BAB I - Pemerintah Propinsi Gorontalo

advertisement
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah. Proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD Tahun Anggaran 2017 dimulai sejak dilakukan
musyawarah perencanaan pembangunan daerah secara bertingkat
mulai dari pemerintah desa hingga ke pemerintah pusat. Selama
proses musrenbang perencanaan program dan kegiatan dilakukan
bersama-sama dengan DPRD untuk menyerap aspirasi masyarakat.
APBD merupakan instrumen yang akan menjamin terciptanya
disiplin
dalam
proses
pengambilan
keputusan
terkait
dengan
kebijakan pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah. Untuk
menjamin agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik
dan benar, maka diatur landasan administratif dalam pengelolaan
anggaran daerah yang mengatur antara lain prosedur dan teknis
pengganggaran yang harus diikuti secara tertib dan taat asas. Selain
dalam rangka disiplin anggaran maka penyusunan anggaran baik
“Pendapatan maupun Belanja” juga harus mengacu pada aturan atau
pedoman yang melandasinya apakah itu Undang – undang, Peraturan
Pemerintah,
Peraturan
Menteri,
Keputusan
Menteri,
Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah atau Keputusan Kepala Daerah.
Oleh karena itu dalam proses penyusunan APBD pemerintah daerah
harus mengikuti prosedur administratif yang ditetapkan.
Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh
proses penyusunan APBD semaksimal mungkin dapat menunjukkan
latar belakang pengambilan keputusan dalam penetapan arah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 1
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
kebijakan umum, skala prioritas dan penetapan alokasi serta
distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Oleh karenanya dalam proses dan mekanisme penyusunan APBD
akan memperjelas siapa bertanggung jawab apa sebagai landasan
pertanggungjawaban baik antara eksekutif dan DPRD, maupun di
internal eksekutif itu sendiri.
Proses penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk
menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang
tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan
pemerintah
dan
mempersiapkan
kondisi
bagi
pelaksanaan
pengelolaan anggaran secara baik. Oleh karena itu pengaturan
penyusunan anggaran merupakan hal penting agar dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan yaitu:
(1) Dalam konteks kebijakan, anggaran memberikan arah kebijakan
perekonomian dan menggambarkan secara tegas penggunaan
sumber daya yang dimiliki masyarakat;
(2) Fungsi utama anggaran adalah untuk mencapai keseimbangan
ekonomi makro dalam perekonomian;
(3) Anggaran menjadi sarana sekaligus pengendali untuk mengurangi
ketimpangan dan kesenjangan dalam berbagai hal dalam suatu
negara.
Penyusunan APBD diawali dengan penyampaian kebijakan
umum APBD sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah,
sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD. Berdasarkan kebijakan
umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintah daerah
bersama dengan DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran
sementara untuk diajukan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Kepala SKPD selanjutnya menyusun Rencana Kerja dan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 2
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Anggaran SKPD (RKA – SKPD) dan Kepala SKPKD menyusun Rencana
Kerja dan Anggaran PPKD (RKA-PPKD) yang disusun berdasarkan
prestasi kerja yang akan dicapai. Rencana Kerja dan Anggaran ini
disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah
tahun anggaran yang sudah disusun. Rencana Kerja dan Anggaran
ini kemudian disampaikan kepada pejabat pengelola keungan daerah
sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD.
1.1 Tujuan
Tujuan dari pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD Tahun
Anggaran 2017 adalah sebagai berikut;
1. RKA SKPD dan RKA PPKD disusun dengan menggunakan
pendekatan
pendekatan
kerangka
pengeluaran
berdasarkan
keputusan
terhadap
perspektif
lebih
mempertimbangkan
kebijakan
kebijakan
dari
jangka
satu
implikasi
menengah
dengan
tersebut
tahun
biaya
yakni
pengambilan
dilakukan
dengan
anggaran
dengan
akibat
keputusan
yang
bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam
prakiraan
maju
(forward
estimate)
yang
berisi
perhitungan
kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun
yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program
dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan
anggaran yahun berikutnya;
2. RKA SKPD dan RKA PPKD disusun dengan menggunakan
pendekatan
penganggaran
terpadu
(Unified
Budgeting)
yang
dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna
melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 3
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
3. RKA SKPD dan RKA PPKD disusun dengan menggunakan
pendekatan
penganggaran
berdasarkan
pestasi
kerja
dapat
dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta
manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian
hasil dan keluaran tersebut; dan
4. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran
Pejabat
Pengelola
Keuangan
Dearah
Pemerintah
Provinsi
Gorontalo.
1.2 Dasar Hukum
Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan RKA PPKD Tahun Anggaran
2017 adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
3. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
atas Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
4. Permendagri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah Tahun Anggaran 2017.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 4
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
BAB II
URUSAN PEMERINTAHAN, STRUKTUR ORGANISASI,
STRUKTUR APBD
DAN PAGU ANGGARAN INDIKATIF
2.1 URUSAN PEMERINTAHAN
Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang
sepenuhnya
pemerintah
susunan
menjadi
yang
kewenangan
dibagi
pemerintahan.
bersama
Urusan
Pemerintah
antar
dan
tingkatan
Pemerintahan
urusan
dan/atau
yang
menjadi
kewenangan Pemerintah meliputi politik luar negri, pertahanan ,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
Urusan pemerintahan yang di bagi bersama antar tingkatan
dan/atau
susunan
pemerintahan
adalah
semua
urusan
pemerintahan diluar urusan diatas.
Dalam rangka menyusun organisasi kelembagaan pemerintah
daerah yang responsif terhadap perkembangan zaman dan tuntutan
masyarakat yang makin beragam, maka upaya awal yang dapat
dilakukan adalah dengan mengevaluasi kelembagaan pemerintah
daerah yang selama ini diterapkan. Secara normatif, evaluasi
kelembagaan pemerintah daerah dapat dilakukan dengan mengacu
pada PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
yang di dalamnya mengatur mengenai jumlah Setda dan Setwan,
dinas, lembaga teknis, dan lembaga lainnya serta sub-sub struktur
yang menjadi bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
bersangkutan. Ketentuan dalam PP No. 41 Tahun 2007, nuansa
kuantitatif melalui perhitungan scoring akan sangat berpengaruh
dalam menentukan apakah suatu unit perlu dipertahankan,
diubah,
atau
dihapuskan.
Padahal,
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
dalam
praktiknya,
Page 5
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
pertimbangan untuk mengubah atau menghapuskan suatu unit
kerja tidak semudah itu karena juga menyangkut pertimbanganpertimbangan administratif, ekonomi, bahkan politis.
Namun, lebih dari itu, pertimbangan mengenai hasil evaluasi
kelembagaan yang bersumber pada perhitungan scoring perlu
dilengkapi
dengan
analisis
komprehensif
dengan
mempertimbangkan potensi lokal dan kinerja yang ingin dicapai
dari kelembagaan pemerintah daerah tersebut. Analisis terhadap
kebutuhan
perangkat
daerah
menghendaki
adanya
evaluasi
terhadap kondisi eksisting organisasi perangkat daerah. Hasil
evaluasi akan mengakibatkan perubahan organisasi perangkat
daerah, berupa pembentukan unit baru, penggabungan unit-unit
yang sudah ada, penghapusan unit-unit yang sudah ada, dan
perubahan
fungsi-fungsi
unit
yang
sudah
ada,
baik
pada
Sekretariat Daerah dan Sekretriat DPRD.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk
suatu organisasi daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang
perlu pengaturan, namun tidak berarti setiap urusan pemerintahan
harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor :
a.
kemampuan keuangan;
b.
kebutuhan daerah;
c.
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan:
1. jenis dan banyaknya tugas;
2. luas wilayah kerja dan kondisi geografis;
3.
jumlah dan kepadatan penduduk;
4.
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan
ditangani; dan
5. sarana dan prasarana penunjang tugas.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 6
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah
bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Tata cara atau prosedur, persyaratan, kriteria pembentukan suatu
organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah
yang mengacu pedoman yang ditetapkan pemerintah.
Pasal 209 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
menentukan
bahwa
perangkat
daerah
Provinsi
terdiri
atas
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan.
Berdasarkan
ketentuan
di
atas,
sesungguhnya
prinsip
penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
dengan
selalu
memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat. Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus
menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah
lainnya, artinya mampu membangun kerjasama antar daerah
untuk meningkatkan
kesejahteraan
bersama dan mencegah
ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa
otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang
serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu
memelihara dan menjaga keutuhan wilayah Negara dan tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan negara. Pembentukan daerah pada dasarnya
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
pelayanan
publik
guna
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping
sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk itu maka
pembentukan daerah harus mempertimbangkan berbagai faktor
seperti
kemampuan
ekonomi,
potensi
daerah,
luas
wilayah,
kependudukan, dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan serta pertimbangan dan syarat
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 7
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
lain yang memungkinkan daerah itu dapat menyelenggarakan dan
mewujudkan tujuan dibentuknya daerah dan diberikannya otonomi
daerah. Untuk mewujudkan tujuan daerah itu maka diperlukanlah
suatu organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai pelaksana dalam
rangka
menyelenggarakan
urusan
kewenangan
yang
telah
dilimpahkan kepada pemerintah daerah tersebut
Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud diatas yang
dibagi menjadi 32 (tiga puluh dua) bidang urusan pemerintahan
meliputi :
a.
Pendidikan;
b.
Kesehatan:
c.
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d.
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
e.
Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat;
f.
Sosial;
g.
Tenaga Kerja;
h.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
i.
Pangan;
j.
Pertanahan;
k.
Lingkungan Hidup;
l.
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
m.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
n.
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
o.
Perhubungan;
p.
Komunikasi dan Informatika;
q.
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah;
r.
Penanaman Modal;
s.
Kepemudaan dan Olahraga;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 8
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
t.
Statistik;
u.
Persandian;
v.
Kebudayaan;
w.
Perpustakaan;
x.
Kearsipan;
y.
Kelautan dan Perikanan;
z.
Pariwisata;
aa. Pertanian;
bb. Kehutanan;
cc.
Energi dan Sumber Daya Mineral;
dd. Perdagangan;
ee.
Perindustrian; dan
ff.
Transmigrasi.
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan
Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan.
Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah, terdiri atas Urusan
Pemerintahan
yang
berkaitan
Pelayanan
Dasar
dan
Urusan
Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar, meliputi:
a.
Pendidikan;
b.
Kesehatan:
c.
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d.
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 9
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
e.
Ketenteraman,
Ketertiban
Umum,
dan
Perlindungan
Masyarakat; dan
f.
Sosial.
Sedangkan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar, meliputi:
a.
Tenaga Kerja;
b.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
c.
Pangan;
d.
Pertanahan;
e.
Lingkungan Hidup;
f.
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
g.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
h.
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
i.
Perhubungan;
j.
Komunikasi dan Informatika;
k.
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah;
l.
Penanaman Modal;
m.
Kepemudaan dan Olah Raga;
n.
Statistik;
o.
Persandian;
p.
Kebudayaan;
q.
Perpustakaan; dan
r.
Kearsipan.
Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud diatas
adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah
Urusan Pemerintahan Pilihan yang dimaksud meliputi:
a. Kelautan dan Perikanan;
b. Pariwisata;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 10
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
c. Pertanian;
d. Kehutanan;
e. Energi dan Sumber Daya Mineral;
f.
Perdagangan;
g. Perindustrian; dan
h. Transmigrasi.
Penyelenggaran urusan wajib berpedoman pada standar
pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan
dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah daerah yang melalaikan
penyelenggaran
urusan
penyelenggarannya
pemerintahan
dilaksanakan
yang
oleh
bersifat
pemerintah
wajib,
dengan
pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah
yang
bersangkutan.
Sebelum
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan, pemerintah melakukan langkah-langkah pembinaan
terlebih dahulu berupa teguran, instruksi, pemeriksaan, sampai
dengan penugasan pejabat Pemerintah ke daerah yang bersangkutan
untuk memimpin penyelenggaran urusan pemeritahan yang bersifat
wajib tersebut.
Menteri/kepala
lembaga
menetapkan
norma,
standar,
pelaksanaan
urusan
wajib
pemerintah
prosedur,
dan
non
dan
urusan
departemen
kriteria
pilihan.
Di
untuk
dalam
menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria memperhatikan
keserasian hubungan Pemerintahan dengan pemerintahan daerah
dan antar pemerintahan daerah sebagai satu kesatuan sistem dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 11
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
2.2 STRUKTUR ORGANISASI
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, kepala
daerah
perlu
dibantu
menyelenggarakan
oleh
seluruh
perangkat
urusan
daerah
yang
dapat
pemerintahan
yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah
Bahwa untuk efisiensi dan efektifitas kelembagaan sebagai
upaya
dalam
mewujudkan
kepemerintahan
yang
baik
(good
governance) perlu penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat
Daerah
dan
kelembagaan
pemerintahan
daerah
diarahkan untuk menjadi organisasi yang solid dan mampu
berperan sebagai wadah bagi pelaksanaan fungsi - fungsi kebijakan
pemerintah sesuai dengan visi dan misi
Berdasarkan
pertimbangan
tersebut
diatas
Pemerintah
Provinsi Gorontalo telah membentuk Organisasi Perangkat Daerah
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah terdiri dari:
2.2.1
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga
2.2.2
Dinas Kesehatan
2.2.3
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hasri Ainun Habibie
2.2.4
Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang
2.2.5
Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman
2.2.6
Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan
2.2.7
Dinas Perhubungan
2.2.8
Dinas Komunikasi, Informatika Dan Statistik
2.2.9
Dinas Pariwisata
2.2.10
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 12
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
2.2.11
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak
2.2.12
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
2.2.13
Dinas Koperasi, Umkm, Perindustrian Dan Perdagangan
2.2.14
Badan Penanaman Modal, Esdm Dan Transmigrasi
2.2.15
Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
2.2.16
Setda
2.2.17
Biro Pemerintahan Dan Otda
2.2.18
Biro Hukum
2.2.19
Biro P2e Dan Pengadaan
2.2.20
Biro Kesra
2.2.21
Biro Umum
2.2.22
Biro Humas Dan Protokol
2.2.23
Sekretariat Dprd
2.2.24
Badan Keuangan Dan Aset Daerah
2.2.25
Inspektorat Provinsi Gorontalo
2.2.26
Badan Kepegawaian
2.2.27
Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
2.2.28
Kantor
Perwakilan
Pemerintah
Provinsi
Gorontalo
Di
Jakarta
2.2.29
Satpol PP Dan Kebakaran
2.2.30
Badan Pangan
2.2.31
Dinas PMD, Adm Kependudukan Dan Capil
2.2.32
Dinas Perpustakaan
2.2.33
Dinas Pertanian
2.2.34
Dinas Kelautan Dan Perikanan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 13
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
2.3
STRUKTUR APBD
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :
a. pendapatan daerah;
b. belanja daerah; dan
c. pembiayaan daerah.
Selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja
Daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran.
Surplus anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan Daerah lebih
besar dari Anggaran Belanja Daerah. Sedangkan defisit anggaran
terjadi apabila Anggaran Pendapatan Daerah lebih kecil dari Anggaran
Belanja Daerah.
Dalam hal APBD diperkirakan surplus dapat digunakan untuk :
a. Pembentukan Dana Cadangan;
b. Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah;
c. Pembayaran Pokok Utang; dan
d. Pemberian Pinjaman Daerah.
Dalam hal APBD diperkirakan defisit dapat didanai dari pembiayaan
daerah yang bersumber dari :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya;
b. Pencairan Dana Cadangan;
c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan;
d. Penerimaan Pinjaman Daerah;
e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
f. Penerimaan Piutang Daerah; dan
g. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 14
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
BAB III
PEDOMAN PENYUSUNAN PENDAPATAN
(RKA-SKPD 1 dan RKA PPKD)
3.1
PEDOMAN UMUM PENDAPATAN
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun
Anggaran 2017 merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional
dan
memiliki
kepastian
serta
dasar
hukum
penerimaannya.
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang
bertujuan untuk memberikan keleluasan kepada daerah
dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi
daerah
sebagai
perwujudan
asas
desentralisasi
yang
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah dipisahkan, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah:
a) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi
daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 15
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga
Kerja Asing.
b) Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah
harus didasarkan pada data potensi pajak daerah dan
retribusi
daerah
provinsi
dan
di
masing-masing
pemerintah
memperhatikan
perkiraan
pemerintah
kabupaten/kota
pertumbuhan
serta
ekonomi
pada Tahun 2017 yang berpotensi terhadap target
pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta
realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah tahun sebelumnya.
Untuk itu, pemerintah daerah harus melakukan
upaya
peningkatan
pendapatan
daerah
yang
bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah,
mengingat
tren
peningkatan
pajak
daerah
dan
retribusi daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun
Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2016
secara nasional meningkat rata-rata sebesar Rp26,56
trilliun atau 25,61%, dengan uraian untuk pemerintah
provinsi rata-rata meningkat sebesar Rp17,65 trilliun
atau 24,21% dan untuk pemerintah kabupaten/kota
rata-rata meningkat sebesar Rp8,90 trilliun atau
29,20%.
Tren proporsi pajak daerah dan retribusi daerah
terhadap total pendapatan asli daerah selama 5 tahun
mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan
Tahun Anggaran
2016
secara nasional rata-rata
sebesar 78,95%, dengan uraian untuk pemerintah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 16
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
provinsi
rata-rata
sebesar
87,69%
dan
untuk
pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 62,26%.
Selanjutnya, tren proporsi pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap total pendapatan
selama 5 tahun
mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan
Tahun Anggaran 2016 secara
nasional rata-rata
sebesar 17,25%, dengan uraian untuk pemerintah
provinsi
rata-rata
sebesar
42,50%
dan
untuk
pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 6,91%.
c) Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah
yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi
daerah,
Pemerintah
Daerah
harus
melakukan
kegiatan penghimpunan data obyek dan subyek pajak
daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya
pajak daerah dan retribusi daerah yang terhutang
sampai dengan kegiatan penagihan pajak daerah dan
retribusi daerah kepada wajib pajak daerah dan
retribusi daerah serta pengawasan penyetorannya.
d) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan
Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh per seratus),
termasuk yang dibagihasilkan pada kabupaten/kota,
dialokasikan
untuk
mendanai
pembangunan
dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda
dan
sarana
transportasi
umum
sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (5) UndangUndang
Nomor 28 Tahun 2009.
e) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik
bagian
provinsi
maupun
bagian
kabupaten/kota,
dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh per
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 17
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
seratus)
untuk
mendanai
pelayanan
kesehatan
masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang
berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
f) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan
Jalan
sebagian
dialokasikan
untuk
penyediaan
penerangan jalan sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009.
g) Pendapatan
yang
bersumber
dari
Retribusi
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
dialokasikan untuk mendanai penerbitan dokumen
izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum,
penatausahaan,
perpanjangan
biaya
Izin
dampak
Mempekerjakan
negatif
dari
Tenaga
Kerja
Asing, dan kegiatan pengembangan keahlian dan
keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam
peraturan daerah sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2012.
h) Pendapatan
yang
Pengendalian
mendanai
Lalu
bersumber
Lintas
peningkatan
peningkatan
pelayanan
dari
Retribusi
dialokasikan
kinerja
lalu
angkutan
untuk
lintas
umum
dan
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 9 Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012.
i) Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari
hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 18
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Sosial
(BPJS)
yang
diterima
oleh
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD
yang belum menerapkan Pola Pengelolaan KeuanganBadan
Layanan
dianggarkan
pada
Umum
akun
Daerah
(PPK-BLUD),
pendapatan,
kelompok
pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah,
obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian
obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan.
j) Penganggaran retribusi daerah khususnya Pemerintah
Provinsi Gorontalo berdasarkan:
(1) Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
(2) Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah;
(3) Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2014 tentang
Retribusi
Pelayanan
Kesehatan
Rumah
Sakit
Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie.
Penganggaran retribusi sebagaimana diatur dalam
ketentuan diatas sebagai berikut;
(1) Dinas Pekerjaan Umum
Pemakaian
kekayaan
daerah
pada
Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo termasuk
golongan retribusi jasa usaha
Struktur
tarif
retribusi
pemakaian
kekayaan
daerah pada Dinas Pekerjaan Umum terdiri atas:
(a) Pemakaian Fasilitas Laboratorium
(b) Pemakaian Alat-alat Berat
(2) Dinas Pertanian dan Hortikultura
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 19
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Retribusi penjualan produk usaha daerah dari
komoditi pertanian seperti penjualan produksi
jagung dan penjualan produksi bibit
(3) Dinas Peternakan dan Perkebunan
Retribusi penjualan produksi usaha daerah dari
komoditi perkebunan seperti penjualan benih,
penjualan bibit dan produksi konsumsi.
Retribusi penjualan produksi usaha daerah dari
komoditi peternakan seperti penjualan bibit sapi
(pedet), bibit kambing (anak : jantan/betina), bibit
ayam, bibit itik dan telur bibit.
