P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015 Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kembang Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli (Antibacterial Activity of Ethanol Extract of Kembang Pukul Empat(Mirabilis Jalapa L.) Against Bacteria And Escherichia coli and Staphylococcus aureus) Fathnur Sani K.1*, Dwi Dominica1,2, & Hiut Indika1 1Dosen Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu Magister Farmasi UNAND 2Mahasiswa *Corresponding email: [email protected] ABSTRAK Tanaman kembang pukul 4 (Mirabilis jalapa L.) merupakan salah satu bahan alami yang mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan saponin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi senyawa aktif dalam daun kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L.) menggunakan pelarut etanol. Kemudian ekstrak dibagi menjadi 5 dosis yaitu 10 µg/ml, 50µg/ml, 100 µg/ml, 500 µg/ml, dan 1000 µg/mL. Uji efektivitas dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan paper disc. Hasil uji diolah dengan menggunakan SPSS dengan metode Anova satu arah dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua konsentrasi ekstrak etanol daun kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L.) efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan konsentrasi terbaik adalah 1000 µg/ml. Kata Kunci: Mirabilis jalapa. Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Antibakteri, ANOVA PENDAHULUAN sebagai obat dan telah digunakan untuk Indonesia merupakan negara tropis pengobatan tradisional (Karadi, et al., 2011). yang memiliki kekayaan alam yang sangat Akhir-akhir ini obat tradisional sudah menjadi melimpah. Luas daratan Indonesia mencapai obat alternatif untuk mengatasi berbagai macam 1,3% oleh penyakit. Hal ini dikarenakan obat tradisional beranekaragam organisme, antara lain: mamalia dinilai lebih aman dan diduga terdapat efek (12%), reptil dan amfibi (16%), jenis burung komplementer atau sinergisme dalam obat (17%), jenis ikan (25%) dan tumbuhan tingkat tradisional yang menguntungkan (Dalter, 2003). tinggi (lebih dari 10%). Diantara beragam jenis Sebagai negara tropis yang beriklim hangat, tumbuhan yang tumbuh di Indonesia tersebut, dimana bakteri akan mudah tumbuh dengan terdapat banyak tumbuhan yang berpotensi baik di Indonesia termasuk bakteri yang bersifat dari permukaan bumi di isi patogen. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri 312 P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015 ini menjadi masalah yang cukup serius karena terhadap semua sampel dilakukan dan setelah dapat menimbulkan gangguan, seperti infeksi bersamaan kulit, infeksi usus, infeksi saluran pencernaan, pengamatan dilakukan secara bersama-sama dan infeksi saluran pernafasan. Salah satu pula dengan menggunakan jenis Postes Only permasalahan global yang sedang dihadapi saat Kontrol Group Design (Notoatmojdo, 2002). lama secara perlakuan ini adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik baik dinegara berkembang maupun dinegara Tempat dan Waktu Penelitian maju. Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan adalah mengontrol mengembangkan penggunaan penelitian antibiotik, untuk lebih mengerti tentang mekanisme resistensi secara Penelitian Laboratorium Farmakologi ini telah Fitokimia Akademi dan dilakukan di Laboratorium Farmasi Al- Fatah Bengkulu. genetik dan penemuan obat baru baik sintetik maupun yang berasal dari alam (Dwijoseputro, Prosedur Penelitian 1998). Persiapan sampel Salah menghambat satu tanaman yang mampu pertumbuhan bakteri Sebayak 1 kg daun kembang pukul adalah empat (Mirabillis jalapa L.) diperoleh dari kembang pukul empat. Terutama bagian daun daerah Niur Kecamatan Sukaraja Provinsi dan akar secara empiris sering digunakan oleh Bengkulu. Daun dirajang 1-2 cm kemudian masyarakat untuk mengatasi beberapa penyakit dikeringkan. infeksi seperti infeksi saluran kemih dan bisul. Daun tanaman ini memiliki kandungan kimia Proses Ekstraksi saponin, flavonoid dan tanin sedangkan akar 150 gram daun kembang pukul empat memiliki kandungan kimia betaxanthin, dan (Mirabillis jalapa L.) yang telah dirajang dan trigonelin. dikeringkan dimaserasi dengan pelarut etanol Dimana keduanya memiliki kandungan kimia yang aktif sebagai antibakteri selama lima (Dalimartha, 2006). selanjutnya kali 24 jam pada suhu kamar, disaring. Ampas yang tersisa Berdasarkan permasalahan diatas maka dimaserasi kembali dengan pelarut yang sama peneliti merasa tertarik untuk melakukan sampai larutan filtrate berwarna bening. Filtrat penelitian antibakteri yang diperoleh dari beberapa kali proses ekstrak etanol daun dan akar kembang pukul ektraksi dicampur dan filtrat cair yang diperoleh