peran perserikatan bangsa-bangsa dalam pembentukan hukum

advertisement
471
PERAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
DALAM PEMBENTUKAN HUKUM ANGKASA
•
Oleh: HikmahantoJuwana. SH
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mencegah agar ruang angkasa tidak akan digunakan
sebagai ajang peperangan atau konfrontasi oleh
negara-negara adidaya. Salah satu usaha terebut
adalah dengan membentuk suatu komite yang disebut dengan United Nations Committee on the
Peaceful Use of Outer Space (UNCOPUOS).
Karangan berikut ini menguraikan terbentuknya
UNCOPUOS dan peranan badan ini dalam pembentukan hukum angkasa. Namun demikian masih
terdapat berbagai permasalahan yang belum dapat
terselesaikan, antara lai'n menyangkut penentuan
batas ruang udara dan ruang angkasa.
PENGANTAR
,
Hukum Angka&i ~bagai &ilah &itucabang ilmuhukum yang relatifmasih muda,
oleh plra ahli hukum maupun masyarakatinternasionaldira&ikan perlu untuk lebih
dikembangkan. Pengembangan yang dilakukan bertujuan agar kekosongan atau
kekura ngan ya ng ada plda rejim Hukum Angkasa &iat ini daplt teratasi. Mereka
bem nggapl n bahWl Hukum Angka&i harusdaplt menjadicabang ilmuhukum yang
manta pdan rna pl n Ie rutama dalam ra ngka mengantisiplsi kemajua n teknologi ya ng
sa ngat pe&i t. Banya k U&i ha telah dila kukan dalam mencapli tuj ua n ter~but antara
lain dengan mengidentifikasi beroagai nB&ilah yang timbul dari ditemukannya
dimensi rua ng angka&i hingga menelaah berbagai damplk hukum atas dimanfaatkannya dimensi ter~but oleh rnanusia .
Hukum Angkasa yang timbul ~bagai akibat ditemukannya dimensi ruang angka&i ~ rta pema nfaata nnya oleh ma nusia menghendaki adanya sua tu keplstian dan
ke~bandiI¥an hukum.
Ke(llstian h ~ um bertuj LB n memberika n SLB tu ketertiban ~dangkan kesebandingan
LB n memberika n sua tu ketenteraman. Tanpl terpenuhinya kedua tug as .
huk um bertuj
•
kaedahhukum ter~butakan membawa kon~kwensi yangdaplt merugikan manusia. Sehingga a pl yang disinya!ir oleh Thomas Hobbes dalam merekonstruksi a wa1
pembentukan negara, yang menganggap rnanusia ~bagai "Homo Homini LUpus" 2
daJllt terjadi plda abad mooem ini .
•
I P lUll ;H.l.j P l" hiea fa ka Ja n So: rjo lll) So: ka nlo. St.·nd i-Sl'ndi lkll U Huk UI11 dan Tala Huk f\
2 M:lnlls~1 ;IJalah Srig:l.la h;lgi ma nusia Y;lll:! Jainnya
qJa 1l..itUlg:
Alumni. 19~Q)
•
Ok/aber 1988
•
4 72
•
da 11 I'('mba I1g 1111([ 1/
Menyadari akan kemwlgkinan yang terjadi, para ahli hukum dan rm sya rakat
internasional telah melakukan berbagai upaya dalam menciptakan konsep-ko nsep
hukum, lembaga-Iembaga hukum danaturan-aturan hukum yang berlaku di ruang
ang ka sa. U pt ya te rgo: b ut d ila k uka n dala m forum-forum resmi oleh pt ra ahli h uk um ,
OlganiSl si-organiSl si interna sional yang berkecimpung dalam rnasalah keruangangkasaan rm up un oleh negara baik yang mempunyai kepentingan secara langsung
maupun tidaklangswlg ptda ruangangkasa . Dengandemikian diharapkan sumbangan pemikira n mereka daptt menjadi kaedah-kaedah Hukum dalam Hukum Internasiona 1baik berupa pe rja nj ia n i nte rnasiona I, kebiasa a n interna siona I ma upun pri nsi pprinsip hukum umum. 3
Forum re smi yang secara efektif daplt mengakomodasi berbagai pihak dalam
upaya pembentukan h.uk"um angkasa adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (selanjutnya disingkat PBB). Perserikatan Bangsa-Bangsa telah cukup lama berkecimpung
dalam masa lah rua ng angkasa serta pema nfaata nnya oleh manusia baik ya ng bersifat
teknis rmupun yuridis. Peran PBB dalam menciptakan dan memantapkan Hukum
Angkasa dalam dua dekade erakhir telah dirasa~n oleh ma s;ra rakat interna sional,
khu~ usnya dalam menjaoob nntangan teknologi canggih ruang angkasa.