(4) Dinas Perikanan dan Kelautan
Retribusi penjualan produksi usaha daerah dari
komoditi perikanan dan kelautan seperti:
(a) Komoditi perikanan air tawar : penjualan
benih, penjualan calon induk, penjualan induk
dan ikan afkir;
(b) Komoditi perikanan air laut : penjualan benih
dan pakan alami.
(5) Dinas Kesehatan
Retribusi
pelayanan
Pelaksana
Teknis
kesehatan
Dinas
Balai
pada
Unit
Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Gorontalo yakni jasa
laboratorium jenis pemeriksaan : Kimia Darah,
Diabetes, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal, Analisa
Lemak, Hematologi, Serologi, Mikrobiologi, Urin,
Hormon, Cairan Tubuh, Faeces, Drug Monitoring,
Hemostasis, Imunologi dan Tumor Marker.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 20
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Retribusi pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie.
2) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
memperhatikan
memperhitungkan
dipisahkan
dan
nilai
rasionalitas
kekayaan
memperhatikan
daerah
perolehan
dengan
yang
manfaat
ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka
waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah.
Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan:
a) Bagi Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan
fungsi
pemupukan
mampu
laba
menghasilkan
(profit
oriented)
keuntungan
atau
adalah
deviden
dalam rangka meningkatkan PAD; dan
b) Bagi Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan
fungsi kemanfaatan umum (public service oriented)
adalah mampu meningkatkan baik kualitas maupun
cakupan
layanan
dalam
rangka
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut didasarkan pada tren peningkatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan selama 5
tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan
Tahun Anggaran 2016 secara nasional meningkat ratarata sebesar Rp0,55 trilliun atau 8,98%, dengan uraian
untuk pemerintah provinsi meningkat rata-rata sebesar
Rp0,30 trilliun atau 9,63% dan untuk pemerintah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 21
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
kabupaten/kota meningkat rata-rata sebesar Rp0,25
trilliun atau 8,37%.
Dalam
kaitan
kekayaan
itu,
daerah
tren
yang
proporsi
hasil
dipisahkan
pengelolaan
terhadap
total
pendapatan asli daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun
Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2016
secara nasional rata-rata sebesar 3,79%, dengan uraian
untuk pemerintah provinsi rata-rata sebesar 2,95% dan
untuk pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar
5,35%.
Selanjutnya, tren proporsi hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan terhadap total pendapatan
selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2012 sampai
dengan Tahun Anggaran 2016 secara nasional rata-rata
sebesar 0,82%, untuk pemerintah provinsi rata-rata
sebesar 1,42% dan pemerintah kabupaten/kota rata-rata
sebesar 0,57%.
Untuk perolehan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
yang belum
menunjukkan
kinerja
yang
memadai (performance based), karena tidak memberikan
bagian laba atau peningkatan pelayanan atas penyertaan
modal tersebut, pemerintah daerah harus melakukan
antara lain langkah-langkah penyehatan BUMD tersebut,
mulai
dari
melakukan
efisiensi,
rasionalisasi
dan
restrukturisasi sampai dengan pilihan untuk melakukan
penjualan aset (disposal) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, dengan terlebih dulu melakukan
proses due dilligence melalui lembaga appraisal yang
certified terkait hak dan kewajiban BUMD tersebut,
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 22
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dan/atau upaya hukum atas penyertaan modal tersebut,
mengingat seluruh/sebagian aset dan kekayaan BUMD
dimaksud merupakan kekayaan pemerintah daerah yang
tercatat
dalam
dimaksud
ikhtisar
sebagai
laporan
salah
satu
keuangan
lampiran
BUMD
Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
3) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah:
a) Pendapatan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai
salah satu bentuk investasi jangka panjang non
permanen,
dianggarkan
pada
akun
pendapatan,
kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek Hasil
Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat
Penerima.
b) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan,
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD,
jenis Lain-Lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau
Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau
Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya.
c) Pendapatan
dana
kapitasi
Jaminan
Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)
milik
menerapkan
pemerintah
PPK-BLUD
daerah
yang
mempedomani
belum
Peraturan
Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan
Surat
Edaran
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk
Teknis
Penganggaran,
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Pelaksanaan
dan
Page 23
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Penatausahaan
serta
Pertanggungjawaban
Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP
Milik Pemerintah Daerah.
d) Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi
daerah
dianggarkan
pada
akun
pendapatan,
kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD Yang Sah dan
diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek sesuai
kode rekening berkenaan.
b. Dana Perimbangan
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana
perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH):
a) Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri atas DBHPajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) selain PBB
Perkotaan
dan
Perdesaan,
Penghasilan (DBH-PPh)
dan
DBH-Pajak
yang terdiri dari DBH-PPh
Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam
Negeri
(WPOPDN)
dan
PPh
Pasal
21
dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai
Alokasi
DBH-Pajak
Tahun Anggaran 2017.
Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun Anggaran 2017
Keuangan
Anggaran
mengenai
2017
atau
Alokasi
belum
Peraturan Menteri
DBH-Pajak
ditetapkan,
Tahun
penganggaran
pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada:
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 24
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
(1) Realisasi pendapatan DBH-Pajak 3 (tiga) tahun
terakhir yaitu Tahun Anggaran 2015, Tahun
Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2013; atau
(2) Informasi
resmi
dari
Kementerian
Keuangan
mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun
Anggaran 2017.
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian
APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri
Keuangan
mengenai
Alokasi
DBH-Pajak
Tahun
Anggaran 2017 terdapat perubahan dan ditetapkan
setelah
Peraturan
Daerah
tentang
APBD
Tahun
Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus
menyesuaikan alokasi DBH-Pajak dimaksud pada
Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) bagi pemerintah daerah
yang
tidak
melakukan
Perubahan
APBD
Tahun
Anggaran 2017.
b) Pendapatan dari DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)
dianggarkan
sesuai
Peraturan
Presiden
mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBHCHT
menurut
provinsi/kabupaten/kota
Tahun
Anggaran 2017.
Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun
Anggaran
Keuangan
2017
mengenai
atau
Rincian
Peraturan
DBH-CHT
Menteri
menurut
provinsi/ kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 25
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari
DBH-CHT didasarkan pada:
(1) Realisasi pendapatan DBH-CHT 3 (tiga) tahun
terakhir yaitu Tahun Anggaran 2015, Tahun
Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2013; atau
(2) Informasi
resmi
dari
Kementerian
Keuangan
mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun
Anggaran 2017.
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian
APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri
Keuangan
mengenai
Rincian
provinsi/kabupaten/kota
DBH-CHT
Tahun
menurut
Anggaran
2017
terdapat perubahan dan ditetapkan setelah peraturan
daerah
tentang
APBD
Tahun
Anggaran
2017
ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan
alokasi DBH-CHT dimaksud dengan terlebih dahulu
melakukan
perubahan
peraturan
kepala
daerah
tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017
dengan
untuk
pemberitahuan
selanjutnya
kepada
ditampung
Pimpinan
dalam
DPRD,
peraturan
daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran
2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah
daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2017.
Penggunaan
meningkatkan
DBH-CHT
kualitas
diarahkan
bahan
baku,
untuk
pembinaan
industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi
ketentuan dibidang cukai dan/atau pemberantasan
barang kena cukai palsu (cukai illegal) sesuai dengan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 26
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
amanat dalam Pasal 66C Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007 tentang Perubahan atas UndangUndang
Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai dan Peraturan
Menteri Keuangan yang dijabarkan dengan keputusan
gubernur.
c) Pendapatan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
(DBH-SDA), yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBHPertambangan
Mineral
dan
Batubara,
DBH-
Perikanan, DBH-Minyak Bumi, DBH-Gas Bumi, dan
DBH-Pengusahaan Panas Bumi dianggarkan sesuai
Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun
2017 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran 2017.
Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun
Anggaran
Keuangan
Anggaran
2017
mengenai
2017
atau
Peraturan
Menteri
alokasi
DBH-SDA
Tahun
belum
ditetapkan,
penganggaran
pendapatan dari DBH-SDA didasarkan pada:
(1) Realisasi pendapatan DBH-SDA 3 (tiga) tahun
terakhir, yaitu Tahun Anggaran 2015, Tahun
Anggaran
dengan
2014
dan
Tahun
mengantisipasi
Anggaran
2013,
kemungkinan
tidak
stabilnya harga dan hasil produksi (lifting) minyak
bumi dan gas bumi Tahun Anggaran 2017; atau
(2) Informasi
resmi
dari
Kementerian
Keuangan
mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun
Anggaran 2017.
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian
APBN Tahun Anggaran 2017 mengenai Alokasi DBHTim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 27
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
SDA diluar Dana Reboisasi yang merupakan bagian
dari
DBH-Kehutanan
atau
Peraturan
Menteri
Keuangan mengenai Alokasi DBH-SDA diluar Dana
Reboisasi
yang
Kehutanan
setelah
merupakan
terdapat
peraturan
bagian
perubahan
daerah
dan
tentang
dari
DBH
ditetapkan
APBD
Tahun
Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah harus
menyesuaikan
alokasi
DBH-SDA
dimaksud
pada
peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi
pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017.
Apabila terdapat pendapatan lebih DBH-SDA diluar
Dana
Reboisasi
Tahun
Anggaran
2017
seperti
pendapatan kurang salur tahun-tahun sebelumnya
atau selisih pendapatan Tahun Anggaran 2016,
pendapatan
lebih
tersebut
dianggarkan
dalam
peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi
pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017.
Dalam rangka optimalisasi penggunaan Dana Bagi
Hasil-Dana
Reboisasi
(DBH-DR)
tahun-tahun
anggaran sebelumnya yang belum dimanfaatkan dan
masih
ada
di
kabupaten/kota
rekening
sampai
kas
dengan
umum
daerah
akhir
Tahun
Anggaran 2017 penggunaan DBH-DR tersebut sesuai
peraturan perundang-undangan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 28
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Penganggaran DBH-DR terkait dengan penyerahan
urusan
Pemerintahan
dari
Pemerintah
Kabupaten/kota ke Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Provinsi
agar
menganggarkan
dalam
Peraturan
daerah tentang APBD Tahun 2017 atau Peraturan
daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017 untuk menunjang program dan kegiatan yang
terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pendapatan yang berasal dari DBH-Migas wajib
dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan
dasar yang besarannya adalah 0,5% (nol koma lima
perseratus)
dari
total
DBH-Migas
sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
d) Pendapatan DBH-Pajak, DBH-CHT dan DBH-SDA
untuk daerah induk dan daerah otonom baru karena
pemekaran, didasarkan pada informasi resmi dari
Kementerian Keuangan mengenai Alokasi Transfer ke
Daerah Tahun Anggaran 2017 dengan mempedomani
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU):
Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden
mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017. Dalam
hal Peraturan Presiden dimaksud belum ditetapkan,
penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU daerah
provinsi, kabupaten dan kota Tahun Anggaran 2017 yang
diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan.
Apabila Peraturan Presiden atau informasi resmi oleh
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 29
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kementerian Keuangan dimaksud belum diterbitkan,
maka penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU
Tahun Anggaran 2016.
Apabila Peraturan Presiden atau informasi resmi oleh
Kementerian Keuangan diterbitkan setelah peraturan
daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan,
pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DAU
dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam
LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017.
3) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK):
DAK dianggarkan sesuai Peraturan Presiden tentang
Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai
Alokasi
DAK
Tahun
Anggaran 2017.
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2017 belum
ditetapkan, penganggaran DAK didasarkan pada alokasi
DAK
daerah
provinsi
dan
kabupaten/kota
Tahun
Anggaran 2017 yang diinformasikan secara resmi oleh
Kementerian Keuangan, setelah Rancangan UndangUndang tentang APBN Tahun Anggaran 2017 disetujui
bersama antara Pemerintah dan DPR-RI.
Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2017 diterbitkan
setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 30
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
2017
ditetapkan,
maka
pemerintah
daerah
harus
menyesuaikan alokasi DAK dimaksud dengan terlebih
dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan
pemberitahuan
kepada
pimpinan
DPRD,
untuk
selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang
perubahan
APBD
Tahun
Anggaran
2017
atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang
tidak melakukan perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017.
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Penganggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dialokasikan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai
rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan
Menteri
Keuangan
Alokasi
Dana
mengenai
Bantuan
Pedoman
Operasional
Umum
Sekolah
dan
Tahun
Anggaran 2017.
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Bantuan
Operasional
ditetapkan,
Sekolah
Tahun
penganggaraan
Anggaran
dana
2017
BOS
belum
tersebut
didasarkan pada alokasi dana BOS Tahun Anggaran
2016.
Apabila
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 31
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Bantuan
Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2017 tersebut
diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD
Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah
daerah harus menyesuaikan alokasi Dana BOS dimaksud
dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan
kepala
daerah
tentang
penjabaran
APBD
Tahun
Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan
DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan
daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2017
atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah
yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada
Pimpinan DPRD.
2) Penganggaran
dialokasikan
Tunjangan
sesuai
dengan
Profesi
Guru
Peraturan
(TPG)
Presiden
mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum
dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah Tahun Anggaran 2017.
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi
Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2017
belum
ditetapkan,
penganggaraan
TPG
tersebut
didasarkan pada alokasi TPG Tahun Anggaran 2016
dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran 2014.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 32
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Apabila
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi
Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2017
tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang
APBD
Tahun
Anggaran
2017
ditetapkan,
maka
pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi TPG
dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada
Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam
peraturan
daerah
tentang
perubahan
APBD
Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi
pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017 dengan terlebih dahulu
melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran
APBD
Tahun
Anggaran
2017
dengan
pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD.
3) Penganggaran Dana Desa dialokasikan sesuai dengan
Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun
Anggaran
2017
atau
Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2017.
Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun
Anggaran
2017
atau
Peraturan
Menteri
Keuangan mengenai Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran
2017 belum ditetapkan, maka penganggaran Dana Desa
tersebut didasarkan pada alokasi Dana Desa Tahun
Anggaran 2016.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 33
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
Tahun
Anggaran
2017
ditetapkan
atau
terdapat
perubahan setelah peraturan daerah tentang APBD
Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah daerah
harus menyesuaikan alokasi dana desa dimaksud dengan
terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017
dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk
selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang
perubahan
APBD
Tahun
Anggaran
2017
atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang
tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017.
Penganggaran Dana Transfer lainnya dialokasikan sesuai
dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Transfer
lainnya Tahun Anggaran 2017.
Apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Transfer
lainnya
Tahun
Anggaran
2017
ditetapkan
setelah
peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017
ditetapkan, pemerintah daerah harus menyesuaikan
alokasi Dana Transfer lainnya dimaksud dengan terlebih
dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 dengan
pemberitahuan
kepada
Pimpinan
DPRD,
untuk
selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 34
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
perubahan
APBD
Tahun
Anggaran
2017
atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang
tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017.
Pendapatan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
bersumber dari dana transfer lainnya, penggunaannya
harus
berpedoman
pada
masing-masing
Peraturan/Petunjuk Teknis yang melandasi penerimaan
dana transfer lainnya dimaksud.
4) Penganggaran
pendapatan
kabupaten/kota
yang
bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima
dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja
Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi Tahun
Anggaran 2017.
Dalam hal penetapan APBD kabupaten/kota Tahun
Anggaran 2017 mendahului penetapan APBD provinsi
Tahun Anggaran 2017, penganggarannya didasarkan
pada alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran
2016 dengan memperhatikan realisasi Bagi Hasil Pajak
Daerah
Tahun
Anggaran
2015,
sedangkan
bagian
pemerintah kabupaten/kota yang belum direalisasikan
oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan target
Tahun Anggaran 2016, ditampung dalam peraturan
daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017
atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah
yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017.
5) Pendapatan
daerah
yang
bersumber
dari
bantuan
keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 35
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
khusus yang diterima dari pemerintah provinsi atau
pemerintah kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam
APBD penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan
dalam APBD pemberi bantuan.
Apabila
pendapatan
daerah
yang
bersumber
dari
bantuan keuangan bersifat umum tersebut diterima
setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran
2017
ditetapkan,
maka
pemerintah
daerah
harus
menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada
peraturan
daerah
tentang
Perubahan
APBD
Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi
pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017.
Apabila
pendapatan
daerah
yang
bersumber
dari
bantuan keuangan bersifat khusus tersebut diterima
setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran
2017
ditetapkan,
menyesuaikan
maka
alokasi
pemerintah
bantuan
daerah
keuangan
harus
bersifat
khusus dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan
perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan
kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung
dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi
pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017.
6) Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari
pemerintah, pemerintah daerah lainnya atau pihak
ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 36
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun
perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai
konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban
pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam
APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud.
Untuk kepastian pendapatan hibah yang bersumber dari
pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan pada
perjanjian hibah antara kepala daerah/pejabat yang
diberi
kuasa
selaku
pemberi
dengan
kepala
daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima,
sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari
pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah
antara pihak ketiga selaku pemberi dengan kepala
daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima.
Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di
atas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok
pendapatan LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan
diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek
pendapatan sesuai kode rekening berkenaan.
7) Penganggaran
pendapatan
yang
bersumber
dari
sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga,
organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat
maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak
mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan
kewajiban
pihak
ketiga
atau
pemberi
sumbangan,
dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian
pendapatan dimaksud.
Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di
atas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 37
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan
diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek
pendapatan sesuai kode rekening berkenaan.
8) Dalam hal pemerintah daerah memperoleh dana darurat
dari pemerintah dianggarkan pada akun pendapatan,
Dalam hal pemerintah daerah memperoleh dana darurat
dari pemerintah dianggarkan pada akun pendapatan,
kelompok Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan
diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek
pendapatan Dana Darurat. Dana darurat diberikan pada
tahap pasca bencana untuk mendanai perbaikan fasilitas
umum
untuk
melayani
masyarakat
sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 296 ayat (3) dan ayat (4) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014.
Pendapatan dana darurat dapat dianggarkan sepanjang
sudah
diterbitkannya
Peraturan
Presiden
mengenai
rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai
Alokasi
Dana
Darurat
Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Menteri
Keuangan
mengenai
alokasi
Dana
Darurat
Tahun
Anggaran 2017 ditetapkan setelah peraturan daerah
tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka
pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi dana
darurat dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan
perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD Tahun Anggaran 2017 dengan pemberitahuan
kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung
dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 38
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017.
9) Bagi
daerah
kabupaten/kota
yang
memperoleh
pendapatan berasal dari bonus produksi pengusahaan
panas bumi, sesuai dengan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok lain-lain pendapatan
yang sah, jenis bonus produksi dari pengusahaan Panas
Bumi yang diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek
pendapatan berkenaan.
3.2
RINCIAN OBYEK PENDAPATAN
KODE REKENING PENDAPATAN
UNTUK PEMERINTAH DAERAH PROPINSI
Kode Rekening
Uraian
1
2
4
PENDAPATAN DAERAH
4 1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
4 1 1
Pajak Daerah
4 1 1 01
Pajak Kendaraan Bermotor
4 1 1 01 01 A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Pribadi )
4 1 1 01 02 A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum )
4 1 1 01 03 B-1 Bus, Micro Bus ( Pribadi )
4 1 1 01 04 B-2 Bus, Micro Bus ( Umum )
4 1 1 01 05 C-1 Truck, Pick Up ( Pribadi )
4 1 1 01 06 C-2 Truck, Pick up ( Umum )
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 39
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 1 01 07 D-1. Kendaraan khusus (Pribadi)
4 1 1 01 08 D-2. Kendaraan khusus (Umum)
4 1 1 01 09 E. Sepeda Motor
4 1 1 01 10 F. Kendaraan Motor yang dioperasikan di Air
4 1 1 01 11 Dst ......
4 1 1 02
Pajak Kendaraan Di Atas Air
4 1 1 02 01 Pajak Kendaraan Di Air
4 1 1 02 02 Dst …..
4 1 1 03
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4 1 1 03 01 A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Pribadi )
4 1 1 03 02 A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum )
4 1 1 03 03 B-1 Bus, Micro Bus ( Pribadi )
4 1 1 03 04 B-2 Bus, Micro Bus ( Umum )
4 1 1 03 05 C-1 Truck, Pick Up ( Pribadi )
4 1 1 03 06 C-2 Truck, Pick up ( Umum )
4 1 1 03 07 D-1. Kendaraan khusus (Pribadi)
4 1 1 03 08 D-2. Kendaraan khusus (Umum)
4 1 1 03 09 E. Sepeda Motor
4 1 1 03 10 F. Kendaraan Bermotor yang di Operasikan di Air
4 1 1 03 11 Dst …..
4 1 1 04
Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air
4 1 1 04 01 Bea Balik Nama Kendaraan Di Air
4 1 1 04 02 Dst ......
4 1 1 05
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 40
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 1 05 01 Premium
4 1 1 05 02 Pertamax
4 1 1 05 03 Pertamax Plus
4 1 1 05 04 Solar
4 1 1 05 05 Gas
4 1 1 05 06 Dst ….