empat sehingga dapat dijadikan acuan untuk pelarutnya diuapkan dengan rotari evaporator pengembangan obat antibakteri baru. sehingga diperoleh ekstrak kental metanol. tentang efektivitas Ekstrak etanol yang diperoleh dihitung METODE PENELITIAN rendemennya dan kemudian dilakukkan analisis Desain penelitian lanjutan. Penelitian experimental ini Design” merupakan yaitu “True penelitian Pembuatan Larutan Uji eksperimental murni dengan membandingkan Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak hasil yang didapatkan setelah perlakuan pada etanol daun kembang pukul empat (Mirabilis kontrol positif dan kontrol negatif. Perlakuan jalapa L) yang digunakan adalah 10 µg/mL, 50 313 P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015 µg/mL, 100 µg/mL, 500 µg/mL, dan 1000 homogenkan.Larutan µg/mL dalam pelarut DMSO. biakan aktif. ini berfungsi sebagai Pengujian Daya Hambat dengan Metode Pembuatan Media Difusi Cakram. Ambil suspensi bakteri Media pembenihan Nutrient Agar (NA) Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dibuat dengan cara dilarutkan dalam aquadest kemudian goreskan pada cawan petri yang dan berisi dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit pada tekanan 2 atm. NA steril.Lalu dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat.Letakkan Paper disc dengan menggunakan pinset. a. Kontrol positif:Kloramfenikol 0,3% Media cair dibuat dengan cara larutkan b. Kontrol negatif: DMSO 10% Nutrient Broth (NB) dalam aquadest steril dan c. Ekstrak etanol daun kembangpukul empat ditutup dengan kapas. Kemudian dipanaskan (Mirabilis jalapa L) 10 µg/mL, 50 µg/mL, hingga mendidih dan didinginkan pada suhu 100 µg/mL, 500 µg/mL, dan 1000 µg/mL. ruangan.Selanjutnya media tersebut disterilkan Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37ºC dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 selama 24 jam.Kemudian diamati dan diukur menit pada tekanan 2 atm. diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Peremajaan Bakteri Peremajaan bakteri dilakukan dengan menggunakan metodegores. Biakan Analisis Data murni Data hasil pengujian daya hambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia ekstrak etanol daun kembang pukul empat coli diambil satu ose kemudian di inokulasikan (Mirabilis jalapa L) terhadap diameter zona dengan cara digoreskan pada media NA secara hambat peertumbuhan bakteri Staphylococcus aseptik. Kemudian di inkubasi pada suhu 37ºC aureus selama 24 jam. statistik menggunakan metode One Way Anova dan Escherichia coli di analisasecara satu arah pada program SPSS 18 dengan Pembuatan Larutan Bakteri menggunakan tingkatkepercayaan 95%atau α = Pembuatan Larutan Standar Suspensi 0,05, kemudian di lanjutkan dengan uji Duncan. Bakteri dilakukan dengan cara ambil satu ose bakteri hasil peremajaan lalu disuspensikan HASIL DAN DISKUSI kedalam NB sampai tingkat kekeruhannya sama Proses Ekstraksi dengan standar. Kekeruhannya dilihat pada Proses ekstraksi daun kembang pukul latar belakang kertas putih yang digaris dengan empat dilakukan dengan menggunakan metode menggunakan keruh maserasi dengan pelarut etanol 70%. Proses ditambah koloni bakteri dan apabila terlalu maserasi diulang 5 kali 24 jam dengan keruh maka ditambahkan media NB. mengganti pelarut etanol tiap remaserasi. Hasil Satu ose hasil peremajaan biakan murni di maserasi diuapkan pelarutnya bertujuan agar biakan dalam 10 ml media cair NB dan di larutan penyari tidak mempengaruhi efektifitas spidol. Jika kurang antibakteri. Hasil ekstraksi berupa ekstrak 314 P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015 etanol 70% sebanyak 250 gram dengan nilai Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun susut pengeringan sebesar 14%. Hal ini sesuai Kembang Pukul Empat (Mirabillis jalapa L.) dengan literatur dimana kadar susut Hasil uji efektivitas antibakteri daun pengeringan ekstrak kental yang baik adalah kembang pukul empat (Mirabillis jalapa L.) kecil dari 30% (Voight, 1995). dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol daun kembang pukul empat (Mirabillis jalapa L.) Konsentrasi No Rata-rata zona hambat (mm) S. aureus E. coli 1 Kontrol Negatif 0 0 2 Kontrol Positif 7 10,56 3 10 µg/ml 3,33 2,35 4 50 µg/ml 5 3,51 5 100 µg/ml 5,8 4,46 6 500 µg/ml 6 6,33 7 1000 µg/ml 9,26 7,57 Keterangan: Perhitungan diameter daya hambat tidak termasuk diameter cakram kertas. Analisis Data antibakteri Konsentrasi uji efektivitas antibakteri terbaik terdapat pada dosis 1000µg/ml yang berada pada kekuatan sedang. yang digunakan pada penelian ini adalah 10 Ekstrak etanol daun kembang pukul empat µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml, 500 µg/ml, dan memberikan perbedaan aktivitas antibakteri 