PBB dan RUANG ANGKASA
•
/III k lim
,
Beberapa tahun sebelum diluncurkannya Sputnik I oleh Uni Soviet pada tahun
1957, PBB telah mulai memikirkan berbagai aspek ya ng berkaitan dengan ruang
angkasa. Adapun yang menjadi perhatian utama PBB pada Slat itu adalah mencari
usa ha ~encegah rua ng a ngkasa diguna kan sebagaiajang pepera ngandan konfrontasi
dikem ud ian hari oleh d ua negara "s uper powers" yang sedang melancarkan perang
4
dingin. . Hal ter~but merupakan sebab mengaJll pembahasan rmsalah ruang
angkSl dalam forum PBB perta rna kali dilakukan pada "Disarmement Commission"
dan "The Ten Nations Committee on Disarmement". Namun rnda ta hap selanjutnya
PBB tidak Slja memfokuskan ~mata-mata Jllda masalah rua ng angkasa yang dikaitkan dengan perhcutan senjata (disarmement) melainkan melangkah lebih rnaju
dengan me nc ura hka n pe rhatiannya rnda pembentukan sebuah badan dilingkungan
PBB ya ng bertugas kh usus menangani aspek-aspek teknis ma upun h uk urn dari rua ng
angkasa serta pemanfaatannya.
Keterlibatan PBB dalam masalah-masalah ruang angkasa mempunyai dasar yang
k ua t. Dasa r kete r1ibata n ini tidak Slja bersifat yuridis serna ta melainkanjuga bersifat
sosiologis. Adapun yang dimaksud dengan dasar yang bersifat yuridis adalah keterlibatan PBB dalam rnasalah·masalah ruang angkasa yang didasarkan rnda Piagam
PBB (U nited Nations Charter),sedangkan secara sosiologis keterlibatan PBB didasarkan rnda ken)ataan yang ada.
Secara sosiologisdasa r keterlibatan PBB adalah dengan melihat kenya taan bahwa
3 Perlu disimak aJll yall! dikalakan o le h Slai1<e dalam hukun ya Inlroduclion 10 Inlemalional Law ha l. 57 dan 59
bahwa p.;ndapit plra ahli huk um mtupun kt:putusa n/ kctcta lItn a~it-aJat pcrlcngkaptn organisasi intcrnasional atau
kunfcrc nsi. intcma sional dtflll lll,,;J1uju rada pcmhclltukan ka edah Hukum Intc rna sional (dalam bcrbagiJi cam).
4 Nandasiri .Iascnluli yant and Roy S.K . Lee (hi s.). Manual on Space Law. Vol. II (New York : Oceana Publicalio ns.
1979 )
1'<'llIllillll'lJ/J
473
ma~ la h
rm ng a ngka~ merupa ka n kepentingan bagi seluruh umat ma nusia (the
concernsof a II ma nkinel). Masalah rm ng angkasa dewa~ ini telah menjadi perhatian
bagi hampir seluruh negara di dunia. Setiap negara bagaimanapun kecilnya merasa
bahwa mere ka mempun ya i andil di bidang rm ng angkasa. Hal ini daru t dilihat dari
jumlah negarayang menghadiri sidang tahunan pembahasan rmng angka~ bagi
tujmn-tujmn darnai di PBB.