4 1 1 06
Pajak Air Permukaan
4 1 1 06 01 Pajak Air Permukaan
4 1 1 06 02 Dst ….
4 1 1 07
Pajak Rokok
4 1 1 07 01 Pajak Rokok
4 1 2
Retribusi Daerah
4 1 2 01
Retribusi Jasa Umum
4 1 2 01 01 Retribusi Pelayanan Kesehatan
4 1 2 01 02 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
4 1 2 01 03 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
4 1 2 01 04 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
4 1 2 01 05 Retribusi Pelayanan Pendidikan
4 1 2 01 06 Dst …..
4 1 2 02
Retribusi Jasa Usaha
4 1 2 02 01 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
4 1 2 02 02 Retribusi Tempat Pelelangan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 41
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 2 02 03 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggarahan/villa
4 1 2 02 04 Retribusi Pelayanan Pelabuhan
4 1 2 02 05 Retribusi Tempat rekreasi dan Olah Raga
4 1 2 02 06 Retribusi Penyebrangan di air
4 1 2 02 07 Retribusi Pengolahan Limbah Cair
4 1 2 02 08 Retribusi Penjualan Produksi usaha Daerah
4 1 2 02 09 Retribusi Tempat Khusus Parkir
4 1 2 02 10 Dst .....
4 1 2 03
Retribusi Perizinan tertentu
4 1 2 03 01 Retribusi Izin Trayek
4 1 2 03 02 Retribusi Izin Usaha Perikanan
4 1 2 03 03 Dst …..
4 1 3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Darah yang Dipisahkan
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan
4 1 3 01
Milik Daerah/BUMD
4 1 3 01 01 Perusahaan daerah
4 1 3 01 02 Dst ….
Bagian Laba ats penyertaan modal pada Perusahaan Milik
4 1 3 02
Pemerintah/BUMN
4 1 3 02 01 BUMN
4 1 3 02 02 Dst ….
Bagian Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan
4 1 3 03
Patungan/Milik Swasta
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 42
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 3 03 01 Perusahaan Patungan
4 1 3 03 02 Dst ….
4 1 4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4 1 4 01
Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
4 1 4 01 01 Pelepasan Hak Atas Tanah
4 1 4 01 02 Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor tidak terpakai
4 1 4 01 03 Penjualan Mesin/alat-alat berat tidak terpakai
4 1 4 01 04 Penjualan Rumah Jabatan/Rumah Dinas
4 1 4 01 05 Penjualan Kendaraan Dinas roda dua
4 1 4 01 06 Penjualan Kendaraan Dinas roda empat
4 1 4 01 07 Penjualan Drum Bekas
4 1 4 01 08 Penjualan Hasil Penebangan Pohon
4 1 4 01 09 Penjualan Lampu Hias Bekas
4 1 4 01 10 Penjualan bahan-bahan Bekas Bangunan
4 1 4 01 11 Penjualan Perlengkapan Lalu Lintas
4 1 4 01 12 Penjualan Obat-obatan dan hasil farmasi
4 1 4 01 13 Penjualan hasil pertanian
4 1 4 01 14 Penjualan hasil kehutanan
4 1 4 01 15 Penjualan hasil perkebunan
4 1 4 01 16 Penjualan hasil peternakan
4 1 4 01 17 Penjualan hasil perikanan
4 1 4 01 18 Penjualan hasil sitaan
4 1 4 01 19 Dst ….
4 1 4 02
Jasa Giro
4 1 4 02 01 Jasa Giro Kas Daerah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 43
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 4 02 02 Jasa Giro Pemegang Kas
4 1 4 02 03 Jasa Giro Dana Cadangan
4 1 4 02 04 Dst ….
4 1 4 03
Pendapatan Bunga
4 1 4 03 01 Rekening Deposito pada Bank
4 1 4 03 02 Dst ….
4 1 4 04
Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
4 1 4 04 01 Kerugian Uang Daerah
4 1 4 04 02 Kerugian Barang Daerah
4 1 4 04 03 Dst ….
Komisi, Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai Tukar
4 1 4 05
Rupiah
4 1 4 05 01 Penerimaan Komisi dari ……
4 1 4 05 02 Penerimaan Potongan dari …..
4 1 4 05 03 Penerimaan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah dari …..
4 1 4 05 04 Dst …..
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
4 1 4 06
Pekerjaan
4 1 4 06 01 Bidang Pendidikan
4 1 4 06 02 Bidang Kesehatan
4 1 4 06 03 Bidang Pekerjaan Umum
4 1 4 06 04 Bidang Perumahan Rakyat
4 1 4 06 05 Bidang Penataan Ruang
4 1 4 06 06 Bidang Perencanaan Pembangunan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 44
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 4 06 07 Bidang Perhubungan
4 1 4 06 08 Bidang Lingkungan Hidup
4 1 4 06 09 Bidang Pertanahan
4 1 4 06 10 Dst ….
4 1 4 07
Pendapatan Denda Pajak
4 1 4 07 01 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor
Pendapatan Denda Pajak Bea Balik Nama Kendaraan
4 1 4 07 02 Bermotor
4 1 4 07 03 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Di Atas Air
Pendapatan Denda Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Di Atas
4 1 4 07 04 Air
4 1 4 07 05 Pendapatan Denda Pajak Air Permukaan
4 1 4 07 06 Pendapatan Denda Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4 1 4 07 07 Pendapatan Denda Pajak Rokok
4 1 4 08
Pendapatan Denda Retribusi
4 1 4 08 01 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum
4 1 4 08 02 Pendapatan Denda Retribusi Jasa Usaha
4 1 4 08 03 Pendapatan Denda Retribusi Perizinan Tertentu
4 1 4 08 04 Dst ....
4 1 4 09
Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan
4 1 4 09 01 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan
4 1 4 09 02 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pembongkaran Reklame
4 1 4 09 03 Hasil Eksekusi Jaminan atas KTP Musiman
4 1 4 09 04 Dst ....
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 45
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 4 10
Pendapatan dari Pengembalian
4 1 4 10 01 Pendapatan dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21
Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran
4 1 4 10 02 asuransi kesehatan
Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran Gaji
4 1 4 10 03 dan Tunjangan
Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran
4 1 4 10 04 Perjalanan Dinas
4 1 4 10 05 Pendapatan dari Pengembalian dari Uang Muka
4 1 4 10 06 Dst ….
4 1 4 11
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
4 1 4 11 01 Fasilitas Sosial
4 1 4 11 02 Fasilitas Umum
4 1 4 11 03 Dst ….
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan
4 1 4 12
Pelatihan
4 1 4 12 01 Uang Pendaftaran/Ujian Masuk
4 1 4 12 02 Uang Sekolah/pendidikan dan pelatihan
4 1 4 12 03 Uang Ujian kenaikan tingkat/kelas
4 1 4 12 04 Dst ....
4 1 4 13
Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan
Angsuran/Cicilan Penjualan Rumah Dinas Daerah Golongan
4 1 4 13 01 III
4 1 4 13 02 Angsuran/Cicilan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas
4 1 4 13 03 Angsuran/Cicilan Ganti Kerugian Barang Milik Daerah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 46
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 1 4 14
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
4 1 4 14 01 Dari Kelompok Masyarakat ….
4 1 4 14 02 Dst ....
4 2
DANA PERIMBANGAN
4 2 1
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
4 2 1
1
Bagi Hasil Pajak
4 2 1 01 01 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan
4 2 1 01 02 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29
4 2 1 01 03 wajib pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21
4 2 1 01 04 Dst ....
4 2 1 02
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
4 2 1 02 01 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
4 2 1 02 02 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan
4 2 1 02 03 Bagi Hasil dari Dana Reboisasi
Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-rent)
4 2 1 02 04 Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi
4 2 1 02 05 (Royalti)
4 2 1 02 06 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan
4 2 1 02 07 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan
4 2 1 02 08 Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi
4 2 1 02 09 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi
4 2 1 02 10 Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi
4 2 1 02 11 Dst ….
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 47
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 2 2
Dana Alokasi Umum
4 2 2 01
Dana Alokasi Umum
4 2 2 01 01 Dana Alokasi Umum
4 2 3
Dana Alokasi Khusus
4 2 3 01
Dana alokasi khusus
4 2 3 01 01 Dana alokasi khusus
4 2 3 01 02 Dst ….
4 3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
4 3 1
Pendapatan Hibah
4 3 1 01
Pendapatan Hibah dari Pemerintah
4 3 1 01 01 Pemerintah
4 3 1 02
Pendapatan Hibah dari Pemerintah Daerah Lainnya
4 3 1 02 01 Pemerintah Daerah ……..
4 3 1 02 02 Dst ….
Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta
4 3 1 03
dalam Negeri
4 3 1 03 01 Badan/Lembaga/Organisasi Swasta
4 3 1 04
Pendapatan Hibah dari kelompok masyarakat/perorangan
4 3 1 04 01 Kelompok masyarakat/perorangan
4 3 1 04 02 Dst ….
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 48
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 3 1 05
Pendapatan Hibah dari Luar Negeri
4 3 1 05 01 Pendapatan Hibah dari Bilateral
4 3 1 05 02 Pendapatan Hibah dari Multilateral
4 3 1 05 03 Pendapatan Hibah dari Donor lainnya
4 3 1 05 04 Dst ....
4 3 2
Dana Darurat
4 3 2 01
Penanggulangan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
4 3 2 01 01 Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
4 3 2 01 02 Dst ....
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
4 3 3
Daerah lainnya
4 3 3 01
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
4 3 3 01 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
4 3 3 01 02 Dst ....
4 3 3 02
Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten
4 3 3 02 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten .....
4 3 3 02 02 Dst ....
4 3 3 03
Dana Bagi Hasil Pajak dari Kota
4 3 3 03 01 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kota .....
4 3 3 03 02 Dst ....
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 49
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4 3 4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
4 3 4 01
Dana Penyesuaian
4 3 4 01 01 Dana Penyesuaian
4 3 4 01 02 Dst ….
4 3 4 02
Dana Otonomi Khusus
4 3 4 02 01 Dana Otonomi Khusus
4 3 4 02 02 Dst ….
Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
4 3 5
lainnya
4 3 5 01
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
4 3 5 01 01 Bantuan Keuangan Dari Provinsi …..
4 3 5 01 02 Dst ….
4 3 5 02
Bantuan Keuangan Dari Kabupaten
4 3 5 02 01 Bantuan Keuangan Dari Kabupaten ……
4 3 5 02 02 Dst .…
4 3 5 03
Bantuan Keuangan Dari Kota
4 3 5 03 01 Bantuan Keuangan Dari Kota ……
4 3 5 03 02 Dst ….
3.3
STANDAR PENDAPATAN
Berkaitan dengan jenis, tarif dasar pengenaan dari objek daerah di
Indonesia tidak terlepas dari pengaturan yang ada mengenai pajak
Derah. Pajak daerah untuk tahun anggaran 2012 akan merujuk
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 50
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
pada UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi
Daerah. Secara khusus, Pajak Provinsi bersifat closed list yaitu
daftar jenis pajak provinsi sudah diatur oleh pemerintah sedangkan
Pajak Kabupaten/Kota yang merupakan pajak “utama” sudah diatur
meskipuun
masih
terbuka
peluang
bagi
Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk menciptakan jenis pajak baru.
Rincian jenis pajak yang diatur olehPemerintah Pusat tersebut
terbagi dua yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota, yaitu:
1. Pajak Provinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
Dengan rinciannya sebagai berikut :
a. Pajak Kenderaan Bermotor
Objek Pajak
(1)
Obyek PKB yaitu kepemilikan dan/atau penguasaan
Kendaraan Bermotor.
(2)
Termasuk
dalam
sebagaimana
pengertian
dimaksud
pada
Kendaraan
angka
(1)
Bermotor
adalah
kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya,
yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan
ukuran isi kotor GT 5 (Lima Gross Tonnage) sampai
dengan GT 7 (Tujuh Gross Tonnage).
(3)
Dikecualikan
dari
pengertian
Kendaraan
Bermotor
sebagaimana dimaksud pada angka (1) yaitu:
(a)
Kereta Api;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 51
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan
(b)
untuk
keperluan
pertahanan
dan
keamanan
negara;
Kendaraan
(c)
Bermotor
yang
dimiliki
dan/atau
dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara
asing dengan asas timbal balik dan lembagalembaga internasional yang memperoleh fasilitas
pembebasan pajak dari Pemerintah.
Termasuk dalam objek Pajak Kendaraan Bermotor
yaitu kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis
jalan darat, antara lain, di kawasan bandara, pelabuhan
laut, perkebunan, kehutanan, Pertanian, Pertambangan,
Industri, Perdagangan, dan sarana olah raga dan rekreasi.
Alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak adalah alat
yang dapat bergerak/berpindah tempat dan tidak melekat
secara permanen.
Subjek dan Wajib Pajak
(1)
Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi
atau
badan
yang
memiliki
dan/atau
menguasai
kendaraaan bermotor.
(2)
Wajib Pajak Kendaraan bermotor adalah orang pribadi
atau badan yang memiliki kendaraan bermotor.
(3)
Dalam hal Wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya
diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.
Dasar Pengenaan
Dasar
pengenaan
Pajak
Kendaraan
Bermotor
dihitung
sebagai perkalian dari 2 (dua) unsur pokok, yaitu:
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 52
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
(1)
Nilai Jual Kendaraan Bermotor;
(2)
Bobot
yang
mencerminkan
secara
relatif
kadar
kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat
penggunaan kendaraan bermotor. Bobot dinyatakan
sebagai koefisian tertentu. Koefisian sama dengan 1,
berarti kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan
oleh kendaraan bermotor tersebut dianggap masih
dalam batas toleransi. Koefisien lebih besar dari 1,
berarti
kendaraan
pengaruh
buruk
bermotor
terhadap
tersebut
kerugian
membawa
jalan
dan
pencemaran lingkungan. Contoh : Nilai jual kendaraan
bnermotor merek X tahun Y adalah sebesar adalah
sebesar Rp. 100.000.000,00. Koefisien bobot ditentukan
sama dengan 1,2 , maka dasar pengenaan pajak dari
kendaraan
bermotor
tersebut
adalah:
Rp.
100.000.000,00 X 1,2 = Rp. 120.000.000,00.
Nilai jual Kendaran Bermotor diperoleh berdasarkan harga
pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Jika harga
pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak di
ketahui,
nilai
jual
kendaraan
bermotor
ditentukan
berdasarkan faktor-faktor:
(1)
isi silinder dan/atau satuan daya;
(2)
penggunaan kendaraan bermotor;
(3)
jenis kendaraan bermotor;
(4)
merek kendaraan bemotor;
(5)
tahun pembutan kendaraan bermotor;
(6)
berat
total
kendaraan
bermotor
dan
banyaknya
penumpang yang di izinkan;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 53
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
(7)
dokumen
impor
untuk
jenis
kendaraan
bemotor
tertentu.
Faktor bobot dihitung berdasarkan faktor-faktor:
(1)
tekanan gandar; tekanan gandar dibedakan atas jumlah
sumbu/as, roda, dan berat kendaraan bermotor.
(2)
jenis bahan bakar kendaraan bermotor; jenis bahan
bakar kendaraan bermotor dibedakan, antara lain,
solar, bensin, gas, listrik, atau tenega surya.
(3)
jenis penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin
dari kendaraan bermotor. Jenis, tahun pembuatan, dan
ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor dibedakan,
antara lain, jenis mesin yang 2 tak atau 4 tak, dan ciriciri mesin yag 1000 cc atau 200 cc.
Faktor-faktor
tersebut
diatas
tidak
harus
semuanya
dipergunakan dalam menghitung Nilai Jual Kendaraan
Bermotor. Harga pasaran umum adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari sumber data, antara lain, agen tunggal
pemegang merk, asosiasi penjual kendaraan bermotor. Nilai
jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga
pasaran umum minggu pertama bulan Desember tahun
pajak sebelumnya
Tarif PKB ditetapkan sebagai berikut:
(1)
kepemilikan
pertama
kendaraan
bermotor
pribadi
dikenakan tarif sebesar 1,5% (satu koma lima persen);
(2)
kepemilikan Kendaraan Bermotor pribadi roda 4 (empat)
serta Kendaraan Bermotor roda 2 (dua) yang isi silinder
250cc keatas, untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 54
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
kedua dan seterusnya dikenakan tarif sebesar 2,0%
(dua koma nol persen);
(3)
Penetapan persentase tarif PKB sebagaimana dimaksud
pada angka (1) dan (2), untuk setiap tahunnya diatur
dalam Peraturan Gubernur;
(4)
Tarif PKB pribadi didasarkan atas nama dan/atau
alamat yang sama;
(5)
Tarif PKB untuk kendaraan bermotor angkutan umum
sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen);
(6)
Tarif
PKB
untuk
kendaraan
bermotor
ambulans,
pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial
dan keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah
Daerah sebesar 0,5% (nol koma lima persen);
(7)
Tarif PKB untuk kendaraan bermotor alat berat/besar
sebesar 0,2% (nol koma dua persen);
(8)
Tarif PKB Kendaraan diatas air sebesar 1,5% (satu koma
lima persen).
b. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor.
Objek Pajak
(1)
Obyek
BBNKB
yaitu
penyerahan
kepemilikan
Kendaraan Bermotor.
(2)
Termasuk
dalam
sebagaimana
pengertian
dimaksud
pada
Kendaraan
angka
(1)
Bermotor
adalah
kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya,
yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan
ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai
dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 55
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
(3)
Dikecualikan
dari
pengertian
Kendaraan
Bermotor
sebagaimana dimaksud pada angka (1) yaitu:
(a)
Kereta Api;
(b)
Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan
untuk
keperluan
pertahanan
dan
keamanan
negara;
(c)
Kendaraan
Bermotor
yang
dimiliki
dan/atau
dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara
asing dengan asas timbal balik dan lembagalembaga internasional yang memperoleh fasilitas
pembebasan pajak dari Pemerintah.
(4)
Penguasaan Kendaraan Bermotor melebihi 12 (dua
belas) bulan berturut turut dapat dianggap sebagai
penyerahan.
(5)
Penguasaan
Kendaraan
Bermotor
sebagaimana
dimaksud pada angka (4) tidak termasuk penguasaan
Kendaraan Bermotor karena perjanjian sewa beli.
(6)
Termasuk
sebagaimana
penyerahan
dimaksud
Kendaraan
pada
angka
Bermotor
(1)
adalah
pemasukan Kendaraan Bermotor dari luar negeri untuk
dipakai secara tetap di Indonesia, kecuali:
(a)
untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang
bersangkutan;
(b)
untuk diperdagangkan;
(c)
untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean
Indonesia; dan
(d)
digunakan untuk pameran, penelitian, contoh, dan
kegiatan olahraga bertaraf internasional.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 56
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Pengecualian sebagaimana dimaksud pada angka (6) huruf
(c) tidak berlaku apabila kendaraan bermotor selama 3 (tiga)
tahun berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari wilayah
pabean Indonesia.
Dikecualikan sebagai objek pajak Bea Balik Nama Kendaran
Bermotor adalah penyerahan kendaraan bermotor kepada:
(1)
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
(2)
Kedutaan, Konsulat, perwakilan asing, dan lembagalembaga internasional dengan asas timbal balik;
(3)
Subjek pajak lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Subjek dan Wajib Pajak
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan
kendaraan
bermotor.
Wajib
Pajak
Bea
Balik
Nama
Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang
menerima penyerahan kendaraan bermotor
Dasar Pengenaan
Dasar pengenaan BBNKB dihitung berdasarkan Nilai Jual
Kendaraan Bermotor yang diperoleh berdasarkan harga
pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor.
Tarif BBNKB ditetapkan sebagai berikut:
(1)
penyerahan pertama sebesar 12,5% (dua belas koma
lima persen);
(2)
penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1% (satu
persen);
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 57
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
(3)
Penetapan
dimaksud
persentase
pada
tarif
angka
(1)
BBNKB
dan
(2),
sebagaimana
untuk
setiap
tahunnya diatur dalam Peraturan Gubernur.
Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alatalat besar yang tidak menggunakan jalan umum tarif BBNKB
masing-masing sebagai berikut:
(1)
penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh
puluh lima persen);
(2)
penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol
koma nol tujuh puluh lima persen).
Kendaraan di Atas Air penyerahan pertama ditetapkan
sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen) dan untuk
penyerahan kedua seterusnya ditetapkan sebesar 1% (satu
persen).
Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor
tidak diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditentukan
berdasarkan faktor-faktor :
(1)
Isi silinder dan / atau satuan daya
(2)
Penggunaan kendaraan bermotor
(3)
Jenis kendaraan bermotor
(4)
Merk kendaraan bermotor
(5)
Tahun pembuatan kendaraan bermotor
(6)
Berat
total
kendaraan
bermotor
dan
banyaknya
penumpang yang diizinkan
(7)
Dokumen
impor
untuk
jenis
kendaraan
bermotor
tertentu.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 58
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
c. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor (PBBKB)
Dengan nama Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB) dipungut pajak atas pembelian bahan bakar
kendaraan
bermotor
yang
disediakan
atau
dianggap
digunakan untuk kendaraan bermotor.