1000 µg/ml. hal ini dikarenakan menurut teori antara bakteri S.aureus sebagai bakteri gram ekstrak sebagai positif dengan bakteri E.coli sebagai bakteri antibakteri jika konsentrasi sudah > 1000 µg/ml gram negative. Dimana diameter hambatan (Mitscher, et al., 1972) pertumbuhan bakteri gram negatif lebih baik dikatakan tidak efektif Data uji anova satu arah menunjukkan dibandingkan dengan gram positif. Hal ini bahwa ekstrak etanol daun kembang pukul disebabkan karena ekstrak daun kembang pukul empat efektif sebagai antibakteri. Hal ini terlihat empat telah melarutkan asam-asam organik dari adanya pengaruh yang bermakna antara yang mampu menembus dinding sel bakteri. konsentrasi ekstrak daun kembang pukul empat Bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang dibandingkan dengan kontrol negative (p<0,05). lebih tipis yang terdiri dari peptidoglikan (11%) Berdasarkan hasil uji Duncan hasil efektivitas dan lipid yang tinggi (11-22%), sedangkan bakteri gram positif memiliki dinding sel yang 315 P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015 tebal yang terdiri dari peptidoglikan 60-100% permukaan sehingga mengakibatkan naiknya dan kandungan lipid rendah (1-4%). Sehingga permeabalitas atau bakteri gram negatif lebih mudah dirusak mengakibatkan senyawa dibandingkan bakteri gram positif. Selain itu keluar, sedangkan tanin bekerja dengan cara fungsi utama dinding sel adalah memberikan menghambat enzim reverse transkriptase dan struktural DNA toposmerase sehingga sel bakteri tidak yang mempertahankan kaku dan keutuhan kuat sel untuk sehingga dinding sel bakteri yang tebal sukar untuk dirusak (Volk & Wheeler, 1993; Radji, 2011). Menurut ajizah (2004) selain faktor konsentrasi, menentukan jenis bahan antibakteri kemampuan juga menghambat pertumbuhan bakteri. Dalam penelitian ini, aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kembang pukul empat diduga karena adanya mekanisme kerja flavonoid antibakteri adalah kerja saponin menurunkan sebgai tegangan akan ekstrak etanol daun kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L) terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan E.coli dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekstrak etanol daun kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L) mempunyai daya hambat antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli, secara statistik berbeda signifikan (P<0,05) dibandingkan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat Mekanisme intraseluler Dari hasil penelitian uji daya hambat dengan membentuk senyawa kompleks dengan dengan keluarnya senywa sel intra seluler. dan KESIMPULAN yaitu merusak membran sel bakteri dan di ikuti sel dapat terbentuk (Robinson, 1995). senyawa seperti flavonoid, tannin dan saponin. Dimana kebocoran dengan kontrol negatif. 2. Konsentrasi ekstrak etanol pukul empat (Mirabilis jalapaL) yang paling efektif yaitu berada pada 1000 µg/ml. DAFTAR PUSTAKA Ajizah, A. 2004.Sensitivitas Salmonella typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae. 1(1):31-38. Dalimartha, S., 2006, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4, 1rd Ed, 46-48, Puspa Swara, Jakarta. Dalter A.M.From medical herbalism to phytotherapy in dermatology: back to the future. Dermatologic Therapy Vol. 16. 106–113.2003 Dwijoseputro, 1998, Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta : Djembatan Karadi R. V, Arpan Shah, Pranav Parekh dan Parvez Azmi.Antimicrobial Activities of Musa paradisiaca and Cocos nucifera. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences.vol 2: 264-267.2011 Liana. I. 2010. Aktivitas antimikroba fraksi dari ekstrak metanol Daun senggani (melastoma candidum d. Don) terhadap Staphylococcus aureus dan salmonella typhimurium serta profil Kromatografi lapis tipis fraksi teraktif. [skripsi]. FMIPA. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Mitscher, L.A., R.P. Leu, M.S. Bathala,W. Wu, J.L. Beal, 1972. Lloydia 35: 157. Pelczar,J., M., dan Chan, S.,C.,E. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. ECG, Jakarta Robinson T, 1995, Kandungan organik tumbuhan tinggi diteremahkan oleh Kasasih P, Edisi ke VI, TB, Bandung Ratna Siri Hadioetomo, Teja, I., S., Sutarmi, T., dan Sri. L., A. Cetakan I. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Hal 117. Radji, M. 2011. Mikrobiologi. Buku Kedokteran, ECG, Jakarta Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi.Alih Bahasa Drs. Soendani Noerono Soewandhi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta ; 577-578. Volk, A., W, dan Margaret, F.,W. 1993. Mikrobiologi Dasar. Alih Bahasa Markham, Editor Soenartono, A. Edisi V. Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal 50. 316