BerJa~rkan kenyataan tersebut, PBBsebagai smtuorgani~si internasional yang
dia ngga p mewa kili sua ra masya rakat internasional merasa berkewajiban untuk ikut
te rlibat secara a ktif dalam masalah rm ng a ngkasa beserta segala aspekny.:l. Keterlibatan PBB diwuj ud ka n dalam mela kuka n pera nnya yang tidak ffija sebagai pu~ t (focal
point) bagi kerjasama internasional dalam penggunaan rmng angkasa secara damai
melainkal\j~a sebagai forum bagi pengembangan hukum angkasa.;_ Mekanisme
dalam PBB memungkinkan PBB untuk melihat suatu masalah sebagai kepentingan
dari semm negara.
Sedangka n secara yuridis te rdarut bebera ru dasar h ukum ya ng merupa kan landasan keterlibata n PBB dalam masala h rm ng angkasa. Landa~ n pertama adalah Pasall
ayat (I) Piagam yang mengatur tentang ~Iah ~tu tujuan didirikannya PBB, antara
lain yaitu:
"To rmintaininternational peace and security, and to that end: to take effective
collecti-.e measures for the p!l"evention and remO\al of threats to the peace ... ".
Penafsiran terhadap pasal inia ru bila dikaitkan dengan masalah rua ng angkasa adalah
PBB mempunyai kewajiban untuk beruruya mencegah agar ruang angkasa tidak
digunakan bagi tujuan-tujuan yang darut mengancam perdamaian dunia.
Selanjutnya da~r hukum kedua adalah sebagaimana termaktub dalam pasa (1)
ayat (4) yang beIbunyi :
"To b e a cente r for harmonizi ng the actions of nations, in the attainment of these
common e nels".
Pemfsimn terhadap ketentuan pa~1 ini adalah PBB harus merupakan pu~t dalam
menselaraskan segala tindakan negara yang ada kaitannya dengan ruang angkasa.
Da~r hukum berikutnya adalah Pasal 13 ayat (1) Piagam. Pasal 13 ayat (1)
merupakan ketentuan yang mengatur sebagian tugas dari Majelis Umum (General
Assembly). Adapun tugas tersebut antara lain adalah melakukan studi-studi dan
membmt rekomenelasi untuk keperluan:
"a. promoting inte rna tiona I co-ope ra tion in the political field a nd encouraging the
progressi-.e de-.elopment of international law and its codification" .
•
•
Tugas yang diembanoleh Majelis Umum inidalam kaitannya dengan masalah ruang
angkasa adalah memberi kewenangan keruda Majelis Umum untuk mengeluarkan .
beibagai proi:iuk. hukum dibidang ruang angkasa dengan segala aspeknya dalam
rangka perkembangan dan pengkodifikasian hukum angkasa . .
Pemikiran ke arab Pembentukan UNCOPUOS
Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagaimana telah disinggung<iiata's, seteJ1th mem.
5 United Natinns. The United Nalions and Ouler Space (New York: Office of Public Infurmation. 19~7) InI.2
Oktaber 1988
474
Hukum dan Pembangunan
fokuskan perhatia nnya pada masalah ruang angkasa yang dikaitkan dengan masalah
perJucuta n senjata m ulai memikirkan pembentukan stn tu badan( organ) di lingkungannya yang secara khusus menangani masalah-masalah rtnngangkasa, baikaspek
teknisnya maupun aspek hukumnya. Badan tersebut seperti yang kita kenai sa at ini
adalah sebuah subsidary organ yang dinamakan "United Nations Committee On
the Peaceful Uses of Outer Space" (selanjutnya disingkat UNCOPUOS).