(1)
Subyek
PBBKB
yaitu
konsumen
Bahan
Bakar
Kendaraan Bermotor.
(2)
Obyek PBBKB yaitu Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
yang
disediakan
atau
dianggap
digunakan
untuk
kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang
digunakan untuk kendaraan di air.
(3)
Wajib Pajak PBBKB yaitu orang pribadi atau Badan
yang menggunakan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Dasar pengenaan PBBKB yaitu Nilai Jual Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor sebelum dikenakan Pajak Pertambahan
Nilai.
(1)
Tarif PBBKB bersubsidi ditetapkan sebesar 5% (lima
persen);
(2)
Tarif PBBKB non subsidi ditetapkan sebesar 7,5% (tujuh
koma lima persen);
Besaran pokok PBBKB yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak.
Pembelian
bahan
bakar
oleh
sektor
industri,
usaha
pertambangan, kehutanan, kontraktor jalan dan sejenisnya
yang digunakan untuk operasional kendaraan bermotor
dipungut PBBKB.
Masa pajak PBBKB yaitu jangka waktu yang lamanya sama
dengan 1 (satu) bulan kalender.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 59
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
PBBKB terutang saat Penyedia menyerahkan bahan bakar
kendaraan bermotor kepada lembaga penyalur dan/atau
konsumen langsung bahan bakar.
Besarnya pajak terutang dihitung dan ditetapkan oleh
penyedia bahan bakar kendaraan bermotor.
Wajib pajak melakukan pembayaran pajak yang terutang
tanpa adanya surat ketetapan pajak daerah.
Penyedia bahan bakar kendaraan bermotor wajib mengisi
dan menyampaikan SPTPD setiap bulan kepada Kepala
Dinas Keuangan dan Aset Daerah paling lambat tanggal 20
(dua puluh) bulan berikutnya atas penjualan BBM dan
dilampiri rekapitulasi.
SPTPD tersebut memuat data volume penjualan bahan
bakar, jumlah PBBKB yang telah disetor, termasuk koreksi
atas data laporan bulan sebelumnya disertai dengan data
pendukung lainnya.
Penyedia bahan bakar, wajib menyampaikan data subyek
PBBKB baru sesuai penggolongan sektor industri, usaha
pertambangan, perkebunan, kontraktor jalan, transportasi
dan perusahaan sejenisnya kepada Kepala Dinas Keuangan
dan Aset Daerah.
Penyedia
bahan
bakar
berkewajiban
mencantumkan
pungutan PBBKB pada Delivery Order (DO).
Penyedia bahan bakar berkewajiban untuk memisahkan
pungutan PBBKB pada saat pembayaran di Bank Persepsi.
Penyedia bahan bakar berkewajiban untuk menyetor PBBKB
yang terutang pada Kas Daerah melalui Bank Persepsi atau
tempat lain yang ditunjuk dengan menggunakan SSPD atau
dokumen yang dipersamakan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 60
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Pemungut Pajak wajib menyetorkan PBBKB ke Kas Umum
Daerah berdasarkan realisasi setiap bulan paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya.
Pemungut Pajak wajib membuat laporan rincian hasil
penjualan maupun penggunaan Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor setiap bulan bersama dengan laporan penyetoran
PBBKB ke Kas Umum Daerah dilengkapi dengan bukti-bukti
pendukung yang sah kepada Gubernur atau pejabat yang
ditunjuk paling lambat tanggal 25 bulan berikutnya.
Gubernur
berkewajiban
mengadakan
pengawasan
dan
pengendalian penggunaan Bahan Bakar pada DEPO, Stasiun
Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU), Stasiun
Pengisian Bahan Bakar untuk TNI/POLRI, Agen Premium
dan Minyak Solar (APMS), Premium Solar Packed Dealer
(PSPD), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB),
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), yang akan
menjual BBM pada semua sektor usaha kegiatan ekonomi
yang berada di darat dan di laut.
d. Pajak Air Permukaan
Dengan
nama
PAP
dipungut
Pajak
atas
Pengambilan
dan/atau pemanfaatan Air Permukaan di daerah.
Subyek PAP adalah orang pribadi atau badan yang dapat
melakukan
pengambilan
dan/atau
pemanfaatan
Air
Permukaan.
Wajib Pajak Air Permukaan yaitu orang pribadi atau Badan
yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Permukaan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 61
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Obyek PAP yaitu pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Permukaan.
Dikecualikan dari obyek PAP yaitu pengambilan dan/atau
pemanfaatan Air Permukaan untuk keperluan dasar rumah
tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Subyek PAP adalah orang pribadi atau badan yang dapat
melakukan
pengambilan
dan/atau
pemanfaatan
Air
Permukaan.
Wajib Pajak Air Permukaan yaitu orang pribadi atau Badan
yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Permukaan.
Dasar pengenaan PAP yaitu Nilai Perolehan Air Permukaan.
Nilai Perolehan Air Permukaan dinyatakan dalam rupiah
yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau
seluruh faktor-faktor berikut:
(1)
jenis sumber air;
(2)
lokasi sumber air;
(3)
tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
(4)
volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
(5)
kualitas air;
(6)
luas areal tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan
air; dan
(7)
tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pengambilan dan/atau pemanfaatan air.
Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk
ketenagalistrikan pemanfaatan umum ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 62
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Tarif PAP sebesar 10 % (sepuluh persen).
Besarnya pokok PAP yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan
tarif
pajak
dengan
nilai
perolehan
air
permukaan.
PAP yang terutang dipungut di wilayah daerah.
Masa pajak Pemungutan PAP adalah jangka waktu 1 (satu)
bulan kalender.
PAP terutang diterbitkan SKPD.
Setiap Wajib Pajak, wajib mengisi SPTPD atau bentuk lain
yang dipersamakan.
Berdasarkan SPTPD ditetapkan sebesar pajak terutang
dengan menerbitkan SKPD dan diterbitkan paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
e. Pajak Rokok
Dengan
nama
Pajak
Rokok
dipungut
oleh
instansi
Pemerintah yang berwenang memungut cukai bersama
dengan pemungutan cukai rokok.
Obyek Pajak Rokok yaitu konsumsi rokok.
Rokok sebagaimana tersebut diatas meliputi sigaret, cerutu,
dan rokok daun.
Dikecualikan dari obyek Pajak Rokok adalah rokok yang
tidak dikenai cukai berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang cukai.
Subyek Pajak Rokok adalah konsumen rokok.
Wajib Pajak Rokok yaitu pengusaha pabrik rokok/produsen
dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok
Pengusaha Barang Kena Cukai.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 63
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Dasar pengenaan Pajak Rokok yaitu cukai yang ditetapkan
oleh Pemerintah terhadap rokok.
Tarif Pajak Rokok yaitu 10% (sepuluh persen) dari cukai
rokok.
Besaran pokok Pajak Rokok yang terutang dihitung dengan
cara mengalikan tarif pajak sebesar 10% dengan dasar
pengenaan pajak adalah Cukai.
Pajak Rokok yang dipungut oleh instansi Pemerintah disetor
ke
rekening
Kas
Umum
Daerah
secara
proporsional
berdasarkan jumlah penduduk.
Ketentuan mengenai tata cara pemungutan Pajak Rokok
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan.
Masa Pajak Rokok yaitu jangka waktu yang lamanya sama
dengan 1 (satu) bulan kalender atau dalam waktu lain yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pajak rokok terutang pada saat pelunasan cukai.
Instansi Pemerintah yang berwenang memungut cukai wajib
mengisi dan menyampaikan SPTD kepada Gubernur setiap
bulan.
3.4
TATA CARA PENGISIAN FORMULIR
Formulir
RKA-SKPD
2.1
tersebut
memuat
pendapatan
daerah yang dipungut /dikelola /diterima oleh SKPD sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pengerjaan formulir tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pada
bagian
atas
formulir
mencantumkan
nama
Provinsi
/Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan tahun anggaran yang
direncanakan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 64
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
2. Mencantumkan kode dan nama dari urusan pemerintah yang
dilaksanakan
sesuai
tugas
pokok
dan
fungsi
SKPD
serta
mencantumkan kode dan nama organisasi SKPD.
Karena formulir tersebut berkaitan dengan pendapatan maka
tidak memuat informasi tentang kode dan nama dari program
dalam kegiatan.
3. Pada
rincian
anggaran
pendapatan
mencantumkan
hal-hal
sebagai berikut :
a. Kode rekening dimulai dari kode pendapatan daerah dalam hal
ini angka 4 yang selanjutnya dirinci dalam kelompok, jenis
pendapatan dengan menggunakan kode rekening masingmasing satu digit serta obyek dan rincian obyek pendapatan
dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua digit.
b. Uraian dari nomor rekening pendapatan mencantumkan nama
rekening rincian obyek pendapatan, sehingga pendapatan yang
dicantumkan pada formulir tersebut sampai dengan rincian
obyek pendapatan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 65
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
BAB IV
PEDOMAN PENYUSUNAN BELANJA
RKA-SKPD 2
4.1
PEDOMAN UMUM BELANJA
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja
daerah
digunakan
untuk
pelaksanaan
urusan
pemerintahan
konkuren yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri atas
urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.
Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan
pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan
standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis
dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Belanja daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak
terkait dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan
berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga
satuan regional. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar meliputi: (a) pendidikan, (b) kesehatan, (c)
pekerjaan umum dan penataan ruang, (d) perumahan rakyat dan
kawasan permukiman, (e) ketentraman, ketertiban umum, dan
perlindungan masyarakat, dan (f) sosial. Urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a)
tenaga kerja, (b) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
(c) pangan, (d) pertanahan, (e) lingkungan hidup, (f) administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, (g) pemberdayaan masyarakat
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 66
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dan desa, (h) pengendalian penduduk dan keluarga berencana, (i)
perhubungan, (j) komunikasi dan informatika, (k) koperasi, usaha
kecil, dan menengah, (l) penanaman modal, (m) kepemudaan dan
olahraga,
(n)
statistik,
(o)
persandian,
(p)
kebudayaan,
q)
perpustakaan, dan (r) kearsipan. Urusan pemerintahan pilihan
meliputi: (a) kelautan dan perikanan, (b) pariwisata, (c) pertanian,
(d) kehutanan, (e) energi dan sumber daya mineral, (f) perdagangan,
(g) perindustrian, dan (h) transmigrasi.
Pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap
belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah,
maupun
program
meningkatkan
dan
kegiatan,
akuntabilitas
yang
perencanaan
bertujuan
anggaran
untuk
dan
memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program
dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur
serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan
dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator,
tolok ukur dan target kinerjanya.
a. Belanja Tidak Langsung
Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Belanja Pegawai
a) Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai
Negeri Sipil Daerah (PNSD) disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan
rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta
pemberian gaji ketiga belas dan gaji keempat belas.
b) Penganggaran
belanja
pegawai
untuk
kebutuhan
pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai Tahun
2017.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 67
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan
gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan
mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang
besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima persen) dari
jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.
d) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi
Kepala
Daerah/Wakil
Kepala
Daerah,
Pimpinan
dan
Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD Tahun
Anggaran 2016 dengan mempedomani Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan
Penyelenggara
Peraturan
Presiden
Jaminan
Kesehatan
Jaminan
Nomor
12
Sosial
Tahun
sebagaimana
(BPJS)
2013
diubah
dan
tentang
dengan
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan.
Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk
pengembangan
cakupan
penyelenggaraan
jaminan
kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD di luar cakupan
penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh
BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD.
e) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja
dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
Pimpinan dan Penganggaran penyelenggaraan jaminan
kecelakaan kerja dan kematian bagi PNSD dibebankan
pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah
Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 68
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil
Negara.
Penganggaran
penyelenggaraan
jaminan
kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil
Kepala
Daerah
serta
Pimpinan
dan
Anggota
DPRD,
dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku
bagi
pegawai
Aparatur
Sipil
Negara
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
f) Penganggaran
Tambahan
Penghasilan
PNSD
harus
memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan
persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan
dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu
dengan peraturan kepala daerah sebagaimana diatur
dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011.
g) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah
Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
h) Tunjangan
profesi
guru
PNSD
dan
dana
tambahan
penghasilan guru PNSD yang bersumber dari APBN Tahun
Anggaran
2017
melalui
dana
transfer
ke
daerah
dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan
diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek belanja
sesuai dengan kode rekening berkenaan.
2) Belanja Bunga
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 69
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran
bunga pinjaman, baik jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang supaya dianggarkan pembayarannya
dalam APBD Tahun Anggaran 2017.
3) Belanja Subsidi
Pemerintah daerah dapat menganggarkan belanja subsidi
kepada
perusahaan/lembaga
tertentu
yang
menyelenggarakan pelayanan publik, antara lain dalam
bentuk penugasan pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Umum
(Public Service Obligation). Belanja Subsidi tersebut hanya
diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga
jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang
daya belinya terbatas. Perusahaan/lembaga tertentu yang
diberi subsidi tersebut menghasilkan produk yang merupakan
kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sebelum belanja subsidi tersebut dianggarkan dalam APBD
Tahun
Anggaran
2017,
perusahaan/lembaga
penerima
subsidi harus terlebih dahulu dilakukan audit sesuai dengan
ketentuan
pemeriksaan
keuangan
negara
pengelolaan
sebagaimana
dan
diatur
tanggungjawab
dalam
Pasal
41
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
4) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
Penganggaran
belanja
hibah
dan
bantuan
sosial
yang
bersumber dari APBD mempedomani peraturan kepala daerah
yang telah disesuaikan dengan Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 70
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Pedoman
Pemberian
Hibah
dan
Bantuan
Sosial
Yang
Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta
peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan
bantuan sosial.
5) Belanja Bagi Hasil Pajak
a) Penganggaran
dana
Bagi
Hasil
Pajak
Daerah
yang
bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada
pemerintah
kabupaten/kota
mempedomani
Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Tata cara penganggaran dana bagi hasil pajak daerah
tersebut memperhitungkan rencana pendapatan pajak
daerah
pada
Tahun
Anggaran
2017,
sedangkan
pelampauan target Tahun Anggaran 2016 yang belum
direalisasikan
kepada
pemerintah
kabupaten/kota
ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017
atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah
yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017.
b) Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari
retribusi daerah dilarang untuk dianggarkan dalam APBD
Tahun 2017 sebagaimana maksud Pasal 94 UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 dan Pasal 18 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 71
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
c) Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf c dan
ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa dan Pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
pemerintah
kabupaten/kota
menganggarkan
belanja
bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus)
dari
pajak
daerah
dan
retribusi
daerah
kabupaten/kota.
d) Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan Bagi Hasil
Pajak Daerah dari pemerintah provinsi untuk pemerintah
kabupaten/kota dan pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah dari pemerintah kabupaten/kota
untuk pemerintah desa dalam APBD harus diuraikan ke
dalam daftar nama pemerintah kabupaten/kota dan
pemerintah desa selaku penerima sebagai rincian obyek
penerima bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
sesuai kode rekening berkenaan.
6) Belanja Bantuan Keuangan
a) Belanja bantuan keuangan dari pemerintah daerah kepada
pemerintah daerah lainnya dapat dianggarkan dalam
APBD
sesuai
dengan
kemampuan
keuangan
daerah
setelah alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 72
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
perundang-undangan dipenuhi oleh pemerintah daerah
dalam APBD Tahun Anggaran 2017.
Belanja bantuan keuangan tersebut, harus didasarkan
pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal,
membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah
yang tidak tersedia alokasi dananya dan/atau menerima
manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut, serta
dalam rangka kerjasama antar daerah sesuai kemampuan
keuangan masing-masing daerah.
Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan
bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum
digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dengan
menggunakan formula antara lain variabel: pendapatan
daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan
luas wilayah yang ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
Bantuan
keuangan
yang
bersifat
khusus
digunakan untuk membantu capaian kinerja program
prioritas pemerintah daerah penerima bantuan keuangan
sesuai
dengan
urusan
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan penerima bantuan. Pemanfaatan bantuan
keuangan yang bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu
oleh pemberi bantuan.
b) Bantuan
keuangan
kepada
partai
politik
harus
dialokasikan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 dan
dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek
belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan
rincian obyek belanja nama partai politik penerima
bantuan
keuangan
keuangan.
kepada
Besaran
partai
penganggaran
politik
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
berpedoman
bantuan
kepada
Page 73
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang
Pedoman
Tatacara
Perhitungan,
Penganggaran
dalam
APBD dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan
Laporan
Pertanggungjawaban
Penggunaan
Bantuan
Keuangan Partai Politik.
c) Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan
ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal
95
Peraturan
Pemerintah
Nomor
43
Tahun
2014
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015, pemerintah kabupaten/kota harus
menganggarkan alokasi dana untuk desa dan desa adat
yang diterima dari APBN dalam jenis belanja bantuan
keuangan
kepada
pemerintah
desa
dalam
APBD
kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 untuk membiayai
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan
serta
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
Selain
itu,
menganggarkan
pemerintah
Alokasi
kabupaten/kota
Dana
Desa
(ADD)
harus
untuk
pemerintah desa dalam jenis belanja bantuan keuangan
kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus) dari dana perimbangan yang diterima oleh
kabupaten/kota dalam APBD Tahun Anggaran 2017
setelah dikurangi DAK sebagaimana diatur dalam Pasal 72
ayat (4) dan ayat (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 74
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Selanjutnya, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada
pemerintah desa, sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat
(1) huruf e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan
Pasal 98 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015.
Dari aspek teknis penganggaran, dalam APBD pemberi
bantuan keuangan, belanja bantuan keuangan tersebut
harus diuraikan daftar nama pemerintah daerah/desa
selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek
penerima
bantuan
keuangan
sesuai
kode
rekening
berkenaan. Dalam rangka optimalisasi dan efektifitas
penyaluran dana dari rekening kas umum daerah ke
rekening kas desa, pemerintah daerah selaku pemegang
saham/modal pengendali dapat menyalurkan melalui
BUMD Lembaga Keuangan Perbankan.
7) Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2016
dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya
tidak
dapat
pengaruh
diprediksi
pemerintah
sebelumnya,
daerah.
diluar
Belanja
kendali
tidak
dan
terduga
merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya
tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti
kebutuhan
tanggap
darurat
bencana,
penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial, dana pendamping DAK
yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 75
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
pada Tahun Anggaran 2017, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.
b. Belanja Langsung
Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan
program dan kegiatan pemerintah daerah memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Penganggaran belanja langsung dalam APBD digunakan
untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang
menjadi
kewenangan
pemerintahan
wajib
daerah
dan
yang
urusan
terdiri
atas
urusan
pemerintahan
pilihan.
Urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan
pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan
dasar.
Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk
program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat
dirasakan
langsung
oleh
masyarakat
dalam
rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan
pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Penyusunan
anggaran belanja pada setiap program dan kegiatan untuk
urusan
pemerintahan
wajib
terkait
pelayanan
dasar
ditetapkan dengan SPM dan berpedoman pada standar teknis
dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan
kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait
dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 76
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga
satuan regional.
Alokasi belanja untuk program dan kegiatan pada masingmasing urusan pemerintahan tersebut di atas, digunakan
sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD.
Selain itu, penganggaran belanja barang dan jasa agar
mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha
mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan
prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan
kualitas kemampuan teknis.
2) Belanja Pegawai
a) Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah,
penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD
memperhatikan
asas
kepatutan,
kewajaran
dan
rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan
kegiatan
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
waktu
pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target
kinerja kegiatan dimaksud.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium
bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan
pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non
PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan
kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan
dimaksud dengan memperhatikan pemberian Tambahan
Penghasilan bagi PNSD sesuai ketentuan tersebut pada
a.1).f) dan pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sesuai ketentuan tersebut pada
a.1).g).
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 77
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
b) Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke
dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium
dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan Non
PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD
dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala
daerah.
3) Belanja Barang dan Jasa
a) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan
dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa dengan
menambahkan obyek dan rincian obyek belanja baru serta
besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
b) Penganggaran untuk Jaminan Kesehatan bagi Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri, yaitu pegawai tidak tetap,
pegawai honorer, staf khusus dan pegawai lain yang
dibayarkan oleh APBD, dianggarkan dalam APBD dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
19 Tahun 2016.
c)
Penganggaran
uang
untuk
diberikan
kepada
pihak
ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka
pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan
atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja
tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa
sesuai kode rekening berkenaan.
d) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan
dengan
kebutuhan
nyata
yang
didasarkan
atas
pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 78
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa
persediaan barang Tahun Anggaran 2016.
e) Pengembangan pelayanan kesehatan di luar cakupan
penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan oleh
BPJS hanya diberikan kepada Kepala Daerah/Wakil
Kepala
Daerah,
Pengembangan
Pimpinan
pelayanan
dan
Anggota
kesehatan
DPRD.
tersebut
hanya
berupa pelayanan Medical check up sebanyak 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun, termasuk keluarga (satu istri/suami
dan dua anak) dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan
dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada
SKPD yang secara fungsional terkait dan dilaksanakan
pada Rumah Sakit Umum Daerah setempat/Rumah Sakit
Umum Pusat di daerah.
f) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi
fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
111
Tahun
2013,
yang
tidak
menjadi
cakupan
penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang
bersumber
dari
APBN,
pemerintah
daerah
dapat
menganggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada
SKPD
yang
menangani
urusan
kesehatan
pemberi
pelayanan kesehatan.
g) Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 79
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah yang
belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan
Presiden Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional
Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei
2014.
