriophage atau bacteria-eater (berasal dari
bahasa Yunani phago artinya to eat).
Mekanisme infeksi
Lytic infection
 Lisogenic/temperate infection

Lytic infection
T-phaga (T1-T7)phaga litik
 Lisis dan kematian sel inang (E.coli)
komponen:
 Materi genetikdsDNA
 Kapsid/protein coat
 Ekor meliputi: core, a tail sheath, base plate, tail
pin, tail fibers

Left. Electron Micrograph of bacteriophage T4. Right. Model of phage T4.The phage possesses a
genome of linear ds DNA contained within an icosahedral head. The tail consists of a hollow core
through which the DNA is injected into the host cell.The tail fibers are involved with recognition of
specific viral "receptors" on the bacterial cell surface.
The lytic cycle of a bacterial virus, e.g. bacteriophage T4.
1.adsorbsi

The phage particle undergoes a chance collision at a
chemically complementary site on the bacterial surface, then
adheres to that site by means of its tail fibers.
2. penetrasi




Adsorption, penetration and injection of
bacteriophage T4 DNA into an E. coli cell.T4
attaches to an outer membrane porin protein,
ompC.
Injeksi DNA phaga ke dalam sel bakteri.
Selubung ekor berkontraksi dan core bergerak
dari dinding sel ke membran
Proses: mekanik dan enzimatik
3. synthesis of early proteins
Transkripsi dan translasi DNA phaga
proteinreplikasi DNA phaga
 Protein :
- enzyme repair:memeperbaiki lubang pada sel bakteri
- enzim DNAse: mendegradasi DNA inang
prekursor DNA phaga
- DNA polimerase spesifik virus: mengkopi dan
mereplikasi DNA phaga
 Hasil: beberapa copi DNA phaga

4. synthesis of late proteins
late proteins protein strutural untuk membuat
kapsomer dan berbagai komponen ekor
 Cth:Lysozyme dalam ekorsebagai jalan
keluar dari sel inang pada proses akhir replikasi

5. Assembly process
Penyusunan properti virus:
 - kapsomer ke dalam heads and "reel in” copi
DNA phaga
 Ekor dan aksesorisnya disusun dan mengisi
sedikit lisozim pada plat ekor
 Menyusun jalan keluar dari sel inang selama
proses assembly

6. Proses pelisisan/ release
Lisozim (late protein)jalan keluar dari sel
inang melisiskan sel inang dan melepaskan
virus baru
 Siklus T-phaga: 25-35 menit

II. Infeksi lisogenik

Bacteriophage Lambda, the
lysogenic phage that infects E.
coli. Bock laboratories.
University of WisconsinMadison.
Siklus infeksi










Adsorbsi
Penetrasi
Integrasi DNA phaga dengan kromosom
bakteriprophaga
Semua gen phaga ditekan kecuali gen pengkode molekul
repressor tidak dapat membentuk early dan late protein
Transkripsi
Translasi
Replikasi
Proses assembly
Virus baru
NB: semua tahap hampir sama dengan infeksi litik kecuali
saat integrasi dengan kromosom inang.
Beda siklus litik dan lisogenik
setelah penetrasi, DNA virus terintegrasi ke
dalam kromosom bakteri (prophaga) dan
tereplikasi setiap saat sel berduplikasi
 Seringkali tidak membunuh sel inang

Lysogenic Vs lysogenic conversion
Konversi lisogenikBila prophaga menyediakan informasi genetik, bakteri lisogenik
menunjukkan karakteristik baru, tetapi tidak ditunjukkan oleh sel nonlisogenik.
 Lysogenic conversion memiliki beberapa manifestasi yang menarik pada bakteri
patogen yang hanya menggunakan faktor virulensi tertentu ketika berada dalam
keadaan terlisogenasi.
Cth:
1. Corynebacterium diphtheriae hanya dapat menghasilkan toksin yang responsibel
terhadap penyakit jika membawa temperate virus called phage beta.
2. hanya streptokokki terlisogenasi yang menghasilkan toksin eritrogenik (pyrogenik
toxin) ruam-ruam pada kulit

Beberapa kanker pada manusia mungkin disebabkan oleh virus yang membuat
keadaan sel manusia analog denan lysogeny pada bakteri

Corynebacterium diphtheriae only
produces diphtheria toxin when
lysogenized by beta phage.C.
diphtheriae strains that lack the
prophage do not produce
diphtheria toxin and do not
cause the disease diphtheria.
Surprisingly, the genetic
information for production of
the toxin is found to be on the
phage chromosome, rather than
the bacterial chromosome.
Terapi phaga





Phage therapy terapetik menggunakan bakteriophaga untuk mengobati infeksi bakteri
patogen.
An important benefit of phage therapy is derived from the observation that bacteriophages
are much more specific than most antibiotics that are in clinical use.
Theoretically, phage therapy is harmless to the eucaryotic host undergoing therapy, and it
should not affect the beneficial normal flora of the host.
Phage therapy also has few, if any, side effects, as opposed to drugs, and does not stress the
liver. Since phages are self-replicating in their target bacterial cell, a single, small dose is
theoretically efficacious.
On the other hand, this specificity may also be disadvantageous because a specific phage will
only kill a bacterium if it is a match to the specific subspecies. Thus, phage mixtures may be
applied to improve the chances of success, or clinical samples can be taken and an
appropriate phage identified and grown.
Phages are currently being used therapeutically to treat bacterial infections that do not
respond to conventional antibiotics, particularly in the country of Georgia. They are reported
to be especially successful where bacteria have constructed a biofilm composed of a
polysaccharide matrix that antibiotics cannot penetrate.
Download