Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 BAB I PENDAHULUAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 dimulai sejak dilakukan musyawarah perencanaan pembangunan daerah secara bertingkat mulai dari pemerintah desa hingga ke pemerintah pusat. Selama proses musrenbang perencanaan program dan kegiatan dilakukan bersama-sama dengan DPRD untuk menyerap aspirasi masyarakat. APBD merupakan instrumen yang akan menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah. Untuk menjamin agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diatur landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur antara lain prosedur dan teknis pengganggaran yang harus diikuti secara tertib dan taat asas. Selain dalam rangka disiplin anggaran maka penyusunan anggaran baik “Pendapatan maupun Belanja” juga harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya apakah itu Undang – undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah atau Keputusan Kepala Daerah. Oleh karena itu dalam proses penyusunan APBD pemerintah daerah harus mengikuti prosedur administratif yang ditetapkan. Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses penyusunan APBD semaksimal mungkin dapat menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan dalam penetapan arah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 1 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 kebijakan umum, skala prioritas dan penetapan alokasi serta distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Oleh karenanya dalam proses dan mekanisme penyusunan APBD akan memperjelas siapa bertanggung jawab apa sebagai landasan pertanggungjawaban baik antara eksekutif dan DPRD, maupun di internal eksekutif itu sendiri. Proses penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Oleh karena itu pengaturan penyusunan anggaran merupakan hal penting agar dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan yaitu: (1) Dalam konteks kebijakan, anggaran memberikan arah kebijakan perekonomian dan menggambarkan secara tegas penggunaan sumber daya yang dimiliki masyarakat; (2) Fungsi utama anggaran adalah untuk mencapai keseimbangan ekonomi makro dalam perekonomian; (3) Anggaran menjadi sarana sekaligus pengendali untuk mengurangi ketimpangan dan kesenjangan dalam berbagai hal dalam suatu negara. Penyusunan APBD diawali dengan penyampaian kebijakan umum APBD sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintah daerah bersama dengan DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk diajukan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kepala SKPD selanjutnya menyusun Rencana Kerja dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 2 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Anggaran SKPD (RKA – SKPD) dan Kepala SKPKD menyusun Rencana Kerja dan Anggaran PPKD (RKA-PPKD) yang disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Rencana Kerja dan Anggaran ini disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sudah disusun. Rencana Kerja dan Anggaran ini kemudian disampaikan kepada pejabat pengelola keungan daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. 1.1 Tujuan Tujuan dari pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut; 1. RKA SKPD dan RKA PPKD disusun dengan menggunakan pendekatan pendekatan kerangka pengeluaran berdasarkan keputusan terhadap perspektif lebih mempertimbangkan kebijakan kebijakan dari jangka satu implikasi menengah dengan tersebut tahun biaya yakni pengambilan dilakukan dengan anggaran dengan akibat keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju (forward estimate) yang berisi perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran yahun berikutnya; 2. RKA SKPD dan RKA PPKD disusun dengan menggunakan pendekatan penganggaran terpadu (Unified Budgeting) yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 3 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 3. RKA SKPD dan RKA PPKD disusun dengan menggunakan pendekatan penganggaran berdasarkan pestasi kerja dapat dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut; dan 4. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Dearah Pemerintah Provinsi Gorontalo. 1.2 Dasar Hukum Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan RKA PPKD Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; 3. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 4. Permendagri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah Tahun Anggaran 2017. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 4 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 BAB II URUSAN PEMERINTAHAN, STRUKTUR ORGANISASI, STRUKTUR APBD DAN PAGU ANGGARAN INDIKATIF 2.1 URUSAN PEMERINTAHAN Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya pemerintah susunan menjadi yang kewenangan dibagi pemerintahan. bersama Urusan Pemerintah antar dan tingkatan Pemerintahan urusan dan/atau yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi politik luar negri, pertahanan , keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. Urusan pemerintahan yang di bagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan diluar urusan diatas. Dalam rangka menyusun organisasi kelembagaan pemerintah daerah yang responsif terhadap perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat yang makin beragam, maka upaya awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengevaluasi kelembagaan pemerintah daerah yang selama ini diterapkan. Secara normatif, evaluasi kelembagaan pemerintah daerah dapat dilakukan dengan mengacu pada PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang di dalamnya mengatur mengenai jumlah Setda dan Setwan, dinas, lembaga teknis, dan lembaga lainnya serta sub-sub struktur yang menjadi bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan. Ketentuan dalam PP No. 41 Tahun 2007, nuansa kuantitatif melalui perhitungan scoring akan sangat berpengaruh dalam menentukan apakah suatu unit perlu dipertahankan, diubah, atau dihapuskan. Padahal, Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo dalam praktiknya, Page 5 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 pertimbangan untuk mengubah atau menghapuskan suatu unit kerja tidak semudah itu karena juga menyangkut pertimbanganpertimbangan administratif, ekonomi, bahkan politis. Namun, lebih dari itu, pertimbangan mengenai hasil evaluasi kelembagaan yang bersumber pada perhitungan scoring perlu dilengkapi dengan analisis komprehensif dengan mempertimbangkan potensi lokal dan kinerja yang ingin dicapai dari kelembagaan pemerintah daerah tersebut. Analisis terhadap kebutuhan perangkat daerah menghendaki adanya evaluasi terhadap kondisi eksisting organisasi perangkat daerah. Hasil evaluasi akan mengakibatkan perubahan organisasi perangkat daerah, berupa pembentukan unit baru, penggabungan unit-unit yang sudah ada, penghapusan unit-unit yang sudah ada, dan perubahan fungsi-fungsi unit yang sudah ada, baik pada Sekretariat Daerah dan Sekretriat DPRD. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu pengaturan, namun tidak berarti setiap urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor : a. kemampuan keuangan; b. kebutuhan daerah; c. cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan: 1. jenis dan banyaknya tugas; 2. luas wilayah kerja dan kondisi geografis; 3. jumlah dan kepadatan penduduk; 4. potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; dan 5. sarana dan prasarana penunjang tugas. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 6 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Tata cara atau prosedur, persyaratan, kriteria pembentukan suatu organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah yang mengacu pedoman yang ditetapkan pemerintah. Pasal 209 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menentukan bahwa perangkat daerah Provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan. Berdasarkan ketentuan di atas, sesungguhnya prinsip penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya, artinya mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara. Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk itu maka pembentukan daerah harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, kependudukan, dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta pertimbangan dan syarat Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 7 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 lain yang memungkinkan daerah itu dapat menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya daerah dan diberikannya otonomi daerah. Untuk mewujudkan tujuan daerah itu maka diperlukanlah suatu organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai pelaksana dalam rangka menyelenggarakan urusan kewenangan yang telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah tersebut Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud diatas yang dibagi menjadi 32 (tiga puluh dua) bidang urusan pemerintahan meliputi : a. Pendidikan; b. Kesehatan: c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; d. Perumahan dan Kawasan Permukiman; e. Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat; f. Sosial; g. Tenaga Kerja; h. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; i. Pangan; j. Pertanahan; k. Lingkungan Hidup; l. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; m. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; n. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; o. Perhubungan; p. Komunikasi dan Informatika; q. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; r. Penanaman Modal; s. Kepemudaan dan Olahraga; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 8 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 t. Statistik; u. Persandian; v. Kebudayaan; w. Perpustakaan; x. Kearsipan; y. Kelautan dan Perikanan; z. Pariwisata; aa. Pertanian; bb. Kehutanan; cc. Energi dan Sumber Daya Mineral; dd. Perdagangan; ee. Perindustrian; dan ff. Transmigrasi. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah, terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, meliputi: a. Pendidikan; b. Kesehatan: c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 9 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 e. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat; dan f. Sosial. Sedangkan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, meliputi: a. Tenaga Kerja; b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; c. Pangan; d. Pertanahan; e. Lingkungan Hidup; f. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; h. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; i. Perhubungan; j. Komunikasi dan Informatika; k. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; l. Penanaman Modal; m. Kepemudaan dan Olah Raga; n. Statistik; o. Persandian; p. Kebudayaan; q. Perpustakaan; dan r. Kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud diatas adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah Urusan Pemerintahan Pilihan yang dimaksud meliputi: a. Kelautan dan Perikanan; b. Pariwisata; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 10 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 c. Pertanian; d. Kehutanan; e. Energi dan Sumber Daya Mineral; f. Perdagangan; g. Perindustrian; dan h. Transmigrasi. Penyelenggaran urusan wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah daerah yang melalaikan penyelenggaran urusan penyelenggarannya pemerintahan dilaksanakan yang oleh bersifat pemerintah wajib, dengan pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah yang bersangkutan. Sebelum penyelenggaraan urusan pemerintahan, pemerintah melakukan langkah-langkah pembinaan terlebih dahulu berupa teguran, instruksi, pemeriksaan, sampai dengan penugasan pejabat Pemerintah ke daerah yang bersangkutan untuk memimpin penyelenggaran urusan pemeritahan yang bersifat wajib tersebut. Menteri/kepala lembaga menetapkan norma, standar, pelaksanaan urusan wajib pemerintah prosedur, dan non dan urusan departemen kriteria pilihan. Di untuk dalam menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria memperhatikan keserasian hubungan Pemerintahan dengan pemerintahan daerah dan antar pemerintahan daerah sebagai satu kesatuan sistem dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 11 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 2.2 STRUKTUR ORGANISASI Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, kepala daerah perlu dibantu menyelenggarakan oleh seluruh perangkat urusan daerah yang dapat pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah Bahwa untuk efisiensi dan efektifitas kelembagaan sebagai upaya dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) perlu penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan kelembagaan pemerintahan daerah diarahkan untuk menjadi organisasi yang solid dan mampu berperan sebagai wadah bagi pelaksanaan fungsi - fungsi kebijakan pemerintah sesuai dengan visi dan misi Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Pemerintah Provinsi Gorontalo telah membentuk Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah terdiri dari: 2.2.1 Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga 2.2.2 Dinas Kesehatan 2.2.3 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hasri Ainun Habibie 2.2.4 Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang 2.2.5 Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman 2.2.6 Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan 2.2.7 Dinas Perhubungan 2.2.8 Dinas Komunikasi, Informatika Dan Statistik 2.2.9 Dinas Pariwisata 2.2.10 Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 12 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 2.2.11 Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak 2.2.12 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2.2.13 Dinas Koperasi, Umkm, Perindustrian Dan Perdagangan 2.2.14 Badan Penanaman Modal, Esdm Dan Transmigrasi 2.2.15 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik 2.2.16 Setda 2.2.17 Biro Pemerintahan Dan Otda 2.2.18 Biro Hukum 2.2.19 Biro P2e Dan Pengadaan 2.2.20 Biro Kesra 2.2.21 Biro Umum 2.2.22 Biro Humas Dan Protokol 2.2.23 Sekretariat Dprd 2.2.24 Badan Keuangan Dan Aset Daerah 2.2.25 Inspektorat Provinsi Gorontalo 2.2.26 Badan Kepegawaian 2.2.27 Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah 2.2.28 Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Gorontalo Di Jakarta 2.2.29 Satpol PP Dan Kebakaran 2.2.30 Badan Pangan 2.2.31 Dinas PMD, Adm Kependudukan Dan Capil 2.2.32 Dinas Perpustakaan 2.2.33 Dinas Pertanian 2.2.34 Dinas Kelautan Dan Perikanan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 13 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 2.3 STRUKTUR APBD Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari : a. pendapatan daerah; b. belanja daerah; dan c. pembiayaan daerah. Selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan Daerah lebih besar dari Anggaran Belanja Daerah. Sedangkan defisit anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan Daerah lebih kecil dari Anggaran Belanja Daerah. Dalam hal APBD diperkirakan surplus dapat digunakan untuk : a. Pembentukan Dana Cadangan; b. Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah; c. Pembayaran Pokok Utang; dan d. Pemberian Pinjaman Daerah. Dalam hal APBD diperkirakan defisit dapat didanai dari pembiayaan daerah yang bersumber dari : a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya; b. Pencairan Dana Cadangan; c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; d. Penerimaan Pinjaman Daerah; e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman f. Penerimaan Piutang Daerah; dan g. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 14 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 BAB III PEDOMAN PENYUSUNAN PENDAPATAN (RKA-SKPD 1 dan RKA PPKD) 3.1 PEDOMAN UMUM PENDAPATAN 1. Pendapatan Daerah Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang bertujuan untuk memberikan keleluasan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah: a) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 15 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing. b) Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harus didasarkan pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah provinsi dan di masing-masing pemerintah memperhatikan perkiraan pemerintah kabupaten/kota pertumbuhan serta ekonomi pada Tahun 2017 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya. Untuk itu, pemerintah daerah harus melakukan upaya peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah, mengingat tren peningkatan pajak daerah dan retribusi daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional meningkat rata-rata sebesar Rp26,56 trilliun atau 25,61%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi rata-rata meningkat sebesar Rp17,65 trilliun atau 24,21% dan untuk pemerintah kabupaten/kota rata-rata meningkat sebesar Rp8,90 trilliun atau 29,20%. Tren proporsi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total pendapatan asli daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional rata-rata sebesar 78,95%, dengan uraian untuk pemerintah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 16 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 provinsi rata-rata sebesar 87,69% dan untuk pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 62,26%. Selanjutnya, tren proporsi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total pendapatan selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional rata-rata sebesar 17,25%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi rata-rata sebesar 42,50% dan untuk pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 6,91%. c) Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah, Pemerintah Daerah harus melakukan kegiatan penghimpunan data obyek dan subyek pajak daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya pajak daerah dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan kegiatan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah kepada wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta pengawasan penyetorannya. d) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), termasuk yang dibagihasilkan pada kabupaten/kota, dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (5) UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009. e) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh per Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 17 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 seratus) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. f) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan sebagian dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. g) Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dialokasikan untuk mendanai penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, perpanjangan biaya Izin dampak Mempekerjakan negatif dari Tenaga Kerja Asing, dan kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam peraturan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012. h) Pendapatan yang Pengendalian mendanai Lalu bersumber Lintas peningkatan peningkatan pelayanan dari Retribusi dialokasikan kinerja lalu angkutan untuk lintas umum dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012. i) Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 18 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Sosial (BPJS) yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan KeuanganBadan Layanan dianggarkan pada Umum akun Daerah (PPK-BLUD), pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan. j) Penganggaran retribusi daerah khususnya Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan: (1) Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2011 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; (2) Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; (3) Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2014 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie. Penganggaran retribusi sebagaimana diatur dalam ketentuan diatas sebagai berikut; (1) Dinas Pekerjaan Umum Pemakaian kekayaan daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo termasuk golongan retribusi jasa usaha Struktur tarif retribusi pemakaian kekayaan daerah pada Dinas Pekerjaan Umum terdiri atas: (a) Pemakaian Fasilitas Laboratorium (b) Pemakaian Alat-alat Berat (2) Dinas Pertanian dan Hortikultura Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 19 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Retribusi penjualan produk usaha daerah dari komoditi pertanian seperti penjualan produksi jagung dan penjualan produksi bibit (3) Dinas Peternakan dan Perkebunan Retribusi penjualan produksi usaha daerah dari komoditi perkebunan seperti penjualan benih, penjualan bibit dan produksi konsumsi. Retribusi penjualan produksi usaha daerah dari komoditi peternakan seperti penjualan bibit sapi (pedet), bibit kambing (anak : jantan/betina), bibit ayam, bibit itik dan telur bibit. (4) Dinas Perikanan dan Kelautan Retribusi penjualan produksi usaha daerah dari komoditi perikanan dan kelautan seperti: (a) Komoditi perikanan air tawar : penjualan benih, penjualan calon induk, penjualan induk dan ikan afkir; (b) Komoditi perikanan air laut : penjualan benih dan pakan alami. (5) Dinas Kesehatan Retribusi pelayanan Pelaksana Teknis kesehatan Dinas Balai pada Unit Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Gorontalo yakni jasa laboratorium jenis pemeriksaan : Kimia Darah, Diabetes, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal, Analisa Lemak, Hematologi, Serologi, Mikrobiologi, Urin, Hormon, Cairan Tubuh, Faeces, Drug Monitoring, Hemostasis, Imunologi dan Tumor Marker. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 20 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Retribusi pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie. 2) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan memperhitungkan dipisahkan dan nilai rasionalitas kekayaan memperhatikan daerah perolehan dengan yang manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah. Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan: a) Bagi Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan fungsi pemupukan mampu laba menghasilkan (profit oriented) keuntungan atau adalah deviden dalam rangka meningkatkan PAD; dan b) Bagi Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum (public service oriented) adalah mampu meningkatkan baik kualitas maupun cakupan layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut didasarkan pada tren peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional meningkat ratarata sebesar Rp0,55 trilliun atau 8,98%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi meningkat rata-rata sebesar Rp0,30 trilliun atau 9,63% dan untuk pemerintah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 21 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 kabupaten/kota meningkat rata-rata sebesar Rp0,25 trilliun atau 8,37%. Dalam kaitan kekayaan itu, daerah tren yang proporsi hasil dipisahkan pengelolaan terhadap total pendapatan asli daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional rata-rata sebesar 3,79%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi rata-rata sebesar 2,95% dan untuk pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 5,35%. Selanjutnya, tren proporsi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap total pendapatan selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional rata-rata sebesar 0,82%, untuk pemerintah provinsi rata-rata sebesar 1,42% dan pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 0,57%. Untuk perolehan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang belum menunjukkan kinerja yang memadai (performance based), karena tidak memberikan bagian laba atau peningkatan pelayanan atas penyertaan modal tersebut, pemerintah daerah harus melakukan antara lain langkah-langkah penyehatan BUMD tersebut, mulai dari melakukan efisiensi, rasionalisasi dan restrukturisasi sampai dengan pilihan untuk melakukan penjualan aset (disposal) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan terlebih dulu melakukan proses due dilligence melalui lembaga appraisal yang certified terkait hak dan kewajiban BUMD tersebut, Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 22 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dan/atau upaya hukum atas penyertaan modal tersebut, mengingat seluruh/sebagian aset dan kekayaan BUMD dimaksud merupakan kekayaan pemerintah daerah yang tercatat dalam dimaksud ikhtisar sebagai laporan salah satu keuangan lampiran BUMD Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 3) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah: a) Pendapatan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat Penerima. b) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya. c) Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik menerapkan pemerintah PPK-BLUD daerah yang mempedomani belum Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk Teknis Penganggaran, Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Pelaksanaan dan Page 23 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah. d) Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi daerah dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD Yang Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek sesuai kode rekening berkenaan. b. Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH): a) Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri atas DBHPajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) selain PBB Perkotaan dan Perdesaan, Penghasilan (DBH-PPh) dan DBH-Pajak yang terdiri dari DBH-PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN) dan PPh Pasal 21 dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 Keuangan Anggaran mengenai 2017 atau Alokasi belum Peraturan Menteri DBH-Pajak ditetapkan, Tahun penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada: Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 24 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 (1) Realisasi pendapatan DBH-Pajak 3 (tiga) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2015, Tahun Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2013; atau (2) Informasi resmi dari Kementerian Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran 2017 terdapat perubahan dan ditetapkan setelah Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-Pajak dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. b) Pendapatan dari DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBHCHT menurut provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran Keuangan 2017 mengenai atau Rincian Peraturan DBH-CHT Menteri menurut provinsi/ kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 25 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-CHT didasarkan pada: (1) Realisasi pendapatan DBH-CHT 3 (tiga) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2015, Tahun Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2013; atau (2) Informasi resmi dari Kementerian Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian provinsi/kabupaten/kota DBH-CHT Tahun menurut Anggaran 2017 terdapat perubahan dan ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-CHT dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan untuk pemberitahuan selanjutnya kepada ditampung Pimpinan dalam DPRD, peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Penggunaan meningkatkan DBH-CHT kualitas diarahkan bahan baku, untuk pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan dibidang cukai dan/atau pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai illegal) sesuai dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 26 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 amanat dalam Pasal 66C Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai dan Peraturan Menteri Keuangan yang dijabarkan dengan keputusan gubernur. c) Pendapatan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA), yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBHPertambangan Mineral dan Batubara, DBH- Perikanan, DBH-Minyak Bumi, DBH-Gas Bumi, dan DBH-Pengusahaan Panas Bumi dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran Keuangan Anggaran 2017 mengenai 2017 atau Peraturan Menteri alokasi DBH-SDA Tahun belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-SDA didasarkan pada: (1) Realisasi pendapatan DBH-SDA 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu Tahun Anggaran 2015, Tahun Anggaran dengan 2014 dan Tahun mengantisipasi Anggaran 2013, kemungkinan tidak stabilnya harga dan hasil produksi (lifting) minyak bumi dan gas bumi Tahun Anggaran 2017; atau (2) Informasi resmi dari Kementerian Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 mengenai Alokasi DBHTim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 27 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 SDA diluar Dana Reboisasi yang merupakan bagian dari DBH-Kehutanan atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-SDA diluar Dana Reboisasi yang Kehutanan setelah merupakan terdapat peraturan bagian perubahan daerah dan tentang dari DBH ditetapkan APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-SDA dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Apabila terdapat pendapatan lebih DBH-SDA diluar Dana Reboisasi Tahun Anggaran 2017 seperti pendapatan kurang salur tahun-tahun sebelumnya atau selisih pendapatan Tahun Anggaran 2016, pendapatan lebih tersebut dianggarkan dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Dalam rangka optimalisasi penggunaan Dana Bagi Hasil-Dana Reboisasi (DBH-DR) tahun-tahun anggaran sebelumnya yang belum dimanfaatkan dan masih ada di kabupaten/kota rekening sampai kas dengan umum daerah akhir Tahun Anggaran 2017 penggunaan DBH-DR tersebut sesuai peraturan perundang-undangan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 28 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Penganggaran DBH-DR terkait dengan penyerahan urusan Pemerintahan dari Pemerintah Kabupaten/kota ke Pemerintah Provinsi, Pemerintah Provinsi agar menganggarkan dalam Peraturan daerah tentang APBD Tahun 2017 atau Peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 untuk menunjang program dan kegiatan yang terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Pendapatan yang berasal dari DBH-Migas wajib dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar yang besarannya adalah 0,5% (nol koma lima perseratus) dari total DBH-Migas sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. d) Pendapatan DBH-Pajak, DBH-CHT dan DBH-SDA untuk daerah induk dan daerah otonom baru karena pemekaran, didasarkan pada informasi resmi dari Kementerian Keuangan mengenai Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2017 dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU): Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden dimaksud belum ditetapkan, penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU daerah provinsi, kabupaten dan kota Tahun Anggaran 2017 yang diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan. Apabila Peraturan Presiden atau informasi resmi oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 29 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kementerian Keuangan dimaksud belum diterbitkan, maka penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran 2016. Apabila Peraturan Presiden atau informasi resmi oleh Kementerian Keuangan diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DAU dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 3) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK): DAK dianggarkan sesuai Peraturan Presiden tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2017 belum ditetapkan, penganggaran DAK didasarkan pada alokasi DAK daerah provinsi dan kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 yang diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan, setelah Rancangan UndangUndang tentang APBN Tahun Anggaran 2017 disetujui bersama antara Pemerintah dan DPR-RI. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2017 diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 30 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DAK dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penganggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dialokasikan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan Alokasi Dana mengenai Bantuan Pedoman Operasional Umum Sekolah dan Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Bantuan Operasional ditetapkan, Sekolah Tahun penganggaraan Anggaran dana 2017 BOS belum tersebut didasarkan pada alokasi dana BOS Tahun Anggaran 2016. Apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 31 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2017 tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi Dana BOS dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD. 2) Penganggaran dialokasikan Tunjangan sesuai dengan Profesi Guru Peraturan (TPG) Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2017 belum ditetapkan, penganggaraan TPG tersebut didasarkan pada alokasi TPG Tahun Anggaran 2016 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran 2014. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 32 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2017 tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi TPG dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD. 3) Penganggaran Dana Desa dialokasikan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2017 belum ditetapkan, maka penganggaran Dana Desa tersebut didasarkan pada alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2016. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 33 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 ditetapkan atau terdapat perubahan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi dana desa dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Penganggaran Dana Transfer lainnya dialokasikan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Transfer lainnya Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Transfer lainnya Tahun Anggaran 2017 ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi Dana Transfer lainnya dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 34 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Pendapatan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersumber dari dana transfer lainnya, penggunaannya harus berpedoman pada masing-masing Peraturan/Petunjuk Teknis yang melandasi penerimaan dana transfer lainnya dimaksud. 4) Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2017. Dalam hal penetapan APBD kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 mendahului penetapan APBD provinsi Tahun Anggaran 2017, penganggarannya didasarkan pada alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2016 dengan memperhatikan realisasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2015, sedangkan bagian pemerintah kabupaten/kota yang belum direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun Anggaran 2016, ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 5) Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 35 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 khusus yang diterima dari pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan. Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan bersifat umum tersebut diterima setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan bersifat khusus tersebut diterima setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, menyesuaikan maka alokasi pemerintah bantuan daerah keuangan harus bersifat khusus dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 6) Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 36 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud. Untuk kepastian pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan pada perjanjian hibah antara kepala daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku pemberi dengan kepala daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga selaku pemberi dengan kepala daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening berkenaan. 7) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 37 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening berkenaan. 8) Dalam hal pemerintah daerah memperoleh dana darurat dari pemerintah dianggarkan pada akun pendapatan, Dalam hal pemerintah daerah memperoleh dana darurat dari pemerintah dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan Dana Darurat. Dana darurat diberikan pada tahap pasca bencana untuk mendanai perbaikan fasilitas umum untuk melayani masyarakat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 296 ayat (3) dan ayat (4) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014. Pendapatan dana darurat dapat dianggarkan sepanjang sudah diterbitkannya Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Darurat Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi Dana Darurat Tahun Anggaran 2017 ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi dana darurat dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 38 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 9) Bagi daerah kabupaten/kota yang memperoleh pendapatan berasal dari bonus produksi pengusahaan panas bumi, sesuai dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok lain-lain pendapatan yang sah, jenis bonus produksi dari pengusahaan Panas Bumi yang diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek pendapatan berkenaan. 3.2 RINCIAN OBYEK PENDAPATAN KODE REKENING PENDAPATAN UNTUK PEMERINTAH DAERAH PROPINSI Kode Rekening Uraian 1 2 4 PENDAPATAN DAERAH 4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 1 1 Pajak Daerah 4 1 1 01 Pajak Kendaraan Bermotor 4 1 1 01 01 A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Pribadi ) 4 1 1 01 02 A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum ) 4 1 1 01 03 B-1 Bus, Micro Bus ( Pribadi ) 4 1 1 01 04 B-2 Bus, Micro Bus ( Umum ) 4 1 1 01 05 C-1 Truck, Pick Up ( Pribadi ) 4 1 1 01 06 C-2 Truck, Pick up ( Umum ) Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 39 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 1 01 07 D-1. Kendaraan khusus (Pribadi) 4 1 1 01 08 D-2. Kendaraan khusus (Umum) 4 1 1 01 09 E. Sepeda Motor 4 1 1 01 10 F. Kendaraan Motor yang dioperasikan di Air 4 1 1 01 11 Dst ...... 4 1 1 02 Pajak Kendaraan Di Atas Air 4 1 1 02 01 Pajak Kendaraan Di Air 4 1 1 02 02 Dst ….. 4 1 1 03 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 4 1 1 03 01 A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Pribadi ) 4 1 1 03 02 A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum ) 4 1 1 03 03 B-1 Bus, Micro Bus ( Pribadi ) 4 1 1 03 04 B-2 Bus, Micro Bus ( Umum ) 4 1 1 03 05 C-1 Truck, Pick Up ( Pribadi ) 4 1 1 03 06 C-2 Truck, Pick up ( Umum ) 4 1 1 03 07 D-1. Kendaraan khusus (Pribadi) 4 1 1 03 08 D-2. Kendaraan khusus (Umum) 4 1 1 03 09 E. Sepeda Motor 4 1 1 03 10 F. Kendaraan Bermotor yang di Operasikan di Air 4 1 1 03 11 Dst ….. 4 1 1 04 Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air 4 1 1 04 01 Bea Balik Nama Kendaraan Di Air 4 1 1 04 02 Dst ...... 4 1 1 05 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 40 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 1 05 01 Premium 4 1 1 05 02 Pertamax 4 1 1 05 03 Pertamax Plus 4 1 1 05 04 Solar 4 1 1 05 05 Gas 4 1 1 05 06 Dst …. 4 1 1 06 Pajak Air Permukaan 4 1 1 06 01 Pajak Air Permukaan 4 1 1 06 02 Dst …. 4 1 1 07 Pajak Rokok 4 1 1 07 01 Pajak Rokok 4 1 2 Retribusi Daerah 4 1 2 01 Retribusi Jasa Umum 4 1 2 01 01 Retribusi Pelayanan Kesehatan 4 1 2 01 02 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 4 1 2 01 03 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta 4 1 2 01 04 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang 4 1 2 01 05 Retribusi Pelayanan Pendidikan 4 1 2 01 06 Dst ….. 