Dalam
hal
dana
kapitasi
tidak
digunakan
seluruhnya pada tahun anggaran sebelumnya, dana
kapitasi
tersebut
berikutnya
dan
harus
digunakan
penggunaannya
tahun
tetap
anggaran
mempedomani
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 dan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ
tanggal 5 Mei 2014.
h) Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor milik pemerintah daerah
dialokasikan pada masing-masing SKPD sesuai amanat
Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
dan besarannya sesuai dengan masing-masing peraturan
daerah.
i)
Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada
pihak
ketiga/masyarakat
pada
tahun
anggaran
berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan
jasa dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
32
Tahun
2011,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 80
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016,
serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah
dan bantuan sosial. Pengadaan belanja barang/jasa yang
akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada
tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar
harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan
kepada
pihak
ketiga/masyarakat
ditambah
seluruh
belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan
barang/jasa sampai siap diserahkan.
j) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka
kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas
dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri,
dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya
dibatasi
serta
memperhatikan
target
kinerja
dari
perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan
substansi kebijakan pemerintah daerah. Hasil kunjungan
kerja dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan
perundang-undangan. Khusus penganggaran perjalanan
dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar
Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29
Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar
Negeri bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
k) Dalam
rangka
memenuhi
kaidah-kaidah
pengelolaan
keuangan daerah, penganggaran belanja perjalanan dinas
harus memperhatikan aspek pertanggungjawaban sesuai
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 81
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal sebagai
berikut:
1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan
biaya riil. Komponen sewa kendaraan hanya diberikan
untuk
Gubernur/Wakil
Gubernur,
Bupati/Wakil
Bupati, Walikota/Wakil Walikota, Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya dan pejabat yang diberikan kedudukan
atau hak keuangan dan fasilitas setingkat Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya;
2) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil;
3) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil;
4) Dalam
hal
pelaksana
perjalanan
dinas
tidak
menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan
lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya
penginapan sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari
tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan
tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan
secara lumpsum.
5) Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara
lumpsum.
Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah dengan memperhatikan
aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas,
kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas.
l)
Penyediaan
anggaran
mengikutsertakan
belanja
perjalanan
non
untuk
perjalanan
PNSD
dinas.
dinas
diperhitungkan
Tata
cara
yang
dalam
penganggaran
perjalanan dinas dimaksud mengacu pada ketentuan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 82
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
perjalanan dinas yang ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
m) Penganggaran
untuk
menghadiri
pendidikan
dan
pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait
dengan pengembangan sumber daya manusia bagi:
1) Pejabat daerah dan staf pemerintah daerah;
2) Pimpinan dan Anggota DPRD; serta
3) Unsur lainnya seperti tenaga ahli,
diprioritaskan penyelenggaraannya di masing-masing wilayah
provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan.
Dalam
hal
terdapat
kebutuhan
untuk
melakukan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis,
sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar, atau sejenisnya di
luar daerah dapat dilakukan secara sangat selektif dengan
memperhatikan aspek urgensi, kualitas penyelenggaraan,
muatan substansi, kompetensi narasumber, kualitas advokasi
dan pelayanan penyelenggara serta manfaat yang akan
diperoleh guna efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran
daerah
serta
tertib
anggaran
dan
administrasi
oleh
penyelenggara.
n) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat,
pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi,
workshop,
lokakarya,
seminar
atau
sejenis
lainnya
diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah,
seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik
pemerintah
daerah
dengan
mempedomani
Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
Nomor
6
Tahun
2015
tentang
Pedoman
Pembatasan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor Dalam
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 83
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Rangka
Peningkatan
Efisiensi
dan
Efektifitas
Kerja
Aparatur.
o) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang
berada dalam penguasaan pengelola barang, pengguna
barang atau kuasa pengguna barang berpedoman pada
daftar
kebutuhan
pemeliharaan
barang,
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
4) Belanja Modal
a) Pemerintah daerah harus memprioritaskan alokasi belanja
modal
pada
APBD
Tahun
Anggaran
2017
untuk
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan
dasar kepada masyarakat. Pemerintah daerah harus
melakukan upaya peningkatan alokasi belanja modal,
mengingat alokasi belanja modal secara nasional pada
Tahun Anggaran 2016 Rp248,38 triliun atau 22,97%,
dengan uraian untuk pemerintah provinsi Rp58,47 triliun
atau 19,87% dan untuk pemerintah kabupaten/kota
Rp189,92 triliun atau 24,42%.
b) Penganggaran pengadaan barang milik daerah dilakukan
sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan
daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektif, transparan
dan
terbuka,
mengutamakan
bersaing,
adil,
dan
produkproduk
akuntabel
dalam
dengan
negeri.
Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang milik
daerah didasarkan pada perencanaan kebutuhan barang
milik
daerah
yang
disusun
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
dengan
memperhatikan
Page 84
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD serta
ketersediaan barang milik daerah yang ada. Selanjutnya,
perencanaan kebutuhan barang milik daerah merupakan
salah satu dasar bagi SKPD dalam pengusulan penyediaan
anggaran untuk kebutuhan barang milik daerah yang
baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta
penyusunan RKA-SKPD. Perencanaan kebutuhan barang
milik daerah dimaksud berpedoman pada standar barang,
standar kebutuhan dan/atau standar harga, penetapan
standar
kebutuhan
oleh
Gubernur/Bupati/Walikota
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam
Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1), ayat (3),
ayat (4) dan ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014. Khusus penganggaran untuk pembangunan
gedung
dan
Peraturan
bangunan
Presiden
milik
Nomor
73
daerah
mempedomani
Tahun
2011
tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Selanjutnya,
untuk
efisiensi
penggunaan
anggaran,
pembangunan
gedung kantor baru milik pemerintah daerah tidak
diperkenankan sesuai dengan Surat Menteri Keuangan
Nomor S-841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal
Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor
Kementerian
Anggaran
Negara/Lembaga,
tersebut
terkait
kecuali
langsung
penggunaan
dengan
upaya
peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
c) Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang
Penyelenggaraan
Pengadaan
Tanah
Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 85
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang
Penyelenggaran
Pengadaan
Tanah
Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum Yang Bersumber Dari APBD.
d) Penganggaran
belanja
pengeluaran
yang
modal
digunakan
untuk
dilakukan
dalam
rangka
pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya (aset tak
berwujud) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua
belas)
bulan,
pemerintahan
dan
digunakan
memenuhi
dalam
nilai
kegiatan
batas
minimal
kapitalisasi aset (capitalization threshold). Nilai aset tetap
dan aset lainnya yang dianggarkan dalam belanja modal
tersebut adalah sebesar harga beli/bangun asset ditambah
seluruh
belanja
yang
terkait
dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap
digunakan, sesuai maksud Pasal 27 ayat (7) huruf c
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 53
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana
diubah
beberapa
kali
terakhir
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
dan
Lampiran
Pemerintahan
I
(PSAP)
Pernyataan
01
dan
Standar
PSAP
07,
Akuntansi
Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan serta Buletin Teknis Standar
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 86
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang Akuntansi
Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual.
e) Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal
asset
tetap
memenuhi
(biaya
nilai
(capitalization
rehabilitasi/renovasi)
batas
threshold),
minimal
dan
sepanjang
kapitalisasi
aset
memperpanjang
masa
manfaat atau yang memberikan manfaat ekonomi dimasa
yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,
atau peningkatan mutu produksi atau peningkatan kinerja
dianggarkan dalam belanja modal sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran I PSAP Nomor 7, Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 dan Pasal 53 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
4.2
RINCIAN OBYEK BELANJA
KODE REKENING BELANJA DAERAH
Kode
Uraian
Rekening
1
5
2
BELANJA DAERAH
5
1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
5
1
1
BELANJA PEGAWAI
5
1
1 01
Gaji dan Tunjangan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 87
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
1 01 01
Gaji Pokok PNS/Uang Representasi1)
5
1
1 01 02
Tunjangan Keluarga
5
1
1 01 03
Tunjangan Jabatan
5
1
1 01 04
Tunjangan Fungsional
5
1
1 01 05
Tunjangan Fungsional Umum
5
1
1 01 06
Tunjangan Beras
5
1
1 01 07
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
5
1
1 01 08
Pembulatan Gaji
5
1
1 01 09
Iuran Asuransi Kesehatan
5
1
1 01 10
Uang Paket
5
1
1 01 11
Tunjangan Badan Musyawarah
5
1
1 01 12
Tunjangan Komisi
5
1
1 01 13
Tunjangan Badan Anggaran
5
1
1 01 14
Tunjangan Badan Kehormatan
5
1
1 01 15
Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya
5
1
1 01 16
Tunjangan Perumahan
5
1
1 01 17
Uang Duka Wafat/Tewas
5
1
1 01 18
Uang Jasa Pengabdian
5
1
1 01 19
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD
5
1
1 01 20
Tunjangan Kesehatan DPRD
5
1
1 01 21
Dst ..............
5
1
1 02
Tambahan Penghasilan PNS
5
1
1 02 01
Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja
5
1
1 02 02
Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat bertugas
1)
1)
2)
2)
2)
2)
2)
2)
2)
1)
2)
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 88
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
1 02 03
Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja
5
1
1 02 04
Tambahan Penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi
5
1
1 02 05
Dst ...................
5
1
1 03
5
1
1 03 01
5
1
1 03 02
Belanja Penunjang Operasional KDH/WKDH
5
1
1 03 03
Dst ...............
5
1
1 04
Biaya Pemungutan Pajak
5
1
1 04 01
Biaya Pemungutan PBB
5
1
1 04 02
Biaya Pemungutan Pajak Daerah
5
1
1 04 03
Dst ...............
5
1
1 05
Insentif Pemungutan Pajak Daerah
5
1
1 05 01
Insentif Pemungutan Pajak Daerah
5
1
1 06
Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
5
1
1 06 01
Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
5
1
2
BELANJA BUNGA
5
1
2 01
Bunga Utang Pinjaman
Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota
DPRD serta KDH/WKDH
Tunjangan Komunikasi Intensif Pimpinan dan Anggota
DPRD
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
7)
Page 89
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
2 01 01
Bunga Utang Pinjaman kepada Pemerintah
5
1
2 01 02
5
1
2 01 03
5
1
2 01 04
5
1
2 01 05
Dst…………………………………
5
1
2 02
Bunga Utang Obligasi
5
1
2 02 01
Bunga Utang Obligasi ………
5
1
2 02 02
Dst…………………………………
5
1
2 03
Dst ................................
5
1
3
BELANJA SUBSIDI
5
1
3 01
Belanja Subsidi kepada Perusahaan/Lembaga
5
1
3 01 01
Belanja Subsidi kepada Perusahaan ….
5
1
3 01 02
Belanja Subsidi kepada Lembaga ….
5
1
3 01 03
Dst…………………………………
5
1
3 02
Dst…………………………………
5
1
4
BELANJA HIBAH
Bunga Utang Pinjaman kepada Pemerintah Daerah
lainnya
Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan Bank
Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan
Bukan Bank
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 90
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
4 01
Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat
5
1
4 01 01
Pemerintah Pusat
5
1
4 02
Belanja Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya3)
5
1
4 02 01
Pemerintah Provinsi ……….
5
1
4 02 02
Pemerintah Kabupaten/Kota ..........
5
1
4 02 03
Dst…………………………………
5
1
4 03
Belanja Hibah kepada Pemerintahan Desa
5
1
4 03 01
Pemerintahan Desa ….......
5
1
4 03 02
Dst…………………………………
5
1
4 04
5
1
4 04 01
Perusahaan Daerah/ BUMD/ BUMN …...........
5
1
4 04 02
Dst…………………………………...............
5
1
4 05
Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi
5
1
4 05 01
Badan/Lembaga/Organisasi …...........
5
1
4 05 02
Dst…………………………………...............
5
1
4 06
Belanja Hibah kepada Kelompok/Anggota Masyarakat
5
1
4 06 01
Kelompok/anggota masyarakat ……..
5
1
4 06 02
Dst…………………………………
Belanja Hibah kepada Perusahaan Daerah/ BUMD/
BUMN
4)
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 91
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
4 07
Belanja Hibah Dana BOS
5
1
4 07 01
Belanja Hibah Dana BOS ke SD Swasta
5
1
4 07 02
Belanja Hibah Dana BOS ke SMP Swasta
5
1
4 07 03
Dst…………………………………
5
1
4 08
Dst ……………………………
5
1
5
BELANJA BANTUAN SOSIAL
5
1
5 01
5
1
5 01 01
5
1
5 01 02
Dst..........
5
1
5 02
Belanja Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat
5
1
5 02 01
5
1
5 02 02
Dst…………………………………
5
1
5 03
Belanja Bantuan Sosial kepada Anggota Masyarakat
5
1
5 03 01
Belanja Bantuan Sosial kepada ……………………
5
1
5 03 02
Dst…………………………………
5
1
5 04
Belanja Bantuan Partai Politik
6)
Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi Sosial
Kemasyarakatan
Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial
Kemasyarakatan ....
Belanja Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat
.................
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
7)
Page 92
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
5 04 01
Belanja Bantuan Partai Politik
5
1
5 04 02
Dst................................
5
1
5 05
Dst ………………………….
7)
7)
BELANJA BAGI HASIL KEPADA
5
1
6
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN
DESA
5
1
6 01
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Provinsi
5
1
6 01 01
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Provinsi ...
5
1
6 01 02
Dst…………………………………
5
1
6 02
5
1
6 02 01
5
1
6 02 02
5
1
6 03
5
1
6 03 01
5
1
6 03 02
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada
Kabupaten/Kota
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota
…
Dst…………………………………
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
Desa
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
Desa …
Dst…………………………………
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 93
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada
5
1
6 04
5
1
6 04 01
5
1
6 04 02
5
1
6 05
5
1
6 05 01
5
1
6 05 02
Dst…………………………………
5
1
6 06
Dst …………………………….
Kabupaten/Kota
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada
Kabupaten/Kota ….
Dst…………………………………
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada
Pemerintahan Desa
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada
Pemerintahan Desa ….
BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA
5
1
7
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA , PEMERINTAHAN
DESA DAN PARTAI POLITIK
5
1
7 01
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi
5
1
7 01 01
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi …...
5
1
7 01 02
Dst…………………………………
5
1
7 02
Belanja Bantuan Keuangan kepada kabupaten/Kota
5
1
7 02 01
Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota …...
5
1
7 02 02
Dst…………………………………
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 94
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
1
7 03
Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa
5
1
7 03 01
Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa ……
5
1
7 03 02
Dst…………………………………
5
1
7 04
5
1
7 04 01
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi ...
5
1
7 04 02
Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota …
5
1
7 04 03
Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa ...
5
1
7 04 04
Dst…………………………………
5
1
7 05
Belanja Bantuan kepada Partai Politik
5
1
7 05 01
Belanja Bantuan kepada Partai Politik ................
5
1
7 05 02
Dst....................................
5
1
7 06
Dst....................................
5
1
8
BELANJA TIDAK TERDUGA
5
1
8 01
Belanja Tidak Terduga
5
1
8 01 01
Belanja Tidak Terduga
5
1
8 02
Dst ………………………….
Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Daerah/Pemerintahan Desa lainnya
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 95
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
BELANJA LANGSUNG
5
2
1
BELANJA PEGAWAI
5
2
1 01
Honorarium PNS
5
2
1 01 01
Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
5
2
1 01 02
Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa
5
2
1 01 03
Dst…………………………………
5
2
1 02
Honorarium Non PNS
5
2
1 02 01
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber
5
2
1 02 02
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap
5
2
1 02 03
Dst…………………………………
5
2
1 03
Uang Lembur
5
2
1 03 01
Uang Lembur PNS
5
2
1 03 02
Uang Lembur Non PNS
5
2
1 03 03
Dst ……………………….
5
2
1 04
Honorarium Pengelolaan Dana BOS
5
2
1 04 01
Honorarium Pengelolaan Dana BOS
5
2
1 05
Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat
5
2
1 05 01
Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga
5
2
1 05 02
Uang untuk diberikan kepada masyarakat
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
6)
Page 96
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
1 05 03
Dst ……………………….
5
2
1 06
Dst …………………………
5
2
2
BELANJA BARANG DAN JASA
5
2
2 01
Belanja Bahan Pakai Habis
5
2
2 01 01
Belanja alat tulis kantor
5
2
2 01 02
Belanja dokumen/administrasi tender
5
2
2 01 03
Dst…………………………………
5
2
2 02
Belanja Bahan/Material
5
2
2 02 01
Belanja bahan baku bangunan
5
2
2 02 02
Belanja bahan/bibit tanaman
5
2
2 02 03
Dst…………………………………
5
2
2 03
Belanja Jasa Kantor
5
2
2 03 01
Belanja telepon
5
2
2 03 02
Belanja air
5
2
2 03 03
Dst…………………………………
5
2
2 04
Belanja Premi Asuransi
5
2
2 04 01
Belanja Premi Asuransi Kesehatan
5
2
2 04 02
Belanja Premi Asuransi Barang Milik Daerah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
2)
Page 97
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
2 04 03
Dst…………………………………
5
2
2 05
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
5
2
2 05 01
Belanja Jasa Service
5
2
2 05 02
Belanja Penggantian Suku Cadang
5
2
2 05 03
Dst…………………………………
5
2
2 06
Belanja Cetak dan Penggandaan
5
2
2 06 01
Belanja cetak
5
2
2 06 02
Belanja Penggandaan
5
2
2 06 03
Dst…………………………………
5
2
2 07
Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
5
2
2 07 01
Belanja sewa rumah jabatan/rumah dinas
5
2
2 07 02
Belanja sewa gedung/ kantor/tempat
5
2
2 07 03
Dst…………………………………
5
2
2 08
Belanja Sewa Sarana Mobilitas
5
2
2 08 01
Belanja sewa Sarana Mobilitas Darat
5
2
2 08 02
Belanja sewa Sarana Mobilitas Air
5
2
2 08 03
Dst…………………………………
5
2
2 09
Belanja Sewa Alat Berat
5
2
2 09 01
Belanja sewa Eskavator
5
2
2 09 02
Belanja sewa Buldoser
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 98
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
2 09 03
Dst…………………………………
5
2
2 10
Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
5
2
2 10 01
Belanja sewa meja kursi
5
2
2 10 02
Belanja sewa komputer dan printer
5
2
2 10 03
Dst…………………………………
5
2
2 11
Belanja Makanan dan Minuman
5
2
2 11 01
Belanja makanan dan minuman harian pegawai
5
2
2 11 02
Belanja makanan dan minuman rapat
5
2
2 11 03
Dst…………………………………
5
2
2 12
Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya
5
2
2 12 01
Belanja pakaian Dinas KDH dan WKDH
5
2
2 12 02
Belanja Pakaian Sipil Harian (PSH)
5
2
2 12 03
Dst…………………………………
5
2
2 13
Belanja Pakaian Kerja
5
2
2 13 01
Belanja pakaian kerja lapangan
5
2
2 13 02
Dst…………………………………
5
2
2 14
Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu
5
2
2 14 01
Belanja pakaian KORPRI
5
2
2 14 02
Belanja pakaian adat daerah
5
2
2 14 03
Dst…………………………………
6
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 99
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
2 15
Belanja Perjalanan Dinas
5
2
2 15 01
Belanja perjalanan dinas dalam daerah
5
2
2 15 02
Belanja perjalanan dinas luar daerah
5
2
2 15 03
Dst…………………………………
5
2
2 16
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
5
2
2 16 01
Belanja beasiswa tugas belajar D3
5
2
2 16 02
Belanja beasiswa tugas belajar S1
5
2
2 16 03
Dst ……………………….