Sejarah berdirinya UNCOPOUS diawalidengandibentuknya "Ad Hoc Committee On the Peaceful Uses of Outer Space" (selanjutnya disebut Ad Hoc Committee)
pacta tanggal13 Desember 1958. Ad Hoc Committee tersebut dibentuk berdasarkan
resolusi Majelis Umurn No. 1348 / XIII yang diberi tugas 6 :
a. melaporkan kegiatan-kegiatan dan surilber-sumber dari PBB, badan khususnya
(specialized agencies) dan badan-badan internasional rtn ng angkasa bagi tujuantuj tn n darnai;
b. melaporkan berbagai keIjasama dan program internasional dalam rangka penggunaan rua ng angkasa bagi tujua n-tujtnn damai yang dapat dilakukan oleh PBB;
c. melaporkan persiapan-persiapan bagi pembentukan suatu organisasi dalam
lingkungan PBB untuk kerjasama
,ini (huruf tebal dari penulis) ; dan
d. melaporkan rmsalah-masalah hukum yang mungkin timbul berkenaan dengan
program eksploIasi rtnng angkasa.
Ad Hoc ColJlmittee yang beranggotakan 18 negara dalam melaksanakan tugasnya, khususnya point (c) diatas, telah berhasil membuat lapomn dan, rancangan
resol usi sebagai dasar pembentukan sebuah organisasi di lingkungan PBB ya ng secara
khusus menangani rnasalah ruang angkasa. Pad a tanggal12 Desember 1959, rancangan resolusi ya ng diajukan oleh Ad Hoc Committee tersebut diteta pkan oleh Majelis
Umurn dengan No.1 472 I XI V, sebagai dasar hukum pembentukan UNCOPUOS.
Sestni dengan salah satu ketentuan yang diatur dalam Resolusi No.1 472 / XlV,
dengan terbentuknya UNCOPUOS maka kedudukan Ad Hoc Committee dihapuskan.
Pembentukan UNCOPUOS, sebagai salah satu badan di lingkungan PBB, oleh
Majelis Umurn didasarkan pada Pasal22 Piagam yang menyatakan bahwa :
•
"The General Assembly may establish such subsidary organs as it deems necessary for the
performance of its functions."
.
Oleh karenanya stasus UNCOPUOS dalam lingkungan PBB adalah sebagai suatu
badan tambahan (subsidary organ) yang harus dibedakan dengan baditn khusus
PBB (specialized agency).
Peran PBB melalui UNCOPUOS dalam Pembentukan Hukum Angkasa
Salah sa tu tugas UNCOPUOS sebagaimana tercantum dalam resolusi I 472 / XIV
(1959) ·adalah mempelajari rnasalah-masalah hukum yang timbul dalam rangka
•
6
Uni ted Nations General Assembly (UNGA) Res. No. 1348/ XIII
•
I'e/U mil I'BB
475
.
eksplOiasi rua ng angka~. Tugas tersebut selanjutn)"l dengan Resolusi MajeJis Umum
No. 2260/ XXII diperluas dengan menugaskan agar UNCOPUOS tidak ~ja mempelajari beIbagp.i ma~lah )"lng mungkin timbul sebagp.i akibat dari eksplomsi ruang
angka~ .tetapi j.uga berpernn secarn aktif dalam menangani lnaslah 'penggunaan
(uses) ruang angka~ dan wilayah lainnya (celestial bodies) termasuk beIbagp.i
dampik dari sistem komunikasi ruang angk~.
Sumbangan UNCOPUOS pida awal pertumbuhan hukum angkasa antarn lain
adalah membuat sebuah rnncangan resolusi Majelis Umum yang ditetapkan pida
tanggal 20 Desember 1961, yaitu Resolusi Majelis Umum No.I721 /XVI. Adapun
yang diatur dalam resolusi tersebut adalah ketentuan yang berlaku sebagp.i akibat
adan)"l kekosongan ,hukum pada wilayah ruang angkasa, yang pida ~at itu telah
mulai dimanfaatkan. Bunyi resolusitersebut yang perlu untuk diperhatikan adalah
sebagp.i berikut :
"1.Commands to States for their guidance in the explomtion and use of outer space
the f ollowi ng pri nci pies :
(a) lnterna tionalla w, including the Charter of the United Nations, applies to outer
spice and celestial booies;
(b) Outerspace a nd celestial bodies are free for explom tion and use by all sta tes in
confillnity with intemationalla wand are not subject to national appropriation;
•
2.