4 1 2 02 Retribusi Jasa Usaha 4 1 2 02 01 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 4 1 2 02 02 Retribusi Tempat Pelelangan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 41 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 2 02 03 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggarahan/villa 4 1 2 02 04 Retribusi Pelayanan Pelabuhan 4 1 2 02 05 Retribusi Tempat rekreasi dan Olah Raga 4 1 2 02 06 Retribusi Penyebrangan di air 4 1 2 02 07 Retribusi Pengolahan Limbah Cair 4 1 2 02 08 Retribusi Penjualan Produksi usaha Daerah 4 1 2 02 09 Retribusi Tempat Khusus Parkir 4 1 2 02 10 Dst ..... 4 1 2 03 Retribusi Perizinan tertentu 4 1 2 03 01 Retribusi Izin Trayek 4 1 2 03 02 Retribusi Izin Usaha Perikanan 4 1 2 03 03 Dst ….. 4 1 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Darah yang Dipisahkan Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan 4 1 3 01 Milik Daerah/BUMD 4 1 3 01 01 Perusahaan daerah 4 1 3 01 02 Dst …. Bagian Laba ats penyertaan modal pada Perusahaan Milik 4 1 3 02 Pemerintah/BUMN 4 1 3 02 01 BUMN 4 1 3 02 02 Dst …. Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan 4 1 3 03 Patungan/Milik Swasta Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 42 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 3 03 01 Perusahaan Patungan 4 1 3 03 02 Dst …. 4 1 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 4 1 4 01 Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan 4 1 4 01 01 Pelepasan Hak Atas Tanah 4 1 4 01 02 Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor tidak terpakai 4 1 4 01 03 Penjualan Mesin/alat-alat berat tidak terpakai 4 1 4 01 04 Penjualan Rumah Jabatan/Rumah Dinas 4 1 4 01 05 Penjualan Kendaraan Dinas roda dua 4 1 4 01 06 Penjualan Kendaraan Dinas roda empat 4 1 4 01 07 Penjualan Drum Bekas 4 1 4 01 08 Penjualan Hasil Penebangan Pohon 4 1 4 01 09 Penjualan Lampu Hias Bekas 4 1 4 01 10 Penjualan bahan-bahan Bekas Bangunan 4 1 4 01 11 Penjualan Perlengkapan Lalu Lintas 4 1 4 01 12 Penjualan Obat-obatan dan hasil farmasi 4 1 4 01 13 Penjualan hasil pertanian 4 1 4 01 14 Penjualan hasil kehutanan 4 1 4 01 15 Penjualan hasil perkebunan 4 1 4 01 16 Penjualan hasil peternakan 4 1 4 01 17 Penjualan hasil perikanan 4 1 4 01 18 Penjualan hasil sitaan 4 1 4 01 19 Dst …. 4 1 4 02 Jasa Giro 4 1 4 02 01 Jasa Giro Kas Daerah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 43 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 4 02 02 Jasa Giro Pemegang Kas 4 1 4 02 03 Jasa Giro Dana Cadangan 4 1 4 02 04 Dst …. 4 1 4 03 Pendapatan Bunga 4 1 4 03 01 Rekening Deposito pada Bank 4 1 4 03 02 Dst …. 4 1 4 04 Tuntutan Ganti Rugi (TGR) 4 1 4 04 01 Kerugian Uang Daerah 4 1 4 04 02 Kerugian Barang Daerah 4 1 4 04 03 Dst …. Komisi, Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai Tukar 4 1 4 05 Rupiah 4 1 4 05 01 Penerimaan Komisi dari …… 4 1 4 05 02 Penerimaan Potongan dari ….. 4 1 4 05 03 Penerimaan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah dari ….. 4 1 4 05 04 Dst ….. Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan 4 1 4 06 Pekerjaan 4 1 4 06 01 Bidang Pendidikan 4 1 4 06 02 Bidang Kesehatan 4 1 4 06 03 Bidang Pekerjaan Umum 4 1 4 06 04 Bidang Perumahan Rakyat 4 1 4 06 05 Bidang Penataan Ruang 4 1 4 06 06 Bidang Perencanaan Pembangunan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 44 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 4 06 07 Bidang Perhubungan 4 1 4 06 08 Bidang Lingkungan Hidup 4 1 4 06 09 Bidang Pertanahan 4 1 4 06 10 Dst …. 4 1 4 07 Pendapatan Denda Pajak 4 1 4 07 01 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor Pendapatan Denda Pajak Bea Balik Nama Kendaraan 4 1 4 07 02 Bermotor 4 1 4 07 03 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Di Atas Air Pendapatan Denda Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Di Atas 4 1 4 07 04 Air 4 1 4 07 05 Pendapatan Denda Pajak Air Permukaan 4 1 4 07 06 Pendapatan Denda Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4 1 4 07 07 Pendapatan Denda Pajak Rokok 4 1 4 08 Pendapatan Denda Retribusi 4 1 4 08 01 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum 4 1 4 08 02 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Usaha 4 1 4 08 03 Pendapatan Denda Retribusi Perizinan Tertentu 4 1 4 08 04 Dst .... 4 1 4 09 Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan 4 1 4 09 01 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan 4 1 4 09 02 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pembongkaran Reklame 4 1 4 09 03 Hasil Eksekusi Jaminan atas KTP Musiman 4 1 4 09 04 Dst .... Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 45 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 4 10 Pendapatan dari Pengembalian 4 1 4 10 01 Pendapatan dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21 Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran 4 1 4 10 02 asuransi kesehatan Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran Gaji 4 1 4 10 03 dan Tunjangan Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran 4 1 4 10 04 Perjalanan Dinas 4 1 4 10 05 Pendapatan dari Pengembalian dari Uang Muka 4 1 4 10 06 Dst …. 4 1 4 11 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 4 1 4 11 01 Fasilitas Sosial 4 1 4 11 02 Fasilitas Umum 4 1 4 11 03 Dst …. Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan 4 1 4 12 Pelatihan 4 1 4 12 01 Uang Pendaftaran/Ujian Masuk 4 1 4 12 02 Uang Sekolah/pendidikan dan pelatihan 4 1 4 12 03 Uang Ujian kenaikan tingkat/kelas 4 1 4 12 04 Dst .... 4 1 4 13 Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan Angsuran/Cicilan Penjualan Rumah Dinas Daerah Golongan 4 1 4 13 01 III 4 1 4 13 02 Angsuran/Cicilan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas 4 1 4 13 03 Angsuran/Cicilan Ganti Kerugian Barang Milik Daerah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 46 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 1 4 14 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 4 1 4 14 01 Dari Kelompok Masyarakat …. 4 1 4 14 02 Dst .... 4 2 DANA PERIMBANGAN 4 2 1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 4 2 1 1 Bagi Hasil Pajak 4 2 1 01 01 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 4 2 1 01 02 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 4 2 1 01 03 wajib pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21 4 2 1 01 04 Dst .... 4 2 1 02 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 4 2 1 02 01 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 4 2 1 02 02 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan 4 2 1 02 03 Bagi Hasil dari Dana Reboisasi Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-rent) 4 2 1 02 04 Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi 4 2 1 02 05 (Royalti) 4 2 1 02 06 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan 4 2 1 02 07 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan 4 2 1 02 08 Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 4 2 1 02 09 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi 4 2 1 02 10 Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi 4 2 1 02 11 Dst …. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 47 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 2 2 Dana Alokasi Umum 4 2 2 01 Dana Alokasi Umum 4 2 2 01 01 Dana Alokasi Umum 4 2 3 Dana Alokasi Khusus 4 2 3 01 Dana alokasi khusus 4 2 3 01 01 Dana alokasi khusus 4 2 3 01 02 Dst …. 4 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 4 3 1 Pendapatan Hibah 4 3 1 01 Pendapatan Hibah dari Pemerintah 4 3 1 01 01 Pemerintah 4 3 1 02 Pendapatan Hibah dari Pemerintah Daerah Lainnya 4 3 1 02 01 Pemerintah Daerah …….. 4 3 1 02 02 Dst …. Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta 4 3 1 03 dalam Negeri 4 3 1 03 01 Badan/Lembaga/Organisasi Swasta 4 3 1 04 Pendapatan Hibah dari kelompok masyarakat/perorangan 4 3 1 04 01 Kelompok masyarakat/perorangan 4 3 1 04 02 Dst …. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 48 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 3 1 05 Pendapatan Hibah dari Luar Negeri 4 3 1 05 01 Pendapatan Hibah dari Bilateral 4 3 1 05 02 Pendapatan Hibah dari Multilateral 4 3 1 05 03 Pendapatan Hibah dari Donor lainnya 4 3 1 05 04 Dst .... 4 3 2 Dana Darurat 4 3 2 01 Penanggulangan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam 4 3 2 01 01 Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam 4 3 2 01 02 Dst .... Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah 4 3 3 Daerah lainnya 4 3 3 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 4 3 3 01 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 4 3 3 01 02 Dst .... 4 3 3 02 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten 4 3 3 02 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten ..... 4 3 3 02 02 Dst .... 4 3 3 03 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kota 4 3 3 03 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kota ..... 4 3 3 03 02 Dst .... Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 49 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4 3 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 4 3 4 01 Dana Penyesuaian 4 3 4 01 01 Dana Penyesuaian 4 3 4 01 02 Dst …. 4 3 4 02 Dana Otonomi Khusus 4 3 4 02 01 Dana Otonomi Khusus 4 3 4 02 02 Dst …. Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah 4 3 5 lainnya 4 3 5 01 Bantuan Keuangan Dari Provinsi 4 3 5 01 01 Bantuan Keuangan Dari Provinsi ….. 4 3 5 01 02 Dst …. 4 3 5 02 Bantuan Keuangan Dari Kabupaten 4 3 5 02 01 Bantuan Keuangan Dari Kabupaten …… 4 3 5 02 02 Dst .… 4 3 5 03 Bantuan Keuangan Dari Kota 4 3 5 03 01 Bantuan Keuangan Dari Kota …… 4 3 5 03 02 Dst …. 3.3 STANDAR PENDAPATAN Berkaitan dengan jenis, tarif dasar pengenaan dari objek daerah di Indonesia tidak terlepas dari pengaturan yang ada mengenai pajak Derah. Pajak daerah untuk tahun anggaran 2012 akan merujuk Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 50 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 pada UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Secara khusus, Pajak Provinsi bersifat closed list yaitu daftar jenis pajak provinsi sudah diatur oleh pemerintah sedangkan Pajak Kabupaten/Kota yang merupakan pajak “utama” sudah diatur meskipuun masih terbuka peluang bagi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menciptakan jenis pajak baru. Rincian jenis pajak yang diatur olehPemerintah Pusat tersebut terbagi dua yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota, yaitu: 1. Pajak Provinsi a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok. Dengan rinciannya sebagai berikut : a. Pajak Kenderaan Bermotor Objek Pajak (1) Obyek PKB yaitu kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. (2) Termasuk dalam sebagaimana pengertian dimaksud pada Kendaraan angka (1) Bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (Lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (Tujuh Gross Tonnage). (3) Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada angka (1) yaitu: (a) Kereta Api; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 51 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan (b) untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara; Kendaraan (c) Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembagalembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah. Termasuk dalam objek Pajak Kendaraan Bermotor yaitu kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain, di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, Pertanian, Pertambangan, Industri, Perdagangan, dan sarana olah raga dan rekreasi. Alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak adalah alat yang dapat bergerak/berpindah tempat dan tidak melekat secara permanen. Subjek dan Wajib Pajak (1) Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraaan bermotor. (2) Wajib Pajak Kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. (3) Dalam hal Wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut. Dasar Pengenaan Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari 2 (dua) unsur pokok, yaitu: Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 52 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 (1) Nilai Jual Kendaraan Bermotor; (2) Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor. Bobot dinyatakan sebagai koefisian tertentu. Koefisian sama dengan 1, berarti kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan oleh kendaraan bermotor tersebut dianggap masih dalam batas toleransi. Koefisien lebih besar dari 1, berarti kendaraan pengaruh buruk bermotor terhadap tersebut kerugian membawa jalan dan pencemaran lingkungan. Contoh : Nilai jual kendaraan bnermotor merek X tahun Y adalah sebesar adalah sebesar Rp. 100.000.000,00. Koefisien bobot ditentukan sama dengan 1,2 , maka dasar pengenaan pajak dari kendaraan bermotor tersebut adalah: Rp. 100.000.000,00 X 1,2 = Rp. 120.000.000,00. Nilai jual Kendaran Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak di ketahui, nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor: (1) isi silinder dan/atau satuan daya; (2) penggunaan kendaraan bermotor; (3) jenis kendaraan bermotor; (4) merek kendaraan bemotor; (5) tahun pembutan kendaraan bermotor; (6) berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang di izinkan; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 53 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 (7) dokumen impor untuk jenis kendaraan bemotor tertentu. Faktor bobot dihitung berdasarkan faktor-faktor: (1) tekanan gandar; tekanan gandar dibedakan atas jumlah sumbu/as, roda, dan berat kendaraan bermotor. (2) jenis bahan bakar kendaraan bermotor; jenis bahan bakar kendaraan bermotor dibedakan, antara lain, solar, bensin, gas, listrik, atau tenega surya. (3) jenis penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor. Jenis, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor dibedakan, antara lain, jenis mesin yang 2 tak atau 4 tak, dan ciriciri mesin yag 1000 cc atau 200 cc. Faktor-faktor tersebut diatas tidak harus semuanya dipergunakan dalam menghitung Nilai Jual Kendaraan Bermotor. Harga pasaran umum adalah harga rata-rata yang diperoleh dari sumber data, antara lain, agen tunggal pemegang merk, asosiasi penjual kendaraan bermotor. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum minggu pertama bulan Desember tahun pajak sebelumnya Tarif PKB ditetapkan sebagai berikut: (1) kepemilikan pertama kendaraan bermotor pribadi dikenakan tarif sebesar 1,5% (satu koma lima persen); (2) kepemilikan Kendaraan Bermotor pribadi roda 4 (empat) serta Kendaraan Bermotor roda 2 (dua) yang isi silinder 250cc keatas, untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 54 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 kedua dan seterusnya dikenakan tarif sebesar 2,0% (dua koma nol persen); (3) Penetapan persentase tarif PKB sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan (2), untuk setiap tahunnya diatur dalam Peraturan Gubernur; (4) Tarif PKB pribadi didasarkan atas nama dan/atau alamat yang sama; (5) Tarif PKB untuk kendaraan bermotor angkutan umum sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen); (6) Tarif PKB untuk kendaraan bermotor ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah sebesar 0,5% (nol koma lima persen); (7) Tarif PKB untuk kendaraan bermotor alat berat/besar sebesar 0,2% (nol koma dua persen); (8) Tarif PKB Kendaraan diatas air sebesar 1,5% (satu koma lima persen). b. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor. Objek Pajak (1) Obyek BBNKB yaitu penyerahan kepemilikan Kendaraan Bermotor. (2) Termasuk dalam sebagaimana pengertian dimaksud pada Kendaraan angka (1) Bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage). Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 55 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 (3) Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada angka (1) yaitu: (a) Kereta Api; (b) Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara; (c) Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembagalembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah. (4) Penguasaan Kendaraan Bermotor melebihi 12 (dua belas) bulan berturut turut dapat dianggap sebagai penyerahan. (5) Penguasaan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada angka (4) tidak termasuk penguasaan Kendaraan Bermotor karena perjanjian sewa beli. (6) Termasuk sebagaimana penyerahan dimaksud Kendaraan pada angka Bermotor (1) adalah pemasukan Kendaraan Bermotor dari luar negeri untuk dipakai secara tetap di Indonesia, kecuali: (a) untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan; (b) untuk diperdagangkan; (c) untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia; dan (d) digunakan untuk pameran, penelitian, contoh, dan kegiatan olahraga bertaraf internasional. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 56 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Pengecualian sebagaimana dimaksud pada angka (6) huruf (c) tidak berlaku apabila kendaraan bermotor selama 3 (tiga) tahun berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia. Dikecualikan sebagai objek pajak Bea Balik Nama Kendaran Bermotor adalah penyerahan kendaraan bermotor kepada: (1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; (2) Kedutaan, Konsulat, perwakilan asing, dan lembagalembaga internasional dengan asas timbal balik; (3) Subjek pajak lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Subjek dan Wajib Pajak Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor Dasar Pengenaan Dasar pengenaan BBNKB dihitung berdasarkan Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Tarif BBNKB ditetapkan sebagai berikut: (1) penyerahan pertama sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen); (2) penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1% (satu persen); Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 57 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 (3) Penetapan dimaksud persentase pada tarif angka (1) BBNKB dan (2), sebagaimana untuk setiap tahunnya diatur dalam Peraturan Gubernur. Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alatalat besar yang tidak menggunakan jalan umum tarif BBNKB masing-masing sebagai berikut: (1) penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen); (2) penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima persen). Kendaraan di Atas Air penyerahan pertama ditetapkan sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen) dan untuk penyerahan kedua seterusnya ditetapkan sebesar 1% (satu persen). Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor : (1) Isi silinder dan / atau satuan daya (2) Penggunaan kendaraan bermotor (3) Jenis kendaraan bermotor (4) Merk kendaraan bermotor (5) Tahun pembuatan kendaraan bermotor (6) Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan (7) Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 58 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 c. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor (PBBKB) Dengan nama Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dipungut pajak atas pembelian bahan bakar kendaraan bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor. (1) Subyek PBBKB yaitu konsumen Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. (2) Obyek PBBKB yaitu Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di air. (3) Wajib Pajak PBBKB yaitu orang pribadi atau Badan yang menggunakan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Dasar pengenaan PBBKB yaitu Nilai Jual Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebelum dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. (1) Tarif PBBKB bersubsidi ditetapkan sebesar 5% (lima persen); (2) Tarif PBBKB non subsidi ditetapkan sebesar 7,5% (tujuh koma lima persen); Besaran pokok PBBKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak. Pembelian bahan bakar oleh sektor industri, usaha pertambangan, kehutanan, kontraktor jalan dan sejenisnya yang digunakan untuk operasional kendaraan bermotor dipungut PBBKB. Masa pajak PBBKB yaitu jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan kalender. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 59 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 PBBKB terutang saat Penyedia menyerahkan bahan bakar kendaraan bermotor kepada lembaga penyalur dan/atau konsumen langsung bahan bakar. Besarnya pajak terutang dihitung dan ditetapkan oleh penyedia bahan bakar kendaraan bermotor. Wajib pajak melakukan pembayaran pajak yang terutang tanpa adanya surat ketetapan pajak daerah. Penyedia bahan bakar kendaraan bermotor wajib mengisi dan menyampaikan SPTPD setiap bulan kepada Kepala Dinas Keuangan dan Aset Daerah paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya atas penjualan BBM dan dilampiri rekapitulasi. SPTPD tersebut memuat data volume penjualan bahan bakar, jumlah PBBKB yang telah disetor, termasuk koreksi atas data laporan bulan sebelumnya disertai dengan data pendukung lainnya. Penyedia bahan bakar, wajib menyampaikan data subyek PBBKB baru sesuai penggolongan sektor industri, usaha pertambangan, perkebunan, kontraktor jalan, transportasi dan perusahaan sejenisnya kepada Kepala Dinas Keuangan dan Aset Daerah. Penyedia bahan bakar berkewajiban mencantumkan pungutan PBBKB pada Delivery Order (DO). Penyedia bahan bakar berkewajiban untuk memisahkan pungutan PBBKB pada saat pembayaran di Bank Persepsi. Penyedia bahan bakar berkewajiban untuk menyetor PBBKB yang terutang pada Kas Daerah melalui Bank Persepsi atau tempat lain yang ditunjuk dengan menggunakan SSPD atau dokumen yang dipersamakan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 60 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Pemungut Pajak wajib menyetorkan PBBKB ke Kas Umum Daerah berdasarkan realisasi setiap bulan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. Pemungut Pajak wajib membuat laporan rincian hasil penjualan maupun penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor setiap bulan bersama dengan laporan penyetoran PBBKB ke Kas Umum Daerah dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung yang sah kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk paling lambat tanggal 25 bulan berikutnya. Gubernur berkewajiban mengadakan pengawasan dan pengendalian penggunaan Bahan Bakar pada DEPO, Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU), Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk TNI/POLRI, Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), Premium Solar Packed Dealer (PSPD), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), yang akan menjual BBM pada semua sektor usaha kegiatan ekonomi yang berada di darat dan di laut. d. Pajak Air Permukaan Dengan nama PAP dipungut Pajak atas Pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan di daerah. Subyek PAP adalah orang pribadi atau badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. Wajib Pajak Air Permukaan yaitu orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 61 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Obyek PAP yaitu pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. Dikecualikan dari obyek PAP yaitu pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Subyek PAP adalah orang pribadi atau badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. Wajib Pajak Air Permukaan yaitu orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. Dasar pengenaan PAP yaitu Nilai Perolehan Air Permukaan. Nilai Perolehan Air Permukaan dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut: (1) jenis sumber air; (2) lokasi sumber air; (3) tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air; (4) volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan; (5) kualitas air; (6) luas areal tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan air; dan (7) tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk ketenagalistrikan pemanfaatan umum ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 62 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Tarif PAP sebesar 10 % (sepuluh persen). Besarnya pokok PAP yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan nilai perolehan air permukaan. PAP yang terutang dipungut di wilayah daerah. Masa pajak Pemungutan PAP adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender. PAP terutang diterbitkan SKPD. Setiap Wajib Pajak, wajib mengisi SPTPD atau bentuk lain yang dipersamakan. Berdasarkan SPTPD ditetapkan sebesar pajak terutang dengan menerbitkan SKPD dan diterbitkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. e. Pajak Rokok Dengan nama Pajak Rokok dipungut oleh instansi Pemerintah yang berwenang memungut cukai bersama dengan pemungutan cukai rokok. Obyek Pajak Rokok yaitu konsumsi rokok. Rokok sebagaimana tersebut diatas meliputi sigaret, cerutu, dan rokok daun. Dikecualikan dari obyek Pajak Rokok adalah rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang cukai. Subyek Pajak Rokok adalah konsumen rokok. Wajib Pajak Rokok yaitu pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 63 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Dasar pengenaan Pajak Rokok yaitu cukai yang ditetapkan oleh Pemerintah terhadap rokok. Tarif Pajak Rokok yaitu 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok. Besaran pokok Pajak Rokok yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak sebesar 10% dengan dasar pengenaan pajak adalah Cukai. Pajak Rokok yang dipungut oleh instansi Pemerintah disetor ke rekening Kas Umum Daerah secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk. Ketentuan mengenai tata cara pemungutan Pajak Rokok mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan. Masa Pajak Rokok yaitu jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau dalam waktu lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pajak rokok terutang pada saat pelunasan cukai. Instansi Pemerintah yang berwenang memungut cukai wajib mengisi dan menyampaikan SPTD kepada Gubernur setiap bulan. 3.4 TATA CARA PENGISIAN FORMULIR Formulir RKA-SKPD 2.1 tersebut memuat pendapatan daerah yang dipungut /dikelola /diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pengerjaan formulir tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada bagian atas formulir mencantumkan nama Provinsi /Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan tahun anggaran yang direncanakan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 64 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 2. Mencantumkan kode dan nama dari urusan pemerintah yang dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD serta mencantumkan kode dan nama organisasi SKPD. Karena formulir tersebut berkaitan dengan pendapatan maka tidak memuat informasi tentang kode dan nama dari program dalam kegiatan. 3. Pada rincian anggaran pendapatan mencantumkan hal-hal sebagai berikut : a. Kode rekening dimulai dari kode pendapatan daerah dalam hal ini angka 4 yang selanjutnya dirinci dalam kelompok, jenis pendapatan dengan menggunakan kode rekening masingmasing satu digit serta obyek dan rincian obyek pendapatan dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua digit. b. Uraian dari nomor rekening pendapatan mencantumkan nama rekening rincian obyek pendapatan, sehingga pendapatan yang dicantumkan pada formulir tersebut sampai dengan rincian obyek pendapatan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 65 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 BAB IV PEDOMAN PENYUSUNAN BELANJA RKA-SKPD 2 4.1 PEDOMAN UMUM BELANJA Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Belanja daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga satuan regional. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a) pendidikan, (b) kesehatan, (c) pekerjaan umum dan penataan ruang, (d) perumahan rakyat dan kawasan permukiman, (e) ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, dan (f) sosial. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a) tenaga kerja, (b) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (c) pangan, (d) pertanahan, (e) lingkungan hidup, (f) administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, (g) pemberdayaan masyarakat Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 66 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dan desa, (h) pengendalian penduduk dan keluarga berencana, (i) perhubungan, (j) komunikasi dan informatika, (k) koperasi, usaha kecil, dan menengah, (l) penanaman modal, (m) kepemudaan dan olahraga, (n) statistik, (o) persandian, (p) kebudayaan, q) perpustakaan, dan (r) kearsipan. Urusan pemerintahan pilihan meliputi: (a) kelautan dan perikanan, (b) pariwisata, (c) pertanian, (d) kehutanan, (e) energi dan sumber daya mineral, (f) perdagangan, (g) perindustrian, dan (h) transmigrasi. Pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program meningkatkan dan kegiatan, akuntabilitas yang perencanaan bertujuan anggaran untuk dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. a. Belanja Tidak Langsung Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai a) Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas dan gaji keempat belas. b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai Tahun 2017. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 67 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan. d) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2016 dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Peraturan Presiden Jaminan Kesehatan Jaminan Nomor 12 Sosial Tahun sebagaimana (BPJS) 2013 diubah dan tentang dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD di luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD. e) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi PNSD dibebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 68 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta Pimpinan dan Anggota DPRD, dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. f) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan kepala daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. g) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. h) Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2017 melalui dana transfer ke daerah dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan. 2) Belanja Bunga Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 69 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang supaya dianggarkan pembayarannya dalam APBD Tahun Anggaran 2017. 3) Belanja Subsidi Pemerintah daerah dapat menganggarkan belanja subsidi kepada perusahaan/lembaga tertentu yang menyelenggarakan pelayanan publik, antara lain dalam bentuk penugasan pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation). Belanja Subsidi tersebut hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Perusahaan/lembaga tertentu yang diberi subsidi tersebut menghasilkan produk yang merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Sebelum belanja subsidi tersebut dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017, perusahaan/lembaga penerima subsidi harus terlebih dahulu dilakukan audit sesuai dengan ketentuan pemeriksaan keuangan negara pengelolaan sebagaimana dan diatur tanggungjawab dalam Pasal 41 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. 4) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani peraturan kepala daerah yang telah disesuaikan dengan Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 70 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial. 5) Belanja Bagi Hasil Pajak a) Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota mempedomani Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata cara penganggaran dana bagi hasil pajak daerah tersebut memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada Tahun Anggaran 2017, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2016 yang belum direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. b) Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah dilarang untuk dianggarkan dalam APBD Tahun 2017 sebagaimana maksud Pasal 94 UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 dan Pasal 18 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 71 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 c) Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf c dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah kabupaten/kota menganggarkan belanja bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota. d) Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi untuk pemerintah kabupaten/kota dan pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari pemerintah kabupaten/kota untuk pemerintah desa dalam APBD harus diuraikan ke dalam daftar nama pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah sesuai kode rekening berkenaan. 6) Belanja Bantuan Keuangan a) Belanja bantuan keuangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 72 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 perundang-undangan dipenuhi oleh pemerintah daerah dalam APBD Tahun Anggaran 2017. Belanja bantuan keuangan tersebut, harus didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya dan/atau menerima manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut, serta dalam rangka kerjasama antar daerah sesuai kemampuan keuangan masing-masing daerah. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dengan menggunakan formula antara lain variabel: pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan luas wilayah yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian kinerja program prioritas pemerintah daerah penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi bantuan. b) Bantuan keuangan kepada partai politik harus dialokasikan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 dan dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan keuangan. kepada Besaran partai penganggaran politik Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo berpedoman bantuan kepada Page 73 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tatacara Perhitungan, Penganggaran dalam APBD dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. c) Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 95 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015, pemerintah kabupaten/kota harus menganggarkan alokasi dana untuk desa dan desa adat yang diterima dari APBN dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa dalam APBD kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Selain itu, menganggarkan pemerintah Alokasi kabupaten/kota Dana Desa (ADD) harus untuk pemerintah desa dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota dalam APBD Tahun Anggaran 2017 setelah dikurangi DAK sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (4) dan ayat (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 74 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Selanjutnya, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada pemerintah desa, sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 98 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015. Dari aspek teknis penganggaran, dalam APBD pemberi bantuan keuangan, belanja bantuan keuangan tersebut harus diuraikan daftar nama pemerintah daerah/desa selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan keuangan sesuai kode rekening berkenaan. Dalam rangka optimalisasi dan efektifitas penyaluran dana dari rekening kas umum daerah ke rekening kas desa, pemerintah daerah selaku pemegang saham/modal pengendali dapat menyalurkan melalui BUMD Lembaga Keuangan Perbankan. 7) Belanja Tidak Terduga Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2016 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat pengaruh diprediksi pemerintah sebelumnya, daerah. diluar Belanja kendali tidak dan terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, dana pendamping DAK yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 75 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 pada Tahun Anggaran 2017, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. b. Belanja Langsung Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penganggaran belanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan pemerintahan wajib daerah dan yang urusan terdiri atas urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar ditetapkan dengan SPM dan berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 76 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga satuan regional. Alokasi belanja untuk program dan kegiatan pada masingmasing urusan pemerintahan tersebut di atas, digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD. Selain itu, penganggaran belanja barang dan jasa agar mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. 2) Belanja Pegawai a) Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud dengan memperhatikan pemberian Tambahan Penghasilan bagi PNSD sesuai ketentuan tersebut pada a.1).f) dan pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai ketentuan tersebut pada a.1).g). Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 77 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 b) Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan Non PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. 3) Belanja Barang dan Jasa a) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa dengan menambahkan obyek dan rincian obyek belanja baru serta besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. b) Penganggaran untuk Jaminan Kesehatan bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, yaitu pegawai tidak tetap, pegawai honorer, staf khusus dan pegawai lain yang dibayarkan oleh APBD, dianggarkan dalam APBD dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016. c) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan. d) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 78 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2016. e) Pengembangan pelayanan kesehatan di luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS hanya diberikan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pengembangan Pimpinan pelayanan dan Anggota kesehatan DPRD. tersebut hanya berupa pelayanan Medical check up sebanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, termasuk keluarga (satu istri/suami dan dua anak) dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang secara fungsional terkait dan dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Daerah setempat/Rumah Sakit Umum Pusat di daerah. f) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013, yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat menganggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan. g) Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 79 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014. Dalam hal dana kapitasi tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran sebelumnya, dana kapitasi tersebut berikutnya dan harus digunakan penggunaannya tahun tetap anggaran mempedomani Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014. h) Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor milik pemerintah daerah dialokasikan pada masing-masing SKPD sesuai amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan besarannya sesuai dengan masing-masing peraturan daerah. i) Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 80 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial. Pengadaan belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan. j) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah daerah. Hasil kunjungan kerja dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan perundang-undangan. Khusus penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. k) Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah, penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek pertanggungjawaban sesuai Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 81 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal sebagai berikut: 1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Komponen sewa kendaraan hanya diberikan untuk Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan pejabat yang diberikan kedudukan atau hak keuangan dan fasilitas setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Madya; 2) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil; 3) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil; 4) Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum. 5) Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum. Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dengan memperhatikan aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas. l) Penyediaan anggaran mengikutsertakan belanja perjalanan non untuk perjalanan PNSD dinas. dinas diperhitungkan Tata cara yang dalam penganggaran perjalanan dinas dimaksud mengacu pada ketentuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 82 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 perjalanan dinas yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. m) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia bagi: 1) Pejabat daerah dan staf pemerintah daerah; 2) Pimpinan dan Anggota DPRD; serta 3) Unsur lainnya seperti tenaga ahli, diprioritaskan penyelenggaraannya di masing-masing wilayah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam hal terdapat kebutuhan untuk melakukan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar, atau sejenisnya di luar daerah dapat dilakukan secara sangat selektif dengan memperhatikan aspek urgensi, kualitas penyelenggaraan, muatan substansi, kompetensi narasumber, kualitas advokasi dan pelayanan penyelenggara serta manfaat yang akan diperoleh guna efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran daerah serta tertib anggaran dan administrasi oleh penyelenggara. n) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar atau sejenis lainnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembatasan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor Dalam Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 83 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Rangka Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kerja Aparatur. o) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaan pengelola barang, pengguna barang atau kuasa pengguna barang berpedoman pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. 4) Belanja Modal a) Pemerintah daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD Tahun Anggaran 2017 untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat. Pemerintah daerah harus melakukan upaya peningkatan alokasi belanja modal, mengingat alokasi belanja modal secara nasional pada Tahun Anggaran 2016 Rp248,38 triliun atau 22,97%, dengan uraian untuk pemerintah provinsi Rp58,47 triliun atau 19,87% dan untuk pemerintah kabupaten/kota Rp189,92 triliun atau 24,42%. b) Penganggaran pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektif, transparan dan terbuka, mengutamakan bersaing, adil, dan produkproduk akuntabel dalam dengan negeri. Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah didasarkan pada perencanaan kebutuhan barang milik daerah yang disusun Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo dengan memperhatikan Page 84 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD serta ketersediaan barang milik daerah yang ada. Selanjutnya, perencanaan kebutuhan barang milik daerah merupakan salah satu dasar bagi SKPD dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan barang milik daerah yang baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan RKA-SKPD. Perencanaan kebutuhan barang milik daerah dimaksud berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan dan/atau standar harga, penetapan standar kebutuhan oleh Gubernur/Bupati/Walikota berdasarkan pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1), ayat (3), ayat (4) dan ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014. Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan Peraturan bangunan Presiden milik Nomor 73 daerah mempedomani Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Selanjutnya, untuk efisiensi penggunaan anggaran, pembangunan gedung kantor baru milik pemerintah daerah tidak diperkenankan sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Anggaran Negara/Lembaga, tersebut terkait kecuali langsung penggunaan dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik. c) Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 85 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari APBD. d) Penganggaran belanja pengeluaran yang modal digunakan untuk dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya (aset tak berwujud) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, pemerintahan dan digunakan memenuhi dalam nilai kegiatan batas minimal kapitalisasi aset (capitalization threshold). Nilai aset tetap dan aset lainnya yang dianggarkan dalam belanja modal tersebut adalah sebesar harga beli/bangun asset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 27 ayat (7) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 53 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Lampiran Pemerintahan I (PSAP) Pernyataan 01 dan Standar PSAP 07, Akuntansi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Buletin Teknis Standar Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 86 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual. e) Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal asset tetap memenuhi (biaya nilai (capitalization rehabilitasi/renovasi) batas threshold), minimal dan sepanjang kapitalisasi aset memperpanjang masa manfaat atau yang memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, atau peningkatan mutu produksi atau peningkatan kinerja dianggarkan dalam belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I PSAP Nomor 7, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Pasal 53 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. 4.2 RINCIAN OBYEK BELANJA KODE REKENING BELANJA DAERAH Kode Uraian Rekening 1 5 2 BELANJA DAERAH 5 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5 1 1 BELANJA PEGAWAI 5 1 1 01 Gaji dan Tunjangan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 87 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 1 01 01 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi1) 5 1 1 01 02 Tunjangan Keluarga 5 1 1 01 03 Tunjangan Jabatan 5 1 1 01 04 Tunjangan Fungsional 5 1 1 01 05 Tunjangan Fungsional Umum 5 1 1 01 06 Tunjangan Beras 5 1 1 01 07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus 5 1 1 01 08 Pembulatan Gaji 5 1 1 01 09 Iuran Asuransi Kesehatan 5 1 1 01 10 Uang Paket 5 1 1 01 11 Tunjangan Badan Musyawarah 5 1 1 01 12 Tunjangan Komisi 5 1 1 01 13 Tunjangan Badan Anggaran 5 1 1 01 14 Tunjangan Badan Kehormatan 5 1 1 01 15 Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya 5 1 1 01 16 Tunjangan Perumahan 5 1 1 01 17 Uang Duka Wafat/Tewas 5 1 1 01 18 Uang Jasa Pengabdian 5 1 1 01 19 Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD 5 1 1 01 20 Tunjangan Kesehatan DPRD 5 1 1 01 21 Dst .............. 5 1 1 02 Tambahan Penghasilan PNS 5 1 1 02 01 Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja 5 1 1 02 02 Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat bertugas 1) 1) 2) 2) 2) 2) 2) 2) 2) 1) 2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 88 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 1 02 03 Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja 5 1 1 02 04 Tambahan Penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi 5 1 1 02 05 Dst ................... 5 1 1 03 5 1 1 03 01 5 1 1 03 02 Belanja Penunjang Operasional KDH/WKDH 5 1 1 03 03 Dst ............... 5 1 1 04 Biaya Pemungutan Pajak 5 1 1 04 01 Biaya Pemungutan PBB 5 1 1 04 02 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 5 1 1 04 03 Dst ............... 5 1 1 05 Insentif Pemungutan Pajak Daerah 5 1 1 05 01 Insentif Pemungutan Pajak Daerah 5 1 1 06 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 5 1 1 06 01 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 5 1 2 BELANJA BUNGA 5 1 2 01 Bunga Utang Pinjaman Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH Tunjangan Komunikasi Intensif Pimpinan dan Anggota DPRD Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo 7) Page 89 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 2 01 01 Bunga Utang Pinjaman kepada Pemerintah 5 1 2 01 02 5 1 2 01 03 5 1 2 01 04 5 1 2 01 05 Dst………………………………… 5 1 2 02 Bunga Utang Obligasi 5 1 2 02 01 Bunga Utang Obligasi ……… 5 1 2 02 02 Dst………………………………… 5 1 2 03 Dst ................................ 5 1 3 BELANJA SUBSIDI 5 1 3 01 Belanja Subsidi kepada Perusahaan/Lembaga 5 1 3 01 01 Belanja Subsidi kepada Perusahaan …. 5 1 3 01 02 Belanja Subsidi kepada Lembaga …. 5 1 3 01 03 Dst………………………………… 5 1 3 02 Dst………………………………… 5 1 4 BELANJA HIBAH Bunga Utang Pinjaman kepada Pemerintah Daerah lainnya Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan Bank Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 90 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 4 01 Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat 5 1 4 01 01 Pemerintah Pusat 5 1 4 02 Belanja Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya3) 5 1 4 02 01 Pemerintah Provinsi ………. 5 1 4 02 02 Pemerintah Kabupaten/Kota .......... 5 1 4 02 03 Dst………………………………… 5 1 4 03 Belanja Hibah kepada Pemerintahan Desa 5 1 4 03 01 Pemerintahan Desa …....... 5 1 4 03 02 Dst………………………………… 5 1 4 04 5 1 4 04 01 Perusahaan Daerah/ BUMD/ BUMN …........... 5 1 4 04 02 Dst…………………………………............... 5 1 4 05 Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi 5 1 4 05 01 Badan/Lembaga/Organisasi …........... 5 1 4 05 02 Dst…………………………………............... 5 1 4 06 Belanja Hibah kepada Kelompok/Anggota Masyarakat 5 1 4 06 01 Kelompok/anggota masyarakat …….. 5 1 4 06 02 Dst………………………………… Belanja Hibah kepada Perusahaan Daerah/ BUMD/ BUMN 4) Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 91 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 4 07 Belanja Hibah Dana BOS 5 1 4 07 01 Belanja Hibah Dana BOS ke SD Swasta 5 1 4 07 02 Belanja Hibah Dana BOS ke SMP Swasta 5 1 4 07 03 Dst………………………………… 5 1 4 08 Dst …………………………… 5 1 5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 5 1 5 01 5 1 5 01 01 5 1 5 01 02 Dst.......... 5 1 5 02 Belanja Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat 5 1 5 02 01 5 1 5 02 02 Dst………………………………… 5 1 5 03 Belanja Bantuan Sosial kepada Anggota Masyarakat 5 1 5 03 01 Belanja Bantuan Sosial kepada …………………… 5 1 5 03 02 Dst………………………………… 5 1 5 04 Belanja Bantuan Partai Politik 6) Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan .... Belanja Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat ................. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo 7) Page 92 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 5 04 01 Belanja Bantuan Partai Politik 5 1 5 04 02 Dst................................ 5 1 5 05 Dst …………………………. 7) 7) BELANJA BAGI HASIL KEPADA 5 1 6 PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA 5 1 6 01 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Provinsi 5 1 6 01 01 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Provinsi ... 5 1 6 01 02 Dst………………………………… 5 1 6 02 5 1 6 02 01 5 1 6 02 02 5 1 6 03 5 1 6 03 01 5 1 6 03 02 Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota … Dst………………………………… Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa … Dst………………………………… Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 93 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada 5 1 6 04 5 1 6 04 01 5 1 6 04 02 5 1 6 05 5 1 6 05 01 5 1 6 05 02 Dst………………………………… 5 1 6 06 Dst ……………………………. Kabupaten/Kota Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Kabupaten/Kota …. Dst………………………………… Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa …. BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA 5 1 7 PROVINSI/KABUPATEN/KOTA , PEMERINTAHAN DESA DAN PARTAI POLITIK 5 1 7 01 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi 5 1 7 01 01 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi …... 5 1 7 01 02 Dst………………………………… 5 1 7 02 Belanja Bantuan Keuangan kepada kabupaten/Kota 5 1 7 02 01 Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota …... 5 1 7 02 02 Dst………………………………… Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 94 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 1 7 03 Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa 5 1 7 03 01 Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa …… 5 1 7 03 02 Dst………………………………… 5 1 7 04 5 1 7 04 01 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi ... 5 1 7 04 02 Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota … 5 1 7 04 03 Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa ... 5 1 7 04 04 Dst………………………………… 5 1 7 05 Belanja Bantuan kepada Partai Politik 5 1 7 05 01 Belanja Bantuan kepada Partai Politik ................ 5 1 7 05 02 Dst.................................... 5 1 7 06 Dst.................................... 5 1 8 BELANJA TIDAK TERDUGA 5 1 8 01 Belanja Tidak Terduga 5 1 8 01 01 Belanja Tidak Terduga 5 1 8 02 Dst …………………………. Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Daerah/Pemerintahan Desa lainnya Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 95 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 BELANJA LANGSUNG 5 2 1 BELANJA PEGAWAI 5 2 1 01 Honorarium PNS 5 2 1 01 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 5 2 1 01 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 5 2 1 01 03 Dst………………………………… 5 2 1 02 Honorarium Non PNS 5 2 1 02 01 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 5 2 1 02 02 Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 5 2 1 02 03 Dst………………………………… 5 2 1 03 Uang Lembur 5 2 1 03 01 Uang Lembur PNS 5 2 1 03 02 Uang Lembur Non PNS 5 2 1 03 03 Dst ………………………. 5 2 1 04 Honorarium Pengelolaan Dana BOS 5 2 1 04 01 Honorarium Pengelolaan Dana BOS 5 2 1 05 Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat 5 2 1 05 01 Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga 5 2 1 05 02 Uang untuk diberikan kepada masyarakat Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo 6) Page 96 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 1 05 03 Dst ………………………. 5 2 1 06 Dst ………………………… 5 2 2 BELANJA BARANG DAN JASA 5 2 2 01 Belanja Bahan Pakai Habis 5 2 2 01 01 Belanja alat tulis kantor 5 2 2 01 02 Belanja dokumen/administrasi tender 5 2 2 01 03 Dst………………………………… 5 2 2 02 Belanja Bahan/Material 5 2 2 02 01 Belanja bahan baku bangunan 5 2 2 02 02 Belanja bahan/bibit tanaman 5 2 2 02 03 Dst………………………………… 5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor 5 2 2 03 01 Belanja telepon 5 2 2 03 02 Belanja air 5 2 2 03 03 Dst………………………………… 5 2 2 04 Belanja Premi Asuransi 5 2 2 04 01 Belanja Premi Asuransi Kesehatan 5 2 2 04 02 Belanja Premi Asuransi Barang Milik Daerah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo 2) Page 97 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 2 04 03 Dst………………………………… 5 2 2 05 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 5 2 2 05 01 Belanja Jasa Service 5 2 2 05 02 Belanja Penggantian Suku Cadang 5 2 2 05 03 Dst………………………………… 5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan 5 2 2 06 01 Belanja cetak 5 2 2 06 02 Belanja Penggandaan 5 2 2 06 03 Dst………………………………… 5 2 2 07 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 5 2 2 07 01 Belanja sewa rumah jabatan/rumah dinas 5 2 2 07 02 Belanja sewa gedung/ kantor/tempat 5 2 2 07 03 Dst………………………………… 5 2 2 08 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 5 2 2 08 01 Belanja sewa Sarana Mobilitas Darat 5 2 2 08 02 Belanja sewa Sarana Mobilitas Air 5 2 2 08 03 Dst………………………………… 5 2 2 09 Belanja Sewa Alat Berat 5 2 2 09 01 Belanja sewa Eskavator 5 2 2 09 02 Belanja sewa Buldoser Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 98 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 2 09 03 Dst………………………………… 5 2 2 10 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 5 2 2 10 01 Belanja sewa meja kursi 5 2 2 10 02 Belanja sewa komputer dan printer 5 2 2 10 03 Dst………………………………… 5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman 5 2 2 11 01 Belanja makanan dan minuman harian pegawai 5 2 2 11 02 Belanja makanan dan minuman rapat 5 2 2 11 03 Dst………………………………… 5 2 2 12 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 5 2 2 12 01 Belanja pakaian Dinas KDH dan WKDH 5 2 2 12 02 Belanja Pakaian Sipil Harian (PSH) 5 2 2 12 03 Dst………………………………… 5 2 2 13 Belanja Pakaian Kerja 5 2 2 13 01 Belanja pakaian kerja lapangan 5 2 2 13 02 Dst………………………………… 5 2 2 14 Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu 5 2 2 14 01 Belanja pakaian KORPRI 5 2 2 14 02 Belanja pakaian adat daerah 5 2 2 14 03 Dst………………………………… 6 Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 99 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas 5 2 2 15 01 Belanja perjalanan dinas dalam daerah 5 2 2 15 02 Belanja perjalanan dinas luar daerah 5 2 2 15 03 Dst………………………………… 5 2 2 16 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 5 2 2 16 01 Belanja beasiswa tugas belajar D3 5 2 2 16 02 Belanja beasiswa tugas belajar S1 5 2 2 16 03 Dst ………………………. 5 2 2 Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan 5 2 2 17 01 Belanja kursus-kursus singkat/ pelatihan 5 2 2 17 02 Belanja sosialisasi 5 2 2 17 03 Dst………………………………… 5 2 2 18 Belanja Perjalanan Pindah Tugas 5 2 2 18 01 Belanja perjalanan pindah tugas dalam daerah 5 2 2 18 02 Belanja perjalanan pindah tugas luar daerah 5 2 2 19 Belanja Pemulangan Pegawai 5 2 2 19 01 Belanja pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah 5 2 2 19 02 Belanja pemulangan pegawai yang pensiun luar daerah 5 2 2 19 03 Dst………………………………… 17 teknis PNS Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 100 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 2 20 Belanja Pemeliharaan 5 2 2 20 01 Belanja Pemeliharan Jalan 5 2 2 20 02 Belanja Pemeliharan Jembatan 5 2 2 20 03 Dst………………………………… 5 2 2 21 Belanja Jasa Konsultansi 5 2 2 21 01 Belanja Jasa Konsultansi Penelitian 5 2 2 21 02 Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan 5 2 2 21 03 Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan 5 2 2 21 04 Dst………………………………… 5 2 2 22 Belanja Barang Dana BOS 5 2 2 22 01 Belanja Barang Dana BOS 5 2 2 23 5 2 2 23 01 5 2 2 23 02 5 2 2 24 5 2 2 24 01 6) Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Pihak Ketiga Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada Masyarakat Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 101 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 2 24 02 Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada Pihak Ketiga 5 2 2 25 Dst …………………………. 5 2 3 BELANJA MODAL 5 2 3 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah 5 2 3 01 01 Belanja modal pengadaan tanah kantor 5 2 3 01 02 5 2 3 01 03 Dst .................................... 5 2 3 02 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat 5 2 3 02 01 Belanja modal pengadaan traktor 5 2 3 02 02 Belanja modal pengadaan buldozer 5 2 3 02 03 Dst ..................................... 