5
2
2
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan
5
2
2 17 01
Belanja kursus-kursus singkat/ pelatihan
5
2
2 17 02
Belanja sosialisasi
5
2
2 17 03
Dst…………………………………
5
2
2 18
Belanja Perjalanan Pindah Tugas
5
2
2 18 01
Belanja perjalanan pindah tugas dalam daerah
5
2
2 18 02
Belanja perjalanan pindah tugas luar daerah
5
2
2 19
Belanja Pemulangan Pegawai
5
2
2 19 01
Belanja pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah
5
2
2 19 02
Belanja pemulangan pegawai yang pensiun luar daerah
5
2
2 19 03
Dst…………………………………
17
teknis PNS
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 100
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
2 20
Belanja Pemeliharaan
5
2
2 20 01
Belanja Pemeliharan Jalan
5
2
2 20 02
Belanja Pemeliharan Jembatan
5
2
2 20 03
Dst…………………………………
5
2
2 21
Belanja Jasa Konsultansi
5
2
2 21 01
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian
5
2
2 21 02
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
5
2
2 21 03
Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan
5
2
2 21 04
Dst…………………………………
5
2
2 22
Belanja Barang Dana BOS
5
2
2 22 01
Belanja Barang Dana BOS
5
2
2 23
5
2
2 23 01
5
2
2 23 02
5
2
2 24
5
2
2 24 01
6)
Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pihak Ketiga
Belanja
Barang
Yang
Akan
Diserahkan
Kepada
Masyarakat
Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Pihak
Ketiga
Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada
Masyarakat/Pihak Ketiga
Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada Masyarakat
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 101
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
2 24 02
Belanja Barang Yang Akan Dijual Kepada Pihak Ketiga
5
2
2 25
Dst ………………………….
5
2
3
BELANJA MODAL
5
2
3 01
Belanja Modal Pengadaan Tanah
5
2
3 01 01
Belanja modal pengadaan tanah kantor
5
2
3 01 02
5
2
3 01 03
Dst ....................................
5
2
3 02
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat
5
2
3 02 01
Belanja modal pengadaan traktor
5
2
3 02 02
Belanja modal pengadaan buldozer
5
2
3 02 03
Dst .....................................
5
2
3 03
5
2
3 03 01
5
2
3 03 02
5
2
3 03 03
Dst…………………………………
5
2
3 04
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat
Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan rumah
sakit
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat
Bermotor
Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat
bermotor sedan
Belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat
bermotor jeep
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 102
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
Tidak Bermotor
5
2
3 04 01
Belanja modal pengadaan gerobak
5
2
3 04 02
5
2
3 04 03
5
2
3 05
5
2
3 05 01
Belanja modal pengadaan kapal motor
5
2
3 05 02
Belanja modal pengadaan kapal feri
5
2
3 05 03
Dst…………………………………
5
2
3 06
5
2
3 06 01
Belanja modal pengadaan perahu layar
5
2
3 06 02
Belanja modal pengadaan perahu sampan
5
2
3 06 03
Dst…………………………………
5
2
3 07
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Udara
5
2
3 07 01
Belanja modal pengadaan pesawat kargo
5
2
3 07 02
Belanja modal pengadaan pesawat penumpang
5
2
3 07 03
Dst…………………………………
5
2
3 08
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Bengkel
5
2
3 08 01
Belanja modal pengadaan mesin las
Belanja modal pengadaan
pedati/delman/dokar/bendi/cidomo/andong
Dst…………………………………
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air
Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di Air
Tidak Bermotor
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 103
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Rekening
Uraian
1
2
5
2
3 08 02
Belanja modal pengadaan mesin bubut
5
2
3 08 03
Dst…………………………………
5
2
3 09
5
2
3 09 01
Belanja modal pengadaan penggiling hasil pertanian
5
2
3 09 02
Belanja modal pengadaan alat pengering gabah
5
2
3 09 03
Dst…………………………………
5
2
3 10
Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor
5
2
3 10 01
Belanja modal pengadaan mesin tik
5
2
3 10 02
Belanja modal pengadaan mesin hitung
5
2
3 10 03
Dst…………………………………
5
2
3 11
Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor
5
2
3 11 01
Belanja modal pengadaan meja gambar
5
2
3 11 02
Belanja modal pengadaan almari
5
2
3 11 03
Dst…………………………………
5
2
3 12
Belanja Modal Pengadaan Komputer
5
2
3 12 01
Belanja modal pengadaan komputer mainframe/server
5
2
3 12 02
Belanja modal pengadaan komputer/PC
5
2
3 12 03
Dst…………………………………
5
2
3 13
Belanja Modal Pengadaan Mebeulair
5
2
3 13 01
Belanja modal pengadaan meja kerja
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Pengolahan
Pertanian dan Peternakan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 104
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
3 13 02
Belanja modal pengadaan meja rapat
5
2
3 13 03
Dst…………………………………
5
2
3 14
Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur
5
2
3 14 01
Belanja modal pengadaan tabung gas
5
2
3 14 02
Belanja modal pengadaan kompor gas
5
2
3 14 03
Dst…………………………………
5
2
3 15
5
2
3 15 01
Belanja modal pengadaan lampu hias
5
2
3 15 02
Belanja modal pengadaan jam dinding/meja
5
2
3 15 03
Dst…………………………………
5
2
3 16
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio
5
2
3 16 01
Belanja modal pengadaan kamera
5
2
3 16 02
Belanja modal pengadaan handycam
5
2
3 16 03
Dst…………………………………
5
2
3 17
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Komunikasi
5
2
3 17 01
Belanja modal pengadaan telepon
5
2
3 17 02
Belanja modal pengadaan faximili
5
2
3 17 03
Dst…………………………………
5
2
3 18
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur
Belanja Modal Pengadaan Penghias Ruangan Rumah
Tangga
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 105
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
3 18 01
Belanja modal pengadaan timbangan
5
2
3 18 02
Belanja modal pengadaan teodolite
5
2
3 18 03
Dst…………………………………
5
2
3 19
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran
5
2
3 19 01
Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran umum
5
2
3 19 02
Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran gigi
5
2
3 19 03
Dst…………………………………
5
2
3 20
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Laboratorium
5
2
3 20 01
Belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium biologi
5
2
3 20 02
5
2
3 20 03
Dst…………………………………
5
2
3 21
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan
5
2
3 21 01
Belanja modal pengadaan konstruksi jalan
5
2
3 21 02
Belanja modal pengadaan konstruksi jalan fly over
5
2
3 21 03
Dst…………………………………
5
2
3 22
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan
5
2
3 22 01
Belanja modal pengadaan konstruksi jembatan gantung
5
2
3 22 02
Belanja modal pengadaan konstruksi jembatan ponton
5
2
3 22 03
Dst…………………………………
Belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium
fisika/geologi/geodesi
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 106
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
3 23
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air
5
2
3 23 01
Belanja modal pengadaan konstruksi bendungan
5
2
3 23 02
Belanja modal pengadaan konstruksi waduk
5
2
3 23 03
Dst…………………………………
5
2
3 24
5
2
3 24 01
Belanja modal pengadaan lampu hias jalan
5
2
3 24 02
Belanja modal pengadaan lampu hias taman
5
2
3 24 03
Dst…………………………………
5
2
3 25
Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon
5
2
3 25 01
Belanja modal pengadaan instalasi listrik
5
2
3 25 02
Belanja modal pengadaan instalasi telepon
5
2
3 25 03
Dst…………………………………
5
2
3 26
5
2
3 26 01
5
2
3 26 02
5
2
3 26 03
Dst…………………………………
5
2
3 27
Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan
5
2
3 27 01
Belanja modal pengadaan buku matematika
Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman
dan Hutan Kota
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*)
Bangunan
Belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian gedung
kantor
Belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian rumah
jabatan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 107
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Kode
Uraian
Rekening
1
2
5
2
3 27 02
Belanja modal pengadaan buku fisika
5
2
3 27 03
Dst…………………………………
5
2
3 28
5
2
3 28 01
Belanja modal pengadaan lukisan/foto
5
2
3 28 02
Belanja modal pengadaan patung
5
2
3 28 03
Dst…………………………………
5
2
3 29
Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman
5
2
3 29 01
Belanja modal pengadaan hewan kebun binatang
5
2
3 29 02
Belanja modal pengadaan ternak
5
2
3 29 03
Dst…………………………………
5
2
3 30
5
2
3 30 01
Belanja modal pengadaan senjata api
5
2
3 30 02
Belanja modal pengadaan radar
5
2
3 30 03
Dst…………………………………
5
2
3 31
Belanja Modal Dana BOS
5
2
3 31 01
Belanja Modal Dana BOS
4.3
Belanja Modal Pengadaan Barang bercorak Kesenian,
Kebudayaan
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat
Persenjataan/Keamanan
6)
TATA CARA PENGISIAN FORMULIR
Formulir RKA SKPD 2.1 Rincian Belanja Tidak Langsung SKPD
Formulir tersebut memuat rencana belanja tidak langsung
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 108
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
SKPD untuk tahun yang direncanakan. Informasi yang dimuat dan
cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pada bagian atas formulir mencantumkan nama provinsi dan
tahun anggaran yang direncanakan.
2.
Mencantumkan kode, nama dan rincian urusan pemerintah
yang dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsi dari SKPD
serta mencantumkan kode dan nama organisasi SKPD.
Karena formulir tersebut berkaitan dengan rincian belanja
tidak langsung maka tidak memuat informasi tentang kode dan
nama dari program dan kegiatan. Klasifikasi belanja tidak
langsung hanya belanja Belanja pegawai
3.
Pada rincian anggaran belanja tidak langsung mencantumkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Kode rekening dimulai dari kode belanja daerah dalam hal
ini angka 5 selanjutnya dirinci dalam kelompok dan jenis
belanja
dengan
menggunakan
kode
rekening
masing-
masing satu digit serta obyek dan rincian obyek belanja
dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua
digit.
b. Karena pada kolom uraian mencantumkan rincian obyek
belanja maka seluruh
belanja termasuk belanja subsidi,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan daerah serta belanja tak terduga
sampai dengan rincian obyek belanja.
c. Pada formulir tersebut disamping mencantumkan anggaran
belanja tidak langsung untuk tahun yang direncanakan
(Tahun
n) juga mencantumkan perkiraan jumlah belanja
menurut jenis belanja untuk tahun berikutnya (Tahun
n+1).
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 109
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Formulir RKA SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung
menurut program dan kegiatan SKPD.
Formulir RKA SKPD 2.2.1 digunakan untuk merencanakan
belanja langsung dari setiap kegiatan sehingga jumlah formulir
tersebut
akan
mengikuti
jumlah
kegiatan
pada
SKPD
yang
bersangkutan.
Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah
sebagai berikut :
1)
Pada bagian atas formulir mencantumkan nama propinsi dan
tahun anggaran yang direncanakan.
2)
3)
Mencantumkan kode dan nama
-
Urusan pemerintah
-
Organisasi
-
Program
-
Kegiatan
Karena penyusunan RKA SKPD mengunakan pendekatan
kerangka pengeluaran jangka menengah daerah yang mulai
diterapkan untuk penyusunan APBD tahun 2009 maka pada
formulir RKA SKPD 2.2.1 akan mencantumkan informasi
jumlah belanja kegiatan untuk 3 tahun anggaran masingmasing.
a. Jumlah belanja tahun berjalan (Tahun n-1)
b. Jumlah perkiraan belanja tahun direncanakan (Tahun n)
c. Jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenan untuk tahun
berikutnya (tahun n+1).
4)
Karena formulir tersebut menyangkut belanja kegiatan maka
harus memasukan informasi tentang indikator kinerja, tolak
ukur kinerja dan target kinerja.
5)
Pada rincian anggaran belanja langsung mencantumkan halhal sebagai berikut:
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 110
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
a. Kode rekening dimulai dari kode rekening belanja daerah
dalam hal ini angka 5 kelompok, belanja langsung dan jenis
belanja
dengan
menggunakan
kode
rekening
masing-
masing satu digit, serta obyek dan rincian obyek belanja
dengan menggunakan kode rekening masing-masing dua
digit.
b. Uraian (nama rekening) mencantumkan rincian obyek
belanja sehingga seluruh belanja yang dicantumkan dalam
formulir tersebut sampai dengan rincian obyek belanja.
c. Untuk rincian anggaran belanja mencantumkan volume,
satuan, harga satuan serta jumlah yang merupakan
perkalian dari volume dan harga satuan.
Formulir RKA SKPD 2.2 Rincian Anggaran Belanja Langsung
menurut program dan kegiatan SKPD.
Formulir RKA-SKPD 2.2 merupakan formulir rekapitulasi
dari seluruh program dan kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap
formulir RKA SKPD 2.2.1.
Informasi dan cara pengisian formulir tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Pada bagian atas formulir mencantumkan nama propinsi dan
tahun anggaran yang direncanakan.
2.
Mencantumkan kode dan nama
a. Urusan pemerintahan
b. Organisasi
3.
Karena formulir tersebut merupakan rekapitulasi dari formulir
RKA SKPD 2.2.1 maka yang dinampakkan hanya total dari
belanja perkegiatan yang dirinci per program. Kode rekening
yang digunakan adalah kode program dan kegiatan masingmasing dua digit sehingga uraiannya adalah nama program
dan kegiatan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 111
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
4.
Untuk melengkapi informasi tentang kegiatan maka harus
dicantumkan
lokasi
kegiatan
dan
target
kinerja
dalam
kuantitatif.
5.
Jumlah anggaran belanja pada tahun yang direncanakan
(tahun n) diklasifikasikan dalam 3 jenis belanja yaitu belanja
pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal dan total
dari tiga jenis belanja tersebut.
Disamping itu pada formulir tersebut mencantumkan jumlah
anggaran menurut program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
tahun berikutnya (tahun n+1) .
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 112
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
BAB V
PEDOMAN PENYUSUNAN PEMBIAYAAN
RKA-SKPD 3
5.1
PEDOMAN UMUM PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan
untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus, yang
dirinci
menurut
urusan
pemerintahan
daerah,
organisasi,
kelompok, jenis pembiayaan.
a. Penerimaan Pembiayaan
1)
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan
yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan
perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2016 dalam
rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran
pada Tahun Anggaran 2017 yang tidak dapat didanai akibat
tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya
SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian
obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2016.
2)
Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang
bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan
dan
besarannya
sesuai
peraturan
daerah
tentang
pembentukan dana cadangan.
3)
Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam
APBD
pada
akun
pembiayaan,
kelompok
penerimaan
pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi
pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek
dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 113
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Dalam kaitan itu, dana bergulir yang belum dapat diterima
akibat tidak dapat tertagih atau yang diragukan tertagih,
pemerintah daerah harus segera melakukan penagihan
dana bergulir dimaksud sesuai peraturan perundangundangan.
4)
Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dapat
melakukan
pinjaman
perundang-undangan
daerah
dibidang
berdasarkan
pinjaman
peraturan
daerah.
Bagi
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang
berencana
untuk
melakukan
pinjaman
daerah
harus
dianggarkan terlebih dahulu dalam rancangan peraturan
daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan sesuai
Pasal 35 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
2011 tentang Pinjaman Daerah.
Sesuai amanat Pasal 300 dan Pasal 301 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 serta Pasal 35 Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
Negeri dan Penerimaan Hibah antara lain menyatakan
bahwa bagi Pemerintah Daerah yang akan melakukan
pinjaman yang bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar
Negeri, Pemerintah Daerah Lain, Lembaga Keuangan Bank,
Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Masyarakat (obligasi)
harus mendapat pertimbangan terlebih dahulu dari Menteri
Dalam Negeri.
Untuk pinjaman jangka pendek
digunakan hanya untuk
menutup kekurangan arus kas sesuai maksud Pasal 12
ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 114
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Untuk
pinjaman
jangka
menengah
digunakan
untuk
membiayai pelayanan publik yang tidak menghasilkan
penerimaan sesuai maksud Pasal 13 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011.
Untuk pinjaman jangka panjang yang bersumber dari
pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan
bank, dan lembaga keuangan bukan bank sesuai maksud
Pasal 14 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
2011
digunakan
untuk
membiayai
kegiatan
investasi
prasarana dan/atau sarana dalam rangka pelayanan publik
yang:
a) menghasilkan penerimaan langsung berupa pendapatan
bagi
APBD
yang
berkaitan
dengan
pembangunan
prasarana dan sarana tersebut;
b) menghasilkan
penerimaan
tidak
langsung
berupa
penghematan terhadap belanja APBD yang seharusnya
dikeluarkan
apabila
kegiatan
tersebut
tidak
dilaksanakan; dan/atau
c) memberikan manfaat ekonomi dan sosial.
5)
Kepala
Daerah
dengan
persetujuan
DPRD
menerbitkan
obligasi
daerah
untuk
infrastruktur
dan/atau
investasi
yang
dapat
membiayai
menghasilkan
penerimaan daerah setelah memperoleh pertimbangan dari
Menteri
Dalam
Negeri
dan
persetujuan
dari
Menteri
Keuangan sesuai maksud Pasal 300 ayat (2) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014.
6)
Pemerintah
daerah
dapat
melakukan
pinjaman
yang
berasal dari penerusan pinjaman utang luar negeri dari
Menteri
Keuangan
setelah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
memperoleh
pertimbangan
Page 115
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman
dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah
sesuai maksud Pasal 301 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014.
b. Pengeluaran Pembiayaan
1)
Dalam
rangka
pemberdayaan
masyarakat,
pemerintah
daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non
permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana
bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok
pengeluaran
pembiayaan
modal/investasi
dan
rincian
daerah,
jenis
penyertaan
pemerintah daerah, obyek dana bergulir
obyek
dana
bergulir
kepada
kelompok
masyarakat penerima.
2)
Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha
milik
negara/daerah
dan/atau
badan
usaha
lainnya
ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan
modal.
Penyertaan
modal
dalam
rangka
pemenuhan
kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah
penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu
diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah
anggaran
penyertaan
modal
tersebut
belum
melebihi
jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada
peraturan daerah tentang penyertaan modal.
Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah
penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang
telah
ditetapkan
penyertaan
modal,
dalam
peraturan
pemerintah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
daerah
daerah
tentang
melakukan
Page 116
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal
tersebut.
3)
Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor
dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat
struktur permodalan, sehingga BUMD dimaksud dapat
lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Khusus
untuk BUMD sektor perbankan, pemerintah daerah dapat
melakukan penambahan penyertaan modal dimaksud guna
menambah modal inti sebagaimana dipersyaratkan Bank
Indonesia dan untuk memenuhi Capital Adequacy Ratio
(CAR).
4)
Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah daerah
dapat melakukan penyertaan modal dan/atau penambahan
modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5)
Dalam rangka mendukung pencapaian target Sustainable
Development Goal’s (SDG’s) Tahun 2025 yaitu cakupan
pelayanan air perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak
80% (delapan puluh per seratus) dan di wilayah perdesaan
sebanyak 60% (enam puluh per seratus), pemerintah
daerah perlu memperkuat struktur permodalan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Penguatan struktur permodalan
tersebut dilakukan dengan menambah penyertaan modal
pemerintah
daerah
yang
antara
lain
bersumber
dari
pemanfaatan bagian laba bersih PDAM. Penyertaan Modal
dimaksud dilakukan untuk penambahan, peningkatan,
perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 117
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
minum, serta peningkatan kualitas dan pengembangan
cakupan pelayanan. Selain itu, pemerintah daerah dapat
melakukan
penambahan
penyertaan
modal
guna
meningkatkan kualitas, kuantitas dan kapasitas pelayanan
air minum kepada masyarakat untuk mencapai SDG’s
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Penyertaan modal pada PDAM berupa laba ditahan dapat
langsung
digunakan
sebagai
penambahan
penyertaan
modal pada PDAM dan besaran penyertaan modal tersebut
agar disesuaikan dengan tata cara yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan
PDAM akan menjadi penyedia air minum di daerah sebagai
implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUUXI/2013 yang membatalkan Undang-Undang Nomor 7
Tahun
2004
tentang
Sumber
pemerintah
daerah
dapat
penyertaan
modal
kepada
Daya
Air.
melakukan
PDAM
Untuk
itu,
penambahan
dalam
rangka
memperbesar skala usaha PDAM.
Bagi PDAM yang skala usahanya belum sesuai dengan
fungsi PDAM sebagai penyedia air minum di daerah, agar
dipertimbangkan untuk melakukan penggabungan PDAM
dimaksud.
6)
Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah
harus
menetapkan
terlebih
dahulu
peraturan
daerah
tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur
tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan
yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan
rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan,
dengan mempedomani Pasal 122 dan Pasal 123 Peraturan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 118
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 serta Pasal 63 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
7)
Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit
anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61
ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011.
c. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan
1.
Pemerintah daerah menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan
(SILPA) Tahun Anggaran 2017 bersaldo nol.
2.
Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD
menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah
daerah
harus
memanfaatkannya
untuk
penambahan
program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume
program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau
pengeluaran pembiayaan.
3.
Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif,
pemerintah
penghapusan
daerah
melakukan
pengeluaran
pengurangan
pembiayaan
yang
bahkan
bukan
merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan
kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan
volume program dan kegiatannya.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 119
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
5.2
RINCIAN OBYEK PENERIMAAN/PENGELUARAN PEMBIAYAAN
KODE REKENING PEMBIAYAAN DAERAH
Kode
Uraian
Rekening
1
2
6
PEMBIAYAAN DAERAH
6
1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
6
1
1
6
1
1
01
6
1
1
01 01 Pajak Daerah
6
1
1
01 02 Retribusi Daerah
6
1
1
01 03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
6
1
1
01 04 Lain-Lain PAD yang sah
6
1
1
01 05 Dst………….