•••
"
Sumbangan yang diberikan UNCOPUOS pada ~at itu merupakan suatu sumbangan yang ~ngat diperlukan dan penting agar tercegah terjadin)"l kekacauan
karena tidak adan)"l hukum yang berlaku bagi kegiatan negarn di ruang angkasa.
Dengandiberlakukann)"l Hukum Intemasional dan Piagam PBB rnaka suatu negarn
ya ng pada ~at itu telah dapit mengeksplomsi ruang angkasa tidak dapit bertindak
semena-mena. Hal lain pelarnngan klaim pemilikan dari ruang angkasa sebagai
wilayah negam. Ketentuan tersebut merupakan konsep hukum dalam hukum angka~ bahwa ruang angka~ mempun)"li status sebagai "the province of all mankind".
Resolusi MajeJis Umurn diatas kemudian diikuti dengan bebernpa resolusi lainn)"l
yang lebih mempeIjelas sta tus hukum dari rua ng angkasa. Resolusi-resolusi Majelis
Umurn yang mengatur bertJagai hal tentang ruang angka~ dan pernanfaatann)"l
tersebut mencapii puncakn)"l pida tahun 1967 dengan ditandatangani dan mulai
berlakun)"l Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Explo. rations am Uses for Ou.er Spice, including the Moon and Other Celestial
Bodies,. lebih dikenal dengan nama "Splce Treaty 1967" yang juga merupakan
. hasil keIja kems dari UNCOPUOS. Dengan mulai berlakuo)"l Spice Treaty 1967
memba'>'.a konsekwensi bahwa resolusi-resolusi majelis umum yang sebelumn)"l
tidak mempuoyai kedudukan )"lng kuat sebagai kaedahdalam Hukum Internasional
menjadi lebih kuat.
Prinsip-prinsip h uk urn penting )"lng terkandung dalam Spice Treaty 1967 antarn
lain adalah 7 :
I. eksplomsi dan pernanfataan ruang angka~, termasuk bulan dan benda-benda
,
. .
•
----~
•
7
Prinsip-prinsip hukum ini merupakanketentuan yang diatur dalam Pasal 1,2 dan 4 Space Treaty 1967
OklOber 1988
476
/1/1 k /1111
d(/ II / '('II/ /w
II,!; /11/(/ 1/
la ngit lainnya oleh negara harus d ituj uka n un tuk keuntunga n (benefit) da n kepenllngan semua negara .
2. rua ng a ng kasa da n benda-benda la ngit la innya (other celestia I bodies) dinya ta ka n
sebagai 'the province of all mankind' (wilayah bagi se luruh umat manusia)
3. ruang angkasa dan benda-benda langit lainnya dinyatakan 'bebas' (free) untuk
dieksplorasi dan dimanfaatkan oleh semua negara tanpl diskrimina si
4. adanya kebebasan penyelidikan ilmiah (freedom of !'£ientific investigation) di
ruang angkasa dan benda-benda langit lainnya.
S. ruang angkasa, bulan dan benda-benda langit lainnya dinydtakan sebaga i tidak
daplt dimiliki oleh negara (not subject to national appropriation) dengan cara
aplpun
6. penggunaan rua ng angkasa, bula n dan benda-benda la ngit lainnya harus ditujukan untuk tujuan-tujuan darnai saja (exclusively for peaceful purposes)
Prinsip-prinsip hukum tersebut tidak sepe rti halnya sebuah resolusi M<!jelis Umum .