5 2 3 03 5 2 3 03 01 5 2 3 03 02 5 2 3 03 03 Dst………………………………… 5 2 3 04 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor sedan Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor jeep Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 102 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 Tidak Bermotor 5 2 3 04 01 Belanja modal pengadaan gerobak 5 2 3 04 02 5 2 3 04 03 5 2 3 05 5 2 3 05 01 Belanja modal pengadaan kapal motor 5 2 3 05 02 Belanja modal pengadaan kapal feri 5 2 3 05 03 Dst………………………………… 5 2 3 06 5 2 3 06 01 Belanja modal pengadaan perahu layar 5 2 3 06 02 Belanja modal pengadaan perahu sampan 5 2 3 06 03 Dst………………………………… 5 2 3 07 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Udara 5 2 3 07 01 Belanja modal pengadaan pesawat kargo 5 2 3 07 02 Belanja modal pengadaan pesawat penumpang 5 2 3 07 03 Dst………………………………… 5 2 3 08 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Bengkel 5 2 3 08 01 Belanja modal pengadaan mesin las Belanja modal pengadaan pedati/delman/dokar/bendi/cidomo/andong Dst………………………………… Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air Tidak Bermotor Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 103 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Rekening Uraian 1 2 5 2 3 08 02 Belanja modal pengadaan mesin bubut 5 2 3 08 03 Dst………………………………… 5 2 3 09 5 2 3 09 01 Belanja modal pengadaan penggiling hasil pertanian 5 2 3 09 02 Belanja modal pengadaan alat pengering gabah 5 2 3 09 03 Dst………………………………… 5 2 3 10 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor 5 2 3 10 01 Belanja modal pengadaan mesin tik 5 2 3 10 02 Belanja modal pengadaan mesin hitung 5 2 3 10 03 Dst………………………………… 5 2 3 11 Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor 5 2 3 11 01 Belanja modal pengadaan meja gambar 5 2 3 11 02 Belanja modal pengadaan almari 5 2 3 11 03 Dst………………………………… 5 2 3 12 Belanja Modal Pengadaan Komputer 5 2 3 12 01 Belanja modal pengadaan komputer mainframe/server 5 2 3 12 02 Belanja modal pengadaan komputer/PC 5 2 3 12 03 Dst………………………………… 5 2 3 13 Belanja Modal Pengadaan Mebeulair 5 2 3 13 01 Belanja modal pengadaan meja kerja Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 104 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 3 13 02 Belanja modal pengadaan meja rapat 5 2 3 13 03 Dst………………………………… 5 2 3 14 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur 5 2 3 14 01 Belanja modal pengadaan tabung gas 5 2 3 14 02 Belanja modal pengadaan kompor gas 5 2 3 14 03 Dst………………………………… 5 2 3 15 5 2 3 15 01 Belanja modal pengadaan lampu hias 5 2 3 15 02 Belanja modal pengadaan jam dinding/meja 5 2 3 15 03 Dst………………………………… 5 2 3 16 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio 5 2 3 16 01 Belanja modal pengadaan kamera 5 2 3 16 02 Belanja modal pengadaan handycam 5 2 3 16 03 Dst………………………………… 5 2 3 17 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Komunikasi 5 2 3 17 01 Belanja modal pengadaan telepon 5 2 3 17 02 Belanja modal pengadaan faximili 5 2 3 17 03 Dst………………………………… 5 2 3 18 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur Belanja Modal Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 105 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 3 18 01 Belanja modal pengadaan timbangan 5 2 3 18 02 Belanja modal pengadaan teodolite 5 2 3 18 03 Dst………………………………… 5 2 3 19 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran 5 2 3 19 01 Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran umum 5 2 3 19 02 Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran gigi 5 2 3 19 03 Dst………………………………… 5 2 3 20 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Laboratorium 5 2 3 20 01 Belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium biologi 5 2 3 20 02 5 2 3 20 03 Dst………………………………… 5 2 3 21 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 5 2 3 21 01 Belanja modal pengadaan konstruksi jalan 5 2 3 21 02 Belanja modal pengadaan konstruksi jalan fly over 5 2 3 21 03 Dst………………………………… 5 2 3 22 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 5 2 3 22 01 Belanja modal pengadaan konstruksi jembatan gantung 5 2 3 22 02 Belanja modal pengadaan konstruksi jembatan ponton 5 2 3 22 03 Dst………………………………… Belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium fisika/geologi/geodesi Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 106 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 3 23 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air 5 2 3 23 01 Belanja modal pengadaan konstruksi bendungan 5 2 3 23 02 Belanja modal pengadaan konstruksi waduk 5 2 3 23 03 Dst………………………………… 5 2 3 24 5 2 3 24 01 Belanja modal pengadaan lampu hias jalan 5 2 3 24 02 Belanja modal pengadaan lampu hias taman 5 2 3 24 03 Dst………………………………… 5 2 3 25 Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon 5 2 3 25 01 Belanja modal pengadaan instalasi listrik 5 2 3 25 02 Belanja modal pengadaan instalasi telepon 5 2 3 25 03 Dst………………………………… 5 2 3 26 5 2 3 26 01 5 2 3 26 02 5 2 3 26 03 Dst………………………………… 5 2 3 27 Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan 5 2 3 27 01 Belanja modal pengadaan buku matematika Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan Belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian gedung kantor Belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian rumah jabatan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 107 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Kode Uraian Rekening 1 2 5 2 3 27 02 Belanja modal pengadaan buku fisika 5 2 3 27 03 Dst………………………………… 5 2 3 28 5 2 3 28 01 Belanja modal pengadaan lukisan/foto 5 2 3 28 02 Belanja modal pengadaan patung 5 2 3 28 03 Dst………………………………… 5 2 3 29 Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman 5 2 3 29 01 Belanja modal pengadaan hewan kebun binatang 5 2 3 29 02 Belanja modal pengadaan ternak 5 2 3 29 03 Dst………………………………… 5 2 3 30 5 2 3 30 01 Belanja modal pengadaan senjata api 5 2 3 30 02 Belanja modal pengadaan radar 5 2 3 30 03 Dst………………………………… 5 2 3 31 Belanja Modal Dana BOS 5 2 3 31 01 Belanja Modal Dana BOS 4.3 Belanja Modal Pengadaan Barang bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Persenjataan/Keamanan 6) TATA CARA PENGISIAN FORMULIR Formulir RKA SKPD 2.1 Rincian Belanja Tidak Langsung SKPD Formulir tersebut memuat rencana belanja tidak langsung Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 108 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 SKPD untuk tahun yang direncanakan. Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada bagian atas formulir mencantumkan nama provinsi dan tahun anggaran yang direncanakan. 2. Mencantumkan kode, nama dan rincian urusan pemerintah yang dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsi dari SKPD serta mencantumkan kode dan nama organisasi SKPD. Karena formulir tersebut berkaitan dengan rincian belanja tidak langsung maka tidak memuat informasi tentang kode dan nama dari program dan kegiatan. Klasifikasi belanja tidak langsung hanya belanja Belanja pegawai 3. Pada rincian anggaran belanja tidak langsung mencantumkan hal-hal sebagai berikut: a. Kode rekening dimulai dari kode belanja daerah dalam hal ini angka 5 selanjutnya dirinci dalam kelompok dan jenis belanja dengan menggunakan kode rekening masing- masing satu digit serta obyek dan rincian obyek belanja dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua digit. b. Karena pada kolom uraian mencantumkan rincian obyek belanja maka seluruh belanja termasuk belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan daerah serta belanja tak terduga sampai dengan rincian obyek belanja. c. Pada formulir tersebut disamping mencantumkan anggaran belanja tidak langsung untuk tahun yang direncanakan (Tahun n) juga mencantumkan perkiraan jumlah belanja menurut jenis belanja untuk tahun berikutnya (Tahun n+1). Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 109 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Formulir RKA SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut program dan kegiatan SKPD. Formulir RKA SKPD 2.2.1 digunakan untuk merencanakan belanja langsung dari setiap kegiatan sehingga jumlah formulir tersebut akan mengikuti jumlah kegiatan pada SKPD yang bersangkutan. Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pada bagian atas formulir mencantumkan nama propinsi dan tahun anggaran yang direncanakan. 2) 3) Mencantumkan kode dan nama - Urusan pemerintah - Organisasi - Program - Kegiatan Karena penyusunan RKA SKPD mengunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah yang mulai diterapkan untuk penyusunan APBD tahun 2009 maka pada formulir RKA SKPD 2.2.1 akan mencantumkan informasi jumlah belanja kegiatan untuk 3 tahun anggaran masingmasing. a. Jumlah belanja tahun berjalan (Tahun n-1) b. Jumlah perkiraan belanja tahun direncanakan (Tahun n) c. Jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenan untuk tahun berikutnya (tahun n+1). 4) Karena formulir tersebut menyangkut belanja kegiatan maka harus memasukan informasi tentang indikator kinerja, tolak ukur kinerja dan target kinerja. 5) Pada rincian anggaran belanja langsung mencantumkan halhal sebagai berikut: Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 110 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 a. Kode rekening dimulai dari kode rekening belanja daerah dalam hal ini angka 5 kelompok, belanja langsung dan jenis belanja dengan menggunakan kode rekening masing- masing satu digit, serta obyek dan rincian obyek belanja dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua digit. b. Uraian (nama rekening) mencantumkan rincian obyek belanja sehingga seluruh belanja yang dicantumkan dalam formulir tersebut sampai dengan rincian obyek belanja. c. Untuk rincian anggaran belanja mencantumkan volume, satuan, harga satuan serta jumlah yang merupakan perkalian dari volume dan harga satuan. Formulir RKA SKPD 2.2 Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut program dan kegiatan SKPD. Formulir RKA-SKPD 2.2 merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir RKA SKPD 2.2.1. Informasi dan cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pada bagian atas formulir mencantumkan nama propinsi dan tahun anggaran yang direncanakan. 2. Mencantumkan kode dan nama a. Urusan pemerintahan b. Organisasi 3. Karena formulir tersebut merupakan rekapitulasi dari formulir RKA SKPD 2.2.1 maka yang dinampakkan hanya total dari belanja perkegiatan yang dirinci per program. Kode rekening yang digunakan adalah kode program dan kegiatan masingmasing dua digit sehingga uraiannya adalah nama program dan kegiatan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 111 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 4. Untuk melengkapi informasi tentang kegiatan maka harus dicantumkan lokasi kegiatan dan target kinerja dalam kuantitatif. 5. Jumlah anggaran belanja pada tahun yang direncanakan (tahun n) diklasifikasikan dalam 3 jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal dan total dari tiga jenis belanja tersebut. Disamping itu pada formulir tersebut mencantumkan jumlah anggaran menurut program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun berikutnya (tahun n+1) . Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 112 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 BAB V PEDOMAN PENYUSUNAN PEMBIAYAAN RKA-SKPD 3 5.1 PEDOMAN UMUM PEMBIAYAAN Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus, yang dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis pembiayaan. a. Penerimaan Pembiayaan 1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2016 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2017 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2016. 2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan. 3) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 113 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Dalam kaitan itu, dana bergulir yang belum dapat diterima akibat tidak dapat tertagih atau yang diragukan tertagih, pemerintah daerah harus segera melakukan penagihan dana bergulir dimaksud sesuai peraturan perundangundangan. 4) Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dapat melakukan pinjaman perundang-undangan daerah dibidang berdasarkan pinjaman peraturan daerah. Bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang berencana untuk melakukan pinjaman daerah harus dianggarkan terlebih dahulu dalam rancangan peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan sesuai Pasal 35 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah. Sesuai amanat Pasal 300 dan Pasal 301 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 serta Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah antara lain menyatakan bahwa bagi Pemerintah Daerah yang akan melakukan pinjaman yang bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Pemerintah Daerah Lain, Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Masyarakat (obligasi) harus mendapat pertimbangan terlebih dahulu dari Menteri Dalam Negeri. Untuk pinjaman jangka pendek digunakan hanya untuk menutup kekurangan arus kas sesuai maksud Pasal 12 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 114 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Untuk pinjaman jangka menengah digunakan untuk membiayai pelayanan publik yang tidak menghasilkan penerimaan sesuai maksud Pasal 13 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011. Untuk pinjaman jangka panjang yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, dan lembaga keuangan bukan bank sesuai maksud Pasal 14 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 digunakan untuk membiayai kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka pelayanan publik yang: a) menghasilkan penerimaan langsung berupa pendapatan bagi APBD yang berkaitan dengan pembangunan prasarana dan sarana tersebut; b) menghasilkan penerimaan tidak langsung berupa penghematan terhadap belanja APBD yang seharusnya dikeluarkan apabila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan; dan/atau c) memberikan manfaat ekonomi dan sosial. 5) Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD menerbitkan obligasi daerah untuk infrastruktur dan/atau investasi yang dapat membiayai menghasilkan penerimaan daerah setelah memperoleh pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri dan persetujuan dari Menteri Keuangan sesuai maksud Pasal 300 ayat (2) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014. 6) Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman utang luar negeri dari Menteri Keuangan setelah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo memperoleh pertimbangan Page 115 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah sesuai maksud Pasal 301 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. b. Pengeluaran Pembiayaan 1) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan modal/investasi dan rincian daerah, jenis penyertaan pemerintah daerah, obyek dana bergulir obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima. 2) Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal. Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan penyertaan modal, dalam peraturan pemerintah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo daerah daerah tentang melakukan Page 116 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut. 3) Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD dimaksud dapat lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Khusus untuk BUMD sektor perbankan, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal dimaksud guna menambah modal inti sebagaimana dipersyaratkan Bank Indonesia dan untuk memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR). 4) Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal dan/atau penambahan modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5) Dalam rangka mendukung pencapaian target Sustainable Development Goal’s (SDG’s) Tahun 2025 yaitu cakupan pelayanan air perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak 80% (delapan puluh per seratus) dan di wilayah perdesaan sebanyak 60% (enam puluh per seratus), pemerintah daerah perlu memperkuat struktur permodalan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Penguatan struktur permodalan tersebut dilakukan dengan menambah penyertaan modal pemerintah daerah yang antara lain bersumber dari pemanfaatan bagian laba bersih PDAM. Penyertaan Modal dimaksud dilakukan untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 117 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 minum, serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Selain itu, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal guna meningkatkan kualitas, kuantitas dan kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat untuk mencapai SDG’s dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Penyertaan modal pada PDAM berupa laba ditahan dapat langsung digunakan sebagai penambahan penyertaan modal pada PDAM dan besaran penyertaan modal tersebut agar disesuaikan dengan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan PDAM akan menjadi penyedia air minum di daerah sebagai implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUUXI/2013 yang membatalkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber pemerintah daerah dapat penyertaan modal kepada Daya Air. melakukan PDAM Untuk itu, penambahan dalam rangka memperbesar skala usaha PDAM. Bagi PDAM yang skala usahanya belum sesuai dengan fungsi PDAM sebagai penyedia air minum di daerah, agar dipertimbangkan untuk melakukan penggabungan PDAM dimaksud. 6) Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan, dengan mempedomani Pasal 122 dan Pasal 123 Peraturan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 118 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 serta Pasal 63 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. 7) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. c. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan 1. Pemerintah daerah menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Anggaran 2017 bersaldo nol. 2. Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. 3. Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah penghapusan daerah melakukan pengeluaran pengurangan pembiayaan yang bahkan bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 119 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 5.2 RINCIAN OBYEK PENERIMAAN/PENGELUARAN PEMBIAYAAN KODE REKENING PEMBIAYAAN DAERAH Kode Uraian Rekening 1 2 6 PEMBIAYAAN DAERAH 6 1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 6 1 1 6 1 1 01 6 1 1 01 01 Pajak Daerah 6 1 1 01 02 Retribusi Daerah 6 1 1 01 03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 6 1 1 01 04 Lain-Lain PAD yang sah 6 1 1 01 05 Dst…………. 6 1 1 02 6 1 1 02 01 Bagi Hasil Pajak 6 1 1 02 02 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 6 1 1 02 03 Dst…………. 6 1 1 03 6 1 1 03 01 Dst…………. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Pelampauan penerimaan PAD 1) Pelampauan penerimaan Dana Perimbangan Pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 120 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 6 1 1 04 Sisa Penghematan Belanja atau akibat lainnya 6 1 1 04 01 Belanja Pegawai dari Belanja Tidak langsung 6 1 1 04 02 Belanja Pegawai dari Belanja langsung 6 1 1 04 03 Belanja Barang dan Jasa 6 1 1 04 04 Belanja Modal 6 1 1 04 05 Belanja Bunga 6 1 1 04 06 Belanja Subsidi 6 1 1 04 07 Belanja Hibah 6 1 1 04 08 Belanja Bantuan Sosial 6 1 1 04 09 Belanja Belanja Bagi Hasil 6 1 1 04 10 Belanja Bantuan Keuangan 6 1 1 04 11 Belanja Tidak Terduga 6 1 1 04 12 Dst…………. 6 1 1 05 6 1 1 05 01 Uang jaminan …… 6 1 1 05 02 Potongan Taspen 6 1 1 05 03 Potongan Beras 6 1 1 05 04 Askes 6 1 1 05 05 Dst…………. 6 1 1 06 6 1 1 06 01 Kegiatan lanjutan ...... 6 1 1 06 02 Dst…………. 6 1 1 07 Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan Kegiatan lanjutan Dst .............................. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 121 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 6 1 2 Pencairan Dana Cadangan 6 1 2 01 6 1 2 01 01 Pencairan Dana Cadangan nomor …… 6 1 2 01 02 Dst…………. 6 1 2 02 6 1 3 6 1 3 01 6 1 3 01 01 BUMD .... 6 1 3 01 01 Dst…………. 6 1 3 02 6 1 3 02 01 ………………………….. 6 1 3 02 02 Dst…………. 6 1 3 03 6 1 4 6 1 4 01 6 1 4 01 01 Penerusan pinjaman….. 6 1 4 01 02 Dst…………. 6 1 4 02 6 1 4 02 01 Pemerintah daerah …… Pencairan Dana Cadangan Dst .............................. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil penjualan perusahaan milik daerah/BUMD Hasil penjualan aset milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga Dst.............................. Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pemerintah Penerimaan Pinjaman Daerah dari pemerintah daerah lain Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 122 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 6 1 4 02 02 Dst…………. 