6
1
1
02
6
1
1
02 01 Bagi Hasil Pajak
6
1
1
02 02 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
6
1
1
02 03 Dst………….
6
1
1
03
6
1
1
03 01 Dst………….
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
Pelampauan penerimaan PAD
1)
Pelampauan penerimaan Dana Perimbangan
Pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 120
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
6
1
1
04
Sisa Penghematan Belanja atau akibat lainnya
6
1
1
04 01 Belanja Pegawai dari Belanja Tidak langsung
6
1
1
04 02 Belanja Pegawai dari Belanja langsung
6
1
1
04 03 Belanja Barang dan Jasa
6
1
1
04 04 Belanja Modal
6
1
1
04 05 Belanja Bunga
6
1
1
04 06 Belanja Subsidi
6
1
1
04 07 Belanja Hibah
6
1
1
04 08 Belanja Bantuan Sosial
6
1
1
04 09 Belanja Belanja Bagi Hasil
6
1
1
04 10 Belanja Bantuan Keuangan
6
1
1
04 11 Belanja Tidak Terduga
6
1
1
04 12 Dst………….
6
1
1
05
6
1
1
05 01 Uang jaminan ……
6
1
1
05 02 Potongan Taspen
6
1
1
05 03 Potongan Beras
6
1
1
05 04 Askes
6
1
1
05 05 Dst………….
6
1
1
06
6
1
1
06 01 Kegiatan lanjutan ......
6
1
1
06 02 Dst………….
6
1
1
07
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan
Kegiatan lanjutan
Dst ..............................
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 121
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
6
1
2
Pencairan Dana Cadangan
6
1
2
01
6
1
2
01 01 Pencairan Dana Cadangan nomor ……
6
1
2
01 02 Dst………….
6
1
2
02
6
1
3
6
1
3
01
6
1
3
01 01 BUMD ....
6
1
3
01 01 Dst………….
6
1
3
02
6
1
3
02 01 …………………………..
6
1
3
02 02 Dst………….
6
1
3
03
6
1
4
6
1
4
01
6
1
4
01 01 Penerusan pinjaman…..
6
1
4
01 02 Dst………….
6
1
4
02
6
1
4
02 01 Pemerintah daerah ……
Pencairan Dana Cadangan
Dst ..............................
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil penjualan perusahaan milik daerah/BUMD
Hasil penjualan aset milik pemerintah daerah yang
dikerjasamakan dengan pihak ketiga
Dst..............................
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pemerintah
Penerimaan Pinjaman Daerah dari pemerintah daerah
lain
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 122
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
6
1
4
02 02 Dst………….
6
1
4
03
6
1
4
03 01 Bank …..
6
1
4
03 02 Dst………….
6
1
4
04
6
1
4
04 01 Lembaga keuangan bukan bank ……
6
1
4
04 02 Dst………….
6
1
4
05
6
1
4
05 01 Obligasi atas nama ….
6
1
4
05 02 Obligasi nomor ….
6
1
4
05 03 Dst………….
6
1
4
06
6
1
5
6
1
5
01
6
1
5
01 01 Penerimaan Kembali Penerimaan Pinjaman ….
6
1
5
01 02 Dst………….
6
1
5
02
6
1
6
Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan
bank
Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan
bukan bank
Penerimaan hasil penerbitan Obligasi daerah
Dst ..............................
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan Kembali Penerimaan Pinjaman
Dst ..............................
Penerimaan Piutang Daerah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 123
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
6
1
6
01
Penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah
6
1
6
01 01 Penerimaan piutang daerah dari pendapatan pajak daerah
6
1
6
01 02
6
1
6
01 03
6
1
6
01 04 Dst………….
6
1
6
02
6
1
6
02 01 Penerimaan piutang daerah dari pemerintah
6
1
6
02 02 Dst ............................
6
1
6
03
6
1
6
03 01 Pemerintah daerah …………….
6
1
6
03 02 Dst………….
6
1
6
04
6
1
6
04 01 Bank ………………..
6
1
6
04 02 Dst………….
6
1
6
05
6
1
6
05 01 Lembaga keuangan bukan bank …………………….
6
1
6
05 02 Dst………….
6
1
7
6
1
7
Penerimaan piutang daerah dari pendapatan retribusi
daerah
Penerimaan piutang daerah dari lain-lain pendapatan yang
sah
Penerimaan piutang daerah dari pemerintah
Penerimaan piutang daerah dari pemerintah daerah lain
Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan bank
Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan
bukan bank
Penerimaan kembali investasi dana bergulir
06 01 Penerimaan kembali investasi dana bergulir
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 124
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Penerimaan kembali dana bergulir dari kelompok
6
1
7
06 02
6
1
6
07
6
2
6
2
1
6
2
1
01
6
2
1
01 01 Pembentukan Dana Cadangan nomor ……
6
2
1
01 02 Dst………….
6
2
1
02
6
2
2
6
2
2
01
6
2
2
01 01 BUMN …….
6
2
2
01 02 Dst………….
6
2
2
02
6
2
2
02 01 BUMD ……….
6
2
2
02 02 Dst………….
6
2
2
03
6
2
2
03 01 Badan …………..
6
2
2
03 02 Dst………….
masyarakat
Dst………….
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pembentukan Dana Cadangan
Pembentukan Dana Cadangan
Dst ..............................
Penyertaan Modal /Investasi Pemerintah Daerah
Badan usaha milik pemerintah (BUMN)
Badan usaha milik daerah (BUMD)
Badan usaha milik swasta
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 125
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
6
2
2
04
Dana bergulir
6
2
2
04 01 Dana bergulir kepada kelompok masyarakat
6
2
2
04 02 Dst………….
6
2
2
05
6
2
3
6
2
3
01
6
2
3
01 01 Penerusan pinjaman…..
6
2
3
01 02 Dst………….
6
2
3
02
6
2
3
02 01 Pemerintah daerah ……
6
2
3
02 01 Dst………….
6
2
3
03
6
2
3
03 01 Bank …..
6
2
3
03 02 Dst………….
6
2
3
04
6
2
3
04 01 Lembaga keuangan bukan bank ……
6
2
3
04 02 Dst………….
Dst………….
Pembayaran Pokok Utang
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada
Pemerintah
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada
pemerintah daerah lain
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada
lembaga keuangan bank
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo kepada
lembaga keuangan bukan bank
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 126
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
6
2
3
05
6
2
3
05 01 Penerusan pinjaman…..
6
2
3
05 02 Dst………….
6
2
3
06
6
2
3
06 01 Pemerintah daerah ……
6
2
3
06 02 Dst………….
6
2
3
07
6
2
3
07 01 Bank …..
6
2
3
07 02 Dst………….
6
2
3
08
6
2
3
08 01 Lembaga keuangan bukan bank ……
6
2
3
08 02 Dst………….
6
2
3
09
6
2
3
09 01 Obligasi atas nama …………
6
2
3
09 02 Obligasi nomor …………
6
2
3
09 03 Dst………….
6
2
3
10
6
2
3
10 01 Obligasi atas nama …………
Pemerintah
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
pemerintah daerah lain
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
lembaga keuangan bank
Pembayaran Pokok Utang sebelum Jatuh Tempo kepada
lembaga keuangan bukan bank
Pelunasan obligasi daerah pada saat jatuh tempo
Pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh tempo
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 127
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
6
2
3
10 02 Obligasi nomor …………
6
2
3
10 03 Dst………….
6
2
3
11
6
2
4
6
2
4
01
6
2
4
01 01 Pemerintah
6
2
4
02
6
2
4
02 01 Pemerintah daerah ……
6
2
4
02 02 Dst………….
6
2
4
03
6
3
5.3
Dst ..............................
Pemberian Pinjaman Daerah
Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah
Pemberian Pinjaman Daerah kepada pemerintah daerah
lain
Dst ..............................
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
TATA CARA PENGISIAN FORMULIR
Formulir RKA SKPD 3.1 Rincian Penerimaan pembiayaan
Formulir ini mencantumkan penerimaan pembiayaan yang
terdiri dari :
a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
(SILPA)
b. Pencairan dana cadangan
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Penerimaan pinjaman daerah
e. Penerimaan kembali penerimaan pinjaman
f.
Penerimaan piutang daerah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 128
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Karena penerimaan pembiayaan hanya dilaksanakan oleh
Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo sebagai SKPKD
maka formulir tersebut tidak diisi oleh SKPD lainnya.
Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pada
bagian
atas
propinsi/kabupaten/kota
formulir
yang
mencantumkan
bersangkutan
nama
dan
tahun
anggaran yang direncanakan.
2. mencantumkan kode dan nama
a. Urusan pemerintahan
b. Organisasi
3. Pada rincian penerimaan pembiayaan mencantumkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Kode rekening dimulai dari kode rekening pembiayaan
daerah dalam hal ini angka 6 selanjutnya dirinci dalam
kelompok
dan
jenis
penerimaan
pembiayaan
dengan
menggunakan kode rekening masing-masing satu digit serta
obyek dan rincian obyek penerimaan pembiayaan dengan
menggunakan kode rekening masing-masing dua digit.
b. Uraian dari nomor rekening mencantumkan rincian obyek
pembiayaan sehingga seluruh penerimaan pembiayaan yang
dicantumkan dalam formulir tersebut sampai dengan rincian
obyek pembiayaan.
Formulir RKA SKPD 3.2 rincian pengeluaran pembiayaan
Formulir ini mencantumkan pengeluaran pembiayaan terdiri dari :
a. Pembentukan dana cadang
b. Penyertaaan modal (investasi) pemerintah daerah
c. Pembayaran hutang pokok
d. Pemberian pinjaman
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 129
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Karena pengeluaran pembiayaan juga hanya dilaksanakan oleh
Badan Pengelola Keuangan Daerah maka formulir tersebut tidak
diisi oleh SKPD lainnya.
Informasi yang dimuat dan cara pengisian formulir tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pada
bagian
atas
propinsi/kabupaten/kota
formulir
yang
mencantumkan
bersangkutan
dan
nama
tahun
anggaran yang direncanakan.
2. Mencantumkan kode dan nama.
a. Urusan pemerintahan
b. Organisasi
3. Pada rincian pengeluaran pembiayaan mencantumkan hal-hal
sebagai berikut :
Kode rekening dimulai dari kode rekening pembiayaan daerah
dalam hal ini angka 6 selanjutnya dirinci didalam kelompok dan
jenis pengeluaran pembiayaan dengan menggunakan kode
rekening masing-masing satu digit serta obyek dan rincian
obyek pengeluaran pembiayaan dengan menggunakan kode
rekening masing-masing dua digit.
Uraian dari nama rekening mencantumkan rincian obyek
pengeluaran
pembiayaan
sehingga
seluruh
pengeluaran
pembiayaan dalam formulir tersebut sampai dengan rincian
obyek pengeluaran pembiayaan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 130
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
5.4
HAL-HAL KHUSUS LAINNYA
Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja dan
Rencana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dan
Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (RKAPPKD) Tahun Anggaran 2017, selain memperhatikan kebijakan diatas,
juga memperhatikan hal-hal khusus, antara lain sebagai berikut:
1.
Penganggaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akta Catatan Sipil tidak diperkenankan untuk
dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 sesuai maksud
Pasal 79A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan yang menegaskan bahwa pengurusan dan penerbitan
dokumen kependudukan tidak dipungut biaya. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah daerah harus segera menyesuaikan peraturan
daerah dimaksud sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013.
Selanjutnya, pendanaan penyelenggaraan program dan kegiatan
administrasi kependudukan yang meliputi kegiatan fisik dan non
fisik, baik di provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sesuai maksud Pasal 87A
UndangUndang Nomor 24 Tahun 2013. Terhadap program dan
kegiatan administrasi kependudukan yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah dibebankan pada APBD dengan mempedomani
Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Adapun kewenangan
Provinsi sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,
meliputi:
a. Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 131
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
b. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
c. Pembinaan
dan
sosialisasi
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
d. Pemanfaatan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi
berasal dari Data Kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan
dibersihkan oleh Kementerian yang bertanggung jawab dalam
urusan pemerintahan dalam negeri;
e. Koordinasi
pengawasan
atas
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
f. Penyusunan profile kependudukan provinsi.
Kewenangan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 7
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014, meliputi:
a. Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
b. Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di
bidang Administrasi Kependudukan;
c. Pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
d. Pembinaan
dan
sosialisasi
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
e. Pelaksanaan
kegiatan
pelayanan
masyarakat
di
bidang
Administrasi Kependudukan;
f.
Penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian
urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas
pembantuan;
g. Pemanfaatan
dan
penyajian
Data
Kependudukan
berskala
kabupaten/kota berasal dari Data Kependudukan yang telah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 132
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dikonsolidasikan
dan
dibersihkan
oleh
Kementerian
yang
bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri;
h. Koordinasi
pengawasan
atas
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
i.
Penyusunan profile kependudukan kabupaten/kota.
2. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, pemerintah daerah
secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan
anggaran fungsi pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh per
seratus)
dari
belanja
daerah,
sesuai
amanat
peraturan
perundangundangan, termasuk dana BOS yang bersumber dari APBD.
3. Untuk meningkatkan efektifitas penyusunan anggaran BOS Tahun
Anggaran 2017, pemerintah daerah perlu memperhatikan bahwa dana
BOS yang bersumber dari APBN diperuntukkan bagi penyelenggaraan
satuan
pendidikan
dasar
dan
pendidikan
menengah
sebagai
pelaksanaan program wajib belajar. Untuk dana BOS yang bersumber
dari APBD, penganggarannya dalam bentuk program dan kegiatan.
4. Belanja Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini (BOP PAUD) yang bersumber dari DAK pada Tahun Anggaran
2017 bagi PAUD yang diselenggarakan Kabupaten/Kota (negeri)
dianggarkan pada APBD Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017
dalam bentuk program dan kegiatan, sedangkan BOP PAUD yang
diselenggarakan oleh masyarakat (swasta) dianggarkan pada APBD
Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017 dalam bentuk hibah.
5. Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, pemerintah daerah
secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan
anggaran kesehatan minimal 10% (sepuluh per seratus) dari total
belanja
APBD
diluar
gaji,
sesuai amanat
Pasal
171
ayat
(2)
UndangUndang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Penjelasan Pasal
171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa bagi
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 133
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
daerah yang telah menetapkan lebih dari 10% (sepuluh per seratus)
agar tidak menurunkan jumlah alokasinya dan bagi daerah yang
belum mempunyai kemampuan agar dilaksanakan secara bertahap.
6. Belanja
Bantuan
Operasional
Kesehatan
(BOK)
dan
Bantuan
Operasional Keluarga Berencana (BOKB), Peningkatan Kapasitas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Ketenagakerjaan (PK2,
UKM, dan Naker), Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi
(P2D2) yang bersumber dari DAK, dianggarkan pada APBD Tahun
Anggaran 2017 dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD
berkenaan.
7. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat
mengadakan kerjasama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi
dan efektifitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.
Kerjasama dapat dilakukan oleh daerah dengan:
a. Daerah lain;
b. Pihak ketiga; dan/atau
c. Lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam penyelenggaraan pembangunan yang melibatkan beberapa
daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara lebih
efektif dan efisien, pemerintah daerah dapat menganggarkan program
dan
kegiatan
melalui
pola
kerjasama
antar
daerah
dengan
mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis
Tata Cara Kerjasama Daerah serta peraturan perundang-undangan
lainnya. Apabila pemerintah daerah membentuk badan kerjasama,
maka masing-masing pemerintah daerah menganggarkan dalam APBD
dalam bentuk belanja hibah kepada badan kerjasama dengan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 134
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
mempedomani
peraturan
perundang-undangan
mengenai
hibah
daerah. Dalam hal pemerintah daerah melakukan kerjasama dengan
badan
usaha
dalam
penyediaan
infrastruktur
mempedomani
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
8. Daerah dapat membentuk asosiasi untuk mendukung kerjasama antar
Daerah,
sebagaimana
UndangUndang
diamanatkan
Nomor
23
Tahun
dalam
Pasal
364
ayat
(9)
2014,
yang
pendanaannya
bersumber dari APBD dan dianggarkan pada jenis belanja hibah
dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016, serta
peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah.
9. Dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas Kantor
Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT),
pemerintah provinsi menganggarkan pendanaan untuk pembangunan,
pengadaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana Kantor Bersama
SAMSAT dan pendanaan lain yang timbul dalam rangka menjamin
efektifitas,
penguatan
koordinasi,
pembinaan,
pengawasan
dan
pemantapan tugas-tugas pelaksanaan SAMSAT baik di Pusat maupun
di Provinsi dengan terbentuknya Sekretariat Pembina SAMSAT tingkat
Nasional dan tingkat Provinsi dengan mempedomani Peraturan
Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem
Administrasi
Manunggal
Satu
Atap
Kendaraan
Bermotor,
dan
peraturan turunannya serta peraturan perundang-undangan lain yang
terkait.
10. Dalam rangka peningkatan tata laksana, kualitas dan percepatan
pelayanan perizinan dan non perizinan, serta untuk mendukung
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 135
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
pencapaian
target
kemudahan
berusaha
(Ease
of
Doing
Business/EoDB) di Indonesia, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota menganggarkan pendanaan untuk pembentukan/
pembangunan,
pengadaan,
pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
Dinas/Badan/Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) guna
menjamin efektifitas, penguatan koordinasi, pembinaan, peningkatan
kapasitas
SDM
dan
pemantapan
tugas-tugas
PTSP
dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Peraturan
Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu.
11. Belanja Tidak Terduga yang akan digunakan untuk mendanai tanggap
darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial dan
kebutuhan mendesak lainnya, seperti penanganan konflik sosial
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 dan penanganan
gangguan keamanan dalam negeri sesuai amanat Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 2014, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya, dilakukan dengan cara:
a. Kepala Daerah menetapkan kegiatan yang akan didanai dari
belanja tidak terduga dengan keputusan kepala daerah dan
diberitahukan kepada DPRD paling
lama 1 (satu)
bulan
terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan;
b. Atas
dasar
keputusan
instansi/lembaga
yang
kepala
daerah
tersebut,
pimpinan
akan
bertanggungjawab
terhadap
pelaksanaan kegiatan mengajukan usulan kebutuhan;
c. Kepala
Daerah
pencairan
dana
dapat
belanja
mengambil
tidak
kebijakan
terduga
untuk
percepatan
mendanai
penanganan tanggap darurat yang mekanisme pemberian dan
pertanggungjawabannya diatur dengan peraturan kepala daerah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 136
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
sebagaimana dimaksud Pasal 134 ayat (4) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011; dan
d. Kegiatan lain diluar tanggap darurat yang didanai melalui
belanja tidak terduga dilakukan dengan pergeseran anggaran
dari belanja tidak terduga ke belanja SKPD berkenaan dan/atau
belanja PPKD.
12. Penyediaan anggaran untuk penanggulangan bencana alam/bencana
sosial dan/atau pemberian bantuan kepada daerah lain dalam
rangka
penanggulangan
bencana
alam/bencana
sosial
dapat
memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih
Perhitungan APBD tahun anggaran sebelumnya dan/atau dengan
melakukan
penggeseran
Belanja
Tidak
Terduga
atau
dengan
melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang
kurang mendesak, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penyediaan
anggaran
untuk
mobilisasi
tenaga
medis
dan
obatobatan, logistik/sandang dan pangan diformulasikan kedalam
RKA-SKPD yang secara fungsional terkait dengan pelaksanaan
kegiatan dimaksud;
b. Penyediaan
anggaran
untuk
bantuan
keuangan
yang
akan
disalurkan kepada provinsi/kabupaten/kota yang dilanda bencana
alam/bencana
sosial
dianggarkan
pada
Belanja
Bantuan
Keuangan. Sambil menunggu Perubahan APBD Tahun Anggaran
2017, kegiatan atau pemberian bantuan keuangan tersebut di atas
dapat dilaksanakan dengan cara melakukan perubahan peraturan
kepala daerah tentang Penjabaran APBD, untuk selanjutnya
ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2017. Apabila penyediaan anggaran untuk
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 137
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
kegiatan atau bantuan keuangan dilakukan setelah Perubahan
APBD agar dicantumkan dalam LRA; dan
c. Pemanfaatan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih
Perhitungan APBD Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan
melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga untuk bantuan
penanggulangan
bencana
alam/bencana
sosial
diberitahukan
kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan.
13. Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-SDA
Tambahan Minyak Bumi dan Gas Bumi dalam rangka Otonomi
Khusus, DBH-DR, DAK, Dana Otonomi Khusus, Dana Tambahan
Infrastruktur
untuk
Provinsi
Papua
dan
Papua
Barat,
Dana
Keistimewaan DIY, Dana Darurat, Bantuan keuangan yang bersifat
khusus dan dana transfer lainnya yang sudah jelas peruntukannya
serta pelaksanaan kegiatan dalam
keadaan darurat
dan/atau
mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau belum
dianggarkan
dalam
APBD,
dapat
dilaksanakan
mendahului
penetapan peraturan daerah tentang Perubahan APBD dengan cara:
a. Menetapkan
peraturan
kepala
daerah
tentang
perubahan
penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD;
b. Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan;
c. Ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD,
atau dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah telah
menetapkan perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan
APBD.