PBB yang hanya merupa ka n rekomendasi ya ng bersifat fakulta tif untuk diikuti oleh
masyarakat internasional, tetapi telah menjadi kaedah.hukum dalam Hukum lnte rnasiona I mela Iui pe rja njia ninternasiona I, se tida knyd sebagai kebiasaan internasiona I.
Dalam Hukum International UNCOPUOS mempunyai kedudukan ya ng istimeW<! ya itu sebaga i bada n Quasi Legisla tif Inte rnasiona I. Sebaga ima na d iketa h ui ,
berbeda dengan Hukum Nasional, Hukum Interna sional tidak mempunyai badan
khusus yang berfungsi sebagai badan legislatif. Dalam kedudukannya sebaga i badan
quasi legisla tif, UNCOPUOS telah berhasil mengajukan berbagai ra ncangan prod uk
hukum yang berkaitan dengan ruang angkasa. Ranca ngan te~but sebagian telah
ditetapkan menjadi prod uk-prod uk hukum seperti Resolusi MajeJis Umum, Treaty,
Agreement, Convention dan lain-lain.
Tata cara yang harus dilalui agar suatu rancangan prod uk Hukum untuk me ~adi
prod uk huk urn dalam mekanisme UNCOPUOS, secara garisbesar, dapltdikem, aka n sebagai berikut 8 :
.
a. Salah satu sub komite dari UNCOPUOS yaitu Legal Sub Committee (selanjutnya disebut Sub-Komite Hukum) membuat rancaitgan suatu prdduk
hukum yang daplt berasal dari inisiatif sub-komite maupun negara anggotanya atau pihak ketiga di luar UNCOPUOS;
b. Setelah mendaplt pembahasan dalam sub-komite hukum rancangan produk
tersebut kemudiandiajukan ke UNCOPUOS yang kemudian, mendaplt pembahasan kembali, terutarna sekali pembahasa,n terhadap aspek-aspek politis
rancangan;
c. Selanjutnya rancangan tersebut disamplikan kepada MajelisUmum dengan
disertai betba~i rekomendasi dari UNCOPUOS;
d. Oleh Majelis Umwll rancangan yang diajukan oleh UNCOPUOS tidak Iangsung di1eta pka n (adopted), melainka n diteliti te rlebih dahulu oleh salah satu
komite dari Majelis U mum yaitu . Special Political Committee;
e. Apabila 1elah mendaplt persetujuan dari Political Committee, barulah mn•
•
•
•
,
R
Marietta BenKo et aI., Speace Law in The United Nations (D:lordrecht : Martinus Nijhoff. 19~5)
1'(, /llllllll 1'/3 /3
-/77
cangal\ tersebut ditetapkan menjadi produk hukurn (dalam bentuk resolusi
Majelis Umurn atau Perjanjian Internasional yang terbuka untuk ditandatangani dan diratifikasi oleh nosyarakat internasional).
•
HasH Yang Telah Dica(Di
Selain Smce Treaty 1967, hingga ~at ini telah banyak hasil yang telah dicami
oleh UNCOPUOS dalam rangka ikut menyumbangkan mda perkembangan
Hukum Angkasa yang berupa Resolusi Majelis Umum, Treaty, Agreement dan
lain-lain.
Hasil-hasil tersebut adalah 9 :
a. 'The United Nations Agreement on the Rescue of Astronauts, the RetUl'n of
Astronauts am the,Returnof Objects Launched into Outer Space' perja njian
ini dita ndata ngani pada ta nggal 3 Desember 1968 dan hingga ta hun 1976, 64
negara telah meratifikasi. Adapun hal-hal yang penting dalam perjanjian ini
adalah :
.
1. kewajiban untuk memberi bantuan kemda para astronot yang mengalami
bencam
atau
pendaratan
darurat
kecelakaan,
.'