6 1 4 03 6 1 4 03 01 Bank ….. 6 1 4 03 02 Dst…………. 6 1 4 04 6 1 4 04 01 Lembaga keuangan bukan bank …… 6 1 4 04 02 Dst…………. 6 1 4 05 6 1 4 05 01 Obligasi atas nama …. 6 1 4 05 02 Obligasi nomor …. 6 1 4 05 03 Dst…………. 6 1 4 06 6 1 5 6 1 5 01 6 1 5 01 01 Penerimaan Kembali Penerimaan Pinjaman …. 6 1 5 01 02 Dst…………. 6 1 5 02 6 1 6 Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bank Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bukan bank Penerimaan hasil penerbitan Obligasi daerah Dst .............................. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Kembali Penerimaan Pinjaman Dst .............................. Penerimaan Piutang Daerah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 123 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 6 1 6 01 Penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah 6 1 6 01 01 Penerimaan piutang daerah dari pendapatan pajak daerah 6 1 6 01 02 6 1 6 01 03 6 1 6 01 04 Dst…………. 6 1 6 02 6 1 6 02 01 Penerimaan piutang daerah dari pemerintah 6 1 6 02 02 Dst ............................ 6 1 6 03 6 1 6 03 01 Pemerintah daerah ……………. 6 1 6 03 02 Dst…………. 6 1 6 04 6 1 6 04 01 Bank ……………….. 6 1 6 04 02 Dst…………. 6 1 6 05 6 1 6 05 01 Lembaga keuangan bukan bank ……………………. 6 1 6 05 02 Dst…………. 6 1 7 6 1 7 Penerimaan piutang daerah dari pendapatan retribusi daerah Penerimaan piutang daerah dari lain-lain pendapatan yang sah Penerimaan piutang daerah dari pemerintah Penerimaan piutang daerah dari pemerintah daerah lain Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan bank Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan bukan bank Penerimaan kembali investasi dana bergulir 06 01 Penerimaan kembali investasi dana bergulir Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 124 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Penerimaan kembali dana bergulir dari kelompok 6 1 7 06 02 6 1 6 07 6 2 6 2 1 6 2 1 01 6 2 1 01 01 Pembentukan Dana Cadangan nomor …… 6 2 1 01 02 Dst…………. 6 2 1 02 6 2 2 6 2 2 01 6 2 2 01 01 BUMN ……. 6 2 2 01 02 Dst…………. 6 2 2 02 6 2 2 02 01 BUMD ………. 6 2 2 02 02 Dst…………. 6 2 2 03 6 2 2 03 01 Badan ………….. 6 2 2 03 02 Dst…………. masyarakat Dst…………. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembentukan Dana Cadangan Pembentukan Dana Cadangan Dst .............................. Penyertaan Modal /Investasi Pemerintah Daerah Badan usaha milik pemerintah (BUMN) Badan usaha milik daerah (BUMD) Badan usaha milik swasta Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 125 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 6 2 2 04 Dana bergulir 6 2 2 04 01 Dana bergulir kepada kelompok masyarakat 6 2 2 04 02 Dst…………. 6 2 2 05 6 2 3 6 2 3 01 6 2 3 01 01 Penerusan pinjaman….. 6 2 3 01 02 Dst…………. 6 2 3 02 6 2 3 02 01 Pemerintah daerah …… 6 2 3 02 01 Dst…………. 6 2 3 03 6 2 3 03 01 Bank ….. 6 2 3 03 02 Dst…………. 6 2 3 04 6 2 3 04 01 Lembaga keuangan bukan bank …… 6 2 3 04 02 Dst…………. Dst…………. Pembayaran Pokok Utang Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada Pemerintah Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada pemerintah daerah lain Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada lembaga keuangan bank Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada lembaga keuangan bukan bank Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 126 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada 6 2 3 05 6 2 3 05 01 Penerusan pinjaman….. 6 2 3 05 02 Dst…………. 6 2 3 06 6 2 3 06 01 Pemerintah daerah …… 6 2 3 06 02 Dst…………. 6 2 3 07 6 2 3 07 01 Bank ….. 6 2 3 07 02 Dst…………. 6 2 3 08 6 2 3 08 01 Lembaga keuangan bukan bank …… 6 2 3 08 02 Dst…………. 6 2 3 09 6 2 3 09 01 Obligasi atas nama ………… 6 2 3 09 02 Obligasi nomor ………… 6 2 3 09 03 Dst…………. 6 2 3 10 6 2 3 10 01 Obligasi atas nama ………… Pemerintah Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada pemerintah daerah lain Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada lembaga keuangan bank Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada lembaga keuangan bukan bank Pelunasan obligasi daerah pada saat jatuh tempo Pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh tempo Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 127 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 6 2 3 10 02 Obligasi nomor ………… 6 2 3 10 03 Dst…………. 6 2 3 11 6 2 4 6 2 4 01 6 2 4 01 01 Pemerintah 6 2 4 02 6 2 4 02 01 Pemerintah daerah …… 6 2 4 02 02 Dst…………. 6 2 4 03 6 3 5.3 Dst .............................. Pemberian Pinjaman Daerah Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah Pemberian Pinjaman Daerah kepada pemerintah daerah lain Dst .............................. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan TATA CARA PENGISIAN FORMULIR Formulir RKA SKPD 3.1 Rincian Penerimaan pembiayaan Formulir ini mencantumkan penerimaan pembiayaan yang terdiri dari : a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA) b. Pencairan dana cadangan c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Penerimaan pinjaman daerah e. Penerimaan kembali penerimaan pinjaman f. Penerimaan piutang daerah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 128 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Karena penerimaan pembiayaan hanya dilaksanakan oleh Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo sebagai SKPKD maka formulir tersebut tidak diisi oleh SKPD lainnya. Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada bagian atas propinsi/kabupaten/kota formulir yang mencantumkan bersangkutan nama dan tahun anggaran yang direncanakan. 2. mencantumkan kode dan nama a. Urusan pemerintahan b. Organisasi 3. Pada rincian penerimaan pembiayaan mencantumkan hal-hal sebagai berikut : a. Kode rekening dimulai dari kode rekening pembiayaan daerah dalam hal ini angka 6 selanjutnya dirinci dalam kelompok dan jenis penerimaan pembiayaan dengan menggunakan kode rekening masing-masing satu digit serta obyek dan rincian obyek penerimaan pembiayaan dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua digit. b. Uraian dari nomor rekening mencantumkan rincian obyek pembiayaan sehingga seluruh penerimaan pembiayaan yang dicantumkan dalam formulir tersebut sampai dengan rincian obyek pembiayaan. Formulir RKA SKPD 3.2 rincian pengeluaran pembiayaan Formulir ini mencantumkan pengeluaran pembiayaan terdiri dari : a. Pembentukan dana cadang b. Penyertaaan modal (investasi) pemerintah daerah c. Pembayaran hutang pokok d. Pemberian pinjaman Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 129 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Karena pengeluaran pembiayaan juga hanya dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah maka formulir tersebut tidak diisi oleh SKPD lainnya. Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pada bagian atas propinsi/kabupaten/kota formulir yang mencantumkan bersangkutan dan nama tahun anggaran yang direncanakan. 2. Mencantumkan kode dan nama. a. Urusan pemerintahan b. Organisasi 3. Pada rincian pengeluaran pembiayaan mencantumkan hal-hal sebagai berikut : Kode rekening dimulai dari kode rekening pembiayaan daerah dalam hal ini angka 6 selanjutnya dirinci didalam kelompok dan jenis pengeluaran pembiayaan dengan menggunakan kode rekening masing-masing satu digit serta obyek dan rincian obyek pengeluaran pembiayaan dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua digit. Uraian dari nama rekening mencantumkan rincian obyek pengeluaran pembiayaan sehingga seluruh pengeluaran pembiayaan dalam formulir tersebut sampai dengan rincian obyek pengeluaran pembiayaan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 130 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 5.4 HAL-HAL KHUSUS LAINNYA Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dan Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKAPPKD) Tahun Anggaran 2017, selain memperhatikan kebijakan diatas, juga memperhatikan hal-hal khusus, antara lain sebagai berikut: 1. Penganggaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil tidak diperkenankan untuk dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 sesuai maksud Pasal 79A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang menegaskan bahwa pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah daerah harus segera menyesuaikan peraturan daerah dimaksud sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013. Selanjutnya, pendanaan penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan yang meliputi kegiatan fisik dan non fisik, baik di provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sesuai maksud Pasal 87A UndangUndang Nomor 24 Tahun 2013. Terhadap program dan kegiatan administrasi kependudukan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dibebankan pada APBD dengan mempedomani Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Adapun kewenangan Provinsi sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, meliputi: a. Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 131 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 b. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; c. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; d. Pemanfaatan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi berasal dari Data Kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri; e. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; f. Penyusunan profile kependudukan provinsi. Kewenangan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, meliputi: a. Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; b. Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi Kependudukan; c. Pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; d. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi Kependudukan; f. Penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan; g. Pemanfaatan dan penyajian Data Kependudukan berskala kabupaten/kota berasal dari Data Kependudukan yang telah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 132 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri; h. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; i. Penyusunan profile kependudukan kabupaten/kota. 2. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh per seratus) dari belanja daerah, sesuai amanat peraturan perundangundangan, termasuk dana BOS yang bersumber dari APBD. 3. Untuk meningkatkan efektifitas penyusunan anggaran BOS Tahun Anggaran 2017, pemerintah daerah perlu memperhatikan bahwa dana BOS yang bersumber dari APBN diperuntukkan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai pelaksanaan program wajib belajar. Untuk dana BOS yang bersumber dari APBD, penganggarannya dalam bentuk program dan kegiatan. 4. Belanja Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD) yang bersumber dari DAK pada Tahun Anggaran 2017 bagi PAUD yang diselenggarakan Kabupaten/Kota (negeri) dianggarkan pada APBD Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017 dalam bentuk program dan kegiatan, sedangkan BOP PAUD yang diselenggarakan oleh masyarakat (swasta) dianggarkan pada APBD Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017 dalam bentuk hibah. 5. Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 10% (sepuluh per seratus) dari total belanja APBD diluar gaji, sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) UndangUndang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Penjelasan Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 133 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 daerah yang telah menetapkan lebih dari 10% (sepuluh per seratus) agar tidak menurunkan jumlah alokasinya dan bagi daerah yang belum mempunyai kemampuan agar dilaksanakan secara bertahap. 6. Belanja Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB), Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Ketenagakerjaan (PK2, UKM, dan Naker), Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) yang bersumber dari DAK, dianggarkan pada APBD Tahun Anggaran 2017 dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD berkenaan. 7. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerjasama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Kerjasama dapat dilakukan oleh daerah dengan: a. Daerah lain; b. Pihak ketiga; dan/atau c. Lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam penyelenggaraan pembangunan yang melibatkan beberapa daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara lebih efektif dan efisien, pemerintah daerah dapat menganggarkan program dan kegiatan melalui pola kerjasama antar daerah dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya. Apabila pemerintah daerah membentuk badan kerjasama, maka masing-masing pemerintah daerah menganggarkan dalam APBD dalam bentuk belanja hibah kepada badan kerjasama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 134 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 mempedomani peraturan perundang-undangan mengenai hibah daerah. Dalam hal pemerintah daerah melakukan kerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur mempedomani Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. 8. Daerah dapat membentuk asosiasi untuk mendukung kerjasama antar Daerah, sebagaimana UndangUndang diamanatkan Nomor 23 Tahun dalam Pasal 364 ayat (9) 2014, yang pendanaannya bersumber dari APBD dan dianggarkan pada jenis belanja hibah dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah. 9. Dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), pemerintah provinsi menganggarkan pendanaan untuk pembangunan, pengadaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana Kantor Bersama SAMSAT dan pendanaan lain yang timbul dalam rangka menjamin efektifitas, penguatan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pemantapan tugas-tugas pelaksanaan SAMSAT baik di Pusat maupun di Provinsi dengan terbentuknya Sekretariat Pembina SAMSAT tingkat Nasional dan tingkat Provinsi dengan mempedomani Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor, dan peraturan turunannya serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait. 10. Dalam rangka peningkatan tata laksana, kualitas dan percepatan pelayanan perizinan dan non perizinan, serta untuk mendukung Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 135 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 pencapaian target kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) di Indonesia, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menganggarkan pendanaan untuk pembentukan/ pembangunan, pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana Dinas/Badan/Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) guna menjamin efektifitas, penguatan koordinasi, pembinaan, peningkatan kapasitas SDM dan pemantapan tugas-tugas PTSP dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 11. Belanja Tidak Terduga yang akan digunakan untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial dan kebutuhan mendesak lainnya, seperti penanganan konflik sosial sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 dan penanganan gangguan keamanan dalam negeri sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2014, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya, dilakukan dengan cara: a. Kepala Daerah menetapkan kegiatan yang akan didanai dari belanja tidak terduga dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan; b. Atas dasar keputusan instansi/lembaga yang kepala daerah tersebut, pimpinan akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan mengajukan usulan kebutuhan; c. Kepala Daerah pencairan dana dapat belanja mengambil tidak kebijakan terduga untuk percepatan mendanai penanganan tanggap darurat yang mekanisme pemberian dan pertanggungjawabannya diatur dengan peraturan kepala daerah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 136 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 sebagaimana dimaksud Pasal 134 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; dan d. Kegiatan lain diluar tanggap darurat yang didanai melalui belanja tidak terduga dilakukan dengan pergeseran anggaran dari belanja tidak terduga ke belanja SKPD berkenaan dan/atau belanja PPKD. 12. Penyediaan anggaran untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau pemberian bantuan kepada daerah lain dalam rangka penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD tahun anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang kurang mendesak, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Penyediaan anggaran untuk mobilisasi tenaga medis dan obatobatan, logistik/sandang dan pangan diformulasikan kedalam RKA-SKPD yang secara fungsional terkait dengan pelaksanaan kegiatan dimaksud; b. Penyediaan anggaran untuk bantuan keuangan yang akan disalurkan kepada provinsi/kabupaten/kota yang dilanda bencana alam/bencana sosial dianggarkan pada Belanja Bantuan Keuangan. Sambil menunggu Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, kegiatan atau pemberian bantuan keuangan tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan cara melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran APBD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Apabila penyediaan anggaran untuk Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 137 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 kegiatan atau bantuan keuangan dilakukan setelah Perubahan APBD agar dicantumkan dalam LRA; dan c. Pemanfaatan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga untuk bantuan penanggulangan bencana alam/bencana sosial diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan. 13. Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-SDA Tambahan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi Khusus, DBH-DR, DAK, Dana Otonomi Khusus, Dana Tambahan Infrastruktur untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, Dana Keistimewaan DIY, Dana Darurat, Bantuan keuangan yang bersifat khusus dan dana transfer lainnya yang sudah jelas peruntukannya serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam APBD, dapat dilaksanakan mendahului penetapan peraturan daerah tentang Perubahan APBD dengan cara: a. Menetapkan peraturan kepala daerah tentang perubahan penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD; b. Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; c. Ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah telah menetapkan perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan APBD. 14. Untuk mendukung pelaksanaan tugas sekretariat fraksi DPRD disediakan sarana, anggaran dan tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan kemampuan APBD, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109 ayat (10) Undang-Undang Nomor 23 Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 138 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Tahun 2014 dan Pasal 33 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD. Penyediaan sarana meliputi ruang kantor pada sekretariat DPRD, kelengkapan kantor, tidak termasuk sarana mobilitas, sedangkan penyediaan Anggaran untuk sekretariat fraksi meliputi kebutuhan belanja untuk alat tulis kantor dan makan minum bagi rapat fraksi yang diselenggarakan di lingkungan kantor sekretariat fraksi. 15. Tunjangan Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD disediakan dalam rangka menjamin kesejahteraan untuk pemenuhan rumah jabatan/rumah dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana maksud Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. Suami dan/atau istri yang menduduki jabatan sebagai Pimpinan dan/atau Anggota DPRD pada DPRD yang sama hanya diberikan salah satu tunjangan perumahan. Bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang suami atau istrinya menjabat sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah pada tingkatan daerah yang sama tidak diberikan tunjangan perumahan. 16. Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan masingmasing rumah jabatan beserta perlengkapan dan biaya pemeliharaan. Dalam hal pemerintah daerah belum menyediakan rumah jabatan kepala daerah/wakil kepala daerah, pemerintah daerah dapat menyediakan anggaran sewa rumah untuk dijadikan rumah jabatan yang memenuhi standar rumah jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 139 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 17. Dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 ditegaskan bahwa SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan yang ditentukan, diberikan fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangannya. Untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-BLUD (PPK-BLUD) diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Dalam penerapan PPK-BLUD, pemerintah daerah memperhatikan antara lain sebagai berikut: a. Bagi Rumah Sakit Daerah (RSD) yang belum menerapkan PPKBLUD, agar pemerintah daerah segera melakukan langkahlangkah untuk mempercepat penerapan PPK-BLUD pada RSD tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 7 ayat (3) dan Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. b. Bagi SKPD atau unit kerja pada SKPD yang telah menerapkan PPKBLUD, agar: 1) Penyusunan rencana kerja dan anggaran menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA); 2) Pendapatan BLUD dalam RBA dikonsolidasikan ke dalam APBD dalam jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah; 3) Belanja BLUD dalam RBA dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, khususnya dalam Pasal 11 ayat (3a), SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang telah menerapkan PPK-BLUD, pagu anggaran BLUD dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 140 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 sumber dananya berasal dari pendapatan dan surplus BLUD, dirinci dalam 1 (satu) program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja. 4) Tahapan dan jadwal proses penyusunan RKA/RBA, mengikuti tahapan dan jadwal proses penyusunan APBD. 18. Dalam rangka efektifitas pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran dalam APBD Tahun Anggaran 2017 untuk mendanai kegiatan seperti: inventarisasi aset daerah, koordinasi, pembinaan, supervisi, pendidikan dan pelatihan/peningkatan kapasitas, bimbingan teknis, seminar dan sejenis lainnya. 19. Dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di bidang keuangan daerah, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran dalam APBD Tahun Anggaran 2017 untuk mendanai kegiatan seperti koordinasi, pembinaan, supervisi, pendidikan dan pelatihan/peningkatan kapasitas SDM, bimbingan teknis, seminar dan sejenis lainnya. 20. Pendanaan untuk organisasi cabang olahraga profesional tidak dianggarkan dalam APBD karena menjadi tanggung jawab induk organisasi cabang olahraga dan/atau organisasi olahraga professional yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga professional dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga dan/atau organisasi olahraga profesional. Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 15 UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005, didefinisikan bahwa cabang olahraga profesional adalah olahraga Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 141 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga. 21. Penganggaran program “Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah” mengacu pada Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. 22. Penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan lanjutan yang tidak selesai pada Tahun Anggaran 2016 dengan menggunakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) mempedomani Pasal 138 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Pendanaan kegiatan lanjutan menggunakan SiLPA Tahun Anggaran 2016. b. Dituangkan ke dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) Tahun Anggaran 2017 sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPASKPD) Tahun Anggaran 2016 dengan berpedoman pada format Lampiran B.III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. c. DPAL-SKPD disahkan oleh PPKD sebagai dasar pelaksanaan anggaran dan dalam rangka penyelesaian pekerjaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Untuk penetapan jumlah anggaran yang disahkan dalam DPALSKPD masing-masing dilakukan sebagai berikut: Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 142 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 1) Penelitian terhadap penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan, sepanjang penyebabnya Penyedia Barang/Jasa kegiatan tersebut atau dapat di Pengguna di luar kelalaian Barang/Jasa, DPAL-kan. Apabila keterlambatan penyelesaian pekerjaan disebabkan kelalaian Penyedia Barang/Jasa atau Pengguna Barang/Jasa maka tidak dapat di-DPAL-kan, sehingga kegiatan yang belum dilaksanakan dianggarkan kembali sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap: a) Sisa DPA-SKPD yang belum diterbitkan SPD dan/atau belum diterbitkan SP2D Tahun Anggaran 2016 atas kegiatan yang bersangkutan; b) Sisa SPD yang belum diterbitkan SPP, SPM atau SP2D Tahun Anggaran 2016; dan c) SP2D yang belum diuangkan. e. Penganggaran beban belanja atas pelaksanaan kegiatan lanjutan yang telah dituangkan dalam DPAL-SKPD dimaksud, agar ditampung kembali di dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 pada anggaran belanja langsung SKPD berkenaan. f. Kegiatan yang dapat dibuatkan DPAL harus memenuhi criteria bahwa kegiatan tersebut tidak selesai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam perjanjian pelaksanaan pekerjaan/kontrak, akibat di luar kendali penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa (force majeure). 23. Dalam hal pemerintah daerah mempunyai kewajiban kepada pihak ketiga terkait dengan pekerjaan yang telah selesai pada tahun Anggaran sebelumnya, maka harus dianggarkan kembali pada akun Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 143 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2017 sesuai kode rekening berkenaan. Tata cara penganggaran dimaksud terlebih dahulu melakukan perubahan atas peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017, dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 24. Dalam Pasal 54A Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ditegaskan bahwa kegiatan dapat mengikat dana anggaran: a. untuk 1 (satu) tahun anggaran; atau b. lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk kegiatan tahun jamak sesuai peraturan perundang-undangan. Kegiatan tahun jamak tersebut pada huruf b harus memenuhi kriteria sekurang-kurangnya: a. pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan kegiatan yang secara teknis merupakan satu kesatuan untuk menghasilkan satu output yang memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 12 (dua belas) bulan; atau b. pekerjaan atas pelaksanaan kegiatan yang menurut sifatnya harus tetap berlangsung penanaman laut/udara, pada pergantian benih/bibit, makanan dan tahun penghijauan, obat di anggaran pelayanan rumah sakit, pembuangan sampah dan pengadaan jasa cleaning seperti perintis layanan service. Penganggaran kegiatan tahun jamak dimaksud berdasarkan atas persetujuan DPRD yang dituangkan dalam nota kesepakatan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD, yang ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan nota kesepakatan KUA dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 144 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 PPAS pada tahun pertama rencana pelaksanaan kegiatan tahun jamak. Nota kesepakatan bersama tersebut sekurang-kurangnya memuat: a. nama kegiatan; b. jangka waktu pelaksanaan kegiatan; c. jumlah anggaran; dan d. alokasi anggaran per tahun. Jangka waktu penganggaran kegiatan tahun jamak tidak melampaui akhir tahun masa jabatan Kepala Daerah berakhir. 25. Pemerintah daerah tidak diperkenankan untuk menganggarkan belanja tali asih kepada PNSD dan penawaran kepada PNSD yang pensiun dini dengan uang pesangon, mengingat tidak memiliki dasar hukum yang melandasinya. 26. Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan Bantuan Hukum dalam APBD Tahun Anggaran 2017 dengan mempedomani Pasal 19 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. 27. Dalam rangka efektifitas pengawasan dan pengendalian penyerapan anggaran daerah, pemerintah daerah menganggarkan kegiatan yang mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Tim Evaluasi Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA) Instruksi Presiden Nomor 1 sebagaimana Tahun diamanatkan 2015 tentang dalam Percepatan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah dan Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Tim Evaluasi Pengawasan Realisasi Anggaran. 28. Pendanaan kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 yang tahapan penyelenggaraanya dimulai Tahun 2017, dianggarkan pada jenis belanja hibah dari pemerintah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo daerah kepada KPU Page 145 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 Provinsi/Kabupaten/Kota dan Bawaslu Provinsi/Panwas Kabupaten/Kota dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota. dimaksud Selain harus itu, besaran mempedomani pendanaan standar kegiatan satuan Pemilihan harga dan kebutuhan pendanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota sesuai dengan peraturan pengamanan perundang-undangan. pelaksanaan Pemilihan Pendanaan Gubernur kebutuhan dan Wakil Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota Tahun Anggaran 2018 dianggarkan dalam bentuk hibah atau program dan kegiatan pada SKPD yang secara fungsional terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 29. Pemerintah kabupaten/kota menganggarkan biaya pemilihan Kepala Desa dalam APBD Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017 untuk pengadaan surat suara, kotak suara, kelengkapan peralatan lainnya, honorarium panitia, dan biaya pelantikan sesuai amanat Pasal 34 ayat (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. 30. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menganggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 dalam rangka pembinaan dan pengawasan pemerintahan desa sebagaimana diatur dalam Pasal 112, Pasal 114 dan Pasal 115 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 146 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 31. Dalam rangka mendukung pembangunan Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Balai Pemasyarakatan, Pemerintah daerah menyediakan lahan untuk mendukung pembangunan tersebut sesuai maksud Pasal 105 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 32. Dalam rangka mendukung peningkatan akses, mutu, daya saing, dan relevansi pendidikan islam (madrasah, pendidikan diniyah, dan pondok pesantren) dan pendidikan non islam di bawah binaan Kementerian Agama sebagai bagian integral pendidikan nasional, pemerintah daerah dapat memberikan dukungan pendanaan yang dianggarkan dalam belanja hibah dengan mempedomani Pasal 10 ayat (1) huruf f dan penjelasannya, Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah. 33. Dalam rangka memenuhi akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan desa, pemerintah kabupaten/kota wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan desa pada pemerintah desa di wilayahnya sesuai maksud Pasal 44 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam kaitan itu, Pemerintah Desa harus menyusun Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan disampaikan kepada APBDesa Tahun Bupati/Walikota Anggaran dan 2017 disusun yang dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014. Selanjutnya, pemerintah daerah menyusun Laporan dimaksud Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 147 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dalam bentuk ikhtisar yang dilampirkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 34. Pemerintah daerah mensinergikan penganggaran program dan kegiatan dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 dengan kebijakan nasional, antara lain: a. Pencapaian SDG’s, seperti: kesetaraan gender, penanggulangan HIV/AIDS, malaria, penanggulangan kemiskinan, dan Akses Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan uraian sebagai berikut: 1) Upaya percepatan pengarusutamaan gender melalui perencanaan dan penganggaran responsif gender, pemerintah daerah mempedomani Perencanaan Surat Pembangunan Edaran Menteri Nasional/Kepala Negara BAPPENAS, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012, Nomor: SE-33/MK.02/2012, Nomor: 050/4379A/SJ, Nomor: SE-46/MPP-PA/11/2011 tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG); 2) Pengendalian dan pemberantasan malaria mempedomani Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 Tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Laksana Malaria, Keputusan Menteri Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Kesehatan Nomor Page 148 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 044/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Malaria dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 443.41/465 Tahun 2010 perihal Perecepatan Eliminasi Malaria; 3) Pengentasan (PMKS) Penyandang mempedomasi Masalah Peraturan Kesejahteraan Menteri Sosial Sosial Nomor 129/HUK/2008 tentang SPM Bidang Sosial Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Keputusan Menteri Sosial Nomor 80/HUK/2010 tentang Panduan Perencanaan Pembiayan Pencapaian SPM Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. 4) Peningkatan pelaksanaan program penanggulangan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi mempedomani Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah. b. Pelaksanaan dan Pengawasan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat sebagaimana diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat untuk Membangun Keluarga Produktif. c. Rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi para lanjut usia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, serta program rehabilitasi dan perlindungan sosial penyandang cacat; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 149 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 d. Pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) provinsi/kabupaten/kota dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayan dan Kesejahteraan Keluarga; e. Pengelolaan batas wilayah negara dan pembangunan kawasan perbatasan bagi provinsi dan kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga sesuai amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara; f. Efektifitas tugas Forum (FORKOPIMDA) Koordinasi Provinsi, Pimpinan di FORKOPIMDA Daerah Kabupaten, FORKOPIMDA Kota, dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan sebagai pelaksanaan urusan pemerintahan umum yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan dan dilaksanakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota di wilayah kerja masing-masing. Pendanaan untuk FORKOPIMDA Provinsi/ Kabupaten/Kota/Kecamatan tersebut bersumber dari dan atas beban APBN sesuai maksud Pasal 9, Pasal 25 dan Pasal 26 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014. g. Pengembangan kearsipan di daerah dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik mempedomani amanat Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; h. Penyelenggaraan, pengelolaan dan pengembangan perpustakaan mempedomani Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan sesuai dengan standar nasional perpustakaan yang terdiri atas (1) Standar koleksi perpustakaan; (2) Standar sarana Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 150 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 dan prasarana; (3) Standar pelayanan perpustakaan; (4) Standar tenaga perpustakaan; (5) Standar penyelenggaraan; dan (6) Standar pengelolaan. i. Revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan pendidikan wawasan kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemerintah Daerah Dalam Rangka Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan; j. Penanganan konflik sosial, penyelenggaraan pusat komunikasi dan informasi bidang sosial kemasyarakatan dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial. k. Penanganan faham radikal dan terorisme (khususnya ISIS) melalui mekanisme deteksi dini dan cegah dini dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat. l. Penanganan pemberantasan gangguan dan penyakit pencegahan masyarakat penyalahgunaan khususnya narkotika dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Narkoba. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 151 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 m. Penguatan kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara dilaksanakan melalui upaya mewujudkan kerukunan umat beragama, tingginya rasa toleransi dan saling pengertian intra dan antara para pemeluk agama dengan mempedomani Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Daerah Pelaksanaan Dalam Tugas Pemeliharaan Kepala Daerah/Wakil Kerukunan Umat Kepala Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah. n. Penyelenggaraan pemantauan, pelaporan dan evaluasi perkembangan politik di daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di Daerah. o. Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah. p. Penyelenggaraan peningkatan Kesadaran Bela Negara mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2011 tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela Negara di Daerah. q. Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII melalui kegiatan: 1)Promosi budaya; 2)Pagelaran seni dan budaya; 3)Pameran produk unggulan ekonomi daerah; dan 4)Seminar dan lokakarya; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 152 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII. r. Penguatan dukungan Komite Intelijen Daerah tingkat Provinsi dan Komunitas Intelijen Daerah untuk Kabupaten/Kota mempedomani Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2013 tentang Koordinasi Intelijen Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah. s. Penguatan pengawasan orang asing, organisasi masyarakat asing, lembaga asing dan tenaga kerja asing mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah. t. Penguatan inovasi daerah dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah terkait peningkatan pelayanan kesejahteraan masyarakat dengan mempedomani Pasal 386 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. u. Peningkatan akselerasi penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan mempedomani UndangUndang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; v. Penanganan gangguan keamanan dalam negeri sebagaimana diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gangguan Dalam Negeri di Daerah; Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 153 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 w. Tunjangan PNSD yang bertugas pada unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi terkait dengan pengamanan persandian sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2008 tentang Tunjangan Pengamanan Persandian; x. Penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) berbasis NIK secara Nasional dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan peraturan perundang-undangan lainnya; y. Fasilitasi pengaduan masyarakat dan pengembangan akses informasi secara transparan, cepat, tepat dan sederhana dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah; dan z. Peningkatan daya saing nasional dalam pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 154 Lampiran Surat Edaran Nomor : 900/DKAD/ /VIII/2016 Tanggal : Agustus 2016 BAB VI PENUTUP Demikian pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA_SKPD) dan Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKA_PPKD) Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2017 untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. GUBERNUR GORONTALO RUSLI HABIBIE Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Page 155