14. Untuk mendukung pelaksanaan tugas sekretariat fraksi DPRD
disediakan
sarana,
anggaran
dan
tenaga
ahli
sesuai
dengan
kebutuhan dan memperhatikan kemampuan APBD, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 109 ayat (10) Undang-Undang Nomor 23
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 138
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Tahun 2014 dan Pasal 33 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib
DPRD. Penyediaan sarana meliputi ruang kantor pada sekretariat
DPRD,
kelengkapan
kantor,
tidak
termasuk
sarana
mobilitas,
sedangkan penyediaan Anggaran untuk sekretariat fraksi meliputi
kebutuhan belanja untuk alat tulis kantor dan makan minum bagi
rapat fraksi yang diselenggarakan di lingkungan kantor sekretariat
fraksi.
15. Tunjangan Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD disediakan
dalam rangka menjamin kesejahteraan untuk pemenuhan rumah
jabatan/rumah dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana
maksud Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota DPRD. Suami dan/atau istri yang menduduki jabatan
sebagai Pimpinan dan/atau Anggota DPRD pada DPRD yang sama
hanya diberikan salah satu tunjangan perumahan. Bagi Pimpinan
dan Anggota DPRD yang suami atau istrinya menjabat sebagai
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah pada tingkatan daerah yang
sama tidak diberikan tunjangan perumahan.
16. Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan
masingmasing rumah jabatan beserta perlengkapan dan biaya
pemeliharaan. Dalam hal pemerintah daerah belum menyediakan
rumah jabatan kepala daerah/wakil kepala daerah, pemerintah
daerah dapat menyediakan anggaran sewa rumah untuk dijadikan
rumah jabatan yang memenuhi standar rumah jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 139
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
17. Dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 ditegaskan
bahwa SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang memiliki spesifikasi
teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan,
diberikan
fleksibilitas
dalam
pola
pengelolaan
keuangannya. Untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-BLUD
(PPK-BLUD) diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah yang
berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Dalam penerapan
PPK-BLUD, pemerintah daerah memperhatikan antara lain sebagai
berikut:
a. Bagi Rumah Sakit Daerah (RSD) yang belum menerapkan
PPKBLUD, agar pemerintah daerah segera melakukan langkahlangkah untuk mempercepat penerapan PPK-BLUD pada RSD
tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 7 ayat (3) dan Pasal
20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
b. Bagi SKPD atau unit kerja pada SKPD yang telah menerapkan
PPKBLUD, agar:
1) Penyusunan rencana kerja dan anggaran menggunakan
format Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA);
2) Pendapatan BLUD dalam RBA dikonsolidasikan ke dalam
APBD dalam jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah;
3) Belanja BLUD dalam RBA dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan
Pemerintah
Nomor
23
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, khususnya
dalam Pasal 11 ayat (3a), SKPD atau Unit Kerja pada SKPD
yang telah menerapkan PPK-BLUD, pagu anggaran BLUD
dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 140
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
sumber dananya berasal dari pendapatan dan surplus BLUD,
dirinci dalam 1 (satu) program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu)
output dan jenis belanja.
4) Tahapan dan jadwal proses penyusunan RKA/RBA, mengikuti
tahapan dan jadwal proses penyusunan APBD.
18. Dalam rangka efektifitas pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, pemerintah daerah
mengalokasikan anggaran dalam APBD Tahun Anggaran 2017 untuk
mendanai kegiatan seperti: inventarisasi aset daerah, koordinasi,
pembinaan,
supervisi,
pendidikan
dan
pelatihan/peningkatan
kapasitas, bimbingan teknis, seminar dan sejenis lainnya.
19. Dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
bagi Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di bidang keuangan
daerah, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran dalam APBD
Tahun Anggaran 2017 untuk mendanai kegiatan seperti koordinasi,
pembinaan,
supervisi,
pendidikan
dan
pelatihan/peningkatan
kapasitas SDM, bimbingan teknis, seminar dan sejenis lainnya.
20. Pendanaan untuk organisasi cabang olahraga profesional tidak
dianggarkan dalam APBD karena menjadi tanggung jawab induk
organisasi
cabang
olahraga
dan/atau
organisasi
olahraga
professional yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal
29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan
Nasional,
bahwa
pembinaan
dan
pengembangan
olahraga professional dilakukan oleh induk organisasi cabang
olahraga dan/atau organisasi olahraga profesional. Selanjutnya
dalam Pasal 1 angka 15 UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005,
didefinisikan bahwa cabang olahraga profesional adalah olahraga
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 141
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang
atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga.
21. Penganggaran program “Peningkatan pelayanan kedinasan kepala
daerah/wakil
kepala
daerah”
mengacu
pada
Lampiran
A.VII
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
22. Penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan lanjutan yang tidak selesai
pada
Tahun
Anggaran
2016
dengan
menggunakan
Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) mempedomani
Pasal 138 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pendanaan
kegiatan
lanjutan
menggunakan
SiLPA
Tahun
Anggaran 2016.
b. Dituangkan ke dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan
SKPD (DPAL-SKPD) Tahun Anggaran 2017 sesuai Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPASKPD) Tahun Anggaran 2016 dengan berpedoman pada format
Lampiran B.III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
c. DPAL-SKPD disahkan oleh PPKD sebagai dasar pelaksanaan
anggaran dan dalam rangka penyelesaian pekerjaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Untuk
penetapan
jumlah
anggaran
yang
disahkan
dalam
DPALSKPD masing-masing dilakukan sebagai berikut:
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 142
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
1) Penelitian terhadap penyebab keterlambatan penyelesaian
pekerjaan,
sepanjang
penyebabnya
Penyedia
Barang/Jasa
kegiatan
tersebut
atau
dapat
di
Pengguna
di
luar
kelalaian
Barang/Jasa,
DPAL-kan.
Apabila
keterlambatan penyelesaian pekerjaan disebabkan kelalaian
Penyedia Barang/Jasa atau Pengguna Barang/Jasa maka
tidak dapat di-DPAL-kan, sehingga kegiatan yang belum
dilaksanakan dianggarkan kembali sesuai ketentuan yang
berlaku.
2) Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL setelah
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap:
a) Sisa DPA-SKPD yang belum diterbitkan SPD dan/atau
belum diterbitkan SP2D Tahun Anggaran 2016 atas
kegiatan yang bersangkutan;
b) Sisa SPD yang belum diterbitkan SPP, SPM atau SP2D
Tahun Anggaran 2016; dan
c) SP2D yang belum diuangkan.
e. Penganggaran beban belanja atas pelaksanaan kegiatan lanjutan
yang telah dituangkan dalam DPAL-SKPD dimaksud,
agar
ditampung kembali di dalam perubahan APBD Tahun Anggaran
2017 pada anggaran belanja langsung SKPD berkenaan.
f.
Kegiatan yang dapat dibuatkan DPAL harus memenuhi criteria
bahwa kegiatan tersebut tidak selesai sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan dalam perjanjian pelaksanaan pekerjaan/kontrak,
akibat di luar kendali penyedia barang/jasa dan pengguna
barang/jasa (force majeure).
23. Dalam hal pemerintah daerah mempunyai kewajiban kepada pihak
ketiga terkait dengan pekerjaan yang telah selesai pada tahun
Anggaran sebelumnya, maka harus dianggarkan kembali pada akun
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 143
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2017 sesuai kode rekening
berkenaan. Tata cara penganggaran dimaksud terlebih dahulu
melakukan
perubahan
atas
peraturan
kepala
daerah
tentang
penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017, dan diberitahukan kepada
Pimpinan DPRD untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan
daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017.
24. Dalam Pasal 54A Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ditegaskan bahwa kegiatan dapat
mengikat dana anggaran:
a. untuk 1 (satu) tahun anggaran; atau
b. lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk kegiatan tahun
jamak sesuai peraturan perundang-undangan.
Kegiatan tahun jamak tersebut pada huruf b harus memenuhi kriteria
sekurang-kurangnya:
a. pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan kegiatan yang secara
teknis merupakan satu kesatuan untuk menghasilkan satu output
yang memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 12 (dua belas)
bulan; atau
b. pekerjaan atas pelaksanaan kegiatan yang menurut sifatnya harus
tetap
berlangsung
penanaman
laut/udara,
pada
pergantian
benih/bibit,
makanan
dan
tahun
penghijauan,
obat
di
anggaran
pelayanan
rumah
sakit,
pembuangan sampah dan pengadaan jasa cleaning
seperti
perintis
layanan
service.
Penganggaran kegiatan tahun jamak dimaksud berdasarkan atas
persetujuan DPRD yang dituangkan dalam nota kesepakatan
bersama antara Kepala Daerah dan DPRD, yang ditandatangani
bersamaan dengan penandatanganan nota kesepakatan KUA dan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 144
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
PPAS pada tahun pertama rencana pelaksanaan kegiatan tahun
jamak.
Nota kesepakatan bersama tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a. nama kegiatan;
b. jangka waktu pelaksanaan kegiatan;
c. jumlah anggaran; dan
d. alokasi anggaran per tahun.
Jangka
waktu
penganggaran
kegiatan
tahun
jamak
tidak
melampaui akhir tahun masa jabatan Kepala Daerah berakhir.
25. Pemerintah daerah tidak diperkenankan untuk menganggarkan
belanja tali asih kepada PNSD dan penawaran kepada PNSD yang
pensiun dini dengan uang pesangon, mengingat tidak memiliki dasar
hukum yang melandasinya.
26. Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan
Bantuan Hukum dalam APBD Tahun Anggaran 2017 dengan
mempedomani Pasal 19 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
tentang Bantuan Hukum.
27. Dalam rangka efektifitas pengawasan dan pengendalian penyerapan
anggaran daerah, pemerintah daerah menganggarkan kegiatan yang
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Tim Evaluasi Pengawasan
Realisasi
Anggaran
(TEPRA)
Instruksi
Presiden Nomor
1
sebagaimana
Tahun
diamanatkan
2015
tentang
dalam
Percepatan
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah dan Keputusan Presiden Nomor
20
Tahun
2015
tentang
Tim
Evaluasi
Pengawasan
Realisasi
Anggaran.
28. Pendanaan kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati
dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 yang
tahapan penyelenggaraanya dimulai Tahun 2017, dianggarkan pada
jenis
belanja
hibah
dari
pemerintah
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
daerah
kepada
KPU
Page 145
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan
Bawaslu
Provinsi/Panwas
Kabupaten/Kota dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 44 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Dana Kegiatan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun
2015 tentang Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota.
dimaksud
Selain
harus
itu,
besaran
mempedomani
pendanaan
standar
kegiatan
satuan
Pemilihan
harga
dan
kebutuhan pendanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota sesuai
dengan
peraturan
pengamanan
perundang-undangan.
pelaksanaan
Pemilihan
Pendanaan
Gubernur
kebutuhan
dan
Wakil
Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota
Tahun Anggaran 2018 dianggarkan dalam bentuk hibah atau
program dan kegiatan pada SKPD yang secara fungsional terkait
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
29. Pemerintah kabupaten/kota menganggarkan biaya pemilihan Kepala
Desa dalam APBD Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017 untuk
pengadaan surat suara, kotak suara, kelengkapan peralatan lainnya,
honorarium panitia, dan biaya pelantikan sesuai amanat Pasal 34
ayat (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.
30. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menganggarkan
dalam APBD Tahun Anggaran 2017 dalam rangka pembinaan dan
pengawasan pemerintahan desa sebagaimana diatur dalam Pasal
112, Pasal 114 dan Pasal 115 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 146
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
31. Dalam rangka mendukung pembangunan Lembaga Penempatan
Anak Sementara (LPAS), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
dan Balai Pemasyarakatan, Pemerintah daerah menyediakan lahan
untuk mendukung pembangunan tersebut sesuai maksud Pasal 105
ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
32. Dalam rangka mendukung peningkatan akses, mutu, daya saing, dan
relevansi pendidikan islam (madrasah, pendidikan diniyah, dan
pondok pesantren) dan pendidikan non islam di bawah binaan
Kementerian Agama sebagai bagian integral pendidikan nasional,
pemerintah daerah dapat memberikan dukungan pendanaan yang
dianggarkan dalam belanja hibah dengan mempedomani Pasal 10
ayat (1) huruf f dan penjelasannya, Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 14 Tahun 2016, serta peraturan perundang-undangan lain di
bidang hibah.
33. Dalam rangka memenuhi akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan
desa,
pemerintah
kabupaten/kota
wajib
melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa pada pemerintah desa di wilayahnya sesuai maksud
Pasal 44 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam kaitan itu,
Pemerintah Desa harus menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi
Pelaksanaan
disampaikan
kepada
APBDesa
Tahun
Bupati/Walikota
Anggaran
dan
2017
disusun
yang
dengan
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014. Selanjutnya, pemerintah daerah menyusun Laporan dimaksud
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 147
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dalam bentuk ikhtisar yang dilampirkan dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
34. Pemerintah
daerah
mensinergikan
penganggaran
program
dan
kegiatan dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 dengan
kebijakan nasional, antara lain:
a. Pencapaian SDG’s, seperti: kesetaraan gender, penanggulangan
HIV/AIDS, malaria, penanggulangan kemiskinan, dan Akses
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
sebagaimana
diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010
tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan dan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan uraian
sebagai berikut:
1) Upaya
percepatan
pengarusutamaan
gender
melalui
perencanaan dan penganggaran responsif gender, pemerintah
daerah
mempedomani
Perencanaan
Surat
Pembangunan
Edaran
Menteri
Nasional/Kepala
Negara
BAPPENAS,
Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor:
270/M.PPN/11/2012, Nomor: SE-33/MK.02/2012, Nomor:
050/4379A/SJ,
Nomor:
SE-46/MPP-PA/11/2011
tentang
Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG)
melalui
Perencanaan
dan
Penganggaran
yang
Responsif
Gender (PPRG);
2) Pengendalian dan pemberantasan malaria mempedomani
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 Tahun 2009
tentang Eliminasi Malaria, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Laksana Malaria,
Keputusan
Menteri
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Kesehatan
Nomor
Page 148
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
044/MENKES/SK/I/2007
tentang
Pedoman
Malaria
dan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 443.41/465
Tahun 2010 perihal Perecepatan Eliminasi Malaria;
3) Pengentasan
(PMKS)
Penyandang
mempedomasi
Masalah
Peraturan
Kesejahteraan
Menteri
Sosial
Sosial
Nomor
129/HUK/2008 tentang SPM Bidang Sosial Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota
dan
Keputusan
Menteri
Sosial
Nomor
80/HUK/2010 tentang Panduan Perencanaan Pembiayan
Pencapaian SPM Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota.
4) Peningkatan pelaksanaan program penanggulangan AIDS
yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006
tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Dalam
Rangka
Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah.
b. Pelaksanaan
dan
Pengawasan
Program
Simpanan
Keluarga
Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat
sebagaimana diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
2014
tentang
Pelaksanaan
Program
Simpanan
Keluarga
Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat
untuk Membangun Keluarga Produktif.
c. Rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi para lanjut usia
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, serta program
rehabilitasi dan perlindungan sosial penyandang cacat;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 149
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
d. Pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan
Keluarga
(TP-PKK)
provinsi/kabupaten/kota
dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan
Pemberdayan dan Kesejahteraan Keluarga;
e. Pengelolaan batas wilayah negara dan pembangunan kawasan
perbatasan bagi provinsi dan kabupaten yang berbatasan dengan
negara tetangga sesuai amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2008 tentang Wilayah Negara;
f.
Efektifitas
tugas
Forum
(FORKOPIMDA)
Koordinasi
Provinsi,
Pimpinan
di
FORKOPIMDA
Daerah
Kabupaten,
FORKOPIMDA Kota, dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan
sebagai pelaksanaan urusan pemerintahan umum yang menjadi
kewenangan
Presiden
sebagai
kepala
pemerintahan
dan
dilaksanakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota di wilayah kerja
masing-masing.
Pendanaan
untuk
FORKOPIMDA
Provinsi/
Kabupaten/Kota/Kecamatan tersebut bersumber dari dan atas
beban APBN sesuai maksud Pasal 9, Pasal 25 dan Pasal 26
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014.
g. Pengembangan kearsipan di daerah dalam rangka peningkatan
kualitas
pelayanan
publik
mempedomani
amanat
Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata
Kearsipan
di
Lingkungan
Kementerian
Dalam
Negeri
dan
Pemerintah Daerah;
h. Penyelenggaraan, pengelolaan dan pengembangan perpustakaan
mempedomani Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan sesuai dengan standar nasional perpustakaan yang
terdiri atas (1) Standar koleksi perpustakaan; (2) Standar sarana
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 150
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
dan prasarana; (3) Standar pelayanan perpustakaan; (4) Standar
tenaga perpustakaan; (5) Standar penyelenggaraan; dan (6)
Standar pengelolaan.
i.
Revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan pendidikan
wawasan kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
29
Tahun
2011
tentang
Pedoman
Pemerintah Daerah Dalam Rangka Revitalisasi dan Aktualisasi
Nilai-Nilai Pancasila dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
71
Tahun
2012
tentang
Pedoman
Pendidikan
Wawasan
Kebangsaan;
j.
Penanganan konflik sosial, penyelenggaraan pusat komunikasi
dan
informasi
bidang
sosial
kemasyarakatan
dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
k. Penanganan faham radikal dan terorisme (khususnya ISIS)
melalui
mekanisme
deteksi
dini
dan
cegah
dini
dengan
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat.
l.
Penanganan
pemberantasan
gangguan
dan
penyakit
pencegahan
masyarakat
penyalahgunaan
khususnya
narkotika
dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyalahgunaan
dan
Peredaran
Gelap
Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan
Narkoba.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 151
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
m. Penguatan kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan, berbangsa
dan
bernegara
dilaksanakan
melalui
upaya
mewujudkan
kerukunan umat beragama, tingginya rasa toleransi dan saling
pengertian intra dan antara para pemeluk agama dengan
mempedomani Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Daerah
Pelaksanaan
Dalam
Tugas
Pemeliharaan
Kepala
Daerah/Wakil
Kerukunan
Umat
Kepala
Beragama,
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian
Rumah Ibadah.
n. Penyelenggaraan
pemantauan,
pelaporan
dan
evaluasi
perkembangan politik di daerah dengan mempedomani Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di
Daerah.
o. Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan dengan mempedomani
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah.
p. Penyelenggaraan
peningkatan
Kesadaran
Bela
Negara
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun
2011 tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela Negara di
Daerah.
q. Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan
Daerah di TMII melalui kegiatan:
1)Promosi budaya;
2)Pagelaran seni dan budaya;
3)Pameran produk unggulan ekonomi daerah; dan
4)Seminar dan lokakarya;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 152
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28
Tahun 2014 tentang Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan
Daerah di TMII.
r.
Penguatan dukungan Komite Intelijen Daerah tingkat Provinsi
dan
Komunitas
Intelijen
Daerah
untuk
Kabupaten/Kota
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Koordinasi Intelijen Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah.
s. Penguatan pengawasan orang asing, organisasi masyarakat asing,
lembaga asing dan tenaga kerja asing mempedomani Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di
Daerah.
t.
Penguatan inovasi daerah dalam rangka peningkatan kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
terkait
peningkatan
pelayanan kesejahteraan masyarakat dengan mempedomani Pasal
386 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan
Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah.
u. Peningkatan akselerasi penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi
dengan
mempedomani
UndangUndang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
v. Penanganan gangguan keamanan dalam negeri sebagaimana
diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Penanganan Gangguan Dalam Negeri di Daerah;
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 153
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
w. Tunjangan PNSD yang bertugas pada unit kerja yang mempunyai
tugas
dan
fungsi
terkait
dengan
pengamanan
persandian
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun
2008 tentang Tunjangan Pengamanan Persandian;
x. Penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) berbasis
NIK secara Nasional dengan mempedomani Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor
37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Persyaratan
dan
Tata
Cara
Pendaftaran
Penduduk
dan
Pencatatan Sipil dan peraturan perundang-undangan lainnya;
y. Fasilitasi pengaduan masyarakat dan pengembangan akses
informasi secara transparan, cepat, tepat dan sederhana dengan
mempedomani Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Pelayanan
Informasi
dan
Dokumentasi
di
Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah; dan
z. Peningkatan daya saing nasional dalam pelaksanaan Masyarakat
Ekonomi ASEAN dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor
6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional dalam
Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 154
Lampiran Surat Edaran
Nomor : 900/DKAD/
/VIII/2016
Tanggal :
Agustus 2016
BAB VI
PENUTUP
Demikian pedoman penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA_SKPD) dan
Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (RKA_PPKD) Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun
Anggaran 2017 untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
GUBERNUR GORONTALO
RUSLI HABIBIE
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo
Page 155
Download