CSR - repository@UPI

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) telah menjadi konsep yang kerap terdengar. Konsep yang digagas Howard
Rothmann Bowen dalam tulisan Social Responsibility of the Businessman tahun
1953 ini menjawab keresahan dunia bisnis. Howard Rothmann Bowen
mengungkapkan bahwa keberadaan Corporate Social Responsibility (CSR) bukan
karena diwajibkan oleh pemerintah atau penguasa, melainkan merupakan
komitmen yang lahir dalam konteks etika bisnis (beyond legal aspects) agar
sejahtera bersama masyarakat berdasarkan prinsip kepantasan sesuai nilai dan
kebutuhan masyarakat.
Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainability development). Definisi pembangunan berkelanjutan
menurut The World Commission on Environment and Development yang lebih
dikenal dengan The Brundtland Comission, bahwa pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan mereka (Solihin, 2009) dalam Wakidi & Siregar (2010).
Seluruh perusahaan berbagai sektor bisnis di Indonesia sebagian besar
mengklaim bahwa perusahaan mereka telah melaksanakan kewajiban sosialnya
terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Pengungkapan
Corporate
Social
452/UN.40.7
/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Responsibility (CSR) yang dilakukan sebagian besar perusahaan di Indonesia
merupakan motivasi untuk meningkatkan kepercayaaan publik terhadap
pencapaian usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Selain usaha
perbaikan
terhadap
lingkungan,
perusahaan
juga
berpartisipasi
didalam
pengabdian masyarakat, seperti memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat
sekitar perusahaan, perbaikan tingkat pendidikan masyarakat, pelayanan
kesehatan, dan sebagainya. Seluruh perusahaan di Indonesia semakin dituntut
untuk memberikan informasi yang transparan atas aktivitas sosialnya, sehingga
pengungkapan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) diperlukan peran
dari akuntansi pertanggungjawaban sosial (Anggraini, 2006) dalam Ahmad
Nurkhin (2009).
Permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi oleh perusahaan di
Indonesia juga terjadi karena lemahnya penegakan peraturan tentang tanggung
jawab sosial perusahaan, misalnya tentang aturan ketenagakerjaan, pencemaran
lingkungan, perimbangan bagi hasil suatu industri dalam cakupan otonomi daerah.
Selain itu, dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi
2009) paragraf 12 masih bersifat suka rela dalam mengungkapkan CSR kepada
publik melalui laporan tahunan perusahaan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009)
paragraf 12 secara jelas menyampaikan saran untuk mengungkapkan bentuk
tanggung jawab atas masalah sosial, yaitu sebagai berikut:
Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor
lingkungan
hidup
452/UN.40.7
/01/LT/2013
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi
Keuangan.
Seiring meningkatnya masalah sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh
aktivitas perusahaan, akibat dari lemahnya penegakan peraturan tentang tanggung
jawab sosial perusahaan dan masih bersifat sukarela dalam pengungkapan CSR
pada laporan tahunan perusahaan.
Pertambangan merupakan industri yang dapat memberikan manfaat
ekonomi tinggi. Penggalian terhadap sumber-sumber kekayaan alam berupa
mineral dan batubara mampu memberikan sumbangan yang signifikan terhadap
sumber keuangan negara. Menurut Susanto (2009) dalam Yulita (2010),
perusahaan pertambangan berkewajiban melaporkan CSR dan memiliki kontribusi
besar dalam perusakan alam maupun kesejahteraan masyarakat. Dari sisi
lingkungan, industri tambang mampu mengubah wajah sebuah bukit menjadi
lubang yang sangat besar. Praktik industri tambang menjadi praktik yang
mengerikan dengan dampak negatif lingkungan yang luar biasa. Limbah tambang
yang dibuang ke laut menjadi masalah utama bagi industri pertambangan, hal
tersebut selain dapat merusak ekosistem laut, juga dapat berdampak negatif bagi
masyarakat sekitar. Selain itu perusahaan pertambangan menyerap banyak tenaga
kerja dalam proses penambangan maupun produksinya, kesejahteraan karyawan
maupun masyarakat sekitar menjadi penting untuk diungkapkan kepada
stakeholder. Untuk itu informasi tidak hanya menjadi kebutuhan mendasar bagi
para investor dan calon investor untuk mengambil keputusan tetapi masyarakat di
452/UN.40.7/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
luar perusahaan juga membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan
sudah melaksanakan aktivitas sosialnya.