2. kewajiban untuk mengembalikan mra astronot dengan segera dan dalam
keaciaan selamat (prompt and safe)
3. kewajiban untuk memberitahukan penemuan dan kembalinya benda-benda
yang diluncurkan keruang angkasa
4. kewajiban untuk memberika n kembali benda-benda tersebut
5. kewajiban untuk memindahkan benda-benda tersebut dari keadaan yang
membahayakan dan merugikan;
b. 'Convention on International Liability for Damage Caused by Space Objects'
Kon-.ensi ini mulai berlaku pada tanggal29 Maret 1972 setelah lebih dari 5 negara
(yang merupakan syarat damt berlakunya konvensi ini) meratifikasinya dan
hingga tahun 1976 jumlah negara yang telah meratifikasi berjumlah 40 ·negara.
Adapun dibentuknya konvensiini didasarkan pada msal VI, VII dan VIII Smce
Treaty 1967 10 dan mempunyai tujuan sebagai berikut:
I. un tuk membentuk kaedah h uk urn tenta ng ta nggung ja wa b internasiona I terhadap keru~ kan yang diakibatkan oleh benda-bend a angkasa.
2. memberikan tata cara penggantian kerugian secara seketika (prompt) dan
setimml (equitable)
kemda
korban
keru~kan' (damage);
•
c. 'Con\entionon Registration of Objects Launched into Outer Space' Konvensi
9 Gijsbertha
e M. Reijncn, Legal Aspectsof Outer Space (U trecht: Druk kerij Eli 11 k wijk h w, ta npa ill h W1 )
to rasa I VI mengatur tentang tanggtmg jawab intema sional yang dibchankan kCi=Uda Negam pe scrta
perjanjian dalam kegiatandi ruang angkasa dan Organisasi Internasional be~rill Ncgam anggotanya
ai=Ubila kegiatan ruang angkasa tersebut dilakukan oleh Organisasi InternasionaL
rasal VII mengatur tentang tanggtmgjawab intema sional yang dibebankan kei=Uda Negam yang melun·
curkan bcnda-benda angkasa dan Negam di mana benda-benda tersebut diluncurkan tcrhadap Negam ,
yang menderita kerusakan (damage).
.
rasal VIII mengalur lentarg hak negam peluncur benda-benda angkasa yailu lTJemiliki yurisdiksi dan
peng ua;aan Ie rhada pobyc k yang dilLll1curka n tenna suk a wa knya serta menda i=U t ha k tmluk mcnda IE lka n
kembali benda-benda angkasa yang telah diluncurkan ai=Ubila bemda di luar wilayah negamnya.
Oktober 1988
47X
,
1/11 k 11111
do 1/ I '(,lIIha I/g III/a 1/
•
ini mulai berbku (entered 'in to force) pada tanggal 15 September 1976. Adapun
yang diatur dalam konvensi ini secara garis be~r adalah :
I. ketentuan tenlang pendaftaran nasional (national registmtion) oleh negara
pelwlCur obyek angkasa
2. ketentuan yang mengatur pendaftar scntml (centml registry) yang dilakukan
oleh Sekretaris Jendeml PBB
3. ketentuan yang mengatur tambahan tata cara bagi negara pescrta konvensi
un t uk me ng id e nti I'i ka si ob ye k a ng ksa
d. 'Agreement Governing the Activities of States on the Moon and Other
Celestial Bodies' Agreement (Per~tujual1)ini sccara khusus mengatur tentang
kegiatan negam dibulandanbenda-henda langitlainnya. Adapun prinsip-prinsip
hukum yang penting adalah sehagai berikut :
I. kegiatan di hulan harus dilakukan sesuai dengan Hukum Internasional khususnya Piagpm PBB
2. bulan harus digunakan untuk tujuan-tujwn damai semata
'
3. eksplomsi dan penggunaan hulan dilakukan dengan mengingat konsep "the
province of all rna nkind" dan "henefit of all mankind"
4. adanYJ kehehasan penyelidikan ilmiah di hulan.