Pada 2011 kontribusi sektor pertambangan dan penggalian mencapai 7,7%
Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Namun jika kita melihat kondisi di
Indonesia, kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari
lapisan bumi yang berlangsung sejak lama telah menimbulkan dampak
lingkungan yang sangat besar. Selama lebih dari 50 tahun, konsep dasar
pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala kegiatannya.
Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan
semakin membesar. Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi
bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan dalam
lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang telah
menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar. (www.neraca.co.id)
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) memperkirakan, sekitar 70%
kerusakan lingkungan Indonesia karena operasi pertambangan. Sekitar 3,97 juta
hektar kawasan lindung terancam karena aktivitas pertambangan, termasuk
keragaman hayati di sana. Tak hanya itu, daerah aliran sungai (DAS) rusak parah
meningkat dalam 10 tahun terakhir. Sekitar 4.000 DAS di Indonesia, 108
diantaranya rusak parah.
Penelitian CPPS UGM dan UNDIP tahun 2003 mencatat bahwa kehadiran
perusahaan di Kalimantan Timur umumnya, selain meningkatkan pendapatan
daerah, membuka kesempatan kerja, dan membuka daerah yang terisolir, juga
menyebabkan terjadinya polusi air, udara, dan tanah; sengketa
lahan
dengan
452/UN.40.7
/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
masyarakat setempat; serta menimbulkan kecemburuan sosial antara karyawan
dan nonkaryawan. Persepsi negatif atas kehadiran perusahaan itulah yang
berusaha dihapus dengan melaksanakan CSR.
Chapple dan Moon (2005) membandingkan pelaporan CSR melalui
website dari 50 perusahaan terbesar (dari segi pendapatan operasi) di tujuh negara
Asia, termasuk diantaranya Indonesia. Hasil studi mereka menemukan hanya 24%
perusahaan di Indonesia yang melaporkan kegiatan CSR, yang oleh studi tersebut
dibagi menjadi ke tiga kategori: keterlibatan di masyarakat (community
involvement), proses produksi, dan hubungan kerja yang bertanggung jawab
sosial. Proporsi ini adalah yang paling rendah dibanding negara lainnya.
Hartanti (2007) melakukan penelitian lanjutan, kali ini menggunakan
daftar yang didasarkan pada Global Reporting Initiative (GRI) Guideline.
Pengungkapan di bagi menjadi dua yaitu pengungkapan informasi lingkungan
hidup dan pengungkapan sistem manajemen lingkungan hidup. Sampel yang
digunakan adalah 81 perusahaan manufaktur BUMN dan terbuka yang pernah
menerima PROPER dari kementrian lingkungan hidup. Hartanti (2007)
menemukan bahwa rata-rata pengungkapan informasi lingkungan hidup relatif
rendah, yaitu hanya 8.3 dari maksimum skor 30; demikian pula rata-rata
pengungkapan sistem manajemen lingkungan hidup yang juga rendah, yaitu 2.6
dari maksimum skor 7.
Rendahnya pengungkapan informasi lingkungan dan sosial juga
dikemukakan oleh Darwin (2006): Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kompartemen
Akuntansi Manajemen setiap tahun mengadakan Indonesian
Sustainability
452/UN.40.7
/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Reporting Awards (ISRA), yang menemukan bahwa hanya sekitar 10% dari
perusahaan publik di Indonesia mengungkapkan informasi lingkungan dan sosial
dalam laporan tahunan 2004. Bahkan hanya beberapa perusahaan yang membuat
laporan khusus tentang lingkungan dan sosial.
Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup Ogan Ilir, HM
Thahir Ritonga menyatakan banyak perusahaan pertambangan di daerahnya yang
enggan melaporkan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada
masyarakat lingkungannya, kecuali Pertamina. Thahir mengaku tidak mengetahui
alasan perusahaan-perusahaan tersebut enggan membuat laporan padahal
informasi tersebut sangat dibutuhkan publik. Hal itu penting untuk mengetahui
seberapa besar kepedulian perusahaan pada masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup berharap langkah
Pertamina UP Prabumulih yang selalu menyalurkan CSR bagi masyarakat dan
mempublikasikannya diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain khususnya yang
melakukan ekstraksi sumberdaya alam di Ogan Ilir. (www.suarasumsel.com).
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan
dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya, salah satunya adalah
karakteristik perusahaan. Seperti yang disampaikan oleh Lang and Lundholm
(1993) dalam Anggraini (2006), bahwa karakteristik perusahaan dapat dijadikan
sebagai prediktor yang dapat menjelaskan tingkat pengungkapan dan variasi luas
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.
Setiap perusahaan memiliki
karakteristik yang berbeda antara satu entitas dengan entitas lainnya. Dalam
penelitian Anggraini (2006), karakteristik perusahaan 452/UN.40.7
yang mempengaruhi
/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
pengungkapan informasi sosial diproksikan dalam kepemilikan, manajemen,
leverage, ukuran perusahaan, tipe industri dan profitabilitas. Sembiring (2005)
faktor-faktor yang diindikasikan mempengaruhi pengungkapan CSR, antara lain:
ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, ukuran dewan komisaris, dan
leverage. Namun sejauh ini banyak penelitian yang belum konsisten dalam
meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan
fleksibilitas kepada manajemen dalam mengungkapkan pertanggungjawaban
sosialnya (Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne 1996 dalam Anggraeni
2006). Menurut Kokubu et.al (2001) dalam Sembiring (2005) terdapat hubungan
positif antara kinerja ekonomi suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung
jawab sosialnya. Hal ini dikaitkan dengan teori legitimasi yang salah satu
argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial adalah ketika perusahaan yang memiliki profitabilitas
tinggi akan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih luas
dalam laporan tahunan karena ingin menunjukan bahwa perusahaan berada dalam
posisi persaingan yang kuat dan memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan
berjalan efisien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
mempunyai hubungan positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan.
Perusahaan
yang
452/UN.40.7
/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar
untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat
leverage lebih rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri.
Tingkat leverage perusahaan, dengan demikian menggambarkan risiko keuangan
perusahaan. Hasil penelitian Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Anggraini (2006),
menunjukan bahwa leverage mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Teori agensi memprediksi
bahwa perusahaan harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya sehingga perusahaan dapat
menyediakan laba yang lebih tinggi, dengan begitu perusahaan pun mampu
membiayai kewajiban hutangnya kepada kreditur. Tambahan informasi diperlukan
untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak
mereka sebagai kreditur (Schipper, 1981 dalam Marwata, 2001 dan Meek, et al,
1995 dalam Fitriany, 2001).
Leverage merupakan indikator yang digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan kewajiban keuangannya
kepada kreditur dan tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan
perusahaan. Tidak jauh berbeda dengan profitabilitas, leverage juga merupakan
hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum melakukan
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan karena itu berhubungan dengan
pengeluaran atau penambahan baru yang dapat menurunkan pendapatan
perusahaan.
452/UN.40.7/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH PROFITABILITAS DAN
LEVERAGE
TERHADAP
PENGUNGKAPAN
TANGGUNG
JAWAB
SOSIAL (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia)”
1.2
Rumusan Masalah
Praktik pengungkapan corporate social responsibility memiliki peran
penting bagi perusahaan karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan
kemungkinan aktivitasnya memiliki dampak sosial dan lingkungan. Dengan
demikian, pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan alat manajerial yang
digunakan perusahaan untuk menghindari konflik sosial dan lingkungan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang muncul maka penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh bukti empiris yaitu:
452/UN.40.7/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
2. Mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
leverage
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu
akuntansi dan dapat menjadi bahan referensi serta perbandingan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
pengambilan
kebijakan
oleh
manajemen
perusahaan
mengenai
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan
yang disajikan.
b. Bagi Pemerintah
452/UN.40.7/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi oleh penyusun standar
akuntansi yang saat ini sedang bersama-sama dengan kementrian
lingkungan hidup menyusun standar akuntansi lingkungan.
452/UN.40.7/01/LT/2013
Moetia Noer Farida, 2013
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download