Demikian sekilas tentang hasil-hasil yang telah dicapai oleh PBB melalui salah satu
ala t perlengka pa n ta mhaha nnyJ, UNCOPUOS. Hasil-hasil terse but herla ku sebagai
konsep-kon~pdan prinsip-prinsip hukulll yang meletakan dasar bagi pelllbentukan
dan perkemhangan hukum angkasa di kelll 00 ian hari.
Penutup
Perserikatan Bangsa-Bangsa sejakawaldikctelllukannja ruangangksa telah ikut
herpem n secara a ktif dala Ill,mengisi kekosonga n h uk um pada dimensi tersebuLTcia h
hanyak hasil ya ng dicapai oleh PBB melalui UNCOPUOS terutama sehagai upaya
memberikan landa~n bagi pemhentukan hukum angka,sa. Namun demikian masih
banyak perma~lahan mendasar yang harus diselesaikan oleh PBB dalam mngka
mengantisipasi pe~tnya kelllajuan teknologi ruang angkasa,
Beberapa ma~lah yang hingga ~al ini belum mendapat penyelesaianantara lain
adala h ma~ la h penentua n blltas rua ng udara dan rua ng a ngkasa (delimita lion of air
and outer space) yang merupakan suatu masalah klasik, penggunaan tenaga nukljr
(nu::lear asa power source) di rua ng angkasa, kaedah huk urn ya ng Illengatur remote
sensing, kaedah hukum yang mengalur direct broadcasting system, kaedah hukum
yang mengatur sumber daya alam di ruang angka~, bulan dan benda-benda langit
lainnya dan banyak lagi.
Perma~lahan yang dihadapi diatas menghendaki adanya sualu penyelesaian yang
segera, karena apabila dibiarkan berlarut-larut akan terjadi suatu keadaan dimana
huk urn tertinggal ja uh dengan perkembangan teknologi. Suatu hal ya ng lidak dapat
ditolerir bagi masya ra kat yang mendambakan kelertiban dan kedamaian.
Pada ~at ini PBB melalui UNCOPUOS telah memu~tkan perhatiannya pada
masalah-rna~lah aktual tersebut untuk segera mendapat penyelesaian. Sedangkan
/'CIl/IUIIi
/'B/J
bagi Hukum Angkasa sendiri, permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
masYdmkat interna sional dewasa ini merupakan tantangan bagi pembcntukan
Hukum Angkasa yang lebih mantapdan ma~n. Permasala han-permasala han tersebut a~bi\a me nda~t penyelesaian oleh PBB, ma sYdmkat interna sional ITIl upun
o rga nisasi interna sional ya ng berkecim pung dibidang kerw nga ngkasaan a kan mcnjadika n Hu k um Angkasa sebaga i sa la h sa tu cabang ilm u h uk um ya ng tidak terti nggal
jauh de~an cabang-cabang ilmu hukum lainnYd walaupun masih relatif mwa
uSlanya.
•
•
DAFTAR PUSTAKA
•
Benko, Marietta, et al.. Space Law 'i n the United Nations
(Doordrecnt: Martinus Nijh off, 1985)
•
JasetuliYdna , N a ~da siri:and Roy S.K. Lee (Eds.), Manual on Space Law, Vol. III
(New York: Oceana Publications, 1979)
PUlbacamka , Purnadi dan Soerjono Soekanto, Sendi-sendi IImu Hukum dan Tata
Hukum (Bandung: Alumni 1982)
Reijnen, Gij~ertha C M., Legal Aspect of Outer Space
(Utrecht: Drukerij Elinkwijk bY, 1977)
Sta rke, J .G. Introduction to International Law (London: Butterworths, 1984)
The United Nation s and Outer Spice (New York: UN Publications, 1977)
United Nation s Charter
United Nation s Gene ml Assembly Resolution No.1 348 / XIII
Pure and complete so"ow is as impossible as pure and complete joy.
(Leo Tolstdy)
OklOber 1988
Download